Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. IKHLAS
ِٱلد ُهَل َين ِصِلْخُم َ هٱَّلل ُ۟واعْدٱَفََ ََِِ ْوَلَو َينِفَََْٰلٱَونُِ
Artinya:
Maka sembahlah Allah dengan memurnikan
(mengikhlaskan) ibadah kepadaNya, meskipun
orang-orang kafir tidak menyukainya
3. IKHLAS
Tafsir Jalalain
• Berdasarkan tafsir Jalalain,
disebutka bahwa maksud dari
memurnikan (mengikhlaskan)
ibadah Kepada-Nya ialah
memurnikan agama Allah dari
segala macam kemusyrikan,
meskipun orang-orang kafir
tidak menyukai keikhlasan
ibadah kalian kepada Allah
SWT.
Tafsir Ibnu Katsir
• Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir
dijelaskan bahwasanya Allah
telah memerintahkan kepada
manusia untuk memurnikan
(mengikhlaskan) penyembahan
dan doanya hanya kepada Allah
meskipun orang-orang kafir
maupun orang-orang musyrik
memiliki pendapat yang
berbeda mengenai hal ini
5. QS. Al-Kafiruun
ن ْوُِِفاََْلا اَهُّيَاأَي ْلُق#ُبْعَت اَم ُدُبْعَا َالَن ُْود
Katakanlah: ‘Hai orang-orang kafir, aku tidak akan beribadah
kepada apa yang kamu ibadahi,” (hingga akhir).
ِنْيِد َيِلَو ْمَُُنْيِد ْمََُل
Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.
6. ASBABUN NUZUL
SURAT AL KAFIRUN
• Kaum kafir Quraisy berusaha keras membujuk dan
mempengaruhi Rasulullah saw. untuk mengikuti ajaran mereka.
Kaum kafir Quraish menawarkan harta yang melimpah sehingga
Rasulullah dapat menjadi orang terkaya di Makkah. Selain itu,
Rasulullah juga dijanjikan hendak dikawinkan dengan wanita
paling cantik, baik yang gadis maupun yang sudah janda, sesuai
kehendak beliau
• Dalam upaya ini, kaum kafir Quraish mengatakan, “Inilah wahai
Muhammad yang kami sediakan untukmu, agar kamu tidak
memaki dan menghina tuhan kami.
• Maka turunlah surat al Kafirun
7. PENAFSIRAN
Tafsir Jalalain :
“(Untuk kalianlah agama kalian) yaitu agama kemusyrikan (dan
untukkulah agamaku") yakni agama Islam. Ayat ini diturunkan sebelum
Nabi saw. diperintahkan untuk memerangi mereka. Ya Idhafah yang
terdapat pada lafal ini tidak disebutkan oleh ahli qiraat sab'ah, baik
dalam keadaan Waqaf atau pun Washal. Akan tetapi Imam Ya'qub
menyebutkannya dalam kedua kondisi tersebut.”
Al Misbah :
makna dari ayat tersebut ialah ” Bagi kalian agama kalian yang kalian
yakini, dan bagiku agamaku yang Allah perkenankan untukku
9. ASBABUN NUZUL
Bahwa ada orang-orang yang tidak
suka memberikan sedekah kepada
keturunan mereka dari kalangan
musyrik, lalu mereka menanyakan hal
itu, hingga diberikan rukhshah
(keringanan) bagi mereka. Maka
turunlah ayat ini yang membolehkan
memberi sedekah kepada kaum
Musyrikin.” (Diriwayatkan oleh An-Nasai, Al-
Hakim, Al-Bazzar, Ath-Thabrani dan lain-lain, yang
bersumber dari Ibnu Abbas)
10. Tafsir fi zilalil qur’an
Jangan kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena
mencari keridhaan Allah. Inilah keadaan orang-orang mukmin,
bukan yang lainnya. Dia tidak menginfakkan hartanya
melainkan mencari keridhaan Allah, bukan karena mengikuti
hawa nafsu dan bukan pula karena tujuan-tujuan lain. Ia
menginfakkan hartanya bukan bermaksud untuk mengungguli
orang lain dan menyombongi mereka. Ia tidak melakukan infak
melainkan semata-mata mencari keridhaan Alah, tulus ikhlas
karena Allah.
(Oleh Sayyid Quthub)
11. Karena itu hatinya merasa mantap bahwa Allah akan
menerima sedekahnya; hatinya percaya bahwa Allah akan
memberi berkah pada hartanya; ia percaya kepada
kebaikan dan kebajikan dari Allah sebagai balasan
kebaikan dan kebajikannya kepada hamba-hambanya
Allah. Karena anugerah Allah di bumi, maka ia meningkat
kedudukannya, menjadi suci dan bersih. Sedangkan,
karunia akhirat sesudah itu semua adalah sangat utama.