SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi sekarang sangat berkembang dengan pesat, masuknya
internet di Indonesia telah memberikan dampak yang begitu besar ke dalam berbagai
bidang. Internet telah menciptakan dunia baru yang dinamakan cyberspace yaitu
sebuah dunia komunikasi berbasis computer yang menawarkan realitas yang baru
berbentuk virtual (tidak langsung dan tidak nyata).
Teknologi Informasi diciptakan sebagai sarana yang nantinya akan
mempermudah pekerjaan manusia, disamping itu teknologi informasi diciptakan dengan
maksud dan tujuan untuk meningkatkan dan mengefektivitaskan produktivitas kerja
manusia, teknologi informasi tidaklah semata-mata berbuah manis dan selalu
memberikan dampak positif terhadap kehidupan manusia karena disebalik manfaatnya
teknologi informasi juga memberikan dampak negatif.
Semakin maraknya banyak kasus dalam dunia teknologi informasi dan
komunikasi telah memunculkan suatu ilmu hukum baru yang berawal dari dampak
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang disebut dengan hukum
telematika atau cyber law. Cyber law meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan
subyek hukum yang memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai
online dan seterusnya sampai saat memasuki dunia maya.
Perbuatan melanggar hukum merupakan perbuatan yang melanggar kaidah-
kaidah tertulis, yaitu perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku
dan melanggar hak subyektif orang lain, tetapi juga perbuatan yang melanggar kaidah
yang tertulis. Hukum adalah rangkaian peraturan mengenai tingkah laku orang-orang
sebagai anggota suatu masyarakat. Adapun tujuan hukum adalah mengadakan
keselamatan, kebahagiaan dan tata tertib dalam masyarakat.
Hukum di Indonesia merupakan hukum yang berdaulat. Negara Hukum berarti
bahwa segala tindakan dari pemerintah harus berdasarkan atas hokum. Selama
pelaksanaan usaha tersebut tidak melanggar kepentingan dan hak orang lain maka tidak
akan timbul masalah. Setiap anggota masyarakat tentu mempunyai kepentingan yang
bermacam-macam dan menimbulkan berbagai usaha agar tidak melanggar kepentingan
dan hak orang lain. Keadaan akan menjadi lain jika pelaksanaan kepentingan itu
melanggar hak dan kepentingan orang lain, baik disengaja maupun tidak disengaja atau
karena kelalaian. Dalam keadaan demikian maka akan timbul benturan kepentingan
antara pelaku pelanggaran dengan orang yang dilanggar kepentingan dan haknya. Hal
ini dapat menimbulkan kerugian dalam diri orang yang dirugikan tersebut. Kerugian ini
dapat berwujud kerugian materiil maupun immaterial.
Istilah perbuatan melanggar hukum yang disingkat dengan PMH merupakan
terjemahan dari bahasa belanda on rechtmatige daad. Istilah perbuatan melanggar
hukum yang dimaksud adalah sebagaimana yang diatur dalam buku ke-III bab ketiga
dalam Pasal 1365 sampai 1380 Kitab Undang-undang Hukum Perdata tentang
perikatan-perikatan yang dilahirkan karena undang-undang.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa pencemaran nama baik adalah suatu
keadaan tersinggung karena seorang diceritakan kepada orang lain, sehingga orang
tersebut turun derajat atau hilang nama baiknya. Dilihat dari sudut orang yang dihina
maka rasa dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan bila ada suatu penghinaan.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian defamation/pencemaran nama baik.
2. Untuk mengetahui penggunaan kemajuan teknologi dan informasi dengan benar.
3. Untuk mengetahui aspek-aspek hukum yang mengatur pencemaran nama baik.
Manfaatnya antara lain:
1. Sebagai bahan informasi bagi pembaca agar lebih berhati-hati dalam penggunaan
situs-situs jejaring sosial.
2. Sebagai bahan informasi bagi penulis untuk menambah wawasan tentang perbuatan
tidak menyenangkan lewat dunia maya.
3. Sebagai bahan informasi tata cara menghadapi dampak negatif dari kemajuan
teknologi dan komunikasi terutama dalam kasus pencemaran nama baik.
1.3 Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang penulis gunakan untuk membuat makalah ini dengan
menggunakan studi pustaka yaitu sebuah metode dengan cara mencari, mengambil, dan
menghimpun informasi melalui sumber-sumber atau refrensi-refrensi yang penulis
dapatkan di internet.
1.4 Ruang Lingkup
Didalam penulisan makalah ini penulis membahas tentang cybercrime, cyberlaw dan
kasus pencemaran nama baik dengan menggunakan sarana internet yang merupakan
tindak kejahatan yang dilakukan di dunia maya baik itu pemalsuan, merusak, dan
memanfaatkan untuk tindak kejahatan lainnya yang menimbulkan kerugian bagi orang
lain.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui secara ringkas permasalahan dalam penulisan makalah ini, maka
sistematika penulisan yang bertujuan untuk mempermudah pembaca menulusuri dan
memahami dari makalah ini.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, metode penulisan,
ruang lingkup, serta sistematika penulisan secara keseluruhan.
BAB II CYBERCRIME DAN CYBERLAW
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai pengertian, karakteristik, faktor, dan
penanggulan cybercrime.
BAB III CONTOH KASUS
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai pengertian, faktor, cara mencegah,
penanggulangan, contoh kasus dan undang-undang mengenai pencemaran nama baik.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran mengenai cybercrime dan kasus
pencemaran nama baik.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. CyberCrime
Kebutuhan akan teknologi jaringan komputer semakin meningkat. Selain
sebagai media penyedia informasi, melalui internet pula kegiatan komunitas komersial
menjadi bagian terbesar, dan terpesat pertumbuhannya serta menembus berbagai batas
Negara. Bahkan melalui jaringan ini kegiatan pasar di dunia bisa diketahui selama 24
jam. Melalui dunia internet atau disebut juga cyberspace, apapun dapat dilakukan. Segi
positif dari dunia maya ini tentu saja menambah trend perkembangan teknologi dunia
dengan segala bentuk kreativitas manusia.
Namun dampak negative pun tidak bisa dihindari. Tatkala pornografi marak di
media internet, masyarakat pun tak bisa berbuat banyak. Seiring dengan perkembangan
teknologi internet, menyebabkan munculnya kejahatan yang disebut dengan
“CyberCrime” atau kejahatan melalui jaringan internet. Munculnya beberapa kasus
Cybercrime di Indonesia seperti pencurian kartu kredit, hacking beberapa situs,
menyadap transmisi data orang lain, misalnya email, dan memanipulasi data dengan
cara menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki ke dalam programmer komputer.
Sehingga dalam kejahatan computer dimungkinkan adanya delik materil.
Delik formil adalah perbuatan seseorang yang memasuki computer orang lain
tanpa ijin, sedangkan delik materil adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian
orang lain. adanya Cybercrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah
sulit mengimbangi tehnik kejahatan yang dilakukan dengan teknologi computer,
khususnya jaringan internet dan internet.
2.1.1. Pengertian Cyber Crime
Cybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang timbul karena
pemanfaatan teknologi internet. Menurut Mandell dalam Suhariyanto (2012:10)
disebutkan ada dua kegiatan Computer Crime :
1. Penggunaan komputer untuk melaksanakan perbuatan penipuan, pencurian atau
penyembunyian yang dimaksud untuk memperoleh keuntungan keuangan,
keuntungan bisnis, kekayaan atau pelayanan.
2. Ancaman terhadap komputer itu sendiri, seperti pencurian perangkat keras atau
lunak, sabotase dan pemerasan.
2.1.2. Karakteristik Cyber Crime
Selama ini dalam kejahatan konvensional, dikenal dengan adanya dua jenis
kejahatan sebagai berikut :
1. Kejahatan Kerah Biru (blue collar crime)
Kejahatan jenis ini merupakan jenis kejahatan atau tindak kriminal yang dilakukan
secara konvensional, misalnya perampokan, pencurian, dan lain-lain. Para pelaku
kejahatan jenis ini biasanya digambarkan memiliki steorotip tertentu misalnya, dari
kelas sosial bawah, kurang terdidik, dan lain-lain.
2. Kejahatan Kerah Putih (white collar crime)
Kejahatan jenis ini terbagi dalam 4 kelompok kejahatan yakni kejahatan korporasi,
kejahatan birokrat, malpraktek, dan kejahatan individu. Pelakunya biasanya bekebalikan
dari blue collar, mereka memiliki penghasilan tinggi, berpendidikan, memegang
jabatan-jabatan terhormat di masyaratat.
Cybercrime sendiri sebagai kejahatan yang muncul sebagai akibat adanya komunitas
dunia maya di internet, memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kedua
model di atas. Karakteristik unik dari kejahatan di dunia maya tersebut antara lain
menyangkut lima hal berikut:
1. Ruang lingkup kejahatan
Sesuai sifat global internet, ruang lingkup kejahatan ini jga bersifat global.
Cybercrime seringkali dilakukan secara transnasional, melintasi batas negara sehingga
sulit dipastikan yuridikasi hukum negara yang berlaku terhadap pelaku. Karakteristik
internet di mana orang dapat berlalu-lalang tanpa identitas (anonymous) memungkinkan
terjadinya berbagai aktivitas jahat yang tak tersentuh hukum.
2. Sifat kejahatan
Bersifat non-violence, atau tidak menimbulkan kekacauan yang mudah terlihat. Jika
kejahatan konvensional sering kali menimbulkan kekacauan makan kejahatan di internet
bersifat sebaliknya.
3. Pelaku kejahatan
Bersifat lebih universal, meski memiliki cirri khusus yaitu kejahatan dilakukan oleh
orang-orang yang menguasai penggunaan internet beserta aplikasinya. Pelaku kejahatan
tersebut tidak terbatas pada usia dan stereotip tertentu, mereka yang sempat tertangkap
remaja, bahkan beberapa di antaranya masih anak-anak.
4. Modus kejahatan
Keunikan kejahatan ini adalah penggunaan teknologi informasi dalam modus
operandi, itulah sebabnya mengapa modus operandi dalam dunia cyber tersebut sulit
dimengerti oleh orang-orang yang tidak menguasai pengetahuan tentang komputer,
teknik pemrograman dan seluk beluk dunia cyber.
5. Jenis kerugian yang ditimbulkan
Dapat bersifat material maupun non-material. Seperti waktu, nilai, jasa, uang,
barang, harga diri, martabat bahkan kerahasiaan informasi.
Dari beberapa karakteristik diatas, untuk mempermudah penanganannya maka cyber
crime diklasifikasikan :
1. Cyberpiracy : Penggunaan teknologi computer untuk mencetak ulang software atau
informasi, lalu mendistribusikan informasi atau software tersebut lewat teknologi
komputer.
2. Cybertrespass : Penggunaan teknologi computer untuk meningkatkan akses pada
system computer suatu organisasi atau indifidu.
3. Cybervandalism : Penggunaan teknologi computer untuk membuat program yang
menganggu proses transmisi elektronik, dan menghancurkan data dikomputer.
2.1.3. Faktor yang mempengaruhi terjadinya cyber crime
Kejahatan dunia maya (cybercrime) adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas
kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi perantara, sasaran atau
tempat terjadinya kejahatan. Seperti kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan
lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit/carding, confidence fraud,
penipuan identitas, pornografi anak, dll.
Adapun yang menjadi penyebab terjadinya cybercrime antara lain :
1. Akses internet yang tidak terbatas.
2. Kelalaian pengguna komputer. Hal ini merupakan salah satu penyebab utama
kejahatan komputer.
3. Mudah dilakukan dengan alasan keamanan yang kecil dan tidak
diperlukanperalatan yang super modern. Walaupun kejahatan komputer mudah.
4. untuk dilakukan tetapi akan sulit untuk melacaknya, sehingga ini mendorong para
pelaku kejahatanuntuk terus melakukan halm ini.
5. Para pelaku merupakan orang yang pada umumnya cerdas,mempunyai rasa ingin
tahu yang besar dan fanatik akan teknologi komputer. Pengetahuan pelaku kejahatan
komputer tentang cara kerja sebuah komputer jauh diatas operator komputer.
6. Sistem keamanan jaringan yang lemah.
7. Kurangnya perhatian masyarakat. Masyarakat dan penegak hukum saat ini masih
memberi perhatian sangat besar terhadap kejahatan konvensional. Pada kenyataanya
pelaku kejahatankomputer masih terus melakukan aksi kejahatannya.
2.1.4. Penanggulangan terhadap Kejahatan Internet
Adapun penanggulan untuk menangani terjadinya kejahatan intenet atau
cybercrime adalah sebagai berikut :
1. Melindungi Komputer
Sudah pasti hal ini mutlak Anda lakukan. Demi menjaga keamanan, paling tidak
Anda harus mengaplikasikan tiga program, yaitu antivirus, antispyware, dan firewall.
Fungsinya sudah jelas dari ketiga aplikasi tersebut. Antivirus sudah pasti menjaga
perangkat komputer Anda dari virus yang kian hari beragam jenisnya.
2. Melindungi Identitas
Jangan sesekali memberitahukan identitas seperti nomor rekening, nomor kartu
penduduk, tanggal lahir dan lainnya. Karena hal tersebut akan sangat mudah disalah
gunakan oleh pelaku kejahatan internet hacker.
3. Selalu Up to Date
Cara dari para pelaku kejahatan saat melakukan aksinya yaitu dengan melihat
adanya celah-celah pada sistem komputer Anda. Karena itu, lakukanlah update pada
komputer. Saat ini beberapa aplikasi sudah banyak menyediakan fitur update berkata
secara otomatis. Mulai dari aplikasi antivirus dan aplikasi-aplikasi penunjang lainnya.
4. Amankan E-mail
Salah satu jalan yang paling mudah dan sering digunakan untuk menyerang adalah
e-mail. Waspadalah setiap kali Anda menerima e-mail. Pastikan Anda mengetahui
identitas dari si pengirim e-mail. Jika Anda sudah menerima e-mail dengan pesan yang
aneh-aneh, sebaiknya jangan Anda tanggapi. Waspadai e-mail palsu yang sekarang
banyak digunakan untuk menipu korban
5. Melindungi Account
Gunakan kombinasi angka, huruf, dan simbol setiap kali Anda membuat kata sandi.
Ini bertujuan agar kata sandi Anda tidak mudah diketahui atau dibajak. Namun jangan
sampai Anda sendiri lupa kata sandi tersebut. Menggunakan password yang sulit
merupakan tindakan cerdas guna menghindari pencurian data.
6. Membuat Salinan
Sebaiknya para pengguna komputer memiliki salinan dari dokumen pribadinya,
entah itu berupa foto, musik, atau yang lainnya. Ini bertujuan agar data Anda masih
tetap bisa terselamatkan bila sewaktu-waktu terjadi pencurian data atau ada kesalahan
pada sistim komputer Anda.
7. Cari Informasi
Meskipun sedikit membosankan, tapi ini penting buat Anda. Dengan memantau
perkembangan informasi pada salah satu penyedia jasa layanan keamanan internet juga
diperlukan, salah satunya adalah pada National Cyber Alert System yang berasal dari
Amerika, Anda diharapkan dapat mengetahui jenis penyerangan yang sedang marak
terjadi. Dan dari situ pula Anda akan mendapatkan informasi bagaimana menanggulangi
penyerangan tersebut bila terjadi pada Anda.
Berikut karakteristik kejahatan komputer:
1. Kejahatan yang menyangkut data atau informasi komputer
2. Kejahatan yang menyangkut program atau software komputer
3. Pemakaian fasilitas komputer tanpa wewenang untuk kepentingan yang tidak sesuai
dengan tujuan pengelolaan atau operasinya
4. Tindakan merusak peralatan komputer atau yang berhubungan dengan komputer
atau sarana penunjangnya
5. Tindakan merusak peralatan komputer atau yang berhubungan dengan komputer
atau sarana penunjangnya.
Jenis-jenis cyber crime berdasarkan motifnya dapat tebagi dalam beberapa hal :
1. Cyber crime sebagai tindakan kejahatan murni
Dimana orang yang melakukan kejahatan yang dilakukan secara di sengaja, dimana
orang tersebut secara sengaja dan terencana untuk melakukan pengrusakkan, pencurian,
tindakan anarkis, terhadap suatu system informasi atau system computer.
2. Cybercrime sebagai tindakan kejahatan abu-abu
Dimana kejahatan ini tidak jelas antara kejahatan criminal atau bukan karena dia
melakukan pembobolan tetapi tidak merusak, mencuri atau melakukan perbuatan
anarkis terhadap system informasi atau system computer tersebut.
3. Cybercrime yang menyerang individu
Kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif dendam atau iseng
yang bertujuan untuk merusak nama baik, mencoba ataupun mempermaikan seseorang
untuk mendapatkan kepuasan pribadi. Contoh : Pornografi, cyberstalking, dll.
4. Cyber crime yang menyerang hak cipta (Hak milik)
Kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang dengan motif
menggandakan, memasarkan, mengubah yang bertujuan untuk kepentingan
pribadi/umum ataupun demi materi/nonmateri.
5. Cyber crime yang menyerang pemerintah
Kejahatan yang dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif
melakukan teror, membajak ataupun merusak keamanan suatu pemerintahan yang
bertujuan untuk mengacaukan system pemerintahan, atau menghancurkan suatu Negara.
2.2. CyberLaw
2.2.1. Pengertian Cyber Law
Cyber law adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya) yang umumnya
diasosiasikan dengan internet. Cyberlaw merupakan aspek hukum yang ruang
lingkupnya meliputi setap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau
subyek hokum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai
pada saat mulai online dan memasuki dunia cyber atau maya.
Berikut ruang lingkup cyberlaw:
1. Hak Cipta (Copy right)
2. Hak Merk (trademark)
3. Pencemaran nama baik (defamation)
4. Fitnah, penistaan, penghinaan (hate speech)
5. Serangan terhadap fasilitas komputer (hacking, viruses, illegal acces)
6. Kenyaman individu (privacy)
7. Prinsip kehati-hatian
8. Tindakan criminal biasa yang menggunakan TI sebagai alat
9. Isu procedural seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan, dll
10. Kontrak / transaksi elektronik dan tanda tangan digital
11. Pornografi
12. Pencurian melalui internet
13.Perlindungan konsumen
14. Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharian seperti e-commerce, e-government,
e-education dll
2.2.2. Jejaring Sosial Di Media Internet
Jejaring sosial adalah struktur sosial yang dibentuk dari simpulan-simpulan (yang
umumnya adalah individu / organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi
spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain-lain.
Lewat jejaring sosial, kita bisa bertemu secara maya tentunya dengan banyak
sekali orang dengan berbagai macam karakter dan latar belakang. Baik orang yang
sudah ita kenal sebelumnya maupun orang yang baru kita kenal. Bahkan tidak sedikit
juga orang-orang yang kita kenal sebagai selebritis mempunyai akun di salah satu
jejaring social internet. Layanan jejaring sosial yang popular di Indonesia dan memiliki
jumlah pengguna yang sangat banyak antara lain facebook dan twitter.
Internet itu sendiri memiliki pengertian sebagai jaringan komputer luas dan besar
yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara
lain di seluruh dunia, yang didalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi mulai
dari yang bersifat statis sampai yang bersifat dinamis dan interaktif. Pada awalnya,
internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan
Amerika Serikat di tahun 199, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET
(Advance Research Project Agency Network). Mereka mendemonstrasikan hardware
dan software komputer yang berbasis UNIX, serta dapat melakukan komunkasi dalam
jarak yang tak terhingga melalui saluran telepon. Proyek ARPANET merancang bentuk
jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua
standar yang mereka tentukan menjadi akal bakal pembangunan protocol baru yang
sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol).
Media internet adalah media yang tidak mengenal batas, baik batas-batas
wilayah maupun batas-batas kenegaraan. Hal ini membawa dampak bagi perilaku para
pengguna internet. Dilihat dari pengertian internet itu sendiri merupakan alat sebagai
hasil penemuan teknologi yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan. Dalam hal
ini internet dapat menyatukan media audio, visual, telekomunikasi bahkan dapat
mengkonversikan media-media tersebut.
Sesuai dengan namanya WWW, yaitu World Wide Web, maka jaringan internet
di suatu Negara dengan segera dan dengan sendirinya akan masuk ke wilayah yuridiksi
Negara lain. Meskipun demikian, internet juga diperlukan peraturan tentan perilaku,
baik perilaku para penyedia akses, penyedia content, maupun pengguna dan
pengunjung. Bagi penyedia akses dan penyedia content salah satu peraturan perilaku
yang harus dipatuhi adalah perilaku yang menyangkut etika bisnis, sedangkan bagi
pengguna dan pengunjung, terutama pengguna dan pengunjung media interaktif
diperlukan peraturan tentan pemakaian bahasa dan sapaan-sapaan.
Setiap ada kemajuan dibidang apapun termasuk kemajuan dibidang teknologi
selalu membawa dampak. Dampak yang ditimbulkannya pun ada yang menuju kearah
positif dan negatif. Internet sebagai media komunikasi bukan sekedar kecanggihan
fiturnya yang diperlukan. Lebih dari itu, kekuatan strategi komunikasi yang menjadi
dasar utamanya.
2.2.3. Pencemaran Nama Baik
Secara umum pencemaran nama baik (Defamation) adalah suatu keadaan
tersinggung karena seorang diceritakan kepada orang lain, sehingga orang tersebut turun
derajat atau hilang nama baiknya. Pencemaran nama baik terbagi ke dalam beberapa
bagian:
1. Secara lisan, yaitu pencemaran nama baik yang diucapkan.
2. Secara tertulis, yaitu pencemaran yang dilakukan melalui tulisan.
Dalam pencemaran nama baik terdapat 3 catatan penting didalamnya, yakni :
Pertama, delik dalam pencemaran nama baik merupakan delik yang bersifat
subyektif yang artinya penilaian terhadap pencemaran sangat bergantung pada pihak
yang diserang nama baiknya. Oleh karenanya, delik dalam pencemaran merupakan delik
aduan yang hanya bisa diproses oleh pihak yang berwenang jika ada pengaduan dari
korban pencemaran.
Kedua, pencemaran nama baik merupakan delik penyebaran. Artinya, substansi
yang berisi pencemaran disebarluaskan kepada umum atau dilakukan di depan umum
oleh pelaku.
Ketiga, orang yang melakukan pencemaran nama baik dengan menuduh suatu hal
yang dianggap menyerang nama baik seseorang atau pihak lain harus diberi kesempatan
untuk membuktikan tuduhan itu.
Bagi bangsa indonesia, pasal pencemaran nama baik dianggap sesuai dengan
karakter bangsa ini yang menjunjung tinggi adat dan budaya timur, pencemaran nama
baik dianggap melanggar norma sopan santun bahkan bisa melanggar norma agama jika
yang dituduhkan mengandung unsur fitnah.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Pencemaran Nama Baik
Seperti yang telah dijelaskan di sub bab landasan teori, bahwa pencemaran nama
baik (defamation )adalah suatu keadaan tersinggung karena seorang diceritakan kepada
orang lain, sehingga orang tersebut turun derajat atau hilang nama baiknya.
Bagi bangsa indonesia, pasal pencemaran nama baik dianggap sesuai dengan
karakter bangsa ini yang menjunjung tinggi adat dan budaya timur, pencemaran nama
baik dianggap melanggar norma sopan santun bahkan bisa melanggar norma agama jika
yang dituduhkan mengandung unsur fitnah.
Kejahatan di dunia maya merupakan kejahatan modern yang muncul seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Kejahatan di dunia maya
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan kejahatan-kejahtan konvensional yang
terdapat dalam kitab undang-undang hukum pidana (KUHP).
Menurut R.Soesilo penghinaan dalam KUHP ada 6 macam :
1. Menista secara lisan
2. Menista secara tertulis
3. Memfitnah
4. Penghinaan ringan
5. Menyadu secara memfitnah
6. Tuduhan secara memfitnah
3.2. Penyebab Pencemaran Nama Baik
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya pencemaran nama baik yaitu
sebagai berikut:
1. Secara lisan
2. Secara tulisan
3. Menuduh suatu hal di depan umum
3.3. Objek/Sasaran Pencemaran Nama Baik
Berbicara tentang pencemaran nama baik, berkaitan dengan suatu kata penghinaan.
Pada dasarya penghinaan adalah menyerang nama baik dan kehormatan seseorang,
dalam hal ini bukan arti seksual, sehingga orang itu merasa dirugikan. Objek atau
sasaran pencemaran nama baik dapat digolongkan menjadi :
1. Terhadap pribadi perorangan
2. Terhadap kelompok atau golongan
3. Terhadap suatu agama
4. Terhadap orang yang sudah meninggal
5. Terhadap para pejabat yang meliputi pegawai negeri, kepada Negara atau wakilnya
dan pejabat perwakilan asing.
3.4. Dampak Pencemaran Nama Baik
Dampak dari pencemaran nama baik seseorang akan mengalami kerugian materi
dan non materi di antaranya:
1. Membekukan kebebasan berekspresi
2. Menghambat kinerja seseorang
3. Merusak popularitas dan karier
4. Perihal pencitraan seseorang atau institusi
3.5. Aspek Hukum Pencemaran Nama Baik
Pasal – pasal mengenai pencemaran nama baik:
UU ITE No. 11 tahun 2008:
Pasal 27
1. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.
2. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian.
3. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama
baik.
4. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau pengancaman.
Pasal 28
1. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.
2. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan
untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok
masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Pasal 36
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan perbuatan
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 27 sampai pasal 34 yangmengakibatkan
kerugian bagi orang lain.
Pasal 51
Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 12 tahun dan atau denda paling banyak
Rp12.000.000.000,00(dua belas miliar rupiah).
Pasal 45
1. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat
(1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
2. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1)
atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
Selain didalam UU ITE No. 11 tahun 2008, didalam KUHP pun terdapat pasal –
pasal yang mengatur tentang pencemaran nama baik, berikut pasal – pasal tersebut
Pasal 310 :
1. Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan
sengaja meyerang kehormatan atau nama baik sesorang dengan menuduhkan sesuatu
hal, yang maksudnya terang supaya diketahui umum, diancam karena pencemaran
dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.
2. Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan, dipertunjukan
atau ditempel dimuka umum, maka diancam karena pencemaran tertulis dengan pidana
penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.
3. Tidak merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis, jika perbuatan jelas
dilakukan demi kepentingan umum atau karena terpaksa untuk membela diri.
Kebebasan berpendapat
Hubungan UU ITE No.11(pasal pencemaran nama baik) dengan HAM dan tujuan
negara RI.
Masalah muncul ketika banyak yang menginginkan UU ITE No. 11 tahun 2008
tersebut di revisi, dikarenakan mereka menganggap dengan adanya UU tersebut akan
membuat kebebasan menyatakan pendapat akan tersisihkan dan juga tidak sesuai
dengan tujuan negara RI, berkaitan dengan hal tersebut, kami akan mengulas tentang
keterkaitan UU ITE No. 11 tahun 2008(terutama pasal pencemaran nama baik) dengan
HAM dalam hal ini kebebasan berpendapat dan tujuan RI.
Hal pertama yang menjadi masalah yaitu apakah tujuan dibuatnya UU ITE No. 11
tahun 2008 sejalan dengan tujuan negara RI,
Tujuan dari Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik menurut
UU ITE No. 11 Tahun 2008 tercantum pada Pasal 4, yaitu:
1. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia;
2. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
4. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk memajukan
pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi
Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab; dan
5. Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan
penyelenggara Teknologi Informasi.
Tujuan di atas sejalan dengan tujuan Negara Republik Indonesia sebagaimana
tercantum dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945 diantaranya “mencerdaskan
kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum”. Hal ini menunjukkan bahwa
dasar pembentukan UU ITE No. 11 tahun 2008 konsisten dengan tujuan Negara
Republik Indonesia.
Kemudian selanjutnya apakah semua informasi dapat dikategorikan sebagai alat
yang bisa mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum?
Tidak semua informasi elektronik dapat meningkatkan kecerdasan kehidupan
bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Informasi elektronik dibagi kedalam dua
bagian yakni informasi elektronik yang berkualitas dan informasi elektronik yang tidak
berkualitas. Informasi yang berkualitas adalah informasi yang dapat meningkatkan
kecerdasan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum yaitu informasi
yang mendorong pengembangan potensi bangsa di berbagai bidang kehidupan menuju
bangsa yang sejahtera dan cerdas, serta mampu bersaing dengan bangsa lain. Informasi
elektronik yang tidak berkualitas adalah informasi yang dapat merusak pencapaian
tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum.
Informasi elektronik yang tidak berkualitas memuat informasi yang sifatnya negatif
seperti pelanggaran kesusilaan, perjudian, menghina dan mencemarkan nama baik
seseorang, pemerasan dan/atau pengancaman, berita bohong dan menyesatkan,
menimbulkan rasa kebencian dan permusuhan.
Apakah pasal 27 dan pasal 28 dalam UU ITE No. 11 Tahun 2008 bertentangan
dengan Hak Asasi Manusia (HAM) sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945?
Sebelumnya mari kita baca dahulu pasal 28F dalam UUD 1945 yang berbunyi:
“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.
Dari pasal yang termuat dalam UUD 1945 diatas, kita bisa simpulkan bahwa
pencemaran nama baik, pelanggaran kesusilaan, pengancaman tidak masuk kedalam
kategori informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosial, sementara
kebebasan untuk mengakses informasi elektronik yang berkualitas mendorong
pengembangan pribadi dan lingkungan sosial, Jadi bisa kita simpulkan bahwa Pasal 27
dan Pasal 28 sudah tepat dalam UU ITE No. 11 Tahun 2008 untuk memberantas
informasi elektronik yang tidak berkualitas agar masyarakat dapat lebih mengakses
informasi elektronik yang berkualitas untuk menunjang pengembangan pribadi dan
lingkungansosialnya.
UUD 1945 telah mengatur Hak Asasi Manusia (HAM) untuk memperoleh dan
menyebarkan informasi yang dapat mengembangkan pribadi dan lingkungan sosial.
Akses informasi elektronik yang berkualitas mengarah pada pengembangan pribadi,
lingkungan sosial dan pencapaian tujuan Negara R.I. Akses informasi elektronik yang
tidak berkualitas tidak mengarah pada pengembangan pribadi, lingkungan sosial dan
pencapaian tujuan Negara R.I.
Dan UU ITE No. 11 tahun 2008 memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi
kemerdekaan berpendapat dan kebebasan untuk mengakses informasi elektronik yang
berkualitas dan melarang untuk mengakses informasi elektronik yang tidak berkualitas.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa kebebasan untuk mengakses informasi
sudah dikebiri oleh UU ITE No. 11 tahun 2008 dan melanggar HAM.
UU ITE No. 11 Tahun 2008 justru memberikan kebebasan bagi siapa saja untuk
mengakses informasi elektronik tetapi untuk kategori informasi elektronik yang
berkualitas dalam rangka mencapai tujuan Negara Republik Indonesia. Kami tidak
sependapat dengan kebebasan tanpa kontrol karena kita hidup dalam suatu negara yang
memiliki tujuan. Kebebasan tanpa kontrol menunjukkan suatu pemikiran yang tidak
mengarah pada pencapaian tujuan. Seseorang yang hidup dengan tujuan, dicirikan oleh
kemampuan untuk memilah dan memilih informasi yang sepatutnya diakses dalam
rangka pencapaian tujuan itu. UU ITE No. 11 Tahun 2008 sudah menampakkan
perilaku itu, melindungi informasi elektronik yang berkualitas dan melarang informasi
elektronik yang tidak berkualitas. Demikian pula, HAM dalam UUD 1945 yang
berkaitan dengan kebebasan penyebaran dan pengaksesan informasi memiliki kontrol
berupa tujuan untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosial.
UU ITE dengan kebebasan dewan Pers
Banyak protes dari kalangan Pers tentang keberadaan UU ITE Nomor 11 tahun
2008 terutama menyangkut pasal 27 Ayat 3 dan Pasal 28 ayat 2. Pasal tersebut
dipandang berpotensi mengancam kemerdekaan Pers, berita pers dapat disalurkan
melalui informasi elektronik (di dunia maya), terkait dengan kasus korupsi, sengketa,
politik yang dapat dinilai sebagai penyebaran pencemaran nama baik, penghinaan,
menimbulkan permusuhan atau kebencian dalam masyarakat.
Berikut kutipan pasal-pasal tersebut.
Pasal 27 ayat 3
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan / atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan / atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan / atau pencemaran nama
baik.
Pasal 28 ayat 2
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan
untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok
masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan(SARA).
Pada bagian ini UU ITE No. 11 Tahun 2008 terutama Pasal 27 dan Pasal 28. Kiranya
melalui tulisan ini akan lebih memperjelas apa yang dikuatirkan oleh kalangan Pers
dalam penyampaian berita dalam bentuk informasi elektronik.
Dunia maya merupakan wadah komunikasi bagi siapa saja, termasuk bagi Pers
untuk menyebarkan informasi. Pers merupakan kalangan yang berkepentingan untuk
menyebarkan berita lewat internet karena sarana ini merupakan cara yang cepat untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat dalam jangkauan yang lebih luas dan lebih
murah.Persoalannya: Apakah UU ITE No. 11 tahun 2008 pada Pasal 27 dan Pasal 28
berpotensi membatasi kebebasan Pers dalam memberitakan suatu peristiwa dalam
bentuk informasi elektronik? Dalam Pasal 27 dan Pasal 28 UU ITE No. 11 Tahun 2008
terdapat pernyataan ‘tanpa hak’.Pers memiliki hak untuk mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik berupa
Berita. Hak dari Pers sudah jelas dinyatakan dan dilindungi dengan UU Pers No. 40
Tahun 1999. Selain menentukan Hak, UU No. 40 tahun 1999 juga menjelaskan
Kewajiban Pers. Pers memiliki hak untuk mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan
gagasan dan informasi.
Pers berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-
norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah. Pers
berkewajiban pula untuk melayani hak jawab sebagai bentuk koreksi dan kontrol dari
masyarakat. Wartawan harus menaati kode etik jurnalistk.
3.6. Contoh Kasus
VIVA life- Isu tak sedap tengah mengguncang rumah tangga pasangan artis juga
politisi Ingrid Kansil dengan Menteri Negara Koperasi dan UKM Syarief hasan. Syarief
dikabarkan baru saja memergoki istrinya sedang berhubungan intim dengan anak
sulungnya. Merasa gerah dengan kabar tak sedap yang makin menggelisahkan, Syarief
pun angkat bicara. Ia bersumpah, isu itu hanya fitnah belaka. Syarief menegaskan,
keluarganya sangat religius dan taat beragama. "Saya jamin 100 persen, demi Allah
keluarga kami baik-baik saja. Tidak ada satupun yang terjadi. Percayalah itu," tegasnya
saat menggelar konferensi pers di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra III/12A
Jakarta Selatan, Kamis 16 Mei 2013.
Ia lantas menceritakan bagaimana dirinya dan istrinya yang mualaf, selalu
menjalani shalat lima waktu tanpa absen. "Anak-anak pun begitu, Alhamdulillah
sakinnah semua, pendidikan agamanya bagus”,lanjut Syarief. Menurutnya, isu itu
merupakan kejahatan media sosial yang kejam. Ia menganggap pihaknya sebagai
korban. Karenanya, Syarief mengimbau masyarakat dan media untuk tidak terlalu
menanggapi isu itu. Menurutnya, itu sudah memasuki ranah pencemaran nama baik.
Beruntung, dirinya tidak terlalu terganggu dengan isu itu. Hubungan keluarganya pun
tetap harmonis.
"Kami saling menguatkan melalui BBM sama anak-anak. Karena kami jarang
ketemu, intensitas waktu kami susah sekali," kata Ingrid yang mendampingi suaminya
di konferensi pers itu. Biasanya, ia dan anak-anaknya hanya bisa bertemu saat akhir
pekan. Itu pun baru bisa terwujud tiga bulan sekali karena kesibukan yang menggila.
Awalnya ia tidak berniat merespon gosip murahan itu. Namun karena arahnya makin
serius dan keluarga terus dikejar media, mantan pesinetron itu pun memutuskan
menggelar konferensi pers. Isu soal perselingkuhan itu sendiri, pertama dilontarkan
akun Twitter @TrioMacan2000. Akun Twitter anonim yang kerap mengumbar gosip
kontroversial itu memaparkan fakta-fakta yang mengarah pada Ingrid dan Syarief. (adi).
3.7. Penanggulangan Kasus
Berikut langkah-langkah penanggulangan defamation:
1. Menyembunyikan identitas orang atau lembaga yang kita kritik.
2. Sebutkan bukti sumber informasi selengkap-lengkapnya.
3. Sampaikan pujian terlebih dahulu.
4. Setelah memuji, sampaikan ucapan terima kasih.
5. Ciptakan kesan bahwa kita lebih menaruh perhatian pada orang atau lembaga yang
kita kritik.
6. Perbanyaklah kata “Kita”.
7. Tempatkanlah diri kita lebih rendah daripada orang atau lembaga yang kita kritik.
8. Mohon maaf atas segala kata-kata yang kita tuliskan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan dan Saran
Tanggapan-tanggapan:
Tanggapan Pertama
Dari kasus diatas kalau menurut saya sih akun @triomacan2000 cuma cari sensasi
saja. Postingan akun @triomacan2000 memang akun twitter yang senang mengomentari
para politisi Indonesia dengan tweet-tweet yang sensasional. Tidak Cuma Ingrid Kansil
saja, banyak politisi lain yang dibikin gerah dengan postingannya. Entah gosip itu benar
atau tidak tapi jika tanpa bukti itu bisa dikatakan fitnah.
Kesimpulan:
Bila memutuskan untuk menyebarkan pesan atau apapun itu, pastikan pesan itu
memang berguna bagi orang banyak utamanya bila menggunakan jalur pribadi. Jangan
takut untuk menyebarkan informasi yang memang berguna.
Saran:
1. Marilah kita manfaatkan fasilitas internet yang ada, jangan menyebar fitnah, kata-
kata kasar, ataupun menjatuhkan orang lain.
2. Mari kita cari sensasi dengan prestasi
Tanggapan Kedua:
Kepribadian dan Karakter Kita akan terpancar dalam tulisan, baik postingan
maupun komentar. Siapakah diri kita akan tercermin, baik sadar maupun tidak sadar
kita telah membuka diri pada pembaca siapa diri kita.
Lewat kekuatan tulisan kita tidak bisa membaca bahasa tubuh dan tidak bisa
merasakan getaran aura yang dimiliki seseorang, apakah orang itu auranya terang,
redup, atau kelam. Namun, dengan membaca tulisan kita bisa menilai kepribadian dan
karakter seseorang. Apakah orang itu berkepribadian mulia, anggun, bisa dipercaya,
suka mengekor perkataan orang, atau teguh pendiriannya. Dari Tulisan pula bisa
diketahui apakah orang itu kemampuannya dalam mengubah tulisan adalah seorang
konseptor, motivator, atau seorang praktiker saja. Dalam tulisan juga akan diketahui
orang itu berpikir dengan sungguh-sungguh atau asal tulis saja. Bahkan tulisan juga
akan bisa menipu kita, menyangka orang dengan image tulisannya.
Kesimpulan:
Pribadi yang jujur akan mengatakan yang sebenarnya, karena kebohongan itu
sedikit ditambah sedikit akhirnya akan jadi gunung kebohongan dan si pembohong akan
sangat sulit nantinya menutupi lobang-lobang kebohongan itu. Karena manusia punya
sifat kelemahan, dalam keadaan tidak sadar dia mengungkapkan kebohongannya
sendiri, seringnya bukan orang lain yang mengungkapkan kebohongan itu tapi dirinya
sendiri, karena alam bawah sadar tak bisa dimanipulasi, dengan jujur diungkapkan
hatinya dan keadaannya yang terdalam.
Saran:
Marilah kita bijak dalam membuat postingan maupun komentar, Jangan lupakan
kepribadian kita saat menulis baik postingan maupun komentar
Tanggapan Ketiga:
Akun @triomacan2000 adalah penebar gosip murahan, buat Ingrid kalau anda tidak
merasa melakukannya sebenarnya ya tidak usah marah lah wong toh dalam postingan
tweet @triomacan2000 tidak menyebutkan nama.
Saran:
Ketika kita dihadapkan dengan masalah kita dijelek-jelekkan atau difitnah di depan
umum, tanggapilah dengan bijak. Kalau tidak merasa apa yang dituduhkan tersebut
adalah benar, maka jangan marah atau menyerang balik. Hadapilah dengan senyuman.
Tanggapan Keempat:
Media jejaring sosial online itu hampir sama dengan kehidupan sosial offline.
Keduanya terikat oleh norma-norma yang berlaku di masyarakat, terutama norma-
norma etika. Bahkan, semua media sosial punya aturan yang harus dipatuhi para
anggotanya. Norma etika, ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis tetapi sudah
diketahui banyak orang.
Dari kasus diatas, akun @triomacan2000 adalah akun yang sengaja dibuat untuk
menjatuhkan para politisi di Indonesia dengan menggunakan akun samaran dengan
menyebarkan berita tidak benar alias fitnah. Kalau kata orang-orang fitnah lebih kejam
daripada membunuh itu memang benar. Mengapa memfitnah dikatakan berdosa besar,
lebih kejam dari membunuh? Sebenarnya fitnah merupakan pembunuhan ke atas
karakter atau jiwa seseorang. Orang yang kena fitnah biasanya akan merasa terluka,
menjadi rendah diri, kecewa dan hidup dalam kemurungan. Walaupun jasadnya hidup,
tapi jiwanya mati karena sakitnya terkena fitnah. Berhubung saya tidak punya akun
twitter, saya akan membahas tentang akun yang sudah saya punya dan saya baca tiap
hari. Pengamatan saya di Facebook (FB) selama tiga tahun, sering menemukan komen-
komen yang tidak memenuhi syarat-syarat norma etika tersebut. Banyak yang asal
komen tanpa memahami maksud daripada status yang dibuat oleh Facebooker lainnya.
Banyak yang langsung menyalahkan status orang lain. Dan hal-hal lain yang seharusnya
tidak boleh dilakukan.
Oleh karena iitu, ada beberapa hal yang harus diketahui di dalam membuat komen:
1. Kenali dulu siapa pembuat status
Apakah kita sudah mengenalnya secara pribadi dan secara langsung? Kalau sudah
mengenalnya secara pribadi dan langsung, apalagi itu sahabat baik kita, bolehlah
membuat komen bebas asal sopan. Jika kita belum mengenalnya secara pribadi dan
langsung, maka komen–komen kita harus beretika.
2. Jangan mudah menyalahkan
Semua orang tidak ingin dianggap salah. Oleh karena itu jangan mudah
menyalahkan status orang lain. Apalagi secara langsung. Jika status Facebooker benar-
benar salah, maka kita bisa melakukan koreksi dengan cara yang baik. Jangan sampai
menyinggung perasaan atau si pembuat status merasa kehilangan muka. Dan koreksi
kita sebaiknya ditulis di inbox Facebooker tersebut.
3. Pahami maksud status
Jangan terburu-buru memberi komen. Baca dengan benar. Sesudah kita yakin
memahami maksud status tersebut, silahkan menulis sebuah komen.
4. Jangan menyerang pribadi facebooker
Satu hal yang tidak disukai adalah adanya Facebooker yang tidak mengomentari
tulisan, tetapi mengomentari penulisnya. Menyerang pribadinya. Mencela. Menggurui.
Bersikap snob (sok tahu, sok mengerti dan sok pintar). Bersikap sinis. Komentar yang
demikian merupakan komentar tidak cerdas dan hanya bisa ditulis Facebooker yang
tidak cerdas pula. Juga, jangan “gede rasa” (GR) membaca status yang bersifat umum
(tidak menyebut nama, initial ,identitas atau ciri-ciri kita).
5. Kalau tidak tahu lebih baik bertanya
Kalau kita tidak memahami maksud dari sebuah status, lebih baik bertanya atau
bahkan tidak usah memberi komen. Sebab, tidak mengerti tetapi memberi komen,
biasanya komennya tidak nyambung alias salah.
6. Pahami caranya berbeda pendapat.
Berbeda pendapat boleh saja, tetapi harus tahu caranya. Antara lain, sopan, tidak
bersikap frontal, tidak langsung menyalahkan, dahului dengan kata “maaf” dan akhiri
dengan kata “maaf” juga. Jangan menulis kata “salah” atau “keliru”. Sertakan data yang
benar.
7. Hargai pendapat orang lain
Semua orang ingin dihargai, termasuk kita. Oleh karena itu, belajarlah menghargai
pendapat orang lain walaupun pendapat orang lain belum tentu benar. Mungkin ada
baiknya kita membuat status sendiri yang berbeda tanpa menyebut nama Facebooker
lain.
8. Mengkritik boleh saja
Mengritik boleh saja. Tetapi harus sesuai dengan kompetensi kita. Kalau kita pakar
hukum, boleh mengritik status yang berhubungan dengan hukum. Kalau kita sarjana
ekonomi, boleh mengritik status yang berhubungan dengan ekonomi dan seterusnya.
namun , kritik haruslah berkualitas. Jangan asal mengritik. Apalagi, kalau Facebooker
yang kita kritik belum kita kenal secara pribadi dan belum kita ketahui prestasi dan
kemampuannya.
9. Beri komentar yang netral
Komentar yang aman adalah komentar yang netral. Tidak menyalahkan dan tidak
membenarkan. Bersifat biasa-biasa saja. Boleh saja memberi “Like” atau “Suka”. Tidak
memuji dan tidak mencela.Komen yang datar-datar saja. Lebih baik, buat komen yang
sifatnya bercanda atau yang lucu-lucu.
10. Jangan menyinggung perasaan orang lain
Kadang-kadang, kita menerima komen yang menyinggung perasaan. Dari sudut
psikologi, komen seperti itu pasti ditulis Facebooker pengidap psikopat. Oleh karena itu,
buatlah kalimat secermat mungkin. Jangan sampai komen kita terkesan tidak
menghargai pendapat pembuat status. Jangan sampai terkesan kita bersifat menggurui.
Kesimpulan:
1. Sikap saling menghargai sesama pengguna jejaring sosial adalah sikap yang
mencerminkan persahabatan yang baik.
2. Komen kita yang berkonotasi negatif, biasanya akan ditanggapi secara negatif juga.
Oleh karena itu, buatlah komen yang berkonotasi positif dan konstruktif.
Saran:
Kalau ada status,komen atau tanggapan tidak enak dibaca sebaiknya dihapus saja atau
tidak perlu ditanggapi.

More Related Content

What's hot

Makalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crimeMakalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crime
Rahmat As-Syaakir
 
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internetmakalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
Kie Rahadian
 
Makalah eptik
Makalah eptikMakalah eptik
Makalah eptik
otwta kita
 
Makalah cybercrime
Makalah cybercrimeMakalah cybercrime
Makalah cybercrime
Bika Alif Nur Faqih
 
Perbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional secure
Perbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional securePerbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional secure
Perbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional secure
mentarialva
 
Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Etika Profesi Teknologi Informasi dan KomunikasiEtika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Bina Sarana Informatika
 
kejahatan komputer / cybercrime
kejahatan komputer / cybercrimekejahatan komputer / cybercrime
kejahatan komputer / cybercrimeHendra Fillan
 
Cyber Law
Cyber LawCyber Law
Cyber Law
ekotejo234
 
Tugas etika presentasi
Tugas etika presentasiTugas etika presentasi
Tugas etika presentasi
adityaikhsan
 
Makalah cyber crime
Makalah cyber crimeMakalah cyber crime
Makalah cyber crime
dennyrah0910
 
Makalah all rev 1
Makalah all rev 1Makalah all rev 1
Makalah all rev 1
Primadita Kinski
 
Pengantar hukum teknologi informasi
Pengantar hukum teknologi informasiPengantar hukum teknologi informasi
Pengantar hukum teknologi informasi
FeraldyClaudioSumend
 
Analisis Makalah Eptik
Analisis Makalah Eptik Analisis Makalah Eptik
Analisis Makalah Eptik
VjAngga Harajuku
 

What's hot (19)

Makalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crimeMakalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crime
 
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internetmakalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
 
Makalah eptik
Makalah eptikMakalah eptik
Makalah eptik
 
Makalah cybercrime
Makalah cybercrimeMakalah cybercrime
Makalah cybercrime
 
Perbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional secure
Perbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional securePerbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional secure
Perbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional secure
 
Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Etika Profesi Teknologi Informasi dan KomunikasiEtika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi
 
Tugas Eptik
Tugas EptikTugas Eptik
Tugas Eptik
 
kejahatan komputer / cybercrime
kejahatan komputer / cybercrimekejahatan komputer / cybercrime
kejahatan komputer / cybercrime
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
tugas etika profesi
tugas etika profesitugas etika profesi
tugas etika profesi
 
Cyber Law
Cyber LawCyber Law
Cyber Law
 
Tugas etika presentasi
Tugas etika presentasiTugas etika presentasi
Tugas etika presentasi
 
Makalah cyber crime
Makalah cyber crimeMakalah cyber crime
Makalah cyber crime
 
Carding
CardingCarding
Carding
 
ppt
pptppt
ppt
 
Makalah all rev 1
Makalah all rev 1Makalah all rev 1
Makalah all rev 1
 
Makalah eptik
Makalah eptikMakalah eptik
Makalah eptik
 
Pengantar hukum teknologi informasi
Pengantar hukum teknologi informasiPengantar hukum teknologi informasi
Pengantar hukum teknologi informasi
 
Analisis Makalah Eptik
Analisis Makalah Eptik Analisis Makalah Eptik
Analisis Makalah Eptik
 

Similar to Makalah eptik

MAKALAH CYBER ESIPONAGE.pdf
MAKALAH CYBER ESIPONAGE.pdfMAKALAH CYBER ESIPONAGE.pdf
MAKALAH CYBER ESIPONAGE.pdf
Daffa Aslam
 
Makalah etika profesi
Makalah etika profesiMakalah etika profesi
Makalah etika profesimaulidiahsiti
 
Bab 14 etika & hukum bidang teknologi informasi
Bab  14 etika & hukum bidang teknologi informasiBab  14 etika & hukum bidang teknologi informasi
Bab 14 etika & hukum bidang teknologi informasianasyafridha
 
Sim, 11, della ameliza, prof. dr. hapzi ali, cma, ethical implication of it. ...
Sim, 11, della ameliza, prof. dr. hapzi ali, cma, ethical implication of it. ...Sim, 11, della ameliza, prof. dr. hapzi ali, cma, ethical implication of it. ...
Sim, 11, della ameliza, prof. dr. hapzi ali, cma, ethical implication of it. ...
dellaameliza
 
Cyber Crime
Cyber CrimeCyber Crime
Makalah
MakalahMakalah
Cybercrime cyberlaw
Cybercrime cyberlawCybercrime cyberlaw
Cybercrime cyberlaw
rhaarraaa
 
Cyber Crime
Cyber CrimeCyber Crime
Cyber Crime
RizqiFadillah3
 
Cyber Crime
Cyber CrimeCyber Crime
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
ROYCIPTOSABASTIAN1
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
AlMaliki1
 
(11) sim, fahrun rizaldi, prof. hapzi ali, implikasi etis ti , universitas me...
(11) sim, fahrun rizaldi, prof. hapzi ali, implikasi etis ti , universitas me...(11) sim, fahrun rizaldi, prof. hapzi ali, implikasi etis ti , universitas me...
(11) sim, fahrun rizaldi, prof. hapzi ali, implikasi etis ti , universitas me...
fahrunrz
 
SIM, ARIF FATHURRAHMAN NOVIANTO, PROF. HAPZI ALI, IMPLIKASI ETIS TI, UNIVERSI...
SIM, ARIF FATHURRAHMAN NOVIANTO, PROF. HAPZI ALI, IMPLIKASI ETIS TI, UNIVERSI...SIM, ARIF FATHURRAHMAN NOVIANTO, PROF. HAPZI ALI, IMPLIKASI ETIS TI, UNIVERSI...
SIM, ARIF FATHURRAHMAN NOVIANTO, PROF. HAPZI ALI, IMPLIKASI ETIS TI, UNIVERSI...
Arif Faturahman
 
Materi 5 : Dampak negatif tik
Materi 5 : Dampak negatif tikMateri 5 : Dampak negatif tik
Materi 5 : Dampak negatif tik
Nanang Kurniawan
 
Dampak negatif tik
Dampak negatif tikDampak negatif tik
Dampak negatif tik
Nanang Kurniawan
 
Cyber crime & Komputer Forensik
Cyber crime & Komputer ForensikCyber crime & Komputer Forensik
Cyber crime & Komputer Forensik
sanisahidaha
 
Cyber crime baru
Cyber crime baruCyber crime baru
Cyber crime baru
Miamutiany
 
etika.ppt
etika.pptetika.ppt
etika.ppt
tude7
 
etika.ppt
etika.pptetika.ppt
etika.ppt
erapotbj
 

Similar to Makalah eptik (20)

MAKALAH CYBER ESIPONAGE.pdf
MAKALAH CYBER ESIPONAGE.pdfMAKALAH CYBER ESIPONAGE.pdf
MAKALAH CYBER ESIPONAGE.pdf
 
Makalah etika profesi
Makalah etika profesiMakalah etika profesi
Makalah etika profesi
 
Bab 14 etika & hukum bidang teknologi informasi
Bab  14 etika & hukum bidang teknologi informasiBab  14 etika & hukum bidang teknologi informasi
Bab 14 etika & hukum bidang teknologi informasi
 
Sim, 11, della ameliza, prof. dr. hapzi ali, cma, ethical implication of it. ...
Sim, 11, della ameliza, prof. dr. hapzi ali, cma, ethical implication of it. ...Sim, 11, della ameliza, prof. dr. hapzi ali, cma, ethical implication of it. ...
Sim, 11, della ameliza, prof. dr. hapzi ali, cma, ethical implication of it. ...
 
Cyber Crime
Cyber CrimeCyber Crime
Cyber Crime
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Cybercrime cyberlaw
Cybercrime cyberlawCybercrime cyberlaw
Cybercrime cyberlaw
 
Pp eptik
Pp eptikPp eptik
Pp eptik
 
Cyber Crime
Cyber CrimeCyber Crime
Cyber Crime
 
Cyber Crime
Cyber CrimeCyber Crime
Cyber Crime
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
(11) sim, fahrun rizaldi, prof. hapzi ali, implikasi etis ti , universitas me...
(11) sim, fahrun rizaldi, prof. hapzi ali, implikasi etis ti , universitas me...(11) sim, fahrun rizaldi, prof. hapzi ali, implikasi etis ti , universitas me...
(11) sim, fahrun rizaldi, prof. hapzi ali, implikasi etis ti , universitas me...
 
SIM, ARIF FATHURRAHMAN NOVIANTO, PROF. HAPZI ALI, IMPLIKASI ETIS TI, UNIVERSI...
SIM, ARIF FATHURRAHMAN NOVIANTO, PROF. HAPZI ALI, IMPLIKASI ETIS TI, UNIVERSI...SIM, ARIF FATHURRAHMAN NOVIANTO, PROF. HAPZI ALI, IMPLIKASI ETIS TI, UNIVERSI...
SIM, ARIF FATHURRAHMAN NOVIANTO, PROF. HAPZI ALI, IMPLIKASI ETIS TI, UNIVERSI...
 
Materi 5 : Dampak negatif tik
Materi 5 : Dampak negatif tikMateri 5 : Dampak negatif tik
Materi 5 : Dampak negatif tik
 
Dampak negatif tik
Dampak negatif tikDampak negatif tik
Dampak negatif tik
 
Cyber crime & Komputer Forensik
Cyber crime & Komputer ForensikCyber crime & Komputer Forensik
Cyber crime & Komputer Forensik
 
Cyber crime baru
Cyber crime baruCyber crime baru
Cyber crime baru
 
etika.ppt
etika.pptetika.ppt
etika.ppt
 
etika.ppt
etika.pptetika.ppt
etika.ppt
 

Makalah eptik

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi sekarang sangat berkembang dengan pesat, masuknya internet di Indonesia telah memberikan dampak yang begitu besar ke dalam berbagai bidang. Internet telah menciptakan dunia baru yang dinamakan cyberspace yaitu sebuah dunia komunikasi berbasis computer yang menawarkan realitas yang baru berbentuk virtual (tidak langsung dan tidak nyata). Teknologi Informasi diciptakan sebagai sarana yang nantinya akan mempermudah pekerjaan manusia, disamping itu teknologi informasi diciptakan dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan dan mengefektivitaskan produktivitas kerja manusia, teknologi informasi tidaklah semata-mata berbuah manis dan selalu memberikan dampak positif terhadap kehidupan manusia karena disebalik manfaatnya teknologi informasi juga memberikan dampak negatif. Semakin maraknya banyak kasus dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi telah memunculkan suatu ilmu hukum baru yang berawal dari dampak penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang disebut dengan hukum telematika atau cyber law. Cyber law meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan subyek hukum yang memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan seterusnya sampai saat memasuki dunia maya. Perbuatan melanggar hukum merupakan perbuatan yang melanggar kaidah- kaidah tertulis, yaitu perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku dan melanggar hak subyektif orang lain, tetapi juga perbuatan yang melanggar kaidah
  • 2. yang tertulis. Hukum adalah rangkaian peraturan mengenai tingkah laku orang-orang sebagai anggota suatu masyarakat. Adapun tujuan hukum adalah mengadakan keselamatan, kebahagiaan dan tata tertib dalam masyarakat. Hukum di Indonesia merupakan hukum yang berdaulat. Negara Hukum berarti bahwa segala tindakan dari pemerintah harus berdasarkan atas hokum. Selama pelaksanaan usaha tersebut tidak melanggar kepentingan dan hak orang lain maka tidak akan timbul masalah. Setiap anggota masyarakat tentu mempunyai kepentingan yang bermacam-macam dan menimbulkan berbagai usaha agar tidak melanggar kepentingan dan hak orang lain. Keadaan akan menjadi lain jika pelaksanaan kepentingan itu melanggar hak dan kepentingan orang lain, baik disengaja maupun tidak disengaja atau karena kelalaian. Dalam keadaan demikian maka akan timbul benturan kepentingan antara pelaku pelanggaran dengan orang yang dilanggar kepentingan dan haknya. Hal ini dapat menimbulkan kerugian dalam diri orang yang dirugikan tersebut. Kerugian ini dapat berwujud kerugian materiil maupun immaterial. Istilah perbuatan melanggar hukum yang disingkat dengan PMH merupakan terjemahan dari bahasa belanda on rechtmatige daad. Istilah perbuatan melanggar hukum yang dimaksud adalah sebagaimana yang diatur dalam buku ke-III bab ketiga dalam Pasal 1365 sampai 1380 Kitab Undang-undang Hukum Perdata tentang perikatan-perikatan yang dilahirkan karena undang-undang. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa pencemaran nama baik adalah suatu keadaan tersinggung karena seorang diceritakan kepada orang lain, sehingga orang tersebut turun derajat atau hilang nama baiknya. Dilihat dari sudut orang yang dihina maka rasa dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan bila ada suatu penghinaan.
  • 3. 1.2. Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengertian defamation/pencemaran nama baik. 2. Untuk mengetahui penggunaan kemajuan teknologi dan informasi dengan benar. 3. Untuk mengetahui aspek-aspek hukum yang mengatur pencemaran nama baik. Manfaatnya antara lain: 1. Sebagai bahan informasi bagi pembaca agar lebih berhati-hati dalam penggunaan situs-situs jejaring sosial. 2. Sebagai bahan informasi bagi penulis untuk menambah wawasan tentang perbuatan tidak menyenangkan lewat dunia maya. 3. Sebagai bahan informasi tata cara menghadapi dampak negatif dari kemajuan teknologi dan komunikasi terutama dalam kasus pencemaran nama baik. 1.3 Metode Penulisan Adapun metode penulisan yang penulis gunakan untuk membuat makalah ini dengan menggunakan studi pustaka yaitu sebuah metode dengan cara mencari, mengambil, dan menghimpun informasi melalui sumber-sumber atau refrensi-refrensi yang penulis dapatkan di internet. 1.4 Ruang Lingkup Didalam penulisan makalah ini penulis membahas tentang cybercrime, cyberlaw dan kasus pencemaran nama baik dengan menggunakan sarana internet yang merupakan tindak kejahatan yang dilakukan di dunia maya baik itu pemalsuan, merusak, dan memanfaatkan untuk tindak kejahatan lainnya yang menimbulkan kerugian bagi orang lain.
  • 4. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mengetahui secara ringkas permasalahan dalam penulisan makalah ini, maka sistematika penulisan yang bertujuan untuk mempermudah pembaca menulusuri dan memahami dari makalah ini. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, metode penulisan, ruang lingkup, serta sistematika penulisan secara keseluruhan. BAB II CYBERCRIME DAN CYBERLAW Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai pengertian, karakteristik, faktor, dan penanggulan cybercrime. BAB III CONTOH KASUS Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai pengertian, faktor, cara mencegah, penanggulangan, contoh kasus dan undang-undang mengenai pencemaran nama baik. BAB IV PENUTUP Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran mengenai cybercrime dan kasus pencemaran nama baik.
  • 5. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. CyberCrime Kebutuhan akan teknologi jaringan komputer semakin meningkat. Selain sebagai media penyedia informasi, melalui internet pula kegiatan komunitas komersial menjadi bagian terbesar, dan terpesat pertumbuhannya serta menembus berbagai batas Negara. Bahkan melalui jaringan ini kegiatan pasar di dunia bisa diketahui selama 24 jam. Melalui dunia internet atau disebut juga cyberspace, apapun dapat dilakukan. Segi positif dari dunia maya ini tentu saja menambah trend perkembangan teknologi dunia dengan segala bentuk kreativitas manusia. Namun dampak negative pun tidak bisa dihindari. Tatkala pornografi marak di media internet, masyarakat pun tak bisa berbuat banyak. Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan munculnya kejahatan yang disebut dengan “CyberCrime” atau kejahatan melalui jaringan internet. Munculnya beberapa kasus Cybercrime di Indonesia seperti pencurian kartu kredit, hacking beberapa situs, menyadap transmisi data orang lain, misalnya email, dan memanipulasi data dengan cara menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki ke dalam programmer komputer. Sehingga dalam kejahatan computer dimungkinkan adanya delik materil. Delik formil adalah perbuatan seseorang yang memasuki computer orang lain tanpa ijin, sedangkan delik materil adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian orang lain. adanya Cybercrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit mengimbangi tehnik kejahatan yang dilakukan dengan teknologi computer, khususnya jaringan internet dan internet.
  • 6. 2.1.1. Pengertian Cyber Crime Cybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang timbul karena pemanfaatan teknologi internet. Menurut Mandell dalam Suhariyanto (2012:10) disebutkan ada dua kegiatan Computer Crime : 1. Penggunaan komputer untuk melaksanakan perbuatan penipuan, pencurian atau penyembunyian yang dimaksud untuk memperoleh keuntungan keuangan, keuntungan bisnis, kekayaan atau pelayanan. 2. Ancaman terhadap komputer itu sendiri, seperti pencurian perangkat keras atau lunak, sabotase dan pemerasan. 2.1.2. Karakteristik Cyber Crime Selama ini dalam kejahatan konvensional, dikenal dengan adanya dua jenis kejahatan sebagai berikut : 1. Kejahatan Kerah Biru (blue collar crime) Kejahatan jenis ini merupakan jenis kejahatan atau tindak kriminal yang dilakukan secara konvensional, misalnya perampokan, pencurian, dan lain-lain. Para pelaku kejahatan jenis ini biasanya digambarkan memiliki steorotip tertentu misalnya, dari kelas sosial bawah, kurang terdidik, dan lain-lain. 2. Kejahatan Kerah Putih (white collar crime) Kejahatan jenis ini terbagi dalam 4 kelompok kejahatan yakni kejahatan korporasi, kejahatan birokrat, malpraktek, dan kejahatan individu. Pelakunya biasanya bekebalikan dari blue collar, mereka memiliki penghasilan tinggi, berpendidikan, memegang jabatan-jabatan terhormat di masyaratat.
  • 7. Cybercrime sendiri sebagai kejahatan yang muncul sebagai akibat adanya komunitas dunia maya di internet, memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kedua model di atas. Karakteristik unik dari kejahatan di dunia maya tersebut antara lain menyangkut lima hal berikut: 1. Ruang lingkup kejahatan Sesuai sifat global internet, ruang lingkup kejahatan ini jga bersifat global. Cybercrime seringkali dilakukan secara transnasional, melintasi batas negara sehingga sulit dipastikan yuridikasi hukum negara yang berlaku terhadap pelaku. Karakteristik internet di mana orang dapat berlalu-lalang tanpa identitas (anonymous) memungkinkan terjadinya berbagai aktivitas jahat yang tak tersentuh hukum. 2. Sifat kejahatan Bersifat non-violence, atau tidak menimbulkan kekacauan yang mudah terlihat. Jika kejahatan konvensional sering kali menimbulkan kekacauan makan kejahatan di internet bersifat sebaliknya. 3. Pelaku kejahatan Bersifat lebih universal, meski memiliki cirri khusus yaitu kejahatan dilakukan oleh orang-orang yang menguasai penggunaan internet beserta aplikasinya. Pelaku kejahatan tersebut tidak terbatas pada usia dan stereotip tertentu, mereka yang sempat tertangkap remaja, bahkan beberapa di antaranya masih anak-anak. 4. Modus kejahatan Keunikan kejahatan ini adalah penggunaan teknologi informasi dalam modus operandi, itulah sebabnya mengapa modus operandi dalam dunia cyber tersebut sulit
  • 8. dimengerti oleh orang-orang yang tidak menguasai pengetahuan tentang komputer, teknik pemrograman dan seluk beluk dunia cyber. 5. Jenis kerugian yang ditimbulkan Dapat bersifat material maupun non-material. Seperti waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga diri, martabat bahkan kerahasiaan informasi. Dari beberapa karakteristik diatas, untuk mempermudah penanganannya maka cyber crime diklasifikasikan : 1. Cyberpiracy : Penggunaan teknologi computer untuk mencetak ulang software atau informasi, lalu mendistribusikan informasi atau software tersebut lewat teknologi komputer. 2. Cybertrespass : Penggunaan teknologi computer untuk meningkatkan akses pada system computer suatu organisasi atau indifidu. 3. Cybervandalism : Penggunaan teknologi computer untuk membuat program yang menganggu proses transmisi elektronik, dan menghancurkan data dikomputer. 2.1.3. Faktor yang mempengaruhi terjadinya cyber crime Kejahatan dunia maya (cybercrime) adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi perantara, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Seperti kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit/carding, confidence fraud, penipuan identitas, pornografi anak, dll. Adapun yang menjadi penyebab terjadinya cybercrime antara lain : 1. Akses internet yang tidak terbatas. 2. Kelalaian pengguna komputer. Hal ini merupakan salah satu penyebab utama
  • 9. kejahatan komputer. 3. Mudah dilakukan dengan alasan keamanan yang kecil dan tidak diperlukanperalatan yang super modern. Walaupun kejahatan komputer mudah. 4. untuk dilakukan tetapi akan sulit untuk melacaknya, sehingga ini mendorong para pelaku kejahatanuntuk terus melakukan halm ini. 5. Para pelaku merupakan orang yang pada umumnya cerdas,mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan fanatik akan teknologi komputer. Pengetahuan pelaku kejahatan komputer tentang cara kerja sebuah komputer jauh diatas operator komputer. 6. Sistem keamanan jaringan yang lemah. 7. Kurangnya perhatian masyarakat. Masyarakat dan penegak hukum saat ini masih memberi perhatian sangat besar terhadap kejahatan konvensional. Pada kenyataanya pelaku kejahatankomputer masih terus melakukan aksi kejahatannya. 2.1.4. Penanggulangan terhadap Kejahatan Internet Adapun penanggulan untuk menangani terjadinya kejahatan intenet atau cybercrime adalah sebagai berikut : 1. Melindungi Komputer Sudah pasti hal ini mutlak Anda lakukan. Demi menjaga keamanan, paling tidak Anda harus mengaplikasikan tiga program, yaitu antivirus, antispyware, dan firewall. Fungsinya sudah jelas dari ketiga aplikasi tersebut. Antivirus sudah pasti menjaga perangkat komputer Anda dari virus yang kian hari beragam jenisnya. 2. Melindungi Identitas
  • 10. Jangan sesekali memberitahukan identitas seperti nomor rekening, nomor kartu penduduk, tanggal lahir dan lainnya. Karena hal tersebut akan sangat mudah disalah gunakan oleh pelaku kejahatan internet hacker. 3. Selalu Up to Date Cara dari para pelaku kejahatan saat melakukan aksinya yaitu dengan melihat adanya celah-celah pada sistem komputer Anda. Karena itu, lakukanlah update pada komputer. Saat ini beberapa aplikasi sudah banyak menyediakan fitur update berkata secara otomatis. Mulai dari aplikasi antivirus dan aplikasi-aplikasi penunjang lainnya. 4. Amankan E-mail Salah satu jalan yang paling mudah dan sering digunakan untuk menyerang adalah e-mail. Waspadalah setiap kali Anda menerima e-mail. Pastikan Anda mengetahui identitas dari si pengirim e-mail. Jika Anda sudah menerima e-mail dengan pesan yang aneh-aneh, sebaiknya jangan Anda tanggapi. Waspadai e-mail palsu yang sekarang banyak digunakan untuk menipu korban 5. Melindungi Account Gunakan kombinasi angka, huruf, dan simbol setiap kali Anda membuat kata sandi. Ini bertujuan agar kata sandi Anda tidak mudah diketahui atau dibajak. Namun jangan sampai Anda sendiri lupa kata sandi tersebut. Menggunakan password yang sulit merupakan tindakan cerdas guna menghindari pencurian data. 6. Membuat Salinan Sebaiknya para pengguna komputer memiliki salinan dari dokumen pribadinya, entah itu berupa foto, musik, atau yang lainnya. Ini bertujuan agar data Anda masih
  • 11. tetap bisa terselamatkan bila sewaktu-waktu terjadi pencurian data atau ada kesalahan pada sistim komputer Anda. 7. Cari Informasi Meskipun sedikit membosankan, tapi ini penting buat Anda. Dengan memantau perkembangan informasi pada salah satu penyedia jasa layanan keamanan internet juga diperlukan, salah satunya adalah pada National Cyber Alert System yang berasal dari Amerika, Anda diharapkan dapat mengetahui jenis penyerangan yang sedang marak terjadi. Dan dari situ pula Anda akan mendapatkan informasi bagaimana menanggulangi penyerangan tersebut bila terjadi pada Anda. Berikut karakteristik kejahatan komputer: 1. Kejahatan yang menyangkut data atau informasi komputer 2. Kejahatan yang menyangkut program atau software komputer 3. Pemakaian fasilitas komputer tanpa wewenang untuk kepentingan yang tidak sesuai dengan tujuan pengelolaan atau operasinya 4. Tindakan merusak peralatan komputer atau yang berhubungan dengan komputer atau sarana penunjangnya 5. Tindakan merusak peralatan komputer atau yang berhubungan dengan komputer atau sarana penunjangnya. Jenis-jenis cyber crime berdasarkan motifnya dapat tebagi dalam beberapa hal : 1. Cyber crime sebagai tindakan kejahatan murni Dimana orang yang melakukan kejahatan yang dilakukan secara di sengaja, dimana orang tersebut secara sengaja dan terencana untuk melakukan pengrusakkan, pencurian, tindakan anarkis, terhadap suatu system informasi atau system computer.
  • 12. 2. Cybercrime sebagai tindakan kejahatan abu-abu Dimana kejahatan ini tidak jelas antara kejahatan criminal atau bukan karena dia melakukan pembobolan tetapi tidak merusak, mencuri atau melakukan perbuatan anarkis terhadap system informasi atau system computer tersebut. 3. Cybercrime yang menyerang individu Kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif dendam atau iseng yang bertujuan untuk merusak nama baik, mencoba ataupun mempermaikan seseorang untuk mendapatkan kepuasan pribadi. Contoh : Pornografi, cyberstalking, dll. 4. Cyber crime yang menyerang hak cipta (Hak milik) Kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang dengan motif menggandakan, memasarkan, mengubah yang bertujuan untuk kepentingan pribadi/umum ataupun demi materi/nonmateri. 5. Cyber crime yang menyerang pemerintah Kejahatan yang dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif melakukan teror, membajak ataupun merusak keamanan suatu pemerintahan yang bertujuan untuk mengacaukan system pemerintahan, atau menghancurkan suatu Negara. 2.2. CyberLaw 2.2.1. Pengertian Cyber Law Cyber law adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya) yang umumnya diasosiasikan dengan internet. Cyberlaw merupakan aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hokum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia cyber atau maya.
  • 13. Berikut ruang lingkup cyberlaw: 1. Hak Cipta (Copy right) 2. Hak Merk (trademark) 3. Pencemaran nama baik (defamation) 4. Fitnah, penistaan, penghinaan (hate speech) 5. Serangan terhadap fasilitas komputer (hacking, viruses, illegal acces) 6. Kenyaman individu (privacy) 7. Prinsip kehati-hatian 8. Tindakan criminal biasa yang menggunakan TI sebagai alat 9. Isu procedural seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan, dll 10. Kontrak / transaksi elektronik dan tanda tangan digital 11. Pornografi 12. Pencurian melalui internet 13.Perlindungan konsumen 14. Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharian seperti e-commerce, e-government, e-education dll 2.2.2. Jejaring Sosial Di Media Internet Jejaring sosial adalah struktur sosial yang dibentuk dari simpulan-simpulan (yang umumnya adalah individu / organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain-lain. Lewat jejaring sosial, kita bisa bertemu secara maya tentunya dengan banyak sekali orang dengan berbagai macam karakter dan latar belakang. Baik orang yang sudah ita kenal sebelumnya maupun orang yang baru kita kenal. Bahkan tidak sedikit
  • 14. juga orang-orang yang kita kenal sebagai selebritis mempunyai akun di salah satu jejaring social internet. Layanan jejaring sosial yang popular di Indonesia dan memiliki jumlah pengguna yang sangat banyak antara lain facebook dan twitter. Internet itu sendiri memiliki pengertian sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, yang didalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi mulai dari yang bersifat statis sampai yang bersifat dinamis dan interaktif. Pada awalnya, internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 199, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advance Research Project Agency Network). Mereka mendemonstrasikan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, serta dapat melakukan komunkasi dalam jarak yang tak terhingga melalui saluran telepon. Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi akal bakal pembangunan protocol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol). Media internet adalah media yang tidak mengenal batas, baik batas-batas wilayah maupun batas-batas kenegaraan. Hal ini membawa dampak bagi perilaku para pengguna internet. Dilihat dari pengertian internet itu sendiri merupakan alat sebagai hasil penemuan teknologi yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan. Dalam hal ini internet dapat menyatukan media audio, visual, telekomunikasi bahkan dapat mengkonversikan media-media tersebut. Sesuai dengan namanya WWW, yaitu World Wide Web, maka jaringan internet di suatu Negara dengan segera dan dengan sendirinya akan masuk ke wilayah yuridiksi
  • 15. Negara lain. Meskipun demikian, internet juga diperlukan peraturan tentan perilaku, baik perilaku para penyedia akses, penyedia content, maupun pengguna dan pengunjung. Bagi penyedia akses dan penyedia content salah satu peraturan perilaku yang harus dipatuhi adalah perilaku yang menyangkut etika bisnis, sedangkan bagi pengguna dan pengunjung, terutama pengguna dan pengunjung media interaktif diperlukan peraturan tentan pemakaian bahasa dan sapaan-sapaan. Setiap ada kemajuan dibidang apapun termasuk kemajuan dibidang teknologi selalu membawa dampak. Dampak yang ditimbulkannya pun ada yang menuju kearah positif dan negatif. Internet sebagai media komunikasi bukan sekedar kecanggihan fiturnya yang diperlukan. Lebih dari itu, kekuatan strategi komunikasi yang menjadi dasar utamanya. 2.2.3. Pencemaran Nama Baik Secara umum pencemaran nama baik (Defamation) adalah suatu keadaan tersinggung karena seorang diceritakan kepada orang lain, sehingga orang tersebut turun derajat atau hilang nama baiknya. Pencemaran nama baik terbagi ke dalam beberapa bagian: 1. Secara lisan, yaitu pencemaran nama baik yang diucapkan. 2. Secara tertulis, yaitu pencemaran yang dilakukan melalui tulisan. Dalam pencemaran nama baik terdapat 3 catatan penting didalamnya, yakni : Pertama, delik dalam pencemaran nama baik merupakan delik yang bersifat subyektif yang artinya penilaian terhadap pencemaran sangat bergantung pada pihak yang diserang nama baiknya. Oleh karenanya, delik dalam pencemaran merupakan delik
  • 16. aduan yang hanya bisa diproses oleh pihak yang berwenang jika ada pengaduan dari korban pencemaran. Kedua, pencemaran nama baik merupakan delik penyebaran. Artinya, substansi yang berisi pencemaran disebarluaskan kepada umum atau dilakukan di depan umum oleh pelaku. Ketiga, orang yang melakukan pencemaran nama baik dengan menuduh suatu hal yang dianggap menyerang nama baik seseorang atau pihak lain harus diberi kesempatan untuk membuktikan tuduhan itu. Bagi bangsa indonesia, pasal pencemaran nama baik dianggap sesuai dengan karakter bangsa ini yang menjunjung tinggi adat dan budaya timur, pencemaran nama baik dianggap melanggar norma sopan santun bahkan bisa melanggar norma agama jika yang dituduhkan mengandung unsur fitnah.
  • 17. BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Pencemaran Nama Baik Seperti yang telah dijelaskan di sub bab landasan teori, bahwa pencemaran nama baik (defamation )adalah suatu keadaan tersinggung karena seorang diceritakan kepada orang lain, sehingga orang tersebut turun derajat atau hilang nama baiknya. Bagi bangsa indonesia, pasal pencemaran nama baik dianggap sesuai dengan karakter bangsa ini yang menjunjung tinggi adat dan budaya timur, pencemaran nama baik dianggap melanggar norma sopan santun bahkan bisa melanggar norma agama jika yang dituduhkan mengandung unsur fitnah. Kejahatan di dunia maya merupakan kejahatan modern yang muncul seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Kejahatan di dunia maya mempunyai karakteristik yang berbeda dengan kejahatan-kejahtan konvensional yang terdapat dalam kitab undang-undang hukum pidana (KUHP). Menurut R.Soesilo penghinaan dalam KUHP ada 6 macam : 1. Menista secara lisan 2. Menista secara tertulis 3. Memfitnah 4. Penghinaan ringan 5. Menyadu secara memfitnah 6. Tuduhan secara memfitnah
  • 18. 3.2. Penyebab Pencemaran Nama Baik Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya pencemaran nama baik yaitu sebagai berikut: 1. Secara lisan 2. Secara tulisan 3. Menuduh suatu hal di depan umum 3.3. Objek/Sasaran Pencemaran Nama Baik Berbicara tentang pencemaran nama baik, berkaitan dengan suatu kata penghinaan. Pada dasarya penghinaan adalah menyerang nama baik dan kehormatan seseorang, dalam hal ini bukan arti seksual, sehingga orang itu merasa dirugikan. Objek atau sasaran pencemaran nama baik dapat digolongkan menjadi : 1. Terhadap pribadi perorangan 2. Terhadap kelompok atau golongan 3. Terhadap suatu agama 4. Terhadap orang yang sudah meninggal 5. Terhadap para pejabat yang meliputi pegawai negeri, kepada Negara atau wakilnya dan pejabat perwakilan asing. 3.4. Dampak Pencemaran Nama Baik Dampak dari pencemaran nama baik seseorang akan mengalami kerugian materi dan non materi di antaranya: 1. Membekukan kebebasan berekspresi 2. Menghambat kinerja seseorang 3. Merusak popularitas dan karier
  • 19. 4. Perihal pencitraan seseorang atau institusi 3.5. Aspek Hukum Pencemaran Nama Baik Pasal – pasal mengenai pencemaran nama baik: UU ITE No. 11 tahun 2008: Pasal 27 1. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. 2. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian. 3. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. 4. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau pengancaman. Pasal 28 1. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.
  • 20. 2. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Pasal 36 Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan perbuatan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 27 sampai pasal 34 yangmengakibatkan kerugian bagi orang lain. Pasal 51 Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 tahun dan atau denda paling banyak Rp12.000.000.000,00(dua belas miliar rupiah). Pasal 45 1. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). 2. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) Selain didalam UU ITE No. 11 tahun 2008, didalam KUHP pun terdapat pasal – pasal yang mengatur tentang pencemaran nama baik, berikut pasal – pasal tersebut Pasal 310 : 1. Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan sengaja meyerang kehormatan atau nama baik sesorang dengan menuduhkan sesuatu
  • 21. hal, yang maksudnya terang supaya diketahui umum, diancam karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. 2. Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan, dipertunjukan atau ditempel dimuka umum, maka diancam karena pencemaran tertulis dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. 3. Tidak merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis, jika perbuatan jelas dilakukan demi kepentingan umum atau karena terpaksa untuk membela diri. Kebebasan berpendapat Hubungan UU ITE No.11(pasal pencemaran nama baik) dengan HAM dan tujuan negara RI. Masalah muncul ketika banyak yang menginginkan UU ITE No. 11 tahun 2008 tersebut di revisi, dikarenakan mereka menganggap dengan adanya UU tersebut akan membuat kebebasan menyatakan pendapat akan tersisihkan dan juga tidak sesuai dengan tujuan negara RI, berkaitan dengan hal tersebut, kami akan mengulas tentang keterkaitan UU ITE No. 11 tahun 2008(terutama pasal pencemaran nama baik) dengan HAM dalam hal ini kebebasan berpendapat dan tujuan RI. Hal pertama yang menjadi masalah yaitu apakah tujuan dibuatnya UU ITE No. 11 tahun 2008 sejalan dengan tujuan negara RI, Tujuan dari Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik menurut UU ITE No. 11 Tahun 2008 tercantum pada Pasal 4, yaitu: 1. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia;
  • 22. 2. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat; 3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik; 4. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab; dan 5. Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi. Tujuan di atas sejalan dengan tujuan Negara Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945 diantaranya “mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum”. Hal ini menunjukkan bahwa dasar pembentukan UU ITE No. 11 tahun 2008 konsisten dengan tujuan Negara Republik Indonesia. Kemudian selanjutnya apakah semua informasi dapat dikategorikan sebagai alat yang bisa mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum? Tidak semua informasi elektronik dapat meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Informasi elektronik dibagi kedalam dua bagian yakni informasi elektronik yang berkualitas dan informasi elektronik yang tidak berkualitas. Informasi yang berkualitas adalah informasi yang dapat meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum yaitu informasi yang mendorong pengembangan potensi bangsa di berbagai bidang kehidupan menuju bangsa yang sejahtera dan cerdas, serta mampu bersaing dengan bangsa lain. Informasi elektronik yang tidak berkualitas adalah informasi yang dapat merusak pencapaian
  • 23. tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Informasi elektronik yang tidak berkualitas memuat informasi yang sifatnya negatif seperti pelanggaran kesusilaan, perjudian, menghina dan mencemarkan nama baik seseorang, pemerasan dan/atau pengancaman, berita bohong dan menyesatkan, menimbulkan rasa kebencian dan permusuhan. Apakah pasal 27 dan pasal 28 dalam UU ITE No. 11 Tahun 2008 bertentangan dengan Hak Asasi Manusia (HAM) sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945? Sebelumnya mari kita baca dahulu pasal 28F dalam UUD 1945 yang berbunyi: “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”. Dari pasal yang termuat dalam UUD 1945 diatas, kita bisa simpulkan bahwa pencemaran nama baik, pelanggaran kesusilaan, pengancaman tidak masuk kedalam kategori informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosial, sementara kebebasan untuk mengakses informasi elektronik yang berkualitas mendorong pengembangan pribadi dan lingkungan sosial, Jadi bisa kita simpulkan bahwa Pasal 27 dan Pasal 28 sudah tepat dalam UU ITE No. 11 Tahun 2008 untuk memberantas informasi elektronik yang tidak berkualitas agar masyarakat dapat lebih mengakses informasi elektronik yang berkualitas untuk menunjang pengembangan pribadi dan lingkungansosialnya. UUD 1945 telah mengatur Hak Asasi Manusia (HAM) untuk memperoleh dan menyebarkan informasi yang dapat mengembangkan pribadi dan lingkungan sosial.
  • 24. Akses informasi elektronik yang berkualitas mengarah pada pengembangan pribadi, lingkungan sosial dan pencapaian tujuan Negara R.I. Akses informasi elektronik yang tidak berkualitas tidak mengarah pada pengembangan pribadi, lingkungan sosial dan pencapaian tujuan Negara R.I. Dan UU ITE No. 11 tahun 2008 memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi kemerdekaan berpendapat dan kebebasan untuk mengakses informasi elektronik yang berkualitas dan melarang untuk mengakses informasi elektronik yang tidak berkualitas. Beberapa pendapat mengatakan bahwa kebebasan untuk mengakses informasi sudah dikebiri oleh UU ITE No. 11 tahun 2008 dan melanggar HAM. UU ITE No. 11 Tahun 2008 justru memberikan kebebasan bagi siapa saja untuk mengakses informasi elektronik tetapi untuk kategori informasi elektronik yang berkualitas dalam rangka mencapai tujuan Negara Republik Indonesia. Kami tidak sependapat dengan kebebasan tanpa kontrol karena kita hidup dalam suatu negara yang memiliki tujuan. Kebebasan tanpa kontrol menunjukkan suatu pemikiran yang tidak mengarah pada pencapaian tujuan. Seseorang yang hidup dengan tujuan, dicirikan oleh kemampuan untuk memilah dan memilih informasi yang sepatutnya diakses dalam rangka pencapaian tujuan itu. UU ITE No. 11 Tahun 2008 sudah menampakkan perilaku itu, melindungi informasi elektronik yang berkualitas dan melarang informasi elektronik yang tidak berkualitas. Demikian pula, HAM dalam UUD 1945 yang berkaitan dengan kebebasan penyebaran dan pengaksesan informasi memiliki kontrol berupa tujuan untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosial.
  • 25. UU ITE dengan kebebasan dewan Pers Banyak protes dari kalangan Pers tentang keberadaan UU ITE Nomor 11 tahun 2008 terutama menyangkut pasal 27 Ayat 3 dan Pasal 28 ayat 2. Pasal tersebut dipandang berpotensi mengancam kemerdekaan Pers, berita pers dapat disalurkan melalui informasi elektronik (di dunia maya), terkait dengan kasus korupsi, sengketa, politik yang dapat dinilai sebagai penyebaran pencemaran nama baik, penghinaan, menimbulkan permusuhan atau kebencian dalam masyarakat. Berikut kutipan pasal-pasal tersebut. Pasal 27 ayat 3 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan / atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan / atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan / atau pencemaran nama baik. Pasal 28 ayat 2 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan(SARA). Pada bagian ini UU ITE No. 11 Tahun 2008 terutama Pasal 27 dan Pasal 28. Kiranya melalui tulisan ini akan lebih memperjelas apa yang dikuatirkan oleh kalangan Pers dalam penyampaian berita dalam bentuk informasi elektronik. Dunia maya merupakan wadah komunikasi bagi siapa saja, termasuk bagi Pers untuk menyebarkan informasi. Pers merupakan kalangan yang berkepentingan untuk menyebarkan berita lewat internet karena sarana ini merupakan cara yang cepat untuk
  • 26. menyampaikan informasi kepada masyarakat dalam jangkauan yang lebih luas dan lebih murah.Persoalannya: Apakah UU ITE No. 11 tahun 2008 pada Pasal 27 dan Pasal 28 berpotensi membatasi kebebasan Pers dalam memberitakan suatu peristiwa dalam bentuk informasi elektronik? Dalam Pasal 27 dan Pasal 28 UU ITE No. 11 Tahun 2008 terdapat pernyataan ‘tanpa hak’.Pers memiliki hak untuk mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik berupa Berita. Hak dari Pers sudah jelas dinyatakan dan dilindungi dengan UU Pers No. 40 Tahun 1999. Selain menentukan Hak, UU No. 40 tahun 1999 juga menjelaskan Kewajiban Pers. Pers memiliki hak untuk mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi. Pers berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma- norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah. Pers berkewajiban pula untuk melayani hak jawab sebagai bentuk koreksi dan kontrol dari masyarakat. Wartawan harus menaati kode etik jurnalistk. 3.6. Contoh Kasus VIVA life- Isu tak sedap tengah mengguncang rumah tangga pasangan artis juga politisi Ingrid Kansil dengan Menteri Negara Koperasi dan UKM Syarief hasan. Syarief dikabarkan baru saja memergoki istrinya sedang berhubungan intim dengan anak sulungnya. Merasa gerah dengan kabar tak sedap yang makin menggelisahkan, Syarief pun angkat bicara. Ia bersumpah, isu itu hanya fitnah belaka. Syarief menegaskan, keluarganya sangat religius dan taat beragama. "Saya jamin 100 persen, demi Allah keluarga kami baik-baik saja. Tidak ada satupun yang terjadi. Percayalah itu," tegasnya
  • 27. saat menggelar konferensi pers di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra III/12A Jakarta Selatan, Kamis 16 Mei 2013. Ia lantas menceritakan bagaimana dirinya dan istrinya yang mualaf, selalu menjalani shalat lima waktu tanpa absen. "Anak-anak pun begitu, Alhamdulillah sakinnah semua, pendidikan agamanya bagus”,lanjut Syarief. Menurutnya, isu itu merupakan kejahatan media sosial yang kejam. Ia menganggap pihaknya sebagai korban. Karenanya, Syarief mengimbau masyarakat dan media untuk tidak terlalu menanggapi isu itu. Menurutnya, itu sudah memasuki ranah pencemaran nama baik. Beruntung, dirinya tidak terlalu terganggu dengan isu itu. Hubungan keluarganya pun tetap harmonis. "Kami saling menguatkan melalui BBM sama anak-anak. Karena kami jarang ketemu, intensitas waktu kami susah sekali," kata Ingrid yang mendampingi suaminya di konferensi pers itu. Biasanya, ia dan anak-anaknya hanya bisa bertemu saat akhir pekan. Itu pun baru bisa terwujud tiga bulan sekali karena kesibukan yang menggila. Awalnya ia tidak berniat merespon gosip murahan itu. Namun karena arahnya makin serius dan keluarga terus dikejar media, mantan pesinetron itu pun memutuskan menggelar konferensi pers. Isu soal perselingkuhan itu sendiri, pertama dilontarkan akun Twitter @TrioMacan2000. Akun Twitter anonim yang kerap mengumbar gosip kontroversial itu memaparkan fakta-fakta yang mengarah pada Ingrid dan Syarief. (adi). 3.7. Penanggulangan Kasus Berikut langkah-langkah penanggulangan defamation: 1. Menyembunyikan identitas orang atau lembaga yang kita kritik. 2. Sebutkan bukti sumber informasi selengkap-lengkapnya.
  • 28. 3. Sampaikan pujian terlebih dahulu. 4. Setelah memuji, sampaikan ucapan terima kasih. 5. Ciptakan kesan bahwa kita lebih menaruh perhatian pada orang atau lembaga yang kita kritik. 6. Perbanyaklah kata “Kita”. 7. Tempatkanlah diri kita lebih rendah daripada orang atau lembaga yang kita kritik. 8. Mohon maaf atas segala kata-kata yang kita tuliskan.
  • 29. BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan dan Saran Tanggapan-tanggapan: Tanggapan Pertama Dari kasus diatas kalau menurut saya sih akun @triomacan2000 cuma cari sensasi saja. Postingan akun @triomacan2000 memang akun twitter yang senang mengomentari para politisi Indonesia dengan tweet-tweet yang sensasional. Tidak Cuma Ingrid Kansil saja, banyak politisi lain yang dibikin gerah dengan postingannya. Entah gosip itu benar atau tidak tapi jika tanpa bukti itu bisa dikatakan fitnah. Kesimpulan: Bila memutuskan untuk menyebarkan pesan atau apapun itu, pastikan pesan itu memang berguna bagi orang banyak utamanya bila menggunakan jalur pribadi. Jangan takut untuk menyebarkan informasi yang memang berguna. Saran: 1. Marilah kita manfaatkan fasilitas internet yang ada, jangan menyebar fitnah, kata- kata kasar, ataupun menjatuhkan orang lain. 2. Mari kita cari sensasi dengan prestasi
  • 30. Tanggapan Kedua: Kepribadian dan Karakter Kita akan terpancar dalam tulisan, baik postingan maupun komentar. Siapakah diri kita akan tercermin, baik sadar maupun tidak sadar kita telah membuka diri pada pembaca siapa diri kita. Lewat kekuatan tulisan kita tidak bisa membaca bahasa tubuh dan tidak bisa merasakan getaran aura yang dimiliki seseorang, apakah orang itu auranya terang, redup, atau kelam. Namun, dengan membaca tulisan kita bisa menilai kepribadian dan karakter seseorang. Apakah orang itu berkepribadian mulia, anggun, bisa dipercaya, suka mengekor perkataan orang, atau teguh pendiriannya. Dari Tulisan pula bisa diketahui apakah orang itu kemampuannya dalam mengubah tulisan adalah seorang konseptor, motivator, atau seorang praktiker saja. Dalam tulisan juga akan diketahui orang itu berpikir dengan sungguh-sungguh atau asal tulis saja. Bahkan tulisan juga akan bisa menipu kita, menyangka orang dengan image tulisannya. Kesimpulan: Pribadi yang jujur akan mengatakan yang sebenarnya, karena kebohongan itu sedikit ditambah sedikit akhirnya akan jadi gunung kebohongan dan si pembohong akan sangat sulit nantinya menutupi lobang-lobang kebohongan itu. Karena manusia punya sifat kelemahan, dalam keadaan tidak sadar dia mengungkapkan kebohongannya sendiri, seringnya bukan orang lain yang mengungkapkan kebohongan itu tapi dirinya sendiri, karena alam bawah sadar tak bisa dimanipulasi, dengan jujur diungkapkan hatinya dan keadaannya yang terdalam.
  • 31. Saran: Marilah kita bijak dalam membuat postingan maupun komentar, Jangan lupakan kepribadian kita saat menulis baik postingan maupun komentar Tanggapan Ketiga: Akun @triomacan2000 adalah penebar gosip murahan, buat Ingrid kalau anda tidak merasa melakukannya sebenarnya ya tidak usah marah lah wong toh dalam postingan tweet @triomacan2000 tidak menyebutkan nama. Saran: Ketika kita dihadapkan dengan masalah kita dijelek-jelekkan atau difitnah di depan umum, tanggapilah dengan bijak. Kalau tidak merasa apa yang dituduhkan tersebut adalah benar, maka jangan marah atau menyerang balik. Hadapilah dengan senyuman. Tanggapan Keempat: Media jejaring sosial online itu hampir sama dengan kehidupan sosial offline. Keduanya terikat oleh norma-norma yang berlaku di masyarakat, terutama norma- norma etika. Bahkan, semua media sosial punya aturan yang harus dipatuhi para anggotanya. Norma etika, ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis tetapi sudah diketahui banyak orang. Dari kasus diatas, akun @triomacan2000 adalah akun yang sengaja dibuat untuk menjatuhkan para politisi di Indonesia dengan menggunakan akun samaran dengan menyebarkan berita tidak benar alias fitnah. Kalau kata orang-orang fitnah lebih kejam daripada membunuh itu memang benar. Mengapa memfitnah dikatakan berdosa besar, lebih kejam dari membunuh? Sebenarnya fitnah merupakan pembunuhan ke atas karakter atau jiwa seseorang. Orang yang kena fitnah biasanya akan merasa terluka,
  • 32. menjadi rendah diri, kecewa dan hidup dalam kemurungan. Walaupun jasadnya hidup, tapi jiwanya mati karena sakitnya terkena fitnah. Berhubung saya tidak punya akun twitter, saya akan membahas tentang akun yang sudah saya punya dan saya baca tiap hari. Pengamatan saya di Facebook (FB) selama tiga tahun, sering menemukan komen- komen yang tidak memenuhi syarat-syarat norma etika tersebut. Banyak yang asal komen tanpa memahami maksud daripada status yang dibuat oleh Facebooker lainnya. Banyak yang langsung menyalahkan status orang lain. Dan hal-hal lain yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Oleh karena iitu, ada beberapa hal yang harus diketahui di dalam membuat komen: 1. Kenali dulu siapa pembuat status Apakah kita sudah mengenalnya secara pribadi dan secara langsung? Kalau sudah mengenalnya secara pribadi dan langsung, apalagi itu sahabat baik kita, bolehlah membuat komen bebas asal sopan. Jika kita belum mengenalnya secara pribadi dan langsung, maka komen–komen kita harus beretika. 2. Jangan mudah menyalahkan Semua orang tidak ingin dianggap salah. Oleh karena itu jangan mudah menyalahkan status orang lain. Apalagi secara langsung. Jika status Facebooker benar- benar salah, maka kita bisa melakukan koreksi dengan cara yang baik. Jangan sampai menyinggung perasaan atau si pembuat status merasa kehilangan muka. Dan koreksi kita sebaiknya ditulis di inbox Facebooker tersebut. 3. Pahami maksud status Jangan terburu-buru memberi komen. Baca dengan benar. Sesudah kita yakin memahami maksud status tersebut, silahkan menulis sebuah komen.
  • 33. 4. Jangan menyerang pribadi facebooker Satu hal yang tidak disukai adalah adanya Facebooker yang tidak mengomentari tulisan, tetapi mengomentari penulisnya. Menyerang pribadinya. Mencela. Menggurui. Bersikap snob (sok tahu, sok mengerti dan sok pintar). Bersikap sinis. Komentar yang demikian merupakan komentar tidak cerdas dan hanya bisa ditulis Facebooker yang tidak cerdas pula. Juga, jangan “gede rasa” (GR) membaca status yang bersifat umum (tidak menyebut nama, initial ,identitas atau ciri-ciri kita). 5. Kalau tidak tahu lebih baik bertanya Kalau kita tidak memahami maksud dari sebuah status, lebih baik bertanya atau bahkan tidak usah memberi komen. Sebab, tidak mengerti tetapi memberi komen, biasanya komennya tidak nyambung alias salah. 6. Pahami caranya berbeda pendapat. Berbeda pendapat boleh saja, tetapi harus tahu caranya. Antara lain, sopan, tidak bersikap frontal, tidak langsung menyalahkan, dahului dengan kata “maaf” dan akhiri dengan kata “maaf” juga. Jangan menulis kata “salah” atau “keliru”. Sertakan data yang benar. 7. Hargai pendapat orang lain Semua orang ingin dihargai, termasuk kita. Oleh karena itu, belajarlah menghargai pendapat orang lain walaupun pendapat orang lain belum tentu benar. Mungkin ada baiknya kita membuat status sendiri yang berbeda tanpa menyebut nama Facebooker lain.
  • 34. 8. Mengkritik boleh saja Mengritik boleh saja. Tetapi harus sesuai dengan kompetensi kita. Kalau kita pakar hukum, boleh mengritik status yang berhubungan dengan hukum. Kalau kita sarjana ekonomi, boleh mengritik status yang berhubungan dengan ekonomi dan seterusnya. namun , kritik haruslah berkualitas. Jangan asal mengritik. Apalagi, kalau Facebooker yang kita kritik belum kita kenal secara pribadi dan belum kita ketahui prestasi dan kemampuannya. 9. Beri komentar yang netral Komentar yang aman adalah komentar yang netral. Tidak menyalahkan dan tidak membenarkan. Bersifat biasa-biasa saja. Boleh saja memberi “Like” atau “Suka”. Tidak memuji dan tidak mencela.Komen yang datar-datar saja. Lebih baik, buat komen yang sifatnya bercanda atau yang lucu-lucu. 10. Jangan menyinggung perasaan orang lain Kadang-kadang, kita menerima komen yang menyinggung perasaan. Dari sudut psikologi, komen seperti itu pasti ditulis Facebooker pengidap psikopat. Oleh karena itu, buatlah kalimat secermat mungkin. Jangan sampai komen kita terkesan tidak menghargai pendapat pembuat status. Jangan sampai terkesan kita bersifat menggurui. Kesimpulan: 1. Sikap saling menghargai sesama pengguna jejaring sosial adalah sikap yang mencerminkan persahabatan yang baik. 2. Komen kita yang berkonotasi negatif, biasanya akan ditanggapi secara negatif juga. Oleh karena itu, buatlah komen yang berkonotasi positif dan konstruktif.
  • 35. Saran: Kalau ada status,komen atau tanggapan tidak enak dibaca sebaiknya dihapus saja atau tidak perlu ditanggapi.