Dokumen tersebut membahas tentang falsafah kesatuan ilmu pengetahuan dalam Islam. Ia menjelaskan bahwa filsafat adalah induk dari segala ilmu dan merupakan upaya memahami segala sesuatu secara mendalam dan menyeluruh. Dokumen ini juga membahas konsep wahdatul 'ulum atau kesatuan ilmu dalam Islam yang bertujuan menyatukan antara ilmu agama dan ilmu umum. Prinsip kesatuan ilmu dalam Islam
Filsafat berasal dari bahasa Yunani , dalam bahasa Yunani filsafat berasal dari dua kata. Yaitu kata philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi dapat dijelaskan bahwa filsafat adalah cinta atau ketertarikan terhadap suatu pengetahuan.
Filsafat dapat diartikan secara luas sebagai tindakan atau usaha manusia yang didasari ketertarikan dan cinta akan pengetahuan serta kebijakan.
Filsafat berasal dari bahasa Yunani , dalam bahasa Yunani filsafat berasal dari dua kata. Yaitu kata philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi dapat dijelaskan bahwa filsafat adalah cinta atau ketertarikan terhadap suatu pengetahuan.
Filsafat dapat diartikan secara luas sebagai tindakan atau usaha manusia yang didasari ketertarikan dan cinta akan pengetahuan serta kebijakan.
M. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptxabuzaf
Makalah tentang Filsafat Kurikulum, yang mana pembahasannya meliputi apa itu kurikulu, apa yang dinamakan filsafat kurikum, landasan filsafat kurikulum dan aliran filsafat kurikulum,
filsafat berasal dari bahasa yunani , yakni "philosophia". yang merupakan gabungan dari kata "philo" dan "shopia". philo berarti cinta dalam arti yang luas , sementara sophia berarti kebijakan atau pandai. jadi dapat diartikan bahwa filsafat ini adalah keinginan untuk mencapai cita pada kebijakan
Ilmu lahir diawali dengan sebuah pengetahuan yang berasal dari pengamatan secara indrawi manusia dan mengolahnya dengan menggunakan metode ilmiah menjadi sebuah penemuan yang membantu manusia,sebagai ilmuwan kita yang sekaligus akademisi haruslah menerapkan landasan telaah ilmu yaitu Ontologi (Apa yang kita kaji dalam ilmu tersebut), Epistemologi ( Metode atau paradigma apa yang kita gunakan), dan Aksiologi (Untuk apa ilmu tersebut kita gunakan)
Apakah ilmu tadi yang ilmuwan gunakan untuk kemaslahatan umat manusia itu sendiri atau menjadi malapetaka
M. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptxabuzaf
Makalah tentang Filsafat Kurikulum, yang mana pembahasannya meliputi apa itu kurikulu, apa yang dinamakan filsafat kurikum, landasan filsafat kurikulum dan aliran filsafat kurikulum,
filsafat berasal dari bahasa yunani , yakni "philosophia". yang merupakan gabungan dari kata "philo" dan "shopia". philo berarti cinta dalam arti yang luas , sementara sophia berarti kebijakan atau pandai. jadi dapat diartikan bahwa filsafat ini adalah keinginan untuk mencapai cita pada kebijakan
Ilmu lahir diawali dengan sebuah pengetahuan yang berasal dari pengamatan secara indrawi manusia dan mengolahnya dengan menggunakan metode ilmiah menjadi sebuah penemuan yang membantu manusia,sebagai ilmuwan kita yang sekaligus akademisi haruslah menerapkan landasan telaah ilmu yaitu Ontologi (Apa yang kita kaji dalam ilmu tersebut), Epistemologi ( Metode atau paradigma apa yang kita gunakan), dan Aksiologi (Untuk apa ilmu tersebut kita gunakan)
Apakah ilmu tadi yang ilmuwan gunakan untuk kemaslahatan umat manusia itu sendiri atau menjadi malapetaka
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. ARTIKEL
FALSAFAH KESATUAN ILMU
Di susun untuk memenuhi tugas mandiri Filsafat Kesatuan Ilmu
yang dibimbing oleh Dr. Khoirul Anwar, M.Ag
Oleh :
Nama : Susi Lusiyani
Prodi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
NIM : 2205056040
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Tahun Akademik 2022/2023
2. ABSTRAK
Pembahasan mengenai falsafah kesatuan ilmu pengetahuan tidak dapat
dilepaskan dari pembahasan filsafat secara umum. Istilah falsafah atau filsafat berasal
dari bahasa Yunani, yaitu philo yang berarti cinta, dan sophia yang berarti
kebijaksanaan, sehingga philo sophia berarti cinta akan kebijaksanaan. Dalam istilah
Yunani, shopia memiliki makna yang sangat luas, yaitu bukan sekadar kebijaksanaan
pikiran atau intelegensi, melainkan juga kebijaksanaan yang bersifat praktis dan dapat
dimaknai sebagai: kebajikan, pengetahuan, kebenaran, kerajinan, akal sehat,
intelektualitas, dan kearifan (Pasmore dalam Edwards, 1972: 216).
Orang pertama yang menggunakan istilah philosophia adalah Phytagoras
(572-497 SM), yang dalam sebuah pengakuannya ia menyatakan bahwa dirinya adalah
seorang Phylosophos, pecinta kebijaksanaan. Penggunaan istilah filosof atau filsuf
sebagai orang yang berfilsafat berangkat dari pernyataan Phytagoras tersebut
(Cottingham, 1996: 12). Kata filsafat merupakan istilah yang dapat dimaknai secara
luas. Filsafat sering dikaitkan dengan konsepsikonsepsi tentang kehidupan, cara
manusia hidup, bahkan metode berpikir. Filsafat dianggap sebagai induk dari segala
ilmu, walaupun dalam perkembangannya, filsafat dan ilmu (sains) memiliki kekhasan
dan metodenya masing-masing
Tugas filsafat sebagai penjernihan konsep berarti menggunakan
pemikiran-pemikiran logis untuk memecahkan berbagai permasalahan yang sulit dalam
kehidupan manusia. Pandangan yang pertama ini, pada abad ke-20 dikenal sebagai
filsafat analitik. Sementara tugas filsafat dalam bentuknya yang kedua, yaitu sebagai
jalan hidup, berkaitan dengan pemahakan akan hakikat dan tujuan keberadaan manusia
beserta segala kerumitan dan problematikanya di dunia. Dalam konteks ini, filsafat
ditempatkan sebagai disiplin-studi ilmu yang mencakup segala hal yang dapat
membantu manusia dalam menjalani hidupnya secara lebih benar dan lebih otentik.
Pandangan ini kelak menjadi ciri khas filsafat eksistensialisme. Sedangkan pandangan
yang ketiga adalah mensintesiskan antara filsafat analitik dengan eksistensialisme,
yaitu meyakini bahwa tujuan penjernihan konsep-konsep harus mengarah ke jalan
hidup tertentu. Filsafat harus berada di ranah teoritis sekaligus di ranah praktis.
3. Falsafah kesatuan ilmu
A.Pengertian filsafat
Secara etimologis kata,,filsafat berasal dari Bahasa Yunani philosophia dari kata
‘’phitos’’ berarti cinta atau philia (persahabatan ,tertarik,kepada)ndan ‘’sophos’’ yang berarti
kebijaksanaan,pengetahuan,keterampilan,pengalaman.Filsafat adalah pengetahun yang
dimiliki pemikiran rasio yang menembus dasar-dasar terakhir dari segala sesuatu dikaitkan
dengan konsepsi-konsepsi tentang kehidupan. Filsafat sebagai sesuatu yang berada di tengah-
tengah antara teologi dan sains. Filsafat, sebagaimana teologi, berisikan pemikiran-pemikiran
mengenai pengetahuan-pengetahuan yang sangat luas dan bahkan cenderung tidak berujung.
Sementara di sisi lain, filsafat juga memiliki kesamaan dengan sains, yaitu lebih menarik
perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
Seluruh pengetahuan yang bersifat definitif dapat dikelompokkan sebagai
sains,sementara pengetahuan yang bersifat dogmatis dan melampau pengetahuan definitif
dapat dikelompokkan ke dalam ranah teologi. Filsafat sendiri berada di wilayah yang tidak
bertuan, yaitu di antara teologi dan sains. Jika sains cenderung menolak hal-hal yang bersifat
spekulatif, filsafat menerimanya. Jika teologi cenderung menerima dengan begitu saja hal-hal
yang bersifat dogmatis, filsafat tidak serta-merta meyakininya1
. Filsafat adalah hasil proses
berpikir rasional dalam mencari hakikat suatu secara sistematis ,menyeluruh (universal) dan
mendasar (radikal). Berpikir rasional mutlak diperlukan dalam berfisalfat. Rasional
mengandung arti bahwa bagian-bagian pemikiran tersebut berhubungan antara satu dan lainya
secara logis.
Kegiatan kefilsafatan bukanlah berfikir secara kebetulan, akan tetapi harus
berdasarkan aturan aturan penalaran logika. Pada dasarnya berfikir filsafat ialah berusaha untuk
menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional dalam rangka memahami segala sesuatu
termasuk diri kita sendiri. Menyeluruh atau universal termasuk juga ciri atau karakteristik
berfikir filsafat. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh ,oleh karena itu tidak ada satupun
yang ada diluar jangkuan ,dalam berpikir filsafat tidak boleh satu sisi pun yang tertinggal tetapi
harus tercakup keseluruhanya.2
Maka filsafat dibedakan menjadi dua jenis yang pertama ,filsafat sebagai
reflective thingking. Kedua ,filsafat sebagai produk kegiatan berpikir murni dan sudah
terbentuk dalam suatu disiplin ilmu dimaksud pengaturanya filsafat pertama dapat diartikan
sebagai aktivitas pikir murni ,atau kegiatan akal pikir manusia dalam usaha mengerti secara
mendalam atsu segala sesuatu menyeluruh dan luas filsafat telah terbentuk dalam pebendahraan
yang terorganisasi dan memiliki sistematika tertentu3
. filsafat adalah pangkal dari segala ilmu
yang ada dalam akal dan pemikiran manusia. Filsafat dianggap sebagai induk dari segala ilmu
1
Badrul munir choir,Abdullah ,M.Amin.1995 Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
2
K Bertens ,loc.cit
3
Prof.Dr.Cecep Sumarna
4. B. Wahdatul ‘ulum dan penyatuan islam
Istilah wahdatul 'ulum, secara etimologi berasal dari kata wahdat yang berarti
satu dan 'ulum (jamak dari kata 'ilm) yang berarti ilmu-ilmu. Konteks kemunculan istilah
wahdatul „ulum (kesatuan ilmu-ilmu) berangkat dari fenomena pemisahan antara ilmu agama
dan ilmu umum. Dalam ranah akademik maupun dalam pandangan sebagian besar masyarakat
Islam, ilmu agama dan ilmu umum dianggap memiliki entitas berbeda dan wilayah berbeda
baik dari segi objek formal dan objek materialnya, sehingga keduanya sulit untuk disandingkan
atau dipertemukan. Ilmu agama dan ilmu umum memiliki objek kajian dan teorinya sendiri-
sendiri dalam membahas mengenai kebenaran. Dikotomi semacam itu semakin meruncing
ketika oleh sebagian ahli sains, ilmu agama dianggap bukan sebagai ilmu karena dibangun
berdasarkan keyakinan alih-alih dengan pembuktian.Gejala dikotomis antar ilmu tersebut
sebenarnya sudah terjadi di masa-masa awal kemunculan filsafat, yaitu terkait dengan
perbedaan pandangan mengenai alat dan sumber pengetahuan (epistemologi). Terdapat dua
tradisi epistemologi di dalam filsafat Yunani Kuno yang masing-masing diusung oleh dan
Aristoteles4
. Epistemologi melahirkan dua jenis ilmu,yaitu ilmu dengan jalan observasi dan
ilmu yang diperoleh melalui kehadiran ilmu ilahi. Ilmu yang diperoleh dengan observasi
disebut ‘ilmu al-busbuli,sedangkan ilmu yang diperoleh melalui ilham atau datang langsung
dari tuhan disebut dengan ‘ilm al-budburi.
Klasifikasi yang dilakukan oleh Al-Kindi tersebut menunjukkan perbedaan
epistemologis yang terjadi di filsafat Yunani kuno juga merambah kedunia keilmuan islam
pada awal-awal masuknya filsafat ke dunia islam. Upaya penyatuan ilmu tersebut ,misalnya
dilakukan oleh fisuh-fisuh islam seperti al-Farabi dan Ibnu sina, pemikiran Plato dengan
pemikiran Aristoteles, dengan menguraikan secara rinci bahwa kendati pemikiran Aristoteles
mengenai metafisika cenderung sering digambarkan sebagai "ilmu ilahi", sebenarnya
pemikiran Aristoteles tersebut dilakukan untuk melakukan studi tentang wujud, prinsip-
prinsip, dan sifat-sifatnya—yang dalam hal ini indentik dengan observasi. Melalui penjelasan
Al-Farabi, filsafat Aristoteles menjadi lebih gamblang dan sistematis. Al-Farabi berhasil
menunjukkan kaitan antara ilmu-ilmu metafisika teoritis debgab ilmu fisika yang sebenarnya
secara samar telah diartikulasikan oleh Aristoteles.
Ibnu Sina juga berusaha mengintegrasikan ilmu-ilmu yang telah ada
sebelumnya, termasuk filsafat Yunani untuk membangun corak filsafat yang khas, yaitu filsafat
yang disebutnya sebagai al-hikmah al-masyriqiyyah atau filsafat Timur. Yang perlu dicermati,
bangunan al-hikmah al-masyriqiyyah Ibnu Sina tersebutberusaha mempertemukan karya-karya
tentang masalah pokok yang menjadi sumber perbedaan yang terjadi di masa itu dan masa-
masa sebelumnya. Di era modern konsep wahdatul’ulum yang paling terkemuka barangkali
adalah gagasan islamasi ilmu pengetahuan dari Ismail Faruqi dan Naquib Alatas. secara
substansial gagasan wahdatul „ulum tersebut berangkat dari kebutuhan akan pendekatan baru
terhadap ilmu pengetahuan dan realitas kaum muslimin yang terus berkembang.
4
Badrul Munir Chair , M.PHIL november2020
5. C. konsep ilmu dalam islam
Imu pengetahuan telah mengalami banyak sekali perkembangan. Sejak
kemunculan filsafat—yang dianggap sebagai induk segala ilmu—pada abad 7 SM di Yunani
Kuno, ilmu pengetahuan telah mengalami berbagai kemajuan yang membawa implikasi
terhadap kehidupan manusia. Islam dalam konteks ini berarti bukan sekadar sebagai agama,
melainkan filsafat, sistem organisasi masyarakat, kode moral, seperangkat aturan, atau secara
lebih general disebut sebagai peradaban Islam itu sendiri. Dalam Islam, posisi ilmu sangat
ditinggikan. Kedudukan orang-orang yang berilmu (alim), oleh Nabi Muhammad Saw.
digambarkan lebih utama dari orang-orang yang ahli ibadah („abid), sebagaimana tersurat
dalam hadits riwayat Abu Nuaim melalui Muadz bin Jabal yang artinya: “Keutamaan orang
yang berilmu ('alim) atas orang yang ahli ibadah ('abid), adalah seperti keutamaan bulan
purnama (qamar) atas semua bintang-bintang (kawakib).” (dalam Hilyatul Auliya' IX: 45).
Konsep ilmu dalam Islam didasarkan kepada Al- Qur'an sebagai kitab wahyu
yang memberi panduan bagi seluruh aktivitas manusia. Dalam Islam, sumber pengetahuan
tertinggi adalah wahyu. Al-Qur‘an memberikan petunjuk dalam membuat pilihan moral antara
yang benar dan salah, sehingga manusia dapat mempertimbangkan pilihan-pilihan itu dan
merenungkan konsekuensi dari pilihan tersebut. Al-Qur'an merupakan sumber utama umat
Islam dalam menjalankan laku kehidupan di dunia. Dalam Al- Qur'an terdapat ketetapan
tentang yang haq dan bathil, yang sah dan tidak sah, perintah untuk melakukan kebaikan dan
larangan untuk melakukan keburukan, dan menjabarkan seluruh ruang lingkup yang berkaitan
dengan aktivitas manusia sebagai makhluk dan hamba Allah.
Di dalam Al-Qur'an, penjelasan mengenai konsep ilmu terdiri dari dua macam,
yaitu ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia atau yang disebut juga sebagai ilmu laduni
(QS. al-Kahfi ayat 65), dan ilmu yang diperoleh melalui usaha manusia atau yang disebut
dengan ilmu kasbi. Jumlah ayat Al-Qur'an yang membahas mengenai ilmu kasbi ini
lebih banyak dibandingkan dengan yang membahas mengenai ilmu laduni. Ilmu keislaman
adalah segala sesuatu yang bertalian dengan agama Islam. Ilmu-ilmu keislaman berkembang
sesuai dengan evolusi kemajuan dan kebutuhan masyarakat. Pada masa Khulafaur Rasyidin
misalnya, ilmu-ilmu Islam berkembang dalam bidang qiraah, tafsir dan hadist. Kemudian pada
masa Daulah Abbasiyah I, ilmu fiqih berkembang sangat pesat, dan pada zaman Daulah
Abbasiyah II, ilmu hadits semakin berkembang. dua sumber pokok kajian Islam, yaitu Al-
Qur‘an dan hadits atau sunnah Nabi Muhammad Saw. Al-Qur‘an merupakan pendorong
utama lahirnya pemikiran filsafat di dalam Islam. Al-Qur‘an dan wahyu yang dapat diakses
oleh manusia mestilah menduduki posisi sentral bagi seseorang yang hendak berfilsafat di
dunia Islam. Hal ini akan mengarahkannya pada sejenis filsafat yang menempatkan kitab
wahyu bukan hanya sebagai sumber tertinggi pengetahuan bagi hukum-hukum keagamaan,
melainkan juga bagi hakikat eksistensi dan sumber segala eksistensi (Nasr,2003 : 37)
5
5
Badrul Munir Chair , M.PHIL november2020
6. D. Hubungan antara islam den ilmu pengetahuan
Agama Islam mendorong umatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
agar bermanfaat dalam menyelesaikan urusan-urusan di dunia dan sebagai bekal untuk
kehidupan akhirat kelak. Dorongan Islam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan didasarkan
pada empat faktor sebagai berikut: pertama, Islam merupakan agama yang menghormati akal
dan menyuruh umat manusia mempergunakan akalnya untuk memikirkan alam semesta ;
kedua, Islam mewajibkan para pemeluknya untuk menuntut ilmu sepanjang hayat; ketiga,
Islam melarang umatnya untuk taklid buta, yaitu menerima begitu saja tanpa diperiksa dan
diteliti.
Perkembangan keilmuan Islam juga terjadi karena disebabkan adanya dinamika
internal kalangan ilmuwan Islam untuk menerjemahkan atau menafsirkan Islam dalam upaya
menyelesaikan berbegai permasalahan keumatan. Upaya-upaya tersebut menghasilkan
kontribusi yang nyata sebagai tawaran atau alternatif, yang semakin menunjukkan bahwa Islam
merupakan agama dengan dimensi yang sangat luas.Faktor-faktor pendorong tersebut menjadi
pedoman bagi ilmuwan-ilmuwan Islam dalam mengembangkan keilmuan Islam secara lebih
luas dan lebih mendalam. Pengembangan keilmuan Islam, dalam tahapan yang lebih lanjut,
memunculkan karakteristik keilmuan yang khas yang berbeda dengan entitas keilmuan yang
lain. Karakteristik yang Pertama, dalam bidang agama, ajaran Islam memiliki karakteristik
mengakui adanya pluralisme sebagai suatu kenyataan, juga mengakui adanya universalisme.
Yang kedua dalam bidang ibadah Ibadah dalam arti umum berkaitan dengan masalah
muamalah dan hubungan dengan manusia lainnya sebagai sesama makhluk Allah di muka
bumi, sedangkan ibadah dalam arti khusus berarti ibadah-ibadah yang telah ditetapkan oleh
Allah melalui Rasul-Nya akan perincian-perincianya dan tata caranya.yang ketiga dalam
bidang aqidah islam . Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan Kelima,
dalam bidang sosial dan kemasyarakatan.Islam menekankan pada urusan muamalah, yang
dalam Al- Qur‘an porsi pembahasannya jauh lebih besar dari urusan ibadahrsifat terbuka,
akomodatif, namun juga selektif. Filsafat yang mendukung kemampuan berpikir secara ilmiah
melahirkan pertumbuhan dan perkembangan berbagai macam ilmu-ilmu keislaman, mulai dari
ilmu halam, fiqih, tafsir, hingga ilmu astronomi.
1. Perkembangan Pemikiran Filsafat dalam Islam
factor pendorong mamasuki filsafat adalah al quran Kata-kata di dalam Al-Qur‘an
yang menggambarkan kegiatan berpikir di antaranya adalah: „aqala, yang mengandung arti
mengerti, memahami, merenungkan, atau menalar, yang terdapat di dalam lebih dari 45 ayat.
Kemudian kata-kata yang berasal dari nadhara, yang secara harfiah berarti melihat secara
abstrak, yang dapat dipadankan maknanya dengan merenungkan, berpikir, dan menalar, yang
disebutkan dalam lebih dari 30 ayat; kemudian kata tadabbara yang berarti merenungkan, yang
terdapat dalam sejumlah ayat; kemudian kata tafakkara yang berarti berpikir, terdapat dalam
16 ayat; kemudian kata faqiha yang berarti mengerti atau paham terdapat dalam 16 ayat;
kemudian kata-kata yang berasal dari tazakkara, yang berarti mengingat, memperhatikan,
mendapat pelajaran—yang semuanya mengandung pengertian berpikir, terdapat dalam lebih
dari 44 ayat; kemudian kata-kata yang berasal dari fahima, yang berarti memahami, terdapat
dalam sejumlah ayat. Masuknya filsafat ke dunia Islam tidak dapat dilepaskan dari momen
penaklukan Iskandariah pada 641 M. yang memperluas kekuasaan bangsa Arab atas timur
tengah. Sejak di bawah pemerintahan Iskandar Agung, kawasan Timur Tengah menjelma
6taman peradaban Yunani.
6
Badrul Munir Chair , M.PHIL november2020
7. Pertukaran budaya yang disebabkan oleh peristiwa politik tersebut membawa pengaruh
terhadap persebaran keilmuan yang berasal dari Yunani ke Mesir, Suriah, dan Irak. Pada masa
itu, Iskandariah merupakan pusat bergelutnya berbagai tradisi pemikiran dan keagamaan,
mulai dari filsafat Yunani, hingga ajaran-ajaran mistis Mesir, Palestina, Suriah, Persia, Yahudi,
dan Kristen. Hasil dari pergelutan antar pemikiran tersebut di antaranya adalah pemikiran
Neo-Platonisme yang memadukan aliran-aliran besar filsafat Yunani Klasik dalam wacana
keagamaan dan mistis Timur (Fakhry, 2002: 7). Pemikiran bercorak Neo-Platonisme inilah
yang kelak pertama-tama menyedot perhatian para filosof Muslim-Arab.
2,Islam dan Perkembangan Ilmu-ilmu Sains
Peranan ilmuwan-ilmuwan dan filsuf-filsuf Islam dalam dunia sains dan filsafat yang
cukup menonjol tidak dapat dilepaskan dari kenyataan bahwa Islam memberikan perhatian
terhadap keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat, antara urusan ibadah dan urusan
muamalah, antara hubungan antar sesama manusia (hablun min an-nas) dan hubungan manusia
dengan Tuhannya (hablun min-Allah). Aspek-aspek kehidupan praktis sangat dipertimbangkan
dalam Islam. Islam merupakan agama yang menawarkan konsep hidup yang lengkap yang
mencakup berbagai hal terkait kehidupan manusia di muka bumi.
Di dalam sumbersumber keislaman, yaitu Al-Qur‘an dan sunnah, berbagai bidang
kehidupan disinggung baik secara eksplisit maupun implisit. Tidak kurang dari bidang ilmu
kealaman, kesehatan, politik, etika, dan bidang keilmuan lain yang disinggung dalam nash-
nash tersebut. Eksperimentasi dan temuan yang digapai oleh ilmuwan-ilmuwan Islam tersebut
memperlihatkan bahwa masyarakat Islam tidak hanya memberikan sumbangan kepada
perluasan cabang-cabang ilmu pengetahuan yang beragam, melainkan juga memiliki peran
dalam pembentukan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang berpengaruh bagi perkembangan
ilmu pengetahuan modern (Rashed dalam Djiwapradja, 1984: 190). Fakta tersebut hendaknya
7
juga dijadikan sebagai pelajaran bagi kita bahwa dalam mengembangkan ilmu-ilmu agama
atau keilmuan lain yang menunjang kehidupan umat manusia, dimensi ilmiah tidak boleh
diabaikan Peranan ilmuwan-ilmuwan dan filsuf-filsuf Islam dalam dunia sains dan filsafat
yang cukup menonjol tidak dapat dilepaskan dari kenyataan bahwa Islam memberikan
perhatian terhadap keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat, antara urusan ibadah dan
urusan muamalah, antara hubungan antar sesama manusia (hablun min an-nas) dan hubungan
manusia dengan Tuhannya (hablun min-Allah). Aspek-aspek kehidupan praktis sangat
dipertimbangkan dalam Islam. Islam merupakan agama yang menawarkan konsep hidup yang
lengkap yang mencakup berbagai hal terkait kehidupan manusia di muka bumi.
Di dalam sumber -sumber keislaman, yaitu Al-Qur‘an dan sunnah, berbagai bidang
kehidupan disinggung baik secara eksplisit maupun implisit. Tidak kurang dari bidang ilmu
kealaman, kesehatan, politik, etika, dan bidang keilmuan lain yang disinggung dalam nash-
nash tersebut. Eksperimentasi dan temuan yang digapai oleh ilmuwan-ilmuwan Islam tersebut
memperlihatkan bahwa masyarakat Islam tidak hanya memberikan sumbangan kepada
perluasan cabang-cabang ilmu pengetahuan yang beragam, melainkan juga memiliki peran
dalam pembentukan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang berpengaruh bagi perkembangan
ilmu pengetahuan modern (Rashed dalam Djiwapradja, 1984: 190).
7
Badrul Munir Chair , M.PHIL november2020
8. PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat adalah pengetahuan yang dimiliki pemikiran rasio yang menembus dasar
dasar terakhir dari segala sesuatu dikaitkan dengan konsepsi- konsepsi tentang kehidupan.Pada
dasarnya berfikir filsafat ialah berusaha untuk menyusun suatu sistem pengetahuan yang
rasional dalam rangka memahami segala sesuatu termasuk diri kita sendiri. Atau bisa dikatakan
filsafat dianggap induk dari segala ilmu.
Wahdatul' ulum dan penyatuan Islam , konteks kemunculan istilah wahdatul' ulum
( kesatuan ilmu) berangkat dari fenomena pemisahan antara ilmu agama dan ilmu umum. lmu
agama dan ilmu umum memiliki objek kajian dan teorinya sendiri-sendiri dalam membahas
mengenai kebenaran. Dikotomi semacam itu semakin meruncing ketika oleh sebagian ahli
sains, ilmu agama dianggap bukan sebagai ilmu karena dibangun berdasarkan keyakinan alih-
alih dengan pembuktian.Gejala dikotomis antar ilmu tersebut sebenarnya sudah terjadi di masa-
masa awal kemunculan filsafat, yaitu terkait dengan perbedaan pandangan mengenai alat dan
sumber pengetahuan (epistemologi).
Konsep ilmu dalam Islam didasarkan kepada Al- Qur'an sebagai kitab wahyu yang
memberi panduan bagi seluruh aktivitas manusia. Dalam Islam, sumber pengetahuan tertinggi
adalah wahyu. Al-Qur‘an memberikan petunjuk dalam membuat pilihan moral antara yang
benar dan salah, sehingga manusia dapat mempertimbangkan pilihan-pilihan itu dan
merenungkan konsekuensi dari pilihan tersebut. Al-Qur'an merupakan sumber utama umat
Islam dalam menjalankan laku kehidupan di dunia. Dalam Al- Qur'an terdapat ketetapan
tentang yang haq dan bathil, yang sah dan tidak sah, perintah untuk melakukan kebaikan dan
larangan untuk melakukan keburukan, dan menjabarkan seluruh ruang lingkup yang berkaitan
dengan aktivitas manusia sebagai makhluk dan hamba Allah
Agama Islam mendorong umatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agar
bermanfaat dalam menyelesaikan urusan-urusan di dunia dan sebagai bekal untuk kehidupan
akhirat kelak. Dorongan Islam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan didasarkan pada
empat faktor sebagai berikut: pertama, Islam merupakan agama yang menghormati akal dan
menyuruh umat manusia mempergunakan akalnya untuk memikirkan alam semesta ; kedua,
Islam mewajibkan para pemeluknya untuk menuntut ilmu sepanjang hayat; ketiga, Islam
melarang umatnya untuk taklid buta, yaitu menerima begitu saja tanpa diperiksa dan diteliti.