2. Nama Anggota
Wieke Dwi Putri
Diny Izzaty Al Abidin
Ni Luh Ayu Sri Antari Putri
Imamir Mudzadadil Alfi Sani
Hilldya AmiliaPrastiti
Wildan Maulana Wijaya
Ni Kadek Sindy Theresia
Eka Wahyu Dewangga
Zahra Mardhaatillah DJ.
Muhammad Sergio Ivandry Talib
Abednego Marvel Winata
Ravica JeslinTandibua
(19700001)
(19700002)
(19700003)
(19700004)
(19700005)
(19700006)
(19700007)
(19700008)
(19700009)
(19700010)
(19700012)
(19700026)
3. BAB 1
PENDAHULUAN
• Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup berbahaya di dunia, karena hipertensi
merupakan faktor risiko utama yang mengarah kepada penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, gagal
jantung, stroke dan penyakit ginjal yang mana pada tahun 2016 penyakit jantung iskemik dan stroke menjadi
dua penyebab kematian utama di dunia (WHO, 2018).
• Kejadian hipertensi di seluruh dunia mencapai lebih dari 1,3 milyar orang
• Prevalensi kejadian hipertensi di Indonesia yang didapatkan dari hasil pengukuran tekanan darah pada
penduduk berusia ≥18 tahun mengalami peningkatan dari 25,8% pada tahun 2013 menjadi 34,11% (Kemenkes
RI, 2018).
• Menurut Kementerian Kesehatan RI (2014), aspek penting pada tindakan promotif dan preventif terjadinya
hipertensi adalah dengan manajemen faktor risiko. Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan
hipertensi yaitu jenis kelamin, usia, dan keturunan merupakan faktor risiko yang tidak dapat diubah. Adapun
faktor risiko yang dapat diubah yaitu obesitas, merokok, dan pekerjaan. Peningkatan hipertensi terjadi seiring
bertambahnya usia, di mana arteri akan kehilangan elastisitas sehingga tekanan darah meningkat dengan
bertambahnya usia (Tarigan dkk., 2018).
• Risiko hipertensi lebih tinggi terjadi pada individu dengan riwayat hipertensi di keluarga daripada orang yang
tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi (Kartikasari, 2012).
4. Tujuan Kami
Melakukan pendekatan dokter terhadap pasien hipertensi untuk mewujudkan
keadaan sehat di dukuh kupang barat XXI no 25
Tujuan Umum
A. mengetahui karakteristik pasien meliputi siklus keluarga
pasien dan gaya hidup pasien.
B. mengetahui factor – factor yang mempengaruhi timbulnya
masalah kesehatan pada pasien hipertensi.
C. mendapatkan pemecahan masalah kesehatan pada pasien
hipertensi.
Tujuan Khusus
5. BAB 2
HASIL PENDAMPINGAN
A. Identitas Penderita
• Nama : Tn. B
• Usia : 63 tahun
• Status : Menikah
• Pekerjaan : Penjaga Kost
• Pendidikan : SMP
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Alamat : Jl. Dukuh Kupang
Barat XXI no.25
B. Anamnesis
• KU : Kepala pusing
• RPS :
• Kepala pusing sejak 2 hari lalu setelah mengonsumsi
daging
• Kesemutan pada tangan
• Perut terasa mual
• Tidak pusing penglihatan normal
• Tidak muntah
• BAB & BAK dbn
• Keluhan sudah dirasakan sejak 3 thn namun hilang timbul
• Diagnosis : hipertensi grad I dan sudah mengonsumsi
obat tapi diminum jika keluhan muncul.
6. BAB 2
HASIL PENDAMPINGAN
Lanjutan Anamnesis
• RPD : tidak pernah menderita penyakit
seperti ini sebelumnya, tidak ada Riwayat
DM, stroke, dan penyakit kronis lainnya
disangkal.
• RPK : Ayahnya menderita hipertensi. Istrinya
bapak B tidak memiliki Riwayat penyakit
kronis
• Riw. Kebiasaan : bekerja sebagai penjaga
kos, aktifitas sehari-hari seperti
membersihkan halaman, membuang
sampah. Pasien mengaku haring
berolahraga, sering begadang karena
menjaga kost selain itu pasien juga mengisap
rokok 4 batang sehari. Di keluarga pasien
juga ada yang memiliki Riwayat hipertensi.
• Riw. Pengobatan : Bapak B sebelumnya sudah sempat berobay ke
puskesmas dan diberikan obat minum yaitu amlodipin diminum
1x1.
• Riw. Sosio-Ekonomi : Saat ini Bapak B tinggal bersama dengan
istrinya. Aspek ekonomi keluarga bapak B tergolong berkecukupan.
• Riw. Gizi : Bapak B dan keluarga makan biasanya 3x sehari dengan
nasi, sayur, dan lauk pauk yang bervariasi. Istri dari bapak B
biasanya memasak menggunakan bumbu penyedap dan garam
dapur. Selain itu Bapak B gemar mengkonsumsi makanan berbahan
dasar daging dan sayur santan. Bapak B mengaku apabila
mengkonsumsi makanan tersebut, keluhannya timbul. Bapak B
jarang mengkonsumsi buah-buahan. Kesan status gizi saat ini baik.
• Keadaan Lingkungan : Lingkungan sekitar rumah bapak. B cukup
baik, rumahnya berada di lingkungan perumahan.
7. BAB 2
HASIL PENDAMPINGAN
C. Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis : Pemeriksaan fisik dilakukan pada
saat berkunjung ke rumah pasien.
• Kesadaran Umum : Baik
• Kesadaran : Composmentis
• Tanda vital
▪ Tekanan Darah: 170/100 mmHg
▪ Nadi : 92x/menit, regular, kuat angkat
▪ Respirasi : 24x/menit
▪ Suhu : 36,5°C
▪ Status Gizi : BB = 75 Kg ,TB = 170 cm
• IMT = = 25,95
• Kesan : Status gizi Bapak B termasuk kategori
normal
• Kepala : Bentuk mesoceohal, rambut terkesan bersih
berwarna hitam dan ada sedikit uban, mudah rontok,
mudah dicabut, tidak ada luka.
• Wajah : Simetris, eritema (-), ruam muka (-), luka (-)
• Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-) sclera ikterik (-),
oedem palpebra (-), sianosis (-), pupil isokor (3 mm/3
mm), reflex cahaya direct/indirect (+/+), perdarahan
subkonjungtiva (-/-)
• Telinga, Hidung, Mulut, Ekstremitas Dalam batas normal
kecuali mulut pada bibir tampak hiperpigmentasi
berwarna hitam
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan dalam pendekatan
keluarga
8. Tanggal KunjunganPertama : 23 Maret2022
Tanggal Kunjungan Kedua : 6 April 2022
Tanggal Kunjungan Keriga : 11 Mei 2022
Nama Kepala Keluarga : Tn. B
Alamat : Jl. Dukuh Kupang Barat XXI no 25,
Dukuh Kupang, Kec. Dukuhpakis, Kota SBY,
Jawa Timur
BAB 3
PEMBAHASAN ASPEK KEDOKTERAN KELUARGA
A. Identifikasi Keluarga
• Profil Keluarga
Kesimpulan : Tn. B merupakan penjaga kost yang tinggal dengan istrinya. Tn. B yang
berusia 63 tahun yang menderita Hipertensi. Anak Tn. B mengaku tidak pernah merasakan
keluhan yang sama dengan keluhanTn. B.
Struktur Komposisi Keluarga :
9. • Jenis tempat berobat : Tempat praktek mandiri
• Asuramsi/Jaminan Kesehatan : BPJS
• Jarak layanan kesehatan : Jarak tempat praktek
denganrumah. Dekat sekitar5 menit ditempuh dengan
mengendarai motor
1. Desain Rumah Keluarga Tn. B
B. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
Teras Depan
& Garasi
Kamar Tidur
Anak 2
Kamar Tidur
Anak 1
Kamar Tidur
Utama
Kamar Mandi
Gudang
Ruang Tamu Dapur
Teras
Belakang
2. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
3. Sarana Pelayanan Kesehatan
10. Kebisaaan makan dan penerapanpola gizi
seimbangyang dilakukan oleh keluarga Tn. B yaitu
mereka makan sehari-hari biasanya 2-3 kali sehari
dengan nasi, sayur, lauk pauk. Tn. B lebih menyukai
makanan yang agak asin oleh karena itu ia sering
meminta istrinya untuk menambahkan garam pada
makanan yang dimasak. Selain itu Tn. B gemar
meminum kopi tiap pagi dan juga sore hari. Kesan
status gizi saat ini baik.
4. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
B. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
5. Pola Dukungan Keluarga
• Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam
keluarga
Tn. B selalu mendiskusikan dengan istrinya yang
selalu menasehati Tn. B untuk tidak terlalu
mengkonsumsi garam terlalu berlebihan.
• Faktor penghambat terselesaikannya masalahdalam
keluarga
Tn. B sering sekali mengabaikan perkataan istrinya
terkait dengan penambahan garam dalam makanan.
11. C. Identifikasi Fungsi-Fungsi Dalam Keluarga
1. Fungsi Holistik
• Fungsi Biologis
• Fungsi Psikologis
• Fungsi Sosial dan Ekonomi
Keluarga Tn. B terdapat satu orang yang menderita
penyakit kronis yaitu Tn. B sendiri dengan usia 63
tahun yang menderita hipertensi. Sedangkan istri Tn.
B dan kedua anak Tn. B mengaku tidak pernah
merasakankeluhan yang sama seperti Tn. B.
Dari segi psikologis, Tn. B tidak ada masalah
dengan penyakit yang diderita hal ini dikarena
dengan mengkonsumsi obat dari dokter sakitnya
berkurang dan mulai sembuh.
Tn. B merasa terkadang merasa kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari, oleh karena itu Tn.
B mengambil pekerjaan tambahan untuk menjadi
penjaga malam sekitar kompleks.
2. Identifikasi Konsep H.L Blum pada Keluarga
• Faktor Genetik
• Faktor Perilaku
• Faktor Lingkungan
• Faktor Pelayanan Kesehatan
Ayah dari Tn. B juga memiliki riwayat hipertensi dan sudah
meninggal 10 tahun yang lalu karena menderita gagal ginjal
kronis.
Tn. B lebih menyukai makan makanan yang asin, oleh karena
itu Tn. B sering meminta istrinya untuk menambahkan lebih
banyak garam pada masakan dan juga Tn. B rutin minum kopi
pada pagi hari dan juga sore hari.
Tn. B bekerja sebagai penjaga kost dan juga hampir tiap malam
selalu tidur larut malam dikarenakan juga harus melaksanakan
tugas lainnya yaitu untuk melaksanakan siskamling di
lingkunagn sekitar kost.
Tn. B jarang melakukan follow-up rutin terkait dengan
hipertensi yang dideritanya, dan hanya pergi ke dokter jika ada
keluhan.
12. C. Identifikasi Fungsi-Fungsi Dalam Keluarga
4. Pohon Keluarga
3. Rencana program Kesehatan
Rencana program kesehatan yang akan dilakukan kepada keluarga Tn. B
adalah “Program Rencana Diet Seimbang untuk Hipertensi”. Rencana ini
menggunakan program Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH).
Program ini mempromosikan konsumsi sayuran dan buah-buahan, daging
tanpa lemak dan produk susu, dan memasukkan mikronutrien ke dalam
menu dan juga menganjurkan pengurangan natrium dalam makanan
menjadi sekitar 1500 mg/hari. Rencananya program ini akan dilakukan
dalam jangka waktu sebulan dengan dilakukan adanya follow- up setiap
minggu pada keluarga Tn. B.
13. BAB 4
KESIMPULAN
Dari hasil pendampingan yang di lakukan pada Tn. B dapat disimpulkan bahwa Tn. B berusia 63 tahun
menderita penyakit kronis yaitu hipertensi dan ayah dari Tn. B juga menderita hipertesi dan sampai saat ini Tn. B
rutin mengkonsumsi obat hipertensi. Didalam keluarga inti Tn. B, Istri Tn. B yaitu Ny. S tidak memiliki penyakit
kronis (hipertensi) dan kedua anaknya Tn. T dan Ny. F tidak memiliki penyakit atau keluhan yang sama dengan
Tn. B. Selain itu keluarga Tn. B terutama istrinya selalu berusaha untuk memperbaiki pola hidup Tn. B yang
menyukai makan makanan yang asin dengan menasehati untuk tidak mengkonsumsi garam terlalu berlebihan.
Dari hasil Pendampingan juga di dapatkan pada Tn. B yang terdiagnosis hipertensi namun masih lalai dalam
mengontrol dirinya dalam pembatasan konsumsi garam di dalam makanannya dan rutin mengkonsumsi kopi
pada pagi hari dan sore hari juga jarang melakukan follow-up rutin terkait hipertensinya dan hanya pergi
kedokter jika mengalami keluhan. Namun Tn. B rutin mengkonsumsi obat hipertensi dari dokter sehingga keluhan
Tn. B berkurang dan mulai sembuh.
14. BAB 5
DAFTAR PUSTAKA
Ansar J, Dwinata I, M. A. (2019). Determinan Kejadian Hipertensi Pada Pengunjung Posbindu Di Wilayah Kerja
Puskesmas Ballaparang Kota Makassar. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, 1(3), 28–35.
Azizah, A. R., Raharjo, A. M., Kusumastuti, I., Abrori, C., & Wulandari, P. (2021). Risk Factors Analysis of
Hypertension Incidence at Karangtengah Public Health Center, Wonogiri Regency. Journal of Agromedicine and
Medical Sciences, 7(3), 142. https://doi.org/10.19184/ams.v7i3.23979
Kartika, M., Subakir, S., & Mirsiyanto, E. (2021). Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh Tahun 2020. Jurnal Kesmas Jambi, 5(1), 1–9.
https://doi.org/10.22437/jkmj.v5i1.12396
Marleni, L. (2020). Aktivitas Fisik Dengan Tingkat Hipertensi Di Puskesmas Kota Palembang. JPP (Jurnal
Kesehatan Poltekkes Palembang), 15(1), 66–72. https://doi.org/10.36086/jpp.v15i1.464
Siswanto, Y., Widyawati, S. A., Wijaya, A. A., Salfana, B. D., & Karlina, K. (2020). Hipertensi pada Remaja di
Kabupaten Semarang. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1(1), 11–17.
https://doi.org/10.15294/jppkmi.v1i1.41433