Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)Fatchul Wachid
Presentasi Seni dalam Kepemimpinan ini disampaikan dalam acara Latihan Dasar Kepemimpinan dan Organisasi organisasi Kerohanian Islam (Rohis) Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati pada tahun 2015.
Bagi Perusahaan yang membutuhkan Pelatihan ini dapat menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan Bpk. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Materi Kepemimpinan ini merupakan ringkasan dari bab "Leadership" yang terdapat di buku Joining Together" (Johnson & Johnson, 2009). Materi ini merupakan salah satu tugas dari kuliah saya di Program Intervensi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)Fatchul Wachid
Presentasi Seni dalam Kepemimpinan ini disampaikan dalam acara Latihan Dasar Kepemimpinan dan Organisasi organisasi Kerohanian Islam (Rohis) Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati pada tahun 2015.
Bagi Perusahaan yang membutuhkan Pelatihan ini dapat menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan Bpk. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Materi Kepemimpinan ini merupakan ringkasan dari bab "Leadership" yang terdapat di buku Joining Together" (Johnson & Johnson, 2009). Materi ini merupakan salah satu tugas dari kuliah saya di Program Intervensi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Penjelasan tentang Kepemimpinan Dan Perubahan.docxJuwita Sari
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberikan motivasi dan menggerakkan anggota untuk melakukan perubahan sesuai dengan tujuan organisasi. Untuk itu, kualitas kepemimpinan sangat penting untuk melakukan perubahan organisasi, khususnya dalam mengendalikan perlawanan, kebingungan, mencari tahu tentang sebuah pengetahuan, dan komitmen manajemen
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. Keperilakuan Organisasi
Pengaruh Perilaku individu / Perilaku kelompok terhadap Kinerja Organisasi
Pengaruh Individu Sebagai Pemimpin yang Otoriter
Anggota
1. Erma Sulistyaningrum 2014.521.655
2. Zulaika Nur Afifah 2014.521.727
3. Erfani Permata Sari 2014.521.738
4. Yanesti Putri Mumpuni 2014.521.745
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “AUB “ SURAKARTA
2015
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian
pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat
menunjang usahanya dalam mewujudkan hubungan manusia yang efektif dengan
anggota organisasinya. Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan
oleh banyak hal, yang salah satunya adalah kepemimpinan yang berjalan dalam
organisasi tersebut.
Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi
perilaku bawahan,agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk
mencapai tujuan organisasi (Malayu, 2000:167).
Kepemimpinan Otoriter memiliki Kekurangan seperti Bawahan tidak
memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau ide-ide baru.
Kurangnya komunikasi antara pimpinan dan bawahan. Bawahan kurang
dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
Maka diperlukan Pemimpin yang bersikap terbuka tetapi tetap
menjaga jarak dengan tenaga kerja, agar mereka dapat mengemukakan
berbagai permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya
sebagai tenaga kerja..
B. Rumusan Masalah
1. Apa dasar-dasar perilaku individu dalam organisasi ?
2. Apa pengaruh perilaku pemimpin yang otoriter terhadap individu
dalam kelompok ?
3. Bagaimana pengaruh perilaku pemimpin yang otoriter dalam kinerja
organisasi ?
3. C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana Kepemimpinan Otoriter
2. Untuk mengetahui Pengaruh kepemimpinan Otoriter terhadap
Individu
3. Untuk mengetahui Pengaruh kepemimpinan Otoriter terhadap kinerja
organisasi.
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Apa Dasar-dasar perilaku individu dalam organisasi ?
Bicara tentang perilaku tentunya kita harus mengetahui dan
memahami apa itu perilaku. Perilaku Individu adalah sebagai suatu fungsi
dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Individu membawa
tatanan dalam organisasi berupa kemampuan, kepercayaan pribadi,
pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa lainnya.
Semua perilaku individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian
dan pengalamannya.
Perilaku individu itu berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena :
Kemampuannya tidak sama
Kebutuhannya yang berbeda
Berpikir masa depan dan membuat pilihan untuk bertindak
Kebutuhan dan pengalaman yang berbeda dalam memahami
lingkungan
Mempunyai reaksi senang atau tidak senang
Faktor lainnya ; kepemimpinan dalam organisasi
B. Bagaimana Pengaruhpemimpin otoriter terhadap Individu
dalam kelompok?
Kata otoriter dapat diartikan sebagai tindakan menurut kemauan
sendiri, setiap produk pemikiran dipandang benar, keras kepala, atau rasa
“aku” yang keberterimaannya pada khalayak bersifat dipaksakan.
Ketika perilaku atau sikap itu ditampilkan oleh pimpinan, disebut
dengan kepemimpinan otokratik atau kepemimpinan otoriter. Pemimpin
otokratik berasumsi bahwa maju-mundurnya organisasi hanya tergantung
kepada dirinya. Dia bekerja sungguh-sungguh, belajar kelas, tertib, dan
5. tidak boleh dibantah. Sikapnya senantiasa mau menang sendiri, tertutup
terhadap ide dari luar, dan hanya idenya yang dianggap akurat.
Pimpinan otokratik memiliki ciri antara lain:
Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pimpinan.
Bawahan, oleh pimpinan hanya dianggap sebagai pelaksana dan
mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru.
Bekerja keras, disiplin tinggi dan tidak kenal lelah.
Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun bermusyawarah sifatnya
hanya penawaran saja.
Memiliki kepercayaan rendah terhadap bawahan dan kalaupun
kepercayaan diberikan, di dalam dirinya penuh ketidakpercayaan.
Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah.
Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu sekarang.
Kelebihan tipe kepemimpinan otoriter Seorang pemimpin
otoriter biasanya bersifat pekerja keras dan memiliki disiplin tinggi,
Penentuan keputusan lebih cepat karena tidak menggunakan musyawarah
atau diskusi.
Kekurangan tipe kepemimpinan otoriter Bawahan tidak
memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau ide-ide baru,
Kurangnya komunikasi antara pimpinan dan bawahan, Bawahan kurang
dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
Pengaruh Perilaku pemimpin yang otoriter dalam Kelompok itu
akan berpengaruh kepada individu yang ada dalam kelompok karena
pemimpin otoriter itu bersifat pekerja keras, sedikit kaku, disiplin tinggi
dan tidak kenal lelah maka dari itu Individu dalam kelompok tersebut akan
mengikuti perilaku pemimpinnya tersebut.
6. Misalnya Manager yang Otoriter
Seorang manager yang bersikap otoriter akan nampak seperti pada
ciri-ciri yang telah disebutkan sebelumnya. Selain itu dalam menjalankan
roda kepemimpinannya, manager otoriter seringkali menggunakan strategi
gaya mendikte dan menjual.
Gaya mendikte dapat digunakan ketika para tenaga kerja berada
dalam tingkat kematangan rendah, sehingga perlu petunjuk serta
pengawasan yang jelas. Gaya ini disebut mendikte karena pemimpin
dituntut untuk mengatakan apa, bagaimana, kapan, dan di mana tugas
dilakukan. Gaya ini ditekankan pada tugas, sedangkan hubungan hanya
dilakukan sekedarnya.
Gaya menjual digunakan ketika kondisi tenaga kerja di perusahaan
berada pada tahap rendah sampai moderat, sehingga mereka telah memiliki
kemauan untuk meningkatkan profesionalismenya tetapi belum didukung
oleh kemampuan yang memadai. Gaya ini disebut menjual karena
pemimpin banyak memberikan petunjuk. Dalam tingkat kematangan
tenaga kependidikan seperti ini maka diperlukan tugas yang tinggi serta
hubungan yang tinggi agar dapat memelihara dan meningkatkan
kemampuan dan kemampuan yang telah dimiliki.
Perilaku manajer ini memicu timbulnya Berbagai perilaku
karyawan yang kepatuhan semu, kemandirian dalam bekerja lemah,
konsensus, dan menghindar dari tanggung jawab.
7. C. Bagaimana pengaruhperilaku pemimpin yang otoriter
dalam kinerja organisasi ?
Gaya Kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh
seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk
bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, gaya kepemimpinan
dapat menuntun karyawan untuk bekerja lebih giat, lebih baik, lebih jujur
dan bertanggungjawab penuh atas tugas yang diembannya sehingga meraih
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.
Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun
berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada
efektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang
bersangkutan. Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat
dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam
keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai
kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya (Siagian,
2003). Atas dasar inilah selama perhatian pemimpin diarahkan kepada
bawahannya, maka kinerja pegawainya akan tinggi.
Bila dalam pemimpin yang Otoriter maka akan Karyawan /
kelompok dituntun untuk dapat menyelesaikan tugas/ pekerjaan sesuai
target, tepat waktu, disiplin tinggi, bekerja di bawah tekanan sehingga
karyawan bekerja melewati batas kemampuannya. Ketidakmampuan
karyawan akan keterbatasannya dalam menyelesaikan Tugas / Pekerjaan
inlah yang akan menimbulkan frustasi,konflik, gelisah, dan rasa bersalah
karena tidak mampu menyelesaikan pekerjaan dengan efektif .
8. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kepemimpinan terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
1) Orang-orang yang dapat mempengaruhi orang lain (Power-ability
to influence).
2) Orang-orang yang dapat pengaruh (Follower)
3) Adanya maksud-maksud dan tujuan yang hendak dicapai
(Appropiate).
4) Adanya serangkaian tindakan tertentu untuk mempengaruhi dalam
mencapai maksud dan tujuan tertentu.
2. Perilaku Pemimpin otoriter adalah kepemimpinan yang bertindak
sebagai diktor terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya
memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Pepatah
mengatakan, “intolerance is the last defence of insecure.” Mereka
bersikap intoleransi dan mencari aman. Lebih jauh lagi, sikap
intoleransi ini terlihat pada bagaimana mereka memperlakukan orang-
orang yang menentang mereka. Intimidasi. Ancaman. Semuanya hanya
karena sikap egoisme pribadi yang disebut dengan otoriter.
3. Pengaruh Perilaku pemimpin yang otoriter dalam Kelompok itu akan
berpengaruh kepada individu yakni Individu dalam kelompok tersebut
akan mengikuti perilaku pemimpinnya tersebut dalam bekerja
menyelesaikan pekerjaan
9. B. Saran
Jika Anda sebagai korban otoriterianisme(aliran otoriter), pesan
saya bersabarlah. Jika mampu, ajukan keberatan tentang sikap tersebut.
Diskusikan dan temukan jalan keluarnya. Jika tidak mampu, bersabar
dengan tekanan mungkin tidak lebih baik, namun berjuang setengah-
setengah pun sama buruknya. Jika dapat, hindarilah dan keluarlah secepat
mungkin.
Jika Anda adalah seorang otoritarianisme, saya sarankan untuk
menjalankannya dengan sangat baik. Bila perlu jalankan dengan
sempurna. Maksud saya, jalankan dengan penuh ‘keteladanan’ dan
‘kepemimpinan’ yang ‘berkualitas’. Jika Anda memaksa bawahan atau
anak buah Anda untuk melakukan sesuatu sekarang juga dengan
sesempurna mungkin, lakukan hal tersebut terlebih dahulu oleh Anda di
depan mereka semua. Sama seperti seorang komandan yang berlari
terlebih dahulu sebelum menyuruh anak buahnya berlari. Saya yakin Anda
tidak akan bisa (atau tidak akan mau) kecuali Anda seorang komandan
militer. Jika Anda tidak dapat melakukan keteladanan dengan ‘sempurna’,
maka sebaiknya tinggalkan sikap otoritarianisme Anda.