Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan. Menjelaskan bahwa setiap orang adalah pemimpin paling tidak untuk dirinya sendiri, dan mendefinisikan berbagai jenis model kepemimpinan seperti demokratis, karismatik, otokratis, serta karakteristik pemimpin yang efektif seperti memiliki visi, komunikatif, dan mampu menghadapi tekanan. Dokumen tersebut menyimpulkan bahwa pemimpin
2. Pengantar
Setiap orang adalah pemimpin, setidaknya bagi diri sendiri
Hakikat
01
Aktif, inovatif dan berusaha mewujudkannya
Pemimpin ideal
02
Mampu mengelola waktu, kesehatan dan motivasi
Pemimpin diri sendiri
03
Mengelola org lain untuk mampu berpikir dan bertindak.
Pemimpin orang lain
04
3. Devinisi Kepemimpinan
Kepemimpinan secara etimologi adalah
terjemahan dari kata “leadership” yang berasal
dari kata “leader”. Pemimpinan (leader) adalah
orang yang memimpin, sedangkan pimpinan
merupakan jabatannya. Dalam pengertian lain,
kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin”
yang artinya bimbing atau tuntunan. Dari “pimpin”
lahirlah kata kerja “memimpin” yang artinya
membimbing dan menuntun.
Secara Etimologi/bahasa
Fiedler berpendapat, “leader as the individual in the group given the task of directing and
coordinating task relevant group activities.” Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa
seseorang pemimpin adalah anggota kelompok yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan
mengkoordinasikan kinerja dalam rangka mencapai tujuan. Fiedler dalam hal ini lebih menekankan
pada “directing and coordinating”
Sedangkan Locke melukiskan kepemimpinan sebagai suatu proses membujuk (inducing) orang lain
menuju sasaran bersama.
Secara Terminologi/istilah
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian
kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan untuk menggerakan,
mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membina
membimbing, melatih, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan
menghukum (kalau perlu) dengan maksud agar manusia sebagai bagian dari
organisasi mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan dirinya sendiri dan
organisasi (tujuan bersama) secara efektif dan efisien.
Pengertian ini menunjukkan bahwa dalam kepemimpinan terdapat tiga unsur yaitu
pemimpin (leader), anggota (followers), dan situasi (situation).
Kesimpulan
4. Kepemimpinan dalam Panacasila
Ing Madya Mangun Karsa
Pemimpin harus mampu membangkitkan
semangat berswakarsa dan berkreasi pada
orang-orang yang dibimbingnya.
Ing Ngarsa Sung Tuladha
Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola
anutan dan ikutan bagi orang-orang yang
dipimpinnya.
Tut Wuri Handayani
Pemimpin harus mampu mendorong orang-orang yang diasuhnya
berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
5. Model Kepemimpinan
Model Demokratis
Model
Kepemimpinan Karismatik
Model Otokratis
Model Militeristis
Model Laissez Faire
Model artinya gaya, sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus,
kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan model kepemimpinan adalah
sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran
organisasi tercapai. Dalam pengertian lain model kepemimpinan adalah pola prilaku dan
strategi yang sering disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Terdapat beberapa model kepemimpinan atau sering juga
disebut dengan tipe kepemimpinan yaitu:
6. Kepemimpinan
Karismatik
Dalam kepemimpinan karismatik memiliki energi, daya
tarik dan wibawa yang luar biasa untuk mempengaruhi
orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat
besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa
dipercaya. Sampai sekarang pun orang tidak mengetahui
benar sebab-sebabnya mengapa seseorang itu memiliki
karisma besar. Dia dianggap mempunyai kekuatan
ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan
yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia
Yang Maha Kuasa. Dia banyak memiliki inspirasi,
keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian
sendiri. Totalitas kepribadian pemimpin itu memancarkan
pengaruh dan daya tarik yang teramat besar.
Tokoh-tokoh besar semacam ini antara lain: Gengis Khan,
Hitler, Gandhi, John F. Kennedy, Soekarno, Margaret
Tacher, dan Gorbachev.
7. Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini sang
pemimpin praktis tidak memimpin, dia membiarkan
kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam
kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung
jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia
merupakan pemimpin simbol, dan biasanya tidak
memiliki keterampilan teknis sebab duduknya sebagai
direktur atau pemimpin ketua dewan, komandan, atau
kepala biasanya diperoleh melalui penyogokan, suapan
atau sistem nepotisme.
Laissez Faire
8. Kepemimpinan ini mendasarkan diri pada
kekuasaan dan paksaan yang mutlak dan
harus dipenuhi. Pemimpin selalu mau
berperan sebagai pemain tunggal. Pada a
one man show, dia sangat berambisi untuk
merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan
ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan
bawahannya. Anak buah tidak pernah diberi
informasi mendetail mengenai rencana dan
tindakan yang harus dilakukan. Semua pujian
dan kritik terhadap segenap anak buah
diberikan atas pertimbangan pribadi
pemimpin sendiri.
Otokratis
9. Tipe ini bersifat kemiliteran, namun
hanya gaya luaran saja yang
mencontoh militer. Tetapi jika dilihat
lebih seksama, tipe ini mirip sekali
dengan tipe kepemimpinan otoriter.
Tipe kepemimpinan ini berbeda sekali
dengan kepemimpinan organisasi
militer.
Militeristis
Sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara lain ialah:
• Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, terhadap bawahannya sangat
keras, otoriter, kaku, dan seringkali kurang bijaksana.
• Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
• Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran
berlebihan.
• Tidak menghendaki saran, usulan, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
• Komunikasi hanya berlangsung searah.
10. Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi
pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung
jawab internal (pada diri sendiri) dan kerja sama yang baik. Kekuatan
kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada “person atau individu
pemimpin”, tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap
kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu dan
mendengarkan nasihat dan sugesti bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian
para spesialis dengan bidangnya masing-masing, mampu memanfaatkan
kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang
tepat. Kepemimpinan demokratis sering disebut sebagai kepemimpinan group
developer.
11. Model Pengambilan Keputusan
Direktif
• Pengambilan keputusan yg sangat
sedikit masukan dari orang lain.
• Kelebihan: pengambilan keputusan
menjadi cepat
• Model ini sesuai jika pemimpin telah
berpengalaman
Konsultatif
• Merupakan kombinasi kedua model direktif dan
partisipatif.
• Pemimpin meminta masukan dan kemudian
pemimpin yg akan memutuskannya.
• Kelebihan: lebh efektif.
Partisipatif
• Semua pengikut memberi masukan
• Model ini harus memiliki kepemimpinan yang
sangat kuat krn sgt mungkin semua pihak
saling bersilang penda[at.
• Kelemahan: lebih berbelit dan menjadi tdk
efektif.
Dcision
Making
12. Karakteristik Pemimpin Efektif
Tidak semua pemimpin
dapat mencapai tujuan
organisasi.
Kepemimpinan efektif
dimulai dengan visi yg
jelas
Berikut ini karakteristik
yang harus dimiliki
pemimpin efektiff
Yaitu:…..
13. 1. Memiliki visi ke depan
Pemimpin adl
inspirator
perubahan dan
visioner
Harus memiliki visi
yang jelas
Mampu
mengimplementasikan
visi menjadi tindakan.
14. 2. Cakap
secara teknis
• Pemimpin tidak hrs menguasai
tugas pengikut/bawahan
• Pemimpin hrs memiliki kecakapan
teknis yg berkaitan utk mencapai
tujuan
Right
Left
15. 3. Membuat keputusan tepat
• Pemimpin harus dpt menyelesaikan
masalah dg membuat keputusan yg
tepat.
• Utk memutuskan sesuatu: butuh
informasi yg akurat serta
perencanaan yg jelas
16. 4. Berkomunikasi
dengan baik
• Pemimpin hrs memastikn setiap
deskripsi, tugas dimengerti,
dilaksanakan, dan diawasi.
• Setiap perkembangan yg penting
perlu dikomunikasikan dengan
elemen organisasi agar timbul rasa
memiliki.
• Pemimpin jg hrs dpt menggunakan
kemampuan komunikasi utk
membangun hub interpesonal dg
bawahan.
Right
Left
17. 5. Memberikan keteladanan
dan contoh
• Kata-kata tdk akan memiliki kekuatan
bila org yg mengucapkannya melakukan
hal yg berlawanan.
• Pemimpin yg baik: memberi
keteladanan, rendah hati, realistis, dan
ramah.
18. 6. Mampu mempercayai
orang
• Pemimpin meski hebat tdk dpt
bekerja sendiri
• Pemimpin yg baik hrs mampu
mendelegasikan tugas dan
mempercayai org lain.
Right
Left
19. 7. Mampu menahan emosi
• Tidak mudah panik
• Tidak mudh marah
• Mampu menahan emosi
20. 8. Tahan menghadapi
tekanan
• Pemimpin yg tidak tahan
menghadapi tekanan, akan dpt
membuat kesalahan-kesalahan
fatal yg dpt membuat kegagalan
Right
Left
21. 9. Bertanggung jawab
• Ketika ada pengambilan keputusan baik
buruk atau baik maka hrs berani
bertanggung jawab dan tdk melempar
masalah.
• Tanggung jawab bukan saja berani
mengakui kesalahan tetapi jg mencari
solusi dari permasalahan yg muncul.
22. 10. Mengenali anggota
• Pemimpin hrs kenal masing-masing
anggotanya/pengikut/bawahan
• Pemimpin perlu kenal kemampuan
dan karakter anggota sehingga dpt
menempatkan anggota pd posisi yg
tepat.
Right
Left
23. 11. Cekatan dan penuh inovasi
• Pemimpin hrs sigap terhadap perubahan
situasi dan memanfaatkan peluang-
peluang yg ada dengan sumber daya yg
tersedia.
24. Kesimpulan
Seorang pemimpin harus mampu menjadikan dirinya pola panutan bagi orang-orang
yang dipimpinnya, mampu melakukan power sharing dengan anggotanya untuk
mendorong munculnya ide-ide baru dan solusi kreatif atas tantangan yang dihadapi
organisasi.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada
sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana
nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin
sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Seorang pemimpin harus mempunyai visi, yang mana visi tersebut bukanlah dibuat
semata-mata rangkaian kalimat yang disusun sehingga enak dibaca dan didengar, visi
juga bukan sekedar hasil olah pengetahuan, namun visi menjadi pengikat, pemersatu,
inspirator dan pemberi semangat seluruh komponen organisasi. Visi yang demikian
itu tidak mungkin diperoleh melalui pelatihan sebab pada hakikatnya visi bukan
keterampilan, visi harus berangkat dari hati melalui proses perenungan, dan
pembelajaran, didasarkan pada pengetahuan, dan kemudian direalisasikan melalui
tindakan nyata.