Dokumen tersebut membahas tentang tauhid atau monoteisme dalam Islam. Secara ringkas, tauhid memiliki tiga aspek utama yaitu: (1) tauhid rububiyah atau mengakui hanya Allah sebagai pencipta dan penguasa alam semesta, (2) tauhid asma' wa sifat atau meyakini nama dan sifat Allah, (3) tauhid uluhiyah atau menyembah hanya Allah dalam segala ibadah. Ketiga aspek tauhid ini merupak
1. TAUHID
Mengesakan Allah semata dalam beribadah dan tidak
menyekutukan-Nya. Dan hal ini merupakan ajaran semua
Rasul alaihimusshalatuwassalam
Disarikan dari Tauhid (Abduloh Haidir )
2. Tauhid adalah
• Mengesakan Allah semata dalam beribadah dan
tidak menyekutukan-Nya. Dan hal ini merupakan
ajaran semua Rasul alaihimusshalatuwassalam.
• Bahkan tauhid merupakan pokok yang dibangun
diatasnya semua ajaran, maka jika pokok ini tidak
ada, amal perbuatan menjadi tidak bermanfaat
dan gugur, karena tidak sah sebuah ibadah tanpa
tauhid.
3. Tauhid terbagi tiga
1. Tauhid Rububiyah,
2. Tauhid Asma’ dan Sifat
3. Tauhid Uluhiyah.
4. 1. Tauhid Rububiyah
• Tidak ada Tuhan Penguasa seluruh alam kecuali Allah yang menciptakan mereka
dan memberinya rizki.
• Tauhid macam ini juga telah dinyatakan oleh orang2 musyrik pada masa2 pertama
dahulu. Mereka menyatakan bahwa Allah semata yang Maha Pencipta, Penguasa,
Pengatur, Yang Menghidupkan,Yang Mematikan, tidak ada sekutu bagi-Nya.
• “Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang
menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu
mereka akan menjawab: “Allah” maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari
jalan yang benar)” (Al Ankabut 61)
• Akan tetapi pernyataan dan persaksian mereka tidak membuat mereka masuk
Islam dan tidak membebaskan mereka dari api neraka serta tidak melindungi harta
dan darah mereka, karena mereka tidak mewujudkan tauhid Uluhiyah, bahkan
mereka berbuat syirik kepada Allah dalam beribadah kepada-Nya dengan
memalingkannya kepada selain mereka
5. 2. Tauhid Asma’ dan Sifat
• Beriman bahwa Allah ta’ala memiliki zat yg tidak
serupa dg berbagai zat yg ada, serta memiliki sifat yg
tidak serupa dg berbagai sifat yg ada. Dan bahwa
nama2-Nya merupakan petunjuk yg jelas akan sifat-Nya
yg sempurna secara mutlak.
• “Tidak ada yang meyerupainya sesuatupun, dan Dia
Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (As Syuro 110)
6. Keterangan
• Begitu juga halnya (beriman kepada Asma’ dan Sifat Allah) berarti
menetapkan apa yg Allah tetapkan untuk diri-Nya dlm Kitab-Nya atau apa
yg telah ditetapkan oleh Rasul-Nya saw dg penetapan yg layak sesuai
kebesaran-Nya tanpa ada penyerupaan dg sesuatupun, tidak juga
memisalkannya dan meniadakannya, tidak merubahnya, tidak
menafsirkannya dg penafsiran yg lain dan tidak menanyakan bagaimana
hal-Nya. Kita tidak boleh berusaha baik dg hati kita, perkiraan kita, lisan
kita untuk ber-tanya2 tentang bagaimana sifat2-Nya dan juga tidak boleh
menyamakan-Nya dg sifat2 makhluk .
7. 3. Tauhid Uluhiyah
• Tauhid Uluhiyah adalah tauhid ibadah, yaitu mengesakan Allah dalam seluruh
amalan ibadah yang Allah perintahkan seperti berdoa, khouf (takut), raja’ (harap),
tawakkal, raghbah (berkeinginan), rahbah (takut), Khusyu’, Khasyah (takut disertai
pengagungan), taubat, minta pertolongan, menyembelih, nazar dan ibadah yang
lainnya yang diperintahkan-Nya.
• “Dan sesungguhnya mesjid2 itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu
menyembah seseorangpun didalamnya di samping (menyembah) Allah” (Al Jin 18)
• Manusia tidak boleh memalingkan sedikitpun ibadahnya kepada selain Allah ta’ala,
tidak kepada malaikat, kepada para Nabi dan tidak juga kepada para wali yang
sholeh dan tidak kepada siapapun makhluk yang ada.
• Karena ibadah tidak sah kecuali jika untuk Allah, maka siapa yang memalingkannya
kepada selain Allah dia telah berbuat syirik yang besar dan semua amalnya gugur.
8. Keterangan
• Kesimpulannya adalah seseorang harus berlepas diri dari penghambaan
(ibadah) kepada selain Allah, menghadapkan hati sepenuhnya hanya
untuk beribadah kepada Allah.
• Tidak cukup dalam tauhid sekedar pengakuan dan ucapan syahadat saja
jika tidak menghindar dari ajaran orang-orang musyrik serta apa yang
mereka lakukan seperti berdoa kepada selain Allah misalnya kepada orang
yang telah mati dan semacamnya, atau minta syafaat kepada mereka
(orang-orang mati) agar Allah menghilangkan kesusahannya dan
menyingkirkannya, dan minta pertolongan kepada mereka atau yang
lainnya yang merupakan perbuatan syirik.
• hakikatnya adalah mengarahkan ruhani dan hati kepada Allah baik dalam
hal mencintai, takut (khouf), taubat, tawakkal, berdoa, ikhlas,
mengagunggkan-Nya, membesarkan-Nya dan beribadah kepada-Nya
9. Dasar-dasar Memahami Tauhid
Ketahuilah, bahwa sesunguhnya kelurusan ajaran Nabi
Ibrahim 'alaihis salam adalahberibadah kepada Allah
secara ikhlas dalam melaksanakan ibadah kepada-Nya.
Allahberfirman [artinya]: "Dan Aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supayamereka beribadah
kepada-Ku. (Adz-Dzariyaat1:56)
10. disebut ibadah kecuali bila disertai dg
tauhid
• Sebagaimana shalat, tidaklah disebut shalat bila tidak disertai
dengan bersuci.
• Bila ibadah dicampuri syirik, maka rusaklah ibadah itu,
sebagaimana rusaknya shalat biladisertai adanya hadatz (tidak
suci). Allah berfirman :" Tidaklah pantas orang2 musyrik itu
memakmurkan mesjid2 Allah, sedang mereka mengakui bahwa
mereka sendiri kafir. Itulah orang2 yg sia2 pekerjaannya, dan
mereka itu kekal di dlm neraka" (At-Taubah: 17)
• Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa ibadah yang bercampur
dengan kesyirikan akan merusak ibadah itu sendiri. Dan ibadah
yang bercampur dengan syirik itu akanmenggugurkan amal
sehingga pelakunya menjadi penghuni neraka, Allah berfirman
• "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampunisegala dosa yg selain dari (syirik) itu, bagi siapa yg
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yg mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yg besar." (An-Nisaa': 48)
11. Kemurnian ibadah memahami 4 kaidah
• Kaidah Pertama
• Engkau harus mengetahui bahwa orang2 kafir yg diperangi
oleh Rasulullah SAW mereka meyakini bahwa Allah sebagai
Pencipta, Pemberi rizki, Yang menghidupkan, Yang
mematikan, Yang memberi manfa'at, Yang memberi
madzarat, Yang mengatur segala urusan (tauhid rububiyah).
Tetapi semuanya itu tidakmenyebabkan mereka sebagai
muslim, Allah berfirman:
• "Katakanlah: 'Siapa yang memberi rizki kepadamu dari langit
dan bumi, atau siapa yang kuasa[menciptakan] pendengaran
dan penglihatan, dan siapa yg mengeluarkan yang mati dari
yg hidup, dan siapa yang mengatur segala urusan?' Maka
mereka akan menjawab:'Allah'. Makakatakanlah:'Mengapa
kamu tidak bertakwa [kepada-Nya]." (Yunus:31)
12. Kemurnian ibadah memahami kaidah Kedua
• Mereka (musyrikin) berkata :"Kami tidak berdo'a kepada
mereka (Nabi, orang-2 shalih dll) kecuali agar bisa
mendekatkan kpd Allah dan mereka nantinya akan memberi
syafa'at. Maksud kami kepada Allah, bukan kepada mereka.
• Namun hal tersebut dilakukan dg cara melalui syafaat dan
mendekatkan diri kepada mereka".Dalil tentang
mendekatkan diri yaitu firman Allah [artinya]:"Dan orang2 yg
mengambil pelindung selain Allah (berkata):"Kami tidak
menyembah mereka melainkan supaya mereka
mendekatkan kami kepada Allah dg sedekat2 nya".
Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka
tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya
Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan
sangat ingkar" ( Az-Zumar: 3)
13. Kemurnian ibadah memahami kaidah Kedua
• Adapun dalil tentang syafa'at yaitu firman Allah
[artinya]:"Dan mereka menyembah selainAllah apa
yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan
kepada mereka dan tidak pula kemanfa'atan, dan
mereka berkata:"Mereka itu adalah pemberi syafa'at
kepada kami di sisi Allah". Katakanlah:"Apakah kamu
mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-
Nya dilangit dan tidak [pula] di bumi" Maha Suci Allah
dan Maha Tinggi dari apa yang mereka
mempersekutukan [itu]." (Yuunus: 18)
14. Kemurnian ibadah
• Syafa'at itu ada 2 macam:
• • Syafa'at munfiyah (yang ditolak)
• • Syafa'at mutsbitah (yang diterima)
• Syafa'at munfiyah adalah syafa'at yang dicari dari selain Allah. Sebab
tidak seorangpunyang berkuasa dan berhak untuk memberikannya
kecuali Allah, Allah berfirman]:"Hai orang2 yg beriman, belanjakanlah
[di jalan Allah] sebagian dari rezki yg telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang hari yg pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak
ada lagi persahabatan yg akrab dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang2
kafir itulah orang2 yg zalim. (Al-Baqarah: 254)
• Adapun syafa'at mutsbitah adalah syafa'at yg dicari dari Allah. Pemberi
syafa'at itu dimuliakan dg syafa'at, sedangkan yg diberi hak untuk
memberikan syafa'at adalah orang yg diridhai Allah, baik ucapan
maupun perbuatannya setelah memperoleh izinNya
15. Kemurnian ibadah kaidah Ketiga
• Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan
kapada manusia tentang macam2 sistem peribadatan yg dilakukan
oleh manusia. Diantara mereka adayang menyembah matahari dan
bulan, diantara mereka ada pula yg menyembah orang2 shaleh, para
malaikat, para wali, pepohonan, dan bebatuan.Mereka semua
diperangi oleh Rasulullah saw dalilnya adalah firmanAllah
[artinya]:"Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah, dan
dien ini menjadi milik Allah semuanya."(Al-Baqarah:193)
• Sedangkan dalil larangan beribadah kepada matahari dan bulan
adalah firman Allah "Dan sebagian dari tanda2 kekuasaan-Nya ialah
malam, siang, matahari dan bulan.Janganlah bersujud kepada
matahari dan janganlah [pula] kepada bulan, tetapi bersujudlah
kepada Allah Yg menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah."(Fushilat:37)
16. Kemurnian ibadah kaidah Ketiga
• Dan dalil larangan beribadah kepada orang2 shaleh adalah:
"Katakanlah:'Panggillah mereka yg kamu anggap selain Allah, maka mereka
tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya
daripadamu dan tidak pula memindahkannya'.
• Orang2 yg mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kpd Rabb mereka
siapa di antara mereka yg lebih dekat [kepada Allah] dan mengharapkan
rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Rabbmu adalah
sesuatu yang [harus] ditakuti. (Al-Ishra:56-57) Adapun dalil tentang
larangan beribadah kpd para malaikat adalah: "Dan [ingatlah] hari [yang di
waktu itu] Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah
berfirman kepada malaikat:"Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?"
Malaikat2 itu menjawab:"Maha Suci Engkau.Engkaulah pelindung kami,
bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka
beriman kepada jin itu".Maka pada hari ini sebahagian kamu tidak berkuasa
[untuk memberikan] kemanfaatan dan tidak pula kemudharatan kpd
sebahagian yg lain.Dan Kami katakan kepada orang2 yg zalim:"Rasakanlah
olehmu azab neraka yg dahulunya kamu dustakan itu". (Sabaa': 40-42)
17. Kemurnian ibadah kaidah Ketiga
• Larangan beribadah kpd para Nabi :"Dan [ingatlah] ketika Allah
berfirman"Hai 'Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kpd
manusia:"Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Ilah selain Allah".
• 'Isa menjawab:"Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa
yg bukan hakku [mengatakannya]. Jika aku pernah mengatakan nya maka
tentulah Engkau telah mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak
mengetahui apa yg ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha
Mengetahui perkara yg ghaib2"Aku tidak pernah mengatakan kpd mereka
kecuali apa yg Engkau perintahkan kepadaku [mengatakannya
yaitu:"Sembahlah Allah, Rabbku dan Rabbmu", dan adalah aku menjadi
saksi terhadap mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku,
Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Meyaksikan
atas segala sesuatu. Jika engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya
adalah hamba2 Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka,
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Al-
Maidah:116-118)
18. Kemurnian ibadah kaidah keempat
• Orang2 musyrik pada masa kita justru lebih parah kesyirikannya
daripada orang2 musyrik zaman dahulu. Sebab orang2terdahulu
hanya berbuat syirik di kala lapang dan beribadah (berdoa) dg ikhlas
di kala sempit. Adapun orang2 musyrik di masa kita melakukan
syirik secara terus menerus, baik ketika lapang ataupun ketika
terjepit.
• Dalil yang menunjukkan hal ini adalah firman Allah ta’ala (yang
artinya), “Apabila mereka sudah naik di atas kapal (dan diterpa
ombak yang hebat, pen) maka mereka pun menyeru (berdoa)
kepada Allah dengan penuh ikhlas mempersembahkan amalnya.
Namun setelah Allah selamatkan mereka ke daratan, tiba-tiba
mereka kembali berbuat kesyirikan.” (QS. Al ‘Ankabuut [29]: 65)
19. Kesimpulannya tidak ada dalam hati seorang hamba sesuatupun
selain Allah, dan tidak ada keinginan terhadap apa yang Allah
tidak inginkan dari perbuatan-perbuatan syirik, bid’ah, maksiat
yang besar maupun kecil, dan tidak ada kebencian terhadap apa
yang Allah perintahkan.
Itulah hakikat tauhid dan hakikat Laa Ilaaha Illallah.