SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN KASUS DIETETIK II
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN GOUT
DENGAN HIPERTENSI, HIPERTRGILISERIDA DAN OBESITAS
Dosen Pengampu :
Muti’ah Mustaqimatusy Syahadah, S.Gz, M.Gz
Disusun oleh :
Katharina Silvia Radon
22030119100117
PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
REVISI
I. Latar Belakang
Ny. A berusia 55 tahun menderita gout artritis sejak 6 bulan lalu. Pada saat
masuk RS Ny. A mengeluh merasakan nyeri yang luar biasa pada bagian
persendian ibu jari kaki sebelah kanan, bagian pangkal ibu jari kaki kanan
terlihat bengkak dan memerah. Hal tersebut menyebabkan Ny. A tidak dapat
beraktivitas dengan normal namun masih dapat beranjak dari tempat tidur dan
kursi. Nafsu makan Ny. A baik namun mengalami penurunan BB sebanyak 2 kg
selama 3 bulan terakhir. Hasil pengukuran antropometri menunjukkan bahwa
saat masuk RS Ny. A memiliki BB 65 kg dan TB 150 cm.
Data hasil pemeriksaan biokimia menunjukkan bahwa Hb 10 g/dL, Ht
27,8%, asam urat 9 mg/dL, creatinin 1,2 mg/dL, ureum 31 mg/dL, kolesterol
total 225 mg/dL, trigriserida 208 mg/dL, HDL 40,9 mg/dL, dan LDL 85,9
mg/dL. Ny. A masuk RS dalam kondisi sadar namun dengan kondisi pucat dan
lemas. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pasien memiliki TD 130/100
mmHg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit dan suhu tubuh 36,1 oC. Pasien sudah
pernah memperoleh terapi obat berupa allopurinol dan febuxostat pada saat
didiagnosis gout arthritis 6 bulan yang lalu.
Saat ini Ny. A hidup bersama 2 orang anak dan suami. Aktivitas sehari-hari
seperti makan, buang air, dan aktivitas lainnya dapat dilakukan sendiri. Ny. A
merupakan karyawan di salah satu toko dengan jam kerja sekitar 12 jam sehari
dimana aktivitas Ny. A selama bekerja lebih banyak berdiri. Saat di RS,
dikarenakan pasien merasa lemah badan dan nyeri pada bagian ibu jari kaki
sebelah kanan pasien hanya dapat berbaring di tempat tidur (bed rest). Pasien
dibantu oleh anggota keluarga yang menemani jika ingin ke kamar mandi.
Selama perawatan, pasien membayar menggunakan BPJS.
Dalam 1 bulan terakhir, Ny. A memiliki kebiasaan makan nasi 3x sehari
sebanyak 1½ centong , lauk hewani telur dan ayam masing – masing 3x/minggu
sebanyak 1-2 potong serta jeroan seperti usu dan ampela 2x/minggu sebanyak 3
sdm, lauk nabati yang sering dikonsumsi adalah tahu dan tempe 1-
2x/harisebanyak 2 ptg, buah yang biasa dikonsumsi adalah pepaya, pisang,
semangka 4x/minggu sebanyak 1 ptg. Selain itu, Ny. A juga suka
mengkonsumsi sayuran 3x/hari dimana sayuran yg biasa dikonsumsi adalah
buncis, kangkung, tauge, kacang panjang, dan labu siam. Ny. A memiliki
kebiasaan konsumsi teh manis sebanyak 2 gelas besar/hari dengan gula
sebanyak 3-4 sdm serta kurang minum air putih karena merasa mual jika
mengonsumsi air putih. Ny. A suka mengonsumsi cemilan berupa gorengan
setiap hari 2-3 ptg, kacang-kacangan dan emping goreng. Ny. A tidak memiliki
alergi terhadap makanan.
Saat di RS, Ny. A mendapat makan berupa nasi dengan konsistensi biasa
namun hanya dihabiskan ½ porsi dari makanan yang disajikan. Hal ini
dikarenakan pasien tidak nafsu makan selama berapa di RS. Ny. A belum
pernah mendapatkan edukasi gizi mengenai makanan yang baik untuk kondisi
Ny. A.
II. Skrining (Data Umum)
A. Pemilihan Metode Skrining
Metode skrining yang digunakan oleh Ny. A adalah Must Screening
Tool Malnutrition (MUST). Form tersebut digunakan untuk mengidentifikasi
pasien yang mempunyai risiko kurang gizi, malnutrisi dan obesitas. Di dalam
MUST mencakup pedoman manajemen yang dapat digunakan untuk
mengembangkan sebuah rencana perawatan pada pasien rawat inap dan rawat
jalan. Adapun indikator yang menjadi variable penilaian skrining pada MUST
yaitu dari Indeks Massa Tubuh (IMT), persentase, persentase penurunan berat
badan yang tidak diinginkan (3-6 bulan lalu) dan penyakit berat yang diderita
pasien serta asupan makanan yang tidak adekuat.1
B. Pengisian Kuisioner
Keterangan: Skor 0: resiko rendah, skor 1: resiko sedang, skor > 2: resiko tinggi
FORMULIR SCREENING GIZI MUST
Nama Pasien Ny.A
BB/TB 65 kg/150 cm
IMT 28,8 kg/m2
LILA -
1 BMI (kg/m2)
a. >20
b. 18.5-20
c. <18.5
a. Skor 0 
b. Skor 1
c. Skor 2
2 Presentase penurunan berat badan secara tidak sengaja (3-6 bulan
yang lalu)
a. <5 %
b. 5-10%
c. >10%
a. Skor 0 
b. Skor 1
c. Skor 2
3 Pasien menderita penyakit berat dan atau asupan makan tidak
adekuat >5 hari
a. Tidak
b. Ya
a. Skor 0
b. Skor 2 
Skor 2
Kesimpulan: Berisiko malnutrisi dengan risiko tinggi (membutuhkan proses asuhan gizi
terstandar di RS)
C. Membuat Kesimpulan Kuisioner
Berdasarkan dari total skor pengisian skrining MUST yaitu 2 skor (≥2)
menunjukkan bahwa Ny. A berisiko malnutrisi dan membutuhkan rencana
asuhan gizi selanjutnya dibuktikan pada saat proses skrining diketahui
bahwa IMT Ny.A >20 yaitu 28,9 kg/m2
(Obesitas kelas I) dengan memiliki
penyakit berat berupa gout artritis sejak 6 bulan lalu.
III. Asesmen (Pengkajian) Gizi
A. Pengkajian Riwayat Pasien (CH)
Client History (CH)
Domain Data Keterangan
CH 1.1.1 Age 55 tahun Dewasa
CH 1.1.2 Gender Perempuan
CH 1.1.7 Role in family Ibu
CH 1.1.10 Mobility
 SMRS: bekerja sebagai
karyawan toko dengan jam
kerja 12 jam/hari dan lebih
banyak berdiri.
 MRS: bedrest, namun masih
dapat beranjak dari tempat
tidur dan kursi, dibantu
keluarga jika ingin pergi ke
kamar mandi.
CH 2.1.1 Patient/client chief
nutrition complaint
 Lemah badan
 Nafsu makan turun
MRS
CH 2.1.2 Cardiovascular Hipertensi
Tekanan darah =
130/100 mmHg 2
CH 2.1.3
Endocrine/metabolism
Obesitas IMT = 28,9 kg/m2 3
CH 2.1.10 Musculoskeletal
 Gout
 Nyeri pada bagian
persendian ibu jari kaki
sebelah kanan
 Bagian pangkal ibu jari kaki
kanan terlihat bengkak dan
memerah
CH 3.1.2
Living/housing situation
Tinggal bersama 2 anak dan
suami
CH 3.1.6
Occupation
Karyawan toko
Kesimpulan: Ny. A, seorang pasien wanita berusia 55 tahun didiagnosis gout, mengalami
hipertensi (130/100 mmHg) dan obesitas (28,9 kg/m2
). Mobilitas pasien MRS yakni
bedrest, masih dapat beranjak dari tempat tidur/kursi, namun dibantu keluarga jika ingin
pergi ke kamar mandi. Keluhan yang dialami yakni lemah badan dan nafsu makan turun.
Keluhan terkait muskuloskeletal yakni nyeri pada bagian persendian ibu jari kaki sebelah
kanan, bagian pangkal ibu jari kaki kanan terlihat bengkak dan merah.
B. Pengkajian Riwayat terkait Gizi / Makanan (FH)
Food History (FH)
Domain Data Keterangan
FH 1.1.1.1 Total Energy
Intake
2658,8 kkal
SMRS: Kebiasaan 1
bulan terakhir
- MRS: terpenuhi 50%
FH 1.2.1.1 Oral fluid
 Teh manis 2 gls besar/hari
 Air putih
FH 1.2.2.1 Amount of food
SMRS:
 Nasi 3x sehari sebanyak 1½
centong
 Lauk hewani telur dan ayam
masing – masing 3x/minggu
sebanyak 1-2 potong serta
jeroan seperti usus dan
ampela 2x/minggu sebanyak
3 sdm
 Lauk nabati yang sering
dikonsumsi adalah tahu dan
tempe 1-2x/hari sebanyak 2
ptg
 Buah yang biasa dikonsumsi
adalah pepaya, pisang,
semangka 4x/minggu
sebanyak 1 ptg
 Sayuran buncis, kangkung,
tauge, kacang panjang, dan
labu siam.
 Teh manis sebanyak 2 gelas
besar/hari dengan gula
sebanyak 3-4 sdm serta
kurang minum air putih
karena merasa mual jika
mengonsumsi air putih
 Cemilan berupa gorengan
setiap hari 2-3 ptg, kacang-
kacangan dan emping
goreng
MRS:
 Mendapat makan berupa
nasi dengan konsistensi
biasa namun hanya
dihabiskan ½ porsi
FH 1.2.2.3 Meal pattern
3x/sehari (sarapan, makan
siang dan makan malam)
Kebiasaan
FH 1.2.2.5 Food variety Cukup bervariasi
FH 1.4.3 Caffeine intake Teh manis 2 gls bsr/hari
FH 1.5.1.1 Total fat 120,5 gt
FH 1.5.2.1 Total protein 126 gr
FH 1.5.3.1 Total
carbohydrate
303,1 gr
FH 1.5.4.1 Total fiber 35,8 gr
FH 3.1 Medications
 Allopurinol
 Febuxostat
Diberikan saat
didiagnosis gout arthritis
6 bulan lalu
FH 1.6.1 Vitamin :
Vitamin C
Vitamin E
Vitamin B5
Vitamin B9
196,9 mg
0,0 mg
6,5 mg
911,6 µg
FH 1.6.2 Mineral :
Natrium
Kalium
Kalsium
Magnesium
216,8 mg
4951,2 mg
1058,0 mg
798,8 mg
FH 2.1.2.5 Food allergies Tidak ada alergi
FH 4.1.1 Area and level of
knowledge
Inadekuat
Belum pernah
mendapatkan edukasi
gizi
FH 5.2 Avoidance behavior Air putih
Merasa mual jika minum
air putih
FH 7.3.Physical activity
 SMRS: Melakukan aktivitas
sehari-hari, bekerja sebagai
karyawan toko
 MRS: bedrest
Kesimpulan : Asupan makan pasien SMRS 2658,8 kkal, sedangkan saat MRS diketahui
terpenuhi 50%. Makanan yang dikonsumsi cukup bervariasi. Pasien menerima medikasi
yakni Allopurinol dan Febuxostat. Pasien tidak memiliki alergi makanan. Pasien tergolong
inadequat pengetahuan gizi, karena belum pernah mendapatkan edukasi gizi. Aktivitas
fisik SMRS melakukan aktivitas sehari-hari sebagai karyawan toko, sedangkan MRS hanya
bedrest.
C. Pengkajian Antropometri (AD)
Anthropometry Data (AD)
Domain Data Keterangan
AD 1.1.1 Height/Length 150 cm
AD 1.1.2 Weight 65 kg
AD 1.1.3 Frame size Large
AD 1.1.4 Weight change Turun 2 kg Selama 3 bulan terakhir
AD 1.1.5 Body Mass Index 28,9 kg/m2
Obesitas kelas 1 3
Kesimpulan: Pasien tergolong obesitas kelas 1 (28,9 kg/m2
), bentuk tubuh large dan
mengalami penurunan BB 2 kg selama 3 bulan terakhir.
D. Pengkajian Data Biokimia (BD)
Biochemical Data (BD)
Domain Data Keterangan 2,4
BD 1.2.1 BUN 31 mg/dL Tinggi (5-20 mg/dL)
BD 1.2.2 Creatinin 1,2 mg/dL Normal (0,6-1,3 mg/dL)
BD 1.7.1 Cholesterol serum 225 mg/dL Tinggi (<200 mg/dL)
BD 1.7.2 Cholesterol HDL 40,9 mg/dL Normal (30-70 mg/dL)
BD 1.7.3 Cholesterol LDL 85,9 mg/dL Normal (<130 mg/dL)
BD 1.7.7 Triglycerida 208 mg/dL Tinggi (35-135 mg/dL)
BD 1.10.1 Hemoglobin 10 g/dL Rendah (14-17 g/dL)
BD 1.10.2 Hematocrit 27,8% Rendah (42-52%)
Lain-lain
Asam urat
9 mg/dL Tinggi (2,4-5,7 mg/dL)
Kesimpulan : Kadar biokimia BUN, kolesterol, trigliserida dan asam urat pasien tergolong
tinggi, sehingga pasien terindikasi mengalami uremia, hiperurisemia dan hipertrigliserida.
Sedangkan Hb dan Ht pasien rendah.
E. Pengkajian Data Klinis / Fisik (PD)
Nutrition Focused Physical Findings (PD)
Domain Data Keterangan
PD 1.1.1 Overall apperance Sadar, pucat, lemas Bed-rest
PD 1.1.4 Extrimities, musles
and bones
 Nyeri luar biasa pada bagian
persendian ibu jari kaki
sebelah kanan
 Bagian pangkal ibu jari kaki
kanan terlihat bengkak dan
memerah
PD 1.1.5 Digestive system
(mouth to rectum)
Nafsu makan turun
PD 1.1.9  Tekanan darah : 130/100  Tekanan darah :
Vital sign mmHg
 Nadi : 90x/menit
 RR : 20 x/menit
 Suhu : 36,1°C
Hipertensi (Sistolik
120-139 dan Diastolik
80-89)
 Nadi : Normal (60-
100x/menit)
 RR : Normal (12-20
x/menit)
 Suhu : Normal (36°-
38° C).5
Kesimpulan: Pasien tampak sadar, pucat dan lemas. Pasien mengalami gangguan
ekstrimitas yakni nyeri luar biasa pada bagian persendian ibu jari kaki sebelah kanan,
bagian pangkal ibu jari kaki kanan terlihat bengkak dan memerah serta gangguan digestive
yakni nafsu makan turun. Pasien tergolong hipertensi (130/100 mmHg), dengan TTV lain
normal.
F. Comparative Standards
Comparative Standards (CS)
Domain Data Keterangan
CS 1.1.1 Total Energy
Estimated Needs
1540 kkal
SMRS: Berlebih (172,65%)
MRS: Inadequat (50%)
CS 1.1.2 Method for
estimating needs
Rumus The Mifflin-St.Jeor
BMR = 10 (BB) + 6,25
(TB) – 5(U) – 161
Energi = BMR x FA x FS
CS 2.1.1 Total fast
estimated needs
34,2 g
SMRS: Berlebih (352,3%)
MRS: Inadequat (50%)
CS 2.1.3 Method for
estimating needs
Buku Dietetik Penyakit
Tidak Menular Kemenkes 6
10-20%
CS 2.2.1 Total protein
estimated needs
57,5 g
SMRS: Berlebih (219,13%)
MRS: Inadequat (50%)
CS 2.1.3 Method for
estimating needs
Buku Dietetik Penyakit
Tidak Menular Kemenkes 6
1,0-1,2 g/KgBB
CS 2.3.1 Total
carbohydrate estimated
needs
251 g
SMRS: Berlebih (121%)
MRS: Inadequat (50%)
CS 2.3.3 Method for
estimating needs
Sisa pemenuhan kalori
(Kalori total – protein –
lemak)
CS 2.4.1 Total fiber
estimated needs
25 g
SMRS: Berlebih (143,2%)
MRS: Inadequat (50%)
CS 2.4.3 Method for
estimating needs
AKG 2019 7
CS 3.1.1 Total fluid
estimated needs
2-2,5 L/hari
SMRS: Inadequat (32%)
MRS: Inadequat (50%)
CS 4.1 Vitamin :
Vitamin C
Vitamin E
Vitamin B5
Vitamin B9
Method for estimating
needs
75 mg
15 µg
5 mg
400 µg
AKG 2019 7
Kaitannya dengan gout
CS 4.1 Mineral :
Natrium
Kalium
Kalsium
Magnesium
Method for estimating
needs
<2300 mg
4700 mg
1200 mg
340 mg
AKG 2019 7
Kaitannya dengan hipertensi
CS 5.1.1 Ideal/reference
body weight
 IBW = 55 kg
 AdBW = 57,5 kg
IBW = (TB-100) – 10%
dari (TB-100)
AdBW = 0,25 (ABW –
IBW) + IBW
CS 5.1.2 Recommended
BMI
Rentang 18,5-25,0 kg/m2 Tidak terpenuhi (28,9
kg/m2
)
Lain-lain
Purine
<150 mg/hari Kaitannya dengan
hiperurisemia
Kesimpulan : Secara umum, asupan makan pasien SMRS berlebih (172,65%), sedangkan
MRS tergolong defisit (hanya terpenuhi 50%).
IV. Diagnosis Gizi
(NI-2.1) Inadequate oral intake (P) berkaitan dengan penerimaan dan nafsu
makan rendah (kaitannya dengan rasa nyeri dan lemas), defisit pengetahuan dan
asupan gizi, (E) ditandai dengan defisit asupan makan MRS (50%). (S)
(NC-2.2) Altered nutrition-related laboratory values (P) berkaitan dengan
gangguan metabolisme purin dan lemak (E) ditandai dengan nilai biokimia
BUN (31 mg/dL), kolesterol (225 mg/dL), trigliserida (208 mg/dL) dan asam
urat (9 mg/dL) yang tinggi serta Hb (10 g/dL) dan Ht (27,8%) rendah. (S)
V. Intervensi Gizi
A. Perencanaan (Planning)
1. Tujuan Intervensi Gizi
a. Memenuhi kebutuhan asupan gizi dan cairan pasien sesuai kondisi dan
daya terima pasien agar berada pada status gizi normal.
b. Mencegah komplikasi kesehatan dan progresivitas penyakit.
c. Mengontrol nilai biokimia yakni BUN, kolesterol, trgiliserida dan
asam urat agar setidaknya mendekati nilai normal.
d. Mengedukasi pasien dan keluarga mengenai cara tatalaksana diet yang
tepat bagi pasien.
2. Preskripsi Diet
NP 1.1 Nutrition prescription
a. Kombinasi diet rendah purin dan DASH.
b. Energi: 1540 kkal.
c. Lemak: 34,2 g.
o Lemak jenuh (SAFA) <7% dari kebutuhan kalori
o Lemak tidak jenuh ganda (PUFA) <10% dari kebutuhan kalori
o Selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) sebanyak
12-15% dari kebutuhan kalori
o Kolesterol <200 mg/hari
d. Protein: 57,5 g, hindari bahan makanan sumber protein dengan
kandungan purin >150 mg/100 g. sumber protein hewani yang berasal
dari ikan dan protein nabati lebih dianjurkan.
e. Karbohidrat: 251 g, pilih karbohidrat kompleks.
f. Serat: 25 g/hari sesuai AKG 2019. Utamakan serat larut air yang
terdapat dalam apel, beras tumbuk atau beras merah, havermout dan
kacang-kacangan.
g. Cairan total sekitar 2-2,5 L/hari.
h. Asupan vitamin dan mineral yang sejalan dengan penanganan gout dan
hipertensi yaitu vitamin C (75 mg), vitamin E (15 µg), vitamin B5 (5
mg), vitamin B9 (400 µg), natrium (<2300 mg), kalium (4700 mg),
kalsium (1200 mg) dan magnesium (340 mg).
i. Purin <150 mg/hari.
j. Bahan makanan yang dihindari: kandungan purin tinggi (100-1000 mg
purin/100 g bahan makanan) antara lain otak, hari, jantung, ginjal,
jeroan, ekstrak daging atau kaldu, bebek, ikan sarden, makarel, remis
dan kerang.
k. Bahan makanan yang dibatasi: kandungan purin sedang (9-100 mg
purin/100 g bahan makanan) maksimal dikonsumsi 50-75 g daging,
ikan, atau unggas atau 1 mangkuk (100 g) sayuran sehari, antara lain
daging sapi, ikan, ayam, udang, kacang kering, tahu, tempe, asparagus,
bayam, daun singkong, kangkung, melinjo dan daun sop.
l. Bahan makanan yang diperbolehkan konsumsi setiap hari: kandungan
purin rendah antara lain nasi, ubi, jagung, singkong, roti, mei, bihun,
tepung beras, cake, kue-kue kering, pudding, susu, semua sayuran dan
buah-buahan kecuali yang dibatasi.
m. Pengolahan makanan diutamakan diolah dengan cara direbus,
panggang, kukus dan setup.
n. Batasi makanan yang mengandung banyak lemak seperti cake,
makanan siap saji, goreng-gorengan, dan makanan yang mengandung
natrium tinggi seperti ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan.
o. Hindari minuman beralkoho.
B. Rencana Implementasi
1. Pemberian Diet (Jenis, Bentuk dan Contoh Menu)
ND 1 Meals and Snacks
a. Jenis diet: Diet kombinasi rendah purin dan DASH.
b. Bentuk makanan (termasuk modifikasi):
i. Makanan biasa
ii. Rute makanan : oral.
iii. Jadwal makan: 3x sehari dengan 2x selingan, tambahan
supplement oral apabila tidak dapat mencukupi kebutuhan gizi
dari makanan. (menyesuaikan pasien)
c. Contoh (Rekomendasi) Menu Makanan untuk Ny. A
Waktu Makan
Nama
Makanan
Bahan
Makanan
Keterangan URT dan Gram
Matang
URT
Gram
matang
Sarapan Nasi putih Nasi putih 1 ½ piring 150
Pepes ikan Ikan bandeng 1 potong 50
Tumis tofu Tofu 1 potong 30
Wortel 2 ½ sdm 25
Olive oil ½ sdt 2,5
Gula pasir ½ sdt 2,5
Sup labu siam Labu siam 1 mangkok 100
Pepaya Pepaya 1 potong 100
Air putih Air putih
Selingan Jagung rebus Jagung 1 potong 100
Air putih Air putih
Makan siang Nasi putih Nasi putih 1 piring besar 200
Semur telur Putih telur 10 sdm 100
Kecap 1 sdm 15
Gula pasir 1 sdt 5
Olive oil ½ sdt 2,5
Sup sayur Buncis 2 ½ sdm 25
Wortel 2 ½ sdm 25
Apel Apel 1 potong 100
Air putih Air putih
Selingan Roti panggang Roti tawar 2 iris 40
Margarin 1 sdt 5
Jus alpukat Jus alpukat 1 gelas 100
Air putih Air putih
Makan malam Nasi putih Nasi putih 1 ½ piring 150
Bola daging Daging ayam 1 potong 50
Minyak kelapa ½ sdt 2,5
Sup sayur Wortel ½ mangkok 50
Kentang ½ mangkok 50
Tomat 2 sdm 24
Semangka Semangka 1 potong 100
Air putih Air putih
Total Zat Gizi
*Pemenuhan Vitamin Masih kurang, dapat diberikan multivitamin untuk
mencukupi kebutuhan
 Energi: 1573,4 kkal
 Protein: 59,7 gram
 Natrium: 1379,5 mg
 Kalium: 2257,5 mg
2. Edukasi dan Konseling Gizi
Pelaksanaan Pendidikan Gizi
Hari, tanggal 31 Mei 2022
Jam 10.00-11.00 WIB
Tempat Ruang rawat inap Ny. A
Topik Rekomendasi gizi terkait penyakit yang dialami
Tujuan  Meningkatkan pengetahuan pasien terkait tatalaksana diet
kaitannya dengan gout, hipertensi dan hipertrigliserida.
 Mengidentifikasi hambatan makan/preferensi pasien dan
memberikan saran sebagai ahli gizi, untuk memberikan diet
yang sesuai dalam rangka mencapai asupan gizi yang
memadai.
 Memotivasi pasien untuk berkomitmen menjalankan diet yang
telah disepakati dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatannya.
Sasaran Ny. A dan keluarga
Waktu 1 jam
Materi Overview penyakit yang dialami kaitannya dengan gizi, tatalaksana
diet rendah purin dan DASH, anjuran makan lain, serta motivasi
dan komitmen.
Metode Tatap muka, menggunakan health belief model agar pasien dapat
menerapkan rekomendasi diet karena mengetahui bahwa
penyakitnya dapat membawa dampak buruk pada kesehatan dan
mempercayai bahwa dengan menerapkan rekomendasi diet, ia
dapat terhindar dari konsekuensi buruk kesehatan.
Media Food model, leaflet, form Recall 24 jam, Daftar Penukar Bahan
Makanan dan alat URT.
 Lemak: 32,0 gram
 Karbohidrat: 264,5 gram
 Serat: 19,1 gram
 Vitamin C: 111,1 mg
 Vitamin E: 6,3 mg
 Vitamin B5: 5,5 mg
 Vitamin B9: 205,3 µg
 Kalsium: 208,6 mg
 Magnesium: 276,3 mg
 SFA: 8,9 g
 PUFA: 6,9 g
 MUFA: 13,5 g
 Kolesterol: 68,6 mg
 Purin: 12,9 mg
Evaluasi 1. Meminta pasien untuk memberikan kesimpulan terkait hasil
yang didapatkan dari sesi konseling secara lisan
2. Mengevaluasi kesiapan dan kesanggupan pasien dalam
melaksanakan diet yang disepakati
3. Evaluasi personal bagi ahli gizi terkait preferensi makanan
pasien
3. Koordinasi dengan Tenaga Kesehatan
Pertemuan Pokok diskusi Solusi dan Implementasi
Tenaga
Terlibat
1
Patogenesis,
diagnosis dan
pengobatan
penyakit secara
medis, interaksi
obat dan makanan
 Koordinasi mengenai asupan
makanan kepada dokter agar tidak
terjadi kondisi interaksi obat dengan
makanan yang tidak diinginkan
 Diskusi terkait pemberian
multivitamin untuk penunjangan
kebutuhan vitamin pasien
Dokter
2
Pencatatan rekam
medis, kondisi
klinis dan
perkembangan
pasien
 Melakukan pengontrolan status
biokimia, fisik, klinis pasien.
 Menggunakan skrining gizi,
pengukuran antropometri,
monitoring dan evaluasi.
 Memberikan informasi tambahan
lainnya terkait kesehatan pasien
Perawat
3
Penyusunan menu
makanan dan
materi edukasi-
konseling gizi
 Penyusunan menu diet sesuai
dengan kondisi kesehatan serta daya
terima pasien
 Diskusi mengenai materi edukasi
dan konseling gizi yang perlu
disampaikan kepada pasien
Ahli gizi
VI. Perencanaan Monitoring – Evaluasi Gizi
A. Asupan Makan (FH)
Indikator Evaluasi Metode Pelaksanaan Target
Pencapaian
Asupan
makanan
Mengevaluasi %
penghabisan asupan
makanan yang
disediakan RS
setelah mengalami
modifikasi diet
Metode visual comstock setiap pasien
selesai mengonsumsi makanan
100% makanan
yang disediakan
RS setelah
dimodifikasi
dapat diterima
dan dihabiskan
oleh pasien
Kebutuhan
zat gizi
tercukupi
Mengevaluasi
kecukupan zat gizi
setelah mengalami
modifikasi diet
Recall 24 jam setiap 3x/hari Kebutuhan zat
gizi makro
mikro pasien
terpenuhi
Pengetahuan
terkait diet
Pelaksanaan diet
sesuai rencana
Edukasi dan konseling gizi Pasien
melaksanakan
diet dengan
baik, lebih
paham kondisi
kesehatannya.
B. Antropometri (AD)
Indikator Evaluasi Metode Pelaksanaan
Target
Pencapaian
Berat badan Mengukur BB
pasien untuk
memastikan tidak
adanya penurunan
yang tidak
diinginkan
Pengukuran dengan timbangan tiap 1
minggu sekali serta perhitungan IMT
Tidak terjadi
penurunan BB
yang tidak
diinginkan
melainkan
mendekati
57,5 kg
(AdBw)
C. Biokimia (BD)
Indikator Evaluasi Metode Pelaksanaan
Target
Pencapaian
Biokimia Memantau kadar Periksa ke laboratorium seminggu BUN (5-20
nilai laboratorium
mendekat nilai
normal
sekali mg/dL),
kolesterol (<200
mg/dL),
trigliserida (35-
135 mg/dL),
asam urat (2,4-
5,7 mg/dL), Hb
(14-17 g/dL), Ht
(42-52%)
D. Klinis / Fisik (PD)
Indikator Evaluasi Metode Pelaksanaan
Target
Pencapaian
Lemah,
lemas, pucat
Mendata keluhan
pasien
 Observasi dan wawancara langsung
kepada pasien terkait kondisinya saat
visit harian
 Memberikan asupan untuk
memberikan kekuatan dan
penyembuhan supaya tidak lemas
Gejala
berkurang,
pasien terlihat
lebih
bugar/sehat
Nafsu makan
turun
Mendata keluhan
pasien
Observasi dan wawancara langsung
kepada pasien terkait kondisinya saat
visit harian
Nafsu makan
lebih
meningkat
Tekanan
darah
Mengukur tekanan
darah pasien
Menggunkana tensimeter Tekanan darah
mendekati
nilai normal
(120/80
mmHg)
VII. Pembahasan Kasus
Ny.A merupakan seorang pasien wanita, berusia 55 tahun dan
menderita gout artritis sejak 6 bulan lalu, datang ke rumah sakit dengan
kondisi sadar namun pucat dan lemas. Kemudian, pasien diskrining
menggunakan MUST untuk mengidentifikasi pasien dengan risiko kurang
gizi, malnutrisi dan obesitas. Di dalam MUST mencakup pedoman
manajemen yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah rencana
perawatan pada pasien rawat inap dan rawat jalan. Adapun indikator yang
menjadi variable penilaian skrining pada MUST yaitu dari Indeks Massa
Tubuh (IMT), persentase, persentase penurunan berat badan yang tidak
diinginkan (3-6 bulan lalu) dan penyakit berat yang diderita pasien serta
asupan makanan yang tidak adekuat. Berdasarkan hasil skrining, diperoleh
skor 2 (≥2), sehingga pasien dinyatakan membutuhkan proses asuhan gizi
terstandar untuk menangani masalah kesehatan yang dialaminya, didukung
dengan IMT 28,9 kg/m2
, tergolong obesitas kelas 1 dan penyakit gout artritis
sejak 6 bulan lalu.1
Berdasarkan pengkajian client history (CH), data penting yang
diperoleh dari Ny. A adalah sebagai berikut: pasien didiagnosa gout artritis.
Gout artritis adalah kondisi kelebihan asam urat (hiperurisemia). Asam urat
merupakan sisa hasil akhir metabolisme purin baik yang berasal dari makanan
yang dikonsumsi maupun yang berasal dari pemecahan protein tubuh (sel
tubuh yang rusak). Gout adalah gangguan inflamasi akut yang ditandai dengan
adanya nyeri akibat penimbunan kristal monosodium urat pada persendian
maupun jaringan lunak didalam tubuh. Kondisi nyeri yang dialami pasien
tersebut sesuai dengan tanda dan gejala penyakit gout, yakni nyeri pada
bagian persendian ibu jari kaki sebelah kanan, serta bagian pangkal ibu jari
kaki kanan terlihat bengkak dan memerah. Kondisi tersebut berujung kepada
kondisi lemah badan dan nafsu makan menurun. Adapun nilai normal asam
urat pada pria antara 3,4 - 7 mg/dl, sedangkan pada wanita 2,4 - 5,7 mg/dl.
Selain itu, diketahui bahwa pasien mengalami hipertensi dengan tekanan
darah 130/100 mmHg dan obesitas kelas 1 dengan IMT 28,9 kg/m2
.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis dimana tekanan
darah pada dinding (pembuluh darah bersih) meningkat. Obesitas adalah
kondisi medis yang digambarkan sebagai kelebihan berat badan dalam bentuk
lemak yang terakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan yang berat.6,8
Asam urat juga berhubungan dengan
tekanan darah, secara teori menjelaskan hubungan hiperurisemia dengan
hipertensi, hipertensi akan berakhir dalam penyakit mikrovaskuler dengan
hasil akhirnya berupa iskemi jaringan yang akan meningkatkan sintesis asam
urat melalui degradasi adenosin trifosfat (ATP) menjadi adenin dan xantin.
Hiperurisemia yang berlangsung lama dapat menyebabkan penyakit ginjal
kronis dengan perubahan tubuler. Hal ini dikarenakan terganggunya fungsi
ginjal dalam hal mengekskresi asam urat, dikarenakan beralih fungsi untuk
membuang kelebihan sodium dalam rangka menurunkan tekanan darah.9
Pada
kondisi obesitas, asupan purin yang tinggi akan mempengaruhi penumpukan
asam urat. Studi penelitian yang dilakukan di China, Jepang, Iraq dan
Amerika mengatakan bahwa obesitas merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tingginya kadar asam urat.10,11,12,13
Selanjutnya, diketahui
bahwa pasien SMRS bekerja sebagai karyawan toko dengan jam kerja 12
jam/hari dan lebih banyak berdiri. Sedangkan saat MRS pasien bedrest,
namun masih dapat beranjak dari tempat tidur dan kursi, dibantu keluarga jika
ingin pegi ke kamar mandi. Pasien dirumah tinggal bersama 2 anak dan suami.
Berdasarkan pengkajian food history (FH), data penting yang
diperoleh dari Ny. A adalah sebagai berikut: asupan makan pasien SMRS
(berasal dari kebiasaan makan 1 bulan terakhir menggunakan form SQ-FFQ)
tergolong berlebih yakni sekitar 2658,8 kkal. Dalam 1 bulan terakhir, Ny. A
memiliki kebiasaan makan nasi 3x sehari sebanyak 1½ centong , lauk hewani
telur dan ayam masing – masing 3x/minggu sebanyak 1-2 potong serta jeroan
seperti usu dan ampela 2x/minggu sebanyak 3 sdm, lauk nabati yang sering
dikonsumsi adalah tahu dan tempe 1-2x/hari sebanyak 2 ptg, buah yang biasa
dikonsumsi adalah pepaya, pisang, semangka 4x/minggu sebanyak 1 ptg.
Selain itu, Ny. A juga suka mengkonsumsi sayuran 3x/hari dimana sayuran yg
biasa dikonsumsi adalah buncis, kangkung, tauge, kacang panjang, dan labu
siam. Ny. A memiliki kebiasaan konsumsi teh manis sebanyak 2 gelas
besar/hari dengan gula sebanyak 3-4 sdm serta kurang minum air putih karena
merasa mual jika mengonsumsi air putih. Ny. A suka mengonsumsi cemilan
berupa gorengan setiap hari 2-3 ptg, kacang-kacangan dan emping goreng.
Kebiasaan makan berlebih tersebut menyebabkan kejadian obesitas pada
pasien. Kelebihan asupan makanan pada orang dewasa akan mengakibatkan
tubuh mengalami kelebihan asupan energi dibandingkan dengan kebutuhan
energi yang diperlukan tubuh untuk energy expenditure. Berbagai makanan
yang masuk ke dalam tubuh mengandung zat gizi yang akan diubah menjadi
sumber energi bagi tubuh. Zat gizi yang akan diubah menjadi energi
merupakan zat gizi makro penghasil energi meliputi karbohidrat, protein dan
lemak. Jika asupan karbohidrat berlebih maka kelebihan karbohidrat tersebut
akan disimpan tubuh sebagai glikogen dalam jumlah terbatas, dan sisanya
disimpan tubuh sebagai lemak. Pada asupan protein akan dibentuk sebagai
protein tubuh, dan kelebihan asupan protein akan disimpan sebagai lemak di
dalam tubuh. Sedangkan kelebihan asupan lemak akan tetap disimpan sebagai
lemak di dalam tubuh. Tubuh memiliki kemampuan yang tidak terbatas untuk
menyimpan kelebihan lemak tersebut.6
Ny. A tidak memiliki alergi terhadap
makanan. Sedangkan saat MRS, diketahui bahwa asupan makan pasien
tergolong defisit karena hanya terpenuhi 50% dari kebutuhan. Makanan yang
dikonsumsi pasien cukup bervariasi. Pasien diketahui tidak memiliki alergi,
menerima medikasi berupa allopurinol dan febuxostat serta defisit
pengetahuan gizi karena belum pernah mendapatkan edukasi gizi sebelumnya.
Aktivitas fisik SMSR tergolong berat (bekerja sebagai karyawan toko sehari-
hari, lebih banyak berdiri, sedangkan MRS tergolong ringan (bedrest).
Berdasarkan pengkajian anthropometry data (AD), data penting yang
diperoleh dari Ny. A adalah sebagai berikut: Pasien memiliki TB 150 cm, BB
65 kg (sebelumnya 67 kg, turun 2 kg dalam 3 bulan terakhir) dan frame size:
large. Kemudian, dihitung IMT pasien yang tergolong obesitas kelas 1 dengan
IMT 28,9 kg/m2
. S
Berdasarkan pengkajian biochemical data (BD), data penting yang
diperoleh dari Ny. A adalah sebagai berikut: pasien memiliki kadar BUN (31
mg/dL), kolesterol (225 mg/dL), trigliserida (208 mg/dL) dan asam urat yang
tinggi (9 mg/dL). Pasien terindikasi mengalami uremia, hiperurisemia dan
hipertrigliserida. Penyakit hiperurisemia dapat di kelompokkan menjadi
bentuk gout primer yang umumnya terjadi (90% kasus) penyebabnya tidak
diketahui dengan jelas, tapi di perkirakan akibat kelainan proses metabolisme
dalam tubuh, tapi yang pasti ada hubungannya dengan obesitas, hipertensi,
dislipidemia, dan diabetes melitus. Kondisi tersebut menguatkan diagnosis
medis, yakni gout artritis serta kondisi hipertensi dan obesitas pada pasien.6
Selain itu, diketahui bahwa Hb dan Ht pasien rendah.
Berdasarkan pengkajian physical and clinical data (PD), data penting
yang diperoleh dari Ny. A adalah sebagai berikut: pasien dalam kondisi sadar
namun pucat dan lemas. Pasien mengalami gangguan ekstrimitias yakni nyeri
luar biasa pada bagian persendian ibu jari kaki sebelah kanan dan bagian
pangkal ibu jari kaki kanan terlihat bengkak dan memerah. Kondisi tersebut
sesuai dengan kriteria dari diagnosis medis gout artritis, yang berujung kepada
gangguan digestive yakni penurunan nafsu makan. Tanda-tanda vital pasien
tergolong normal, kecuali tekanan darah yang tinggi sehingga pasien
dikatakan hipertensi (130/100 mmHg).
Berdasarkan pengkajian comparative standards (CS), data penting
yang diperoleh dari Ny. A adalah sebagai berikut: secara umum, asupan
makan pasien SMRS berlebih (172,65%), sedangkan MRS defisit (50%).
Perhitungan kebutuhan gizi pasien dihitung menggunakan AdBW (57,5 kg)
mengingat kondisi obesitas kelas 1 yang dialami pasien. Kebutuhan energi
pasien sebanyak 1540 kkal, berasal dari perhitungan rumus The Mifflin-
St.Jeor untuk wanita (REE = 10 (BB) + 6,25 (TB) – 5 (U) – 161, TEE = REE
x Fa x Fs). Faktor aktivitas dan stress yang digunakan adalah ringan untuk
keduanya yakni 1,1 dan 1,3. Adapun untuk protein, lemak dan karbohidrat
dihitung sesuai dengan pedoman Buku Dietetik Penyakit Tidak Menular
Kemenkes. Lemak yang dibutuhkan sejumlah 34,2 g (20% dari kebutuhan
kalori), protein sejumlah 57,5 (1,0 g x KgAdBW) dan karbohidrat berasal dari
sisa pemenuhan kalori yakni 251 g. Untuk cairan menggunakan 2-2,5 L/hari,
vitamin dan mineral disesuaikan dengan AKG 2019 dan konsumsi purin <150
mg/hari. Hal-hal lain akan dijelaskan lebih lanjut pada prekripsi diet.
Berdasarkan assessment yang telah dilakukan, didapatkan diagnosis
yang sesuai dengan kondisi kesehatan Ny. A saat ini yaitu :
- (NI-2.1) Inadequate oral intake (P) berkaitan dengan penerimaan dan
nafsu makan rendah (kaitannya dengan rasa nyeri dan lemas), defisit
pengetahuan dan asupan gizi, (E) ditandai dengan defisit asupan makan
MRS (50%). (S)
- (NC-2.2) Altered nutrition-related laboratory values (P) berkaitan dengan
gangguan metabolisme purin dan lemak (E) ditandai dengan nilai
biokimia BUN (31 mg/dL), kolesterol (225 mg/dL), trigliserida (208
mg/dL) dan asam urat (9 mg/dL) yang tinggi serta Hb (10 g/dL) dan Ht
(27,8%) rendah. (S)
Dengan demikian, diperlukan intervensi lengkap sebagai bentuk tindak
lanjut dan penanganan dari kondisi yang dialami pasien secara menyeluruh.
Pasien akan diberikan intervensi gizi, pemberian diit, pendidikan dan
konseling gizi. Ahli gizi yang menangani pasien juga akan melakukan
koordinasi dengan tim kesehatan lain, untuk menemukan solusi dan
pertimbangan terbaik terkait peningkatan derajat kesehatan pasien.
Tujuan intervensi antara lain: memenuhi kebutuhan asupan gizi dan
cairan pasien sesuai kondisi dan daya terima pasien agar berada pada status
gizi normal; mencegah komplikasi kesehatan dan progresivitas penyakit;
mengontrol nilai biokimia yakni BUN, kolesterol, trgiliserida dan asam urat
agar setidaknya mendekati nilai normal; serta mengedukasi pasien dan
keluarga mengenai cara tatalaksana diet yang tepat bagi pasien.
Preskripsi diet diberikan kepada Ny. A:
a. Kombinasi diet purin dan DASH. Diet tersebut dipilih karena kondisi
pasien yang mengalami gout artritis sehingga perlu pembatasan purin,
hipertensi kaitannya dengan pembatasan natrium/sodium, dan
hipertrigliserida kaitannya dengan pembatasan jumlah dan jenis lemak
tertentu.
b. Energi: 1540 kkal. Jumlah energi yang diberikan disesuaikan dengan
kebutuhan berdasarkan usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan,
aktivitas. Bila terjadi kelebihan berat badan, asupan energi harus
dikurangi secara bertahap sebanyak 500-1000 Kal atau 10-15 % dari
kebutuhan normal atau menggunakan AdBW atau IBW dalam
perhitungannya. Disamping itu harus dijaga jangan sampai terjadi
kekurangan energi atau BB dibawah normal. Kekurangan energi justru
dapat meningkatkan asam urat karena adanya benda keton yang dapat
mengurangi pembuangan asam urat melalui urine.8
c. Lemak: 34,2 g. Lemak cenderung menghambat pembuangan asam urat
melalui urin. Oleh karena itu sebaiknya lemak diberikan terbatas yaitu
10-20% dari energi total atau idealnya 15 % kebutuhan energi total.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subyek dengan kadar kolesterol
tinggi (>200mg/ dl) ternyata memiliki risiko menderita hiperurisemia
9 kali dibandingkan dengan kadar koleterol < 200 mg/dl.8
o Lemak jenuh (SAFA) <7% dari kebutuhan kalori
o Lemak tidak jenuh ganda (PUFA) <10% dari kebutuhan kalori
o Selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) sebanyak
12-15% dari kebutuhan kalori
o Kolesterol <200 mg/hari
d. Protein: 57,5 g. Terdapat hubungan antara makanan tinggi protein dan
purin dengan hiperurisemia. Kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi
purin sekitar 200 g, meningkatkan risiko hiperurisemia 3 kali lipat
dibandingkan tak mengkonsumsi. Diet normal mengandung purin
sekitar 600- 1000 mg/hari. Penderita Gout sebaiknya mengkonsumsi
diet rendah purin. Protein diberikan dalam jumlah cukup (1-1,2 g/kg
BB/hari) atau 10-15% kebutuhan energi total, tetapi hendaknya
dihindari sumber protein yang mengandung purin tinggi terutama yang
berasal dari hewani untuk menghindari peningkatan produksi asam
urat. Protein sebaiknya yang bersumber dari nabati, susu, keju dan
telur.8
e. Karbohidrat: 251 g, pilih karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks
mampu meningkatkan ekskressi asam urat melalui urine. Sebaliknya,
konsumsi karbohidrat sederhana yang banyak mengandung fruktosa
seperti gula, permen, sirup manis dibatasi atau dihindari karena dapat
meningkatkan kadar asam urat darah. Berdasarkan hasil penelitian,
jumlah konsumsi karbohidrat sebaiknya < 350 g/hari dan >100 g/hari,
karena hasil penelitian menunjukkan konsumsi karbohidrat >350
g/hari meningkatkan risiko hiperurisemia 3 kali lebih tinggi.8
f. Serat: 25 g/hari sesuai AKG 2019. Utamakan serat larut air yang
terdapat dalam apel, beras tumbuk atau beras merah, havermout dan
kacang-kacangan.
g. Cairan total sekitar 2-2,5 L/hari. Konsumsi tinggi cairan terutama dari
minuman dapat membantu pengeluaran asam urat melalui urin.
Minuman sebaiknya air putih atau sumber lain seperti teh, kopi, sirup,
sari buah/jus buah. Buah-buahan yang banyak cairan seperti
semangka, melon, jambu air baik dikonsumsi, tetapi buah yang banyak
mengandung purin dan lemak tinggi sebaiknya dihindari seperti
alpukat dan durian. Pemberian air putih hangat pada pagi hari atau
bangun tidur sangat baik diberikan.8
h. Asupan vitamin dan mineral yang sejalan dengan penanganan gout dan
hipertensi yaitu vitamin C (75 mg), vitamin E (15 µg), vitamin B5 (5
mg), vitamin B9 (400 µg), natrium (<2300 mg), kalium (4700 mg),
kalsium (1200 mg) dan magnesium (340 mg). Vitamin dan mineral
diberikan cukup sesuai dengan kebutuhan dan beberapa diantaranya
dapat diberikan lebih tinggi dalam bentuk suplemen seperti vit C, E, B
dan asam folat. Hasil penelitian menunjukkan vitamin C dosis tinggi
memberi efek meningkatkan pembuangan asam urat melalui urin,
tetapi perlu diwaspadai vitamin C dosis tinggi mermberikan efek
samping pada sistem pencernaan. Vitamin B sangat penting sebagai
koenzim. Asam pantotenat membantu pemecahan asam urat, demikian
pula asam folat bermanfaat untuk mencegah serangan asam urat tetapi
sebaliknya vitamin B-3 justru meningkatkan produksi asam urat.
Vitamin E membantu menjaga kestabilan agar asam urat berada dalam
keadaan normal.8
Natrium dapat menyebabkan penumpukan cairan
tubuh yang dapat menimbulkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Untuk menstabilkan kandungan natrium yang terlalu tinggi maka
dibutuhkan makanan yang mengandung kalium. Sama halnya dengan
natrium, kalium juga berperan dalam menjaga keseimbangan cairan
dan asam basa dalam tubuh. Magnesium berfungsi untuk melembutkan
dan melenturkan pembuluh darah sehingga baik untuk mengurangi
tekanan darah tinggi. Kalsium dapat menurunkan tekanan darah tinggi
dan risiko keguguran janin akibat hipertensi akut pada ibu hamil (pre-
eklampsi).6
i. Purin <150 mg/hari.
j. Bahan makanan yang dihindari: kandungan purin tinggi (100-1000 mg
purin/100 g bahan makanan) antara lain otak, hari, jantung, ginjal,
jeroan, ekstrak daging atau kaldu, bebek, ikan sarden, makarel, remis
dan kerang.
k. Bahan makanan yang dibatasi: kandungan purin sedang (9-100 mg
purin/100 g bahan makanan) maksimal dikonsumsi 50-75 g daging,
ikan, atau unggas atau 1 mangkuk (100 g) sayuran sehari, antara lain
daging sapi, ikan, ayam, udang, kacang kering, tahu, tempe, asparagus,
bayam, daun singkong, kangkung, melinjo dan daun sop.
l. Bahan makanan yang diperbolehkan konsumsi setiap hari: kandungan
purin rendah antara lain nasi, ubi, jagung, singkong, roti, mei, bihun,
tepung beras, cake, kue-kue kering, pudding, susu, semua sayuran dan
buah-buahan kecuali yang dibatasi.
m. Pengolahan makanan diutamakan diolah dengan cara direbus,
panggang, kukus dan setup.
n. Batasi makanan yang mengandung banyak lemak seperti cake,
makanan siap saji, goreng-gorengan, dan makanan yang mengandung
natrium tinggi seperti ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan.
o. Hindari minuman beralkohol. Penelitian menunjukkan kadar asam urat
orang yang mengkonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan yang
tidak mengkonsumsi alkohol. Orang yang mengkonsumsi alkohol
setiap hari memiliki risiko terkena gout sekitar 50%. Hal ini
disebabkan alkohol meningkatkan kadar asam laktat darah. Asam
laktat yang dihasilkan akan menghambat pengeluaran asam urat .
Selain itu minuman beralkohol seperti bir, anggur, tape, brem banyak
mengandung purin yang semakin meningkatkan kadar asam urat
darah. Untuk itu konsumsi alkohol dan minuman beralkohol harus
dihindari pada penderita gout.8
Segala intervensi tersebut, diaplikasikan kedalam rekomendasi menu
dalam sehari. Rekomendasi menu yang dibuat secara umum telah memenuhi
kebutuhan pasien, yakni energi, protein, karbohidrat, lemak, serat, cairan,
vitamin C, vitamin E, vitamin B5, vitamin B9, natrium, kalium, kalsium,
magnesium serta kandungan purin. Adapun kebutuhan zat gizi mikro yang
belum terpenuhi, bisa cukupi dengan suplement/multivitamin. Diberikan 3x
makan utama dan 2x selingan. Untuk sarapan yakni: nasi putih, pepes ikan,
tumis tofu, sup labu siam, pepaya dan air putih. Makan siang yakni: nasi
putih, semur telur, sup sayur, apel dan air putih. Makan malam yakni: nasi
putih, bola daging, sup sayur, semangka dan air putih. Selingan yang
diberikan adalah jagung rebus, roti panggang dan jus alpukat. Pemilihan
bahan makanan serta pengolahannya telah disesuaikan dengan preskripsi diet.
Edukasi dan konseling gizi juga diberikan kepada Ny. A, dengan
tujuan: meningkatkan pengetahuan pasien terkait tatalaksana diet kaitannya
dengan gout, hipertensi dan hipertrigliserida; mengidentifikasi hambatan
makan/preferensi pasien dan memberikan saran sebagai ahli gizi, untuk
memberikan diet yang sesuai dalam rangka mencapai asupan gizi yang
memadai; dan memotivasi pasien untuk berkomitmen menjalankan diet yang
telah disepakati dalam rangka meningkatkan derajat kesehatannya. Materi
yang diberikan adalah overview penyakit yang dialami kaitannya dengan gizi,
tatalaksana diet rendah purin dan DASH, anjuran makan lain, serta motivasi
dan komitmen. Metode yang digunakan adalah health belief model, dengan
media berupa food model, leaflet, form Recall 24 jam, Daftar Penukar Bahan
Makanan dan alat URT. Evaluasi juga dilakukan terhadap pasien, yang pada
intinya untuk mengevaluasi kesiapan dan kesanggupan pasien dalam
melaksanakan diet yang telah disepakati. Output yang diharapkan dari
pendidikan dan konseling gizi ini menambah pengetahuan dan wawasan
pasien mengenai tatalaksana diet kanker yang diidap serta kelak mampu
mengaplikasikan secara mandiri ilmu/bekal saat keluar dari rumah sakit.
Ahli gizi penanggung jawab Ny. A juga akan melakukan koordinasi
dengan tenaga kesehatan lain. Ahli Gizi perlu berdiskusi terkait patogenesis,
diagnosis, pengobatan penyakit, interaksi obat makanan dengan dokter. Ahli
gizi juga perlu melakukan pemantauan terhadap perkembangan kondisi klinis
pasien, melalui pencatatan rekam medis oleh perawat. Ahli gizi sebagai
penanggung jawab Ny. A bersama ahli gizi lainnya juga harus berdiskusi
terkait intervensi gizi dan perencanaan menu yang akan diberikan.
Tahapan terakhir dari serangkaian penanganan terhadap Ny. A adalah
monitoring dan evaluasi. Tahapan ini mencakup aspek asupan makanan,
antropometri, biokimia dan fisik/klinis. Aspek asupan makanan dilakukan
melalui metode visual comstock, untuk memastikan penghabisan konsumsi
makanan yang dimodifikasi sebelumnya sesuai kebutuhan, kemampuan dan
selera pasien. Recall 24 jam setiap 3x/hari dilakukan untuk mengevaluasi
kecukupan zat gizi setelah mengalami modifikasi diet. Selain itu, pengetahuan
juga dievaluasi setiap melakukan edukasi dan konseling gizi bersama pasien.
Aspek antropometri penting dilakukan untuk memantau BB pasien yang
diukur seminggu sekali dengan target Ny. A dapat mencapai nilai normal
yakni AdBW (57,5 kg) dan IMT (18,5-25,0 kg/m2
). Aspek biokimia dilakukan
untuk mengontrol kadar BUN (5-20 mg/dL), kolesterol (<200 mg/dL),
trigliserida (35-135 mg/dL), asam urat (2,4-5,7 mg/dL), Hb (14-17 g/dL), Ht
(42-52%) mendekati nilai normal. Aspek fisik/klinis terkait observasi dan
pemantauan keadaan Tn. A dengan target rasa lemah, lemas, pucat berkurang,
nafsu makan meningkat serta tekanan darah mendekati nilai normal (120/80
mmHg).
VIII. Penutup / Kesimpulan
Ny. A merupakan pasien wanita berusia 55 tahun dengan diagnosis
medis gout artritis. Berdasarkan segala data yang didapatkan dari skrining
MUST, diketahui bahwa Ny. A membutuhkan PAGT karena beliau berisiko
malnutrisi dengan skor MST 2 (≥2). Selanjutnya dilakukan serangkaian
pengkajian client history, food history, anthropometry data, biochemical data,
physical and clinical data serta comparative standards. Dari pengkajian
tersebut diperoleh diagnosis berupa inadequat oral intake dan altered
nutrition-related laboratory values. Oleh karena itu, perlu dilakukan intervensi
diet untuk pasien kanker yang tepat yakni diet kombinasi rendah purin dan
DASH. Prinsip pemberian diet adalah pembatasan konsumsi purin dan
protein, natrium/sodium, serta jenis lemak tertentu sesuai dengan keadaan
pasien saat ini yakni gout, hipertensi, hipertrigliserida dan obesitas. Dilakukan
edukasi dan konseling gizi, serta koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
(dokter, ahli gizi lain, dan perawat) untuk memastikan intervensi berjalan
dengan maksimal. Pada tahap terakhir dilakukan monitoring dan evaluasi
berkala mencakup asupan makan, antropometri, biokimia dan fisik/klinis
pasien. Diharapkan proses PAGT yang sudah diterapkan dapat menunjang
kesehatan Ny. A dalam proses pengobatan.
LAMPIRAN :
A. Leaflet Pasien
B. Leaflet Bahan Penukar
C. Perhitungan Status Gizi Ny. A
IMT = BB (kg)/TB2
(m)
= 65 /1502
= 28,9 kg/m2
%BF = (1,2 x IMT) + (0,23 x U) – (10,9 x sex) – 5,4
= (1,2 x 28,9) + (0,23 x 55) – (10,9 x 0) – 5,4
= 34,68 + 12,65 – 0 – 5,4
= 41,93% (poor)
D. Kebutuhan Zat Gizi Ny. A
Ideal/reference body weight
Untuk BBI dewasa (>12 tahun) menggunakan Rumus Brocca :
IBW = (TB-100) – 10% dari (TB-100)
= (150-100) – 10% (150-100)
= 55 kg
Jika TB pria <160 cm dan TB wanita <150cm, tidak perlu dikurangi 10%.
AdBW = 0,25 (ABW – IBW) + IBW
= 0,25 (65 – 55) + 55
= 57,5 kg
Kebutuhan energi dan zat gizi makro
Energi
Rumus perhitungan kebutuhan energi yang digunakan adalah Rumus The
Mifflin-St. Jeor :
REE = 10 (BB) + 6,25 (TB) – 5(U) - 161
= 10 (57,5) + 6,25 (150) – 5(55) – 161
= 575 + 937,5 – 275 – 161
= 1076,5 kkal
TEE = BMR x FA x FS
= 1076,5 kkal x 1,1 x 1,3
= 1539,4 ≈ 1540 kkal
Protein
Berdasarkan buku Dietetik Penyakit Tidak Menular Kemenkes, kebutuhan
protein untuk pasien dengan gout adalah cukup yakni : 1,0-1,2 g/KgBB.
Protein = 1,0 x 57,5
= 57,5 g ≈ 230 kkal
Lemak
Berdasarkan buku Dietetik Penyakit Tidak Menular Kemenkes, kebutuhan
lemak untuk pasien dengan gout adalah sedang yakni : 10-20% dari kebutuhan
energi total.
Lemak = 20% (1540 kkal)
= 308 kkal ≈ 34,2 g
Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat dihitung menggunakan sisa pemenuhan kebutuhan
kalori dari protein dan lemak.
Karbobidrat = (Kalori total – protein – lemak)
= 1540 – 230 – 308 kkal
= 1002 kkal ≈ 251 g
Serat
Serat yang diberikan sesuai dengan AKG 2019, yakni 25 g/hari.
Cairan
Cairan direkomendasikan 2-2,5 liter/hari.
Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral yang diberikan sesuai dengan AKG 2019.
E. Hasil SQ-FFQ
KUESIONER FREKUENSI KONSUMSI ASUPAN GIZI SEMI KUANTITATIF
Nama : Ny. A
Usia : 55 tahun
Nama Bahan
Makanan
Teknik
pengolahan
(kebiasaan)
Frekuensi Konsumsi
Porsi per kali makan
Berat
mentah
(n)
Rata-
rata
frek/hr
(f)
Rata-rata
asupan
gr/hari
(n x f)
Hari
Minggu Bulan
URT
berat matang
(g)
grg tms rbs x/mgg x/hr x/bln x/hr grg tms rbs
KARBOHIDRAT
Nasi putih v 3 1 ½ ctg 75 30 3 90
PROTEIN HEWANI
Telur ayam v 3 2 btr 120 108 3/7 46,3
Daging ayam v 3 2 ptg 80 80 3/7 34,28
Usus v 2 3 sdm 30 2/7 8,57
Ampela v 2 3 sdm 30 2/7 8,57
PROTEIN NABATI
Tempe v 2 2 ptg 100 100 2 200
Tahu v 2 2 ptg 80 80 2 160
Kacang-kacangan v 1 1 gngg 20 20 1 20
Emping goreng v 1 1 gngg 10 15 1 15
SAYURAN
Buncis v 3 1 mgk 100 3 300
Kangkung v 3 1 mgk 100 3 300
Tauge v 3 1 mgk 100 3 300
Kacang panjang v 3 1 mgk 100 3 300
Labu siam v 3 1 mgk 100 3 300
BUAH-BUAHAN
Semangka 4 1 ptg 100 4/7 57,1
Pepaya 4 1 ptg 100 4/7 57,1
Pisang 4 1 ptg 100 4/7 57,1
SERBA-SERBI
Gula pasir 4 1 sdm 10 10 4 40
Gorengan v 3 1 bh 50 50 3 150
CAIRAN
Teh v 4 1 sdm 5 5 2 10
Minyak 2 1 sdm 10 10 2 20
F. Hasil Analisis Zat Gizi SQ-FFQ
=============================================================
Analysis of the food record
=============================================================
Food Amount energy carbohydr.
beras putih giling 90 g 324,8 kcal 71,6 g
telur ayam 46,28 g 71,8 kcal 0,5 g
daging ayam 34,28 g 97,7 kcal 0,0 g
usus ayam 8,57 g 8,0 kcal 0,0 g
ati ayam 8,57 g 13,5 kcal 0,1 g
tempe kedele murni 200 g 398,2 kcal 34,0 g
tahu 160 g 121,6 kcal 3,0 g
kacang mete kupas kulit 20 g 117,8 kcal 4,1 g
emping melinjo mentah 15 g 49,8 kcal 9,7 g
buncis mentah 300 g 104,7 kcal 23,7 g
kangkung 300 g 45,2 kcal 6,3 g
toge kacang hijau mentah 300 g 182,8 kcal 14,4 g
labu siam mentah 300 g 60,2 kcal 12,9 g
semangka 57,1 g 18,3 kcal 4,1 g
pepaya 57,1 g 22,2 kcal 5,6 g
pisang ambon 57,1 g 52,5 kcal 13,4 g
gula pasir 40 g 154,8 kcal 40,0 g
cireng/bakwan 150 g 809,9 kcal 58,8 g
teh 10 g 5,0 kcal 1,0 g
Meal analysis: energy 2658,8 kcal (100 %), carbohydrate 303,1 g (100 %)
=============================================================
Result
=============================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
_____________________________________________________________________
energy 2658,8 kcal 2036,3 kcal 131 %
water 0,0 g 2700,0 g 0 %
protein 126,0 g(18%) 60,1 g(12 %) 209 %
fat 120,5 g(38%) 69,1 g(< 30 %) 174 %
carbohydr. 303,1 g(44%) 290,7 g(> 55 %) 104 %
dietary fiber 35,8 g 30,0 g 119 %
alcohol 0,0 g - -
PUFA 59,2 g 10,0 g 592 %
cholesterol 280,4 mg - -
Vit. A 2377,4 µg 800,0 µg 297 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E (eq.) 17,9 mg 12,0 mg 149 %
Vit. B1 1,8 mg 1,0 mg 180 %
Vit. B2 2,0 mg 1,2 mg 166 %
Vit. B6 2,5 mg 1,2 mg 207 %
tot. fol.acid 911,6 µg 400,0 µg 228 %
niacineequiv. 0,0 mg 13,0 mg 0 %
pantoth. acid 6,5 mg 6,0 mg 108 %
Vit. C 196,9 mg 100,0 mg 197 %
Vit. K 0,0 µg 60,0 µg 0 %
sodium 216,8 mg 2000,0 mg 11 %
Vit. E 0,0 mg - -
Vit. B12 6,3 µg 3,0 µg 209 %
Vit. D 0,5 µg 5,0 µg 9 %
Se 0,0 µg - -
potassium 4951,2 mg 3500,0 mg 141 %
calcium 1058,0 mg 1000,0 mg 106 %
chlorine 0,0 mg - -
magnesium 798,8 mg 310,0 mg 258 %
phosphorus 1750,5 mg 700,0 mg 250 %
m.uns.f.acids 33,7 g - -
sat. FA 19,4 g - -
copper 3,7 mg 1,3 mg 299 %
iron 29,9 mg 15,0 mg 199 %
purine N 0,0 mg - -
uric acid 0,0 mg - -
zinc 13,8 mg 7,0 mg 197 %
G. Hasil Analisis Zat Gizi Rekomendasi Menu
=============================================================
Analysis of the food record
=============================================================
Food Amount energy carbohydr.
_____________________________________________________________________
Sarapan
nasi putih 150 g 195.0 kcal 42.9 g
ikan bandeng 50 g 41.9 kcal 0.0 g
Tofu fresh 30 g 23.2 kcal 0.2 g
Carrot fresh 25 g 6.5 kcal 1.2 g
Olive oil 2.5 g 22.0 kcal 0.0 g
gula pasir 2.5 g 9.7 kcal 2.5 g
labu siam mentah 100 g 20.1 kcal 4.3 g
pepaya 100 g 39.0 kcal 9.8 g
Meal analysis: energy 357.3 kcal (23 %), carbohydrate 60.9 g (23 %)
Selingan
jagung kuning segar 100 g 108.0 kcal 25.1 g
Meal analysis: energy 108.0 kcal (7 %), carbohydrate 25.1 g (9 %)
Makan siang
nasi putih 200 g 260.0 kcal 57.2 g
telur ayam bagian putih 100 g 50.0 kcal 1.0 g
kecap 15 g 9.0 kcal 0.8 g
gula pasir 5 g 19.3 kcal 5.0 g
Olive oil 2.5 g 22.0 kcal 0.0 g
buncis mentah 25 g 8.7 kcal 2.0 g
Carrot fresh 25 g 6.5 kcal 1.2 g
apel 100 g 59.0 kcal 15.3 g
Meal analysis: energy 434.6 kcal (28 %), carbohydrate 82.5 g (31 %)
Selingan
roti tawar 40 g 109.6 kcal 20.8 g
margarin 5 g 31.8 kcal 0.0 g
jus alpukat 100 g 79.1 kcal 11.8 g
Meal analysis: energy 220.5 kcal (14 %), carbohydrate 32.6 g (12 %)
Makan malam
nasi putih 150 g 195.0 kcal 42.9 g
daging ayam 50 g 142.4 kcal 0.0 g
minyak kelapa 2.5 g 21.6 kcal 0.0 g
Carrot fresh cooked 50 g 10.5 kcal 1.8 g
kentang 50 g 46.5 kcal 10.8 g
Tomatoes fresh cooked 25 g 4.9 kcal 0.7 g
semangka 100 g 32.0 kcal 7.2 g
Meal analysis: energy 453.0 kcal (29 %), carbohydrate 63.4 g (24 %)
=============================================================
Result
=============================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
_____________________________________________________________________
energy 1573.4 kcal 2036.3 kcal 77 %
protein 59.7 g(15%) 60.1 g(12 %) 99 %
carbohydr. 264.5 g(67%) 290.7 g(> 55 %) 91 %
fat 32.0 g(18%) 69.1 g(< 30 %) 46 %
dietary fiber 19.1 g 30.0 g 64 %
water 138.9 g 2700.0 g 5 %
Vit. A 1774.8 µg 800.0 µg 222 %
Vit. C 111.1 mg 100.0 mg 111 %
Vit. D 5.0 µg 5.0 µg 100 %
Vit. E (eq.) 4.8 mg 12.0 mg 40 %
Vit. E 1.5 mg - -
Vit. B1 0.9 mg 1.0 mg 88 %
Vit. B2 1.1 mg 1.2 mg 88 %
niacineequiv. 1.6 mg 13.0 mg 12 %
sodium 1379.5 mg 2000.0 mg 69 %
niacine 11.7 mg - -
pantoth. acid 5.5 mg 6.0 mg 92 %
Vit. B6 1.2 mg 1.2 mg 98 %
biotine 6.7 µg 45.0 µg 15 %
Vit. B12 1.5 µg 3.0 µg 48 %
tot. fol.acid 205.3 µg 400.0 µg 51 %
lactose 0.0 g - -
zinc 5.7 mg 7.0 mg 82 %
potassium 2257.5 mg 3500.0 mg 65 %
glucose 1.7 g - -
fluorine 36.3 µg 3.0 µg 1208 %
magnesium 276.3 mg 310.0 mg 89 %
manganese 3.3 mg 3.5 mg 93 %
sucrose 29.7 g - -
phosphorus 754.2 mg 700.0 mg 108 %
copper 0.9 mg 1.3 mg 72 %
Vit. K 54.8 µg 60.0 µg 91 %
iron 7.5 mg 15.0 mg 50 %
calcium 208.6 mg 1000.0 mg 21 %
cholesterol 68.6 mg - -
sat. FA 8.9 g - -
m.uns.f.acids 13.5 g - -
PUFA 6.9 g 10.0 g 69 %
short FA 0.0 g - -
middle FA 0.0 g - -
purine N 12.9 mg - -
Daftar Pustaka :
1. Murphy, Jane; Mayor, Alice; Forde, Emer. Identifying and Treating Older
Patients with Malnutrition in Primary Care: The Must Screening Tool. British
Journal Of General Practice.201; 68 (672): 344-345.
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Interpretasi Data Klinik.
Jakarta: Kemenkes. 2011.
3. WHO (2000). The Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and Its
Treatment. Geneva: WHO.
4. Mahan, LK,, Raymond, JL. Krause’s Food & Nutrition Care Process 14th ed.
Amerika: Saunders Publishing. 2016
5. Melyana, M., & Sarotama, A.. Implementasi Peringatan Abnormalitas Tanda-
Tanda Vital pada Telemedicine Workstation. Prosiding Semnastek. 2019.
6. Suryani, I., Isdiany, N., Kusumayanti. Bahan Ajar Gizi : Dietetik Penyakit Tidak
Menular. Jakarta: Badan PPSDM Kementrian Kesehatan RI. 2018.
7. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. PMK No. 28 Tahun 2019 Tentang
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia.
Indonesia: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019.
8. Kusumayanti, Ga Dewi; Wiardani, Ni Komang; Sugiani, Pande Putu Sri. Diet
mencegah dan mengatasi gangguan asam urat. Jurnal Ilmu Gizi, 2014, 5.1: 69-78.
9. Lingga, L. 2012. Bebas Penyakit Asam Urat Tanpa Obat. Jakarta : PT Agro
Media Pustaka.
10. Choi, H. K., Atkinson, K., Karlson, E. W., Willett, W., & Curhan, G. (2004).
Purine-Rich Foods, Dairy and Protein Intake, and the Risk of Gout in Men. New
England Journal of Medicine, 350(11) : 1093–1103.
11. Duan, Y., Liang, W., Zhu, L., Zhang, T., Wang, L., Nie, Z., Yao, Y. (2015).
Association between serum uric acid levels and obesity among university students
(China). Nutricion Hospitalaria, 31(6) : 2407–2411.
12. Essa, S. A., Mishari, A. K., & Kadhom, Q. I. (2015). Association Between Serum
Uric Acid And Obesity. Journal of University of Babylon, 23(2) : 899-903.
13. Oyama, C., Takahashi, T., Oyamada, M., Oyamada, T., Ohno, T., Miyashita, M.,
Takada, G. (2006). Serum uric acid as an obesity-related indicator in early
adolescence. Tohoku Journal of Experimental Medicine, 209(3) : 257–262.

More Related Content

What's hot

Sử dụng máu , chế phẩm máu trong 1 số trường hợp
Sử dụng máu , chế phẩm máu trong 1 số trường hợpSử dụng máu , chế phẩm máu trong 1 số trường hợp
Sử dụng máu , chế phẩm máu trong 1 số trường hợp
SỨC KHỎE VÀ CUỘC SỐNG
 
Chấn thương vết thương ngực.pptx
Chấn thương vết thương ngực.pptxChấn thương vết thương ngực.pptx
Chấn thương vết thương ngực.pptx
DexFaq Origin
 
ĐIỀU TRỊ XUẤT HUYẾT TIÊU HÓA TRÊN DO VỠ GIÃN TĨNH MẠCH THỰC QUẢN
ĐIỀU TRỊ XUẤT HUYẾT TIÊU HÓA TRÊN DO VỠ GIÃN TĨNH MẠCH THỰC QUẢNĐIỀU TRỊ XUẤT HUYẾT TIÊU HÓA TRÊN DO VỠ GIÃN TĨNH MẠCH THỰC QUẢN
ĐIỀU TRỊ XUẤT HUYẾT TIÊU HÓA TRÊN DO VỠ GIÃN TĨNH MẠCH THỰC QUẢN
SoM
 
Luận án: Phát hiện người mang gen bệnh hemophilia A, HAY
Luận án: Phát hiện người mang gen bệnh hemophilia A, HAYLuận án: Phát hiện người mang gen bệnh hemophilia A, HAY
Luận án: Phát hiện người mang gen bệnh hemophilia A, HAY
Dịch vụ viết bài trọn gói ZALO 0917193864
 
các thể lâm sàng ards
các thể lâm sàng ardscác thể lâm sàng ards
các thể lâm sàng ards
SoM
 
KHÁNG SINH ĐIỀU TRỊ VIÊM PHỔI
KHÁNG SINH ĐIỀU TRỊ VIÊM PHỔIKHÁNG SINH ĐIỀU TRỊ VIÊM PHỔI
KHÁNG SINH ĐIỀU TRỊ VIÊM PHỔI
SoM
 
08 slide dieu chinh pa co2
08 slide dieu chinh pa co208 slide dieu chinh pa co2
08 slide dieu chinh pa co2
SỨC KHỎE VÀ CUỘC SỐNG
 
Marker tim mach
Marker tim machMarker tim mach
Marker tim mach
ssuser48d166
 
DDAs trong điều trị viêm gan C
DDAs trong điều trị viêm gan CDDAs trong điều trị viêm gan C
DDAs trong điều trị viêm gan C
Thanh Liem Vo
 
02 slide cau tao may tho
02 slide cau tao may tho02 slide cau tao may tho
02 slide cau tao may tho
SỨC KHỎE VÀ CUỘC SỐNG
 
HIV và các xét nghiệm HIV
HIV và các xét nghiệm HIVHIV và các xét nghiệm HIV
HIV và các xét nghiệm HIV
Yhoccongdong.com
 
Thong khi co hoc trong ali ards 2006
Thong khi co hoc trong ali ards 2006Thong khi co hoc trong ali ards 2006
Thong khi co hoc trong ali ards 2006
SỨC KHỎE VÀ CUỘC SỐNG
 
03 slide cac mode tho co ban
03 slide cac mode tho co ban03 slide cac mode tho co ban
03 slide cac mode tho co ban
SỨC KHỎE VÀ CUỘC SỐNG
 
ĐIỆN GIẬT
ĐIỆN GIẬTĐIỆN GIẬT
ĐIỆN GIẬT
SoM
 
Thuc hanh-dieu-tri-helicobacter-pylori
Thuc hanh-dieu-tri-helicobacter-pyloriThuc hanh-dieu-tri-helicobacter-pylori
Thuc hanh-dieu-tri-helicobacter-pylori
Khai Le Phuoc
 
Kỹ thuật lấy khí máu động mạch và
Kỹ thuật lấy khí máu động mạch vàKỹ thuật lấy khí máu động mạch và
Kỹ thuật lấy khí máu động mạch và
Tung Beo
 
Thông khí nhân tạo trong hen phế quản và đc copd
Thông khí nhân tạo trong hen phế quản và đc copdThông khí nhân tạo trong hen phế quản và đc copd
Thông khí nhân tạo trong hen phế quản và đc copd
SỨC KHỎE VÀ CUỘC SỐNG
 
đánh gia nguy cơ tim mạch cho phẫu thuật.pdf
đánh gia nguy cơ tim mạch cho phẫu thuật.pdfđánh gia nguy cơ tim mạch cho phẫu thuật.pdf
đánh gia nguy cơ tim mạch cho phẫu thuật.pdf
SoM
 
NHỒI MÁU CƠ TIM CẤP
NHỒI MÁU CƠ TIM CẤPNHỒI MÁU CƠ TIM CẤP
NHỒI MÁU CƠ TIM CẤP
SoM
 
THỦ THUẬT TÁI HUY ĐỘNG PHẾ NANG TRONG THỞ MÁY
THỦ THUẬT TÁI HUY ĐỘNG PHẾ NANG TRONG THỞ MÁYTHỦ THUẬT TÁI HUY ĐỘNG PHẾ NANG TRONG THỞ MÁY
THỦ THUẬT TÁI HUY ĐỘNG PHẾ NANG TRONG THỞ MÁY
SoM
 

What's hot (20)

Sử dụng máu , chế phẩm máu trong 1 số trường hợp
Sử dụng máu , chế phẩm máu trong 1 số trường hợpSử dụng máu , chế phẩm máu trong 1 số trường hợp
Sử dụng máu , chế phẩm máu trong 1 số trường hợp
 
Chấn thương vết thương ngực.pptx
Chấn thương vết thương ngực.pptxChấn thương vết thương ngực.pptx
Chấn thương vết thương ngực.pptx
 
ĐIỀU TRỊ XUẤT HUYẾT TIÊU HÓA TRÊN DO VỠ GIÃN TĨNH MẠCH THỰC QUẢN
ĐIỀU TRỊ XUẤT HUYẾT TIÊU HÓA TRÊN DO VỠ GIÃN TĨNH MẠCH THỰC QUẢNĐIỀU TRỊ XUẤT HUYẾT TIÊU HÓA TRÊN DO VỠ GIÃN TĨNH MẠCH THỰC QUẢN
ĐIỀU TRỊ XUẤT HUYẾT TIÊU HÓA TRÊN DO VỠ GIÃN TĨNH MẠCH THỰC QUẢN
 
Luận án: Phát hiện người mang gen bệnh hemophilia A, HAY
Luận án: Phát hiện người mang gen bệnh hemophilia A, HAYLuận án: Phát hiện người mang gen bệnh hemophilia A, HAY
Luận án: Phát hiện người mang gen bệnh hemophilia A, HAY
 
các thể lâm sàng ards
các thể lâm sàng ardscác thể lâm sàng ards
các thể lâm sàng ards
 
KHÁNG SINH ĐIỀU TRỊ VIÊM PHỔI
KHÁNG SINH ĐIỀU TRỊ VIÊM PHỔIKHÁNG SINH ĐIỀU TRỊ VIÊM PHỔI
KHÁNG SINH ĐIỀU TRỊ VIÊM PHỔI
 
08 slide dieu chinh pa co2
08 slide dieu chinh pa co208 slide dieu chinh pa co2
08 slide dieu chinh pa co2
 
Marker tim mach
Marker tim machMarker tim mach
Marker tim mach
 
DDAs trong điều trị viêm gan C
DDAs trong điều trị viêm gan CDDAs trong điều trị viêm gan C
DDAs trong điều trị viêm gan C
 
02 slide cau tao may tho
02 slide cau tao may tho02 slide cau tao may tho
02 slide cau tao may tho
 
HIV và các xét nghiệm HIV
HIV và các xét nghiệm HIVHIV và các xét nghiệm HIV
HIV và các xét nghiệm HIV
 
Thong khi co hoc trong ali ards 2006
Thong khi co hoc trong ali ards 2006Thong khi co hoc trong ali ards 2006
Thong khi co hoc trong ali ards 2006
 
03 slide cac mode tho co ban
03 slide cac mode tho co ban03 slide cac mode tho co ban
03 slide cac mode tho co ban
 
ĐIỆN GIẬT
ĐIỆN GIẬTĐIỆN GIẬT
ĐIỆN GIẬT
 
Thuc hanh-dieu-tri-helicobacter-pylori
Thuc hanh-dieu-tri-helicobacter-pyloriThuc hanh-dieu-tri-helicobacter-pylori
Thuc hanh-dieu-tri-helicobacter-pylori
 
Kỹ thuật lấy khí máu động mạch và
Kỹ thuật lấy khí máu động mạch vàKỹ thuật lấy khí máu động mạch và
Kỹ thuật lấy khí máu động mạch và
 
Thông khí nhân tạo trong hen phế quản và đc copd
Thông khí nhân tạo trong hen phế quản và đc copdThông khí nhân tạo trong hen phế quản và đc copd
Thông khí nhân tạo trong hen phế quản và đc copd
 
đánh gia nguy cơ tim mạch cho phẫu thuật.pdf
đánh gia nguy cơ tim mạch cho phẫu thuật.pdfđánh gia nguy cơ tim mạch cho phẫu thuật.pdf
đánh gia nguy cơ tim mạch cho phẫu thuật.pdf
 
NHỒI MÁU CƠ TIM CẤP
NHỒI MÁU CƠ TIM CẤPNHỒI MÁU CƠ TIM CẤP
NHỒI MÁU CƠ TIM CẤP
 
THỦ THUẬT TÁI HUY ĐỘNG PHẾ NANG TRONG THỞ MÁY
THỦ THUẬT TÁI HUY ĐỘNG PHẾ NANG TRONG THỞ MÁYTHỦ THUẬT TÁI HUY ĐỘNG PHẾ NANG TRONG THỞ MÁY
THỦ THUẬT TÁI HUY ĐỘNG PHẾ NANG TRONG THỞ MÁY
 

Similar to Kasus Musculoskeletal

Asuhan gizi sirosis hati
Asuhan gizi sirosis hati Asuhan gizi sirosis hati
Asuhan gizi sirosis hati
universitas negeri semarang
 
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli giziLanggeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
YakoovAbadi
 
NCP Kasus Penyakit Pernapasan
NCP Kasus Penyakit PernapasanNCP Kasus Penyakit Pernapasan
NCP Kasus Penyakit Pernapasan
KatharinaSilviaRadon
 
NCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docxNCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docx
ssuser337279
 
Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)
zhea mays
 
kasus DM GESTASIONAL.docx
kasus DM GESTASIONAL.docxkasus DM GESTASIONAL.docx
kasus DM GESTASIONAL.docx
FridaMuna
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Dessycis
 
PPT KASUS BESAR.pptx
PPT KASUS BESAR.pptxPPT KASUS BESAR.pptx
PPT KASUS BESAR.pptx
ElaNurmalah1
 
ANISYA KADRYA ZAHRA_DIV REGULER_NCP TB (2) (1).docx
ANISYA KADRYA ZAHRA_DIV REGULER_NCP TB (2) (1).docxANISYA KADRYA ZAHRA_DIV REGULER_NCP TB (2) (1).docx
ANISYA KADRYA ZAHRA_DIV REGULER_NCP TB (2) (1).docx
ZahraanisyaA
 
PPT TERBARU laporan Praktik Lapangan kerja
PPT TERBARU laporan Praktik Lapangan kerjaPPT TERBARU laporan Praktik Lapangan kerja
PPT TERBARU laporan Praktik Lapangan kerja
Reza77346
 
Kekurangan kalori dan protein
Kekurangan kalori dan proteinKekurangan kalori dan protein
Kekurangan kalori dan proteinReza Oktarama
 
Kasus dislipidemia tika
Kasus dislipidemia tikaKasus dislipidemia tika
Kasus dislipidemia tika
Feny Kartika
 
book reading Gizi buruk.pptx
book reading Gizi buruk.pptxbook reading Gizi buruk.pptx
book reading Gizi buruk.pptx
IisRicaMustika
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdfGTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
TsiompahGREG
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
BEM POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukJoni Iswanto
 
GIZI 1000 HPK.ppt
GIZI 1000 HPK.pptGIZI 1000 HPK.ppt
GIZI 1000 HPK.ppt
IinNurbahari
 
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisiasuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisicuttriahajaton
 

Similar to Kasus Musculoskeletal (20)

Asuhan gizi sirosis hati
Asuhan gizi sirosis hati Asuhan gizi sirosis hati
Asuhan gizi sirosis hati
 
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli giziLanggeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
Langgeng pambudi_laporan kasus anak_Ahli gizi
 
NCP Kasus Penyakit Pernapasan
NCP Kasus Penyakit PernapasanNCP Kasus Penyakit Pernapasan
NCP Kasus Penyakit Pernapasan
 
NCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docxNCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docx
 
Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)
 
kasus DM GESTASIONAL.docx
kasus DM GESTASIONAL.docxkasus DM GESTASIONAL.docx
kasus DM GESTASIONAL.docx
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
 
PPT KASUS BESAR.pptx
PPT KASUS BESAR.pptxPPT KASUS BESAR.pptx
PPT KASUS BESAR.pptx
 
ANISYA KADRYA ZAHRA_DIV REGULER_NCP TB (2) (1).docx
ANISYA KADRYA ZAHRA_DIV REGULER_NCP TB (2) (1).docxANISYA KADRYA ZAHRA_DIV REGULER_NCP TB (2) (1).docx
ANISYA KADRYA ZAHRA_DIV REGULER_NCP TB (2) (1).docx
 
PPT TERBARU laporan Praktik Lapangan kerja
PPT TERBARU laporan Praktik Lapangan kerjaPPT TERBARU laporan Praktik Lapangan kerja
PPT TERBARU laporan Praktik Lapangan kerja
 
Kekurangan kalori dan protein
Kekurangan kalori dan proteinKekurangan kalori dan protein
Kekurangan kalori dan protein
 
Kasus dislipidemia tika
Kasus dislipidemia tikaKasus dislipidemia tika
Kasus dislipidemia tika
 
book reading Gizi buruk.pptx
book reading Gizi buruk.pptxbook reading Gizi buruk.pptx
book reading Gizi buruk.pptx
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdfGTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
 
Giziburu
GiziburuGiziburu
Giziburu
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
 
GIZI 1000 HPK.ppt
GIZI 1000 HPK.pptGIZI 1000 HPK.ppt
GIZI 1000 HPK.ppt
 
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisiasuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
 

Recently uploaded

BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 

Recently uploaded (20)

BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 

Kasus Musculoskeletal

  • 1. LAPORAN KASUS DIETETIK II PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN GOUT DENGAN HIPERTENSI, HIPERTRGILISERIDA DAN OBESITAS Dosen Pengampu : Muti’ah Mustaqimatusy Syahadah, S.Gz, M.Gz Disusun oleh : Katharina Silvia Radon 22030119100117 PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2022 REVISI
  • 2. I. Latar Belakang Ny. A berusia 55 tahun menderita gout artritis sejak 6 bulan lalu. Pada saat masuk RS Ny. A mengeluh merasakan nyeri yang luar biasa pada bagian persendian ibu jari kaki sebelah kanan, bagian pangkal ibu jari kaki kanan terlihat bengkak dan memerah. Hal tersebut menyebabkan Ny. A tidak dapat beraktivitas dengan normal namun masih dapat beranjak dari tempat tidur dan kursi. Nafsu makan Ny. A baik namun mengalami penurunan BB sebanyak 2 kg selama 3 bulan terakhir. Hasil pengukuran antropometri menunjukkan bahwa saat masuk RS Ny. A memiliki BB 65 kg dan TB 150 cm. Data hasil pemeriksaan biokimia menunjukkan bahwa Hb 10 g/dL, Ht 27,8%, asam urat 9 mg/dL, creatinin 1,2 mg/dL, ureum 31 mg/dL, kolesterol total 225 mg/dL, trigriserida 208 mg/dL, HDL 40,9 mg/dL, dan LDL 85,9 mg/dL. Ny. A masuk RS dalam kondisi sadar namun dengan kondisi pucat dan lemas. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pasien memiliki TD 130/100 mmHg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit dan suhu tubuh 36,1 oC. Pasien sudah pernah memperoleh terapi obat berupa allopurinol dan febuxostat pada saat didiagnosis gout arthritis 6 bulan yang lalu. Saat ini Ny. A hidup bersama 2 orang anak dan suami. Aktivitas sehari-hari seperti makan, buang air, dan aktivitas lainnya dapat dilakukan sendiri. Ny. A merupakan karyawan di salah satu toko dengan jam kerja sekitar 12 jam sehari dimana aktivitas Ny. A selama bekerja lebih banyak berdiri. Saat di RS, dikarenakan pasien merasa lemah badan dan nyeri pada bagian ibu jari kaki sebelah kanan pasien hanya dapat berbaring di tempat tidur (bed rest). Pasien dibantu oleh anggota keluarga yang menemani jika ingin ke kamar mandi. Selama perawatan, pasien membayar menggunakan BPJS. Dalam 1 bulan terakhir, Ny. A memiliki kebiasaan makan nasi 3x sehari sebanyak 1½ centong , lauk hewani telur dan ayam masing – masing 3x/minggu sebanyak 1-2 potong serta jeroan seperti usu dan ampela 2x/minggu sebanyak 3 sdm, lauk nabati yang sering dikonsumsi adalah tahu dan tempe 1- 2x/harisebanyak 2 ptg, buah yang biasa dikonsumsi adalah pepaya, pisang,
  • 3. semangka 4x/minggu sebanyak 1 ptg. Selain itu, Ny. A juga suka mengkonsumsi sayuran 3x/hari dimana sayuran yg biasa dikonsumsi adalah buncis, kangkung, tauge, kacang panjang, dan labu siam. Ny. A memiliki kebiasaan konsumsi teh manis sebanyak 2 gelas besar/hari dengan gula sebanyak 3-4 sdm serta kurang minum air putih karena merasa mual jika mengonsumsi air putih. Ny. A suka mengonsumsi cemilan berupa gorengan setiap hari 2-3 ptg, kacang-kacangan dan emping goreng. Ny. A tidak memiliki alergi terhadap makanan. Saat di RS, Ny. A mendapat makan berupa nasi dengan konsistensi biasa namun hanya dihabiskan ½ porsi dari makanan yang disajikan. Hal ini dikarenakan pasien tidak nafsu makan selama berapa di RS. Ny. A belum pernah mendapatkan edukasi gizi mengenai makanan yang baik untuk kondisi Ny. A. II. Skrining (Data Umum) A. Pemilihan Metode Skrining Metode skrining yang digunakan oleh Ny. A adalah Must Screening Tool Malnutrition (MUST). Form tersebut digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang mempunyai risiko kurang gizi, malnutrisi dan obesitas. Di dalam MUST mencakup pedoman manajemen yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah rencana perawatan pada pasien rawat inap dan rawat jalan. Adapun indikator yang menjadi variable penilaian skrining pada MUST yaitu dari Indeks Massa Tubuh (IMT), persentase, persentase penurunan berat badan yang tidak diinginkan (3-6 bulan lalu) dan penyakit berat yang diderita pasien serta asupan makanan yang tidak adekuat.1
  • 4. B. Pengisian Kuisioner Keterangan: Skor 0: resiko rendah, skor 1: resiko sedang, skor > 2: resiko tinggi FORMULIR SCREENING GIZI MUST Nama Pasien Ny.A BB/TB 65 kg/150 cm IMT 28,8 kg/m2 LILA - 1 BMI (kg/m2) a. >20 b. 18.5-20 c. <18.5 a. Skor 0  b. Skor 1 c. Skor 2 2 Presentase penurunan berat badan secara tidak sengaja (3-6 bulan yang lalu) a. <5 % b. 5-10% c. >10% a. Skor 0  b. Skor 1 c. Skor 2 3 Pasien menderita penyakit berat dan atau asupan makan tidak adekuat >5 hari a. Tidak b. Ya a. Skor 0 b. Skor 2  Skor 2 Kesimpulan: Berisiko malnutrisi dengan risiko tinggi (membutuhkan proses asuhan gizi terstandar di RS)
  • 5. C. Membuat Kesimpulan Kuisioner Berdasarkan dari total skor pengisian skrining MUST yaitu 2 skor (≥2) menunjukkan bahwa Ny. A berisiko malnutrisi dan membutuhkan rencana asuhan gizi selanjutnya dibuktikan pada saat proses skrining diketahui bahwa IMT Ny.A >20 yaitu 28,9 kg/m2 (Obesitas kelas I) dengan memiliki penyakit berat berupa gout artritis sejak 6 bulan lalu. III. Asesmen (Pengkajian) Gizi A. Pengkajian Riwayat Pasien (CH) Client History (CH) Domain Data Keterangan CH 1.1.1 Age 55 tahun Dewasa CH 1.1.2 Gender Perempuan CH 1.1.7 Role in family Ibu CH 1.1.10 Mobility  SMRS: bekerja sebagai karyawan toko dengan jam kerja 12 jam/hari dan lebih banyak berdiri.  MRS: bedrest, namun masih dapat beranjak dari tempat tidur dan kursi, dibantu keluarga jika ingin pergi ke kamar mandi. CH 2.1.1 Patient/client chief nutrition complaint  Lemah badan  Nafsu makan turun MRS CH 2.1.2 Cardiovascular Hipertensi Tekanan darah = 130/100 mmHg 2 CH 2.1.3 Endocrine/metabolism Obesitas IMT = 28,9 kg/m2 3 CH 2.1.10 Musculoskeletal  Gout  Nyeri pada bagian persendian ibu jari kaki sebelah kanan  Bagian pangkal ibu jari kaki
  • 6. kanan terlihat bengkak dan memerah CH 3.1.2 Living/housing situation Tinggal bersama 2 anak dan suami CH 3.1.6 Occupation Karyawan toko Kesimpulan: Ny. A, seorang pasien wanita berusia 55 tahun didiagnosis gout, mengalami hipertensi (130/100 mmHg) dan obesitas (28,9 kg/m2 ). Mobilitas pasien MRS yakni bedrest, masih dapat beranjak dari tempat tidur/kursi, namun dibantu keluarga jika ingin pergi ke kamar mandi. Keluhan yang dialami yakni lemah badan dan nafsu makan turun. Keluhan terkait muskuloskeletal yakni nyeri pada bagian persendian ibu jari kaki sebelah kanan, bagian pangkal ibu jari kaki kanan terlihat bengkak dan merah. B. Pengkajian Riwayat terkait Gizi / Makanan (FH) Food History (FH) Domain Data Keterangan FH 1.1.1.1 Total Energy Intake 2658,8 kkal SMRS: Kebiasaan 1 bulan terakhir - MRS: terpenuhi 50% FH 1.2.1.1 Oral fluid  Teh manis 2 gls besar/hari  Air putih FH 1.2.2.1 Amount of food SMRS:  Nasi 3x sehari sebanyak 1½ centong  Lauk hewani telur dan ayam masing – masing 3x/minggu sebanyak 1-2 potong serta jeroan seperti usus dan ampela 2x/minggu sebanyak 3 sdm  Lauk nabati yang sering dikonsumsi adalah tahu dan tempe 1-2x/hari sebanyak 2
  • 7. ptg  Buah yang biasa dikonsumsi adalah pepaya, pisang, semangka 4x/minggu sebanyak 1 ptg  Sayuran buncis, kangkung, tauge, kacang panjang, dan labu siam.  Teh manis sebanyak 2 gelas besar/hari dengan gula sebanyak 3-4 sdm serta kurang minum air putih karena merasa mual jika mengonsumsi air putih  Cemilan berupa gorengan setiap hari 2-3 ptg, kacang- kacangan dan emping goreng MRS:  Mendapat makan berupa nasi dengan konsistensi biasa namun hanya dihabiskan ½ porsi FH 1.2.2.3 Meal pattern 3x/sehari (sarapan, makan siang dan makan malam) Kebiasaan FH 1.2.2.5 Food variety Cukup bervariasi FH 1.4.3 Caffeine intake Teh manis 2 gls bsr/hari FH 1.5.1.1 Total fat 120,5 gt FH 1.5.2.1 Total protein 126 gr FH 1.5.3.1 Total carbohydrate 303,1 gr FH 1.5.4.1 Total fiber 35,8 gr FH 3.1 Medications  Allopurinol  Febuxostat Diberikan saat didiagnosis gout arthritis 6 bulan lalu
  • 8. FH 1.6.1 Vitamin : Vitamin C Vitamin E Vitamin B5 Vitamin B9 196,9 mg 0,0 mg 6,5 mg 911,6 µg FH 1.6.2 Mineral : Natrium Kalium Kalsium Magnesium 216,8 mg 4951,2 mg 1058,0 mg 798,8 mg FH 2.1.2.5 Food allergies Tidak ada alergi FH 4.1.1 Area and level of knowledge Inadekuat Belum pernah mendapatkan edukasi gizi FH 5.2 Avoidance behavior Air putih Merasa mual jika minum air putih FH 7.3.Physical activity  SMRS: Melakukan aktivitas sehari-hari, bekerja sebagai karyawan toko  MRS: bedrest Kesimpulan : Asupan makan pasien SMRS 2658,8 kkal, sedangkan saat MRS diketahui terpenuhi 50%. Makanan yang dikonsumsi cukup bervariasi. Pasien menerima medikasi yakni Allopurinol dan Febuxostat. Pasien tidak memiliki alergi makanan. Pasien tergolong inadequat pengetahuan gizi, karena belum pernah mendapatkan edukasi gizi. Aktivitas fisik SMRS melakukan aktivitas sehari-hari sebagai karyawan toko, sedangkan MRS hanya bedrest. C. Pengkajian Antropometri (AD) Anthropometry Data (AD) Domain Data Keterangan AD 1.1.1 Height/Length 150 cm AD 1.1.2 Weight 65 kg AD 1.1.3 Frame size Large AD 1.1.4 Weight change Turun 2 kg Selama 3 bulan terakhir
  • 9. AD 1.1.5 Body Mass Index 28,9 kg/m2 Obesitas kelas 1 3 Kesimpulan: Pasien tergolong obesitas kelas 1 (28,9 kg/m2 ), bentuk tubuh large dan mengalami penurunan BB 2 kg selama 3 bulan terakhir. D. Pengkajian Data Biokimia (BD) Biochemical Data (BD) Domain Data Keterangan 2,4 BD 1.2.1 BUN 31 mg/dL Tinggi (5-20 mg/dL) BD 1.2.2 Creatinin 1,2 mg/dL Normal (0,6-1,3 mg/dL) BD 1.7.1 Cholesterol serum 225 mg/dL Tinggi (<200 mg/dL) BD 1.7.2 Cholesterol HDL 40,9 mg/dL Normal (30-70 mg/dL) BD 1.7.3 Cholesterol LDL 85,9 mg/dL Normal (<130 mg/dL) BD 1.7.7 Triglycerida 208 mg/dL Tinggi (35-135 mg/dL) BD 1.10.1 Hemoglobin 10 g/dL Rendah (14-17 g/dL) BD 1.10.2 Hematocrit 27,8% Rendah (42-52%) Lain-lain Asam urat 9 mg/dL Tinggi (2,4-5,7 mg/dL) Kesimpulan : Kadar biokimia BUN, kolesterol, trigliserida dan asam urat pasien tergolong tinggi, sehingga pasien terindikasi mengalami uremia, hiperurisemia dan hipertrigliserida. Sedangkan Hb dan Ht pasien rendah. E. Pengkajian Data Klinis / Fisik (PD) Nutrition Focused Physical Findings (PD) Domain Data Keterangan PD 1.1.1 Overall apperance Sadar, pucat, lemas Bed-rest PD 1.1.4 Extrimities, musles and bones  Nyeri luar biasa pada bagian persendian ibu jari kaki sebelah kanan  Bagian pangkal ibu jari kaki kanan terlihat bengkak dan memerah PD 1.1.5 Digestive system (mouth to rectum) Nafsu makan turun PD 1.1.9  Tekanan darah : 130/100  Tekanan darah :
  • 10. Vital sign mmHg  Nadi : 90x/menit  RR : 20 x/menit  Suhu : 36,1°C Hipertensi (Sistolik 120-139 dan Diastolik 80-89)  Nadi : Normal (60- 100x/menit)  RR : Normal (12-20 x/menit)  Suhu : Normal (36°- 38° C).5 Kesimpulan: Pasien tampak sadar, pucat dan lemas. Pasien mengalami gangguan ekstrimitas yakni nyeri luar biasa pada bagian persendian ibu jari kaki sebelah kanan, bagian pangkal ibu jari kaki kanan terlihat bengkak dan memerah serta gangguan digestive yakni nafsu makan turun. Pasien tergolong hipertensi (130/100 mmHg), dengan TTV lain normal. F. Comparative Standards Comparative Standards (CS) Domain Data Keterangan CS 1.1.1 Total Energy Estimated Needs 1540 kkal SMRS: Berlebih (172,65%) MRS: Inadequat (50%) CS 1.1.2 Method for estimating needs Rumus The Mifflin-St.Jeor BMR = 10 (BB) + 6,25 (TB) – 5(U) – 161 Energi = BMR x FA x FS CS 2.1.1 Total fast estimated needs 34,2 g SMRS: Berlebih (352,3%) MRS: Inadequat (50%) CS 2.1.3 Method for estimating needs Buku Dietetik Penyakit Tidak Menular Kemenkes 6 10-20% CS 2.2.1 Total protein estimated needs 57,5 g SMRS: Berlebih (219,13%) MRS: Inadequat (50%) CS 2.1.3 Method for estimating needs Buku Dietetik Penyakit Tidak Menular Kemenkes 6 1,0-1,2 g/KgBB CS 2.3.1 Total carbohydrate estimated needs 251 g SMRS: Berlebih (121%) MRS: Inadequat (50%)
  • 11. CS 2.3.3 Method for estimating needs Sisa pemenuhan kalori (Kalori total – protein – lemak) CS 2.4.1 Total fiber estimated needs 25 g SMRS: Berlebih (143,2%) MRS: Inadequat (50%) CS 2.4.3 Method for estimating needs AKG 2019 7 CS 3.1.1 Total fluid estimated needs 2-2,5 L/hari SMRS: Inadequat (32%) MRS: Inadequat (50%) CS 4.1 Vitamin : Vitamin C Vitamin E Vitamin B5 Vitamin B9 Method for estimating needs 75 mg 15 µg 5 mg 400 µg AKG 2019 7 Kaitannya dengan gout CS 4.1 Mineral : Natrium Kalium Kalsium Magnesium Method for estimating needs <2300 mg 4700 mg 1200 mg 340 mg AKG 2019 7 Kaitannya dengan hipertensi CS 5.1.1 Ideal/reference body weight  IBW = 55 kg  AdBW = 57,5 kg IBW = (TB-100) – 10% dari (TB-100) AdBW = 0,25 (ABW – IBW) + IBW CS 5.1.2 Recommended BMI Rentang 18,5-25,0 kg/m2 Tidak terpenuhi (28,9 kg/m2 ) Lain-lain Purine <150 mg/hari Kaitannya dengan hiperurisemia Kesimpulan : Secara umum, asupan makan pasien SMRS berlebih (172,65%), sedangkan MRS tergolong defisit (hanya terpenuhi 50%).
  • 12. IV. Diagnosis Gizi (NI-2.1) Inadequate oral intake (P) berkaitan dengan penerimaan dan nafsu makan rendah (kaitannya dengan rasa nyeri dan lemas), defisit pengetahuan dan asupan gizi, (E) ditandai dengan defisit asupan makan MRS (50%). (S) (NC-2.2) Altered nutrition-related laboratory values (P) berkaitan dengan gangguan metabolisme purin dan lemak (E) ditandai dengan nilai biokimia BUN (31 mg/dL), kolesterol (225 mg/dL), trigliserida (208 mg/dL) dan asam urat (9 mg/dL) yang tinggi serta Hb (10 g/dL) dan Ht (27,8%) rendah. (S) V. Intervensi Gizi A. Perencanaan (Planning) 1. Tujuan Intervensi Gizi a. Memenuhi kebutuhan asupan gizi dan cairan pasien sesuai kondisi dan daya terima pasien agar berada pada status gizi normal. b. Mencegah komplikasi kesehatan dan progresivitas penyakit. c. Mengontrol nilai biokimia yakni BUN, kolesterol, trgiliserida dan asam urat agar setidaknya mendekati nilai normal. d. Mengedukasi pasien dan keluarga mengenai cara tatalaksana diet yang tepat bagi pasien. 2. Preskripsi Diet NP 1.1 Nutrition prescription a. Kombinasi diet rendah purin dan DASH. b. Energi: 1540 kkal. c. Lemak: 34,2 g. o Lemak jenuh (SAFA) <7% dari kebutuhan kalori o Lemak tidak jenuh ganda (PUFA) <10% dari kebutuhan kalori o Selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) sebanyak 12-15% dari kebutuhan kalori o Kolesterol <200 mg/hari
  • 13. d. Protein: 57,5 g, hindari bahan makanan sumber protein dengan kandungan purin >150 mg/100 g. sumber protein hewani yang berasal dari ikan dan protein nabati lebih dianjurkan. e. Karbohidrat: 251 g, pilih karbohidrat kompleks. f. Serat: 25 g/hari sesuai AKG 2019. Utamakan serat larut air yang terdapat dalam apel, beras tumbuk atau beras merah, havermout dan kacang-kacangan. g. Cairan total sekitar 2-2,5 L/hari. h. Asupan vitamin dan mineral yang sejalan dengan penanganan gout dan hipertensi yaitu vitamin C (75 mg), vitamin E (15 µg), vitamin B5 (5 mg), vitamin B9 (400 µg), natrium (<2300 mg), kalium (4700 mg), kalsium (1200 mg) dan magnesium (340 mg). i. Purin <150 mg/hari. j. Bahan makanan yang dihindari: kandungan purin tinggi (100-1000 mg purin/100 g bahan makanan) antara lain otak, hari, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging atau kaldu, bebek, ikan sarden, makarel, remis dan kerang. k. Bahan makanan yang dibatasi: kandungan purin sedang (9-100 mg purin/100 g bahan makanan) maksimal dikonsumsi 50-75 g daging, ikan, atau unggas atau 1 mangkuk (100 g) sayuran sehari, antara lain daging sapi, ikan, ayam, udang, kacang kering, tahu, tempe, asparagus, bayam, daun singkong, kangkung, melinjo dan daun sop. l. Bahan makanan yang diperbolehkan konsumsi setiap hari: kandungan purin rendah antara lain nasi, ubi, jagung, singkong, roti, mei, bihun, tepung beras, cake, kue-kue kering, pudding, susu, semua sayuran dan buah-buahan kecuali yang dibatasi. m. Pengolahan makanan diutamakan diolah dengan cara direbus, panggang, kukus dan setup.
  • 14. n. Batasi makanan yang mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji, goreng-gorengan, dan makanan yang mengandung natrium tinggi seperti ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan. o. Hindari minuman beralkoho. B. Rencana Implementasi 1. Pemberian Diet (Jenis, Bentuk dan Contoh Menu) ND 1 Meals and Snacks a. Jenis diet: Diet kombinasi rendah purin dan DASH. b. Bentuk makanan (termasuk modifikasi): i. Makanan biasa ii. Rute makanan : oral. iii. Jadwal makan: 3x sehari dengan 2x selingan, tambahan supplement oral apabila tidak dapat mencukupi kebutuhan gizi dari makanan. (menyesuaikan pasien) c. Contoh (Rekomendasi) Menu Makanan untuk Ny. A Waktu Makan Nama Makanan Bahan Makanan Keterangan URT dan Gram Matang URT Gram matang Sarapan Nasi putih Nasi putih 1 ½ piring 150 Pepes ikan Ikan bandeng 1 potong 50 Tumis tofu Tofu 1 potong 30 Wortel 2 ½ sdm 25 Olive oil ½ sdt 2,5 Gula pasir ½ sdt 2,5 Sup labu siam Labu siam 1 mangkok 100 Pepaya Pepaya 1 potong 100 Air putih Air putih
  • 15. Selingan Jagung rebus Jagung 1 potong 100 Air putih Air putih Makan siang Nasi putih Nasi putih 1 piring besar 200 Semur telur Putih telur 10 sdm 100 Kecap 1 sdm 15 Gula pasir 1 sdt 5 Olive oil ½ sdt 2,5 Sup sayur Buncis 2 ½ sdm 25 Wortel 2 ½ sdm 25 Apel Apel 1 potong 100 Air putih Air putih Selingan Roti panggang Roti tawar 2 iris 40 Margarin 1 sdt 5 Jus alpukat Jus alpukat 1 gelas 100 Air putih Air putih Makan malam Nasi putih Nasi putih 1 ½ piring 150 Bola daging Daging ayam 1 potong 50 Minyak kelapa ½ sdt 2,5 Sup sayur Wortel ½ mangkok 50 Kentang ½ mangkok 50 Tomat 2 sdm 24 Semangka Semangka 1 potong 100 Air putih Air putih Total Zat Gizi *Pemenuhan Vitamin Masih kurang, dapat diberikan multivitamin untuk mencukupi kebutuhan  Energi: 1573,4 kkal  Protein: 59,7 gram  Natrium: 1379,5 mg  Kalium: 2257,5 mg
  • 16. 2. Edukasi dan Konseling Gizi Pelaksanaan Pendidikan Gizi Hari, tanggal 31 Mei 2022 Jam 10.00-11.00 WIB Tempat Ruang rawat inap Ny. A Topik Rekomendasi gizi terkait penyakit yang dialami Tujuan  Meningkatkan pengetahuan pasien terkait tatalaksana diet kaitannya dengan gout, hipertensi dan hipertrigliserida.  Mengidentifikasi hambatan makan/preferensi pasien dan memberikan saran sebagai ahli gizi, untuk memberikan diet yang sesuai dalam rangka mencapai asupan gizi yang memadai.  Memotivasi pasien untuk berkomitmen menjalankan diet yang telah disepakati dalam rangka meningkatkan derajat kesehatannya. Sasaran Ny. A dan keluarga Waktu 1 jam Materi Overview penyakit yang dialami kaitannya dengan gizi, tatalaksana diet rendah purin dan DASH, anjuran makan lain, serta motivasi dan komitmen. Metode Tatap muka, menggunakan health belief model agar pasien dapat menerapkan rekomendasi diet karena mengetahui bahwa penyakitnya dapat membawa dampak buruk pada kesehatan dan mempercayai bahwa dengan menerapkan rekomendasi diet, ia dapat terhindar dari konsekuensi buruk kesehatan. Media Food model, leaflet, form Recall 24 jam, Daftar Penukar Bahan Makanan dan alat URT.  Lemak: 32,0 gram  Karbohidrat: 264,5 gram  Serat: 19,1 gram  Vitamin C: 111,1 mg  Vitamin E: 6,3 mg  Vitamin B5: 5,5 mg  Vitamin B9: 205,3 µg  Kalsium: 208,6 mg  Magnesium: 276,3 mg  SFA: 8,9 g  PUFA: 6,9 g  MUFA: 13,5 g  Kolesterol: 68,6 mg  Purin: 12,9 mg
  • 17. Evaluasi 1. Meminta pasien untuk memberikan kesimpulan terkait hasil yang didapatkan dari sesi konseling secara lisan 2. Mengevaluasi kesiapan dan kesanggupan pasien dalam melaksanakan diet yang disepakati 3. Evaluasi personal bagi ahli gizi terkait preferensi makanan pasien 3. Koordinasi dengan Tenaga Kesehatan Pertemuan Pokok diskusi Solusi dan Implementasi Tenaga Terlibat 1 Patogenesis, diagnosis dan pengobatan penyakit secara medis, interaksi obat dan makanan  Koordinasi mengenai asupan makanan kepada dokter agar tidak terjadi kondisi interaksi obat dengan makanan yang tidak diinginkan  Diskusi terkait pemberian multivitamin untuk penunjangan kebutuhan vitamin pasien Dokter 2 Pencatatan rekam medis, kondisi klinis dan perkembangan pasien  Melakukan pengontrolan status biokimia, fisik, klinis pasien.  Menggunakan skrining gizi, pengukuran antropometri, monitoring dan evaluasi.  Memberikan informasi tambahan lainnya terkait kesehatan pasien Perawat 3 Penyusunan menu makanan dan materi edukasi- konseling gizi  Penyusunan menu diet sesuai dengan kondisi kesehatan serta daya terima pasien  Diskusi mengenai materi edukasi dan konseling gizi yang perlu disampaikan kepada pasien Ahli gizi VI. Perencanaan Monitoring – Evaluasi Gizi A. Asupan Makan (FH) Indikator Evaluasi Metode Pelaksanaan Target
  • 18. Pencapaian Asupan makanan Mengevaluasi % penghabisan asupan makanan yang disediakan RS setelah mengalami modifikasi diet Metode visual comstock setiap pasien selesai mengonsumsi makanan 100% makanan yang disediakan RS setelah dimodifikasi dapat diterima dan dihabiskan oleh pasien Kebutuhan zat gizi tercukupi Mengevaluasi kecukupan zat gizi setelah mengalami modifikasi diet Recall 24 jam setiap 3x/hari Kebutuhan zat gizi makro mikro pasien terpenuhi Pengetahuan terkait diet Pelaksanaan diet sesuai rencana Edukasi dan konseling gizi Pasien melaksanakan diet dengan baik, lebih paham kondisi kesehatannya. B. Antropometri (AD) Indikator Evaluasi Metode Pelaksanaan Target Pencapaian Berat badan Mengukur BB pasien untuk memastikan tidak adanya penurunan yang tidak diinginkan Pengukuran dengan timbangan tiap 1 minggu sekali serta perhitungan IMT Tidak terjadi penurunan BB yang tidak diinginkan melainkan mendekati 57,5 kg (AdBw) C. Biokimia (BD) Indikator Evaluasi Metode Pelaksanaan Target Pencapaian Biokimia Memantau kadar Periksa ke laboratorium seminggu BUN (5-20
  • 19. nilai laboratorium mendekat nilai normal sekali mg/dL), kolesterol (<200 mg/dL), trigliserida (35- 135 mg/dL), asam urat (2,4- 5,7 mg/dL), Hb (14-17 g/dL), Ht (42-52%) D. Klinis / Fisik (PD) Indikator Evaluasi Metode Pelaksanaan Target Pencapaian Lemah, lemas, pucat Mendata keluhan pasien  Observasi dan wawancara langsung kepada pasien terkait kondisinya saat visit harian  Memberikan asupan untuk memberikan kekuatan dan penyembuhan supaya tidak lemas Gejala berkurang, pasien terlihat lebih bugar/sehat Nafsu makan turun Mendata keluhan pasien Observasi dan wawancara langsung kepada pasien terkait kondisinya saat visit harian Nafsu makan lebih meningkat Tekanan darah Mengukur tekanan darah pasien Menggunkana tensimeter Tekanan darah mendekati nilai normal (120/80 mmHg) VII. Pembahasan Kasus Ny.A merupakan seorang pasien wanita, berusia 55 tahun dan menderita gout artritis sejak 6 bulan lalu, datang ke rumah sakit dengan kondisi sadar namun pucat dan lemas. Kemudian, pasien diskrining menggunakan MUST untuk mengidentifikasi pasien dengan risiko kurang gizi, malnutrisi dan obesitas. Di dalam MUST mencakup pedoman
  • 20. manajemen yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah rencana perawatan pada pasien rawat inap dan rawat jalan. Adapun indikator yang menjadi variable penilaian skrining pada MUST yaitu dari Indeks Massa Tubuh (IMT), persentase, persentase penurunan berat badan yang tidak diinginkan (3-6 bulan lalu) dan penyakit berat yang diderita pasien serta asupan makanan yang tidak adekuat. Berdasarkan hasil skrining, diperoleh skor 2 (≥2), sehingga pasien dinyatakan membutuhkan proses asuhan gizi terstandar untuk menangani masalah kesehatan yang dialaminya, didukung dengan IMT 28,9 kg/m2 , tergolong obesitas kelas 1 dan penyakit gout artritis sejak 6 bulan lalu.1 Berdasarkan pengkajian client history (CH), data penting yang diperoleh dari Ny. A adalah sebagai berikut: pasien didiagnosa gout artritis. Gout artritis adalah kondisi kelebihan asam urat (hiperurisemia). Asam urat merupakan sisa hasil akhir metabolisme purin baik yang berasal dari makanan yang dikonsumsi maupun yang berasal dari pemecahan protein tubuh (sel tubuh yang rusak). Gout adalah gangguan inflamasi akut yang ditandai dengan adanya nyeri akibat penimbunan kristal monosodium urat pada persendian maupun jaringan lunak didalam tubuh. Kondisi nyeri yang dialami pasien tersebut sesuai dengan tanda dan gejala penyakit gout, yakni nyeri pada bagian persendian ibu jari kaki sebelah kanan, serta bagian pangkal ibu jari kaki kanan terlihat bengkak dan memerah. Kondisi tersebut berujung kepada kondisi lemah badan dan nafsu makan menurun. Adapun nilai normal asam urat pada pria antara 3,4 - 7 mg/dl, sedangkan pada wanita 2,4 - 5,7 mg/dl. Selain itu, diketahui bahwa pasien mengalami hipertensi dengan tekanan darah 130/100 mmHg dan obesitas kelas 1 dengan IMT 28,9 kg/m2 . Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis dimana tekanan darah pada dinding (pembuluh darah bersih) meningkat. Obesitas adalah kondisi medis yang digambarkan sebagai kelebihan berat badan dalam bentuk lemak yang terakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan yang berat.6,8 Asam urat juga berhubungan dengan
  • 21. tekanan darah, secara teori menjelaskan hubungan hiperurisemia dengan hipertensi, hipertensi akan berakhir dalam penyakit mikrovaskuler dengan hasil akhirnya berupa iskemi jaringan yang akan meningkatkan sintesis asam urat melalui degradasi adenosin trifosfat (ATP) menjadi adenin dan xantin. Hiperurisemia yang berlangsung lama dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis dengan perubahan tubuler. Hal ini dikarenakan terganggunya fungsi ginjal dalam hal mengekskresi asam urat, dikarenakan beralih fungsi untuk membuang kelebihan sodium dalam rangka menurunkan tekanan darah.9 Pada kondisi obesitas, asupan purin yang tinggi akan mempengaruhi penumpukan asam urat. Studi penelitian yang dilakukan di China, Jepang, Iraq dan Amerika mengatakan bahwa obesitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya kadar asam urat.10,11,12,13 Selanjutnya, diketahui bahwa pasien SMRS bekerja sebagai karyawan toko dengan jam kerja 12 jam/hari dan lebih banyak berdiri. Sedangkan saat MRS pasien bedrest, namun masih dapat beranjak dari tempat tidur dan kursi, dibantu keluarga jika ingin pegi ke kamar mandi. Pasien dirumah tinggal bersama 2 anak dan suami. Berdasarkan pengkajian food history (FH), data penting yang diperoleh dari Ny. A adalah sebagai berikut: asupan makan pasien SMRS (berasal dari kebiasaan makan 1 bulan terakhir menggunakan form SQ-FFQ) tergolong berlebih yakni sekitar 2658,8 kkal. Dalam 1 bulan terakhir, Ny. A memiliki kebiasaan makan nasi 3x sehari sebanyak 1½ centong , lauk hewani telur dan ayam masing – masing 3x/minggu sebanyak 1-2 potong serta jeroan seperti usu dan ampela 2x/minggu sebanyak 3 sdm, lauk nabati yang sering dikonsumsi adalah tahu dan tempe 1-2x/hari sebanyak 2 ptg, buah yang biasa dikonsumsi adalah pepaya, pisang, semangka 4x/minggu sebanyak 1 ptg. Selain itu, Ny. A juga suka mengkonsumsi sayuran 3x/hari dimana sayuran yg biasa dikonsumsi adalah buncis, kangkung, tauge, kacang panjang, dan labu siam. Ny. A memiliki kebiasaan konsumsi teh manis sebanyak 2 gelas besar/hari dengan gula sebanyak 3-4 sdm serta kurang minum air putih karena merasa mual jika mengonsumsi air putih. Ny. A suka mengonsumsi cemilan
  • 22. berupa gorengan setiap hari 2-3 ptg, kacang-kacangan dan emping goreng. Kebiasaan makan berlebih tersebut menyebabkan kejadian obesitas pada pasien. Kelebihan asupan makanan pada orang dewasa akan mengakibatkan tubuh mengalami kelebihan asupan energi dibandingkan dengan kebutuhan energi yang diperlukan tubuh untuk energy expenditure. Berbagai makanan yang masuk ke dalam tubuh mengandung zat gizi yang akan diubah menjadi sumber energi bagi tubuh. Zat gizi yang akan diubah menjadi energi merupakan zat gizi makro penghasil energi meliputi karbohidrat, protein dan lemak. Jika asupan karbohidrat berlebih maka kelebihan karbohidrat tersebut akan disimpan tubuh sebagai glikogen dalam jumlah terbatas, dan sisanya disimpan tubuh sebagai lemak. Pada asupan protein akan dibentuk sebagai protein tubuh, dan kelebihan asupan protein akan disimpan sebagai lemak di dalam tubuh. Sedangkan kelebihan asupan lemak akan tetap disimpan sebagai lemak di dalam tubuh. Tubuh memiliki kemampuan yang tidak terbatas untuk menyimpan kelebihan lemak tersebut.6 Ny. A tidak memiliki alergi terhadap makanan. Sedangkan saat MRS, diketahui bahwa asupan makan pasien tergolong defisit karena hanya terpenuhi 50% dari kebutuhan. Makanan yang dikonsumsi pasien cukup bervariasi. Pasien diketahui tidak memiliki alergi, menerima medikasi berupa allopurinol dan febuxostat serta defisit pengetahuan gizi karena belum pernah mendapatkan edukasi gizi sebelumnya. Aktivitas fisik SMSR tergolong berat (bekerja sebagai karyawan toko sehari- hari, lebih banyak berdiri, sedangkan MRS tergolong ringan (bedrest). Berdasarkan pengkajian anthropometry data (AD), data penting yang diperoleh dari Ny. A adalah sebagai berikut: Pasien memiliki TB 150 cm, BB 65 kg (sebelumnya 67 kg, turun 2 kg dalam 3 bulan terakhir) dan frame size: large. Kemudian, dihitung IMT pasien yang tergolong obesitas kelas 1 dengan IMT 28,9 kg/m2 . S Berdasarkan pengkajian biochemical data (BD), data penting yang diperoleh dari Ny. A adalah sebagai berikut: pasien memiliki kadar BUN (31 mg/dL), kolesterol (225 mg/dL), trigliserida (208 mg/dL) dan asam urat yang
  • 23. tinggi (9 mg/dL). Pasien terindikasi mengalami uremia, hiperurisemia dan hipertrigliserida. Penyakit hiperurisemia dapat di kelompokkan menjadi bentuk gout primer yang umumnya terjadi (90% kasus) penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, tapi di perkirakan akibat kelainan proses metabolisme dalam tubuh, tapi yang pasti ada hubungannya dengan obesitas, hipertensi, dislipidemia, dan diabetes melitus. Kondisi tersebut menguatkan diagnosis medis, yakni gout artritis serta kondisi hipertensi dan obesitas pada pasien.6 Selain itu, diketahui bahwa Hb dan Ht pasien rendah. Berdasarkan pengkajian physical and clinical data (PD), data penting yang diperoleh dari Ny. A adalah sebagai berikut: pasien dalam kondisi sadar namun pucat dan lemas. Pasien mengalami gangguan ekstrimitias yakni nyeri luar biasa pada bagian persendian ibu jari kaki sebelah kanan dan bagian pangkal ibu jari kaki kanan terlihat bengkak dan memerah. Kondisi tersebut sesuai dengan kriteria dari diagnosis medis gout artritis, yang berujung kepada gangguan digestive yakni penurunan nafsu makan. Tanda-tanda vital pasien tergolong normal, kecuali tekanan darah yang tinggi sehingga pasien dikatakan hipertensi (130/100 mmHg). Berdasarkan pengkajian comparative standards (CS), data penting yang diperoleh dari Ny. A adalah sebagai berikut: secara umum, asupan makan pasien SMRS berlebih (172,65%), sedangkan MRS defisit (50%). Perhitungan kebutuhan gizi pasien dihitung menggunakan AdBW (57,5 kg) mengingat kondisi obesitas kelas 1 yang dialami pasien. Kebutuhan energi pasien sebanyak 1540 kkal, berasal dari perhitungan rumus The Mifflin- St.Jeor untuk wanita (REE = 10 (BB) + 6,25 (TB) – 5 (U) – 161, TEE = REE x Fa x Fs). Faktor aktivitas dan stress yang digunakan adalah ringan untuk keduanya yakni 1,1 dan 1,3. Adapun untuk protein, lemak dan karbohidrat dihitung sesuai dengan pedoman Buku Dietetik Penyakit Tidak Menular Kemenkes. Lemak yang dibutuhkan sejumlah 34,2 g (20% dari kebutuhan kalori), protein sejumlah 57,5 (1,0 g x KgAdBW) dan karbohidrat berasal dari sisa pemenuhan kalori yakni 251 g. Untuk cairan menggunakan 2-2,5 L/hari,
  • 24. vitamin dan mineral disesuaikan dengan AKG 2019 dan konsumsi purin <150 mg/hari. Hal-hal lain akan dijelaskan lebih lanjut pada prekripsi diet. Berdasarkan assessment yang telah dilakukan, didapatkan diagnosis yang sesuai dengan kondisi kesehatan Ny. A saat ini yaitu : - (NI-2.1) Inadequate oral intake (P) berkaitan dengan penerimaan dan nafsu makan rendah (kaitannya dengan rasa nyeri dan lemas), defisit pengetahuan dan asupan gizi, (E) ditandai dengan defisit asupan makan MRS (50%). (S) - (NC-2.2) Altered nutrition-related laboratory values (P) berkaitan dengan gangguan metabolisme purin dan lemak (E) ditandai dengan nilai biokimia BUN (31 mg/dL), kolesterol (225 mg/dL), trigliserida (208 mg/dL) dan asam urat (9 mg/dL) yang tinggi serta Hb (10 g/dL) dan Ht (27,8%) rendah. (S) Dengan demikian, diperlukan intervensi lengkap sebagai bentuk tindak lanjut dan penanganan dari kondisi yang dialami pasien secara menyeluruh. Pasien akan diberikan intervensi gizi, pemberian diit, pendidikan dan konseling gizi. Ahli gizi yang menangani pasien juga akan melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain, untuk menemukan solusi dan pertimbangan terbaik terkait peningkatan derajat kesehatan pasien. Tujuan intervensi antara lain: memenuhi kebutuhan asupan gizi dan cairan pasien sesuai kondisi dan daya terima pasien agar berada pada status gizi normal; mencegah komplikasi kesehatan dan progresivitas penyakit; mengontrol nilai biokimia yakni BUN, kolesterol, trgiliserida dan asam urat agar setidaknya mendekati nilai normal; serta mengedukasi pasien dan keluarga mengenai cara tatalaksana diet yang tepat bagi pasien. Preskripsi diet diberikan kepada Ny. A: a. Kombinasi diet purin dan DASH. Diet tersebut dipilih karena kondisi pasien yang mengalami gout artritis sehingga perlu pembatasan purin, hipertensi kaitannya dengan pembatasan natrium/sodium, dan
  • 25. hipertrigliserida kaitannya dengan pembatasan jumlah dan jenis lemak tertentu. b. Energi: 1540 kkal. Jumlah energi yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, aktivitas. Bila terjadi kelebihan berat badan, asupan energi harus dikurangi secara bertahap sebanyak 500-1000 Kal atau 10-15 % dari kebutuhan normal atau menggunakan AdBW atau IBW dalam perhitungannya. Disamping itu harus dijaga jangan sampai terjadi kekurangan energi atau BB dibawah normal. Kekurangan energi justru dapat meningkatkan asam urat karena adanya benda keton yang dapat mengurangi pembuangan asam urat melalui urine.8 c. Lemak: 34,2 g. Lemak cenderung menghambat pembuangan asam urat melalui urin. Oleh karena itu sebaiknya lemak diberikan terbatas yaitu 10-20% dari energi total atau idealnya 15 % kebutuhan energi total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subyek dengan kadar kolesterol tinggi (>200mg/ dl) ternyata memiliki risiko menderita hiperurisemia 9 kali dibandingkan dengan kadar koleterol < 200 mg/dl.8 o Lemak jenuh (SAFA) <7% dari kebutuhan kalori o Lemak tidak jenuh ganda (PUFA) <10% dari kebutuhan kalori o Selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) sebanyak 12-15% dari kebutuhan kalori o Kolesterol <200 mg/hari d. Protein: 57,5 g. Terdapat hubungan antara makanan tinggi protein dan purin dengan hiperurisemia. Kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi purin sekitar 200 g, meningkatkan risiko hiperurisemia 3 kali lipat dibandingkan tak mengkonsumsi. Diet normal mengandung purin sekitar 600- 1000 mg/hari. Penderita Gout sebaiknya mengkonsumsi diet rendah purin. Protein diberikan dalam jumlah cukup (1-1,2 g/kg BB/hari) atau 10-15% kebutuhan energi total, tetapi hendaknya dihindari sumber protein yang mengandung purin tinggi terutama yang
  • 26. berasal dari hewani untuk menghindari peningkatan produksi asam urat. Protein sebaiknya yang bersumber dari nabati, susu, keju dan telur.8 e. Karbohidrat: 251 g, pilih karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks mampu meningkatkan ekskressi asam urat melalui urine. Sebaliknya, konsumsi karbohidrat sederhana yang banyak mengandung fruktosa seperti gula, permen, sirup manis dibatasi atau dihindari karena dapat meningkatkan kadar asam urat darah. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah konsumsi karbohidrat sebaiknya < 350 g/hari dan >100 g/hari, karena hasil penelitian menunjukkan konsumsi karbohidrat >350 g/hari meningkatkan risiko hiperurisemia 3 kali lebih tinggi.8 f. Serat: 25 g/hari sesuai AKG 2019. Utamakan serat larut air yang terdapat dalam apel, beras tumbuk atau beras merah, havermout dan kacang-kacangan. g. Cairan total sekitar 2-2,5 L/hari. Konsumsi tinggi cairan terutama dari minuman dapat membantu pengeluaran asam urat melalui urin. Minuman sebaiknya air putih atau sumber lain seperti teh, kopi, sirup, sari buah/jus buah. Buah-buahan yang banyak cairan seperti semangka, melon, jambu air baik dikonsumsi, tetapi buah yang banyak mengandung purin dan lemak tinggi sebaiknya dihindari seperti alpukat dan durian. Pemberian air putih hangat pada pagi hari atau bangun tidur sangat baik diberikan.8 h. Asupan vitamin dan mineral yang sejalan dengan penanganan gout dan hipertensi yaitu vitamin C (75 mg), vitamin E (15 µg), vitamin B5 (5 mg), vitamin B9 (400 µg), natrium (<2300 mg), kalium (4700 mg), kalsium (1200 mg) dan magnesium (340 mg). Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai dengan kebutuhan dan beberapa diantaranya dapat diberikan lebih tinggi dalam bentuk suplemen seperti vit C, E, B dan asam folat. Hasil penelitian menunjukkan vitamin C dosis tinggi memberi efek meningkatkan pembuangan asam urat melalui urin,
  • 27. tetapi perlu diwaspadai vitamin C dosis tinggi mermberikan efek samping pada sistem pencernaan. Vitamin B sangat penting sebagai koenzim. Asam pantotenat membantu pemecahan asam urat, demikian pula asam folat bermanfaat untuk mencegah serangan asam urat tetapi sebaliknya vitamin B-3 justru meningkatkan produksi asam urat. Vitamin E membantu menjaga kestabilan agar asam urat berada dalam keadaan normal.8 Natrium dapat menyebabkan penumpukan cairan tubuh yang dapat menimbulkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Untuk menstabilkan kandungan natrium yang terlalu tinggi maka dibutuhkan makanan yang mengandung kalium. Sama halnya dengan natrium, kalium juga berperan dalam menjaga keseimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh. Magnesium berfungsi untuk melembutkan dan melenturkan pembuluh darah sehingga baik untuk mengurangi tekanan darah tinggi. Kalsium dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan risiko keguguran janin akibat hipertensi akut pada ibu hamil (pre- eklampsi).6 i. Purin <150 mg/hari. j. Bahan makanan yang dihindari: kandungan purin tinggi (100-1000 mg purin/100 g bahan makanan) antara lain otak, hari, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging atau kaldu, bebek, ikan sarden, makarel, remis dan kerang. k. Bahan makanan yang dibatasi: kandungan purin sedang (9-100 mg purin/100 g bahan makanan) maksimal dikonsumsi 50-75 g daging, ikan, atau unggas atau 1 mangkuk (100 g) sayuran sehari, antara lain daging sapi, ikan, ayam, udang, kacang kering, tahu, tempe, asparagus, bayam, daun singkong, kangkung, melinjo dan daun sop. l. Bahan makanan yang diperbolehkan konsumsi setiap hari: kandungan purin rendah antara lain nasi, ubi, jagung, singkong, roti, mei, bihun, tepung beras, cake, kue-kue kering, pudding, susu, semua sayuran dan buah-buahan kecuali yang dibatasi.
  • 28. m. Pengolahan makanan diutamakan diolah dengan cara direbus, panggang, kukus dan setup. n. Batasi makanan yang mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji, goreng-gorengan, dan makanan yang mengandung natrium tinggi seperti ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan. o. Hindari minuman beralkohol. Penelitian menunjukkan kadar asam urat orang yang mengkonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengkonsumsi alkohol. Orang yang mengkonsumsi alkohol setiap hari memiliki risiko terkena gout sekitar 50%. Hal ini disebabkan alkohol meningkatkan kadar asam laktat darah. Asam laktat yang dihasilkan akan menghambat pengeluaran asam urat . Selain itu minuman beralkohol seperti bir, anggur, tape, brem banyak mengandung purin yang semakin meningkatkan kadar asam urat darah. Untuk itu konsumsi alkohol dan minuman beralkohol harus dihindari pada penderita gout.8 Segala intervensi tersebut, diaplikasikan kedalam rekomendasi menu dalam sehari. Rekomendasi menu yang dibuat secara umum telah memenuhi kebutuhan pasien, yakni energi, protein, karbohidrat, lemak, serat, cairan, vitamin C, vitamin E, vitamin B5, vitamin B9, natrium, kalium, kalsium, magnesium serta kandungan purin. Adapun kebutuhan zat gizi mikro yang belum terpenuhi, bisa cukupi dengan suplement/multivitamin. Diberikan 3x makan utama dan 2x selingan. Untuk sarapan yakni: nasi putih, pepes ikan, tumis tofu, sup labu siam, pepaya dan air putih. Makan siang yakni: nasi putih, semur telur, sup sayur, apel dan air putih. Makan malam yakni: nasi putih, bola daging, sup sayur, semangka dan air putih. Selingan yang diberikan adalah jagung rebus, roti panggang dan jus alpukat. Pemilihan bahan makanan serta pengolahannya telah disesuaikan dengan preskripsi diet. Edukasi dan konseling gizi juga diberikan kepada Ny. A, dengan tujuan: meningkatkan pengetahuan pasien terkait tatalaksana diet kaitannya dengan gout, hipertensi dan hipertrigliserida; mengidentifikasi hambatan
  • 29. makan/preferensi pasien dan memberikan saran sebagai ahli gizi, untuk memberikan diet yang sesuai dalam rangka mencapai asupan gizi yang memadai; dan memotivasi pasien untuk berkomitmen menjalankan diet yang telah disepakati dalam rangka meningkatkan derajat kesehatannya. Materi yang diberikan adalah overview penyakit yang dialami kaitannya dengan gizi, tatalaksana diet rendah purin dan DASH, anjuran makan lain, serta motivasi dan komitmen. Metode yang digunakan adalah health belief model, dengan media berupa food model, leaflet, form Recall 24 jam, Daftar Penukar Bahan Makanan dan alat URT. Evaluasi juga dilakukan terhadap pasien, yang pada intinya untuk mengevaluasi kesiapan dan kesanggupan pasien dalam melaksanakan diet yang telah disepakati. Output yang diharapkan dari pendidikan dan konseling gizi ini menambah pengetahuan dan wawasan pasien mengenai tatalaksana diet kanker yang diidap serta kelak mampu mengaplikasikan secara mandiri ilmu/bekal saat keluar dari rumah sakit. Ahli gizi penanggung jawab Ny. A juga akan melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan lain. Ahli Gizi perlu berdiskusi terkait patogenesis, diagnosis, pengobatan penyakit, interaksi obat makanan dengan dokter. Ahli gizi juga perlu melakukan pemantauan terhadap perkembangan kondisi klinis pasien, melalui pencatatan rekam medis oleh perawat. Ahli gizi sebagai penanggung jawab Ny. A bersama ahli gizi lainnya juga harus berdiskusi terkait intervensi gizi dan perencanaan menu yang akan diberikan. Tahapan terakhir dari serangkaian penanganan terhadap Ny. A adalah monitoring dan evaluasi. Tahapan ini mencakup aspek asupan makanan, antropometri, biokimia dan fisik/klinis. Aspek asupan makanan dilakukan melalui metode visual comstock, untuk memastikan penghabisan konsumsi makanan yang dimodifikasi sebelumnya sesuai kebutuhan, kemampuan dan selera pasien. Recall 24 jam setiap 3x/hari dilakukan untuk mengevaluasi kecukupan zat gizi setelah mengalami modifikasi diet. Selain itu, pengetahuan juga dievaluasi setiap melakukan edukasi dan konseling gizi bersama pasien. Aspek antropometri penting dilakukan untuk memantau BB pasien yang
  • 30. diukur seminggu sekali dengan target Ny. A dapat mencapai nilai normal yakni AdBW (57,5 kg) dan IMT (18,5-25,0 kg/m2 ). Aspek biokimia dilakukan untuk mengontrol kadar BUN (5-20 mg/dL), kolesterol (<200 mg/dL), trigliserida (35-135 mg/dL), asam urat (2,4-5,7 mg/dL), Hb (14-17 g/dL), Ht (42-52%) mendekati nilai normal. Aspek fisik/klinis terkait observasi dan pemantauan keadaan Tn. A dengan target rasa lemah, lemas, pucat berkurang, nafsu makan meningkat serta tekanan darah mendekati nilai normal (120/80 mmHg). VIII. Penutup / Kesimpulan Ny. A merupakan pasien wanita berusia 55 tahun dengan diagnosis medis gout artritis. Berdasarkan segala data yang didapatkan dari skrining MUST, diketahui bahwa Ny. A membutuhkan PAGT karena beliau berisiko malnutrisi dengan skor MST 2 (≥2). Selanjutnya dilakukan serangkaian pengkajian client history, food history, anthropometry data, biochemical data, physical and clinical data serta comparative standards. Dari pengkajian tersebut diperoleh diagnosis berupa inadequat oral intake dan altered nutrition-related laboratory values. Oleh karena itu, perlu dilakukan intervensi diet untuk pasien kanker yang tepat yakni diet kombinasi rendah purin dan DASH. Prinsip pemberian diet adalah pembatasan konsumsi purin dan protein, natrium/sodium, serta jenis lemak tertentu sesuai dengan keadaan pasien saat ini yakni gout, hipertensi, hipertrigliserida dan obesitas. Dilakukan edukasi dan konseling gizi, serta koordinasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi lain, dan perawat) untuk memastikan intervensi berjalan dengan maksimal. Pada tahap terakhir dilakukan monitoring dan evaluasi berkala mencakup asupan makan, antropometri, biokimia dan fisik/klinis pasien. Diharapkan proses PAGT yang sudah diterapkan dapat menunjang kesehatan Ny. A dalam proses pengobatan.
  • 32.
  • 33. B. Leaflet Bahan Penukar
  • 34.
  • 35. C. Perhitungan Status Gizi Ny. A IMT = BB (kg)/TB2 (m) = 65 /1502 = 28,9 kg/m2 %BF = (1,2 x IMT) + (0,23 x U) – (10,9 x sex) – 5,4 = (1,2 x 28,9) + (0,23 x 55) – (10,9 x 0) – 5,4 = 34,68 + 12,65 – 0 – 5,4 = 41,93% (poor) D. Kebutuhan Zat Gizi Ny. A Ideal/reference body weight Untuk BBI dewasa (>12 tahun) menggunakan Rumus Brocca : IBW = (TB-100) – 10% dari (TB-100) = (150-100) – 10% (150-100) = 55 kg Jika TB pria <160 cm dan TB wanita <150cm, tidak perlu dikurangi 10%. AdBW = 0,25 (ABW – IBW) + IBW = 0,25 (65 – 55) + 55 = 57,5 kg Kebutuhan energi dan zat gizi makro Energi Rumus perhitungan kebutuhan energi yang digunakan adalah Rumus The Mifflin-St. Jeor : REE = 10 (BB) + 6,25 (TB) – 5(U) - 161 = 10 (57,5) + 6,25 (150) – 5(55) – 161 = 575 + 937,5 – 275 – 161 = 1076,5 kkal TEE = BMR x FA x FS = 1076,5 kkal x 1,1 x 1,3 = 1539,4 ≈ 1540 kkal Protein
  • 36. Berdasarkan buku Dietetik Penyakit Tidak Menular Kemenkes, kebutuhan protein untuk pasien dengan gout adalah cukup yakni : 1,0-1,2 g/KgBB. Protein = 1,0 x 57,5 = 57,5 g ≈ 230 kkal Lemak Berdasarkan buku Dietetik Penyakit Tidak Menular Kemenkes, kebutuhan lemak untuk pasien dengan gout adalah sedang yakni : 10-20% dari kebutuhan energi total. Lemak = 20% (1540 kkal) = 308 kkal ≈ 34,2 g Karbohidrat Kebutuhan karbohidrat dihitung menggunakan sisa pemenuhan kebutuhan kalori dari protein dan lemak. Karbobidrat = (Kalori total – protein – lemak) = 1540 – 230 – 308 kkal = 1002 kkal ≈ 251 g Serat Serat yang diberikan sesuai dengan AKG 2019, yakni 25 g/hari. Cairan Cairan direkomendasikan 2-2,5 liter/hari. Vitamin dan Mineral Vitamin dan mineral yang diberikan sesuai dengan AKG 2019.
  • 37. E. Hasil SQ-FFQ KUESIONER FREKUENSI KONSUMSI ASUPAN GIZI SEMI KUANTITATIF Nama : Ny. A Usia : 55 tahun Nama Bahan Makanan Teknik pengolahan (kebiasaan) Frekuensi Konsumsi Porsi per kali makan Berat mentah (n) Rata- rata frek/hr (f) Rata-rata asupan gr/hari (n x f) Hari Minggu Bulan URT berat matang (g) grg tms rbs x/mgg x/hr x/bln x/hr grg tms rbs KARBOHIDRAT Nasi putih v 3 1 ½ ctg 75 30 3 90 PROTEIN HEWANI Telur ayam v 3 2 btr 120 108 3/7 46,3 Daging ayam v 3 2 ptg 80 80 3/7 34,28 Usus v 2 3 sdm 30 2/7 8,57 Ampela v 2 3 sdm 30 2/7 8,57 PROTEIN NABATI Tempe v 2 2 ptg 100 100 2 200 Tahu v 2 2 ptg 80 80 2 160 Kacang-kacangan v 1 1 gngg 20 20 1 20
  • 38. Emping goreng v 1 1 gngg 10 15 1 15 SAYURAN Buncis v 3 1 mgk 100 3 300 Kangkung v 3 1 mgk 100 3 300 Tauge v 3 1 mgk 100 3 300 Kacang panjang v 3 1 mgk 100 3 300 Labu siam v 3 1 mgk 100 3 300 BUAH-BUAHAN Semangka 4 1 ptg 100 4/7 57,1 Pepaya 4 1 ptg 100 4/7 57,1 Pisang 4 1 ptg 100 4/7 57,1 SERBA-SERBI Gula pasir 4 1 sdm 10 10 4 40 Gorengan v 3 1 bh 50 50 3 150 CAIRAN Teh v 4 1 sdm 5 5 2 10 Minyak 2 1 sdm 10 10 2 20
  • 39. F. Hasil Analisis Zat Gizi SQ-FFQ ============================================================= Analysis of the food record ============================================================= Food Amount energy carbohydr. beras putih giling 90 g 324,8 kcal 71,6 g telur ayam 46,28 g 71,8 kcal 0,5 g daging ayam 34,28 g 97,7 kcal 0,0 g usus ayam 8,57 g 8,0 kcal 0,0 g ati ayam 8,57 g 13,5 kcal 0,1 g tempe kedele murni 200 g 398,2 kcal 34,0 g tahu 160 g 121,6 kcal 3,0 g kacang mete kupas kulit 20 g 117,8 kcal 4,1 g emping melinjo mentah 15 g 49,8 kcal 9,7 g buncis mentah 300 g 104,7 kcal 23,7 g kangkung 300 g 45,2 kcal 6,3 g toge kacang hijau mentah 300 g 182,8 kcal 14,4 g labu siam mentah 300 g 60,2 kcal 12,9 g semangka 57,1 g 18,3 kcal 4,1 g pepaya 57,1 g 22,2 kcal 5,6 g pisang ambon 57,1 g 52,5 kcal 13,4 g gula pasir 40 g 154,8 kcal 40,0 g cireng/bakwan 150 g 809,9 kcal 58,8 g teh 10 g 5,0 kcal 1,0 g Meal analysis: energy 2658,8 kcal (100 %), carbohydrate 303,1 g (100 %) ============================================================= Result ============================================================= Nutrient analysed recommended percentage content value value/day fulfillment _____________________________________________________________________ energy 2658,8 kcal 2036,3 kcal 131 % water 0,0 g 2700,0 g 0 % protein 126,0 g(18%) 60,1 g(12 %) 209 % fat 120,5 g(38%) 69,1 g(< 30 %) 174 % carbohydr. 303,1 g(44%) 290,7 g(> 55 %) 104 % dietary fiber 35,8 g 30,0 g 119 % alcohol 0,0 g - - PUFA 59,2 g 10,0 g 592 %
  • 40. cholesterol 280,4 mg - - Vit. A 2377,4 µg 800,0 µg 297 % carotene 0,0 mg - - Vit. E (eq.) 17,9 mg 12,0 mg 149 % Vit. B1 1,8 mg 1,0 mg 180 % Vit. B2 2,0 mg 1,2 mg 166 % Vit. B6 2,5 mg 1,2 mg 207 % tot. fol.acid 911,6 µg 400,0 µg 228 % niacineequiv. 0,0 mg 13,0 mg 0 % pantoth. acid 6,5 mg 6,0 mg 108 % Vit. C 196,9 mg 100,0 mg 197 % Vit. K 0,0 µg 60,0 µg 0 % sodium 216,8 mg 2000,0 mg 11 % Vit. E 0,0 mg - - Vit. B12 6,3 µg 3,0 µg 209 % Vit. D 0,5 µg 5,0 µg 9 % Se 0,0 µg - - potassium 4951,2 mg 3500,0 mg 141 % calcium 1058,0 mg 1000,0 mg 106 % chlorine 0,0 mg - - magnesium 798,8 mg 310,0 mg 258 % phosphorus 1750,5 mg 700,0 mg 250 % m.uns.f.acids 33,7 g - - sat. FA 19,4 g - - copper 3,7 mg 1,3 mg 299 % iron 29,9 mg 15,0 mg 199 % purine N 0,0 mg - - uric acid 0,0 mg - - zinc 13,8 mg 7,0 mg 197 % G. Hasil Analisis Zat Gizi Rekomendasi Menu ============================================================= Analysis of the food record ============================================================= Food Amount energy carbohydr. _____________________________________________________________________ Sarapan nasi putih 150 g 195.0 kcal 42.9 g ikan bandeng 50 g 41.9 kcal 0.0 g Tofu fresh 30 g 23.2 kcal 0.2 g Carrot fresh 25 g 6.5 kcal 1.2 g
  • 41. Olive oil 2.5 g 22.0 kcal 0.0 g gula pasir 2.5 g 9.7 kcal 2.5 g labu siam mentah 100 g 20.1 kcal 4.3 g pepaya 100 g 39.0 kcal 9.8 g Meal analysis: energy 357.3 kcal (23 %), carbohydrate 60.9 g (23 %) Selingan jagung kuning segar 100 g 108.0 kcal 25.1 g Meal analysis: energy 108.0 kcal (7 %), carbohydrate 25.1 g (9 %) Makan siang nasi putih 200 g 260.0 kcal 57.2 g telur ayam bagian putih 100 g 50.0 kcal 1.0 g kecap 15 g 9.0 kcal 0.8 g gula pasir 5 g 19.3 kcal 5.0 g Olive oil 2.5 g 22.0 kcal 0.0 g buncis mentah 25 g 8.7 kcal 2.0 g Carrot fresh 25 g 6.5 kcal 1.2 g apel 100 g 59.0 kcal 15.3 g Meal analysis: energy 434.6 kcal (28 %), carbohydrate 82.5 g (31 %) Selingan roti tawar 40 g 109.6 kcal 20.8 g margarin 5 g 31.8 kcal 0.0 g jus alpukat 100 g 79.1 kcal 11.8 g Meal analysis: energy 220.5 kcal (14 %), carbohydrate 32.6 g (12 %) Makan malam nasi putih 150 g 195.0 kcal 42.9 g daging ayam 50 g 142.4 kcal 0.0 g minyak kelapa 2.5 g 21.6 kcal 0.0 g Carrot fresh cooked 50 g 10.5 kcal 1.8 g kentang 50 g 46.5 kcal 10.8 g Tomatoes fresh cooked 25 g 4.9 kcal 0.7 g semangka 100 g 32.0 kcal 7.2 g Meal analysis: energy 453.0 kcal (29 %), carbohydrate 63.4 g (24 %)
  • 42. ============================================================= Result ============================================================= Nutrient analysed recommended percentage content value value/day fulfillment _____________________________________________________________________ energy 1573.4 kcal 2036.3 kcal 77 % protein 59.7 g(15%) 60.1 g(12 %) 99 % carbohydr. 264.5 g(67%) 290.7 g(> 55 %) 91 % fat 32.0 g(18%) 69.1 g(< 30 %) 46 % dietary fiber 19.1 g 30.0 g 64 % water 138.9 g 2700.0 g 5 % Vit. A 1774.8 µg 800.0 µg 222 % Vit. C 111.1 mg 100.0 mg 111 % Vit. D 5.0 µg 5.0 µg 100 % Vit. E (eq.) 4.8 mg 12.0 mg 40 % Vit. E 1.5 mg - - Vit. B1 0.9 mg 1.0 mg 88 % Vit. B2 1.1 mg 1.2 mg 88 % niacineequiv. 1.6 mg 13.0 mg 12 % sodium 1379.5 mg 2000.0 mg 69 % niacine 11.7 mg - - pantoth. acid 5.5 mg 6.0 mg 92 % Vit. B6 1.2 mg 1.2 mg 98 % biotine 6.7 µg 45.0 µg 15 % Vit. B12 1.5 µg 3.0 µg 48 % tot. fol.acid 205.3 µg 400.0 µg 51 % lactose 0.0 g - - zinc 5.7 mg 7.0 mg 82 % potassium 2257.5 mg 3500.0 mg 65 % glucose 1.7 g - - fluorine 36.3 µg 3.0 µg 1208 % magnesium 276.3 mg 310.0 mg 89 % manganese 3.3 mg 3.5 mg 93 % sucrose 29.7 g - - phosphorus 754.2 mg 700.0 mg 108 % copper 0.9 mg 1.3 mg 72 % Vit. K 54.8 µg 60.0 µg 91 % iron 7.5 mg 15.0 mg 50 % calcium 208.6 mg 1000.0 mg 21 % cholesterol 68.6 mg - - sat. FA 8.9 g - -
  • 43. m.uns.f.acids 13.5 g - - PUFA 6.9 g 10.0 g 69 % short FA 0.0 g - - middle FA 0.0 g - - purine N 12.9 mg - -
  • 44. Daftar Pustaka : 1. Murphy, Jane; Mayor, Alice; Forde, Emer. Identifying and Treating Older Patients with Malnutrition in Primary Care: The Must Screening Tool. British Journal Of General Practice.201; 68 (672): 344-345. 2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta: Kemenkes. 2011. 3. WHO (2000). The Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and Its Treatment. Geneva: WHO. 4. Mahan, LK,, Raymond, JL. Krause’s Food & Nutrition Care Process 14th ed. Amerika: Saunders Publishing. 2016 5. Melyana, M., & Sarotama, A.. Implementasi Peringatan Abnormalitas Tanda- Tanda Vital pada Telemedicine Workstation. Prosiding Semnastek. 2019. 6. Suryani, I., Isdiany, N., Kusumayanti. Bahan Ajar Gizi : Dietetik Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Badan PPSDM Kementrian Kesehatan RI. 2018. 7. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. PMK No. 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. Indonesia: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. 8. Kusumayanti, Ga Dewi; Wiardani, Ni Komang; Sugiani, Pande Putu Sri. Diet mencegah dan mengatasi gangguan asam urat. Jurnal Ilmu Gizi, 2014, 5.1: 69-78. 9. Lingga, L. 2012. Bebas Penyakit Asam Urat Tanpa Obat. Jakarta : PT Agro Media Pustaka. 10. Choi, H. K., Atkinson, K., Karlson, E. W., Willett, W., & Curhan, G. (2004). Purine-Rich Foods, Dairy and Protein Intake, and the Risk of Gout in Men. New England Journal of Medicine, 350(11) : 1093–1103. 11. Duan, Y., Liang, W., Zhu, L., Zhang, T., Wang, L., Nie, Z., Yao, Y. (2015). Association between serum uric acid levels and obesity among university students (China). Nutricion Hospitalaria, 31(6) : 2407–2411. 12. Essa, S. A., Mishari, A. K., & Kadhom, Q. I. (2015). Association Between Serum Uric Acid And Obesity. Journal of University of Babylon, 23(2) : 899-903.
  • 45. 13. Oyama, C., Takahashi, T., Oyamada, M., Oyamada, T., Ohno, T., Miyashita, M., Takada, G. (2006). Serum uric acid as an obesity-related indicator in early adolescence. Tohoku Journal of Experimental Medicine, 209(3) : 257–262.