3. Uji univariat untuk rata-rata satu
populasi adalah jenis analisis statistik
yang digunakan untuk menguji
hipotesis tentang nilai rata-rata dari
sebuah populasi tunggal.
5. 02 Menentukan taraf signifikasi
α α
03 Memilih uji statistik yang sesuai
x̄ μ0 σ √
x̄ μ0 √
A
04 MeNENTUKAN TITIK KRITIS
05 PERHITUNGAN
06 MEMBUAT KESIMPULAN
6. Diketahui bahwa rata-rata dan standar deviasi nilai statistika sampel acak 40 mahasiswa Teknik Mesin
ITI masing-masing 2.8 dan 0.25. Menurut pengamatan dosen pengajar mata kuliah statistika, rataan nilai
statistika semua mahasiswa program sarjana adalah 3.5. Ujilah pendapat dosen tersebut dengan
hipotesis alternatif bahwa rataan sebenarnya lebih kecil dari 3.5 (karena rataan sampel lebih kecil dari
rataan yang dihipotesiskan oleh dosen pengajar tersebut). Gunakan α = 0.05. Anggap populasi
berdistribusi normal
7. 4. Berdasarkan maka daerah
kritis adalah ujung sebelah kiri yaitu 5. Perhitungan
8. Karena 𝑧ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑧𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan berada di daerah penolakan 𝐻0 maka rata-
rata nilai statistic semua mahasiswa program sarjana kurang dari 3,5
9.
10. Di sebuah depot air minum isi ulang dilakukan percobaan untuk
menaksir rata-rata volume galon air (dalam liter). Percobaan
dilakukan terhadap 7 galon air dan volumenya adalah 19,1 19.2 19.4
19.1 18.9 19.2 19.0 liter. Ujilah hipotesis bahwa rata-rata volume
semua galon air pada depot tersebut adalah 18 liter dengan
hipotesis alternatif bahwa rata-rata sesungguhnya tidak sama
dengan 18 dengan rata-rata 19,129 dan standar deviasi 0,16.
Gunakan taraf signifikansi 0,05. Diasumsikan distribusi populasi
hampir normal.
16. Seorang guru melakukan penelitian terkait dengan
penerapan jenis model pembelajaran (contextual
Learning) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa
dalam pembelajaran matematika. Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 6
Buru. Dimana sampel yang digunakan sebanyak 30
orang siswa yang diambil secara acak dan dianggap
sudah mewakili keseluruhan populasi. Diduga bahwa
“keterampilan berpikir kritis siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran contextual Learning
adalah 70”. Ujilah kebenaran dugaan tersebut dengan
taraf signifikansi 5%.
No.
Nilai Keterampilan
Berpikir Kritis Matematis
dengan penerapan CTL
No.
Nilai Keterampilan
Berpikir Kritis Matematis
dengan penerapan CTL
1. 75 16. 69
2. 81 17. 70
3. 80 18. 68
4. 75 19. 63
5. 73 20. 65
6. 75 21. 87
7. 72 22. 85
8. 80 23. 77
9. 89 24. 75
10. 87 25. 88
11. 89 26. 81
12. 79 27. 80
13. 83 28. 77
14. 81 29. 86
15. 74 30. 83
17. 01 Menentukan hipotesis
H0 = Keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model pembelajaran contextual learning sama dengan 70
H1 = Keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model pembelajaran contextual learning tidak sama dengan 70
02 Menentukan taraf signifikasi
“…ujilah kebenaran dugaan tersebut dengan taraf signifikansi 5%.” Maka, taraf signifikansi 0.05.
03 Memilih uji statistik yang sesuai
Karena n data = 30, maka memakai uji T-Test
18. 04 MeNENTUKAN TITIK KRITIS
𝐊𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐇𝟏 ≠ 𝟕𝟎, 𝐦𝐚𝐤𝐚 maka akan
menggunakan Uji Dua Arah.
Standar deviasi sampel = 6,961481
Rata-rata 𝐱 = 78,26667
Jumlah sampel n = 30
Taraf signifikan 𝛂 = 0,05
𝛍𝟎 = 70
Derajar kebebasan dk = 29 pada
daftar distribusi t diperoleh 2,045
05 Perhitungan
𝒕 =
𝒙−𝝁𝟎
𝒔
𝒏
𝒕 =
𝟕𝟖,𝟐𝟔𝟔𝟔𝟕−𝟕𝟎
𝟔,𝟗𝟔𝟏𝟒𝟖𝟏
𝟑𝟎
𝒕 =
𝟖,𝟐𝟔𝟔𝟔𝟕
𝟔,𝟗𝟔𝟏𝟒𝟖𝟏
𝟓,𝟒𝟕𝟕
𝒕 =
𝟖,𝟐𝟔𝟔𝟔𝟕
𝟏,𝟐𝟕𝟏𝟎𝟑
𝒕 = 𝟔, 𝟓𝟎𝟑𝟗
19. 06 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan t di atas maka dapat diambil Keputusan sebagai berikut.
Tolak 𝑯𝟎 bila −𝒕𝟏−𝟏
𝟐𝜶 ≥ 𝒕 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒕𝟏−𝟏
𝟐𝜶 dan terima 𝑯𝟎 bila −𝒕𝟏−𝟏
𝟐𝜶 < 𝒕 < 𝒕𝟏−𝟏
𝟐𝜶
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 sebesar 6,5039 dengan nilai 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 untuk dk
29 adalah sebesar 2,045. Sehingga 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 berada dalam daerah penolakan 𝑯𝟎 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 >
𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 (𝟔, 𝟓𝟎𝟑𝟗 > 𝟐, 𝟎𝟒𝟓).
Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai keterampilan berpikir kritis siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran contextual Learning tidak sama dengan 70.
20. Dengan jasp
Interpretasi:
• Dari Tabel test of Normality diperoleh nilai p-value 0,493 D > 0,05 yang berarti data
tersebut berdistribusi normal.
• Dari Tabel Onle Sample t-Test Terlihat bahwa hasil p-value yang diperoleh sebesar
0,001 dimana ini kurang dari nilai alpha 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata
Keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model pembelajaran contextual
learning tidak sama dengan 70