Tugas sejarah membahas perkembangan kesultanan Islam di Indonesia mulai dari Samudera Pasai pada abad ke-13 hingga Aceh pada abad ke-16. Dokumen ini menjelaskan sejarah berdirinya dan perkembangan kesultanan-kesultanan tersebut serta tokoh-tokoh pentingnya.
4. 1. KESULTANAN SAMUDERA PASAI (1285 M)
Agama Islam merupakan Agama yang diturunkan dari langit kepada utusan yang terakhir
diutus kepada umat manusia secara keseluruhan yaitu Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa
sallam.
Dengan cepat Agama Islam yang awalnya berkembang di kota Mekah dan Madinah
menyebar ke seluruh dunia, pada masa khalifah Umar (pemimpin besar / pusat seluruh
daerah Islam) berhasil meruntuhkan kerajaan yang menguasai separuh bumi yaitu kerajaan
Romawi dan Persia.
Setelah seluruh kerajaan Persia runtuh dan setengah dari kerajaan Romawi runtuh, maka
dengan cepat Agama Islam menyebar ke seluruh dunia, hingga akhirnya di Indonesia,
tepatnya di daerah Aceh utara berdiri kerajaan Islam Samudra Pasai. Kerajaan / kesultanan
ini dipimpin pertama kali oleh sutan Malik as-Saleh. Tahun berdirinya kerajaan ini
diperkirakan oleh para ahli sejarah sekitar tahun 1267.
Kesultanan Samudra pasai ini juga dikenal pada masa itu dengan nama Samudera
Darussalam. Kemudian Sultan Malik as-Saleh akhirnya wafat pada tahun 696 Hijriah
(kalender Arab) atau 1297 Masehi. Setelah wafatnya Sultan Malik as-Saleh kemudian posisi
sultan dilanjutkan oleh putranya Sultan Muhammad Malik az-Zahir.
Sultan Muhammad Malik az-Zahir kemudian memerintah kerajaan / kesultanan Samudra
pasai, pada pemerintahan-nya di sektor ekonomi / perdagangan penggunaan koin emas
sebagai mata uang semakin dikampanyekan untuk digunakan oleh masyarakat.
5. Dan pada pemerintahan-nya kesultanan samudra Pasai semakin berkembang dan
menjadi salah satu kawasan perdagangan pasa masa itu dan sekaligus menjadi tempat
untuk pengembangan dakwah agama Islam ke seluruh tanah Sumatra dan kemudian
seluruh nusantara. Sehingga dengan perkembangan dakwah yang cukup pesat pada
pemerintahan sultan Muhammad Malik az-Zahir, sehingga di masa mendatang
bermunculan kerajaan yang menganut agama Islam. Sekitar tahun 1326 sultan
Muhammad Malik az-Zahir wafat dan digantikan oleh putranya yang bernama Sultan
Ahmad Malik az-Zahir. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malik az-Zahir,
kesultanan / kerajaan Samudra Pasai diserang oleh kerajaan Majapahit sekitar antara
tahun 1345 dan 1350, sehingga terpaksa sultan harus menyelamatkan diri keluar dari
Ibu kota kerajaan. Dan setelah beberapa lama dari kejadian tersebut, Sultan Ahmad
Malik az-Zahir sudah tidak memerintah kerajaan samudra pasai, akibat dari serangan
kerajaan majapahit tersebut.
6. Beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Samudra
Pasai, yaitu pemberontakan yang dilakukan sekelompok orang yang
ingin memberontak kepada pemerintahan kerajaan Samudra Pasai.
Sehingga karena pemberontakan ini, menyebabkan beberapa
pertikaian di Kerajaan Samudra Pasai,
Sehingga terjadilah perang saudara yang membuat pertumpahan
darah yang sia-sia. Untuk mengatasi hal ini, Sultan Kerajaan
Samudra Pasai waktu itu melakukan sesuatu hal yang bijak, yaitu
meminta bantuan kepada Sultan Melaka untuk segera menengahi
dan meredam pemberontakan yang menumpahkan darah dengan
sia-sia tersebut.
Penyebab besar dari runtuhnya kerajaan Samudra Pasai adalah
setelah diserang oleh pasukan portugis, dan pada tahun 1521
Kerajaan Samudra Pasai runtuh setelah ditaklukkan oleh Portugal.
Pasukan Portugal ini juga sebelumnya telah menaklukan Melaka
tahun 1511.
7.
8. 2. KESULTANAN MALAKA (1296 M)
Kesultanan Malaka adalah sebuah Kerajaan Melayu yang
pernah berdiri di Malaka, Malaysia. Kerajaan ini didirikan oleh
Parameswara, kemudian mencapai puncak kejayaan di abad
ke 15 dengan menguasai jalur pelayaran Selat Malaka,
sebelum ditaklukan oleh Portugal tahun 1511.
Kejatuhan Malaka ini menjadi pintu masuknya
kolonialisasi Eropa di kawasan Nusantara.
Pembentukan negara Malaka disinyalir ada kaitannya
dengan perang saudara di Majapahit setelah Hayam Wuruk
(1360-89 M) meninggal dunia. Sewaktu perang saudara
tersebut, Parameswara,
Putra raja Sriwijaya – Palembang turut terlibat karena
ia menikah dengan salah seorang putri Majapahit. Parameswara kalah
dalam perang tersebut dan melarikan diri ke Tumasik (sekarang Singapura) yang berada di
bawah pemerintahan Siam saat itu. Beliau membunuh penguasa Tumasik, yang bernama
Temagi dan kemudian menobatkan dirinya sebagai penguasa baru. Persoalan ini diketahui
oleh Kerajaan Siam dan memutuskan untuk menuntut balas atas kematian Temagi.
9.
10. Raja/Sultan yang memerintah di Malaka adalah sebagai berikut:
1. Parameswara yang bergelar Muhammad Iskandar Syah (1402—1414)
2. Megat Iskandar Syah (1414—1424)
3. Sultan Muhammad Syah (1424-1444)
4. Sri Parameswara Dewa Syah (1444—1445)
5. Sultan Mudzaffar Syah (1445—1459)
6. Sultan Mansur Syah (1459—1477)
7. Sultan Alauddin Riayat Syah (1477—1488)
8. Sultan Mahmud Syah (1488—1551)
Setelah Parameswara masuk Islam, ia mengubah namanya menjadi Muhammad Iskandar Syah
pada tahun 1406, dan menjadi Sultan Malaka I. Kemudian, ia kawin dengan putri Sultan
Zainal Abidin dari Pasai. Pada tahun 1414 Parameswara wafat dan digantikan putranya,
Megat Iskandar Syah. Ia memerintah selama 10 tahun, dan kemudian digantikan oleh
Muhammad Syah. Putra Muhammad Syah yang kemudian menggantikannya adalah Raja
Ibrahim (Sri Parameswara Dewa Syah) yang tidak menganut Islam. Namun masa
pemerintahannya hanya 17 bulan, dan dia mangkat karena terbunuh pada 1445. Saudara
seayahnya, Raja Kasim, kemudian menggantikannya dengan gelar Sultan Mudzaffar Syah
atau Sultan Malaka V.
Di bawah pemerintahan Sultan Mudzaffar Syah, Malaka melakukan ekspansi di
Semenanjung Malaya dan pantai timur Sumatera (Kampar dan Indragiri). Di kemudian hari
secara politik, Kesultanan Malaka membangun hubungan yang baik namun hati-hati
dengan Jawa (Majapahit) maupun Siam.
11. Pada masa pemerintahan raja berikutnya yang naik tahta
pada tahun 1459, Sultan Mansur Syah (Sultan Malaka VI),
Malaka menyerbu Kedah dan Pahang, dan menjadikannya
negara vassal. Di bawah sultan yang sama Johor, Jambi, Siak
dan kepulauan Riau-Lingga juga takluk.
Dengan demikian Malaka mengendalikan sepenuhnya kedua
pesisir yang mengapit Selat Malaka. Jatuhnya Siak dibawah
pengaruh Malaka mengakibatkan Malaka dapat
mempengaruhi perdagangan emas di hampir seluruh
semenanjung Melayu.
Mansur Syah berkuasa sampai mangkatnya pada 1477. Dia
digantikan oleh putranya Alauddin Riayat Syah. Sultan
memerintah selama 11 tahun, saat dia meninggal dan
digantikan oleh putranya Sultan Mahmud Syah.
12. 3. Kesultanan aceh (1514 M)
Kesultanan Aceh Darussalam berdiri menjelang keruntuhan dari Samudera Pasai yang pada
tahun 1360 ditaklukkan oleh Majapahithingga kemundurannya di abad ke-14. Kesultanan Aceh
terletak di utara pulau Sumatera dengan ibu kota Kutaraja (Banda Aceh) dengan sultan
pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada pada Ahad, 1 Jumadil awal
913 H atau pada tanggal 8 September 1507. Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 - 1903),
Aceh telah mengukir masa lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan, terutama karena
kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, komitmennya dalam
menentang imperialisme bangsa Eropa, sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik,
mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, hingga kemampuannya dalam menjalin
hubungan diplomatik dengan negara lain.
Pada awal abad ke-16, Aceh masih menjadi bawahan kerajaan Pidie.Status kesultanan penuh
baru di peroleh Aceh pada masa pemerintahan Sultan Ali Muhqayat Syah(1514-1528) Aceh
melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pidie ,dan Sultan Ali menggabungkan dua Kerajaan Aceh
Dar al-Kamal dan Lamuri menjadi Kesultanan Aceh.
Ali Muqhayat Syah
Dibawah Sultan Ali Kesultanan Aceh memperluas daerah ke Utara menaklukan Pidie,Pasai,dan
Daya,sementara yang ada di daerah Selatan diperluas hingga di perbatasan Minangkabau .Dalam
ekspedisinya Kesultanan Aceh biasa menggunakan pasukan dari Turki,Arab,Abesinia(sekarang
Ethiopia).
Keberhasilan militer juga mendorong perekonomian Aceh.Jatuhnya Malaka ke Tangan Portugis
Pada tahun 1511 menjadikan Aceh menjadi Pelabuhan Utama di kawasan itu.banyak pedagang
Muslim dari mancanegara dan nusantara datang untuk memperoleh rempah-rempah di selat
malaka.
13. MASA KEEMASAN ACEH
Ali Muqhayat Syah digantikan oleh Alauddin Riayat Syah ia melakukan perluasan kekuasaan ke
daerah barat atau ke Barus akan tetapi terjadi pertikaian di istana sampai sang sultan mati
pertikaian baru bisa dihentikan saat Ali Riayat Syah menjadi sultan untuk periode (1586-1588).
Pengganti Ali Riayat Syah adalah Iskandar Muda,puncak kejayaan ada di masa pemerintahan dia
ia menaklukan Deli pantai timur sumatra,lalu melakukan ekspansi ke malaysia tapi baru sampai
Pahang. ia membuat sistem uleebalang (pejabat Kesultanan)dan mukim sejumlah uleebalang
mendapatkan hadiah mukim sebuah desa yang dipimpin oleh seorang ulama.
Untuk memperkuat kedudukan dan wibawanya ia menjalin persahabatan dengan Imperium
Ottoman Turki yang merupakan kerajaan yang paling tinggi di Islam dan menjalin persahabatan
dengan Louis XIII dengan mengirim sebuah surat dan lada dalam jumlah besar.
Perang Aceh
Perang Aceh adalah perang terlama bagi Belanda dalam upayanya menguasai kepualuan
nusantara. Berakhirnya perang tidak langsung memadamkan perlawanan orang Aceh sampai
keruntuhan Hindia Belanda pada Tahun 1942
Pada tahun 1870,Belanda hampir menguasai seluruh kerajaan besar di nusantara, kecuali Aceh.
Belanda terikat Traktat London dengan Inggris, yang harus membiarkan Aceh tetap
merdeka.Menjelang akhir abad ke-19, keadaan Internasional langsung mengubah Status quo
yang menguntungkan Aceh tersebut.