Manda mengidap pneumonia parah dan dirawat di rumah sakit. Dokter memperkirakan kondisinya semakin memburuk. Dia meminta kekasihnya untuk membawanya ke Gunung Menumbing sebelum waktunya tiba. Mereka menikmati pemandangan kabut jingga di puncak gunung sebelum Manda menghembuskan nafas terakhir.
Mengisahkan kisah cinta remaja yang meninggalkan kesan mendalam dalam kehidupan seorang gadis yang bernama Dania Insyirah. Mana yang harus di pilih kenangan yang tidak atau masa hadapan yang sentiasa berada di sisinya
Mengisahkan kisah cinta remaja yang meninggalkan kesan mendalam dalam kehidupan seorang gadis yang bernama Dania Insyirah. Mana yang harus di pilih kenangan yang tidak atau masa hadapan yang sentiasa berada di sisinya
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasu
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh
Cerita ini hanyalah sebuah coretan sederhana, bukan karena pengalaman pribadi namun pengalaman orang lain yang mungkin bisa menjadi hiburan untuk pembaca ;;)
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasuarvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasu
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh
Cerita ini hanyalah sebuah coretan sederhana, bukan karena pengalaman pribadi namun pengalaman orang lain yang mungkin bisa menjadi hiburan untuk pembaca ;;)
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasuarvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh
SimplesVet - Gestão de clínicas veterinárias e petshopsSimplesVet
O que dizer sobre um mercado de 14bi anuais apenas no Brasil, e que ainda não possuía nenhum sistema de gestão focado realmente em simplificar o dia-a-dia das clínicas veterinárias e petshops? O SimplesVet preencheu essa lacuna e nesse último ano mudou a vida de diversos empresários desse ramo em todo o país. Centrado em dois vetores, a simplicidade no uso e a comunicação entre as clínicas e seus clientes (proprietários de animais de estimação), ele não só aumentou o faturamento de muitas empresas como também facilitou a informatização de várias delas.
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
eweH. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Sebuah kaya Antology yang berkisah mengenai rasa yang tertinggal dari hubungan antara pria dan wanita yang kandas di tengah jalan.
Semoga dapat diambil pelajaran dan hikmahnya bagi pembaca
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Kabut jingga
1. Kabut Jingga
Enam jam berlalu, Manda masih terbaring lemah di Rumah Sakit. Malangnya nasib
gadis manis ini, sejak dideteksi mengidap penyakit pneumonia ia tak lagi tampak
ceria. Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli).
Gejala penyakit ini ditandai dengan adanya batuk disertai keluarnya darah atau
kesukaran bernapas gejala sianosis sentral, napas sesak atau penarikan dinding
dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing). Padahal sebelumnya ia
adalah gadis yang sangat bersemangat dan murah senyum.
Jadi teringat waktu pertama kali aku mengenalnya di awal kuliah, bisa dibilang
dia gadis yang paling mencolok dari gadis lainnya, mungkin karena baju-baju yang
dikenakannya selalu berwarna cerah sehingga membuat semua mata tertuju
kepadanya. Ditambah lagi sikapnya yang ramah, selalu menyapa setiap orang yang
dijumpainya. Rasanya sulit sekali untukku menghapal 200 mahasiswa di dalam
kelas besar itu, tapi anehnya itu tidak jadi masalah untuknya, ia bisa mengenali
siapapun yang disapanya itu.
Pernah aku terkejut dibuatnya, saat itu aku sedang berada di laboratorium
computer khusus untuk mahasiswa baru. Tiba-tiba ada seorang gadis duduk
disampingku, tentu saja sebagai laki-laki normal aku spontan menoleh kearahnya,
ternyata itu Alamanda. Emmmm,, tebak apa yang kulihat? Bukan,, bukan
2. senyuman manisnya tapi… yang kudapat adalah wajah aneh dengan lidah yang
dijulurkan ke depan dilengkapi dengan suara “Huweeek,,,”………
Tentu saja aku sangat kaget, tapi aku tidak dapat berbuat apa-apa, aku hanya
bisa terdiam karena bingung harus berbuat apa. Aku betul-betul tidak mengerti
kenapa ia memasang wajah seperti itu kepadaku. Tapi berawal dari kejadian
itulah aku mulai jatuh hati kepadanya, ekspresi lucunya itu tak akan pernah
kulupa. Dengan segala upaya akhirnya ia menerimaku sebagai kekasihnya.
Manda,,, tapi kini dia sudah berubah, 4 tahun bersamanya sudah tentu aku hapal
betul wajah, sikap, dan pribadinya. Kini, bola matanya yang bulat dan dikelilingi
bulu mata panjangnya tak lagi berbinar. Ada bayangan hitam di sekitar
pelupuknya, tak ada lagi pipi chubby yang membuatku gemas untuk mencubitnya,
yang ada hanya tubuh kurus lunglai tak berdaya.
“Mas,, maaf! silahkan tunggu diluar dulu ya, mau ganti infuse-nya mbak Alamanda”
ucap seorang suster yang membuyarkan lamunanku.
Sebelum beranjak keluar kutatap kekasihku yang sedari tadi belum siuman,
dalam hati kupanjatkan doa untuk kesembuhan bidadariku ini. Kududuk
termenung di bangku yang terdapat persis di depan kamar kelas dua itu, mencoba
mengingat masa indah bersama Manda. Dia seringkali berkhayal, seolah-olah
sudah menjadi istriku dan menganggap boneka kelincinya sebagai anak kami.
Pertamanya aku tidak setuju,, aku merasa seperti orang gila bila melakukan hal
bodoh itu. Tapi tampaknya Manda tak memperdulikan sikapku., dia terus hanyut
3. terbuai dalam khayalannya. Aku betul-betul tidak mengerti dengan jalan
pikirannya, kuputuskan untuk membiarkannya bersikap konyol seperti itu toh
tidak merugikanku. Sampai akhirnya suatu hari kutemukan ia pingsan di teras
depan rumahnya, tergeletak lemah dengan mulut yang penuh dengan darah.
Dengan sigap kubawa ia ke klinik terdekat, dokter hanya memberikan surat
rujukan ke Rumah Sakit agar Manda dirontgen dan melakukan tes darah, akan
tetapi saat itu Manda mengajakku langsung pulang ke rumah, pengen istirahat
katanya.
Sesampai di rumah, ia berkata “Kang, maafin Manda ya dah ngerepotin akang”
“Manda sayang,, sebenarnya kamu sakit apa siy? Kok gak pernah cerita sama aku?
Aku kan pacar kamu” tanyaku khawatir
“Aku juga gak ngerti kang, akhir-akhir dadaku sering sesak,, bahkan kalo dah gak
nahan aku suka batuk-batuk yang ada darahnya” Jawabnya
“Ya ampun Manda,, sudah berapa lama? Lalu kenapa tadi kamu gak mau langsung
ke Rumah Sakit, biar ketahuan sakit apa, kan bisa langsung diobatin” ucapku
semakin khawatir.
“Manda takut kang, Manda gak siap denger hasil dari dokter. Tadi aja waktu di
klinik Manda pengen buru-buru kabur. Manda takut kang,, Takut banget” dia
menjelaskan dengan linangan air mata dipipinya.
Tak tahan rasanya melihat pujaan hatiku ini menangis, lalu kupeluk dia dan ku
ucapkan “Aku sayang kamu Manda,, besok kita ke Rumah Sakit ya, kamu gak perlu
takut.. kan ada aku”
Dia menatapku tajam, air matanya semakin deras dan aku hanya bisa
mengerutkan kening dan memelas, berharap manda mau mendengar ucapanku.
4. “Kang,, jangan tinggalin aku ya! Aku pengen jadi istrimu kang,, istri yang nyata,,
bukan hanya khayalan”
Aku tidak mengerti apa yang ia maksud dengan istri khayalan. Tapi kucoba untuk
tidak membuatnya berfikir yang tidak-tidak. “kamu ini,, ada-ada aja. Sabar ya,
kita kuliah dulu, kerja dulu. Kan aku dah janji ma kamu 8 tahun lagi aku akan
melamar kamu” hiburku.
“itu dia kang,, 8 tahun kan masih lama. Sementara akang tau sendiri kondisi
Manda kayak gini, apa bisa Manda bertahan selama itu kang?” penjelasannya
membuatku geram
“Manda!!! Kamu ngomong apa siy? Kamu harus optimis. Jangan ngomong aneh-
aneh” ucapku dengan nada yang agak membentak
Dia menunduk dan menangis tersedu sedan,, aku jadi merasa bersalah “Sayang,
maaf ya kalo tadi aku kasar. Aku yakin kamu pasti bisa sembuh. Masalah umur
mah cuma Tuhan yang tau”
“Kang,, itulah mengapa sebabnya selama ini aku sering mengkhayal jadi istri
kamu,, aku takut gak sempat merasakan itu di dunia nyata,, boleh kan aku
mengkhayal?”
Oh Tuhan,, apa ini?
Aku rasanya seperti ditampar oleh ucapannya itu, selama ini aku sudah
menganggapnya konyol dengan khayalan bodohnya itu. Tak pernah terpikirkan
sedikitpun olehku alasannya seperti itu.
5. “Pik,, dari tadi dipanggil-panggil kok gak jawab? Lagi ngelamunin apa siy? Serius
amat! Gimana keadaan Manda?” Tanya Sella, wanita yang menjadi sahabat setia
Manda selama kuliah, dia begitu baik dan perhatian, dia sangat menyayangi
Manda. Ternyata wanita manis asal Bandung ini sudah sejak tadi ada
dihadapanku. Aku hanya menatapnya dan terdiam seperti orang tolol, akhir-akhir
ini semenjak Manda sakit aku memang terlihat lain dari biasanya.
Kepalaku penuh dengan pikiran-pikiran aneh, kuliahku, kerjaku, organisasi yang
kuketuai, perceraian kakakku, dan searang Manda,,, arrrrghhhhhhh…….. ingin
rasanya aku menutup mata dari semua ini,, sejenak saja tuk refresh. Tapi aku
bukan banci,, aku harus hadapi semua itu. Masalah bukan untuk dihindari tapi
untuk dicari jalan keluarnya. Aku harus bangkit,, aku harus hadapi semua ini,, ya..
Manda pasti bisa membuatku melupakan semua kepenatan ini,, tapi…. Saat ini dia
sedang terbaring tak berdaya,, oh Tuhan,, kau begitu menyayangiku, begitu
banyak ujian yg kau berikan untukku.
Tiba-tiba seorang suster yang tadi mengganti infuse Manda kembali
membangunkanku dari lamunan panjang, ia berkata “Mas,, mbaknya sudah
bangun”. Seketika itu hatiku bergetar entah perasaan apa ini yg pasti aku sangat
rindu ngobrol sama Manda. Lalu aku dan Sella masuk ke salam ruangan berukuran
5x3m yang diberi sekat ditengahnya.
Manisnya,,, dia tersenyum padaku,, kupegang tangan kecilnya.
“Kang,, Fima mana? Aku kangen” dia menanyakan boneka kelincinya. Nama Fima
diambil dari nama kami berdua, yaitu Taufik dan Alamanda. Lalu kuambilkan
boneka berwarna pink-putih dari tas biru motif polkadot itu, lalu kuberikan
kepadanya. Manda tampak girang,, tampaknya dia betul-betul menyayangi boneka
itu. Aneh memang tapi tak apalah yang penting Mandaku bisa tersenyum, itu
6. sudah cukup bagiku. Sella sudah hapal betul dengan tingkah Manda, malahan dia
ikut hanyut terbuai dalam khayalan wanitaku itu. Aku betul-betuk tidak mengerti
jalan pikiran wanita-wanita ini, betul-betul konyol.
Lima hari sudah Manda dirawat,, kondisinya semakin memburuk, rambutnya mulai
rontok,, satu jam sekali darah keluar bersama batuknya. Aku hanya bisa
berdoa,,,, dokter mengatakan Manda tidak akan bertahan lama. Perasaanku
berkecamuk, jiwaku bergemuruh, kuharap analisa dokter salah. Aku betul-betul
menyayangi Manda, aku tidak ingin kehilangan gadisku ini. Hari-hariku kuhabiskan
bersama Manda,, ku tak ingin melewatkan setiap detik bersamanya. Mataku tak
lagi dapat terpejam,, kutahan rasa kantukku. Kuingin menjaga kekasih hatiku ini.
Ayah ibunya sudah mengingatkan aku untuk istirahat sejenak dan bergantian
menjaga Manda,, tapi tak bisa,, aku sangat khawatir dengan kesehatan Manda.
Ini adalah minggu kedua Manda terkulai lemah di Rumah Sakit,, tadi pagi
rambutnya digunduli,, karena rontoknya yang semakin parah… pendengarannya
pun mulai tak bagus,, tubuhnya semakin kurus,, hanya berbobot 36 kg padahal
tingginya 165 cm. Bayangkan saja betapa kecilnya tubuh Mandaku,, sungguh
sangat memprihatinkan,, seperti tak ada harapan lagi. Rasa sedihku sudah
7. teramat besar, sampai tak dapat lagi ku mengeluarkan air mata. Kasihan sekali
Manda,, tak terbayangkan betapa sakitnya ia saat ini.
Sesayup kudengar suara memanggilku. Oh Tuhan,, Manda memanggilku.
“ada apa sayang??? Emm,,, kangen aku ya?” kucoba menggodanya meski dalam
hati tak sanggup kumenahan tangis.
“kang,, di.. dala..m tas a..da… dia..ry..ku… sim..pan ya..!” ucapnya terbatah-batah.
Lalu kuulurkan tanganku untuk meraih tas berwarna pink dengan motif polkadot
milik Manda. Kutemukan sebuah buku harian berwarna hijau muda dengan fotoku
bersama Manda sebagai covernya. Kulihat Manda tertidur lagi,, sepertinya tadi
dia mengigau.
Kubuka satu per satu lembaran buku harian itu,, semua ditulis dengan rapi dengan
bolpoin berwarna-warni disertai gambar-gambar lucu dipinggir tulisannya.. semua
yang tertulis adalah cerita tentang aku,, tingkahku,, dan semua sikapku terhadap
Manda,, tak ada yang ditutupi,, kekesalannya,, kebahagiaannya,, kesedihan,, dan
semua yang dirasakannya ditulis tanpa beban. Kuberfikir sejenak dan mengingat-
ingat semua kejadian itu,, Manda… kau betul-betul gadisku… begitu detainya kau
amati semua tingkahku,, membuatku semakin sayang padamu. Di halaman terakhir
tertulis:
Kang,,
Terimakasih atas cintamu…
Kasihmu,..
Waktumu,..
Pengorbananmu…
Dan semua yang tlah kau berikan untukku
Terima kasih kang!
Terimakasih telah menemaniku di sisa hidupku ini
8. Bolehkah aku meminta satu hal??
Barangkali ini permintaan terakhirku
Bawalah aku ke atas gunung menumbing.
Tepat pukul 5 sore pada tanggal 15 desember nanti
Aku mohon dengan segenap jiwa dan ragaku
Dengan cinta
Alamanda Karunia
“15 desember?”
Oh Tuhan… itu berarti hari ini,, saat ini waktu menunjukkan pukul 14.38,,
perjalanan menuju gunung menumbing kurang lebih sekitar 3 jam,, aku harus
segera bergegas membawa Manda pergi untuk memenuhi permintaannya.
Tak ada suster atau siapapun yang bisa kuhubungi. Akhirnya tanpa pamit,,
kugendong Manda keluar Rumah Sakit. Kubawa ia melaju bersama baleno hitamku
dengan kecepatan 140 km/jam,, cukup berbahaya untuk melewati bebatuan terjal
menuju gunung menunbing itu. Untungnya mobil dapat naik sampai 10 m di bawah
puncak gunung,, kami sampai pukul 16.40,, lalu kugendong Manda menuju puncak
gunung.. ada pohon tumbang disana,, kuajak Manda duduk di atas pohon itu,,
kubalut ia dengan jaketku,,
Matanya menerawang jauh,, menengok ke kanan dan ke kiri,, ku terus menjaganya
dan melakukan apapun yang diinginkannya. Perlahan dan terbatah ia bisikan
sesuatu di telingaku “kang,, kita dikelilingi kabut,, kabut yang berwarna jingga,,
bagus ya… indah banget…”
Kupeluk Manda yang tampak semakin kedinginan.
9. “kang,, kamu tau? kabut itu adalah aku.. usang dan tak berdaya,, warna jingga itu
adalah kamu,, kamu mewarnai hariku.. dengan cintamu,, membuatku tampak
indah,, menutupi keusanganku,, terimakasih ya kang” lanjutnya.
Tak dapat kumenahan tangis,, ini air mata pertama yang keluar dari mataku
setelah 14 tahun yang lalu terakhir kali kumengeluarkannya,, yaitu saat ayahku
meninggal akibat diabetes.
Kukecup kening Manda dan berulang kali kuucapkan “aku sayang kamu,, aku cinta
kamu Manda! Aku akan selalu menjaga kamu”
Kupeluk erat tubuh Manda.. “cepet sembuh ya sayang,, setelah itu kita menikah,,
ya sayang ya!” tambahku tuk membuktikan pada Manda bahwa aku betul-betul
menyayanginya. Tapi Manda hanya terdiam,, tak menanggapi omonganku itu,,
kulihat matanya terpejam,, ia tampak lelah sekali.
Kubawa Manda masuk ke dalam mobil dan membiarkannya istirahat sejenak,
kuturunkan sandaran kursi. Kutunggu beberapa menit tuk menikmati keindahan
kabut jingga yang ada disekitar puncak gunung menumbing itu. Sesaat kemudian
hari semakin gelap,, kabut pun tak lagi berwarna jingga.. aku segera kembali ke
mobil tuk memberitahu Manda dan hendak mengajaknya kembali ke rumah sakit.
“sayang,,, udah malem niy,, pulang yuk! Kabut jingganya juga dah ilang,, besok kita
kesini lagi yaa!” ucapku sambil mengeluskan kepalanya..
Tapi,, tampaknya ia tak mendengar ucapanku.. mungkin karena kelelahan.
Lalu kucoba untuk memasangkan sabuk pengaman ke tubuh Manda.. ku betulkan
posisi duduknya,, kusandarkan kepalanya dengan bantal agar tidurnya lebih
nyaman. Tapi.. wajahnya begitu pucat,, dan membiru.. aku mulai khawatir.. tapi
kucoba meyakinkan diri bahwa ia hanya kedinginan. Seketika kubergegas
10. beranjak dari puncak gunung itu. Sepanjang perjalanan Manda hanya tertidur
pulas. Kubawa Manda ke Rumah Sakit,, sesampai di tempat parkir aku merasa
sangat lelah dan ikut tertidur di dalam mobil.
Tuk,,tuk,,tuk,,tuk!!!!
Kudengar ada yang mengetuk kaca mobilku.. kepalaku berat sekali,, mungkin ini
efek dari begadang berminggu-minggu tuk menjaga Manda. Perlahan kubuka kaca
mobil,, ternyata om Rasyid,, ayahnya Manda. “eh,, om. Maaf saya tertidur”
jawabku setengah sadar.
“darimana saja kamu? Kenapa tidak mengabari kita dahulu sebelum meninggalkan
Manda?” ucap om rasyiid dengan nada kesal
“meninggalkan Manda?” kuberfikir sejenak dan mencoba mengingat kembali apa
yang telah kulakukan hari ini.
“oh,, iya om.. maaf! Tadi aku gak sempat minta ijin sama om buat mengajak Manda
jalan-jalan. Aku buru2 om,, Maaf” mungkin om Rasyid marah karena aku telah
membawa pergi Manda tanpa ijin.
“jalan-jalan kemana? Dari siang tadi kamu pergi meninggalkan Manda,, sampai
akhirnya pihak Rumah Sakit yang mengabari saya,, memberi tahu Manda sekarat”
om Rasyid tampak sangan bingung
Tentu saja aku tak kalah bingungnya,, aku tidak pernah meninggalkan Manda,,
jelas-jelas dari tadi aku bersamanya. Kutatap jok sebelah kiriku,, Manda tak ada
11. disebelahku,, Auwwwwwwww… kepalaku sakit sekali.. kupaksakan mengumpulkan
tenaga dan keluar dari mobil. Om Rasyid menarik tanganku dan mengajak ke
ruang ICU. Aku menceritakan semua kejadian yang aku alami selama di gunung
menumbing..
Om Rasyid dan tante Fatimah tampak bingung dan saling menatap,, mereka
berusaha meyakinkan aku bahwa peristiwa itu adalah mimpiku saja. Karena dari
siang tadi Manda terbaring di Rumah Sakit dan dijaga suster Nia,, sampai
akhirnya suster itu menghubungi om Rasyid untuk memberitahu Manda sekarat,
dan sampai saat ini Manda masih ditangani dokter.
Aku betul-betul tidak mengerti,, mana mungkin aku bermimpi.. aku sangat yakin
semua itu benar2 terjadi. Aku coba kembali ke mobil dan memastikan
kebenarannya,, kulihat banyak goresan pada balenoku,, seperti goresan ranting
pohon,, ban depan sebelah kiri pun bocor tertancap paku,,, kuteliti lagi seisi
mobilku,, jok kursi depan sebelah kiri turun menjadi 120º persis seperti posisi
disaat aku membiarkannya beristirahat saat di gunung menumbing tadi. Semua
itu cukup membuktikan kalau tadi Manda betul-betul pergi bersamaku, tapi
kenapa om Rasyid dan Tante Fatimah berkata begitu ya? Aku benar-benar tidak
mengerti.
“pik,, lagi nyari apa? Bingung banget siy kayaknya” Sella mengejutkanku,, aku
hanya senyum dan kembali larut dalam kebingunganku.
“pik,, ada apa siy?” Tanya Sella lagi,, tapi aku tetap tak menjawab apa-apa,
kutatap wajah Sella sambil mengerutkan keningku.
“Halooooo,,, hmm,, lo bae-bae aja kan? Aneeeeh!!!” dia pun berlalu dari
hadapanku,, tapi setelah 6 langkah dia kembali “oya,,, tadi lo bawa Manda
12. kemana? 2 jam gwa nungguin tapi lo gak balik-balik,, kemana siy?” ucapannya
mengejutkanku.
“Maksudmu tadi siang kan? Iya kan Sel?” tanyaku
“iya,, sekitar jam 3. lo bawa Manda kemana siy? Gw kan khawatir. Gw mpe
ketiduran di sana,, bangun-bangun dah jam 5 lewat,, tapi lo belum balik juga. Gw
Tanya suster gak ada yang tau. Ya udah gw pulang dulu deh” ceritanya panjang.
Hmmmmm….
Akhirnya,, ada sedikit pencerahan untukku. Setidaknya,, tadi Aku betul-betul
pergi dengan Manda ke Gunung itu, lalu kuceritakan semuanya kepada Sella.
“emmm,,, romantis bangeeeeeeet. Ada gak ya cwo yang mau mewujudkan impian
gw,, kaya lo mewujudkan permintaan Manda. Hehehe… btw,, suster itu aneh
banget siy,, koq bisa-bisanya dia ngirain gw Manda. Hwahaha…” celoteh Sella
“lo sih,, pake tidur di tempat tidur pasien,, ya gak salah dong dia ngira lo Manda”
jawabku
“eh,, gitu ya. Emmmm,,, niy.. cincin sama alat sholatnya. 10 menit lagi penghulunya
datang. Samperin Manda yuk!”
Oh Tuhan,, ini hari pernikahanku,, kenapa aku bisa lupa? Untung ada Sella yang
mempersiapkan semuanya. “iya Sel,, makasih ya! gwa ke toilet dulu,, lo duluan aja
ntar gwa nyusul” ucapku girang tak sabar ingin mewujudkan impian Manda,,
menikahinya,, aku sangat menyayanginya. Oh Tuhan,, sembuhkan Mandaku,, beri
ia kesempatan untuk menjalani hidup bersamaku.
Ring tone ‘out of my head-nya fastball’ berbunyi dari ponsel ku,, ternyata om
Rasyid.
13. “iya om,, saya masih di tempat parkir,, sebentar lagi saya kesana.” Tapi om Rasyid
diam saja “halooo,, om.. haloooo,,,” kucoba menyapa om Rasyid tapi tetap tak ada
jawaban. Mungkin tak sengaja beliau menekan ponselnya, pikirku. Aku segera
bergegas menuju ruang ICU dan memberi syarat kepada Sella untuk mengikutiku.
Saat melewati lobby Rumah Sakit,, Ponselku kembali berbunyi,, kudengar suara
tante Fatimah “pik,, kita………… kita.. telah kehilangan Manda pik,, hiks..hiks..”
Tubuhku lemas,, kakiku tak mampu berjalan,, lidahku kelu,, aku tak dapat berbuat
apa-apa.. aku.. aku tak berdaya,, aku kehilangan separuh nafasku..
Innalillahi wainaillaihi rajiun
Mandaaaaaaaaaa…… kenapa cepat sekali? Kenapa kau tak menunggu sebentar
saja,, aku ingin mewujudkan impianmu sayang. Aku ingin menjadi suamimu!
Mandaaaaaaaa,,, maafkan aku,, yang tak mendampingi kepergianmu
Alamanda Karunia,, Aku sayang Kamu……
Aku janji akan menikahimu,, tak disini tapi disana,, di rumah Allah di Surga.
Amiiiien.
Desminda, 21 Desember 2007