Tujuan utama kenabian adalah mengajarkan ilmu pengetahuan dan kebenaran kepada manusia, menegakkan keadilan, dan menyuruh manusia untuk menyembah Tuhan dan menjauhi berhala. Para nabi diutus untuk membimbing manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya iman dan kebenaran.
4. Tugas & Fungsi Para Nabi & Rasul
Tuhan, dalam mengutus para Nabi dan Rasul-Nya mengacuh pada
satu pandangan dunia universal yang agung, tujuan yang tinggi,
dan paedah yang beragam untuk memekarkan benih ilmu dan amal
manusia sehingga mereka bermikraj bertemu dengan Tuhan, yakni
maqam yang paling tinggi bagi maujud mumkin. Sebagian dari
tujuan dan paedah kenabian di antaranya adalah:
5. Mengajarkan Ilmu dan Makrifat
Menyempurnakan Akal dan Intelek
Menegakkan Keadilan
Menyelamatkan Manusia dari Kegelapan
Menyembah Tuhan dan menjauhi Thagut
6. 0
Al-Qur’an menyebutkan bahwa pengan Rasul As;
“Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang
Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan
mengajarkan kepadamu Kitab dan Hikmah, serta
mengajarkan apa yang tidak mampu kamu ketahui
Ungkapan: “Dan mengajarkan kamu apa yang tidak mampu kamu
ketahui” menyampaikan tentang keberadaan suatu pengetahuan dan
hakikat yang tidak terjangkau oleh intelek dan pikiran manusia
dengan segala kemajuannya dalam pengetahuan, ilmu, dan teknologi,
tapi hakikat-hakikat tersebut hanya dapat diketahui lewat jalan
kenabian dan wahyu. Jika tidak ada Nabi dan Rasul yang diutus Tuhan
maka akal dan pikiran manusia yang paling pertama sampai yang
paling akhir tidak akan sanggup mengkonsepsi dan mengetahui
hakikat samudera tauhid dan maad yang sangat dalam.
KEMBALI
7. Menyempurnakan rasionalitas dan intelektualitas masyarakat
adalah salah satu dari tujuan yang paling urgen dari tarbiyah dan
pengajaran para nabi As: “Sungguh, Allah telah memberi karunia
kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang
Rasul di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri,
yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan
(jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan
Hikmah, meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam
kesesatan yang nyata.”[10]
NEXT
8. Singkatnya, masyarakat manusia dalam bidang
pemikiran dan teoritis butuh kepada wahyu Tuhan;
sebab apa yang mesti mereka ketahui, namun mereka
tidak pahami dan ketahui (dengan jalan akal dan
intelek), mereka dapat memahaminya dengan
pertolongan wahyu, dan apa yang mesti mereka
peroleh secara sâlim dan sempurna, tapi tidak punya
kemampuan terhadapnya, tersempurnakan dan
terpecahkan dengan bantuan wahyu.
KEMBALI
9. Tegaknya keadilan di tengah-tengah masyarakat merupakan cita ideal
setiap insan yang mendambakan keselamatan dan kebahagiaan di
dunia. Karena itu salah satu tujuan penting dari bi’tsah adalah untuk
tegaknya keadilan dalam masyarakat manusia: “Sungguh, Kami telah
mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan Kami
turunkan bersama mereka Kitab dan Mizan (keadilan) agar manusia
dapat berlaku adil”.[12]
Maksud dari “Bukti-bukti nyata” adalah persepsi dan konsepsi akal yang
sahih dan ilmiah dan juga mukjizat para nabi As serta karamah-
karamah amali para wali Tuhan. Demikian pula maksud dari “Kitab”
adalah makrifat, hukum dan undang-undang, akidah, akhlak, dan
ilmu-ilmu lainnya. “Neraca” atau “Mizan” yang benar juga menyertai
Kitab yang di bawa para nabi As, dan tidak satupun mizan yang lebih
akurat daripada sirah, cara, dan metode amaliah maksum dari para nabi
dan para imam As.
KEMBALI
10. Di antara tujuan bi’tsah kenabian lainnya adalah
melepaskan dan menganggkat manusia dari jurang
kegelapan menuju lembah cahaya, Tuhan berfirman:
“…(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu
(Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari
kegelapan kepada cahaya terang-benderang dengan
izin Tuhan, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang
Mahaperkasa, Maha Terpuji.”[13]
KEMBALI
11. Juga yang menjadi tujuan inti dan pokok bi’tsah kenabian
adalah seruan dan ajakan kepada masyarakat untuk
menyembah Tuhan Yang Tunggal dan menjauhi Tagut
beserta menifestasi-manifestasinya, di dalam al-Qur’an
kita membaca: “Dan sungguh, Kami telah mengutus
seorang Rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan),
“Sembahlah Allah, dan jauhilah Tagut”, kemudian di antara
mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula
yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di
bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang
mendustakan (rasul-rasul).”[14]
Amirul Mukminin tentang ini berkata: Tuhan mengutus
para nabi supaya hamba-hamba-Nya yang tidak
mengetahui makrifat ketuhanan, mempelajarinya (dari
para nabi), dan supaya mereka beriman kepada Tuhannya
dan mengesakan-Nya, sesudah mereka ingkar dan ‘inad
terhadap-Nya