Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan MasyarakatYohanita Tengku
Dokumen tersebut membahas analisis situasi kesehatan masyarakat yang mencakup faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan demografi. Terdapat penjelasan mengenai sumber informasi, pendekatan, dan cara penyajian hasil analisis situasi kesehatan yang meliputi profil kesehatan, status kesehatan, atau penyakit tertentu dengan menggunakan pendekatan determinan kesehatan menurut H.L. Blum atau M. Roemer. D
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medispjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang perencanaan keluarga, penapisan klien, dan persyaratan medis dalam penggunaan kontrasepsi. Perencanaan keluarga penting untuk menentukan jarak antara kelahiran, sedangkan penapisan klien bertujuan mendeteksi kehamilan atau kondisi medis lain. Persyaratan medis kontrasepsi mencakup hak asasi manusia dan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan berkualitas."
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan MasyarakatYohanita Tengku
Dokumen tersebut membahas analisis situasi kesehatan masyarakat yang mencakup faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan demografi. Terdapat penjelasan mengenai sumber informasi, pendekatan, dan cara penyajian hasil analisis situasi kesehatan yang meliputi profil kesehatan, status kesehatan, atau penyakit tertentu dengan menggunakan pendekatan determinan kesehatan menurut H.L. Blum atau M. Roemer. D
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medispjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang perencanaan keluarga, penapisan klien, dan persyaratan medis dalam penggunaan kontrasepsi. Perencanaan keluarga penting untuk menentukan jarak antara kelahiran, sedangkan penapisan klien bertujuan mendeteksi kehamilan atau kondisi medis lain. Persyaratan medis kontrasepsi mencakup hak asasi manusia dan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan berkualitas."
Dokumen tersebut membahas evaluasi program promosi kesehatan, termasuk jenis-jenis evaluasi seperti evaluasi proses, dampak, dan hasil serta cara melakukan pengukuran terhadap komponen-komponen program promosi kesehatan seperti capaian target, kepuasan peserta, dan implementasi aktivitas program.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP CARA MENGURANGI MUAL MUNTAH PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG BEDAH UMUM RSUP PERSAHABATAN JAKARTA TAHUN 2016
Dokumen tersebut membahas tentang persepsi pasien terhadap mutu pelayanan rawat jalan di Puskesmas Labasa dan hubungannya dengan minat pasien untuk menggunakan kembali pelayanan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran persepsi pasien tentang mutu pelayanan dan hubungannya dengan loyalitas pasien."
Modul ini membahas konsep dasar rujukan kebidanan dan sistem rujukan kesehatan. Sistem rujukan bertujuan agar setiap ibu yang mengalami gawat darurat kebidanan mendapat perawatan yang semestinya dengan melakukan rujukan antar fasilitas kesehatan. Modul ini juga menjelaskan organisasi dan prinsip-prinsip pelaksanaan rujukan kegawatdaruratan maternal dan neonatal sesuai dengan kewenangan setiap fas
Upaya upaya peningkatan efektivitas program kemitraan bidan dan parajiHendrik Sutopo
Program Kemitraan Bidan dan Paraji diharapkan dapat meningkatkan cakupan linakes melalui upaya meningkatkan sosialisasi, menjamin akses biaya masyarakat miskin, pelatihan bersama, dan evaluasi rutin untuk mengatasi kendala seperti ekonomi, pengetahuan, dan komunikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kependudukan di Indonesia, termasuk dinamika penduduk, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, dan transisi demografi. Secara khusus membahas tentang pengertian penduduk, penyebab perubahan jumlah penduduk, dan faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat kelahiran dan kematian.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan kesehatan dan penganggaran kesehatan terpadu di Indonesia.
2. Perencanaan kesehatan meliputi proses identifikasi masalah, penetapan prioritas, tujuan, rencana kegiatan, sasaran, waktu, organisasi, anggaran, dan evaluasi.
3. Alokasi anggaran kesehatan Indonesia belum mencapai 5% dari APBN seperti yang diamanatkan
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar standar mutu pelayanan kebidanan. Terdapat 24 standar pelayanan kebidanan yang dikelompokkan ke dalam 5 kelompok, yaitu standar pelayanan umum, antenatal, pertolongan persalinan, nifas, dan penanganan kegawatdaruratan obstetri-neonatal. Setiap standar memiliki tujuan, pernyataan standar, hasil yang diharapkan, prasyarat, dan proses pelaksanaannya.
BAB I membahas tentang latar belakang perencanaan program kesehatan yang meliputi 5 langkah pokok yaitu analisis situasi, identifikasi masalah, menetapkan tujuan, memilih alternatif kegiatan, dan menyusun rencana operasional. BAB II membahas pengertian perencanaan, aspek-aspeknya, cirinya, serta teknik menetapkan prioritas masalah dan jalan keluar melalui skoring, non skoring, dan memilih prioritas berdasarkan
Modul ini membahas konsep dasar rujukan kesehatan dan kegiatan yang tercakup dalam sistem rujukan seperti pengiriman pasien, spesimen, pengetahuan, dan informasi. Tujuan rujukan darurat kebidanan adalah memberikan perawatan terbaik dan kerjasama antar fasilitas kesehatan.
[Ringkasan]
Sejarah perkembangan keperawatan dimulai sejak zaman purba, dimana kegiatan keperawatan awal berupa perawatan dasar yang dilakukan atas dasar naluri keibuan. Perkembangan keperawatan pada zaman ini dipengaruhi kepercayaan agama masyarakat. Bangsa Mesir, Babylon, Tiongkok dan Yunani telah mengenal ilmu kedokteran dan keperawatan dasar.
Dokumen tersebut membahas evaluasi program promosi kesehatan, termasuk jenis-jenis evaluasi seperti evaluasi proses, dampak, dan hasil serta cara melakukan pengukuran terhadap komponen-komponen program promosi kesehatan seperti capaian target, kepuasan peserta, dan implementasi aktivitas program.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP CARA MENGURANGI MUAL MUNTAH PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG BEDAH UMUM RSUP PERSAHABATAN JAKARTA TAHUN 2016
Dokumen tersebut membahas tentang persepsi pasien terhadap mutu pelayanan rawat jalan di Puskesmas Labasa dan hubungannya dengan minat pasien untuk menggunakan kembali pelayanan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran persepsi pasien tentang mutu pelayanan dan hubungannya dengan loyalitas pasien."
Modul ini membahas konsep dasar rujukan kebidanan dan sistem rujukan kesehatan. Sistem rujukan bertujuan agar setiap ibu yang mengalami gawat darurat kebidanan mendapat perawatan yang semestinya dengan melakukan rujukan antar fasilitas kesehatan. Modul ini juga menjelaskan organisasi dan prinsip-prinsip pelaksanaan rujukan kegawatdaruratan maternal dan neonatal sesuai dengan kewenangan setiap fas
Upaya upaya peningkatan efektivitas program kemitraan bidan dan parajiHendrik Sutopo
Program Kemitraan Bidan dan Paraji diharapkan dapat meningkatkan cakupan linakes melalui upaya meningkatkan sosialisasi, menjamin akses biaya masyarakat miskin, pelatihan bersama, dan evaluasi rutin untuk mengatasi kendala seperti ekonomi, pengetahuan, dan komunikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kependudukan di Indonesia, termasuk dinamika penduduk, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, dan transisi demografi. Secara khusus membahas tentang pengertian penduduk, penyebab perubahan jumlah penduduk, dan faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat kelahiran dan kematian.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan kesehatan dan penganggaran kesehatan terpadu di Indonesia.
2. Perencanaan kesehatan meliputi proses identifikasi masalah, penetapan prioritas, tujuan, rencana kegiatan, sasaran, waktu, organisasi, anggaran, dan evaluasi.
3. Alokasi anggaran kesehatan Indonesia belum mencapai 5% dari APBN seperti yang diamanatkan
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar standar mutu pelayanan kebidanan. Terdapat 24 standar pelayanan kebidanan yang dikelompokkan ke dalam 5 kelompok, yaitu standar pelayanan umum, antenatal, pertolongan persalinan, nifas, dan penanganan kegawatdaruratan obstetri-neonatal. Setiap standar memiliki tujuan, pernyataan standar, hasil yang diharapkan, prasyarat, dan proses pelaksanaannya.
BAB I membahas tentang latar belakang perencanaan program kesehatan yang meliputi 5 langkah pokok yaitu analisis situasi, identifikasi masalah, menetapkan tujuan, memilih alternatif kegiatan, dan menyusun rencana operasional. BAB II membahas pengertian perencanaan, aspek-aspeknya, cirinya, serta teknik menetapkan prioritas masalah dan jalan keluar melalui skoring, non skoring, dan memilih prioritas berdasarkan
Modul ini membahas konsep dasar rujukan kesehatan dan kegiatan yang tercakup dalam sistem rujukan seperti pengiriman pasien, spesimen, pengetahuan, dan informasi. Tujuan rujukan darurat kebidanan adalah memberikan perawatan terbaik dan kerjasama antar fasilitas kesehatan.
[Ringkasan]
Sejarah perkembangan keperawatan dimulai sejak zaman purba, dimana kegiatan keperawatan awal berupa perawatan dasar yang dilakukan atas dasar naluri keibuan. Perkembangan keperawatan pada zaman ini dipengaruhi kepercayaan agama masyarakat. Bangsa Mesir, Babylon, Tiongkok dan Yunani telah mengenal ilmu kedokteran dan keperawatan dasar.
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang skrining hepatitis di Puskesmas Rawasari Kota Jambi tahun 2015. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tinggi dan sikap positif terhadap skrining hepatitis, namun masih ada yang perlu ditingkatkan. Saran termasuk meningkatkan penyuluhan di fasilitas kesehatan dan melanjutkan program skrining untuk mendeteksi hepatitis p
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Banyak wanita Indonesia yang mengalami keputihan, terutama pada tahun 2009 dimana 75% wanita pernah mengalami keputihan.
2. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan keputihan fisiologis selama seminggu.
3. Hasilnya menunjukkan kondisi ibu membaik setelah menerima asuhan tersebut.
Dokumen tersebut merangkum biografi dan karya ilmiah Desi Fitriani, seorang dosen kebidanan yang aktif melakukan penelitian dan publikasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan tujuh langkah dasar dalam melakukan Evidence Based Practice (EBP) mulai dari mendefinisikan masalah klinis, mencari bukti, penilaian kritis, hingga implementasi dan evaluasi hasil EBP.
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksipjj_kemenkes
Modul ini membahas deteksi dini gangguan kesehatan reproduksi pada perempuan sepanjang siklus hidupnya. Materi yang dibahas meliputi pengertian skrining dan tujuannya, kriteria alat ukur yang baik, serta waktu yang tepat untuk melakukan skrining pada setiap tahap kehidupan perempuan mulai dari bayi, anak-anak, remaja hingga dewasa."
Modul 2 kb 2 peningkatan deteksi dini risiko atau komplikasi kebidananpjj_kemenkes
Modul ini membahas upaya peningkatan deteksi dini risiko komplikasi kebidanan dan tanda bahaya bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan dan masyarakat. Peningkatan deteksi dini diperlukan untuk mencegah kematian dan kesakitan ibu serta bayi. Faktor risiko kebidanan dan neonatus mencakup usia ibu, jumlah anak, status gizi, riwayat penyakit, dan riwayat persalinan sebelumnya."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas hasil survei awal mengenai perspektif masyarakat terhadap Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Datuk Bandar Kota Tanjungbalai.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat tidak memanfaatkan posbindu PTM karena kurangnya pengetahuan dan sosialisasi mengenai manfaat posbindu.
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...pjj_kemenkes
Modul ini membahas upaya peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil, persalinan, dan balita yang menjangkau seluruh sasaran meliputi peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi, dan balita.
Dokumen tersebut menyajikan data persentase posyandu aktif di beberapa daerah. Terdapat rentang persentase antara 19,60% hingga 96,13%. Selain itu, diberikan informasi mengenai tugas kader posyandu dan indikator keberhasilan posyandu.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. Peningkatan Pengetahuan mengenai Pentingnya Deteksi Dini
Kanker Payudara dengan Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri
(Sadari) pada Ibu-Ibu PKK di Kelurahan Way Halim Permai
Bandarlampung
Dwita Oktaria, Diana Mayasari, Fidha Rahmayani, Dewi Nur Fiana
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Abstrak
Kanker payudara memiliki prevalensi yang cukup tinggi. Prognosis kanker payudara tergantung pada stadium
saat didiagnosis serta cara penanganannya. Penderita kanker payudara lebih sering datang dengan stadium
lanjut sehingga prognosisnya buruk. Hal ini dikarenakan sedikitnya wanita yang melakukan deteksi dini untuk
menemukan kanker payudara pada stadium awal. Oleh karena itu, perlu dilakukan deteksi dini untuk
meningkatkan kemungkinan prognosis yang lebih baik. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) secara rutin untuk deteksi dini
kanker payudara. Metode yang digunakan untuk pemecahan masalah dalam kegiatan ini adalah penyuluhan
yang dilanjutkan dengan diskusi. Kegiatan ini diikuti oleh 40 orang peserta yang terdiri dari ibu-ibu ketua RT dan
pengurus RT yang tergabung dalam PKK Kelurahan Way Halim Permai. Setelah dilakukan seminar dan tanya
jawab, kuisioner yang sama diberikan kembali kepada peserta. Setelah di evaluasi terjadi peningkatan
pengetahuan peserta mengenai Sadari secara rutin untuk deteksi dini kanker payudara. Hal ini dapat dilihat dari
hasil jawaban kuisioner yaitu sebanyak 32 orang pada pretest mendapatkan nilai kurang dari 70, maka pada
pemeriksaan jawaban posttest terjadi peningkatan menjadi 40 orang mendapatkan nilai lebih dari 70. Setelah
mendapatkan penyuluhan mengenai Sadari secara rutin untuk deteksi dini kanker payudara, pengetahuan ibu-ibu
PKK kelurahan Way Halim Permai meningkat. Penyuluhan yang berkelanjutan mengenai Sadari secara rutin
untuk deteksi dini kanker payudara perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini kanker payudara.
Kata kunci: deteksi dini, kanker payudara, pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)
Korespondensi: dr. Dwita Oktaria, M. Pd. Ked. | Jl Soemantri Brojonegoro No. 1 | Hp 085279421210
e-mail: dwitaoktaria@gmail.com
PENDAHULUAN
Menurut Sjamsuhidajat dan De
Jong1
kanker adalah suatu keganasan
yang terjadi karena adanya sel dalam
tubuh yang berkembang secara tidak
terkendali sehingga pertumbuhannya
menyebabkan kerusakan bentuk dan
fungsi dari organ tempat sel tersebut
tumbuh.
Kanker payudara pada wanita
memiliki prevalensi yang cukup tinggi.
Sekitar 519.000 orang wanita meninggal
akibat kanker payudara dan kurang lebih
69% terjadi di negara sedang berkembang.
Diperkirakan lebih dari 1,2 juta orang
menderita kanker payudara pada tahun
2005. Diperkirakan ada sekitar 1,4 juta
insidens baru dari kanker payudara pada
tahun 2008.2
Prognosis kanker payudara
tergantung pada stadium saat didiagnosis
serta cara penanganannya. Bila
ditemukan pada stadium awal, kanker
payudara dapat ditangani lebih baik. Oleh
karena itu, penting sekali agar kanker
payudara dapat dideteksi sejak dini.3,4
Deteksi dini kanker payudara adalah
program pemeriksaan untuk mengenali
kanker payudara sewaktu masih
berukuran kecil dan sebelum kanker
tersebut mempunyai kesempatan untuk
menyebar. Deteksi dini dapat menekan
angka kematian sebesar 25-30%.5
Deteksi
dini kanker payudara dapat dilakukan
dengan tiga cara, yaitu pemeriksaan
payudara sendiri (Sadari), pemeriksaan
payudara oleh tenaga kesehatan, dan
mammografi. Pemeriksaan oleh tenaga
kesehatan dan dengan mammografi
dianjurkan bila seseorang (khususnya
wanita) tergolong dalam risiko tinggi dan
pada waktu tertentu, terutama bila usianya
di atas 35 tahun.1,6
Terkadang Sadari dapat mendeteksi
kanker yang tidak dapat ditemukan
dengan menggunakan mammografi.2
Sadari lebih dianjurkan untuk dilakukan
karena pemeriksaan ini dapat dilakukan
dengan mudah, dan nyaman tanpa
bantuan orang lain.7
Dari latar belakang di atas
diperlukan adanya upaya peningkatan
pengetahuan masyarakat terutama ibu-ibu
2. Dwita Oktaria dkk. I Peningkatan Pengetahuan Deteksi Dini Kanker Payudara
JPM Ruwa Jurai | Volume 1 | Nomor 1 | Oktober 2015 | 68
tentang pentingnya melakukan
pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)
secara rutin sebagai salah satu cara untuk
melakukan deteksi dini kanker payudara.
Hal ini sangatlah penting dilakukan
sebagai upaya untuk memberikan
kesadaran bahwa bila pasien kanker
payudara datang ke dokter atau rumah
sakit masih stadium dini (stadium 0 dan I)
harapan hidup sekitar 95 persen.1,2
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya melakukan Sadari secara rutin
untuk deteksi dini kanker payudara.
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini
adalah meningkatnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya
melakukan Sadari secara rutin untuk
deteksi dini kanker payudara sehingga
meningkatkan kemungkinan prognosis
yang lebih baik.
METODE PENGABDIAN
Metode yang digunakan untuk
pemecahan masalah dalam kegiatan ini
adalah penyuluhan yang dilanjutkan
dengan diskusi. Materi penyuluhan yang
diberikan meliputi:
1. Apa itu kanker payudara
2. Penyebab
3. Gejala
4. Pemeriksaan kanker payudara
5. Cara melakukan Sadari
Khalayak sasaran yang dalam
kegiatan ini adalah sekitar 50 orang ibu-
ibu PKK di Kelurahan Way Halim Permai.
Kegiatan ini akan melibatkan unsur-unsur
terkait diantaranya pemerintah setempat
yang diharapkan mendukung kegiatan ini,
serta Puskesmas Way Halim Permai
maupun Dinas Kesehatan Kota
Bandarlampung sebagai pusat informasi.
Evaluasi yang dilakukan untuk
menilai keberhasilan kegiatan ini terdiri
dari evaluasi awal, evaluasi proses dan
evaluasi akhir. Evaluasi awal dilakukan
dengan memberikan pre-test kepada
peserta yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang terkait dengan materi
yang akan diberikan. Hasil dari evaluasi ini
berupa nilai skor tiap peserta, yang
merupakan hasil pembagian dari jawaban
benar dengan total jumlah pertanyaan
dikalikan 100. Evaluasi proses dilakukan
dengan melihat tanggapan masyarakat
melalui pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan ataupun umpan balik yang
diberikan dalam diskusi. Evaluasi akhir
dilakukan dengan memberikan post-test
kepada peserta yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang sama yang telah
diberikan pada pre-test. Skor nilai post-
test dibandingkan dengan skor nilai pre-
test. Apabila nilai post-test lebih tinggi dari
nilai pre-test maka kegiatan penyuluhan
yang diberikan berhasil meningkatkan
pengetahuan masyarakat.
Gambar 1. Penyuluhan Sadari oleh dr. Dwita
Oktaria
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan ini diikuti oleh 40 orang
peserta yang terdiri dari ibu-ibu ketua RT
dan pengurus RT yang tergabung dalam
PKK Kelurahan Way Halim Permai. Pada
hari Senin, 8 Oktober 2012, pukul 14.00
WIB, sebanyak 40 orang peserta yang
terdiri dari ibu-ibu ketua RT dan pengurus
RT yang tergabung dalam PKK Kelurahan
Way Halim Permai berkumpul di Teras
Kelurahan Way Halim Permai.
Sebelum dilakukan sebelum
kegiatan, peserta mengisi daftar hadir
kegiatan dan kami memberikan pula
lembaran kuisioner pre-test kepada
peserta, berupa kuisioner yang berisi
pertanyaan pertanyaan mengenai materi
yang akan diberikan. Hasil dari evaluasi ini
berupa nilai skor tiap peserta yang
dihasilkan dari jumlah jawaban benar
dibagi dengan total jumlah pertanyaan
dikali seratus.
Evaluasi proses juga kami lakukan
selama kegiatan dengan melihat
tanggapan peserta melalui tanya jawab
dan jalannya diskusi. Setelah dibuka oleh
Ibu Ketua PKK, penyampaian materi
dimulai. Selama penyampaian materi oleh
narasumber, para peserta menyimak
dengan tekun dan antusias. Setelah
3. Dwita Oktaria dkk. I Peningkatan Pengetahuan Deteksi Dini Kanker Payudara
JPM Ruwa Jurai | Volume 1 | Nomor 1 | Oktober 2015 | 69
narasumber selesai menyampaikan materi
dibuka forum tanya jawab mengenai
materi yang telah disampaikan. Ada enam
pertanyaan yang diajukan oleh peserta
yang dibagi dalam dua sesi. Kemudian
setelah sesi tanya jawab, narasumber
membuka sesi door prize bagi peserta
yang dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh narasumber. Ada 4
pertanyaan yang dilontarkan, dan para
peserta sangat antusias dalam menjawab
pertanyaan tersebut dengan benar.
Gambar 2. Penyerahan Door Prize untuk
Peserta yang Mengajukan Pertanyaan
Setelah kegiatan berakhir dilakukan
evaluasi akhir dengan memberikan post
test kepada peserta yang berisi
pertanyaan pertanyan yang sama dengan
pre test. Skor nilai pretest dibandingkan
dengan skor nilai posttest untuk menilai
ada tidaknya peningkatan pengetahuan
peserta. Apabila terjadi peningkatan
pengetahuan pada lebih dari 80 % peserta,
maka kegiatan penyuluhan dianggap
berhasil.
Dari pengisian kuisioner diketahui
bahwa seluruh peserta (100%) yang
mengikuti kegiatan ini belum pernah
mendapat penyuluhan atau pemberian
materi mengenai Sadari secara rutin untuk
deteksi dini kanker payudara sebelumnya.
Setelah dilakukan seminar dan tanya
jawab, kuisioner yang sama diberikan
kembali kepada peserta. Setelah di
evaluasi terjadi peningkatan pengetahuan
peserta mengenai Sadari secara rutin
untuk deteksi dini kanker payudara. Hal ini
dapat dilihat dari hasil jawaban kuisioner
yaitu sebanyak 32 orang pada pretest
mendapatkan nilai kurang dari 70, maka
pada pemeriksaan jawaban posttest,
terjadi peningkatan menjadi 40 orang
mendapatkan nilai lebih dari 70.
Dari hasil pengamatan di lapangan,
jelas bahwa kegiatan penyuluhan
kesehatan ini perlu diadakan secara
berkelanjutan agar pengetahuan
masyarakat mengenai Sadari secara rutin
untuk deteksi dini kanker payudara dapat
meningkat.
SIMPULAN
Setelah mendapatkan penyuluhan
mengenai Sadari secara rutin untuk
deteksi dini kanker payudara,
pengetahuan ibu-ibu PKK kelurahan Way
Halim Permai meningkat.
Peningkatan pengetahuan diketahui
dari hasil pre test dan post test. Sebanyak
32 orang pada pretestmendapatkan nilai
kurang dari 70, maka pada pemeriksaan
jawaban posttest, terjadi peningkatan
menjadi 40 orang mendapatkan nilai lebih
dari 70.
Penyuluhan yang berkelanjutan
mengenai Sadari secara rutin untuk
deteksi dini kanker payudara perlu
dilakukan secara berkelanjutan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai pentingnya deteksi dini kanker
payudara.
Kegiatan penyuluhan bisa dilakukan
melalui media-media yang telah ada
seperti puskesmas dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku
ajar ilmu bedah. Edisi ke-2. Jakarta:
EGC; 2004.
2. Schwartz S, Shires G, Spencer F.
Prinsip-prinsip ilmu bedah (principles
of surgery). Edisi ke-6. Jakarta: EGC;
2000.
3. Fakultas Kedokteran UI. Kapita
selekta kedokteran jilid 2. Edisi Ke-3.
Jakarta: Media Aesculapius; 2000.
4. Fakultas Kedokteran UI. Kumpulan
kuliah ilmu bedah. Jakarta: Bina Rupa
Aksara; 1995.
4. Dwita Oktaria dkk. I Peningkatan Pengetahuan Deteksi Dini Kanker Payudara
JPM Ruwa Jurai | Volume 1 | Nomor 1 | Oktober 2015 | 70
5. Saryono, Pramitasari RD. Perawatan
payudara: dilengkapi dengan deteksi
dini terhadap penyakit kanker
payudara. Jogjakarta: Mitra Cendekia
Press; 2009.
6. Sarwono. Ilmu kebidanan. Yogyakarta:
YBPSP; 2007.
7. Suparyanto. Pemeriksaan payudara
sendiri [internet]. Indonesia: 2012
[diakses tanggal 17 Februari 2012].
Tersedia dari: http://www.dr-
suparyanto.blogspot.com