Dokumen tersebut membahas tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang mencakup dasar hukum, tujuan, sasaran, persyaratan ideal, dan contoh implementasi K3. Juga dibahas mengenai kaitannya dengan HSE dan ISO serta pengertian, penyakit akibat kerja, tujuan dibuatnya sistem K3, dan tanggung jawab pengusaha dalam menerapkan K3.
Materi dasar-dasr keselamatan kerja; Difinisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Difnisi Bahaya, Sumber bahaya.
Materi ini disampaikan pada peserta didik Program Studi Teknik Pembuatan Benang AK-Tekstil Solo
Pembelajaran materi keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah kecelakaan kerja di industri garmen. Materi presentasi diberikan pada pembelajaran K3 yang mengacu pada elemen kompetensi yang ada di SKKNI Garmen 2015.
Materi dasar-dasr keselamatan kerja; Difinisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Difnisi Bahaya, Sumber bahaya.
Materi ini disampaikan pada peserta didik Program Studi Teknik Pembuatan Benang AK-Tekstil Solo
Pembelajaran materi keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah kecelakaan kerja di industri garmen. Materi presentasi diberikan pada pembelajaran K3 yang mengacu pada elemen kompetensi yang ada di SKKNI Garmen 2015.
Catatan mengenai hygiene industri pertama kali dikeluarkan oleh siapa dan atas dasar apa?
Catatan mengenai hygiene industry pertama kali dimulai pada abad ke-4 SM dan dikeluarkan oleh Hippocrates yang menulis mengenai keracunan timbal yang disebabkan oleh Aktivitas pertambangan. Dan atas dasar Faktor-faktor lingkungan dan bahaya-bahaya yang timbul yang mengakibatkan aktivitas pekerjaan sudah terjadi dari masa sebelum masehi. Sedangkan dokter-dokter pada masa itu hanya menemukan hubungan kasual (sebab akibat) dari kejadian keracunan atau penyakit dan bagaimana mengatasinya secara sederhana belum menemukan bagaimana cara mencegah faktor-faktor lingkungan dan bahaya di dalam pekerjaan
Akta dan perundangan berkaitan dengan keselamatan dalam pekerjaan elektrik termasuk Akta Bekalan Elektrik, Akta Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaan & Akta Kilang dan Jentera
1. HUBUNGAN INDUSTRIAL
Sesi 5
Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
• Dasar Hukum
• Tujuan
• Sasaran
• Persyaratan Ideal
• Contoh implementasi
Kaitan dengan HSE & ISO
2. Dasar Hukum & Definisi
Dasar Hukum
Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam
segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air,
di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia
Definisi Tempat Kerja
"tempat kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau
sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber-sumber bahaya.
termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau berhubung
dengan tempat kerja tersebut.
3. Pengertian K3
Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 adalah suatu
sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun
pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif)
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja
serta tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.
4. Penyakit Akibat Hubungan Kerja (1)
1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut
(silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya
merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan
oleh debu logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan
oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang
beracun.
7. Penyakit yang disebabkan kadmium atau persenyawaannya yang beracun.
8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yang
beracun.
5. Penyakit Akibat Hubungan Kerja (2)
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang
beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang
beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang
beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaannya yang beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan
hidrokarbon alifatik atu aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau
homolognya yang beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.
6. Penyakit Akibat Hubungan Kerja (3)
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau
keracunan seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida,
atau derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot,
urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan
lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi yang
mengion.
26. Penyakit kulit (dermatoses) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi
atau biologik.
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen,
minyak mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari
zat tersebut.
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang
didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas
radiasi atau kelembaban udara tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.
7. Tujuan Dibuatnya Sistem K3
mencegah dan mengurangi kecelakaan;
mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
memberi kesempatan atau jalan menyelematkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
kejadian lain yang berbahaya;
memberikan pertolongan pada kecelakaan;
memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar-luaskan suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;
mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikhis,
peracunan, infeksi dan penularan;
memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau batang;
mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan
barang;
mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang berbahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
8. Sasaran Adanya Sistem K3
Bagi Pengusaha
Untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Bagi Tenaga Kerja
Adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang
bekerja dalam lingkungan perusahaan, terlebih yang
bergerak di bidang produksi khususnya, dapat memahami
arti pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja dalam
keseharian kerjanya untuk kepentingannya sendiri atau
memang diminta untuk menjaga hal-hal tersebut agar
mampu meningkatkan kinerja dan mencegah potensi
kerugian bagi perusahaan.
Realitasnya bagaimana?
9. Tindakan Yang Mendukung Sistem K3
Melakukan analisis atas Lingkungan Kerja
Mengidentifikasi Perils, Hazards & Loss
Mengadakan Program pelatihan, Instruksi, Informasi dan
Pengawasan kecelakaan kerja
Membuat Prosedur penanganan ketika terjadi kecelakaan kerja
termasuk investigasinya
Membuat Prosedur perawatan peralatan kerja
Membuat Ketentuan bagi pekerja yang mengalami kecelakaan
kerja
Memastikan perlindungan bagi pekerja lain sebagai tindakan
preventif
Pemberian sanksi bila terjadi pelanggaran
Membuat laporan kecelakaan kerja kepada pihak yang
berwenang
Membuat satuan kerja yang terdiri atas orang yang berkompeten
dalam penanganan kecelakaan di area terjadi kecelakaan kerja
10. Persyaratan Sistem K3 yang Ideal
Inti dari terlaksananya K3 dalam perusahaan adalah
adanya kebijakan standar berupa kombinasi aturan,
sanksi dan reward dilaksanakannya K3 oleh perusahaan
bagi pekerja dan perusahaan, atau dengan kata lain
adanya suatu kebijakan mutu K3 yang dijadikan acuan/
pedoman bagi pekerja dan pengusaha.
Prosedur atau aturan tidak ada format bakunya, yang
terpenting adalah esensinya
Sanksi harus bersifat konstruktif, segera dan tanpa
diskriminasi
Reward harus jelas kriterianya dan terukur
11. Lingkup Syarat Penerapan K3
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan
bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah
menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur,
jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan,
pengolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-alat
perlindungan, pengujian dan pengesyahan, pengepakan atau
pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan,
barang, produk teknis dan aparat produk guna menjamin
keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga
kerja yang melakukannya dan keselamatan umum.
12. Pengawasan Pelaksanaan K3
Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang
ini sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan
kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap
ditaatinya Undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya.
"direktur" ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
melaksanakan Undang-undang ini.
"pegawai pengawas" ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
"ahli keselamatan kerja" ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari
luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang ini.
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (P2K3)
13. Kewajiban Pengusaha
Untuk pengawasan berdasarkan Undang-undang ini pengusaha harus membayar
retribusi menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur dengan peraturan
perundangan.
Pengusaha di wajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan
sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan padanya.
Pengusaha diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha.
Pengusaha diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang :
Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja;
Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja;
Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
Pengusaha diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang
berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan
kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, juga dalam
pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
14. Yang Harus Disediakan Pengusaha
Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-
undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi
tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah
dilihat dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja;
Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar
keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja berada di bawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut
petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja.
15. Kewajiban Tenaga Kerja
Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai
pengawas keselamatan kerja;
Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan;
Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan;
Meminta pada Pengusaha agar dilaksanakan semua syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan;
Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat
kesehatan dan keselamatan kerja serta alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal
khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-
batas yang masih dapat dipertanggung jawabkan.
Mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-
alat perlindungan diri yang diwajibkan bila akan memasuki suatu
tempat kerja
16. Sanksi Bagi Pengusaha
Peraturan perundangan dapat
memberikan ancaman pidana atas
pelanggaran peraturannya dengan
hukuman kurungan selama-lamanya
3 (tiga) bulan atau denda setinggi-
tingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu
rupiah)
17. Kaitan K3 dan HSE
Keduanya mengacu pada hal yang
sama
K3 Kesehatan & Keselamatan Kerja
HSE Health & Safety Environment
K3 lahir dari tuntutan regulasi
HSE lahir dari tuntutan
masyarakat/customer
18. Kaitan K3 dan ISO
Penerapan K3 yang baik akan
mendukung pencapaian Sertifikasi ISO
khususnya ISO 14000
ISO 14000 Standar atas kualitas proses
dan hasil produksi yang ramah lingkungan
ISO 14000 juga lahir dari tuntutan
masyarakat / customer