3. 3
Pengertian Etika
• Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal yang
berarti kebiasaan. Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan moral
yang mana etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik
dan buruk. Pengertian ini menunjukan bahwa, etika ialah teori tentang
perbuatan manusia yang ditimbang menurut baik dan buruknya, yang
juga merupakan pada inti sari atau sifat dasar manusia: baik dan buruk
manusia.
• Etika dalam arti lain merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan upaya menentukan perbuatan yang di lakukan manusia untuk
dikatakan baik atau buruk, dengan kata lain aturan atau pola tingkah
laku yang di hasilkan oleh akal manusia. Dengan adanya etika pergaulan
dalam masyarakat akan terlihat baik dan buruknya.
5. Pengertian Moral
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa
Latin, bentuk jamaknya mores yang artinya adalah tata cara atau
adat istiadat. Moral dapat dikaitkan dengan istilah etika, kesusilaan
dan budi pekerti. Moral merupakan nilai tentang baik – buruk
kelakuan manusia terutama nilai afektif. Moralitas merupakan
aspek kepribadian yang diperlukan seseorang dalam
kaitannya dengan kehidupan sosial secara harmonis, adil dan
seimbang.
5
6. Moral Menurut para Ahli
Dalam pandangan Durkheim, moralitas atau etika tidak bisa dianggap hanya
menyangkut suatu ajaran normatif tentang baik dan buruk, melainkan suatu sistem fakta
yang diwujudkan, yang terkait dengan keseluruhan sistem dunia. Moralitas bukan saja
menyangkut sistem perilaku yang „sewajarnya‟, melainkan juga suatu sistem yang
didasarkan pada ketentuan-ketentuan. Dan ketentuan ini adalah „sesuatu yang berada di
luar diri‟ si pelaku. Ketentuan-ketentuan atau hukum-hukum moral itu berasal dari
masyarakat.
Pandangan Durkheim ini bertumpu pada tiga sikap dasar:
• Moralitas haruslah dilihat sebagai suatu fakta sosial yang kehadirannya terlepas dari
keinginan subyektif. Fakta moral harus dianggap sebagai fenomena sosial yang terdiri
atas aturan-aturan atau kaidah-kaidah dalam bertindak yang bisa dikenal dari ciri
khas tertentu.
• Moralitas merupakan bagian yang fungsional dari masyarakat. Berbuat yang moralistis
berarti berbuat menurut dan sejalan dengan kepentingan kolektif. Karena itu
menurutnya setiap masyarakat memiliki moralitasnya sendiri.
• Moralitas terkait pula dengan proses historis yang bersifat evolusionistis, berubah
sesuai dengan struktur masyarakatnya.
6
8. Pengertian Akhlak
Secara terminologi pengertian akhlak adalah sebuah tatanan
yang tertanam kuat dalam jiwa yang darinya muncul beragam
perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa membutuhkan
pemikiran dan pertimbangan.
8
9. Konsep Akhlak terkait dengan Konsep Keimanan
Konsep akhlak dalam Islam, menurut Ibn Taymiyah, terkait erat dengan
konsep keimanan. Hal ini disebabkan akhlak dalam Islam berdiri di atas unsur-
unsur berikut:
• Keimanan kepada Allah Ta'ala
• Mengenal Allah Subhanahu wa Ta‟ala (ma‟rifatullah).
• Mencintai Allah dengan kecintaan yang menguasai segenap perasaan
manusia (puncak kecintaan).
• Kecintaan ini akan menuntun seorang hamba untuk memiliki orientasi
kepada satu tujuan.
• Orientasi ini akan membuat seseorang meninggalkan egoisme, hawa nafsu.
Ketika seseorang memiliki orientasi dan cita-cita yang tinggi yaitu ridha Allah,
maka dengan sendirinya ia akan menganggap rendah apa saja yang
bertentangan dengan cita-cita tersebut yaitu seluruh perbuatan atau sifat yang
dibenci oleh Allah.
9
10. Karakteristik Akhlak dalam Islam
• Rabbaniyah atau dinisbatkan kepada Rabb (Tuhan), di sini
meliputi dua hal: Rabbbaniyah dari sisi tujuan akhirnya
(Rabbbaniyah al-ghoyah) dan Rabbaniyah dari sisi
sumbernya (Rabbbaniyah al-mashdar)
• Insaniyah (bersifat manusiawi)
• Syumuliyah (universal dan mencakup semua kehidupan
• Wasathiyah (sikap pertengahan)
10
11. Kedudukan Akhlak dalam Islam
Islam sangat menjunjung tinggi akhlak dan menyeru seluruh
manusia kepadanya. Demikian tingginya kedudukan akhlak
dalam Islam hingga ia menjadi barometer keimanan. Bahkan
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menegaskan bahwa
tujuan diutusnya beliau tidak lain adalah untuk
menyempurnakan akhlak. Islam memandang sedemikian
urgennya akhlak sehingga misi diutusnya Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam adalah untuk menyempurnakan
akhlak
11
12. Pendidikan Akhlak dimulai Sejak Dini
Suatu hal yang ditekankan dalam Islam adalah
pendidikan akhlak wajib dimulai sejak usia dini karena
masa kanak-kanak adalah masa yang paling kondusif
untuk menanamkan kebiasaan yang baik.
12
13. Keterkaitan antara Keimanan dan
Akhlak
Akhlak sangat terkait dengan iman dan tidak terpisah darinya.
Keterkaitan antara iman dengan akhlak juga terlihat jelas pada
pengarahan- pengarahan Nabi shallallahu alaihi wasallam
tentang akhlak. Beliau seringsekali mengaitkan keimanan
kepada Allah Ta‟ala dan hari akhir dengan akhlak.
13
15. Perbedaan Etika, Moral, dan Akhlak
Perbedaan Etika Moral Akhlak
Makna Ilmu tentang
baik dan buruk
Nilai atau
ketentuan baik
dan buruk
Perangai,
perbuatan kita
Sumber/Dasar Adat-istiadat
atau hasil
kesepakatan
bersama
Adat-istiadat
atau hasil
kesepakatan
bersama
Al-Qur an dan
As Sunnah
Nilai atau Sifat Lokal dan
Temporer
Lokal dan
Temporer
Universal dan
Abadi
15
17. Persamaan Etika, Moral, dan Akhlak
Persamaan Akhlak, Etika dan Moral Ada beberapa persamaan antara
akhlak, etika, dan moral yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
• Akhlak, etika, dan moral membahas tentang ide/ tujuan/ alasan/ hujjah/
motifperilaku
• Akhlak, etika, dan moral merupakan ilmu yang normatif, artinya berpegang
teguh pada norma atau kaidah yang berlaku.
• Dilihat dari fungsi dan peranannya, dapat dikatakan bahwa akhlak, etika,
dan moral sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan
yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik buruknya. Kesemua istilah
tersebut sama sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang
baik, teratur, aman, damai, dan tentram sehingga sejahtera batiniah
danIahiriahnya.
• Objek dari akhlak, etika, dan moral yaitu perbuatan manusia, ukurannya
yaitu baik dan buruk . 17