SlideShare a Scribd company logo
PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN
STASE GERONTIK
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Sonia Amelia Pratiwi Br. Tarigan 211102112
2. Siti Sariana Putri Lubis 211102111
3. Irma Fahrita Harahap 211102064
4. Ratih Dinda Syafira Anak Ampun 211102025
5. Grace Carolina Sihombing 211102060
6. Monica Levina Br Siburian 211102083
7. Glory Fitry Hutagalung 211102059
8. Dinda Ayu Annisya 211102007
9. Hafnidar Br Sinaga 211102061
Dosen Pembimbing :
Iwan Rusdi, S.Kp., MNS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan
teknologi khususnya di bidang keperawatan gerontik, manusia yang memasuki
lanjut usia tentu pasti banyak pengalaman hidup tetapi memiliki sedikit
kesempatan menikmati masa tua dengan layak dikarenakan telah terjadi
penurunan kemampuan untuk mengurusi diri sendiri dan penyakit yang di
timbulkan oleh proses penuaan (Padila, 2013; Andri dkk, 2020). Lanjut usia
dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada kehidupan manusia. Lansia
memiliki karakteristik yaitu berusia lebih dari 60 tahun, memiliki kebutuhan
dan masalah yang beragam dari rentang sehat sampai sakit, kebutuhan
biopsikospritual serta dari kondisi maladaptif dan lingkungan tempat tinggal
yang bervariasi (Maryam et al, 2008; Putri dkk,2020).
Lansia atau lanjut usia merupakan periode dimana manusia telah
mencapai kematangan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa
dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada
beberapa pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia,
yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang
70 tahun (Dinkes, 2020). Peningkatan usia sejalan dengan penurunan
fungsi organ tubuh sehingga menyebabkan timbulnya beberapa penyakit
degeneratif yang umum seperti diabetes mellitus dan penimbunan asam
urat (Azis et al., 2020).
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang di tandai dengan
tingginya kadar glukosa darah (hyperglikemia) sebagai akibat dari kekurangan
sekresi insulin, gangguan aktifitas insulina atau keduanya (American Diabetes
Association (ADA), 2004 dalam Bulu A dkk, 2019). DM terjadi bila insulin
yang di hasilkan tidak cukup untuk mempertahankan gula darah dalam batas
normal atau jika sel tubuh tidak mampu merespon dengan tepat sehingga akan
muncul keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsi, polifagia, penurunan berat
badan,kelemahan, kesemutan, pandangan kabur dan disfungsi ereksi pada laki
laki dan pruritus vulvae pada wanita (Soegondo dan Subekti, 2009; Bulu A
dkk, 2019).
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multietiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,
lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 2000 dalam
Yosmar dkk, 2018). Seseorang dikatakan menderita diabetes apabila pada
pemeriksaan darah dari pembuluh darah halus (kapiler) glukosa darah lebih
dari 120 mg/dL pada keadaan puasa dan/atau lebih dari 200 mg/dL untuk 2 jam
setelah makan. (Fransisca, 2012 dalam Yosmar dkk, 2018)
Secara umum, penyakit ini dibedakan menjadi dua tipe yaitu diabetes
melitus tipe 1 (DMT1) dan diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Tipe yang paling
umum ditemui di masyarakat yaitu sekitar 80% dari 90% semua kasus DM
merupakan DMT2 yang sebagian besar ditandai dengan adanya kondisi
hiperglikemia, resistensi insulin dan defisiensi relatif insulin. Banyak faktor
yang dapat terlibat dalam proses yang berhubungan dengan resistensi insulin,
termasuk gaya hidup seperti obesitas, kurangnya olahraga, peningkatan diet
tinggi lemak dan kurang serat, usia, serta faktor genetik (Prawitasari, 2019).
Lansia sangat rentan terkena diabetes, dikarenakan semakin tua seseorang
semakin berkurang pula kerja dari organ tubuhnya sehingga semakin
meningkat pula risiko terkena penyakit (CANRISK, 2011 dalam Yosmar dkk,
2018)
Pada kelompok usia lansia komplikasi DM tipe 2 akan lebih cepat terlihat
dibandingkan dengan kelompok usia yang lain. Faktor yang dapat memicu
kondisi tersebut karena secara fisiologis sudah terdapat penurunan fungsi
berbagai organ pada lansia, penurunan respon tubuh terhadap terapi, kondisi
stress yang berhubungan dengan kondisi kesehatannya juga dapat memicu
penurunan imunitas tubuh (Setiyorini & Wulandari, 2017).
Salah satu faktor resiko dari diabetes mellitus yaitu gaya hidup. gaya
hidup menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah pada upaya
memelihara kondisi fisik, mental dan social berada dalam keadaan positif
(Bulu A dkk, 2019). Kondisi hiperglikemia pada DM yang tidak dikontrol
dapat menyebabkan gangguan serius pada sistem tubuh, terutama saraf dan
pembuluh darah (World Health Organization, 2018).
Asam urat disebut juga artritis gout, termasuk suatu penyakit
degeneratif yang menyerang persendian, dan paling sering dijumpai di
masyarakat terutama dialami oleh lanjut usia (lansia). Namun tak jarang
penyakit ini juga ditemukan pada golongan pra-lansia (Damayanti, 2012;
Simamora & Ellyanor, 2019). Insiden gout di Indonesia menduduki urutan
kedua setelah osteoarthritis (Festy, Rosyiatul, & Aris, 2011; Simamora &
Ellyanor, 2019). Faktor yang mempengaruhi kadar asam urat digolongkan
menjadi tiga: Faktor pri-mer, faktor sekunder dan faktor predisposisi. Pada
faktor primer dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor sekunder dapat
disebabkan oleh dua hal, yaitu produksi asam urat yang berlebihan dan
penurunan ekskresi asam urat. Pada faktor predisposisi dipengaruhi oleh
usia, jenis kelamin, dan iklim (Muttaqin, 2008). Faktor sekunder dapat
berkembang dengan penyakit lain (obesitas, diabetes melitus, hipertensi,
polisitemia, leukemia, mieloma, anemiasel sabit dan penyakit ginjal
(Simamora & Ellyanor, 2019).
Diabetes Mellitus memiliki kaitan dengan kejadian asam urat dimana
kadar asam urat juga dapat ditandai dengan terjadinya hiperurisemia yang
merupakan salah satu ciri-ciri pada penderita diabetes mellitus. Hiperurisemia
terjadi bila kadar asam urat melebihi daya larutnya dalam plasma yaitu 6,7
mg/dL pada suhu 37°C. Kondisi ini dapat disebabkan karena ketidak
seimbangan antara produksi yang berlebihan,dan penurunan ekskresi atau
gabungan keduanya. Produksi yang berlebihan terjadi pada keadaan diet tinggi
purin, alkoholisme, turn over nukleotida yang meningkat, obesitas, dan
dislipidemia. Sedangkan penurunan ekskresi asam urat terjadi pada penyakit
ginjal, hipertensi, penggunaan diuretik, resistensi insulin, dan kadar estrogen
yang rendah (Johnson dkk., 2003). Pokok masalah dari Diabetes Mellitus dan
Asam Urat adalah gangguan pada sirkulasi darah dan resistensi insulin pada
penderita Diabetes Mellitus yang memainkan peran sebagai faktor pemicu
perkembangan Asam Urat. Hal ini disebabkan sirkulasi darah yang buruk
memungkinkan Asam Urat muncul dimana kerja ginjal melemah dan tidak
efisien ketika melepaskan purin menyebabkan tingkat keasaman pada darah
meningkat dan pH menjadi tidak seimbang. Selain itu adapula faktor yang
mempengaruhi munculnya komplikasi lain pada diabetes mellitus yaitu pola
makan atau perilaku makan yang keliru (Hapsari dkk, 2017).
Pencegahan DM yang dapat dilakukan yaitu dengan membuat perubahan
gaya hidup pasien, seperti meningkatkan diet dan latihan fisik (International
Diabetes Federation, 2017; Kusnanto dkk, 2019). Gaya hidup meliputi
kebiasaan tidur, makan, pengendalian berat badan, tidak merokok atau minum-
minuman beralkohol, berolahraga secara teratur dan terampil dalam mengelola
stres yang di alami (Bulu A dkk, 2019). Pengobatan diabetes yang paling
utama yaitu mengubah gaya hidup terutama mengatur pola makan yang sehat
dan seimbang (Chatterjee, et al., 2018; Kusnanto dkk, 2019). Hal ini akan
dapat diterapkan jika lansia memiliki pengetahuan yang adekuat tentang
penyakit tersebut.
Penyuluhan kesehatan sangatlah penting bagi masyarakat penderita Gout
Arthritis agar lebih memahami tentang penyakit tersebut dan dapat merubah
pola hidupnya demi tercapainya hidup sehat. Terdapat perubahan perilaku
meliputi pengetahuan dan sikap pada lansia setelah diberikan Penyuluhan
kesehatan tentang Gout Arthritis (Kurniawati dkk, 2014). Menurut
Notoatmodjo (2007, dalam Kurniawati, 2014) menyatakan bahwa pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Oleh karena
itu, kelompok ingin melakukan penyuluhan kepada lansia tentang Diabetes
Mellitus dan Asam Urat untuk menambah pengetahuan lansia sehingga mampu
melakukan pencegahan atau perawatan yang meningkatkan kualitas hidup.
2. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman lansia tentang penyakit
Diabetes Melitus dan Asam Urat
3. Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus dan Asam
Urat, yaitu mengenai :
3.1. Pengertian Diabetes Melitus dan Asam Urat
3.2. Penyebab dan factor resiko Diabetes Melitus dan Asam Urat
3.3. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus dan Asam Urat
3.4. Pencegahan Diabetes Melitus dan Asam Urat
3.5. Pengobatan Diabetes Melitus dan Asam Urat
3.6. Perawatan Diabetes Melitus dan Asam Urat
B. Strategi/solusi penyelesaian masalah
• Promosi kesehatan tentang Diabetes Melitus dan Asam Urat
• Melakukan senam lansia
C. Waktu dan tempat pelaksanaan
Waktu : Jumat, 10 Juni 2022
Tempat : Jln. Banteng hulu tembung medan tembung
D. Target kegiatan
Target kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan mengenai diabetes
melitus dan Asam Urat. Adapun jumlah target kegiatan ini adalah 6-10 orang
lansia (lansia dengan penyakit dan lansia yang beresiko diabetes mellitus dan
Asam Urat)
E. Struktur organisasi kegiatan
• Ratih Dinda : Ketua Pelaksana
• Glory Fitry Hutagalung : Moderator acara penkes
• Grace Carolina Sihombing : PJ Promosi Kesehatan Diabetes Melitus
• Sonia Amelia Pratiwi : Anggota Promosi Diabetes Melitus
• Dinda Ayu Annisya : PJ Promosi Kesehatan Asam Urat
• Irma Fahrita Harahap : Anggota Promosi Kesehatan Asam Urat
• Hafnidar : Pemeriksa kgd dan asam urat
• Siti : PJ Senam Kaki Lansia
• Monica Levina Br Siburian : PJ dokumentasi kegiatan dan konsumsi
F. Rondown Acara
1. Salam pembuka, perkenalkan, serta maksud dan tujuan (09.00-09.15)
2. Pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah dan asam urat (09.15-09.30)
3. Pemaparan materi tentang Diabetes Melitus dan Asam Urat (9.30-10.30)
4. Senam Kaki lansia (10.30-11.10)
5. Penutup dan pembagian kue kotak (11.20-11.40)
G. Pembiayaan
• Sumber Dana : Kumpulan Anggota
• Rician Biaya
No Nama Barang Satuan Harga
1. Leaflet 25 lembar Rp 46.000
2. Aqua 1 kotak Rp 14.000
3. Spanduk 1 pcs Rp 24.000
4. Kue kotak 25 biji Rp 187,500
5. Kue bolu 1 Rp 43.000
5. Lanset 1 bungkus Rp 15.000
6. Strip gula darah 1 botol Rp 87.000
7. Strip asam urat 1 botol Rp 97.000
Jumlah Rp. 513.500
H. Media/materi/alat yang digunakan
• Leaflet
• Tensimeter
• Spanduk
• Kursi
• Cek KGD dan Asam Urat
I. Evaluasi kegiatan/indikator keberhasilan
Jumlah lansia yang berhadir dalam kegiatan promkes yaitu 14 orang. Kegiatan promkes
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang direncanakan. Lansia dapat mengikuti
kegiatan dengan baik, memberi perhatian penuh saat penyuluhan, serta antusias saat
mengikuti pemeriksaan, tanya jawab (diskusi) dan senam. Lansia menyampaikan bahwa
mereka merasa senang dengan diadakannya kegiatan ini, bermanfaat untuk mereka,
bahkan mereka juga berharap akan ada lagi kegiatan seperti ini kedepannya.
REFERENSI
Andri, J., Padila, P., Sartika, A., Putri, S. E. N., & Harsismanto, J. (2020). Tingkat
Pengetahuan terhadap Penanganan Penyakit Rheumatoid Artritis pada
Lansia. Jurnal Kesmas Asclepius, 2(1), 12-21.
Azis, W. A., Muriman, L. Y., & Burhan, S. R. (2020). Hubungan Tingkat
Pengetahuan dengan Gaya Hidup Penderita Diabetes Mellitus.
Jurnal Penelitian Perawat Profesional.
https://doi.org/10.37287/jppp.v2i1.52
Bulu, A., Wahyuni, T. D., & Sutriningsih, A. (2019). Hubungan antara tingkat
kepatuhan minum obat dengan kadar gula darah pada pasien diabetes
melitus tipe ii. Nursing News: Jurnal Ilmiah Keperawatan, 4(1).
Dinkes. (2020). Kenali Perubahan Pada Lansia:
https://dinkes.depok.go.id/User/DetailArtikel/kenali-perubahan-pada-lansia.
Diakses 05 Juni 2022 21:55
Hapsari, E.H., Junet, F.C., Franzesca, D.W. 2017. Pengaruh Penyuluhan Tentang
Pola Makan Pada Penderita Diabetes Dengan Dan Tanpa Komplikasi Di
Kecamatan Getasan. Jurnal Ilmu Kesehatan, 5 (2).
Kurniawati, E., Kaawoan, A., Onibala, F. 2014. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Klien Gout Arthritis Di Puskesmas
Tahuna Timur Kabupaten Sangihe. E-Journal Unsrat.
Kusnanto, K., Sundari, P. M., Asmoro, C. P., & Arifin, H. (2019). Hubungan
tingkat pengetahuan dan diabetes self-management dengan tingkat stres
pasien diabetes melitus yang menjalani diet. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 22(1), 31-42.
Prawitasari, D. S. (2019). Diabetes melitus dan antioksidan. KELUWIH: Jurnal
Kesehatan dan Kedokteran, 1(1), 48-52.
Simamora, R.H., & Ellyanor, S. 2019. Penyuluhan kesehatan masyarakat:
Penatalaksanaan perawatan penderita asam urat menggunakan media
audiovisual. Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 6 (1).
Setiyorini, E., & Wulandari, N. A. (2017). Hubungan Lama Menderita Dan
Kejadian Komplikasi Dengan Kualitas Hidup Lansia Penderita Diabetes
Mellitus. Research Report, 75–82.
Yosmar, R., Almasdy, D., & Rahma, F. (2018). Survei risiko penyakit diabetes
melitus terhadap masyarakat Kota Padang. Jurnal sains farmasi &
klinis, 5(2), 134-141.
Lampiran SAP dan Leaflet
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MELITUS
Pokok Bahasan : Diabetes Melitus
Sasaran : Lansia
Pelaksanaan/Waktu : Jumat, 10 Juni 2022/ 09.00 WIB
Tempat : Jl. Banteng Hulu Pasar 7 Kecamatan Medan
Tembung, Medan
Penyuluh : Mahasiswi Ners Fakultas Keperawatan USU
I. Latar Belakang
II. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan materi penyuluhan mengenai Diabetes Melitus ,
diharapkan :
Peserta dapat memahami, mengerti dan mengetahui tindakan yang harus
dilakukan apabila terkena Diabetes Melitus.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta dapat :
6. Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menjelaskan pengertian
Diabetes Melitus.
7. Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menyebutkan tanda dan
gejala Diabetes Melitus
8. Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menyebutkan Faktor resiko
Diabetes Melitus
9. Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menyebutkan pencegahan
Diabetes Melitus
III.Pokok Bahasan
a. Materi Penyuluh
a) Pengertian Diabetes Melitus
b) Tanda dan gejala Diabetes Melitus
c) Faktor resiko Diabetes Melitus
d) Pencegahan Diabetes Melitus
b. Kegiatan Penyuluh
1) Menjelaskan Pengertian Diabetes Melitus
2) Menjelaskan Tanda dan gejala Diabetes Melitus
3) Menjelaskan Faktor resiko Diabetes Melitus
4) Menjelaskan Pencegahan Diabetes Melitus
IV. Strategi Proses Pembelajaran
 Topik : Diabetes Melitus
 Waktu : Jumat, 10 Juni 2022
 Tempat : Jl. Banteng Hulu Pasar 7 Kecamatan Medan Tembung, Medan
V. Sasaran
 Sasaran : Lansia
VI. Strategi Pelaksanaan
1. Pemeriksaan Kadar Gula Darah
2. Ceramah
3. Tanya jawab
VII.Media
Media yang digunakan adalah leaflet
VIII. Klasifikasi Evaluasi
a) Struktur persiapan
 Menyiapkan media penyuluhan dan alat pemeriksaan KGD
 Menyiapkan tempat
 Menyiapkan peserta.
b) Proses
No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien
1 Pra Interaksi
(5 menit)
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
4. Kontrak waktu dan
menyampaikan pokok
pembahasan
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
3. Memperhatikan
4. Menyetujui kontrak dan
mendengarkan
2. Interaksi
(10 menit)
1. Pemeriksaan KGD
Menjelaskan tentang :
1) Menjelaskan Pengertian
Diabetes Melitus
2) Menjelaskan Tanda dan
Gejala Diabetes Melitus
3) Menjelaskan Faktor resiko
Diabetes Melitus
4) Menjelaskan Pencegahan
Bersedia diperiksa
Menyimak dan
memperhatikan
Diabetes Melitus.
3 Terminasi
(5 menit)
1. Menyimpulkan materi dan Tanya
jawab
2. Mengevaluasi dengan memberi
pertanyaan
3. Mengucapkan salam penutup
1. Memperhatikan dan
Mengajukan pertanyaan
pada pemberi materi
2. Menjawab pertanyaan
cukup baik
3. Menjawab salam
IX. Evaluasi Kegiatan
 Apa pengertian dari Diabetes Melitus?
Jawab :
 Sebutkan Tanda dan Gejala Diabetes Melitus ?
Jawab:
 Bagaimana cara mencegah Diabetes Melitus?
Jawab :
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis
ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Diabetes Mellitus (DM)
adalah suatu penyakit kronisByang terjadi ketika pankreas tidak dapat
menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup, atau ketika tubuh tidak
dapat menggunakan insulin yang dihasilkan dengan efektif. Menurut
American Diabetes Assosiation (ADA), DM adalah suatu penyakit dimana
tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara normal.
Menurut kriteria who (1999), kadar glukosa normal darah vena pada waktu
puasa tidak melebihi 126 mg/dl dan 2 jam sesudah beban glukosa oral 75
gr tidak melebihi 200 mg/dl. Apabila hormon insulin yang dihasilkan oleh
sel beta pankreas tidak memadai untuk mengubah glukosa menjadi sumber
energi bagi sel, maka glukosa tersebut akan tetap berada dalam darah dan
kadar glukosa dalam darah akan meningkat sehingga timbullah DM.
2. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus
Adapun tanda dan gejala diabetes melitus yaitu:
 Sering buang air kecil terutama pada malam hari
 Cepat lapar dan dahaga
 Berat badan menurun nafsu makan bertambah
 Ibu yang melahirkan bayi lebih dari 4 kg
 Penglihatan kabur
 Cepat lelah dan mengantuk
 Kesemutan
3. Faktor Resiko Diabetes Melitus
 Kegemukan (berat badan lebih/ IMT >23 kg/m²) dan lingkar perut
(pria >90 cm dan perempuan >80 cm)
 Kurang aktivitas fisik
 Riwayat penyakit jantung
 Diet tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak, dan rendah serat)
 Riwayat keluarga dengan DM
4. Pencegahan Diabetes Melitus
 Hindari konsumsi alkohol dan tidak merokok
 Cek kesehatan secara teratur
 Konsumsi lebih banyak sayur dan buah
 Jaga berat badan agar tetap ideal
 Kenali faktor resiko diabetes dan beraksi segera
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ASAM URAT
Pokok Bahasan : Asam Urat
Sub Pokok Bahasan :
1) Pengertian asam urat
2) Penyebab asam urat
3) Gejala asam urat
4) Pencegahan asam urat
Sasaran : Lansia
Pelaksanaan/Waktu : Jumat, 10 Juni 2022/ 09.00 WIB
Tempat : Jl. Banteng Hulu Pasar 7 Kecamatan Medan
Tembung, Medan
Penyuluh : Mahasiswi Ners Fakultas Keperawatan USU
X. Latar Belakang
XI. Tujuan
c. Tujuan Umum
Setelah diberikan materi penyuluhan mengenai Asam Urat , diharapkan :
Peserta dapat memahami, mengerti dan mengetahui tindakan yang harus
dilakukan apabila terkena asam urat.
d. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta dapat :
10. Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menjelaskan pengertian
asam urat.
11. Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menyebutkan penyebab
asam urat
12. Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menyebutkan gejala
asam urat
13. Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menyebutkan
Pencegahan asam urat
XII.Pokok Bahasan
b. Materi Penyuluh
5) Pengertian asam urat
6) Penyebab asam urat
7) Gejala asam urat
8) Pencegahan asam urat
b. Kegiatan Penyuluh
5. Menjelaskan Pengertian asam urat
6. Menjelaskan penyebab asam urat
7. Menjelaskan gejala asam urat
8. Menjelaskan Pencegahan asam urat
XIII. Strategi Proses Pembelajaran
 Topik : asam urat
 Waktu : Jumat, 10 Juni 2022
 Tempat : Jl. Banteng Hulu Pasar 7 Kecamatan Medan Tembung, Medan
XIV. Sasaran
 Sasaran : Lansia
XV.Strategi Pelaksanaan
4. Pemeriksaan asam urat
5. Ceramah
6. Tanya jawab
XVI. Media
Media yang digunakan adalah leaflet
XVII. Klasifikasi Evaluasi
c) Struktur persiapan
 Menyiapkan media penyuluhan dan alat pemeriksaan asam urat
 Menyiapkan tempat
 Menyiapkan peserta
d) Proses
No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien
1 Pra Interaksi
(5 menit)
5) Mengucapkan salam
6) Memperkenalkan diri
7) Menjelaskan maksud dan tujuan
8) Kontrak waktu dan
menyampaikan pokok
pembahasan
5. Menjawab salam
6. Mendengarkan
7. Memperhatikan
8. Menyetujui kontrak dan
mendengarkan
2. Interaksi
(10 menit)
e) Pemeriksaan asam urat
Menjelaskan tentang :
2. Menjelaskan Pengertian asam
urat
3. Menjelaskan penyebab asam
urat
4. Menjelaskan gejala asam urat
5. Menjelaskan Pencegahan
asam urat.
Bersedia diperiksa
4. Menyimak dan
memperhatikan
5. Mendengarkan dan
memperhatikan
6. Mendengarkan dan
memperhatikan
7. Mendengarkan dan
memperhatikan
3 Terminasi
(5 menit)
 Menyimpulkan materi dan Tanya
jawab
 Mengevaluasi dengan memberi
pertanyaan
 Mengucapkan salam penutup
4. Memperhatikan dan
Mengajukan pertanyaan
pada pemberi materi
5. Menjawab pertanyaan
cukup baik
6. Menjawab salam
XVIII. Evaluasi Kegiatan
 Apa pengertian dari asam urat?
Jawab :
5. Sebutkan Gejala asam urat ?
Jawab:
MATERI PENYULUHAN
 Definisi Asam Urat
Asam urat (gout) adalah penyakit kelainan metabolisme
dimana terjadi produksi asam urat berlebihan atau penumpukan
asam urat dalam tubuh secara berlebihan. Peningkatan produksi asam
urat menyebabkan peradangan sendi dan pembengkakan sendi. Asam
urat adalah zat hasil metabolisme purindalam tubuh. Kadar asam urat
dapat diketahui melalui hasil pemeriksaan darah dan urin.
Gangguan metabolisme yang mendasarkan arthritis gout adalah
hipeuresemia yang didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari
7,0 ml/dl untuk pria dan 6,0 ml/dl untuk wanita (Tehupelory, 2006).
Asam urat adalah asam yang berbentuk Kristal-kristal yang merupakan
hasil akhir dari metabolism purin (berbentuk turunan nucleoprotein), yaitu
salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh
(Suryo Wibowo, 2006).
2. Penyebab Asam Urat
 Penyakit gout primer
Penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan
dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa
juga diakibatkan karena berkurangnya produksi asam urat dari
tubuh.
 Penyakit gout sekunder
Disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam
urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar
purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic
yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk
dalam kelompok asam amino, unsure pembentuk protein.
 Adapun penyebab yang lainnya, antara lain:
1. Faktor genetik dan hormonal
Hal ini dapat menyebabkan gangguan metabolism yang
dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
2. Jenis kelamin dan umur
Presentase pria : wanita 2; pria lebih beresiko terjadinya
asam urat yaitu umur 30 tahun ke atas, sedangkan wanita
terjadi pada usia menopause sekitar umur 50-60 tahun.
3. Berat badan
Kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko
hiperuresemia dan gout berkembang karena ada jaringan
yang tersedia untuk omset atau kerusakan, yang
menyebabkan kelebihan asam urat.
4. Konsumsi alkohol
Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan
hiperuresemia, karena alkohol menganggu penghapusan
asam urat dari tubuh.
5. Diet
Makan-makanan yang mengandung tinggi purin dapat
menyebabkan atau memperburuk asam urat.
3. Tanda dan Gejala Asam Urat
 Gejala khas dari serangan artritis gout adalah serangan akut
biasanya bersifat monoartikular (menyerang satu sendi saja)
dengan gejala pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas
dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi
mendadak (akut) yang mencapai puncaknya kurang dari 24
jam.
 Lokasi yang paling sering pada serangan pertama adalah
sendipangkal ibu jari kaki. Hampir pada semua kasus, lokasi
artritis terutama pada sendi perifer dan jarang pada sendi
sentral.
 Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai 3
tahapan.
1. Tahap pertama disebut tahap artritis gout akut. Pada tahap
ini penderitaakan mengalami seranganartritis yang
khasdanserangan tersebut akan menghilang tanpa
pengobatan dalam waktu 5 – 7hari. Setelah serangan
pertama, penderita akan masuk pada gout interkritikal.
Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama
jangka waktu tertentu.
2. Tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut
intermiten yang ditandai dengan serangan artritis yang
khas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat
serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu
dan serangan berikutnya makin lama makin rapat dan
lama, serangan makin lama makin panjang, serta jumlah
sendi yang terserang makin banyak.
3. Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik
bertofus. Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita
sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan
terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering
meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa
benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang
merupakan deposit dari kristal monosodium urat.
4. Pencegahan Asam Urat
Pencegahan asam urat yaitu:
 mengatur pola makan
 menghindari kebiasan buruk yang meningkatkan resiko
terjadi asam urat
 melakukan aktivitas yang sehat
Dokumentasi Kegiatan
Lampiran Absensi Peserta

More Related Content

Similar to PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docx

Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesPengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Niakhairani
 
Jurnal elyasari
Jurnal elyasariJurnal elyasari
Jurnal elyasari
sapakademik
 
Jurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawiJurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawi
sapakademik
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
Warnet Raha
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitus
So Ra
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks b
NorniStg
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks b
NorniStg
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
Sokya Ema
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
Arif Al-Amin
 
WHAT IS DIABETES.pdf
WHAT IS DIABETES.pdfWHAT IS DIABETES.pdf
WHAT IS DIABETES.pdf
PUTRA ADI IRAWAN
 
pengenalan pada penyakit diabetes melitus
pengenalan pada penyakit diabetes melituspengenalan pada penyakit diabetes melitus
pengenalan pada penyakit diabetes melitus
itrahermawan1
 
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Daniel Gani
 
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew Hidayat
 
materi diabetes and pharmacy ibu dona.pptx
materi diabetes and pharmacy ibu dona.pptxmateri diabetes and pharmacy ibu dona.pptx
materi diabetes and pharmacy ibu dona.pptx
salsabilaJacob
 
Diabetes sebagai penyakit tidak menular
Diabetes sebagai penyakit tidak menularDiabetes sebagai penyakit tidak menular
Diabetes sebagai penyakit tidak menular
RonaldoMasrikat
 
Review tentang diabetes melitus oktober 2016
Review tentang diabetes melitus oktober 2016Review tentang diabetes melitus oktober 2016
Review tentang diabetes melitus oktober 2016
Responiel Halawa
 
4I_kelompok 2_EPTM perilaku cerdik (2).pptx
4I_kelompok 2_EPTM perilaku cerdik (2).pptx4I_kelompok 2_EPTM perilaku cerdik (2).pptx
4I_kelompok 2_EPTM perilaku cerdik (2).pptx
auffanabila
 
81 141-1-sm
81 141-1-sm81 141-1-sm
81 141-1-sm
siti nisak
 

Similar to PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docx (20)

Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesPengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
 
Jurnal elyasari
Jurnal elyasariJurnal elyasari
Jurnal elyasari
 
Jurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawiJurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawi
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitus
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks b
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks b
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
WHAT IS DIABETES.pdf
WHAT IS DIABETES.pdfWHAT IS DIABETES.pdf
WHAT IS DIABETES.pdf
 
pengenalan pada penyakit diabetes melitus
pengenalan pada penyakit diabetes melituspengenalan pada penyakit diabetes melitus
pengenalan pada penyakit diabetes melitus
 
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
 
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
 
materi diabetes and pharmacy ibu dona.pptx
materi diabetes and pharmacy ibu dona.pptxmateri diabetes and pharmacy ibu dona.pptx
materi diabetes and pharmacy ibu dona.pptx
 
Diabetes sebagai penyakit tidak menular
Diabetes sebagai penyakit tidak menularDiabetes sebagai penyakit tidak menular
Diabetes sebagai penyakit tidak menular
 
Review tentang diabetes melitus oktober 2016
Review tentang diabetes melitus oktober 2016Review tentang diabetes melitus oktober 2016
Review tentang diabetes melitus oktober 2016
 
4I_kelompok 2_EPTM perilaku cerdik (2).pptx
4I_kelompok 2_EPTM perilaku cerdik (2).pptx4I_kelompok 2_EPTM perilaku cerdik (2).pptx
4I_kelompok 2_EPTM perilaku cerdik (2).pptx
 
81 141-1-sm
81 141-1-sm81 141-1-sm
81 141-1-sm
 

Recently uploaded

CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptxPERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
AndrikIrfani
 
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIAMATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
ratih402596
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
PratiwiZikri
 

Recently uploaded (8)

CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptxPERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
 
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIAMATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
 

PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docx

  • 1. PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN STASE GERONTIK Disusun Oleh : Kelompok 5 1. Sonia Amelia Pratiwi Br. Tarigan 211102112 2. Siti Sariana Putri Lubis 211102111 3. Irma Fahrita Harahap 211102064 4. Ratih Dinda Syafira Anak Ampun 211102025 5. Grace Carolina Sihombing 211102060 6. Monica Levina Br Siburian 211102083 7. Glory Fitry Hutagalung 211102059 8. Dinda Ayu Annisya 211102007 9. Hafnidar Br Sinaga 211102061 Dosen Pembimbing : Iwan Rusdi, S.Kp., MNS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2022
  • 2. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi khususnya di bidang keperawatan gerontik, manusia yang memasuki lanjut usia tentu pasti banyak pengalaman hidup tetapi memiliki sedikit kesempatan menikmati masa tua dengan layak dikarenakan telah terjadi penurunan kemampuan untuk mengurusi diri sendiri dan penyakit yang di timbulkan oleh proses penuaan (Padila, 2013; Andri dkk, 2020). Lanjut usia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada kehidupan manusia. Lansia memiliki karakteristik yaitu berusia lebih dari 60 tahun, memiliki kebutuhan dan masalah yang beragam dari rentang sehat sampai sakit, kebutuhan biopsikospritual serta dari kondisi maladaptif dan lingkungan tempat tinggal yang bervariasi (Maryam et al, 2008; Putri dkk,2020). Lansia atau lanjut usia merupakan periode dimana manusia telah mencapai kematangan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun (Dinkes, 2020). Peningkatan usia sejalan dengan penurunan fungsi organ tubuh sehingga menyebabkan timbulnya beberapa penyakit degeneratif yang umum seperti diabetes mellitus dan penimbunan asam urat (Azis et al., 2020). Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang di tandai dengan tingginya kadar glukosa darah (hyperglikemia) sebagai akibat dari kekurangan sekresi insulin, gangguan aktifitas insulina atau keduanya (American Diabetes Association (ADA), 2004 dalam Bulu A dkk, 2019). DM terjadi bila insulin yang di hasilkan tidak cukup untuk mempertahankan gula darah dalam batas normal atau jika sel tubuh tidak mampu merespon dengan tepat sehingga akan muncul keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsi, polifagia, penurunan berat badan,kelemahan, kesemutan, pandangan kabur dan disfungsi ereksi pada laki
  • 3. laki dan pruritus vulvae pada wanita (Soegondo dan Subekti, 2009; Bulu A dkk, 2019). Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multietiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 2000 dalam Yosmar dkk, 2018). Seseorang dikatakan menderita diabetes apabila pada pemeriksaan darah dari pembuluh darah halus (kapiler) glukosa darah lebih dari 120 mg/dL pada keadaan puasa dan/atau lebih dari 200 mg/dL untuk 2 jam setelah makan. (Fransisca, 2012 dalam Yosmar dkk, 2018) Secara umum, penyakit ini dibedakan menjadi dua tipe yaitu diabetes melitus tipe 1 (DMT1) dan diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Tipe yang paling umum ditemui di masyarakat yaitu sekitar 80% dari 90% semua kasus DM merupakan DMT2 yang sebagian besar ditandai dengan adanya kondisi hiperglikemia, resistensi insulin dan defisiensi relatif insulin. Banyak faktor yang dapat terlibat dalam proses yang berhubungan dengan resistensi insulin, termasuk gaya hidup seperti obesitas, kurangnya olahraga, peningkatan diet tinggi lemak dan kurang serat, usia, serta faktor genetik (Prawitasari, 2019). Lansia sangat rentan terkena diabetes, dikarenakan semakin tua seseorang semakin berkurang pula kerja dari organ tubuhnya sehingga semakin meningkat pula risiko terkena penyakit (CANRISK, 2011 dalam Yosmar dkk, 2018) Pada kelompok usia lansia komplikasi DM tipe 2 akan lebih cepat terlihat dibandingkan dengan kelompok usia yang lain. Faktor yang dapat memicu kondisi tersebut karena secara fisiologis sudah terdapat penurunan fungsi berbagai organ pada lansia, penurunan respon tubuh terhadap terapi, kondisi stress yang berhubungan dengan kondisi kesehatannya juga dapat memicu penurunan imunitas tubuh (Setiyorini & Wulandari, 2017). Salah satu faktor resiko dari diabetes mellitus yaitu gaya hidup. gaya hidup menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah pada upaya memelihara kondisi fisik, mental dan social berada dalam keadaan positif
  • 4. (Bulu A dkk, 2019). Kondisi hiperglikemia pada DM yang tidak dikontrol dapat menyebabkan gangguan serius pada sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah (World Health Organization, 2018). Asam urat disebut juga artritis gout, termasuk suatu penyakit degeneratif yang menyerang persendian, dan paling sering dijumpai di masyarakat terutama dialami oleh lanjut usia (lansia). Namun tak jarang penyakit ini juga ditemukan pada golongan pra-lansia (Damayanti, 2012; Simamora & Ellyanor, 2019). Insiden gout di Indonesia menduduki urutan kedua setelah osteoarthritis (Festy, Rosyiatul, & Aris, 2011; Simamora & Ellyanor, 2019). Faktor yang mempengaruhi kadar asam urat digolongkan menjadi tiga: Faktor pri-mer, faktor sekunder dan faktor predisposisi. Pada faktor primer dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor sekunder dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu produksi asam urat yang berlebihan dan penurunan ekskresi asam urat. Pada faktor predisposisi dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan iklim (Muttaqin, 2008). Faktor sekunder dapat berkembang dengan penyakit lain (obesitas, diabetes melitus, hipertensi, polisitemia, leukemia, mieloma, anemiasel sabit dan penyakit ginjal (Simamora & Ellyanor, 2019). Diabetes Mellitus memiliki kaitan dengan kejadian asam urat dimana kadar asam urat juga dapat ditandai dengan terjadinya hiperurisemia yang merupakan salah satu ciri-ciri pada penderita diabetes mellitus. Hiperurisemia terjadi bila kadar asam urat melebihi daya larutnya dalam plasma yaitu 6,7 mg/dL pada suhu 37°C. Kondisi ini dapat disebabkan karena ketidak seimbangan antara produksi yang berlebihan,dan penurunan ekskresi atau gabungan keduanya. Produksi yang berlebihan terjadi pada keadaan diet tinggi purin, alkoholisme, turn over nukleotida yang meningkat, obesitas, dan dislipidemia. Sedangkan penurunan ekskresi asam urat terjadi pada penyakit ginjal, hipertensi, penggunaan diuretik, resistensi insulin, dan kadar estrogen yang rendah (Johnson dkk., 2003). Pokok masalah dari Diabetes Mellitus dan Asam Urat adalah gangguan pada sirkulasi darah dan resistensi insulin pada penderita Diabetes Mellitus yang memainkan peran sebagai faktor pemicu
  • 5. perkembangan Asam Urat. Hal ini disebabkan sirkulasi darah yang buruk memungkinkan Asam Urat muncul dimana kerja ginjal melemah dan tidak efisien ketika melepaskan purin menyebabkan tingkat keasaman pada darah meningkat dan pH menjadi tidak seimbang. Selain itu adapula faktor yang mempengaruhi munculnya komplikasi lain pada diabetes mellitus yaitu pola makan atau perilaku makan yang keliru (Hapsari dkk, 2017). Pencegahan DM yang dapat dilakukan yaitu dengan membuat perubahan gaya hidup pasien, seperti meningkatkan diet dan latihan fisik (International Diabetes Federation, 2017; Kusnanto dkk, 2019). Gaya hidup meliputi kebiasaan tidur, makan, pengendalian berat badan, tidak merokok atau minum- minuman beralkohol, berolahraga secara teratur dan terampil dalam mengelola stres yang di alami (Bulu A dkk, 2019). Pengobatan diabetes yang paling utama yaitu mengubah gaya hidup terutama mengatur pola makan yang sehat dan seimbang (Chatterjee, et al., 2018; Kusnanto dkk, 2019). Hal ini akan dapat diterapkan jika lansia memiliki pengetahuan yang adekuat tentang penyakit tersebut. Penyuluhan kesehatan sangatlah penting bagi masyarakat penderita Gout Arthritis agar lebih memahami tentang penyakit tersebut dan dapat merubah pola hidupnya demi tercapainya hidup sehat. Terdapat perubahan perilaku meliputi pengetahuan dan sikap pada lansia setelah diberikan Penyuluhan kesehatan tentang Gout Arthritis (Kurniawati dkk, 2014). Menurut Notoatmodjo (2007, dalam Kurniawati, 2014) menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Oleh karena itu, kelompok ingin melakukan penyuluhan kepada lansia tentang Diabetes Mellitus dan Asam Urat untuk menambah pengetahuan lansia sehingga mampu melakukan pencegahan atau perawatan yang meningkatkan kualitas hidup.
  • 6. 2. Tujuan Umum Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman lansia tentang penyakit Diabetes Melitus dan Asam Urat 3. Tujuan Khusus Meningkatkan pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus dan Asam Urat, yaitu mengenai : 3.1. Pengertian Diabetes Melitus dan Asam Urat 3.2. Penyebab dan factor resiko Diabetes Melitus dan Asam Urat 3.3. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus dan Asam Urat 3.4. Pencegahan Diabetes Melitus dan Asam Urat 3.5. Pengobatan Diabetes Melitus dan Asam Urat 3.6. Perawatan Diabetes Melitus dan Asam Urat
  • 7. B. Strategi/solusi penyelesaian masalah • Promosi kesehatan tentang Diabetes Melitus dan Asam Urat • Melakukan senam lansia C. Waktu dan tempat pelaksanaan Waktu : Jumat, 10 Juni 2022 Tempat : Jln. Banteng hulu tembung medan tembung D. Target kegiatan Target kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan mengenai diabetes melitus dan Asam Urat. Adapun jumlah target kegiatan ini adalah 6-10 orang lansia (lansia dengan penyakit dan lansia yang beresiko diabetes mellitus dan Asam Urat) E. Struktur organisasi kegiatan • Ratih Dinda : Ketua Pelaksana • Glory Fitry Hutagalung : Moderator acara penkes • Grace Carolina Sihombing : PJ Promosi Kesehatan Diabetes Melitus • Sonia Amelia Pratiwi : Anggota Promosi Diabetes Melitus • Dinda Ayu Annisya : PJ Promosi Kesehatan Asam Urat • Irma Fahrita Harahap : Anggota Promosi Kesehatan Asam Urat • Hafnidar : Pemeriksa kgd dan asam urat • Siti : PJ Senam Kaki Lansia • Monica Levina Br Siburian : PJ dokumentasi kegiatan dan konsumsi F. Rondown Acara 1. Salam pembuka, perkenalkan, serta maksud dan tujuan (09.00-09.15) 2. Pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah dan asam urat (09.15-09.30) 3. Pemaparan materi tentang Diabetes Melitus dan Asam Urat (9.30-10.30) 4. Senam Kaki lansia (10.30-11.10) 5. Penutup dan pembagian kue kotak (11.20-11.40)
  • 8. G. Pembiayaan • Sumber Dana : Kumpulan Anggota • Rician Biaya No Nama Barang Satuan Harga 1. Leaflet 25 lembar Rp 46.000 2. Aqua 1 kotak Rp 14.000 3. Spanduk 1 pcs Rp 24.000 4. Kue kotak 25 biji Rp 187,500 5. Kue bolu 1 Rp 43.000 5. Lanset 1 bungkus Rp 15.000 6. Strip gula darah 1 botol Rp 87.000 7. Strip asam urat 1 botol Rp 97.000 Jumlah Rp. 513.500 H. Media/materi/alat yang digunakan • Leaflet • Tensimeter • Spanduk • Kursi • Cek KGD dan Asam Urat I. Evaluasi kegiatan/indikator keberhasilan Jumlah lansia yang berhadir dalam kegiatan promkes yaitu 14 orang. Kegiatan promkes berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang direncanakan. Lansia dapat mengikuti kegiatan dengan baik, memberi perhatian penuh saat penyuluhan, serta antusias saat mengikuti pemeriksaan, tanya jawab (diskusi) dan senam. Lansia menyampaikan bahwa mereka merasa senang dengan diadakannya kegiatan ini, bermanfaat untuk mereka, bahkan mereka juga berharap akan ada lagi kegiatan seperti ini kedepannya.
  • 9. REFERENSI Andri, J., Padila, P., Sartika, A., Putri, S. E. N., & Harsismanto, J. (2020). Tingkat Pengetahuan terhadap Penanganan Penyakit Rheumatoid Artritis pada Lansia. Jurnal Kesmas Asclepius, 2(1), 12-21. Azis, W. A., Muriman, L. Y., & Burhan, S. R. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Gaya Hidup Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Penelitian Perawat Profesional. https://doi.org/10.37287/jppp.v2i1.52 Bulu, A., Wahyuni, T. D., & Sutriningsih, A. (2019). Hubungan antara tingkat kepatuhan minum obat dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe ii. Nursing News: Jurnal Ilmiah Keperawatan, 4(1). Dinkes. (2020). Kenali Perubahan Pada Lansia: https://dinkes.depok.go.id/User/DetailArtikel/kenali-perubahan-pada-lansia. Diakses 05 Juni 2022 21:55 Hapsari, E.H., Junet, F.C., Franzesca, D.W. 2017. Pengaruh Penyuluhan Tentang Pola Makan Pada Penderita Diabetes Dengan Dan Tanpa Komplikasi Di Kecamatan Getasan. Jurnal Ilmu Kesehatan, 5 (2). Kurniawati, E., Kaawoan, A., Onibala, F. 2014. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Klien Gout Arthritis Di Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten Sangihe. E-Journal Unsrat. Kusnanto, K., Sundari, P. M., Asmoro, C. P., & Arifin, H. (2019). Hubungan tingkat pengetahuan dan diabetes self-management dengan tingkat stres pasien diabetes melitus yang menjalani diet. Jurnal Keperawatan Indonesia, 22(1), 31-42. Prawitasari, D. S. (2019). Diabetes melitus dan antioksidan. KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran, 1(1), 48-52. Simamora, R.H., & Ellyanor, S. 2019. Penyuluhan kesehatan masyarakat: Penatalaksanaan perawatan penderita asam urat menggunakan media audiovisual. Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 6 (1). Setiyorini, E., & Wulandari, N. A. (2017). Hubungan Lama Menderita Dan
  • 10. Kejadian Komplikasi Dengan Kualitas Hidup Lansia Penderita Diabetes Mellitus. Research Report, 75–82. Yosmar, R., Almasdy, D., & Rahma, F. (2018). Survei risiko penyakit diabetes melitus terhadap masyarakat Kota Padang. Jurnal sains farmasi & klinis, 5(2), 134-141.
  • 11. Lampiran SAP dan Leaflet SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELITUS Pokok Bahasan : Diabetes Melitus Sasaran : Lansia Pelaksanaan/Waktu : Jumat, 10 Juni 2022/ 09.00 WIB Tempat : Jl. Banteng Hulu Pasar 7 Kecamatan Medan Tembung, Medan Penyuluh : Mahasiswi Ners Fakultas Keperawatan USU I. Latar Belakang II. Tujuan a. Tujuan Umum Setelah diberikan materi penyuluhan mengenai Diabetes Melitus , diharapkan : Peserta dapat memahami, mengerti dan mengetahui tindakan yang harus dilakukan apabila terkena Diabetes Melitus. b. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta dapat : 6. Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menjelaskan pengertian Diabetes Melitus. 7. Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Melitus 8. Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menyebutkan Faktor resiko Diabetes Melitus 9. Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menyebutkan pencegahan Diabetes Melitus III.Pokok Bahasan a. Materi Penyuluh a) Pengertian Diabetes Melitus b) Tanda dan gejala Diabetes Melitus c) Faktor resiko Diabetes Melitus d) Pencegahan Diabetes Melitus b. Kegiatan Penyuluh 1) Menjelaskan Pengertian Diabetes Melitus
  • 12. 2) Menjelaskan Tanda dan gejala Diabetes Melitus 3) Menjelaskan Faktor resiko Diabetes Melitus 4) Menjelaskan Pencegahan Diabetes Melitus IV. Strategi Proses Pembelajaran  Topik : Diabetes Melitus  Waktu : Jumat, 10 Juni 2022  Tempat : Jl. Banteng Hulu Pasar 7 Kecamatan Medan Tembung, Medan V. Sasaran  Sasaran : Lansia VI. Strategi Pelaksanaan 1. Pemeriksaan Kadar Gula Darah 2. Ceramah 3. Tanya jawab VII.Media Media yang digunakan adalah leaflet VIII. Klasifikasi Evaluasi a) Struktur persiapan  Menyiapkan media penyuluhan dan alat pemeriksaan KGD  Menyiapkan tempat  Menyiapkan peserta. b) Proses No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien 1 Pra Interaksi (5 menit) 1. Mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan maksud dan tujuan 4. Kontrak waktu dan menyampaikan pokok pembahasan 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan 3. Memperhatikan 4. Menyetujui kontrak dan mendengarkan 2. Interaksi (10 menit) 1. Pemeriksaan KGD Menjelaskan tentang : 1) Menjelaskan Pengertian Diabetes Melitus 2) Menjelaskan Tanda dan Gejala Diabetes Melitus 3) Menjelaskan Faktor resiko Diabetes Melitus 4) Menjelaskan Pencegahan Bersedia diperiksa Menyimak dan memperhatikan
  • 13. Diabetes Melitus. 3 Terminasi (5 menit) 1. Menyimpulkan materi dan Tanya jawab 2. Mengevaluasi dengan memberi pertanyaan 3. Mengucapkan salam penutup 1. Memperhatikan dan Mengajukan pertanyaan pada pemberi materi 2. Menjawab pertanyaan cukup baik 3. Menjawab salam IX. Evaluasi Kegiatan  Apa pengertian dari Diabetes Melitus? Jawab :  Sebutkan Tanda dan Gejala Diabetes Melitus ? Jawab:  Bagaimana cara mencegah Diabetes Melitus? Jawab :
  • 14. MATERI PENYULUHAN 1. Pengertian Diabetes Melitus Diabetes Melitus adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit kronisByang terjadi ketika pankreas tidak dapat menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup, atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan dengan efektif. Menurut American Diabetes Assosiation (ADA), DM adalah suatu penyakit dimana tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara normal. Menurut kriteria who (1999), kadar glukosa normal darah vena pada waktu puasa tidak melebihi 126 mg/dl dan 2 jam sesudah beban glukosa oral 75 gr tidak melebihi 200 mg/dl. Apabila hormon insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas tidak memadai untuk mengubah glukosa menjadi sumber energi bagi sel, maka glukosa tersebut akan tetap berada dalam darah dan kadar glukosa dalam darah akan meningkat sehingga timbullah DM. 2. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus Adapun tanda dan gejala diabetes melitus yaitu:  Sering buang air kecil terutama pada malam hari  Cepat lapar dan dahaga  Berat badan menurun nafsu makan bertambah  Ibu yang melahirkan bayi lebih dari 4 kg  Penglihatan kabur  Cepat lelah dan mengantuk  Kesemutan 3. Faktor Resiko Diabetes Melitus  Kegemukan (berat badan lebih/ IMT >23 kg/m²) dan lingkar perut (pria >90 cm dan perempuan >80 cm)  Kurang aktivitas fisik  Riwayat penyakit jantung  Diet tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak, dan rendah serat)  Riwayat keluarga dengan DM 4. Pencegahan Diabetes Melitus  Hindari konsumsi alkohol dan tidak merokok  Cek kesehatan secara teratur  Konsumsi lebih banyak sayur dan buah  Jaga berat badan agar tetap ideal  Kenali faktor resiko diabetes dan beraksi segera
  • 15.
  • 16. SATUAN ACARA PENYULUHAN ASAM URAT Pokok Bahasan : Asam Urat Sub Pokok Bahasan : 1) Pengertian asam urat 2) Penyebab asam urat 3) Gejala asam urat 4) Pencegahan asam urat Sasaran : Lansia Pelaksanaan/Waktu : Jumat, 10 Juni 2022/ 09.00 WIB Tempat : Jl. Banteng Hulu Pasar 7 Kecamatan Medan Tembung, Medan Penyuluh : Mahasiswi Ners Fakultas Keperawatan USU X. Latar Belakang XI. Tujuan c. Tujuan Umum Setelah diberikan materi penyuluhan mengenai Asam Urat , diharapkan : Peserta dapat memahami, mengerti dan mengetahui tindakan yang harus dilakukan apabila terkena asam urat. d. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta dapat : 10. Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menjelaskan pengertian asam urat. 11. Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menyebutkan penyebab asam urat 12. Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menyebutkan gejala asam urat
  • 17. 13. Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menyebutkan Pencegahan asam urat XII.Pokok Bahasan b. Materi Penyuluh 5) Pengertian asam urat 6) Penyebab asam urat 7) Gejala asam urat 8) Pencegahan asam urat b. Kegiatan Penyuluh 5. Menjelaskan Pengertian asam urat 6. Menjelaskan penyebab asam urat 7. Menjelaskan gejala asam urat 8. Menjelaskan Pencegahan asam urat XIII. Strategi Proses Pembelajaran  Topik : asam urat  Waktu : Jumat, 10 Juni 2022  Tempat : Jl. Banteng Hulu Pasar 7 Kecamatan Medan Tembung, Medan XIV. Sasaran  Sasaran : Lansia XV.Strategi Pelaksanaan 4. Pemeriksaan asam urat 5. Ceramah 6. Tanya jawab XVI. Media Media yang digunakan adalah leaflet
  • 18. XVII. Klasifikasi Evaluasi c) Struktur persiapan  Menyiapkan media penyuluhan dan alat pemeriksaan asam urat  Menyiapkan tempat  Menyiapkan peserta d) Proses No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien 1 Pra Interaksi (5 menit) 5) Mengucapkan salam 6) Memperkenalkan diri 7) Menjelaskan maksud dan tujuan 8) Kontrak waktu dan menyampaikan pokok pembahasan 5. Menjawab salam 6. Mendengarkan 7. Memperhatikan 8. Menyetujui kontrak dan mendengarkan 2. Interaksi (10 menit) e) Pemeriksaan asam urat Menjelaskan tentang : 2. Menjelaskan Pengertian asam urat 3. Menjelaskan penyebab asam urat 4. Menjelaskan gejala asam urat 5. Menjelaskan Pencegahan asam urat. Bersedia diperiksa 4. Menyimak dan memperhatikan 5. Mendengarkan dan memperhatikan 6. Mendengarkan dan memperhatikan 7. Mendengarkan dan memperhatikan 3 Terminasi (5 menit)  Menyimpulkan materi dan Tanya jawab  Mengevaluasi dengan memberi pertanyaan  Mengucapkan salam penutup 4. Memperhatikan dan Mengajukan pertanyaan pada pemberi materi 5. Menjawab pertanyaan cukup baik 6. Menjawab salam
  • 19. XVIII. Evaluasi Kegiatan  Apa pengertian dari asam urat? Jawab : 5. Sebutkan Gejala asam urat ? Jawab:
  • 20. MATERI PENYULUHAN  Definisi Asam Urat Asam urat (gout) adalah penyakit kelainan metabolisme dimana terjadi produksi asam urat berlebihan atau penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan. Peningkatan produksi asam urat menyebabkan peradangan sendi dan pembengkakan sendi. Asam urat adalah zat hasil metabolisme purindalam tubuh. Kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil pemeriksaan darah dan urin. Gangguan metabolisme yang mendasarkan arthritis gout adalah hipeuresemia yang didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl untuk pria dan 6,0 ml/dl untuk wanita (Tehupelory, 2006). Asam urat adalah asam yang berbentuk Kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolism purin (berbentuk turunan nucleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh (Suryo Wibowo, 2006). 2. Penyebab Asam Urat  Penyakit gout primer Penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya produksi asam urat dari tubuh.  Penyakit gout sekunder Disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic
  • 21. yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsure pembentuk protein.  Adapun penyebab yang lainnya, antara lain: 1. Faktor genetik dan hormonal Hal ini dapat menyebabkan gangguan metabolism yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat. 2. Jenis kelamin dan umur Presentase pria : wanita 2; pria lebih beresiko terjadinya asam urat yaitu umur 30 tahun ke atas, sedangkan wanita terjadi pada usia menopause sekitar umur 50-60 tahun. 3. Berat badan Kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko hiperuresemia dan gout berkembang karena ada jaringan yang tersedia untuk omset atau kerusakan, yang menyebabkan kelebihan asam urat. 4. Konsumsi alkohol Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hiperuresemia, karena alkohol menganggu penghapusan asam urat dari tubuh. 5. Diet Makan-makanan yang mengandung tinggi purin dapat menyebabkan atau memperburuk asam urat. 3. Tanda dan Gejala Asam Urat  Gejala khas dari serangan artritis gout adalah serangan akut biasanya bersifat monoartikular (menyerang satu sendi saja) dengan gejala pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi
  • 22. mendadak (akut) yang mencapai puncaknya kurang dari 24 jam.  Lokasi yang paling sering pada serangan pertama adalah sendipangkal ibu jari kaki. Hampir pada semua kasus, lokasi artritis terutama pada sendi perifer dan jarang pada sendi sentral.  Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai 3 tahapan. 1. Tahap pertama disebut tahap artritis gout akut. Pada tahap ini penderitaakan mengalami seranganartritis yang khasdanserangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7hari. Setelah serangan pertama, penderita akan masuk pada gout interkritikal. Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu. 2. Tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut intermiten yang ditandai dengan serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dan serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama, serangan makin lama makin panjang, serta jumlah sendi yang terserang makin banyak. 3. Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat.
  • 23. 4. Pencegahan Asam Urat Pencegahan asam urat yaitu:  mengatur pola makan  menghindari kebiasan buruk yang meningkatkan resiko terjadi asam urat  melakukan aktivitas yang sehat
  • 24.
  • 26.