Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh kebisingan terhadap lingkungan kerja dan pencegahannya. Kebisingan di tempat kerja dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan menurunkan produktivitas, oleh karena itu perlu dilakukan upaya pencegahan seperti menggunakan alat pelindung telinga dan mengurangi kebisingan pada mesin-mesin. Dokumen ini juga menjelaskan standar kebisingan maksimal menurut waktu paparan s
file ini gw lupa sumbernya dari mana :( gw terima dalam bahasa inggris dan gw coba terjemahkan untuk membantu pelaksanaan investigasi kecelakaan di K3 dan lingkungan
Teknik Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit
Berikut adalah deskripsi beserta gambaran mengenai cara-cara mengolah limbah cair rumah sakit.
Disertai dengan :
1 .Teknik-teknik yang umum digunakan
2. Karakteristik Limbah Rumah Sakit
3. Standar Baku Mutu Limbah Rumah Sakit
Untuk Konsultasi dan Pemasangan IPAL Bagi Rumah Sakit. Silahkan Langsung kontak ke :
Mr Anggi Nurbana
0878 7373 3767 / 0852 8832 5902 / 0857 1147 2834
anggi.kkei@gmail.com
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
Mencegah penyakit akibat kerja
Memelihara keamanan lingkungan kerja
Mencegah tindakan tidak aman
Memelihara kelancaran proses & produktivitas kerja
Identifikasi kondisi tidak aman
Identifikasi tindakan tidak aman
Menentukan penyebab dasar
Melakukan perbaikan
Bukan mencari kesalahan
file ini gw lupa sumbernya dari mana :( gw terima dalam bahasa inggris dan gw coba terjemahkan untuk membantu pelaksanaan investigasi kecelakaan di K3 dan lingkungan
Teknik Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit
Berikut adalah deskripsi beserta gambaran mengenai cara-cara mengolah limbah cair rumah sakit.
Disertai dengan :
1 .Teknik-teknik yang umum digunakan
2. Karakteristik Limbah Rumah Sakit
3. Standar Baku Mutu Limbah Rumah Sakit
Untuk Konsultasi dan Pemasangan IPAL Bagi Rumah Sakit. Silahkan Langsung kontak ke :
Mr Anggi Nurbana
0878 7373 3767 / 0852 8832 5902 / 0857 1147 2834
anggi.kkei@gmail.com
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
Mencegah penyakit akibat kerja
Memelihara keamanan lingkungan kerja
Mencegah tindakan tidak aman
Memelihara kelancaran proses & produktivitas kerja
Identifikasi kondisi tidak aman
Identifikasi tindakan tidak aman
Menentukan penyebab dasar
Melakukan perbaikan
Bukan mencari kesalahan
Mengetahui prinsip-prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Memperagakan cara merakit komputer dengan baik dan benar.
Mendemonstrasikan cara merakit komputer dengan memperhatikan Keselamatan Kerja.menjelaskan diagram blok komputer dan fungsi masing-masing;
Difinisi :
filosofi:àK3
Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur.
Keilmuan:àK3
Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Praktis:àK3
Upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempa kerja, serta melakukan pekerjaan di tempat kerja maupun sumber dan proses produksi dapat secara aman dan efisien dalam pemakaiannya.
Menjamin kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya.
Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan PAK (Penyakit Akibat Kerja)
Menjamin:
1) Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja mendapat perlindungan
atas keselamatannya
2) Setiap sumber produksi dapat dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien
3) Proses produksi berjalan lancer
Persiapan dan Keselamatan kerja dalam Merakit PC
Obeng, tang, AVO meter (bila ada), solder, timah solder, isolasi, tali pengikat kabel dan buki catatan. Solder maupun AVO meter jarang dipakai apabila mempergunakan komponen yang masih baik.
Pengukuran arus dan tegangan listrik hanya dilakukan apabila komponen yang dipergunakan adalah komponen bekas yang belum diketahui apakah masih baik atau tidak.
Sebaiknya tidak menggunakan AVO meter apabila motherboard masih baik, karena anda tidak tahu titik-titik mana yang merupakan titik ukur. Kecerobohan dalam hal ini bisa menimbulkan akibat fatal.
Persiapan dan Keselamatan kerja dalam Merakit PC
Apabila anda mempergunakan komponen baru, anda tidak perlu melakukan pengukuran arus dan tegangan dengan AVO meter.
AVOmeter mungkin perlu dipergunakan hanya untuk mengetahui tegangan listrik di jala-jala listrik rumah anda saja.
Bila anda sudah mengetahui lihatlah di bagian power suply komputer (terdapat di dalam cashing/kotak komputernya) apakah sudah diatur pada skala tegangan yang sesuai dengan tegangan listrik di tempat anda atau belum.
Persiapan dan Keselamatan kerja dalam Merakit PC
Bila type power suply-nya tergolong type otomatik anda tidak perlu khawatir. Apabila power suplynya tergolong semi otomatik, kemungkinan anda harus memindahkan posisi saklar pengatur 24 tegangan ke posisi tegangan yang sesuai dengan tegangan listrik di tempat anda.
Menerapkan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (K3LH)
Mendeskripsikan Kesehatan
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial se
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
2. Di kawasan industri, masalah kebisingan menjadi perhatian
publik dan mengingat industri menggunakan mesin – mesin
yang tentunya menimbulkan kebisingan saat mesin – mesin
tersebut beroperasi
PENDAHULUAN
Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
3. DASAR HUKUMDASAR HUKUM
Undang-Undang No.1 1970 (Tentang Keselamatan Kerja)
Menimbang :
Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi serta produktifitas nasional
Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin
keselamatannya
Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara
aman dan efisien
Bahwa berhubung dengan itu semua perlu diadakan segala daya upaya
untuk membina norma-norma perlindungan kerja.
Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
4. DASAR HUKUMDASAR HUKUM
1. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945:
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusian
2. UU No.14Tahun 1969 (Pasal 9)
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan,pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama.
3. UU No.13 tahun 2003 (Pasal 86 ayat 1) ; Paragraf 5
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama.
Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
5. Apakah ada sumber untuk menimbulkan cedera?Apakah ada sumber untuk menimbulkan cedera?
Sumber bahaya di tempat kerja dapat berasal dari :
Bahan/Material
(White Liquor, CLO2, NaOH, H2O2, SO2, dll)
Alat/Mesin (Berputar, Bergerak, dsb)
Metode Kerja (Standart Peralatan, SOP, dsb)
Lingkungan Kerja (Ruangan terbuka,Tertutup, dst)
Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
6. Kondisi yang tidak Aman/StandarKondisi yang tidak Aman/Standar
Tidak cukup Pengaman
Tidak cukup PPE
Tidak cukup sistem peringatan
Bahaya kebakaran/Peledakan
Buruknya Housekeeping
Paparan kebisingan
Paparan Radiasi
Penerangan yang tidak sesuai
Ventilasi yang tidak sesuai
Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
8. Bagaimana mekanisme cedera/loss dapat timbul ?Bagaimana mekanisme cedera/loss dapat timbul ?
Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
Mekanisme ini dapat timbul terhadap……?
Jatuh dari ketinggianProduk (Quantity dan Quality Loss)
Kejatuhan Benda
Terantuk, Tersandung, Tergelincir
Terjepit diantara Benda
Terlanggar, Tertumbuk, Tergilas Benda
Terpotong
Terkilir
Terbakar Akibat/Berhubungan dengan suhu tinggi/Korosif/Radiasi
Tersengat Arus Listrik
Kontak/Terpajan bahan kimia
Kontrak/Terpapar pada Kebisingan
Lain-lain ???
9. Target apa saja yang mungkin terkena/terpengaruhTarget apa saja yang mungkin terkena/terpengaruh
sumber bahaya ?sumber bahaya ?
Manusia (Luka ringan, Luka berat, Fatal/Kematian)
Produk (Quantity dan Quality Loss)
Peralatan/Fasilitas (Terbakar, Break, Failure, dsb)
Lingkungan (Pencemaran gas, cair, padat)
Process (down time terhadap produk)
Reputasi (Hubungan langsung dengan Masyarakat,
Pemerintahan, Dunia)
Lainnya ? ? ?
Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
10. Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
KEBISINGAN :
bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat menganggu
kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan gangguan
pendengaran.
THEORY
11. Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
Gb. Keluhan-keluhan tentang pencemaran di Jepang menurut jenisnya
Catatan: Keluhan-keluhan tentang endapan tanah dihilangkan dari Tabel karena sulit untuk menggambarkannya.
Sumber: Komisi Koordinasi Sengketa Lingkungan
THEORY
12. Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
Decibel (dB) : Ukuran energi bunyi atau kuantitas yang
dipergunakan sebagai unit – unit tingkat tekanan suara.
Baku tingkat kebisingan :
batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan
dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga
tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan (KepMenLH No.48 Tahun 1996).
(Posted by hseclubindonesia in Environmental trackback).
THEORY
13. PROBLEMSPROBLEMS
Desain infrastruktur mesin dan peralatan yang belum
mengurangi kebisingan atau peredam.
Isolasi kebisingan yang kurang optimal, baik pada mesin, tempat
kerja maupun pada pekerja.
Pengaruh gesekan komponen mesin karena kurang optimalnya
preventif Maintenance.
Pemakaian alat pelindung diri telinga (ear plug/ear muff) yang
belum konsisten pada pekerja yang terpapar bahaya bising.
Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
14. Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
Waktu Pemajanan Per
Hari
Intensitas Kebisingan dB
(A)
8 Jam 85
4 Jam 88
2 Jam 91
1 Jam 94
Lampiran 2 KepMenNaker No.51 Tahun 1999 NAB
sebagai berikut :
15. Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
Waktu Pemajanan Per Hari Intensitas Kebisingan (dB)
30 menit 97
15 menit 100
7.5 menit 103
3.75 menit 106
1.88 menit 109
0.94 menit 112
Lampiran 2 KepMenNaker No.51 Tahun 1999 NAB
sebagai berikut :
16. Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
28.12 detik 115 dB
14.06 detik 118 dB
7.03 detik 121 dB
3.52 124 dB
1.76 127 dB
0.88 130 dB
0.44 133 dB
0.22 136 dB
0.11 139 dB
Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dB walaupun sesaat.
Lampiran 2 KepMenNaker No.51 Tahun 1999 NAB
sebagai berikut :
17. TELINGA dan MEKANISME MENDENGAR
Tingkat ketulian seseorang diklasifikasi sebagai berikut:
Telinga yang masih mendengar suara antara 10 – 26 dB dinyatakan normal,
tidak mampu mendengar pada tingkat suara antara 10 - 26 dB, namun mampu
mendengar tingkat suara antara 27 – 40 dB dinyatakan tuli ringan,
antara 41 - 55 dB dinyatakan tuli sedang,
antara 56 - 70 dB dinyatakan tuli sedang-berat,
antara 71 – 90 dB dinyatakan tuli berat,
dan > 90 dB dinyatakan tuli total. Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
21. APD (Alat Pelindung Diri)/PPEAPD (Alat Pelindung Diri)/PPE
Seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi
seluruh/sebagian tubuhnya yang terdapat kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja.
Merupakan cara terakhir bilamana cara-cara lain untuk meminimumkan
resiko telah dilakukan tetapi masih terdapat hazard yang signifikan.
Digunakan bila metode kerja lainnya yang ada tidak praktis
Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
22. Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
CONTOH:
◦ Safety Helmet
◦ Safety Shoes
◦ Safety Glasses
◦ Earplug and Earmuff
◦ Masker and Respirator
◦ Face Shield
◦ Hand Gloves
◦ Uniform
PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT
(PPE)
23. Alat Pelindung Pendengaran
Pemakaian alat pelindung diri merupakan pilihan terakhir yang harus dilakukan. Alat
pelindung diri yang dipakai harus mampu mengurangi kebisingan hingga mencapai level
TAB atau kurang dari itu, yaitu 85 dB.
3 jenis alat pelindung pendengaran yaitu:
1.Sumbat telinga (earplug), dapat mengurangi kebisingan 8-30 dB.
Bisanya digunakan untuk proteksi sampai dengan 100 dB. Beberapa
tipe dari sumbat telingga antara lain: Formable type, Costum-molded
type, Premolded type.
2.Tutup telingga (earmuff), dapat menurunkan kebisingan 25-40 dB.
Digunakan untuk proteksi sampai dengan 110 dB.
3.Helm (helmet), mengurangi kebisingan 40-50 dB.
Dimas Dwi Prasetyo Nugroho
24. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan alat
pelindung telinga
1. Alat pelindung telingga harus dapat
melindungi pendengaran dari bising yang
berlebihan.
2. Harus ringan, nyaman dipakai, sesuai dan
efisien (ergonomik).
3. Harus menarik dan harga tidak terlalu
mahal.
4. Tidak memberikan efek samping atau
aman dipakai.
5. Tidak mudah rusak.
Dimas Dwi Prasetyo Nugroho