This document provides an overview of the ZOPP (Zielorientierte Projektplanung or Objectives Oriented Project Planning) method. It lists the main steps and charts used in ZOPP, including problem analysis, objectives analysis, alternatives analysis, and the project planning matrix. The document explains that ZOPP is a procedure and instruments used for objectives-oriented project planning developed by GTZ to improve project design and support monitoring and evaluation.
Dokumen ini membahas penerapan sistem informasi bisnis yang menggunakan layanan pesan singkat (SMS) untuk memudahkan akses informasi harga komoditas nilam di Kabupaten Kutai Timur, Indonesia. Sistem ini dikelola oleh Komite Pechole Borneo untuk memberikan informasi terkini kepada pelaku usaha melalui fitur pertanyaan dan pengiriman berita melalui SMS.
Dokumen ini berisi 14 situasi dan alternatif siasat yang dapat dilakukan oleh aktivis daya saing dalam menghadapi tantangan pelaksanaan prakarsa peningkatan daya saing daerah. Beberapa alternatif siasat yang disarankan antara lain melibatkan pemangku kepentingan lokal, mengaitkan kegiatan dengan klaster yang lebih luas, serta memastikan kelanjutan program melalui penyerahan tanggung jawab kepada pemangku kepentingan l
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai klasifikasi dan karakteristik empat komponen utama dalam teknobisnis yaitu: teknologi (technoware), sumber daya manusia (humanware), informasi (inforware), dan kerangka organisasi (orgaware). Setiap komponen dikelompokkan berdasarkan tingkat kecanggihannya dan masing-masing diberi skor untuk kemudahan penilaian.
This document provides an overview of the ZOPP (Zielorientierte Projektplanung or Objectives Oriented Project Planning) method. It lists the main steps and charts used in ZOPP, including problem analysis, objectives analysis, alternatives analysis, and the project planning matrix. The document explains that ZOPP is a procedure and instruments used for objectives-oriented project planning developed by GTZ to improve project design and support monitoring and evaluation.
Dokumen ini membahas penerapan sistem informasi bisnis yang menggunakan layanan pesan singkat (SMS) untuk memudahkan akses informasi harga komoditas nilam di Kabupaten Kutai Timur, Indonesia. Sistem ini dikelola oleh Komite Pechole Borneo untuk memberikan informasi terkini kepada pelaku usaha melalui fitur pertanyaan dan pengiriman berita melalui SMS.
Dokumen ini berisi 14 situasi dan alternatif siasat yang dapat dilakukan oleh aktivis daya saing dalam menghadapi tantangan pelaksanaan prakarsa peningkatan daya saing daerah. Beberapa alternatif siasat yang disarankan antara lain melibatkan pemangku kepentingan lokal, mengaitkan kegiatan dengan klaster yang lebih luas, serta memastikan kelanjutan program melalui penyerahan tanggung jawab kepada pemangku kepentingan l
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai klasifikasi dan karakteristik empat komponen utama dalam teknobisnis yaitu: teknologi (technoware), sumber daya manusia (humanware), informasi (inforware), dan kerangka organisasi (orgaware). Setiap komponen dikelompokkan berdasarkan tingkat kecanggihannya dan masing-masing diberi skor untuk kemudahan penilaian.
Dokumen tersebut membahas program sinergi antara perguruan tinggi, dunia usaha, dan pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri nasional melalui peningkatan kapasitas kewirausahaan, jejaring, dan relevansi penelitian. Program ini mencakup pelatihan mahasiswa dan dosen, pameran, konvensi, serta pengembangan portal jejaring.
Transforming to Indonesia's Digital Economy (Menuju Digital Ekonomi Indonesia)Sutedjo Tjahjadi
Pemerintah Indonesia telah mengembangkan strategi untuk memajukan ekonomi digital dan e-commerce di Indonesia hingga tahun 2020, termasuk membuat 1,000 digital teknopreneur dan mencapai nilai transaksi e-commerce USD130 miliar. Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah meluncurkan program satu juta nama domain untuk mendorong pertumbuhan konten positif dan transaksi daring di Indonesia.
Kebijakan Pengembangan Klaster IKM Kerajinan dan Barang Seni (Wilayah I)Kacung Abdullah
Dokumen tersebut membahas kebijakan pengembangan klaster industri kerajinan dan barang seni di Wilayah I, khususnya klaster bordir dan sulaman di Bukittinggi. Kebijakan ini mencakup pendekatan pembentukan klaster, fase pengembangannya, dasar hukum, sasaran jangka panjang untuk pemasaran, serta program yang dilaksanakan pada 2011 untuk memperkuat klaster bordir Bukittinggi.
Global Center of Excellence and International Cooperation for Creative Econom...Togar Simatupang
Ekonomi kreatif nasional memiliki kontribusi lebih dari 7,4% terhadap PDB.
Indonesia memiliki kekayaan warisan budaya, seperti fesyen, kuliner, seni, kerajinan, dan hiburan.
Warisan budaya adalah modal utama dalam pengembangan ekonomi kreatif.
Pelaksanaan Friends of Creative Economy (FCE) untuk mendorong sinergi pentahelix, yakni akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media.
Perlunya katalisator berupa Global Center of Excellence and International Cooperation for Creative Economy (Pusat unggulan dan kerja sama internasional untuk ekonomi kreatif) di Indonesia sehingga memberi kontribusi dalam menciptakan ekonomi global yang lebih baik dan inklusif.
Program Inovasi Desa (PID) bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kapasitas desa dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan berkualitas. PID mendukung pencapaian target pemerintah dengan mendorong pengembangan ekonomi lokal dan sumber daya manusia melalui kegiatan seperti wirausaha, pendidikan, dan infrastruktur desa. PID diselenggarakan oleh tim dan struktur organisasi yang ter
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifTogar Simatupang
Era Industri 4.0 mendorong Ekonomi Kreatif menjadi salah satu pilihan strategi dalam memenangkan persaingan global.
Ekonomi kreatif juga mendukung perkembangan pariwisata melalui inovasi dan kreativitas produk dan jasa yang meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Pada tahun 2018, the World Conference on Creative Economy (WCCE) atau Konferensi Global tentang Ekonomi Kreatif mengesahkan dokumen “Bali Agenda for Creative Economy” yang salah satu isinya adalah menyepakati pembentukan Pusat Keunggulan untuk Ekonomi Kreatif (Center of Excellence for Creative Economy/CoE) di Indonesia.
CoE itu berfungsi sebagai serambi pelaku ekonomi kreatif dari seluruh dunia untuk menghubungkan gagasan, sumber daya, informasi, dan konsep-konsep bisnis di sektor ekonomi kreatif.
CoE ke depan diharapkan memiliki peran dalam mengakselerasi UMKM menjadi unggul.
Program yang dapat dilakukan dalam pengembangan CoE antara lain pelatihan, pengembangan produk, dan litbang.
Namun, untuk program kegiatan tersebut perlu adanya identifikasi kebutuhan dan potensi atau model CoE yang dapat dikembangkan.
Perlu juga adanya rekomendasi kebijakan yang perlu dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan terkait agar pusat unggulan ekonomi kreatif di Indonesia bisa berkembang.
Ringkasan eksekutif menjelaskan bahawa DigiKOP 2030 merupakan panduan strategik untuk koperasi melaksanakan agenda pendigitalan. Matlamat utamanya adalah memastikan koperasi bergerak seiring perkembangan teknologi dengan empat teras strategik dan 11 langkah strategik. Sasaran pelaksanaannya adalah meningkatkan bilangan koperasi yang mengamalkan digitalisasi secara berperingkat mengikut saiz koperasi sehingga 2030.
(1) Direktorat Telekomunikasi merencanakan program percepatan Internet of Things (IoT) di Indonesia melalui beberapa kegiatan seperti kajian desain dan implementasi percepatan IoT, IoT Bizlator (workshop, bootcamp dan inkubasi), serta diseminasi manfaat layanan IoT. (2) Program ini bertujuan untuk menciptakan layanan IoT dalam negeri, meningkatkan pendapatan penyelenggara telekomunikasi, serta meningkatkan jumlah penyedia layanan IoT
Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0Togar Simatupang
Dokumen tersebut membahas tentang rekomendasi untuk pengembangan pendidikan tinggi Indonesia di era teknologi 4.0 dan masyarakat 5.0, termasuk meningkatkan kualitas lulusan, pengembangan iptek, dan penciptaan inovasi serta solusi untuk masalah-masalah perguruan tinggi seperti perilaku mahasiswa, kompetisi antar perguruan tinggi, dan pengelolaan PTN Bhayangkara."
Perkembangan Industri Kreatif di Indonesia Tahun 2009cokorda.dewi
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan industri kreatif Indonesia pada tahun 2007-2009. Industri kreatif nasional tumbuh pesat berkat dukungan pemerintah melalui kegiatan seperti Pekan Produk Budaya Indonesia. Beberapa kota seperti Jakarta, Solo, Yogyakarta, dan Denpasar memiliki industri kreatif yang maju. Komunitas kreatif dan dunia maya juga berperan dalam perkembangan industri kreatif. Berbagai pihak berkomitmen untuk ter
Dokumen tersebut membahas tentang bisnis inklusif yang menyertakan kaum miskin baik di sisi pasokan, permintaan, maupun distribusi. Beberapa wilayah inklusivitas yang dijelaskan antara lain melalui rantai pasok, lapangan kerja, permintaan, dan distribusi. Contoh penerapannya diberikan pada sektor hotel, energi, dan barang elektronik.
Dokumen tersebut membahas program sinergi antara perguruan tinggi, dunia usaha, dan pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri nasional melalui peningkatan kapasitas kewirausahaan, jejaring, dan relevansi penelitian. Program ini mencakup pelatihan mahasiswa dan dosen, pameran, konvensi, serta pengembangan portal jejaring.
Transforming to Indonesia's Digital Economy (Menuju Digital Ekonomi Indonesia)Sutedjo Tjahjadi
Pemerintah Indonesia telah mengembangkan strategi untuk memajukan ekonomi digital dan e-commerce di Indonesia hingga tahun 2020, termasuk membuat 1,000 digital teknopreneur dan mencapai nilai transaksi e-commerce USD130 miliar. Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah meluncurkan program satu juta nama domain untuk mendorong pertumbuhan konten positif dan transaksi daring di Indonesia.
Kebijakan Pengembangan Klaster IKM Kerajinan dan Barang Seni (Wilayah I)Kacung Abdullah
Dokumen tersebut membahas kebijakan pengembangan klaster industri kerajinan dan barang seni di Wilayah I, khususnya klaster bordir dan sulaman di Bukittinggi. Kebijakan ini mencakup pendekatan pembentukan klaster, fase pengembangannya, dasar hukum, sasaran jangka panjang untuk pemasaran, serta program yang dilaksanakan pada 2011 untuk memperkuat klaster bordir Bukittinggi.
Global Center of Excellence and International Cooperation for Creative Econom...Togar Simatupang
Ekonomi kreatif nasional memiliki kontribusi lebih dari 7,4% terhadap PDB.
Indonesia memiliki kekayaan warisan budaya, seperti fesyen, kuliner, seni, kerajinan, dan hiburan.
Warisan budaya adalah modal utama dalam pengembangan ekonomi kreatif.
Pelaksanaan Friends of Creative Economy (FCE) untuk mendorong sinergi pentahelix, yakni akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media.
Perlunya katalisator berupa Global Center of Excellence and International Cooperation for Creative Economy (Pusat unggulan dan kerja sama internasional untuk ekonomi kreatif) di Indonesia sehingga memberi kontribusi dalam menciptakan ekonomi global yang lebih baik dan inklusif.
Program Inovasi Desa (PID) bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kapasitas desa dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan berkualitas. PID mendukung pencapaian target pemerintah dengan mendorong pengembangan ekonomi lokal dan sumber daya manusia melalui kegiatan seperti wirausaha, pendidikan, dan infrastruktur desa. PID diselenggarakan oleh tim dan struktur organisasi yang ter
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifTogar Simatupang
Era Industri 4.0 mendorong Ekonomi Kreatif menjadi salah satu pilihan strategi dalam memenangkan persaingan global.
Ekonomi kreatif juga mendukung perkembangan pariwisata melalui inovasi dan kreativitas produk dan jasa yang meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Pada tahun 2018, the World Conference on Creative Economy (WCCE) atau Konferensi Global tentang Ekonomi Kreatif mengesahkan dokumen “Bali Agenda for Creative Economy” yang salah satu isinya adalah menyepakati pembentukan Pusat Keunggulan untuk Ekonomi Kreatif (Center of Excellence for Creative Economy/CoE) di Indonesia.
CoE itu berfungsi sebagai serambi pelaku ekonomi kreatif dari seluruh dunia untuk menghubungkan gagasan, sumber daya, informasi, dan konsep-konsep bisnis di sektor ekonomi kreatif.
CoE ke depan diharapkan memiliki peran dalam mengakselerasi UMKM menjadi unggul.
Program yang dapat dilakukan dalam pengembangan CoE antara lain pelatihan, pengembangan produk, dan litbang.
Namun, untuk program kegiatan tersebut perlu adanya identifikasi kebutuhan dan potensi atau model CoE yang dapat dikembangkan.
Perlu juga adanya rekomendasi kebijakan yang perlu dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan terkait agar pusat unggulan ekonomi kreatif di Indonesia bisa berkembang.
Ringkasan eksekutif menjelaskan bahawa DigiKOP 2030 merupakan panduan strategik untuk koperasi melaksanakan agenda pendigitalan. Matlamat utamanya adalah memastikan koperasi bergerak seiring perkembangan teknologi dengan empat teras strategik dan 11 langkah strategik. Sasaran pelaksanaannya adalah meningkatkan bilangan koperasi yang mengamalkan digitalisasi secara berperingkat mengikut saiz koperasi sehingga 2030.
(1) Direktorat Telekomunikasi merencanakan program percepatan Internet of Things (IoT) di Indonesia melalui beberapa kegiatan seperti kajian desain dan implementasi percepatan IoT, IoT Bizlator (workshop, bootcamp dan inkubasi), serta diseminasi manfaat layanan IoT. (2) Program ini bertujuan untuk menciptakan layanan IoT dalam negeri, meningkatkan pendapatan penyelenggara telekomunikasi, serta meningkatkan jumlah penyedia layanan IoT
Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0Togar Simatupang
Dokumen tersebut membahas tentang rekomendasi untuk pengembangan pendidikan tinggi Indonesia di era teknologi 4.0 dan masyarakat 5.0, termasuk meningkatkan kualitas lulusan, pengembangan iptek, dan penciptaan inovasi serta solusi untuk masalah-masalah perguruan tinggi seperti perilaku mahasiswa, kompetisi antar perguruan tinggi, dan pengelolaan PTN Bhayangkara."
Perkembangan Industri Kreatif di Indonesia Tahun 2009cokorda.dewi
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan industri kreatif Indonesia pada tahun 2007-2009. Industri kreatif nasional tumbuh pesat berkat dukungan pemerintah melalui kegiatan seperti Pekan Produk Budaya Indonesia. Beberapa kota seperti Jakarta, Solo, Yogyakarta, dan Denpasar memiliki industri kreatif yang maju. Komunitas kreatif dan dunia maya juga berperan dalam perkembangan industri kreatif. Berbagai pihak berkomitmen untuk ter
Dokumen tersebut membahas tentang bisnis inklusif yang menyertakan kaum miskin baik di sisi pasokan, permintaan, maupun distribusi. Beberapa wilayah inklusivitas yang dijelaskan antara lain melalui rantai pasok, lapangan kerja, permintaan, dan distribusi. Contoh penerapannya diberikan pada sektor hotel, energi, dan barang elektronik.
Dokumen tersebut membahas pertemuan kelompok kerja klaster industri yang pertama. Pertemuan tersebut membahas beberapa hal seperti konfirmasi anggota kelompok kerja, review rencana tindak lanjut klaster dan peta pelaku, aspek hukum kelompok kerja, dan langkah-langkah pendirian kelompok kerja secara resmi.
Dokumen ini berisi tentang Kawi Boedisetio yang mengunjungi beberapa tempat di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan seperti Cahaya Bumi Selamat yang menjadi tujuan wisata, Batung Batulis sebagai markas kegiatan PUPUK, dan pasar terapung di sungai. Dokumen ini juga menampilkan berbagai produk kerajinan dari batu mulia seperti intan, akik, dan manik-manik serta peralatan pendulangan intan.
Dokumen tersebut berisi profil singkat beberapa instansi dan kelompok pengrajin di Kabupaten Banjar yang terkait dengan industri kerajinan batu permata dan batu aji. Juga diberikan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing industri tersebut seperti kondisi input, strategi perusahaan, dan kondisi permintaan serta industri terkait. Berdasarkan analisis tersebut, disusun pohon tujuan untuk meningkatkan daya saing dengan memperbaiki
Diskusi kelompok fokus membahas strategi pengembangan daya saing ekonomi daerah melalui penguatan klaster industri. Diskusi mencakup identifikasi pelaku ekonomi, lingkungan usaha, dan penentuan tema klaster industri untuk mendukung kompetensi inti daerah.
Dokumen ini membahas rencana migrasi perangkat lunak komputer pemerintah kota Tegal menjadi perangkat lunak legal sesuai dengan kebijakan pemerintah. Rencana ini mencakup latar belakang, kebijakan, tujuan, cakupan, langkah-langkah, dan proses migrasi perangkat lunak secara detail.
Lokakarya ini membahas rencana usaha untuk teknopreneur pemuda. Terdapat penjelasan tentang penyusunan dokumen rencana usaha, agenda lokakarya seperti orientasi program, penajaman rencana usaha, dan konsultasi bisnis. Lokakarya ini bertujuan membantu para teknopreneur pemuda menyusun rencana usaha yang terstruktur.
3. ●
Penerapan Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
●
H
●
Pengembangan wilayah
tertinggal.
G
Mengembangkan
kerangka umum yang
kondusif bagi inovasi
A
●
●
●
Penyelarasan dengan
perkembangan global.
●
●
Menumbuhkembangkan
sistem inovasi.
Menumbuhkebangkan
klaster industri nasional
dan daerah.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
B
F
●
E
C
D
●
Membangun
budaya inovasi.
●
●
Mengembangkan
kelembagaan iptek.
Mengembangkan daya
dukung iptek.
Mengembangkan
kemampuan absorpsi
dunia usaha/ UKM
Mengembangkan
kolaborasi bagi inovasi.
Meningkatkan difusi
inovasi, praktik baik dan
hasil litbang.
4. Penerapan Sistem Inovasi Daerah (SID) membutuhkan
kesungguhan para pemangku kepentingan.
Selain memerlukan perubahan pola pikir (mindset), SID juga
membutuhkan keterhubungan antar kelompok agenda
kebijakan.
Setiap program/ kegiatan dalam salah satu tema kebijakan
perlu diarahkan untuk selalu memiliki hubungan dengan tema
kebijakan yang lain.
Dengan demikian perlu dirancang suatu metoda perencanaan
yang dapat memandu sinkronisasi program/ kegiatan.
Isi dokumen ini diharapkan dapat membantu proses
sinkronisasi tersebut, dengan cara memberikan ilustrasi
penyusunan program secara praktis.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
5. Dalam praktik, adopsi SID dilakukan di tengah rangkaian
proses pembangunan yang telah berjalan cukup lama, dengan
mekanisme yang TIDAK mengarah kepada keterpaduan dan
ketercapaian hasil kolektif.
Penetapan program diturunkan dari prioritas pembangunan
daerah untuk suatu kurun waktu tertentu.
Dalam praktik, seringkali terdapat kesulitan untuk
membangun sinergi antar program/ kegiatan.
Dibutuhkan upaya untuk melakukan sinkronisasi, sejak dari
penulisan topik program atau judul kegiatan.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
6. Pada halaman-halaman berikut akan
disimulasikan suatu kondisi yang
biasa terjadi saat memulai
melakukan adopsi SID dalam proses
perencanaan pembangunan daerah.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
7. Daerah memiliki prioritas pembangunan
sebagai berikut:
(prioritas ini dapat diambil dari dokumen
rencana strategis dan atau pernyataan kepala
daerah setelah proses induksi SID berjalan)
Peningkatan kualitas pendidikan.
Pengembangan bisnis pangan olahan
berbasis UKM.
Pengembangan industri pariwisata.
Penerapan TIK dalam pembangunan
daerah (e-Development)
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
8. Pengembangan
e-Development
Dalam kerangka agenda
kebijakan SID, program
prioritas tersebut dapat
digambarkan sebagai
berikut:
G
H
A
F
B
E
Pengembangan industri
wisata
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
D
Pengembangan UKM
pangan olahan
C
Peningkatan kualitas
pendidikan
9. Program prioritas tersebut dipandang sebagai
tujuan kebijakan.
Langkah-langkah utama pencapaian tujuan disusun
dengan memperhatikan kelompok agenda kebijakan
yang lain dalam kerangka kebijakan SID.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
10. ●
Membangun sistem manajemen
rantai pasok berbasis TIK yang
menjangkau wil tertinggal.
●
●
Membangun telecenter dengan
tema pangan olahan di wil
tertinggal.
Mengembangkan basis data
inovasi seputar pangan
olahan.
●
●
Pelibatan anggota
masyarakat di wilayah
tertinggal pada formasi
klaster industri pangan
olahan.
H
G
A
F
●
●
Mengembangkan pangan
olahan berbasis pertanian
organik.
Pengembangan UKM
pangan olahan
B
E
D
Fasilitasi pemanfaatan
lembaga MSTQ untuk
pangan olahan.
C
●
●
●
Membangun formasi klaster
industri pangan olahan.
Membentuk dan menguatkan
Komite Klaster Pangan
Olahan.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
●
Peningkatan perusahaan
pemula di bidang pangan
olahan.
●
●
Mengembangkan daya serap
UKM thd teknologi.
Pengembangan (bisnis)
pangan olahan berbasis
keunikan lokal.
Penerapan teknologi secara
bersama-sama antara
sumber teknologi dan UKM
Peningkatan hubungan/
dialog antara sumber
teknologi dan UKM
11. Penerapan
e-Development
●
●
●
Menyusun dokumen strategis
pendayagunaan TIK.
Pembangunan telecenter di
seluruh wilayah, termasuk
wilayah tertinggal.
G
H
Mengembangkan infrastruktur
teknologi informasi dan
komunikasi
A
●
●
Penerapan e-business dan ecommerce pada perusahaan
F
B
E
●
Membangun lapis industri
pendukung berbasis TIK
pada Klaster Industri yang
ada.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
D
C
●
●
Pemanfaatan TIK di kalangan
UKM.
Diseminasi praktik baik
melalui jaringan TIK.
Inkubasi perusahaan TIK
12. ●
●
●
●
●
Memperkuat akses
telekomunikasi pada
destinasi wisata.
●
Membangun web-portal
wisata
Pelibatan anggota
masyarakat dan wilayah
tertinggal dalam klaster
industri wisata.
●
●
G
Membangun jaringan kerja
antar bangsa tentang
pariwisata.
H
E
Membangun formasi klaster
industri wisata
●
C
D
●
●
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Peningkatan “faktor
keamanan” wisatawan.
B
Pengembangan industri
wisata
●
Penyederhanaan administrasi
perijinan usaha.
A
F
Membangun tema ecotourism termasuk proses
produksi yang eco-efficient.
Inkubasi perusahaan TIK,
sesuai dengan potensi
perkembangan klaster.
Pengembangan dan
penguatan asosiasi profesi
seputar pariwisata.
Studi banding dan
benchmarking di bidang
pariwisata.
Mengembangkan
“community-based tourism”
13. ●
●
●
●
Pengembangan teleeducation untuk wilayah
terpencil.
Pengembangan telecenter
(khusus) untuk wilayah
tertinggal.
G
Membangun komunikasi
intensif antara “masyarakat
pendidikan” dengan
masyarakat dunia tentang
suatu tema spesifik.
●
Penguatan infrastruktur TIK
untuk jaringan kerja antar
lembaga pendidikan.
B
●
D
Kolaborasi program antara
lembaga pendidikan dengan
komite klaster industri
●
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
A
F
E
●
H
Pemanfaatan TIK untuk
semua elemen kegiatan
pendidikan; belajar mengajar,
manajemen sekolah dan
manajemen pendidikan di
daerah.
Mengembangkan kurikulum
kewirausahaan untuk setiap
jenjang pendidikan.
C
Peningkatan kapasitas
tenaga pengajar dalam
Sistem Inovasi.
Peningkatan kualitas
pendidikan
14. Titik masuk “pengembangan UKM pangan olahan”
1. Mengembangkan basis data inovasi
seputar pangan olahan.
7. Membentuk dan menguatkan Komite
Klaster Pangan Olahan.
2. Penerapan teknologi secara bersamasama antara sumber teknologi dan
UKM
8. Mengembangkan pangan olahan
berbasis pertanian organik.
3. Peningkatan hubungan/ dialog antara
sumber teknologi dan UKM.
4. Peningkatan perusahaan pemula di
bidang pangan olahan.
5. Pengembangan (bisnis) pangan
olahan berbasis keunikan lokal.
6. Membangun formasi klaster industri
pangan olahan.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
9. Fasilitasi pemanfaatan lembaga MSTQ
untuk pangan olahan.
10. Pelibatan anggota masy di wil
tertinggal pada formasi klaster industri
pangan olahan.
11. Membangun sistem manajemen rantai
pasok berbasis TIK yang menjangkau
wil tertinggal.
12. Membangun telecenter dengan tema
pangan olahan di wil tertinggal.
15. Titik masuk “penerapan e-Development”
13. Pemanfaatan TIK di kalangan UKM.
14. Diseminasi praktik baik melalui
jaringan TIK.
15. Inkubasi perusahaan TIK
16. Membangun lapis industri pendukung
berbasis TIK pada Klaster Industri
yang ada.
17. Penerapan e-business dan ecommerce pada perusahaan.
18. Pembangunan telecenter di seluruh
wilayah, termasuk wilayah tertinggal.
19. Mengembangkan infrastruktur
teknologi informasi dan komunikasi.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
16. Titik masuk “pengembangan klaster industri
pariwisata”
14. Pengembangan dan penguatan
asosiasi profesi seputar pariwisata.
20. Memperkuat akses telekomunikasi
pada destinasi wisata.
15. Studi banding dan benchmarking di
bidang pariwisata.
21. Membangun web-portal wisata.
16. Mengembangkan “community-based
tourism”.
17. Membangun jaringan kerja antar
bangsa tentang pariwisata.
18. Membangun tema eco-tourism
termasuk proses produksi yang ecoefficient.
19. Pelibatan anggota masyarakat dan
wilayah tertinggal dalam klaster
industri wisata.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
22. Inkubasi perusahaan TIK, sesuai
dengan potensi perkembangan klaster.
23. Penyederhanaan administrasi perijinan
usaha.
24. Peningkatan “faktor keamanan”
wisatawan.
17. Titik masuk “peningkatan kualitas pendidikan”
25. Peningkatan kapasitas tenaga
pengajar dalam Sistem Inovasi.
26. Mengembangkan kurikulum
kewirausahaan untuk setiap jenjang
pendidikan.
27. Kolaborasi program antara lembaga
pendidikan dengan komite klaster
industri.
28. Membangun komunikasi intensif
antara “masyarakat pendidikan”
dengan masyarakat dunia tentang
suatu tema spesifik.
29. Pengembangan tele-education untuk
wilayah terpencil.
30. Pengembangan telecenter (khusus)
untuk wilayah tertinggal.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
31. Pemanfaatan TIK untuk semua elemen
kegiatan pendidikan; belajar mengajar,
manajemen sekolah dan manajemen
pendidikan di daerah.
32. Penguatan infrastruktur TIK untuk
jaringan kerja antar lembaga
pendidikan.
19. Dari kumpulan tujuan kebijakan dan langkah utama
tersebut kemudian disusun “pohon tujuan”:
Semua pernyataan diubah menjadi kalimat
tujuan.
Pernyataan-pernyataan tersebut disusun
menjadi hirarki yang logik.
Ditambahkan tujuan-tujuan tambahan agar
“pohon tujuan” menjadi lengkap.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
21. Dari pohon tujuan, proses dilanjutkan sampai
dengan matriks kegiatan (lihat dokumen terpisah
tentang Logical Framework Approach).
Pastikan bahwa setiap kegiatan memiliki ”pihak
yang bertanggungjawab”, karena masing-masing
memiliki dimensi yang “multi sektor”.
Pastikan juga bahwa setiap kegiatan memiliki
“acuan kerja” atau “program manual”
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
22. Kata kunci kerangka kebijakan SID
A
B
●
Reformasi kebijakan.
●
Kelembagaan iptek.
●
Infrastruktur dasar.
●
Daya dukung iptek.
●
C
Daya serap UKM.
●
●
●
●
Kesenjangan pasar
pembiayaan.
HKI.
Pengelolaan risiko
inovasi.
●
●
Pengembangan/
penguatan
kelembagaan
kemitraan strategis.
Program kemitraan
strategis inovatif.
D
●
●
●
●
Persaingan sehat.
●
Budaya kreatif
inovatif.
Kewirausahaan
Pengembangan
perusahaan pemula
inovatif.
Bantuan teknis
peningkatan
kapasitas pelaku
bisnis.
Peningkatan
kapasitas pelaku
kewenangan publik.
●
●
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Tekmas
Reverse braindrain.
23. Kata kunci kerangka kebijakan SID
E
●
●
●
Prakarsa klaster
industri spesifik.
Koordinasi kebijakan
intra-daerah, antardaerah, daerahnasional.
Kelembagaan khusus
(pendukung inovasi).
F
●
●
●
Kepedulian tentang
isu internasional yang
relevan.
HKI, mutu, standar.
G
●
●
Kelestarian
lingkungan.
●
Teknologi bisnis.
●
●
Audit teknologi.
●
Pengembangan
kerjasama
internasional.
●
●
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
Afirmasi terhadap
wilayah yang
tertinggal.
Pembangunan
infrastruktur
transportasi.
Pembanguna
infrastruktur
telekomunikasi.
Peningkatan akses
terhadap
sumberdaya
pembangunan.
Peningkatan kegiatan
produktif.
H
●
●
●
●
●
Pemanfaatan TIK di
pemerintahan.
Pemanfaatan TIK di
perusahaan.
Pemanfaatan TIK di
dunia pendidikan.
Pemanfaatan TIK
dalam pengelolaan
kesehatan.
Pembangunan webportal inovasi.