SlideShare a Scribd company logo
11
Jurnal Biologi XVI (1) : 1 - 4 ISSN : 1410 5292
Naskah diterima tanggal 5 Maret 2012, disetujui tanggal 21 Maret 2012.
DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA (Aloe barbadensis Miller)
TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 25923
DAN Escherichia coli ATCC 25922
THE INHIBITION OF ALOE (Aloe barbadensis Miller) RIND EXTRACT TO THE GROWTH
OF BACTERIA Staphylococcus aureus ATCC 25923 AND Escherichia coli ATCC 25922
Ni Kadek Ariyanti, Ida Bagus Gede Darmayasa, Sang Ketut Sudirga
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran
Email: darm_aponk@yahoo.co.id
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak kulit daun lidah buaya (Aloe barbadensis
Miller) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922
dan konsentrasi yang paling efektif menghambat kedua bakteri tersebut. Ekstrak kulit daun lidah buaya dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922, ditunjukkan
dengan terbentuknya zona hambatan pada konsentrasi 100% dengan rata-rata diameter terbesar 11,58 mm pada
Staphylococcus aureus dan 6,81 mm pada Escherichia coli. Konsentrasi ekstrak kulit daun lidah buaya yang
paling tinggi menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 pada konsentrasi 100% dan
Escherichia coli ATCC 25922 pada konsentrasi 75%.
Kata kunci: Aloe barbadensis Miller, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, daya hambat
ABSTRACT
This research aimed to determine the inhibited effect of Aloe (Aloe barbadensis Miller) rind extract to the growth
of bacteria Staphylococcus aureus and Escherichia coli and the most effective concentration for the resistance
against both of bacteria tested. The results showed that the extracts of Aloe rind inhibited the growth of bacteria
Staphylococcus aureus ATCC 25923 and Escherichia coli ATCC 25922. It was indicated by the formation of
inhibition zones with the largest diameter average occurred concentrations of 100% with the size 11,58 mm for
the Staphylococcus aureus and 6,81 mm in Escherichia coli. The highest concentration inhibited the growth of
Staphylococcus aureus ATCC 25923 was 100% and 75% for the Escherichia coli ATCC 25922.
Keywords: Aloe barbadensis Miller, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, inhibited
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan satu hal yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, namun untuk menjaganya
perlu dilakukan tindakan pencegahan (preventif) dan
pengobatan (kuratif) (Trisnayanti, 2003). Tindakan
pencegahan dan pengobatan ini dilakukan untuk
menghindari resiko terjadinya infeksi. Penyakit infeksi
disebabkan oleh bakteri seperti bakteri Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli (Gibson, 1996).
Infeksi Staphylococcus aureus pada manusia dapat
ditularkan secara langsung melalui selaput mukosa yang
bertemu dengan kulit. Bakteri ini dapat menyebabkan
endokarditis, osteomielitis akut hematogen, meningitis,
ataupun infeksi paru-paru. Sedangkan bakteri Escherichia
coli adalah bagian flora normal gastrointestinal manusia
(Jawetz et al., 2005). Pada kondisi tertentu bakteri
Escherichia coli menyebabkan penyakit diare, infeksi
saluran kemih, pneumonia dan meningitis pada bayi baru
lahir serta infeksi luka dalam (Josodiwondo dkk.,1993).
Pemberian antibakteri merupakan salah satu pilihan
dalam menangani penyakit infeksi. Namun penggunaan
antibakteri yang tidak terkontrol dapat mendorong
terjadinya perkembangan resistensi terhadap antibakteri
yang diberikan (Wardani, 2008). Adanya resistensi ini
dapat menimbulkan banyak masalah dalam pengobatan
penyakit infeksi, sehingga diperlukan usaha untuk
mengembangkan obat tradisional berbahan herbal
yang dapat membunuh bakteri untuk menghindari
terjadinya resistensi tersebut. Salah satu tanaman yang
secara empiris digunakan sebagai bahan obat yaitu Aloe
barbadensis Miller atau lebih dikenal sebagai lidah
buaya.
Kandungan zat aktif lidah buaya yang sudah
teridentifikasi antara lain Saponin, Sterol, Acemannan,
Antrakuinon (Purbaya, 2003; Furnawanthi, 2004).
Penelitian Isabela (2009), menyatakan bahwa ekstrak
lidah buaya mampu menghambat pertumbuhan
Jurnal Biologi Volume XVI No.1 JUNI 2012
2
Pseudomonas aeruginosa secara in vitro. Selain itu Aloe
barbadensis Miller dan Aloe chinensis Baker mampu
menghambat pertumbuhan Escherichia coli (Rahayu,
2006).
Dalam penelitian ini digunakan kulit daun lidah
buaya sebagai ekstrak. Selain daging daun yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan kosmetika, kulit daun
lidah buaya dapat dimanfaatkan sebagai ekstrak untuk
menghambat bakteri dan mengurangi limbah kulit daun
dari produksi lidah buaya di ALOVEBALI (Kompri, 2010).
Dari uraian latar belakang tersebut di atas, dilakukan
penelitian tentang daya hambat ekstrak kulit daun lidah
buaya (Aloe barbadensis Miller) terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus ATCC (American Type
Culture Collection) 25923 dan Escherichia coli ATCC
(American Type Culture Collection) 25922.
MATERI DAN METODE
Lokasi dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan di
Laboratorium Biomarine Universitas Udayana pada
bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Mei 2011.
Teknik Pengambilan Sampel Daun Lidah Buaya
(Aloe barbadensis Miller)
Sampel daun lidah buaya yang digunakan diperoleh
dari Banjar Tengah Bonbiyu, Desa Saba, Kecamatan
Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Daun lidah buaya
yang digunakan adalah daun yang tua yaitu daun yang
terletak paling bawah (daun 1 dan 2) yang diambil dari 10
tanaman lidah buaya secara acak pada satu petak kebun
lidah buaya dengan umur tanaman yang sama. Masing-
masing tanaman lidah buaya diambil satu daun lidah
buaya, kemudian daun tersebut diambil kulit daunnya
untuk digunakan sebagai bahan ekstrak.
Penyiapan Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya (Aloe
barbadensis Miller)
Daun lidah buaya dikupas untuk memisahkan kulit
daun lidah buaya dengan daging daun (gel) kemudian
dikeringanginkan. Kulit daun lidah buaya dihaluskan
dengan cara diblender dan ditimbang 100 gram untuk
maserasi dengan 500 ml metanol pro analisis pada suhu
kamar selama 72 jam. Filtrat yang diperoleh melalui
penyaringan diuapkan dengan Vacum Rotary Evaporator
pada suhu 35o
C dengan tujuan untuk memisahkan solven
dan ekstrak, sehingga diperoleh ekstrak kental.
PembuatanSuspensiBakteriS.aureusATCC25923
dan E.coli ATCC 25922
Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan
Escherichia coli ATCC 25922 diperoleh dari Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Pembuatan masing-masing suspensi bakteri dilakukan
dengan cara mengambil 2-3 koloni dari media Tryptic
Soy Agar (TSA) dengan ose steril, dimasukkan dan
dihomogenkan ke dalam 4 ml Nutrient Broth (NB) dan
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Suspensi
bakteri tersebut kekeruhannya disetarakan dengan
standar McFarland 0,5 yang setara dengan 108
CFU/ml.
Uji Daya Hambat
Uji yang digunakan adalah uji sensitivitas dengan
menggunakan metode Kirby-Bauer (Soemarno, 2000).
Media Mueller Hinton Agar (MHA) ditambah 1 ml
suspensi biakan bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli pada masing-masing cawan petri dan
dihomogenkan dengan cara digoyang secara simultan.
Kertas cakram didedahkan sebanyak 20 µl ekstrak kulit
daun lidah buaya dengan konsentrasi 10%, 25%, 50%,
75%, 100% dan 0% sebagai kontrol tanpa ekstrak kulit
daun lidah buaya, kertas cakram diletakkan pada media
MHA dengan pinset steril dan diinkubasi pada suhu
37°C selama 24 jam dengan posisi terbalik. Zona hambat
yang terbentuk menunjukkan tingkat kepekaan bakteri
uji terhadap bahan antibakteri tersebut.
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) sederhana karena tidak dicari interaksi
dan tidak dibandingkan antara kuman uji dengan
menggunakan 5 variasi konsentrasi ekstrak ditambah
kontrol dan 2 jenis bakteri uji (Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli). Setiap perlakuan dilakukan
pengulangan sebanyak tiga kali sehingga digunakan 36
unit percobaan.
Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan sidik ragam
(Anova) dan jika data yang diperoleh menunjukkan
berbeda nyata pada taraf uji 5% (P≤0,05) maka
dilanjutkan dengan menggunakan uji Duncan untuk
mengetahui perbedaan antar perlakuan (Gasperz, 1995).
Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS
(Statistical Program for Social Sciences) for Windows
Series 15.0 Release 2006.
HASIL
Adanya aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan ada
atau tidaknya zona hambatan yang terbentuk pada media.
Rata-rata zona hambatan pada konsentrasi 100% yaitu
sebesar 11,58 mm pada bakteri Staphylococcus aureus
dan 6,81 mm pada bakteri Escherichia coli. Pada kontrol
(0%) yang hanya didedahkan pelarut, tidak membentuk
zona hambatan pada kedua jenis bakteri yang diujikan.
Pada uji bakteri Escherichia coli, kemampuan ekstrak
kulit daun lidah buaya baru terlihat pada konsentrasi 75%
dengan membentuk rata-rata diameter zona hambatan
sebesar 6,92 mm dan mengalami penurunan rata-rata
diameter zona hambatan pada konsentrasi 100% sebesar
6,81 mm. Data zona hambatan ekstrak kulit daun lidah
buaya terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922
tersaji pada Gambar 1.
3
DayaHambatEkstrakKulitDaunLidahBuaya(AloebarbadensisMiller)TerhadapPertumbuhanBakteriStaphylococcusaureus..... (NiKadekAriyanti,dkk.)
Gambar 1.	Grafik rata-rata diameter zona hambatan ekstrak kulit daun lidah
buaya terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC
25923 dan Escherichia coli ATCC 25922.
PEMBAHASAN
Zona hambatan yang terbentuk menunjukkan bahwa
ekstrak kulit daun lidah buaya (Aloe barbadensis
Miller) mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia
coli ATCC 25922. Secara umum rata-rata diameter
zona hambatan mengalami peningkatan seiring dengan
peningkatan konsentrasi yang diberikan. Menurut Lingga
dan Rustama (2005), semakin tinggi konsentrasi suatu
bahan antibakteri maka aktivitas antibakterinya akan
semakin kuat.
Pada kontrol (0%) yang hanya didedahkan pelarut,
secara statistik ada perbedaan nyata dengan konsentrasi
10%, 25%, 50%, 75%, dan konsentrasi 100% pada bakteri
S.aureus tetapi pada bakteri E.coli tidak ada perbedaan
yang nyata antara kontrol dengan konsentrasi 10%,
25%, dan 50%. Hasil ini menandakan bahwa pada
konsentrasi tersebut belum memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan bakteri pada media MHA. Hal
ini disebabkan karena konsentrasi ekstrak kulit daun
lidah buaya masih rendah sehingga tidak mampu
merusak membran sel dan mengganggu proses fisiologis
sel (Cowan, 1999). Aktivitas antibakteri dari senyawa
aktif juga dapat dihambat oleh mekanisme resistensi
bakteri Escherichia coli (gram negatif) terhadap bahan
antibakteri (Sanaz, 1999). Adanya struktur membran luar
yang kompleks pada bakteri gram negatif membatasi
akses senyawa aktif ekstrak kulit daun lidah buaya ke
dalam membran sel, dan menjadikan bakteri Escherichia
coli lebih resisten terhadap antibakteri (Geidam, 2007).
Kemampuan aktivitas antibakteri tertinggi ekstrak
kulit daun lidah buaya terjadi pada konsentrasi 75%
lalu mengalami penurunan rata-rata diameter zona
hambatan pada konsentrasi 100%, walaupun secara
statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata
dari kedua konsentrasi tersebut. Menurut Elifah (2010)
dalam Dewi (2010), diameter daya hambat tidak selalu
naik sebanding dengan naiknya konsentrasi antibakteri,
kemungkinan ini terjadi karena perbedaan kecepatan
difusi senyawa antibakteri pada media agar serta jenis
dan konsentrasi senyawa antibakteri yang berbeda
juga memberikan diameter zona hambat yang berbeda.
Sedangkan penelitian Iriano (2008), menunjukkan
bahwa uji antibakteri infusum lidah buaya terhadap
Porphyromonas gingivalis dengan metode difusi, zona
hambatan paling besar pada konsentrasi 30% dan
90% yaitu 1,75 mm, sedangkan konsentrasi 40-80%
memiliki zona hambatan yang lebih rendah yaitu berkisar
antara 0,75-1 mm. Hal ini dapat disebabkan oleh
banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap besar zona
hambatan yang dihasilkan pada metode difusi antara
lain kecepatan difusi, sifat media agar yang digunakan,
jumlah organisme yang diinokulasi, kecepatan tumbuh
bakteri, konsentrasi bahan kimia, serta kondisi pada
saat inkubasi sehingga diperlukan adanya standarisasi
keadaan untuk memperoleh hasil yang dapat dipercaya
(Anonim, 2011). Menurut Mickel et al., (2003), faktor lain
yang berpengaruh seperti toksisitas bahan uji, interaksi
antar komponen medium dan kondisi lingkungan mikro
in vitro.
Ekstrak kulit daun lidah buaya mempunyai kandungan
zat aktif yang sudah teridentifikasi seperti Saponin,
Sterol, Acemannan (Purbaya, 2003; Furnawanthi, 2004).
Menurut Soetan et al., (2006), bahwa saponin yang
diekstrak dari Sorghum bicolor L. Moench konsentrasi
25 mg/ml, efektif menghambat pertumbuhan S.aureus,
namun tidak efektif terhadap E.coli maupun Candida
albicans karena saponin tidak cukup mampu melakukan
penetrasi ke dalam membran sel bakteri. Penelitian
tentang saponin juga dilakukan Rahayu (2008), saponin
yang diisolasi dari Aloe barbadensis Miller baik bentuk
pekat level 12,5 mg/ml maupun serbuk level 1,5 mg/
ml, memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan
S.aureus. Penelitian Iriano (2008), hasil uji identifikasi
fitokimia ekstrak heksan, ekstrak etil asetat, ekstrak
etanol dan infusum lidah buaya ditemukan kandungan
Antrakuinon, sedangkan uji identifikasi fitokimia ekstrak
etanol dan infusum lidah buaya ditemukan kandungan
tanin dan fenol.
Mekanisme yang menyebabkan penghambatan dalam
pertumbuhan bakteri diduga disebabkan adanya interaksi
senyawa fenol dan turunannya dengan sel bakteri.
Senyawa-senyawa ini berikatan dengan protein pada
bakteri melalui ikatan non spesifik membentuk kompleks
protein-fenol. Pada konsentrasi rendah, terbentuk
kompleks protein-fenol dengan ikatan yang lemah
dan segera mengalami peruraian, kemudian merusak
membran sitoplasma dan menyebabkan kebocoran isi
sel, sehingga pertumbuhan bakteri terhambat. Sedangkan
pada konsentrasi tinggi, zat tersebut berkoagulasi
dengan protein seluler dan membran sitoplasma
mengalami lisis (Dinda, 2008; Wilson et al., 1984).
Menurut Dwidjoseputro (1994), senyawa fenol masuk
ke dalam sel bakteri melewati dinding sel bakteri dan
membran sitoplasma, di dalam sel bakteri senyawa
fenol menyebabkan penggumpalan (denaturasi) protein
penyusun protoplasma sehingga dalam keadaan demikian
metabolisme menjadi inaktif, dan pertumbuhan bakteri
menjadi terhambat.
Penelitian Rahayu (2006), bahwa Aloe barbadensis
Miller dan Aloe chinensis Baker mampu menghambat
pertumbuhan Escherichia coli. Penelitian Hilvian
Jurnal Biologi Volume XVI No.1 JUNI 2012
4
(2007) bahwa ekstrak lidah buaya dapat menghambat
perkembangan Xanthomonas oryzae pv. oryzae pada
tanaman padi (Oryza sativa L.). Ekstrak lidah buaya
mampu menghambat pertumbuhan Pseudomonas
aeruginosa secara in vitro (Isabela, 2009).
SIMPULAN
Ekstrak kulit daun lidah buaya (Aloe barbadensis
Miller) memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan bakteri
Escherichia coli ATCC 25922. Konsentrasi ekstrak
kulit daun lidah buaya yang paling tinggi menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC
25923 pada konsentrasi 100% dan Escherichia coli ATCC
25922 pada konsentrasi 75%.
KEPUSTAKAAN
Anonim. 2011. Microbiology. Available at : http://www.bioweb.
wku.edu/course/Bio1208/Lab_Manual/208% week%204.
pdf Opened : 14.09.2010
Cowan, M.M. 1999. Plant Product as Antimicrobial Agents. Clinical
Mikrobiology Reviews. 12 (4): 564-582.
Dewi, F. K. 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Meng-
kudu (Morinda citrifolia L.) terhadap Bakteri Pembusuk
Daging Segar [Skripsi S-1], Jurusan Biologi FMIPA. Univer-
sitas Sebelas Maret. Surakarta.
Dinda. 2008. Minimal Inhibitor Concentraction (MIC). Available
at :
http://medicafarma.blogspot.com/minimalinhibitor concentrac-
tion Opened : 20.06.2011.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan.
Jakarta.
Furnawanthi, I. 2004. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya Si Tana-
man Ajaib. Agro Media Pustaka. Jakarta. Hal 1-21.
Gasperz, V. 1995. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan.
Tarsito. Bandung.
Geidam, Y.A., A.G. Ambali., P.A. Onyeyili. 2007. Preliminary
Phytochemical and Bacterial Evaluation of Crude Aqueous
Extract of Psidium guajava Leaf. Journal of Applied Sci-
ences. 7(4):511-4.
Gibson, J. M. 1996. Mikrobiologi dan Patologi untuk Perawat.
Diterjemahkan oleh Prasada, S. Cetakan I. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Hilvian. 2007. Pengaruh Ekstrak Tanaman Lidah Buaya, Sirih,
dan Sereh terhadap Perkembangan Xanthomonas oryzae.
Available at : http://hpt.unpad.ac.id, Opened : 14.09.2010
Iriano, A. 2008. Efek Antibakteri Infusum Aloe vera terhadap
Porphyromonas gingivalis In Vitro (Perbandingan Metode
Ekstraksi Maserasi dan Infundasi) [Skripsi S-1], Fakultas
Kedokteran Gigi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Isabela, A. 2009. Pengaruh Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) terha-
dapPertumbuhanPseudomonasaeruginosapadaPasienOs-
teomielitis Bangsal Cempaka Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr.
R.Soeharso Surakarta In Vitro [Abstrak], UPT Perpustakaan
Universitas Sebelas Maret, Solo.
Jawetz, E., G.E. Melnick., C.A. Adelberg. 2005. Mikrobiologi Ke-
dokteran. Buku 2. Diterjemahkan oleh dr. Nani Widorini.
Penerbit Salemba Medika. Jakarta.
Josodiwondo, S. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara.
Jakarta.
Lingga, M.A., M.M. Rustama. 2005. Uji Aktivitas Antibakteri dari
Ekstrak Air dan Etanol Bawang Putih (Allium sativum L.)
terhadap Bakteri Gram Negatif dan Gram Positif yang Di-
isolasi dari Udang Dogol (Metapenaeus monoceros), Udang
Lobster (Panulirus sp.), dan Udang Rebon (Mysis Acetes).
Jurusan Biologi FMPA Universitas Padjajaran. Bandung.
Mickel, A. K., P. Sharma., S, Chogle. 2003. Effectiveness of Stan-
nous Fluoride and Calcium Hydroxide against Enterococcus
faecalis. J. Endod 29 (4):259–60.
Purbaya, J.R. 2003. Mengenal dan Memanfaatkan Khasiat Aloe
vera. cv Pionerjaya. Bandung. Hal 21-165.
Rahayu, I. D. 2006. Aloe barbadensis Miller dan Aloe chinensis
Baker sebagai Antibiotik dalam Pengobatan Etnoveteriner
Unggas secara In Vitro. Jurnal Protein 13(1).
.2008.AktivitasAntibakteriSaponinHasilIsolasiAloebarbadensis
Miller terhadap Staphylococcus aureus Penyebab Mastitis
pada Sapi Perah. Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan
dan Perikanan UMM. Malang.
Sanaz, S. 1999. Anaerobic Bacterial; Prevalence and Antibiotic
Susceptibility. Available at: http//ki.se/odont/cariologi en-
diodonti/exarb1999/sanaz-sabouri.pdf.Opened:22.06.2011.
Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Akademi
Analisis Kesehatan. Yogyakarta.
Soetan, K.O., M.A. Oyekurie., O.O. Aiyelaagbe., M. A. Fafunso.
2006. Evolution of The Antibicrobial Activity of Saponins
Extract of Sorghum bicolor Moench. African Journal of
Biotechnology. 5: 2405-2407.
Trisnayanti, K. A. 2003. Daya Hambat Ekstrak Temu Putri (Cur-
cuma petiola Roxb.) pada Beberapa Bakteri Gram Negatif
[Skripsi S-1], Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Udayana.
Wardani, A.K. 2008. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Residu
Ekstrak Etanolik Daun Arbenan (Duchesnea indica (Andr.
Facke.) terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
aeruginosa Multiresisten Antibiotik Beserta Profil Kromato-
grafi Lapis Tipis [Skripsi S-1], Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah. Surakarta.
Wilson, S.G., H.M. Dick. 1984. Topley and Wilson Principle of Bac-
teriology, Virology and Immunity. 7th ed. London: Edward
Arnold Ltd 1984:84.

More Related Content

What's hot

Teknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaTeknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikroba
f' yagami
 
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
itatriewahyuni
 
download-fullpapers-phe771413a53full
download-fullpapers-phe771413a53fulldownload-fullpapers-phe771413a53full
download-fullpapers-phe771413a53full
Faruk Alrosyidi
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Mifta Rahmat
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Afifi Rahmadetiassani
 
Inokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriInokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteri
Pharmacist
 

What's hot (20)

Teknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaTeknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikroba
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Pf
PfPf
Pf
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologiPenanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
 
download-fullpapers-phe771413a53full
download-fullpapers-phe771413a53fulldownload-fullpapers-phe771413a53full
download-fullpapers-phe771413a53full
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi -  Sanitasi LingkunganLaporan Mikrobiologi -  Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
 
Laporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteriLaporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteri
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismePpt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
 
Inokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriInokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteri
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Part two gula2
Part two gula2Part two gula2
Part two gula2
 
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...
 
Jurnal untuk presentase mikrobiologi
Jurnal untuk presentase mikrobiologiJurnal untuk presentase mikrobiologi
Jurnal untuk presentase mikrobiologi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Jurnal echino
Jurnal echinoJurnal echino
Jurnal echino
 

Viewers also liked (8)

jurnal Penelitian kulit Manggis
jurnal Penelitian kulit Manggisjurnal Penelitian kulit Manggis
jurnal Penelitian kulit Manggis
 
213941431 mc farland
213941431 mc farland213941431 mc farland
213941431 mc farland
 
Jurnal Penelitian Stres dan Coping Stres pada Guru Bantu
Jurnal Penelitian Stres dan Coping Stres pada Guru Bantu Jurnal Penelitian Stres dan Coping Stres pada Guru Bantu
Jurnal Penelitian Stres dan Coping Stres pada Guru Bantu
 
Jurnal kimia
Jurnal kimiaJurnal kimia
Jurnal kimia
 
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty Factor
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty FactorReview Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty Factor
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty Factor
 
Jurnal penelitian
Jurnal penelitianJurnal penelitian
Jurnal penelitian
 
KONSEP SEMIOTIK CHARLES JENCKS DALAM ARSITEKTUR POST-MODERN
KONSEP SEMIOTIK CHARLES JENCKS DALAM ARSITEKTUR POST-MODERNKONSEP SEMIOTIK CHARLES JENCKS DALAM ARSITEKTUR POST-MODERN
KONSEP SEMIOTIK CHARLES JENCKS DALAM ARSITEKTUR POST-MODERN
 
Jurnal Tugas Mata Kuliah Seminar
Jurnal Tugas Mata Kuliah SeminarJurnal Tugas Mata Kuliah Seminar
Jurnal Tugas Mata Kuliah Seminar
 

Similar to Jurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA

jm_pharmacon,+42.+Cicilia+Kosasi+(351-359).pdf
jm_pharmacon,+42.+Cicilia+Kosasi+(351-359).pdfjm_pharmacon,+42.+Cicilia+Kosasi+(351-359).pdf
jm_pharmacon,+42.+Cicilia+Kosasi+(351-359).pdf
YuliWulanSari5
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
Fransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
Fransiska Puteri
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
fahmiganteng
 

Similar to Jurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA (20)

1-3-20 Uji Daya Bunuh Ekstrak daun Acacia nilotica terhadap Bakteri-Syarifah-...
1-3-20 Uji Daya Bunuh Ekstrak daun Acacia nilotica terhadap Bakteri-Syarifah-...1-3-20 Uji Daya Bunuh Ekstrak daun Acacia nilotica terhadap Bakteri-Syarifah-...
1-3-20 Uji Daya Bunuh Ekstrak daun Acacia nilotica terhadap Bakteri-Syarifah-...
 
jm_pharmacon,+42.+Cicilia+Kosasi+(351-359).pdf
jm_pharmacon,+42.+Cicilia+Kosasi+(351-359).pdfjm_pharmacon,+42.+Cicilia+Kosasi+(351-359).pdf
jm_pharmacon,+42.+Cicilia+Kosasi+(351-359).pdf
 
Intern Sertum
Intern SertumIntern Sertum
Intern Sertum
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
 
Mikrobiologi: Aktivitas antimikroba dari Terminalia arjuna Wight & Arn: Tanam...
Mikrobiologi: Aktivitas antimikroba dari Terminalia arjuna Wight & Arn: Tanam...Mikrobiologi: Aktivitas antimikroba dari Terminalia arjuna Wight & Arn: Tanam...
Mikrobiologi: Aktivitas antimikroba dari Terminalia arjuna Wight & Arn: Tanam...
 
4. sesi pangan
4. sesi pangan4. sesi pangan
4. sesi pangan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
 
Rekontruksi
RekontruksiRekontruksi
Rekontruksi
 
bakteri filosfer
bakteri filosferbakteri filosfer
bakteri filosfer
 
Khasiat daun teh
Khasiat daun tehKhasiat daun teh
Khasiat daun teh
 
Aktivitas rimpang lengkuas thd jamur
Aktivitas rimpang lengkuas thd jamurAktivitas rimpang lengkuas thd jamur
Aktivitas rimpang lengkuas thd jamur
 
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
 
Bab vi pembahasan
Bab vi pembahasanBab vi pembahasan
Bab vi pembahasan
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
 
Perhitungan kuantitas
Perhitungan kuantitasPerhitungan kuantitas
Perhitungan kuantitas
 
Perhitungan kuantitas
Perhitungan kuantitasPerhitungan kuantitas
Perhitungan kuantitas
 
Maestro biologi bab 4 kelas x semester 1 low res - watermark
Maestro biologi bab 4 kelas x semester 1   low res - watermarkMaestro biologi bab 4 kelas x semester 1   low res - watermark
Maestro biologi bab 4 kelas x semester 1 low res - watermark
 
Diversity mikroba presentasi
Diversity mikroba presentasiDiversity mikroba presentasi
Diversity mikroba presentasi
 
Review_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docx
Review_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docxReview_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docx
Review_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docx
 
297839843
297839843297839843
297839843
 

Recently uploaded

PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 

Recently uploaded (20)

KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
 

Jurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA

  • 1. 11 Jurnal Biologi XVI (1) : 1 - 4 ISSN : 1410 5292 Naskah diterima tanggal 5 Maret 2012, disetujui tanggal 21 Maret 2012. DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA (Aloe barbadensis Miller) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 25923 DAN Escherichia coli ATCC 25922 THE INHIBITION OF ALOE (Aloe barbadensis Miller) RIND EXTRACT TO THE GROWTH OF BACTERIA Staphylococcus aureus ATCC 25923 AND Escherichia coli ATCC 25922 Ni Kadek Ariyanti, Ida Bagus Gede Darmayasa, Sang Ketut Sudirga Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Email: darm_aponk@yahoo.co.id INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak kulit daun lidah buaya (Aloe barbadensis Miller) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922 dan konsentrasi yang paling efektif menghambat kedua bakteri tersebut. Ekstrak kulit daun lidah buaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922, ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambatan pada konsentrasi 100% dengan rata-rata diameter terbesar 11,58 mm pada Staphylococcus aureus dan 6,81 mm pada Escherichia coli. Konsentrasi ekstrak kulit daun lidah buaya yang paling tinggi menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 pada konsentrasi 100% dan Escherichia coli ATCC 25922 pada konsentrasi 75%. Kata kunci: Aloe barbadensis Miller, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, daya hambat ABSTRACT This research aimed to determine the inhibited effect of Aloe (Aloe barbadensis Miller) rind extract to the growth of bacteria Staphylococcus aureus and Escherichia coli and the most effective concentration for the resistance against both of bacteria tested. The results showed that the extracts of Aloe rind inhibited the growth of bacteria Staphylococcus aureus ATCC 25923 and Escherichia coli ATCC 25922. It was indicated by the formation of inhibition zones with the largest diameter average occurred concentrations of 100% with the size 11,58 mm for the Staphylococcus aureus and 6,81 mm in Escherichia coli. The highest concentration inhibited the growth of Staphylococcus aureus ATCC 25923 was 100% and 75% for the Escherichia coli ATCC 25922. Keywords: Aloe barbadensis Miller, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, inhibited PENDAHULUAN Kesehatan merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, namun untuk menjaganya perlu dilakukan tindakan pencegahan (preventif) dan pengobatan (kuratif) (Trisnayanti, 2003). Tindakan pencegahan dan pengobatan ini dilakukan untuk menghindari resiko terjadinya infeksi. Penyakit infeksi disebabkan oleh bakteri seperti bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli (Gibson, 1996). Infeksi Staphylococcus aureus pada manusia dapat ditularkan secara langsung melalui selaput mukosa yang bertemu dengan kulit. Bakteri ini dapat menyebabkan endokarditis, osteomielitis akut hematogen, meningitis, ataupun infeksi paru-paru. Sedangkan bakteri Escherichia coli adalah bagian flora normal gastrointestinal manusia (Jawetz et al., 2005). Pada kondisi tertentu bakteri Escherichia coli menyebabkan penyakit diare, infeksi saluran kemih, pneumonia dan meningitis pada bayi baru lahir serta infeksi luka dalam (Josodiwondo dkk.,1993). Pemberian antibakteri merupakan salah satu pilihan dalam menangani penyakit infeksi. Namun penggunaan antibakteri yang tidak terkontrol dapat mendorong terjadinya perkembangan resistensi terhadap antibakteri yang diberikan (Wardani, 2008). Adanya resistensi ini dapat menimbulkan banyak masalah dalam pengobatan penyakit infeksi, sehingga diperlukan usaha untuk mengembangkan obat tradisional berbahan herbal yang dapat membunuh bakteri untuk menghindari terjadinya resistensi tersebut. Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan sebagai bahan obat yaitu Aloe barbadensis Miller atau lebih dikenal sebagai lidah buaya. Kandungan zat aktif lidah buaya yang sudah teridentifikasi antara lain Saponin, Sterol, Acemannan, Antrakuinon (Purbaya, 2003; Furnawanthi, 2004). Penelitian Isabela (2009), menyatakan bahwa ekstrak lidah buaya mampu menghambat pertumbuhan
  • 2. Jurnal Biologi Volume XVI No.1 JUNI 2012 2 Pseudomonas aeruginosa secara in vitro. Selain itu Aloe barbadensis Miller dan Aloe chinensis Baker mampu menghambat pertumbuhan Escherichia coli (Rahayu, 2006). Dalam penelitian ini digunakan kulit daun lidah buaya sebagai ekstrak. Selain daging daun yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetika, kulit daun lidah buaya dapat dimanfaatkan sebagai ekstrak untuk menghambat bakteri dan mengurangi limbah kulit daun dari produksi lidah buaya di ALOVEBALI (Kompri, 2010). Dari uraian latar belakang tersebut di atas, dilakukan penelitian tentang daya hambat ekstrak kulit daun lidah buaya (Aloe barbadensis Miller) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC (American Type Culture Collection) 25923 dan Escherichia coli ATCC (American Type Culture Collection) 25922. MATERI DAN METODE Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan di Laboratorium Biomarine Universitas Udayana pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Mei 2011. Teknik Pengambilan Sampel Daun Lidah Buaya (Aloe barbadensis Miller) Sampel daun lidah buaya yang digunakan diperoleh dari Banjar Tengah Bonbiyu, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Daun lidah buaya yang digunakan adalah daun yang tua yaitu daun yang terletak paling bawah (daun 1 dan 2) yang diambil dari 10 tanaman lidah buaya secara acak pada satu petak kebun lidah buaya dengan umur tanaman yang sama. Masing- masing tanaman lidah buaya diambil satu daun lidah buaya, kemudian daun tersebut diambil kulit daunnya untuk digunakan sebagai bahan ekstrak. Penyiapan Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya (Aloe barbadensis Miller) Daun lidah buaya dikupas untuk memisahkan kulit daun lidah buaya dengan daging daun (gel) kemudian dikeringanginkan. Kulit daun lidah buaya dihaluskan dengan cara diblender dan ditimbang 100 gram untuk maserasi dengan 500 ml metanol pro analisis pada suhu kamar selama 72 jam. Filtrat yang diperoleh melalui penyaringan diuapkan dengan Vacum Rotary Evaporator pada suhu 35o C dengan tujuan untuk memisahkan solven dan ekstrak, sehingga diperoleh ekstrak kental. PembuatanSuspensiBakteriS.aureusATCC25923 dan E.coli ATCC 25922 Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922 diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Pembuatan masing-masing suspensi bakteri dilakukan dengan cara mengambil 2-3 koloni dari media Tryptic Soy Agar (TSA) dengan ose steril, dimasukkan dan dihomogenkan ke dalam 4 ml Nutrient Broth (NB) dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Suspensi bakteri tersebut kekeruhannya disetarakan dengan standar McFarland 0,5 yang setara dengan 108 CFU/ml. Uji Daya Hambat Uji yang digunakan adalah uji sensitivitas dengan menggunakan metode Kirby-Bauer (Soemarno, 2000). Media Mueller Hinton Agar (MHA) ditambah 1 ml suspensi biakan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada masing-masing cawan petri dan dihomogenkan dengan cara digoyang secara simultan. Kertas cakram didedahkan sebanyak 20 µl ekstrak kulit daun lidah buaya dengan konsentrasi 10%, 25%, 50%, 75%, 100% dan 0% sebagai kontrol tanpa ekstrak kulit daun lidah buaya, kertas cakram diletakkan pada media MHA dengan pinset steril dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam dengan posisi terbalik. Zona hambat yang terbentuk menunjukkan tingkat kepekaan bakteri uji terhadap bahan antibakteri tersebut. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana karena tidak dicari interaksi dan tidak dibandingkan antara kuman uji dengan menggunakan 5 variasi konsentrasi ekstrak ditambah kontrol dan 2 jenis bakteri uji (Staphylococcus aureus dan Escherichia coli). Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali sehingga digunakan 36 unit percobaan. Analisis Data Data dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (Anova) dan jika data yang diperoleh menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5% (P≤0,05) maka dilanjutkan dengan menggunakan uji Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan (Gasperz, 1995). Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistical Program for Social Sciences) for Windows Series 15.0 Release 2006. HASIL Adanya aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan ada atau tidaknya zona hambatan yang terbentuk pada media. Rata-rata zona hambatan pada konsentrasi 100% yaitu sebesar 11,58 mm pada bakteri Staphylococcus aureus dan 6,81 mm pada bakteri Escherichia coli. Pada kontrol (0%) yang hanya didedahkan pelarut, tidak membentuk zona hambatan pada kedua jenis bakteri yang diujikan. Pada uji bakteri Escherichia coli, kemampuan ekstrak kulit daun lidah buaya baru terlihat pada konsentrasi 75% dengan membentuk rata-rata diameter zona hambatan sebesar 6,92 mm dan mengalami penurunan rata-rata diameter zona hambatan pada konsentrasi 100% sebesar 6,81 mm. Data zona hambatan ekstrak kulit daun lidah buaya terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922 tersaji pada Gambar 1.
  • 3. 3 DayaHambatEkstrakKulitDaunLidahBuaya(AloebarbadensisMiller)TerhadapPertumbuhanBakteriStaphylococcusaureus..... (NiKadekAriyanti,dkk.) Gambar 1. Grafik rata-rata diameter zona hambatan ekstrak kulit daun lidah buaya terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922. PEMBAHASAN Zona hambatan yang terbentuk menunjukkan bahwa ekstrak kulit daun lidah buaya (Aloe barbadensis Miller) mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922. Secara umum rata-rata diameter zona hambatan mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan konsentrasi yang diberikan. Menurut Lingga dan Rustama (2005), semakin tinggi konsentrasi suatu bahan antibakteri maka aktivitas antibakterinya akan semakin kuat. Pada kontrol (0%) yang hanya didedahkan pelarut, secara statistik ada perbedaan nyata dengan konsentrasi 10%, 25%, 50%, 75%, dan konsentrasi 100% pada bakteri S.aureus tetapi pada bakteri E.coli tidak ada perbedaan yang nyata antara kontrol dengan konsentrasi 10%, 25%, dan 50%. Hasil ini menandakan bahwa pada konsentrasi tersebut belum memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri pada media MHA. Hal ini disebabkan karena konsentrasi ekstrak kulit daun lidah buaya masih rendah sehingga tidak mampu merusak membran sel dan mengganggu proses fisiologis sel (Cowan, 1999). Aktivitas antibakteri dari senyawa aktif juga dapat dihambat oleh mekanisme resistensi bakteri Escherichia coli (gram negatif) terhadap bahan antibakteri (Sanaz, 1999). Adanya struktur membran luar yang kompleks pada bakteri gram negatif membatasi akses senyawa aktif ekstrak kulit daun lidah buaya ke dalam membran sel, dan menjadikan bakteri Escherichia coli lebih resisten terhadap antibakteri (Geidam, 2007). Kemampuan aktivitas antibakteri tertinggi ekstrak kulit daun lidah buaya terjadi pada konsentrasi 75% lalu mengalami penurunan rata-rata diameter zona hambatan pada konsentrasi 100%, walaupun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dari kedua konsentrasi tersebut. Menurut Elifah (2010) dalam Dewi (2010), diameter daya hambat tidak selalu naik sebanding dengan naiknya konsentrasi antibakteri, kemungkinan ini terjadi karena perbedaan kecepatan difusi senyawa antibakteri pada media agar serta jenis dan konsentrasi senyawa antibakteri yang berbeda juga memberikan diameter zona hambat yang berbeda. Sedangkan penelitian Iriano (2008), menunjukkan bahwa uji antibakteri infusum lidah buaya terhadap Porphyromonas gingivalis dengan metode difusi, zona hambatan paling besar pada konsentrasi 30% dan 90% yaitu 1,75 mm, sedangkan konsentrasi 40-80% memiliki zona hambatan yang lebih rendah yaitu berkisar antara 0,75-1 mm. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap besar zona hambatan yang dihasilkan pada metode difusi antara lain kecepatan difusi, sifat media agar yang digunakan, jumlah organisme yang diinokulasi, kecepatan tumbuh bakteri, konsentrasi bahan kimia, serta kondisi pada saat inkubasi sehingga diperlukan adanya standarisasi keadaan untuk memperoleh hasil yang dapat dipercaya (Anonim, 2011). Menurut Mickel et al., (2003), faktor lain yang berpengaruh seperti toksisitas bahan uji, interaksi antar komponen medium dan kondisi lingkungan mikro in vitro. Ekstrak kulit daun lidah buaya mempunyai kandungan zat aktif yang sudah teridentifikasi seperti Saponin, Sterol, Acemannan (Purbaya, 2003; Furnawanthi, 2004). Menurut Soetan et al., (2006), bahwa saponin yang diekstrak dari Sorghum bicolor L. Moench konsentrasi 25 mg/ml, efektif menghambat pertumbuhan S.aureus, namun tidak efektif terhadap E.coli maupun Candida albicans karena saponin tidak cukup mampu melakukan penetrasi ke dalam membran sel bakteri. Penelitian tentang saponin juga dilakukan Rahayu (2008), saponin yang diisolasi dari Aloe barbadensis Miller baik bentuk pekat level 12,5 mg/ml maupun serbuk level 1,5 mg/ ml, memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan S.aureus. Penelitian Iriano (2008), hasil uji identifikasi fitokimia ekstrak heksan, ekstrak etil asetat, ekstrak etanol dan infusum lidah buaya ditemukan kandungan Antrakuinon, sedangkan uji identifikasi fitokimia ekstrak etanol dan infusum lidah buaya ditemukan kandungan tanin dan fenol. Mekanisme yang menyebabkan penghambatan dalam pertumbuhan bakteri diduga disebabkan adanya interaksi senyawa fenol dan turunannya dengan sel bakteri. Senyawa-senyawa ini berikatan dengan protein pada bakteri melalui ikatan non spesifik membentuk kompleks protein-fenol. Pada konsentrasi rendah, terbentuk kompleks protein-fenol dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami peruraian, kemudian merusak membran sitoplasma dan menyebabkan kebocoran isi sel, sehingga pertumbuhan bakteri terhambat. Sedangkan pada konsentrasi tinggi, zat tersebut berkoagulasi dengan protein seluler dan membran sitoplasma mengalami lisis (Dinda, 2008; Wilson et al., 1984). Menurut Dwidjoseputro (1994), senyawa fenol masuk ke dalam sel bakteri melewati dinding sel bakteri dan membran sitoplasma, di dalam sel bakteri senyawa fenol menyebabkan penggumpalan (denaturasi) protein penyusun protoplasma sehingga dalam keadaan demikian metabolisme menjadi inaktif, dan pertumbuhan bakteri menjadi terhambat. Penelitian Rahayu (2006), bahwa Aloe barbadensis Miller dan Aloe chinensis Baker mampu menghambat pertumbuhan Escherichia coli. Penelitian Hilvian
  • 4. Jurnal Biologi Volume XVI No.1 JUNI 2012 4 (2007) bahwa ekstrak lidah buaya dapat menghambat perkembangan Xanthomonas oryzae pv. oryzae pada tanaman padi (Oryza sativa L.). Ekstrak lidah buaya mampu menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa secara in vitro (Isabela, 2009). SIMPULAN Ekstrak kulit daun lidah buaya (Aloe barbadensis Miller) memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan bakteri Escherichia coli ATCC 25922. Konsentrasi ekstrak kulit daun lidah buaya yang paling tinggi menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 pada konsentrasi 100% dan Escherichia coli ATCC 25922 pada konsentrasi 75%. KEPUSTAKAAN Anonim. 2011. Microbiology. Available at : http://www.bioweb. wku.edu/course/Bio1208/Lab_Manual/208% week%204. pdf Opened : 14.09.2010 Cowan, M.M. 1999. Plant Product as Antimicrobial Agents. Clinical Mikrobiology Reviews. 12 (4): 564-582. Dewi, F. K. 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Meng- kudu (Morinda citrifolia L.) terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar [Skripsi S-1], Jurusan Biologi FMIPA. Univer- sitas Sebelas Maret. Surakarta. Dinda. 2008. Minimal Inhibitor Concentraction (MIC). Available at : http://medicafarma.blogspot.com/minimalinhibitor concentrac- tion Opened : 20.06.2011. Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta. Furnawanthi, I. 2004. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya Si Tana- man Ajaib. Agro Media Pustaka. Jakarta. Hal 1-21. Gasperz, V. 1995. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Tarsito. Bandung. Geidam, Y.A., A.G. Ambali., P.A. Onyeyili. 2007. Preliminary Phytochemical and Bacterial Evaluation of Crude Aqueous Extract of Psidium guajava Leaf. Journal of Applied Sci- ences. 7(4):511-4. Gibson, J. M. 1996. Mikrobiologi dan Patologi untuk Perawat. Diterjemahkan oleh Prasada, S. Cetakan I. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hilvian. 2007. Pengaruh Ekstrak Tanaman Lidah Buaya, Sirih, dan Sereh terhadap Perkembangan Xanthomonas oryzae. Available at : http://hpt.unpad.ac.id, Opened : 14.09.2010 Iriano, A. 2008. Efek Antibakteri Infusum Aloe vera terhadap Porphyromonas gingivalis In Vitro (Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Infundasi) [Skripsi S-1], Fakultas Kedokteran Gigi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi. Universitas Indonesia. Jakarta. Isabela, A. 2009. Pengaruh Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) terha- dapPertumbuhanPseudomonasaeruginosapadaPasienOs- teomielitis Bangsal Cempaka Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr. R.Soeharso Surakarta In Vitro [Abstrak], UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret, Solo. Jawetz, E., G.E. Melnick., C.A. Adelberg. 2005. Mikrobiologi Ke- dokteran. Buku 2. Diterjemahkan oleh dr. Nani Widorini. Penerbit Salemba Medika. Jakarta. Josodiwondo, S. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara. Jakarta. Lingga, M.A., M.M. Rustama. 2005. Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Air dan Etanol Bawang Putih (Allium sativum L.) terhadap Bakteri Gram Negatif dan Gram Positif yang Di- isolasi dari Udang Dogol (Metapenaeus monoceros), Udang Lobster (Panulirus sp.), dan Udang Rebon (Mysis Acetes). Jurusan Biologi FMPA Universitas Padjajaran. Bandung. Mickel, A. K., P. Sharma., S, Chogle. 2003. Effectiveness of Stan- nous Fluoride and Calcium Hydroxide against Enterococcus faecalis. J. Endod 29 (4):259–60. Purbaya, J.R. 2003. Mengenal dan Memanfaatkan Khasiat Aloe vera. cv Pionerjaya. Bandung. Hal 21-165. Rahayu, I. D. 2006. Aloe barbadensis Miller dan Aloe chinensis Baker sebagai Antibiotik dalam Pengobatan Etnoveteriner Unggas secara In Vitro. Jurnal Protein 13(1). .2008.AktivitasAntibakteriSaponinHasilIsolasiAloebarbadensis Miller terhadap Staphylococcus aureus Penyebab Mastitis pada Sapi Perah. Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan dan Perikanan UMM. Malang. Sanaz, S. 1999. Anaerobic Bacterial; Prevalence and Antibiotic Susceptibility. Available at: http//ki.se/odont/cariologi en- diodonti/exarb1999/sanaz-sabouri.pdf.Opened:22.06.2011. Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Akademi Analisis Kesehatan. Yogyakarta. Soetan, K.O., M.A. Oyekurie., O.O. Aiyelaagbe., M. A. Fafunso. 2006. Evolution of The Antibicrobial Activity of Saponins Extract of Sorghum bicolor Moench. African Journal of Biotechnology. 5: 2405-2407. Trisnayanti, K. A. 2003. Daya Hambat Ekstrak Temu Putri (Cur- cuma petiola Roxb.) pada Beberapa Bakteri Gram Negatif [Skripsi S-1], Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Wardani, A.K. 2008. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Residu Ekstrak Etanolik Daun Arbenan (Duchesnea indica (Andr. Facke.) terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Multiresisten Antibiotik Beserta Profil Kromato- grafi Lapis Tipis [Skripsi S-1], Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Wilson, S.G., H.M. Dick. 1984. Topley and Wilson Principle of Bac- teriology, Virology and Immunity. 7th ed. London: Edward Arnold Ltd 1984:84.