Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 tentang Formularium Nasional (revisi terhadap Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 tentang Formularium Nasional)
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 tentang Formularium Nasional (revisi terhadap Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 tentang Formularium Nasional)
Lampiran Surat Penawaran
Produk Asuransi Kesehatan Kumpulan / Perusahaan dari Asuransi Sinarmas Untuk Kumpulan/Group/Instansi/Perusahaan. Permohonan proposal premi lengkap hubungi 087887728388/021-99569605, email: plazabiz@yahoo.com.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Sirosis hepatis adalah penyakit hati kronik yang ditandai dengan distorsi arsitektur hati normal dan pembentukan nodula regenerasi hati;
(2) Penyebab utama sirosis hepatis adalah pemakaian alkohol kronik dan hepatitis virus kronik;
(3) Gejala dan tanda sirosis hepatis meliputi gangguan fungsi hati, hipertensi portal, dan komplikasinya seperti asites dan varises esofagus
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai proses pembayaran platform fee melalui website maupun aplikasi mobile. Penjual dapat melihat status platform fee yang belum dibayar dengan tanda merah dan memilih metode pembayaran seperti virtual account atau QRIS. Setelah melakukan pembayaran, status akan berubah menjadi telah dibayar.
1. EKG digunakan untuk membaca gelombang normal dan patologi jantung seperti iskemik, infark, dan pembesaran atrium atau ventrikel.
2. Gelombang normal terdiri dari P, QRS, T dan intervalnya. Gelombang patologi menunjukkan kondisi seperti iskemik, infark, hipertrofi atrium dan ventrikel.
3. Pembacaan EKG memberikan informasi irama jantung, aksis, daerah iskemik atau infark, dan diagnosis aw
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan tuberkulosis paru, meliputi epidemiologi TB global dan nasional, patogenesis, klasifikasi, gejala, diagnosis, dan pengobatan TB paru menurut klasifikasinya beserta dosis obat yang diberikan.
Dokumen tersebut merupakan prosedur wawancara dan pemeriksaan status psikiatri untuk pasien. Wawancara meliputi pengenalan diri, tujuan wawancara, keluhan utama, riwayat penyakit fisik dan psikiatrik, riwayat pribadi dan keluarga, serta informasi mengenai diagnosa dan rencana perawatan. Pemeriksaan status mencakup penilaian kesan umum, kontak, kesadaran, bicara, proses berpikir, ganggu
Lampiran Surat Penawaran
Produk Asuransi Kesehatan Kumpulan / Perusahaan dari Asuransi Sinarmas Untuk Kumpulan/Group/Instansi/Perusahaan. Permohonan proposal premi lengkap hubungi 087887728388/021-99569605, email: plazabiz@yahoo.com.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Sirosis hepatis adalah penyakit hati kronik yang ditandai dengan distorsi arsitektur hati normal dan pembentukan nodula regenerasi hati;
(2) Penyebab utama sirosis hepatis adalah pemakaian alkohol kronik dan hepatitis virus kronik;
(3) Gejala dan tanda sirosis hepatis meliputi gangguan fungsi hati, hipertensi portal, dan komplikasinya seperti asites dan varises esofagus
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai proses pembayaran platform fee melalui website maupun aplikasi mobile. Penjual dapat melihat status platform fee yang belum dibayar dengan tanda merah dan memilih metode pembayaran seperti virtual account atau QRIS. Setelah melakukan pembayaran, status akan berubah menjadi telah dibayar.
1. EKG digunakan untuk membaca gelombang normal dan patologi jantung seperti iskemik, infark, dan pembesaran atrium atau ventrikel.
2. Gelombang normal terdiri dari P, QRS, T dan intervalnya. Gelombang patologi menunjukkan kondisi seperti iskemik, infark, hipertrofi atrium dan ventrikel.
3. Pembacaan EKG memberikan informasi irama jantung, aksis, daerah iskemik atau infark, dan diagnosis aw
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan tuberkulosis paru, meliputi epidemiologi TB global dan nasional, patogenesis, klasifikasi, gejala, diagnosis, dan pengobatan TB paru menurut klasifikasinya beserta dosis obat yang diberikan.
Dokumen tersebut merupakan prosedur wawancara dan pemeriksaan status psikiatri untuk pasien. Wawancara meliputi pengenalan diri, tujuan wawancara, keluhan utama, riwayat penyakit fisik dan psikiatrik, riwayat pribadi dan keluarga, serta informasi mengenai diagnosa dan rencana perawatan. Pemeriksaan status mencakup penilaian kesan umum, kontak, kesadaran, bicara, proses berpikir, ganggu
Thalasemia adalah penyakit anemia keturunan yang disebabkan oleh kekurangan produksi hemoglobin. Ia boleh menyebabkan gejala seperti lesu, pucat dan gangguan fungsi organ. Terdapat beberapa jenis thalasemia seperti minor, major dan intermedia, bergantung pada tahap keparahan. Penyakit ini dapat dicegah dengan mengetahui status pembawa gen melalui ujian darah sebelum perkahwinan.
Proposal ini menawarkan program pemberdayaan ekonomi untuk orang dengan HIV/AIDS di Kabupaten Semarang melalui usaha penjualan parcel lebaran dan hari kemerdekaan yang berisi makanan tradisional Jawa Tengah. Tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan ekonomi, ikut merayakan hari raya, dan mengurangi stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS.
CV Mitra Jasa Abadi memperkenalkan diri sebagai perusahaan jasa kontraktor dan supplier yang menawarkan berbagai barang dan jasa, seperti bahan bangunan, elektronik, peralatan kantor, dan jasa tenaga kerja. Perusahaan ini berharap dapat bekerja sama dengan perusahaan pembeli untuk mensupply kebutuhan sarana dan prasarana.
Hotel grasia semarang jawa tengah indonesia 2016wibag
Hotel Grasia adalah hotel bintang tiga di Semarang yang menawarkan berbagai fasilitas untuk rapat dan acara, seperti 12 ruang pertemuan dan dua ballroom besar. Hotel ini juga menyediakan berbagai tipe kamar dan fasilitas pendukung seperti restoran, kopi, dan layanan antar-jemput. Lokasinya strategis dekat bandara dan stasiun serta pusat-pusat perbelanjaan dan pemerintahan di Semarang.
Sistem saraf manusia terdiri dari sel-sel saraf (neuron) yang saling terhubung dan berkomunikasi melalui impuls listrik untuk mengkoordinasikan kerja organ tubuh. Neuron dibedakan menjadi neuron sensorik, motorik, dan konektor. Sistem saraf bekerja dengan menerima, menghantar, dan menanggapi rangsangan melalui proses depolarisasi dan repolarisasi membran sel saraf.
Surat kuasa ini memberi wewenang kepada penerima kuasa untuk mewakili pemberi kuasa dalam membeli barang tertentu dan melakukan segala tindakan yang diperlukan terkait pembelian tersebut, termasuk membayar harga barang, menandatangani dokumen jual beli, dan menerima atau menyerahkan dokumen yang seharusnya diterima atau diserahkan pemberi kuasa. Kuasa ini diberikan dengan hak substitusi.
Anemia merupakan penyakit yang ditandai dengan penurunan jumlah eritrosit atau hemoglobin di dalam darah. Dokumen menjelaskan definisi, epidemiologi, fisiologi eritrosit, manifestasi klinis, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis dan penatalaksanaan berbagai jenis anemia seperti anemia defisiensi besi, anemia penyakit kronis, anemia megaloblastik, dan anemia hemolitik.
Bagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putihEko Supriyadi
Rangkuman bagian dan fungsi sistem penerima TV hitam putih:
1. Tuner untuk menerima sinyal masukan dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.
2. Penguat IF untuk menguatkan sinyal dari tuner.
3. Detektor video untuk mendeteksi sinyal video dan meredam sinyal suara.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Teknik Mulligan menggunakan mobilisasi dengan gerakan untuk memfasilitasi glide sendi secara alami dan membantu pemulihan gerakan.
2. Konsep ini didasarkan pada teori Kaltenborn tentang bidang pengobatan sendi dan berfokus pada koreksi kesalahan posisi sendi minor.
3. Teknik utama termasuk NAGs, SNAGs, dan self-treatment menggunakan prinsip mobilisasi dengan ger
Perjanjian ini mengatur kerja sama antara PT. Landline dengan PT. PCS Suite untuk jasa pemeliharaan dan perbaikan komputer selama dua bulan dengan biaya Rp. 15.000.000 per bulan. Kontrak ini mencakup ruang lingkup pekerjaan, jangka waktu, sistem kerja, biaya, dan hak serta kewajiban para pihak.
Surat pernyataan dari Gusram yang bersedia bekerja di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Muna Barat sebagai tenaga pengabdi tanpa menerima upah atau menuntut status PNS. Gusram menyatakan kesanggupan dan kesadarannya untuk bekerja secara sukarela di dinas tersebut.
Kepmenkes 159 2014 perubahan atas keputusan menteri kesehatan nomor 328-menk...Ulfah Hanum
Keputusan Menteri Kesehatan memperbarui Formularium Nasional dengan mengubah beberapa ketentuan obat pada berbagai kelas terapi. Perubahan tersebut meliputi penambahan sediaan obat, perubahan restriksi penggunaan obat, serta penyesuaian nama generik dan kekuatan obat.
Keputusan ini mengubah beberapa ketentuan dalam Formularium Nasional sebelumnya terkait penambahan, penghapusan, dan perubahan obat yang diresepkan di fasilitas kesehatan. Perubahan ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan pengobatan di masyarakat.
Kepmenkes no. 137 th 2016 ttg perubahan formularium nasional 2015weni chris
Keputusan ini mengubah beberapa ketentuan dalam Formularium Nasional terkait penambahan, penghapusan, dan perubahan sediaan obat tertentu. Perubahan ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan pengobatan di Indonesia.
Kepmenkes No. 137 Tahun 2016 tentang Perubahan FormulariumLautan Jiwa
Keputusan ini mengubah beberapa ketentuan dalam Formularium Nasional yang sebelumnya telah ditetapkan pada tahun 2015. Perubahan tersebut meliputi penambahan, penghapusan, dan perubahan nama obat serta sediaannya pada berbagai kelas terapi untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat.
Thalasemia adalah penyakit anemia keturunan yang disebabkan oleh kekurangan produksi hemoglobin. Ia boleh menyebabkan gejala seperti lesu, pucat dan gangguan fungsi organ. Terdapat beberapa jenis thalasemia seperti minor, major dan intermedia, bergantung pada tahap keparahan. Penyakit ini dapat dicegah dengan mengetahui status pembawa gen melalui ujian darah sebelum perkahwinan.
Proposal ini menawarkan program pemberdayaan ekonomi untuk orang dengan HIV/AIDS di Kabupaten Semarang melalui usaha penjualan parcel lebaran dan hari kemerdekaan yang berisi makanan tradisional Jawa Tengah. Tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan ekonomi, ikut merayakan hari raya, dan mengurangi stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS.
CV Mitra Jasa Abadi memperkenalkan diri sebagai perusahaan jasa kontraktor dan supplier yang menawarkan berbagai barang dan jasa, seperti bahan bangunan, elektronik, peralatan kantor, dan jasa tenaga kerja. Perusahaan ini berharap dapat bekerja sama dengan perusahaan pembeli untuk mensupply kebutuhan sarana dan prasarana.
Hotel grasia semarang jawa tengah indonesia 2016wibag
Hotel Grasia adalah hotel bintang tiga di Semarang yang menawarkan berbagai fasilitas untuk rapat dan acara, seperti 12 ruang pertemuan dan dua ballroom besar. Hotel ini juga menyediakan berbagai tipe kamar dan fasilitas pendukung seperti restoran, kopi, dan layanan antar-jemput. Lokasinya strategis dekat bandara dan stasiun serta pusat-pusat perbelanjaan dan pemerintahan di Semarang.
Sistem saraf manusia terdiri dari sel-sel saraf (neuron) yang saling terhubung dan berkomunikasi melalui impuls listrik untuk mengkoordinasikan kerja organ tubuh. Neuron dibedakan menjadi neuron sensorik, motorik, dan konektor. Sistem saraf bekerja dengan menerima, menghantar, dan menanggapi rangsangan melalui proses depolarisasi dan repolarisasi membran sel saraf.
Surat kuasa ini memberi wewenang kepada penerima kuasa untuk mewakili pemberi kuasa dalam membeli barang tertentu dan melakukan segala tindakan yang diperlukan terkait pembelian tersebut, termasuk membayar harga barang, menandatangani dokumen jual beli, dan menerima atau menyerahkan dokumen yang seharusnya diterima atau diserahkan pemberi kuasa. Kuasa ini diberikan dengan hak substitusi.
Anemia merupakan penyakit yang ditandai dengan penurunan jumlah eritrosit atau hemoglobin di dalam darah. Dokumen menjelaskan definisi, epidemiologi, fisiologi eritrosit, manifestasi klinis, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis dan penatalaksanaan berbagai jenis anemia seperti anemia defisiensi besi, anemia penyakit kronis, anemia megaloblastik, dan anemia hemolitik.
Bagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putihEko Supriyadi
Rangkuman bagian dan fungsi sistem penerima TV hitam putih:
1. Tuner untuk menerima sinyal masukan dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.
2. Penguat IF untuk menguatkan sinyal dari tuner.
3. Detektor video untuk mendeteksi sinyal video dan meredam sinyal suara.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Teknik Mulligan menggunakan mobilisasi dengan gerakan untuk memfasilitasi glide sendi secara alami dan membantu pemulihan gerakan.
2. Konsep ini didasarkan pada teori Kaltenborn tentang bidang pengobatan sendi dan berfokus pada koreksi kesalahan posisi sendi minor.
3. Teknik utama termasuk NAGs, SNAGs, dan self-treatment menggunakan prinsip mobilisasi dengan ger
Perjanjian ini mengatur kerja sama antara PT. Landline dengan PT. PCS Suite untuk jasa pemeliharaan dan perbaikan komputer selama dua bulan dengan biaya Rp. 15.000.000 per bulan. Kontrak ini mencakup ruang lingkup pekerjaan, jangka waktu, sistem kerja, biaya, dan hak serta kewajiban para pihak.
Surat pernyataan dari Gusram yang bersedia bekerja di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Muna Barat sebagai tenaga pengabdi tanpa menerima upah atau menuntut status PNS. Gusram menyatakan kesanggupan dan kesadarannya untuk bekerja secara sukarela di dinas tersebut.
Similar to Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 tentang Formularium Nasional (revisi terhadap Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 tentang Formularium Nasional)
Kepmenkes 159 2014 perubahan atas keputusan menteri kesehatan nomor 328-menk...Ulfah Hanum
Keputusan Menteri Kesehatan memperbarui Formularium Nasional dengan mengubah beberapa ketentuan obat pada berbagai kelas terapi. Perubahan tersebut meliputi penambahan sediaan obat, perubahan restriksi penggunaan obat, serta penyesuaian nama generik dan kekuatan obat.
Keputusan ini mengubah beberapa ketentuan dalam Formularium Nasional sebelumnya terkait penambahan, penghapusan, dan perubahan obat yang diresepkan di fasilitas kesehatan. Perubahan ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan pengobatan di masyarakat.
Kepmenkes no. 137 th 2016 ttg perubahan formularium nasional 2015weni chris
Keputusan ini mengubah beberapa ketentuan dalam Formularium Nasional terkait penambahan, penghapusan, dan perubahan sediaan obat tertentu. Perubahan ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan pengobatan di Indonesia.
Kepmenkes No. 137 Tahun 2016 tentang Perubahan FormulariumLautan Jiwa
Keputusan ini mengubah beberapa ketentuan dalam Formularium Nasional yang sebelumnya telah ditetapkan pada tahun 2015. Perubahan tersebut meliputi penambahan, penghapusan, dan perubahan nama obat serta sediaannya pada berbagai kelas terapi untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat.
Perubahan ke dua atas Formularium nasional 2013Ulfah Hanum
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan perubahan kedua pada Formularium Nasional untuk menyesuaikan daftar obat berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan hukum di Indonesia. Perubahan mencakup penambahan dan penghapusan obat serta perubahan batasan penggunaan beberapa obat.
Untuk mendukung terlaksananya SJSN yang mengacu pada penggunaan obat yang rasional, maka diperlukan suatu sistem formularium yang bersifat nasional. Apoteker sebagai tenaga penunjang kesehatan harus dapat menunjang informasi terkait obat yang akan masuk dalam formularium nasional. Salah satu pendekatan medik yang digunakan untuk penelusuran bukti ilmiah terkait obat-obatan maupun hal lain yang berhubungan dengan kepentingan pelayanan kesehatan adalah Evidance Based Medicine (EBM). Telaah kritis terhadap literatur yang berkaitan dengan suatu obat dilakukan untuk mempermudah pengambilan keputusan dalam menyusun formularium nasional.
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan Formularium Nasional yang berisi daftar obat terpilih yang harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional."
Keputusan Menteri Kesehatan mengubah beberapa ketentuan dalam Formularium Nasional terkait analgetik narkotik dan non-narkotik, termasuk menambahkan dan membatasi penggunaan beberapa obat.
Keputusan Menteri Kesehatan ini menetapkan Formularium Nasional sebagai daftar obat yang harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Formularium Nasional terdiri dari berbagai kelas obat yang direkomendasikan untuk tingkat fasilitas kesehatan tertentu.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...BPJS Kesehatan RI
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia menetapkan Formularium Nasional sebagai daftar obat terpilih yang harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Formularium Nasional terdiri dari berbagai kelas obat untuk berbagai kondisi kesehatan.
Kepmenkes tentang Formularium Nasional dan Perubahannya (5.0, hanya bagian ha...Lautan Jiwa
Dokumen tersebut berisi keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Formularium Nasional dan perubahannya. Formularium Nasional adalah daftar obat terpilih yang harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Keputusan ini menetapkan daftar obat yang termasuk dalam Formularium Nasional beserta ketentuan penggunaannya.
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan Formularium Nasional yang berisi daftar obat terpilih yang harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan dalam rangka pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Formularium Nasional terdiri dari obat-obat analgetik, antiinflamasi, dan lainnya yang dibatasi penggunaannya sesuai tingkat fasilitas kesehatan.
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...Ulfah Hanum
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang berisi daftar obat paling dibutuhkan yang harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. DOEN mencakup berbagai kelas obat untuk berbagai penyakit seperti analgesik, antialergi, antiinfeksi, dan antituberkulosis. Keputusan ini menggantikan keputusan sebelumnya dan berlaku untuk mening
Kepmenkes No. 523 Tahun 2015 tentang Formularium NasionalLautan Jiwa
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan Formularium Nasional yang berisi daftar obat terpilih yang harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Formularium Nasional terdiri dari obat-obat analgetik, antipyretik, antiinflamasi nonsteroid dan antipiretik yang dibatasi penggunaannya sesuai dengan jenis dan kekuatan obat serta fasilitas pelayanan.
Similar to Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 tentang Formularium Nasional (revisi terhadap Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 tentang Formularium Nasional) (20)
BPJS Kesehatan menerima nilai hijau dari UKP4 untuk kinerjanya pada 2014 karena capaian targetnya melampaui target pada indikator jumlah peserta, penyelesaian klaim, sosialisasi, dan penanganan keluhan. Capaian tersebut antara lain jumlah peserta 133,4 juta orang dari target 121,6 juta, penyelesaian klaim 100%, tingkat kesadaran masyarakat 95% dari target 65%, dan penyelesaian semua keluhan.
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...BPJS Kesehatan RI
Peraturan Presiden ini mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, antara lain menetapkan BPJS Kesehatan sebagai badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada Presiden, mengatur kategori peserta jaminan kesehatan dan kewajiban pendaftaran, serta menetapkan besaran iuran jaminan kesehatan bagi berbagai kategori peserta.
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...BPJS Kesehatan RI
Peraturan Presiden ini mengatur tentang Jaminan Kesehatan yang meliputi peserta dan kepesertaan Jaminan Kesehatan. Peserta terdiri atas PBI Jaminan Kesehatan dan bukan PBI Jaminan Kesehatan. Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib dan dilakukan secara bertahap untuk mencakup seluruh penduduk Indonesia paling lambat 2019. Peraturan ini juga mengatur tentang perubahan status kepesertaan dan hak peserta yang mengalami
Program e-KTP digunakan BPJS Kesehatan untuk mencegah kegandaan identitas peserta dengan mengacu pada data kependudukan resmi yang terdaftar dalam e-KTP, termasuk sidik jari dan iris mata. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin setiap orang hanya memiliki satu identitas tunggal nasional."
Pengusaha akhirnya setuju untuk mendaftarkan karyawan sebagai peserta BPJS Kesehatan mulai 1 Januari 2015 setelah adanya pertemuan antara BPJS Kesehatan dan pengusaha. Namun ada beberapa catatan kesepakatan seperti penyempurnaan skema koordinasi manfaat dan tenggat waktu rekonsiliasi data selama enam bulan."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Rumah sakit swasta semakin mantap dalam melayani peserta BPJS karena sistem pembayaran kapitasi dan INA CBGs membuat rumah sakit untung walaupun hanya sedikit pasien sakit.
2. Banyak rumah sakit bergabung dengan BPJS karena keuntungan ganda. Rumah sakit Siloam di Kupang fokus melayani pasien BPJS dengan 70% fasilitasnya.
Iuran BPJS Kesehatan dikelola secara transparan melalui kerja sama dengan tiga bank besar yaitu Bank Mandiri, BNI dan BRI. Bank-bank tersebut membantu masyarakat membayar iuran secara mudah dan mengelola dana iuran secara terpusat guna memudahkan pembayaran klaim kepada rumah sakit. Sistem informasi juga ditingkatkan untuk mempercepat proses layanan bagi peserta BPJS Kesehatan.
Bridging system merupakan sistem teknologi informasi yang menghubungkan sistem pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan dengan rumah sakit untuk memperlancar proses administrasi dan klaim. Sistem ini diharapkan dapat mempercepat pelayanan kesehatan dan mengurangi antrean. BPJS Kesehatan terus mengembangkan sistem ini agar mutu pelayanan menjadi lebih baik.
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper ConceptBPJS Kesehatan RI
Dokumen tersebut merupakan panduan praktis konsep Gate Keeper untuk fasilitas kesehatan BPJS Kesehatan. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi Gate Keeper sebagai konsep sistem pelayanan kesehatan dimana fasilitas kesehatan tingkat pertama berperan sebagai pemberi pelayanan dasar dan rujukan, serta mengatur implementasi Gate Keeper di fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa GigiBPJS Kesehatan RI
Dokumen ini memberikan panduan singkat tentang pelayanan kesehatan gigi dan protesa gigi bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Panduan ini menjelaskan prinsip dan cakupan pelayanan gigi primer, prosedur pendaftaran dan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan lanjutan, serta batasan penggantian biaya untuk
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...ZulfiaIbrahim1
DOKUMEN INI MEMBAHAS TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA YANG MENJELASKAN JENIS PENYAKIT PAK DAN PAHK MENURUT PERPRES NO.7 TAHUN 2019 YAITU: pajanan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan;
(kimia, fisika, biologi dan penyakit infeksi atau parasit), berdasarkan sistem target organ; (penyakit saluran pernapasan,
penyakit kulit, gangguan otot dan kerangka, gangguan mental
dan prilaku) kanker akibat kerja; dan spesifik lainny
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 tentang Formularium Nasional (revisi terhadap Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 tentang Formularium Nasional)
1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 159/MENKES/SK/V/2014
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 328/MENKES/SK/IX/2013 TENTANG
FORMULARIUM NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa sehubungan adanya perubahan restriksi
obat, penggunaan obat yang memerlukan keahlian
khusus, dan penambahan bentuk sediaan obat,
perlu dilakukan penyesuaian daftar obat dalam
Formularium Nasional;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Perubahan
Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
328/Menkes/SK/IX/2013 tentang Formularium
Nasional;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3671);
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4456);
3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5062)
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang...
2. - 2 -
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5256);
7. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 29) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111
Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 255);
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
189/Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat
Nasional;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang Kewajiban
Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pemerintah;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
228/Menkes/SK/VI/2013 tentang Komite Nasional
Penyusunan Formularium Nasional 2013;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
328/Menkes/SK/IX/2013 tentang Formularium
Nasional;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI
KESEHATAN NOMOR 328/MENKES/SK/IX/2013
TENTANG FORMULARIUM NASIONAL.
Pasal I...
3. - 3 -
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
328/Menkes/SK/IX/2013 tentang Formularium Nasional diubah sebagai
berikut:
1. Ketentuan angka 3 pada Kelas Terapi 1 Sub Kelas Terapi 1.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NON STEROID, ANTIPIRAI
1.1 ANALGESIK NARKOTIK
3 morfin HCl
Hanya untuk pemakaian pada tindakan
anestesi atau perawatan di Rumah Sakit dan
untuk mengatasi nyeri kanker yang tidak
respon terhadap analgetik non narkotik atau
nyeri pada serangan jantung
1. tab 10 mg √ √
2. tab SR 10 mg
√ √
3. tab SR 15 mg
√ √
4. tab SR 30 mg
√ √
5. inj 10 mg/mL (i.m./s.k./i.v.)
√ √
2. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 1 Sub Kelas Terapi 1.2 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NON STEROID, ANTIPIRAI
1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK
1 asam mefenamat*
1. kaps 250 mg √ √ √
2. kaps 500 mg √ √ √
3. Ketentuan...
4. - 4 -
3. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 1 Sub Kelas Terapi 1.2 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NON STEROID, ANTIPIRAI
1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK
2 ibuprofen*
1. tab 200 mg √ √ √
2. tab 400 mg √ √ √
3. sir 100 mg/5 mL √ √ √
4. sir 200 mg/5 mL √ √ √
4. Ketentuan angka 5 pada Kelas Terapi 1 Sub Kelas Terapi 1.2 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NON STEROID, ANTIPIRAI
1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK
5 natrium diklofenak*
1. tab 25 mg √ √ √
2. tab 50 mg √ √ √
5. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 5 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
5. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI
2 fenitoin Na
1. kaps 50 mg* √ √ √
2. kaps 100 mg* √ √ √
3. inj 100 mg/2 mL √ √ √
Dapat digunakan untuk status
konvulsivus.
4. inj 50 mg/mL √ √ √
Dapat digunakan untuk status
konvulsivus.
6. Ketentuan...
5. - 5 -
6. Ketentuan angka 3 pada Kelas Terapi 5 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
5. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI
3 Fenobarbital
1. tab 30 mg* √ √ √
2. tab 100 mg* √ √ √
3. inj 50 mg/mL √ √
7. Ketentuan angka 4 pada Kelas Terapi 5 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
5. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI
4 karbamazepin*
1. tab 200 mg √ √ √
2. sir 100 mg/5 mL √ √ √
8. Ketentuan angka 6 pada Kelas Terapi 5 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
5. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI
6 valproat*
Dapat digunakan untuk epilepsi umum
(general epilepsy).
1. tab sal 250 mg √ √ √
2. tab sal 500 mg √ √ √
3. tab SR 250 mg √ √
4. tab SR 500 mg √ √
5. sir 250 mg/5 mL √ √ √
9. Ketentuan...
6. - 6 -
9. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 6 Sub Kelas Terapi 6.6 Sub Sub
Kelas Terapi 6.6.3 Sub Sub Sub Kelas Terapi 6.6.3.1 diubah sehingga
berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
6. ANTIINFEKSI
6.6. ANTIVIRUS
6.6.3 Antiretroviral
6.6.3.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)
2 Lamivudin
1 tab 150 mg √ √
10. Ketentuan angka 4 pada Kelas Terapi 6 Sub Kelas Terapi 6.6 Sub Sub
Kelas Terapi 6.6.3 Sub Sub Sub Kelas Terapi 6.6.3.1 diubah sehingga
berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
6. ANTIINFEKSI
6.6. ANTIVIRUS
6.6.3 Antiretroviral
6.6.3.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)
4 Zidovudin
1 kaps 100 mg √ √ √
11. Ketentuan angka 4 pada Kelas Terapi 6 Sub Kelas Terapi 6.6 Sub Sub
Kelas Terapi 6.6.4 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
6. ANTIINFEKSI
6.6. ANTIVIRUS
6.6.4 Antihepatitis
4 pegylated interferon alfa-2a
Digunakan sesuai peresepan oleh KGEH untuk
indikasi hepatitis B dan C
1. inj 135 mcg/0,5 mL √ √
2. inj 180 mcg/0,5 mL √ √
12. Ketentuan...
7. - 7 -
12. Ketentuan angka 7 pada Kelas Terapi 8 Sub Kelas Terapi 8.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
8. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI PALIATIF
8.1 HORMON dan ANTIHORMON
7 leuprorelin asetat
1. serb inj 1,88 mg √
Untuk endometriosis pada pasien
dengan BB < 50 kg, adenomiosis atau
mioma uteri
2. serb inj 3,75 mg √
a) Dapat digunakan untuk kanker
payudara dengan hormonal
reseptor ER/PR positif
premenopause
b) Dapat digunakan untuk
endometriosis
c) Adenomiosis atau mioma urteri
d) Dapat digunakan untuk kanker
prostat
3. serb inj 11,25 mg √
a) Dapat digunakan untuk kanker
payudara dengan hormonal
reseptor ER/PR positif
premenopause
b) Dapat digunakan untuk kanker
prostat
13. Ketentuan...
8. - 8 -
13. Ketentuan angka 3 pada Kelas Terapi 8 Sub Kelas Terapi 8.2 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
8. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI PALIATIF
8.2 IMUNOSUPRESAN
3 hidroksi klorokuin*
Hanya untuk rheumatoid arthritis dan lupus
eritematosus.
1. tab 200 mg √
2. tab 400 mg √
14. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 11 Sub Kelas Terapi 11.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA
11.1 PRODUK DARAH
2 faktor VIII
F VIII (unit) = BB (kg) x % (target plasma -
kadar F VIII pasien)
1. serb inj 250 UI/vial + pelarut 5 mL √
Untuk terapi kasus hemofili A dengan
perdarahan
Dibawah pengawasan ahli hematologi
dan atau ahli penyakit dalam dan anak
2. serb inj 500 UI/vial + pelarut 5 mL √
Untuk terapi kasus hemofili A dengan
perdarahan
Dibawah pengawasan ahli hematologi
dan atau ahli penyakit dalam dan anak
3. serb inj 230 - 340 UI √
4. serb inj 480 - 600 UI √
15. Ketentuan...
9. - 9 -
15. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 11 Sub Kelas Terapi 11.2 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA
11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER
1 albumin serum normal (human albumin)
1. inj 5% √ √
a) Untuk luka bakar tingkat 2 (luas
permukaan terbakar lebih dari 30%)
dan kadar albumin < 2,5 g/dL
b) Untuk plasmafaresis
2. Inj 20% √ √
Kadar albumin < 2,5 g/dL, dan/atau
untuk kasus perioperatif, dan/atau
untuk sindrom nefrotik
Hanya diberikan apabila terdapat
kondisi pre syok atau syok, dan/atau
untuk kasus asites yang masif/intens
dengan penekanan organ pernafasan
atau perut
3. inj 25% √ √
Untuk bayi dan anak dengan kadar
albumin < 2,5 g/dL, dan/atau untuk
kasus perioperatif, dan/atau untuk
sindrom nefrotik
Hanya diberikan apabila terdapat
kondisi pre syok atau syok, dan/atau
untuk kasus asites yang masif/intens
dengan penekanan organ pernafasan
atau perut
16. Ketentuan...
10. - 10 -
16. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 16 Sub Kelas Terapi 16.2 Sub Sub
Kelas terapi 16.2.1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI
16.2 ANTIDIABETES
16.2.1 Antidiabetes Oral
1 akarbose
1. tab 50 mg √ √
2. tab 100 mg √ √
17. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 16 Sub Kelas Terapi 16.2 Sub Sub
Kelas Terapi 16.2.1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI
16.2 ANTIDIABETES
16.2.1 Antidiabetes Oral
2 glibenklamid*
1. tab 2,5 mg √ √ √
2. tab 5 mg √ √ √
18. Ketentuan angka 5 pada Kelas Terapi 16 Sub Kelas Terapi 16.2 Sub Sub
Kelas Terapi 16.2.1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI
16.2 ANTIDIABETES
16.2.1 Antidiabetes Oral
5 glimepirid*
1. tab 1 mg √ √ √
2. tab 2 mg √ √ √
3. tab 3 mg √ √
4. tab 4 mg √ √
19. Ketentuan...
11. - 11 -
19. Ketentuan angka 6 pada Kelas Terapi 16 Sub Kelas Terapi 16.2 Sub Sub
Kelas Terapi 16.2.1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI
16.2 ANTIDIABETES
16.2.1 Antidiabetes Oral
6 glipizid*
1. tab 5 mg √ √ √
2. tab 10 mg √ √
20. Ketentuan angka 7 pada Kelas Terapi 16 Sub Kelas Terapi 16.2 Sub Sub
Kelas Terapi 16.2.1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI
16.2 ANTIDIABETES
16.2.1 Antidiabetes Oral
7 metformin*
1. tab 500 mg √ √ √
2. tab 850 mg √ √ √
21.Ketentuan angka 8 pada Kelas Terapi 16 Sub Kelas Terapi 16.2 Sub Sub
Kelas Terapi 16.2.1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI
16.2 ANTIDIABETES
16.2.1 Antidiabetes Oral
8 pioglitazon
Tidak diberikan pada pasien dengan gagal
jantung dan/atau riwayat keluarga bladder
cancer
1. tab 15 mg √ √
2. tab 30 mg √ √
22. Ketentuan...
12. - 12 -
22. Ketentuan Kelas Terapi 16 Sub Kelas Terapi 16.3 Sub Sub Kelas Terapi
16.3.3 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI
16.3 HORMON KELAMIN dan OBAT yang MEMPENGARUHI FERTILITAS
16.3.3 Progestogen
1 hidroksi progesteron
1. inj 125 mg/mL √ √
2 linestrenol
1. tab 5 mg √ √
3 medroksi progesteron asetat
Hanya untuk amenorea sekunder, pendarahan
uterus abnormal dan endometriosis
1. tab 5 mg √ √
2. tab 10 mg √ √
4 noretisteron
Hanya untuk amenorea sekunder, pendarahan
uterus abnormal dan endometriosis
1. tab 5 mg √ √
23. Ketentuan angka 4 pada Kelas Terapi 16 Sub Kelas Terapi 16.3 Sub Sub
Kelas Terapi 16.3.4 Sub Sub Sub Kelas Terapi 16.3.4.1 diubah sehingga
berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI
16.3 HORMON KELAMIN dan OBAT yang MEMPENGARUHI FERTILITAS
16.3.4 Kontrasepsi
16.3.4.1 Kontrasepsi, Oral
4 linestrenol
1. tab 0,5 mg √ √ √
24. Ketentuan...
13. - 13 -
24. Ketentuan angka 3 pada Kelas Terapi 16 Sub Kelas Terapi 16.5 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI
16.53KORTIKOSTEROID
3 metilprednisolon
1. tab 4 mg* √ √
2. tab 8 mg* √ √
3. tab 16 mg √ √
4. inj 125 mg/vial √ √
Hanya digunakan untuk kasus spesialistik,
digunakan dalam waktu relatif singkat.
5. inj 500 mg/8 mL √ √
Hanya digunakan untuk kasus spesialistik,
digunakan dalam waktu relatif singkat.
25. Ketentuan angka 4 pada Kelas Terapi 16 Sub Kelas Terapi 16.5 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI
16.5 KORTIKOSTEROID
4 prednison*
1. tab 5 mg √ √ √
26. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.1 ANTIANGINA
1 atenolol*
1. tab 50 mg √ √ √
27. Ketentuan...
14. - 14 -
27. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.1 ANTIANGINA
2 diltiazem HCl*
1. tab 30 mg √ √ √
28. Ketentuan angka 3 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.1 ANTIANGINA
3 gliseril trinitrat
1. tab sublingual 0,5 mg* √ √ √
2. kaps SR 2,5 mg* √ √
3. kaps SR 5 mg* √ √
4. inj 10 mg/mL √ √
5. inj 50 mg/mL √ √
29. Ketentuan angka 4 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.1 ANTIANGINA
4 isosorbid dinitrat
1. tab 5 mg* √ √ √
2. tab 10 mg* √ √
3. inj 10 mg/mL (i.v.) √ √
Untuk kasus rawat inap dan UGD.
30. Ketentuan...
15. - 15 -
30. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.2 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.2 ANTIARITMIA
1 amiodaron
1. tab 200 mg* √ √
2. inj 150 mg/3 mL √ √
Untuk kasus rawat inap.
31. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.2 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.2 ANTIARITMIA
2 digoksin
1. tab 0,25 mg* √ √ √
2. inj 0,25 mg/mL √ √
32. Ketentuan angka 5 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.2 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.2 ANTIARITMIA
5 propranolol
1. tab 10 mg* √ √ √
Untuk kasus-kasus dengan gangguan
tiroid.
2. inj 1 g/mL (i.v.) √ √
Hanya untuk krisis tiroid atau aritmia
dengan palpitasi berlebihan.
33. Ketentuan...
16. - 16 -
33. Ketentuan angka 6 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.2 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.2 ANTIARITMIA
6 verapamil
Untuk aritmia supraventrikuler.
1. tab 80 mg* √ √
2. inj 2,5 mg/mL √ √
34. Ketentuan angka 5 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.3 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.3 ANTIHIPERTENSI
Catatan :
Pemberian obat antihipertensi harus didasarkan pada
prinsip dosis titrasi, mulai dari dosis terkecil hingga
tercapai dosis dengan outcome tekanan darah terbaik.
5 diltiazem
1. tab 30 mg* √ √
2. kaps SR 100 mg* √ √
3. kaps SR 200 mg* √ √
4. serb inj 10 mg/10 ml √ √
Untuk hipertensi berat.
5. inj 25 mg/5 ml √ √
Untuk hipertensi berat atau angina
pektoris pada kasus rawat inap.
6. serb inj 50 mg/vial √ √
Untuk hipertensi berat atau angina
pektoris pada kasus rawat inap.
35. Ketentuan...
17. - 17 -
35. Ketentuan angka 12 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.3 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.3 ANTIHIPERTENSI
Catatan :
Pemberian obat antihipertensi harus didasarkan pada prinsip
dosis titrasi, mulai dari dosis terkecil hingga tercapai dosis
dengan outcome tekanan darah terbaik.
12 klonidin
Untuk hipertensi berat pada kasus rawat inap.
1. tab 0,15 mg* √ √
2. inj 150 mcg/mL √ √
36. Ketentuan angka 13 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.3 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.3 ANTIHIPERTENSI
Catatan :
Pemberian obat antihipertensi harus didasarkan pada prinsip
dosis titrasi, mulai dari dosis terkecil hingga tercapai dosis
dengan outcome tekanan darah terbaik.
13 klortalidon
1. tab 50 mg √ √ √
37. Ketentuan angka 15 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.3 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.3 ANTIHIPERTENSI
Catatan :
Pemberian obat antihipertensi harus didasarkan pada prinsip
dosis titrasi, mulai dari dosis terkecil hingga tercapai dosis
dengan outcome tekanan darah terbaik.
15 metildopa*
Selektif untuk wanita hamil.
1. tab sal 250 mg √ √
38. Ketentuan...
18. - 18 -
38. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.4 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.4 ANTIAGREGASI PLATELET
1 asam asetilsalisilat (asetosal)*
1. tab 80 mg √ √ √
2. tab 100 mg √ √
39. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.4 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.4 ANTIAGREGASI PLATELET
2 klopidogral*
Hanya digunakan untuk pemasangan sten
jantung.
Saat akan dilakukan tindakan PTCA
diberikan 4-8 tab. Rumatan 1 tab/hari
selama 1 tahun.
Pasien yang menderita recent myocardial
infarction, ischaemic stroke atau established
Peripheral Arterial Disease (PAD).
Pasien yang menderita sindrom koroner akut
: NON STEMI (unstable angina) dan STEMI.
Hati-hati interaksi obat pada pasien yang
menggunakan obat-obat golongan proton
pump inhibitor (PPI).
1. tab 75 mg √ √
40. Ketentuan...
19. - 19 -
40. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.5 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.5 TROMBOLITIK
1 alteplase
1. serb inj 50 mg/vial √,
dengan
fasilitas
ICCU
√
Hanya untuk:
Infark miokard akut di ICCU dalam waktu
4,5 jam.
Stroke infark dalam waktu kurang dari 3
jam.
41. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.5 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.5 TROMBOLITIK
2 streptokinase
1. serb inj 1,5 juta UI/vial √,
dengan
fasilitas
ICCU
√
42. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.6 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG
1 bisoprolol*
Hanya untuk gagal jantung kronis dengan
penurunan fungsi ventrikular sistolik yang
sudah terkompensasi.
1. tab 2,5 mg √ √
2. tab 5 mg √ √
43. Ketentuan ...
20. - 20 -
43. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.6 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG
2 digoksin
1. tab 0,25 mg* √ √ √
Hanya untuk gagal jantung dengan atrial
fibrilasi atau sinus takikardia.
2. inj 0,25 mg/mL √ √
44. Ketentuan angka 3 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.6 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG
3 furosemid
1. tab 40 mg* √ √ √
2. inj 10 mg/mL (i.v./i.m.) √, PP √ √
45. Ketentuan angka 5 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.6 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG
5 kaptopril*
1. tab 12,5 mg √ √ √
2. tab 25 mg √ √ √
3. tab 50 mg √ √
46. Ketentuan angka 6 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.6 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG
6 karvediol*
Hanya untuk gagal jantung kongestif kronik.
1. kaps 6,25 mg √ √
47. Ketentuan...
21. - 21 -
47. Ketentuan angka 7 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.6 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG
7 spironolakton*
1. tab 25 mg √ √ √
48. Ketentuan angka 8 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.6 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG
8 ramipril*
1. tab 5 mg √ √
2. tab 10 mg √ √
49. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.8 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA
1 fenofibrat
Hanya untuk hipertrigliseridemia dengan
kadar trigliserida > 250 mg/dL.
1. kaps 100 mg √ √
2. kaps 300 mg √ √
50. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.8 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA
2 gemfibrozil
Hanya untuk hipertrigliseridimia.
Tidak dianjurkan diberikan bersama statin.
1. kaps 300 mg √ √
2. kaps 600 mg √ √
51. Ketentuan ...
22. - 22 -
51. Ketentuan angka 3 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.8 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA
3 kolestiramin
1. serb, 4 g √ √
52. Ketentuan angka 4 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.8 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA
4 pravastatin
a) Hanya untuk hiperlipidemia dengan
kadar LDL >160 mg, pada penyakit
jantung koroner dan diabetes mellitus
disertai makroalbuminuria.
b) Pemberian selama 6 bulan,
selanjutnya harus dievaluasi kembali.
1. tab 10 mg √ √
2. tab 20 mg √ √
53. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 19 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
19. LARUTAN DIALISIS PERITONEAL
1 dialisa peritoneal
1. lar intraperitonial √ √
54. Ketentuan ...
23. - 23 -
54. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 19 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
19. LARUTAN DIALISIS PERITONEAL
2 hemodialisa
1. lar konsentrat basis natrium
bikarbonat
√ √
2. lar konsentrat basis asetat √ √
55. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 23 Sub Kelas Terapi 23.4 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
23. PSIKOFARMAKA
23.4 ANTIPSIKOSIS
2 haloperidol
1. tab 0,5 mg* √ √ √
2. tab 1,5 mg* √ √ √
3. tab 2 mg √ √ √
4. tab 5 mg* √ √ √
5. tts 2 mg/mL √ √ √
6. inj 5 mg/mL (i.m.) √ √ √
Untuk agitasi akut.
Untuk kasus kedaruratan psikiatrik
(tidak untuk pemakaian jangka
panjang).
7. inj 50 mg/mL √ √
Hanya untuk monoterapi rumatan
pada pasien schizophrenia yang tidak
dapat menggunakan terapi oral.
56. Ketentuan angka 3 pada Kelas Terapi 23 Sub Kelas Terapi 23.4 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
23. PSIKOFARMAKA
23.4 ANTIPSIKOSIS
3 klorpromazin
1 tab sal 25 mg √ √ √
2. tab sal 100 mg* √ √ √
3 inj 5 mg/mL (i.m.) √ √ √
57. Ketentuan ...
24. - 24 -
57. Ketentuan angka 6 pada Kelas Terapi 23 Sub Kelas Terapi 23.4 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
23. PSIKOFARMAKA
23.4 ANTIPSIKOSIS
6 risperidon*
a) Monoterapi schizophrenia.
b) Adjunctive treatment pada pasien
bipolar yang tidak memberikan respon
dengan pemberian lithium atau
valproat.
1. tab sal 1 mg √ √
2. tab sal 2 mg √ √
3. tab 3 mg √ √
58. Ketentuan angka 7 pada Kelas Terapi 23 Sub Kelas Terapi 23.4 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
23. PSIKOFARMAKA
23.4 ANTIPSIKOSIS
7 trifluoperazin*
1. tab sal 5 mg √ √
59. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 25 Sub Kelas Terapi 25.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
25. OBAT untuk SALURAN CERNA
25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS
2 lansoprazol
1. kaps 30 mg
√ √
Untuk terapi jangka pendek pada kasus
tukak lambung, tukak duodenum, dan
refluks esofagitis. Diberikan 1 jam
sebelum makan
2. inj 30 mg/mL
√ √
Untuk pasien IGD atau rawat inap
dengan riwayat perdarahan saluran cerna
60. Ketentuan ...
25. - 25 -
60. Ketentuan angka 3 pada Kelas Terapi 25 Sub Kelas Terapi 25.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
25. OBAT untuk SALURAN CERNA
25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS
3 omeprazol
1. kaps 20 mg √ √ √
Untuk terapi jangka pendek pada kasus
tukak lambung, tukak duodenum dan
refluks esofagitis
Diberikan 1 jam sebelum makan
2. inj 40 mg/10 mL √ √ √
Untuk pasien IGD atau rawat inap
dengan riwayat perdarahan saluran
cerna
61. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 26 Sub Kelas Terapi 26.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
26. OBAT untuk SALURAN NAPAS
26.1 ANTIASMA
1 aminofilin
1. tab 150 mg* √ √ √
2. tab 200 mg* √ √ √
3. inj 24 mg/mL √, PP √ √
62. Ketentuan ...
26. - 26 -
62. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 26 Sub Kelas Terapi 26.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
26. OBAT untuk SALURAN NAPAS
26.1 ANTIASMA
2 Budesonid
1 serb ih 100 mcg/dosis* √ √
Tidak untuk serangan asma akut.
Harus melampirkan hasil pemeriksaan
spirometri.
2 ih 200 mcg/dosis* √ √
Harus melampirkan hasil pemeriksaan
spirometri.
3. Cairan ih 0,25 mg/mL √ √
Hanya untuk serangan asma akut.
63. Ketentuan angka 3 pada Kelas Terapi 26 Sub Kelas Terapi 26.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
26. OBAT untuk SALURAN NAPAS
26.1 ANTIASMA
3 budesonid-formoterol (fixed combination)*
1. ih 80/4,5 mcg √ √
a) Untuk terapi rumatan pada
penderita asma.
b) Tidak diindikasikan untuk
bronkhospasme akut.
2. ih 160/4,5 mcg √ √
a) Untuk terapi rumatan pada
penderita asma atau terapi
rumatan pada PPOK.
b) Tidak diindikasikan untuk
bronkhospasme akut.
c) Penggunaan jangka panjang
memerlukan pemeriksaan
spirometri.
64. Ketentuan ...
27. - 27 -
64. Ketentuan angka 4 pada Kelas Terapi 26 Sub Kelas Terapi 26.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
26. OBAT untuk SALURAN NAPAS
26.1 ANTIASMA
4 deksametason
1. tab 0,5 mg* √ √ √
2. inj 5 mg/mL (i.v.) √ √ √
65. Ketentuan angka 8 pada Kelas Terapi 26 Sub Kelas Terapi 26.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
26. OBAT untuk SALURAN NAPAS
26.1 ANTIASMA
8 ipratropium bromida*
Untuk pasien PPOK dengan exacerbasi akut
Tidak untuk jangka panjang
1. ih 20 mcg/puff √ √
66. Ketentuan angka 10 pada Kelas Terapi 26 Sub Kelas Terapi 26.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
26. OBAT untuk SALURAN NAPAS
26.1 ANTIASMA
10 metilprednisolon
1. tab 4 mg* √ √
2. tab 16 mg* √ √
3. inj 125 mg/2 mL √ √
67. Ketentuan ...
28. - 28 -
67. Ketentuan angka 11 pada Kelas Terapi 26 Sub Kelas Terapi 26.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
26. OBAT untuk SALURAN NAPAS
26.1 ANTIASMA
11 salbutamol
1. tab 2 mg* √ √ √
2. tab 4 mg* √ √ √
3. inj 50 mcg/mL √ √
4. lar ih 0,5%* √, PP √ √
5. nebules vial 2,5 mg √ √
Hanya untuk :
a) Serangan asma akut
b) Bronkospasme yang menyertai
PPOK
c) SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca
Tuberkulosis)
6. sir 2 mg/5 mL* √ √
7. cairan ih 0,1% √ √ √
Hanya untuk serangan asma akut dan
atau bronkospasme yang menyertai
PPOK, SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca
Tuberkulosis)
8. aerosol 100 mcg* √ √
Hanya untuk serangan asma akut dan
atau bronkospasme yang menyertai
PPOK, SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca
Tuberkulosis)
9. serb ih 200 mcg/kaps + rotahaler* √ √
68. Ketentuan...
29. - 29 -
68. Ketentuan angka 13 pada Kelas Terapi 26 Sub Kelas Terapi 26.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
26. OBAT untuk SALURAN NAPAS
26.1 ANTIASMA
13 terbutalin
1 tab 2,5 mg* √ √
2. sir 1,5 mg/5 mL √ √
3. inj 0,5 mg/mL √ √
Hanya untuk serangan asma akut
dan/atau PPOK.
4. cairan ih 2,5 mg/mL √ √
Hanya untuk serangan asma akut
dan/atau PPOK.
5. serb ih 0,5 mg/dose √ √
Hanya untuk serangan asma akut
dan/atau PPOK.
69. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 26 Sub Kelas Terapi 26.2 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
26. OBAT untuk SALURAN NAPAS
26.2 ANTITUSIF
1 kodein*
1. tab 10 mg √ √ √
2. tab 15 mg √ √
3. tab 20 mg √ √
70. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 26 Sub Kelas Terapi 26.3 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
26. OBAT untuk SALURAN NAPAS
26.3 EKSPEKTORAN
1 n-asetil sistein
Hanya untuk pasien rawat inap dengan
exacerbasi akut
1 ih 100 mg/mL √ √
2 kaps 200 mg* √ √
71. Ketentuan...
30. - 30 -
71. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 26 Sub Kelas Terapi 26.4 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
26. OBAT untuk SALURAN NAPAS
26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS
1 ipratropium bromida
Untuk pasien PPOK dengan exacerbasi akut
Tidak untuk jangka panjang
1. ih 20 mcg/puff* √ √ √
2. nebulizer 0,025% √, PP √ √
72. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 26 Sub Kelas Terapi 26.4 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
26. OBAT untuk SALURAN NAPAS
26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS
2 kombinasi:
a. ipratropium bromida 0,5 mg
b. salbutamol 2,5 mg
Hanya untuk :
a) serangan asma akut.
b) bronkospasme yang menyertai PPOK.
c) SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca
Tuberkulosis).
1. nebules √, PP √ √
73. Ketentuan angka 6 pada Kelas Terapi 29 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
29 VITAMIN dan MINERAL
6 kalsium karbonat*
1. tab 500 mg √ √ √
74. Ketentuan...
31. - 31 -
74. Ketentuan angka 8 pada Kelas Terapi 29 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
29 VITAMIN dan MINERAL
8 kolekalsiferol (vitamin D3)*
Hanya untuk penyakit ginjal kronis pada level
CKD 5 ke atas dan pasien hipotiroid,
pemeriksaan kadar kalsium ion 1,1-2,5 mmol.
1 kaps lunak 0,25 mcg √ √
2 kaps lunak 0,5 mcg √ √
75. Ketentuan angka 11 pada Kelas Terapi 29 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
29 VITAMIN dan MINERAL
11 piridoksin (vitamin B6)
1. tab 10 mg* √ √ √
2. tab 25 mg* √ √ √
3. inj 100 mg/mL √ √ √
76. Ketentuan angka 13 pada Kelas Terapi 29 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
29 VITAMIN dan MINERAL
13 sianokobalamin (vitamin B12)*
1. tab 50 mcg √ √ √
77. Ketentuan angka 14 pada Kelas Terapi 29 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN
RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
TK 1 TK 2 TK 3
29 VITAMIN dan MINERAL
14 tiamin (vitamin B1)*
1. tab 50 mg √ √ √
Pasal II...
32. - 32 -
Pasal II
Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 Mei 2014
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NAFSIAH MBOI