Ekstrak air bunga kecombrang memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. Coli dan S. Aureus dan mengandung beberapa komponen kimia utama seperti 1-dodekanol, 3-metil-1-okso-2-buten 1-(21,41, 51-trihidroksi fenil), dan 1-tetradekena. Penelitian ini bertujuan memberikan bukti ilmiah keunggulan kecombrang sebagai bahan pangan fungsional.
Ringkasan singkat dari dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian menguji aktivitas repellent nyamuk dari lotion kombinasi ekstrak batang Vitex trifolia dan DEET terhadap nyamuk Aedes aegypti.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa lotion kombinasi memberikan perlindungan hingga 169 menit dengan daya tolak efektif mencapai 84,3% untuk formula yang mengandung 5% ekstrak dan 5% DEET.
3. Lotion kombinasi
Ekstrak etanol daun kemuning menghasilkan 6 bercak berbeda warna di bawah sinar UV 254 nm. Ekstrak ini memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dengan daya hambat pada konsentrasi 30% dan daya bunuh pada konsentrasi 40%. Diperkirakan terdapat 6 senyawa aktif yang bertanggung jawab atas aktivitas antibakteri tersebut.
Ekstrak etanol rimpang lengkuas memiliki aktivitas antijamur terhadap pertumbuhan jamur filamen Aspergillus spp. dan Fusarium moniliforme. Ekstrak rimpang lengkuas secara signifikan menghambat pertumbuhan jamur berdasarkan ukuran koloni dan biomassa. Konsentrasi minimum penghambatan pertumbuhan ekstrak rimpang lengkuas berbeda untuk setiap jenis jamur.
Ekstrak air bunga kecombrang memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. Coli dan S. Aureus dan mengandung beberapa komponen kimia utama seperti 1-dodekanol, 3-metil-1-okso-2-buten 1-(21,41, 51-trihidroksi fenil), dan 1-tetradekena. Penelitian ini bertujuan memberikan bukti ilmiah keunggulan kecombrang sebagai bahan pangan fungsional.
Ringkasan singkat dari dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian menguji aktivitas repellent nyamuk dari lotion kombinasi ekstrak batang Vitex trifolia dan DEET terhadap nyamuk Aedes aegypti.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa lotion kombinasi memberikan perlindungan hingga 169 menit dengan daya tolak efektif mencapai 84,3% untuk formula yang mengandung 5% ekstrak dan 5% DEET.
3. Lotion kombinasi
Ekstrak etanol daun kemuning menghasilkan 6 bercak berbeda warna di bawah sinar UV 254 nm. Ekstrak ini memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dengan daya hambat pada konsentrasi 30% dan daya bunuh pada konsentrasi 40%. Diperkirakan terdapat 6 senyawa aktif yang bertanggung jawab atas aktivitas antibakteri tersebut.
Ekstrak etanol rimpang lengkuas memiliki aktivitas antijamur terhadap pertumbuhan jamur filamen Aspergillus spp. dan Fusarium moniliforme. Ekstrak rimpang lengkuas secara signifikan menghambat pertumbuhan jamur berdasarkan ukuran koloni dan biomassa. Konsentrasi minimum penghambatan pertumbuhan ekstrak rimpang lengkuas berbeda untuk setiap jenis jamur.
Tiga isolat bakteri filosfer yang berpotensi sebagai agen biokontrol penyakit hawar daun bakteri padi telah diidentifikasi. Dari 285 isolat bakteri filosfer yang diisolasi dari daun padi sehat, 58 isolat mampu menghambat pertumbuhan Xanthomonas oryzae pv. oryzae secara in vitro. Delapan belas isolat tidak bersifat patogen pada tanaman, dan lima di antaranya diprediksi sebagai genus Bacillus berdasarkan has
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERIRepository Ipb
Penelitian ini menguji aktivitas antibakteri lidah buaya terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa. Gel dan kulit lidah buaya diekstrak dan diuji pada berbagai konsentrasi. Hasilnya menunjukkan bahwa gel lidah buaya memiliki aktivitas antibakteri lebih tinggi dibandingkan kulitnya. Konsentrasi teroptimal untuk menghambat pertumbuhan bakteri adalah 40% baik untuk gel maupun kulit lidah buaya.
1. Praktikum ini melibatkan penanaman dua jenis bakteri, yaitu Escherichia coli dan Bacillus subtilis, pada medium agar-agar miring. 2. Hasilnya menunjukkan bakteri tumbuh mengikuti goresan zigzag dan tersebar merata, meskipun E. coli dapat tumbuh di atas atau di bawah permukaan sedangkan B. subtilis hanya di bawah permukaan. 3. Praktikum ini bertujuan memahami teknik penanaman bakteri se
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi Metarhizium anisopliae yang paling efektif untuk mengendalikan hama Oryctes rhinoceros.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa formulasi 30 gram M. anisopliae dalam tepung jagung per kg media O. rhinoceros memberikan mortalitas tertinggi yaitu 100%.
3. Formulasi tersebut juga menyebabkan infeksi dan kematian larva
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
Teknik isolasi mikroba dari sampel kotoran gigi, kulit, dan rambut dilakukan dengan metode cawan tuang di atas medium TEA. Hasilnya menunjukkan adanya 1 koloni dari kotoran gigi, 11 koloni dari kulit, dan 6 koloni dari rambut, yang kemungkinan terkontaminasi oleh jamur Aspergillus dan Rhizopus.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pengendalian mikroorganisme bertujuan untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme
2. Terdapat berbagai cara pengendalian secara fisik, kimia, dan biologi
3. Bahan kimia antimikroba seperti fenol dan alkohol dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologiIsponi Umayah
Dokumen tersebut membahas tentang penanaman dan isolasi mikroba, meliputi berbagai teknik penanaman bakteri aerob dan anaerob serta isolasi berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, jamur, aktinomisetes, dan algae dari berbagai sumber dengan berbagai metode. Dokumen ini juga menjelaskan pengamatan koloni mikroba dan cara memelihara biakan mikroba yang telah diisolasi.
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriFransiska Puteri
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari morfologi dan membedakan jenis bakteri dengan beberapa metode pewarnaan, yaitu pengecatan negatif, acid fast, dan endospora. Metode pengecatan negatif mewarnai latar belakang menjadi gelap sehingga bakteri terlihat transparan, sedangkan acid fast mewarnai bakteri tertentu menjadi merah jambu. Metode endospora mewarnai spora hijau dan sel vegetatif merah jambu untuk
Tiga isolat bakteri yang menghasilkan enzim protease alkalin termostabil dengan aktivitas tertinggi diidentifikasi dari 1004 isolat yang diperoleh dari 17 sampel tanah di Indonesia. Dua isolat (BYL-15 dan BYL-28) menunjukkan aktivitas enzim kasar dan spesifik yang lebih tinggi dibandingkan bakteri standar (Bacillus firmus) pada suhu 50°C dan pH 10,5. Kedua isolat ini diperkirakan termasuk genus Actinomycetes berdasarkan morfolog
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanolFarhan Yuzevan
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol untuk mengisolasi senyawa aktif acetogenin. Variabel yang berpengaruh pada ekstraksi adalah pengeringan bahan, berat sampel 7 gram, dan waktu ekstraksi 2 hari. Ekstrak ini diuji kandungan fenolnya menggunakan spektrofotometer.
Ringkasan singkat artikel tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak kulit daun lidah buaya terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
2. Hasilnya menunjukkan ekstrak kulit daun lidah buaya dapat menghambat pertumbuhan kedua bakteri tersebut dengan zona hambatan terbesar pada konsentrasi 100%.
3. Konsentrasi yang paling
Artikel ini membahas aktivitas antibakteri hasil fraksinasi ekstrak daun bogenvil terhadap bakteri Streptococcus mutans. Penelitian ini menggunakan metode kromatografi lapis tipis bioautografi untuk mengetahui zona hambat yang dihasilkan oleh fraksi air, n-heksan, dan etil asetat dari daun bogenvil. Hasilnya menunjukkan bahwa fraksi air memberikan zona hambat terbesar terhadap bakteri Streptococcus mutans.
Tiga isolat bakteri filosfer yang berpotensi sebagai agen biokontrol penyakit hawar daun bakteri padi telah diidentifikasi. Dari 285 isolat bakteri filosfer yang diisolasi dari daun padi sehat, 58 isolat mampu menghambat pertumbuhan Xanthomonas oryzae pv. oryzae secara in vitro. Delapan belas isolat tidak bersifat patogen pada tanaman, dan lima di antaranya diprediksi sebagai genus Bacillus berdasarkan has
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERIRepository Ipb
Penelitian ini menguji aktivitas antibakteri lidah buaya terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa. Gel dan kulit lidah buaya diekstrak dan diuji pada berbagai konsentrasi. Hasilnya menunjukkan bahwa gel lidah buaya memiliki aktivitas antibakteri lebih tinggi dibandingkan kulitnya. Konsentrasi teroptimal untuk menghambat pertumbuhan bakteri adalah 40% baik untuk gel maupun kulit lidah buaya.
1. Praktikum ini melibatkan penanaman dua jenis bakteri, yaitu Escherichia coli dan Bacillus subtilis, pada medium agar-agar miring. 2. Hasilnya menunjukkan bakteri tumbuh mengikuti goresan zigzag dan tersebar merata, meskipun E. coli dapat tumbuh di atas atau di bawah permukaan sedangkan B. subtilis hanya di bawah permukaan. 3. Praktikum ini bertujuan memahami teknik penanaman bakteri se
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi Metarhizium anisopliae yang paling efektif untuk mengendalikan hama Oryctes rhinoceros.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa formulasi 30 gram M. anisopliae dalam tepung jagung per kg media O. rhinoceros memberikan mortalitas tertinggi yaitu 100%.
3. Formulasi tersebut juga menyebabkan infeksi dan kematian larva
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
Teknik isolasi mikroba dari sampel kotoran gigi, kulit, dan rambut dilakukan dengan metode cawan tuang di atas medium TEA. Hasilnya menunjukkan adanya 1 koloni dari kotoran gigi, 11 koloni dari kulit, dan 6 koloni dari rambut, yang kemungkinan terkontaminasi oleh jamur Aspergillus dan Rhizopus.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pengendalian mikroorganisme bertujuan untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme
2. Terdapat berbagai cara pengendalian secara fisik, kimia, dan biologi
3. Bahan kimia antimikroba seperti fenol dan alkohol dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologiIsponi Umayah
Dokumen tersebut membahas tentang penanaman dan isolasi mikroba, meliputi berbagai teknik penanaman bakteri aerob dan anaerob serta isolasi berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, jamur, aktinomisetes, dan algae dari berbagai sumber dengan berbagai metode. Dokumen ini juga menjelaskan pengamatan koloni mikroba dan cara memelihara biakan mikroba yang telah diisolasi.
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriFransiska Puteri
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari morfologi dan membedakan jenis bakteri dengan beberapa metode pewarnaan, yaitu pengecatan negatif, acid fast, dan endospora. Metode pengecatan negatif mewarnai latar belakang menjadi gelap sehingga bakteri terlihat transparan, sedangkan acid fast mewarnai bakteri tertentu menjadi merah jambu. Metode endospora mewarnai spora hijau dan sel vegetatif merah jambu untuk
Tiga isolat bakteri yang menghasilkan enzim protease alkalin termostabil dengan aktivitas tertinggi diidentifikasi dari 1004 isolat yang diperoleh dari 17 sampel tanah di Indonesia. Dua isolat (BYL-15 dan BYL-28) menunjukkan aktivitas enzim kasar dan spesifik yang lebih tinggi dibandingkan bakteri standar (Bacillus firmus) pada suhu 50°C dan pH 10,5. Kedua isolat ini diperkirakan termasuk genus Actinomycetes berdasarkan morfolog
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanolFarhan Yuzevan
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol untuk mengisolasi senyawa aktif acetogenin. Variabel yang berpengaruh pada ekstraksi adalah pengeringan bahan, berat sampel 7 gram, dan waktu ekstraksi 2 hari. Ekstrak ini diuji kandungan fenolnya menggunakan spektrofotometer.
Ringkasan singkat artikel tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak kulit daun lidah buaya terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
2. Hasilnya menunjukkan ekstrak kulit daun lidah buaya dapat menghambat pertumbuhan kedua bakteri tersebut dengan zona hambatan terbesar pada konsentrasi 100%.
3. Konsentrasi yang paling
Artikel ini membahas aktivitas antibakteri hasil fraksinasi ekstrak daun bogenvil terhadap bakteri Streptococcus mutans. Penelitian ini menggunakan metode kromatografi lapis tipis bioautografi untuk mengetahui zona hambat yang dihasilkan oleh fraksi air, n-heksan, dan etil asetat dari daun bogenvil. Hasilnya menunjukkan bahwa fraksi air memberikan zona hambat terbesar terhadap bakteri Streptococcus mutans.
1-3-20 Uji Daya Bunuh Ekstrak daun Acacia nilotica terhadap Bakteri-Syarifah-...SyarifahMiftahulELJa1
An experiment using natural ingredients, Acacia nilotica leaf extract, which grows widely in the Baluran National Park, East Java, has been proven to be able to reduce the number of germs on hands, so it has the potential to be used as a raw material for disinfectants.
Senyawa antimikroba alami dapat ditemukan dalam tumbuhan dan hewan. Contoh senyawa antimikroba alami dari tumbuhan meliputi eugenol dari cengkeh, alicin dari bawang putih, capsacin dari merica, allyl isothiosianat dari mustard, dan gingerol dari jahe. Contoh senyawa antimikroba alami dari hewan adalah lactoperoxidase dari susu, ovotransferrin dari putih telur, dan lemak susu. Faktor-faktor
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan mengetahui kandungan senyawa dan aktivitas antibakteri fraksi 33-36 ekstrak metanolik meniran terhadap bakteri S. aureus dan E. coli.
Tiga kalimat:
Penelitian ini menguji pengaruh konsentrasi CMC Na sebagai gelling agent terhadap stabilitas fisik gel handsanitizer ekstrak daun kemangi. Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi CMC Na meningkatkan konsistensi gel tetapi menurunkan aktivitas antibakterinya melawan S. aureus. Gel ini memiliki stabilitas yang baik sebelum dan sesudah uji siklus suhu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas minyak atsiri masoyi (Massoia aromatica) sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Uji dilakukan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk menentukan nilai KHM dan KBM. Hasilnya menunjukkan nilai KHM 500 μg/mL dan KBM lebih dari 2000 μg/mL secara kualitatif. Sedangkan secara kuantitatif didapat nilai IC50 85,047
Dokumen tersebut membahas tentang desain metode produksi selulase komersial dari bakteri lokal Bacillus subtilis dengan menggunakan limbah pertanian sebagai induser. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi optimum induser bonggol jagung dan ampas tebu untuk memproduksi selulase adalah 0,5%. Pemurnian ekstrak kasar selulase menggunakan fraksinasi ammonium sulfat menghasilkan fraksi dengan aktivitas spesifik tertinggi p
Tiga kalimat:
1. Penelitian ini menguji sensitivitas lima jenis antibiotik terhadap Escherichia coli yang menyebabkan diare pada balita di Kota Manado.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa Ciprofloxacin adalah antibiotik yang paling efektif menghambat pertumbuhan E. coli dibandingkan antibiotik lainnya.
3. Sedangkan E. coli memiliki resistensi terhadap Chlorampenicol, Ampicillin, Amoxicillin, dan Tet
Artikel Ilmiah: Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Bubur Kacang HijauUNESA
Bubur kacang hijau merupakan makanan khas indonesia yang mengandung bahan utama kacang hijau dan santan. Bubur kacang hijau yang dibiarkan terbuka tanpa pemanasan maupun pendinginan dapat memunculkan suatu bakteri. Media yang digunakan pada pertumbuhan bakteri bubur kacang hijau adalah media taoge agar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi bakteri yang terkandung dalam bubur kacang hijau yang dibiarkan terbuka selama 0 jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam. Karakterisasi bakteri meliputi penentuan sifat morfologi, pewarnaan bakteri (pewarnaan sederhana, pewarnaan negatif dan pewarnaan gram), uji katalase untuk menentukan bakteri katalase postif atau negatif dan uji motilitas untuk mengetahui motilitas mikroba.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan tiga jenis minyak nabati yaitu minyak kedelai, kacang tanah, dan kelapa terhadap efikasi cendawan Lecanicillium lecanii dalam mengendalikan telur hama kepik coklat pada tanaman kedelai. Hasilnya menunjukkan bahwa ketiga minyak nabati tersebut mampu mempertahankan efikasi cendawan L. lecanii dari sinar matahari den
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari bakteri tahan asam (BTA) melalui pembuatan preparat, pewarnaan, dan pembacaan sampel dahak. Metode pewarnaan Ziehl-Neelsen digunakan untuk mengidentifikasi BTA berwarna merah dalam sampel. Hasil pengamatan akan dibahas untuk memahami sifat dan morfologi BTA.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Katekin adalah senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tumbuhan seperti teh hijau dan daun gambir
2. Katekin memiliki manfaat kesehatan sebagai antioksidan, anti tumor, dan dapat mengurangi risiko penyakit kronis
3. Struktur kimia dan biosintesis katekin telah dianalisis, dengan konsentrasi tertinggi ditemukan pada teh hijau dan daun gambir
Dokumen tersebut membahas mengenai proses ekstraksi tembakau dan komponen yang terkandung didalamnya. Ada beberapa metode ekstraksi yang dibahas seperti ekstraksi pelarut, distilasi, headspace co-distillation, dan ekstraksi superkritik CO2. Dokumen juga membahas tentang senyawa aktif yang berpotensi sebagai antibakteri dalam tembakau seperti fenol dan minyak atsiri, serta mekanisme kerja antibakteri tersebut. Bakter
Ekstrak etanol daun salam dan daun kelor serta kombinasi keduanya diuji aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik totalnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol daun salam dan daun kelor dengan perbandingan 2:1 memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai IC50 28,55 ppm dan kandungan fenolik total 61,48 mg GAE/g.
The document provides an overview of NMR spectroscopy techniques. It discusses key topics like nuclear magnetism, nuclear magnetic resonance, relaxation, magnetization vectors, Bloch equations, NMR spectra, chemical shift, spin-spin coupling, and instrumental methods. Specifically, it covers pulse Fourier transform NMR spectroscopy, double resonance techniques, measurement of carbon-carbon relaxation times, and two-dimensional NMR experiments.
This document provides an overview of 2D NMR spectroscopy and COSY NMR experiments. It discusses how 2D NMR addresses limitations of 1D NMR for analyzing complex protein spectra by introducing additional spectral dimensions. COSY NMR specifically correlates hydrogen atoms that are directly bonded to each other, showing their interactions on a grid plot with chemical shifts on both axes. Interpreting COSY spectra involves identifying off-diagonal peaks that indicate correlations between different hydrogen atoms.
This document provides an introduction to nuclear magnetic resonance (NMR) spectroscopy. It begins with an overview of NMR and spectroscopy. It then reviews common units used in NMR such as time, temperature, magnetic field strength, energy, and frequency. The document consists of introductory chapters that cover topics like the basics of NMR, mathematics relevant to NMR, spin physics, and energy levels. It provides explanations of fundamental NMR concepts such as spin, magnetic moments, energy states, resonance frequency, and relaxation times T1 and T2. The overall document serves as a comprehensive primer on basic NMR principles.
Brent Yoder isolated and characterized several new cytotoxic natural products from plants collected in Madagascar and Suriname as part of his dissertation research. From a Tambourissa species bark extract, he isolated a new hydroxybutanolide called tambouranolide, which has a unique long hydrocarbon chain. From Macaranga alnifolia fruit, he obtained four new prenylated stilbenes, one new geranylated dihydroflavanol, and five known compounds. Two of the new stilbenes showed high cytotoxicity. From Cerbera manghas bark and leaves, he isolated the known iridoid cerbinal and the known cardiac glycoside neriifolin, both of which exhibited
This document is an academic thesis presented by Marcelo A. Dávila Cabrera at Lund University in Sweden. The thesis presents results from phytochemical studies of four Bolivian plants, including Senecio clivicolus, Prumnopitys exigua, Baccharis polycephala, and Podocarpus parlatorei. Various chromatographic and spectroscopic techniques were used to isolate and characterize secondary metabolites from the plants. The isolated compounds are described in four papers that are included in the thesis.
This dissertation describes the isolation and structural elucidation of natural products from various plant materials. Chromatographic and spectroscopic techniques were used to isolate and determine the structures of terpenes, terpenoids, and other secondary metabolites. Several hitherto unknown compounds were characterized, including (+)-axinyssene from Otostegia integrifolia, guaia-1(10),11-diene and guaia-9,11-diene from Peucedanum tauricum, four sesquiterpenoids from Chloranthus spicatus, isoligustilide from Meum athamanticum, and two diterpenes and four sesquiterpenes from Rad
The document summarizes a doctoral dissertation which investigated terpenoid plant metabolites from four medicinal plants. Key findings include:
- Two new sesquiterpenes and a novel triterpene were isolated from Kaunia lasiophthalma and tested for anticancer activity. Several exhibited potent anticancer effects but also cytotoxicity.
- Extracts of Trixis antimenorrhoea and Lantana balansae showed antileishmanial activity. Two new metabolites were isolated from T. antimenorrhoea, while L. balansae yielded several known compounds and some new classes of metabolites.
- Three novel macrocyclic monoterpene glycosides were
This study investigated the antimicrobial activity of Cinnamomum iners leaves extract and isolated compounds. The ethyl acetate fraction showed the highest activity against methicillin-resistant Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Through bioautography and spectroscopic analysis, the active compound was isolated and identified as xanthorrhizol. Xanthorrhizol exhibited antimicrobial activity against both Gram-positive and Gram-negative pathogens such as MRSA and E. coli. This provides evidence that C. iners leaves and xanthorrhizol could be potential sources of antimicrobial agents.
Tesis ini meneliti isolasi dan elusidasi struktur senyawa antioksidan dan penghambat xantin oksidase dari buah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.). Ekstrak n-butanol buah andaliman diisolasi menggunakan kromatografi kolom dan diperoleh dua senyawa yaitu ZAB-1 dan ZAB-2. ZAB-1 dan ZAB-2 diidentifikasi sebagai terpenoid polar berdasarkan hasil spektroskopi. Kedua senyawa tersebut mem
This document provides an overview of pharmacodynamics and molecular targets for drugs. It discusses how drugs act by interacting with receptors, including ligand-gated ion channels and G-protein coupled receptors. Examples of molecular targets are given such as enzymes, transporters, ion channels, and receptor types. The concepts of agonism, antagonism, and partial agonism in relation to drug-receptor binding and activation of receptor conformational states are also summarized.
Gerhana matahari terjadi ketika bulan berada di antara bumi dan matahari sehingga menghalangi sinar matahari, menyebabkan kegelapan sementara di bagian permukaan bumi tertentu. Gerhana total berbentuk lingkaran dengan diameter maksimal 270 km dan yang terpanjang pernah terjadi pada tahun 1955 selama 7,2 menit.
Gerhana bulan terjadi ketika bulan memasuki bayangan bumi (umbra) yang menyebabkan bulan menjadi gelap total atau sebagian, dimulai dari masuknya bagian bulan ke dalam bayangan yang kurang gelap (penumbra) hingga keluarnya bulan dari penumbra dan kembali normal.
1. Daya antibakteri ekstrak etanol daun beluntas (Pluchea indica less) terhadap
Escherichia coli secara in vitro
Antibacterial activity of the ethanol extract Pluchea indica less leaves against
Escherichia coli by in vitro
Mahasiswa, Ary Susanti, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
ABSTRACT
The aim of this study was to investigate the antibacterial activity of the
ethanol extract Pluchea indica less leaves against Escherichia coli by in vitro. The
method using broth dilution test was determined Minimum Bactericidal
Concentration (MBC) with a broth extract cultures into Eosin Methylen Blue
Agar (EMBA) medium. The twice tubes of concentration extract of 25% and 50%
was showed no visible turbidity, and then inoculated into Eosin Methylen Blue
Agar medium. After 24 h of incubation at 37 oC, Minimum Bactericidal
Concentration (MBC) was determined which no viable growth of Escherichia
coli at Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) medium. The result showed that
Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of the extract of 25% and 50% had
been similar (X2<0.05) on the growth of Escherichia coli. Based on this result,
Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of the extract was used 25%
concentration.
Key words : antibacterial, Pluchea indica less, Escherichia coli
2. Pendahuluan
Kebutuhan konsumsi protein masyarakat yang berasal dari ternak unggas
yaitu produktelur dan daging mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan
bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Pelaksanaan usaha pengembangan
ternak unggas, peternak banyakdihadapkan pada berbagai kendala. Satu di antara
berbagai kendala itu adalah faktor penyakit. Penyakit infeksi bakteri yang
ditemukan pada unggas salah satunya yaitu kolibasillosis. Kolibasillosis
disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Pada unggas penyakit ini dapat
menyebabkan infeksi saluran reproduksi, airsacculitis, omphalitis, perikarditis,
dan perihepatitis fibrinosa (Rudyanto, 2004). Infeksi ini dapat menimbulkan
kematian, pertumbuhan terlambat, dan penurunan produksi telur sehingga
menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak.
Pemakaian antibiotika yang tidak tepat untuk pengobatan infeksi bakteri
memunculkan berbagai masalah setelah puluhan tahun pemakaiannya yaitu
menimbulkan bakteri yang resisten terhadap antibiotika (Muwarni, 2003).
Keamanan bahan makanan sehubungan dengan residu antibiotika merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang penting di berbagai negara. Sumber residu
antibiotika yang berasal dari pengobatan penyakit atau penggunaan antibiotika
dosis rendah pada unggas dapat menimbulkan resistensi antibiotika pada manusia
karena penggunaan antibiotika yang tidak tepat dan berlebihan (Anto, 2003).
Sejauh ini tanaman obat tradisional telah lama digunakan pada manusia,
tetapi pemanfaatan tanaman obat tradisional pada hewan belum seluas dan
sepopuler penggunaannya pada manusia. Menurut Muwarni (2003) tanaman obat
tradisional dapat berfungsi sebagai feed aditif alami untuk memperbaiki tampilan
produksi ternak, mencegah serangan penyakit dan mengurangi dampak
lingkungan. Peluang pengembangan tanaman obat tradisional masih terbuka lebar
guna membantu mengurangi ketergantungan Indonesia akan bahan baku
pembuatan obat-obatan yang hingga kini masih didatangkan dari luar negeri.
Salah satu tanaman yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia
sejak dahulu, yaitu tanaman beluntas (Pluchea indica less). Tanaman ini sering
digunakan sebagai tanaman pagar di halaman rumah penduduk. Pada masyarakat
daun beluntas secara tradisional berkhasiat sebagai penurun demam (antipiretik),
meningkatkan nafsu makan (stomakik), peluruh keringat (diaforetik), dan
penyegar (Dalimartha, 1999). Sifat antimikroba daun beluntas telah dilaporkan
oleh Purnomo (2001) dan Sumitro (2002). Berkhasiatnya daun beluntas diduga
diperoleh dari beberapa kandungan kimia seperti alkaloid, minyak atsiri, dan
flavonoid (Hariana, 2006).
Menindaklanjuti saran pada penelitian terdahulu bahwa perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang daya antibakteri daun beluntas terhadap bakteri
selain Staphylococcus aureus misalnya bakteri Gram negatif (Sumitro, 2001).
Pada penelitian ini penulis mencoba meneliti daya antibakteri ekstrak etanol daun
beluntas terhadap bakteri Escherichia coli secara in vitro. Penggunaan pelarut
etanol dalam pembuatan ekstrak daun pada penelitian ini bertujuan untuk
mengekstraksi semua senyawa yang berbobot molekul rendah (Harborne, 1987).
3. Metode penelitian
Daun beluntas yang dipetik saat berbunga didapat di wilayah Ketintang,
aquades steril, Escherichia coli ATCC 25922, media Eosin Metylen Blue Agar
(EMBA) sebagai media isolasi dan identifikasi. Daun beluntas dicuci bersih lalu
diangin-anginkan selama 1-2 hari pada tempat yang tidak terkena sinar matahari
secara langsung (Harborne, 1987). Kemudian diblender sehingga menjadi serbuk
sebanyak 300 gram dan direndam selama tiga hari dalam pelarut etanol 96%.
Penyarian dilakukan sebanyak 3 kali pada filtrat. Ekstrak yang didapatkan
diuapkan dalam penguap putar (Rotary Vacuum Evaporator) pada suhu 30 oC –
40 oC (Harborne, 1987). Ekstrak etanol daun beluntas diencerkan dengan aquades
steril sehingga diperoleh konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,13%, 1,56%,
0,76%, 0,39%, 0,19%. Kemudian ditambahkan suspensi bakteri menurut standar
Mc Farland No 1 masing-masing sebanyak 1 mililiter pada seluruh tabung.
Setelah itu seluruh tabung diinkubasi 37o
C selama 24 jam. Penentuan
Minimum Bactericidal Concentration (MBC) dapat dilakukan setelah
menginokulasikan larutan dari kedua tabung Minimum Inhibitory Concentration
(MIC) terjernih pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA), kemudian
diinkubasi 37 oC selama 24 jam. (Lennette, et al.,1974).
Hasil
Hasil penelitian mengenai daya antibakteri ekstrak etanol daun beluntas
(Pluchea indicaless) terhadap Escherichia coli dilakukan dengan metode dilusi
yaitu penentuan hasil Minimum Bactericidal Concentration (MBC). Minimum
Bactericidal Concentration (MBC) ekstrak etanol daun beluntas dapat ditentukan
setelah menginokulasikan larutan ekstrak etanol daun beluntas dari dua tabung
Minimum Inhibitory Concentration (MIC) terjernih yaitu konsentrasi 50% dan
25% pada media EMBA. Hasil MBC dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini :
Tabel hasil MBC ekstrak etanol daun beluntas (Pluchea indica less) di atas
kemudian dianalisis menggunakan Khi-kuadrat dengan hasil perhitungan X2 lebih
kecil dari X2 tabel dengan tingkat signifikan 0,05. Ini menunjukkan bahwa pada
konsentrasi 50% dan 25% ekstrak etanol daun beluntas tidak memberikan
perbedaan nyata terhadap pertumbuhan Escherichia coli secara in vitro. MBC
4. ekstrak etanol daun beluntas terhadap pertumbuhan Escherichia coli secara in
vitro yang digunakan adalah konsentrasi 25%.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian tentang daya antibakteri ekstrak etanol daun
beluntas (Pluchea indica less) dapat diketahui bahwa Minimum Bactericidal
Concentration (MBC) konsentrasi 25% dan 50% ekstrak etanol daun beluntas
tidak memberikan perbedaan nyata terhadap pertumbuhan Escherichia coli secara
in vitro. Minimum Bactericidal Concentration (MBC) ekstrak etanol daun
beluntas yang digunakan terhadap pertumbuhan Escherichia coli adalah
konsentrasi 25%. Minimum Bactericidal Concentration (MBC) ekstrak etanol
daun beluntas kemungkinan dapat diatas konsentrasi 25% akan tetapi karena
rentang konsentrasi pengenceran yang digunakan terlalu besar maka Minimum
Bactericidal Concentration (MBC) konsentrasi 25% dan 50% ekstrak etanol daun
beluntas tidak tampak nyata. Supaya Minimum Bactericidal Concentration
(MBC) lebih tepat rentang konsentrasi pengenceran yang dipergunakan diperkecil
misalnya dengan jarak antar konsentrasi sehingga berkisar 5% dan 10%. Hariana
(2006) menyatakan bahwa di dalam daun beluntas (Pluchea indica less)
mengandung beberapa kandungan kimia yaitu alkaloid, minyak atsiri, dan
flavonoid.
Menurut Purnomo (2001) flavonoid dalam daun beluntas memiliki
aktifitas antibakteri terhadap Staphylococcus sp, Propionobacterium sp dan
Corynebacterium. Di dalam flavonoid mengandung suatu senyawa fenol. Fenol
merupakan suatu alkohol yang bersifat asam sehingga disebut juga asam karbolat.
Pertumbuhan bakteri Escherichia coli dapat terganggu disebabkan adanya suatu
senyawa fenol yang terkandung dalam ekstrak etanol daunbeluntas. Kondisi asam
oleh adanya fenol dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Esherichia
coli. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri antara lain zat
makanan, konsentrasi ion hidrogen (pH), suhu, dan penganginan (Jawetz etal.,
1996). Pada pH rendah merupakan salah satu faktor yang menghambat
pertumbuhan mikroorganisme penghasil asam tetapi tidak toleran terhadap asam
seperti laktobasillus, enterobacteriaceae, dan beberapa pseudomonas (Schlegel,
1993).
Bakteri Esherichia coli merupakan bakteri Gram negatif tahan hidup
dalam media yang kekurangan zat gizi (Rahayu, 2000). Susunan dinding sel
bakteri Gram negatif memiliki struktur dinding sel yang lebih komplek daripada
sel bakteri Gram positif. Bakteri Gram negatif mengandung sejumlah besar
lipoprotein, lipopolisakarida, dan lemak (Schlegel,1993). Adanya lapisan-lapisan
tersebut mempengaruhi aktivitas kerja dari zat antibakteri.
Terdapatnya lapisan protein pada permukaan bakteri menyebabkan zat
antibakteri kesulitan melakukan penetrasi ke dalam sel bakteri Escherichia coli.
Pertumbuhan sel bakteri dapat terganggu oleh komponen fenol atau alkohol dari
ekstrak etanol daun beluntas. Fenol memiliki kemampuan untuk
mendenaturasikan protein dan merusak membran sel (Rahayu, 2000). Fenol
berikatan dengan protein melalui ikatan hidrogen sehingga mengakibatkan
5. struktur protein menjadi rusak. Sebagian besar struktur dinding sel dan membran
sitoplasma bakteri mengandung protein dan lemak.
Ketidakstabilan pada dinding sel dan membran sitoplasma bakteri
menyebabkan fungsi permeabilitas selektif, fungsi pengangkutan aktif,
pengendalian susunan protein dari sel bakteri menjadi terganggu. Gangguan
integritas sitoplasma berakibat pada lolosnyamakromolekul, dan ion dari sel. Sel
bakteri menjadi kehilangan bentuknya, dan terjadilah lisis. Persenyawaan fenolat
bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari konsentrasinya (Pelczar dan
Chan, 1988). Kematian sel bakteri berarti hilangnya kemampuan bakteri secara
permanen untuk bereproduksi (tumbuh dan membelah). Pada media Eosin
Methylen Blue Agar (EMBA) yang tidak ditemukan pertumbuhan koloni bakteri
Escherichia coli menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun beluntas dapat bersifat
bakterisidal.
Kandungan minyak atsiri dari daun beluntas mengandung benzil alkohol,
benzil asetat, eugenol dan linolol (Rasmehuli, 1986). Menurut Hasballah, dkk
(2005) kandungan minyak atsiri daun sirih terbukti menghambat pertumbuhan
bakteri penyebab karies pada gigi.
Cara kerja dari minyak atsiri itu sendiri sebagai antibakteri hingga kini
belum begitu jelas diketahui. Kemungkinan aktifitas antibakteri ekstrak etanol
daun beluntas didapatkan dari kandungan benzil alkohol yang merupakan suatu
turunan alkohol. Cara kerja dari benzil alkohol hampir sama dengan alkohol.
Alkohol memiliki sifat pelarut lemak yang mendenaturasikan protein secara
dehidrasi sehingga membran sel akan rusak dan terjadi inaktivasi enzim-enzim
(Binarupa Aksara, 1993). Eugenol merupakan salah satu turunan fenol. Cara kerja
dari eugenol hampir sama dengan fenol itu sendiri. Kerusakan struktur protein
oleh sejumlah unsur fisik dan kimiawi dapat menyebabkan kematian sel. Zat- zat
yang terkonsentrasi pada permukaan sel mungkin dapat mengubah sifat fisik dan
kimiawi dinding sel, serta menghalangi fungsi normal dinding sel sebagai
penghalang yang selektif dan dengan demikian dapat mengakibatkan kematian sel
bakteri (Jawetz etal.,1996).
Kesimpulan
1. Ekstrak etanol daun beluntas (Pluchea indica less) dapat membunuh
Escherichia coli secara in vitro.
2. Daya bunuh minimal konsentrasi 50% dan 25% ekstrak etanol daun
beluntas tidak memberikan perbedaan nyata terhadap pertumbuhan
Escherichia coli secara in vitro.
3. Minimum Bactericidal Concentration (MBC) konsentrasi ekstrak etanol
daun beluntas yang digunakan adalah konsentrasi 25%.
6. Saran
Pada penelitian daya antibakteri secara in vitro perlu diperhatikan rentang
konsentrasi pengenceran serta penelitian lebih lanjut ekstrak etanol daun beluntas
pada hewan coba guna mengetahui dosis yang tepat untuk mengobati penyakit
yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli.
Ucapan terima kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rimayanti M.Kes.,drh
sebagai Pembimbing Pertama sekaligus dosen wali dan Bapak Mohammad
Sukmanadi M.Kes., drh sebagai Pembimbing Kedua atas saran dan
bimbingannya. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.
Daftar pustaka
Anto. 2003. Penggunaan Antibiotika Dalam Budidaya Unggas. Poultry Indonesia.
Edisi 284 : 42 – 43.
Binarupa Aksara. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta. 41 – 42.
Brahim. 1997. Pengarahan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
Depkes RI. WartaTumbuhan Obat Indonesia. Kelompok Kerja Nasional
Tumbuhan
Obat Indonesia. Jakarta. 3(4) : 3 – 6.
Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus Agriwidya. Jakarta.
Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Jilid II. Penerbit ITB. Bandung. 4 – 5.
Hariana, A. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri 1. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Hasballah, K, Murniana dan Azhar, A. 2005. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun
Eclipta
alba L. Hassk serta Ekstrak dan Minyak Atsiri Daun Piper bettle L. Terhadap
Bakteri
Penyebab Karies Gigi. Jurnal Kedokteran Yarsi. 13 (3) : 281 – 287.
Jawetz, E, J. L. Melnick and E. A. Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran.
Edisi 20. Buku
Kedokteran. EGC. Jakarta. 159 – 160.
Lennete, H. Edwin, E. H. Spaulding and J. P. Truant. 1974. Manual Clinical
Microbiology.
Second Edition. American Society for Microbiology. Washington D.C.
Muwarni, R. 2003. Laporan Khusus Obat Tradisional Dalam Kancah Industri
Peternakan.
Poultry Indonesia. Edisi 284 : 34 – 35.
Pelczar, J. Michael dan Chan, E. C. S. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Penerbit
UI Press.
Jakarta.
7. Purnomo, M. 2001. Isolasi Flavonoid dari Daun Beluntas (Pluchea indica Less)
yang
Mempunyai Aktivitas Antimikroba Terhadap Penyebab Bau Keringat Secara
Bioutografi [Thesis]. Universitas Airlangga.
Rahayu, P. Winiati. 2000. Aktivitas Antimikroba Bumbu Masakan Tradisional
Hasil
Olahan Industri Terhadap Bakteri Patogen dan Perusak. Vol 11(2). Buletin
Teknologi dan Industri Pangan.
Rasmehuli. 1986. Pemeriksaan Minyak Atsiri dan Flavonoid dari Daun Beluntas
(Pluchea
indica Less) [Skripsi]. ITB. Bandung.
Rudyanto, M. Djoko. 2004. Kolibasillosis. Infovet. Edisi 123 : 10 – 11.
Schlegel, G. Hans. 1993. Seventh Edition. General Microbiology. Cambridge
University
Press. England. 139 – 140.
Sostroamidjojo, S. 2001. Tanaman Obat Asli Indonesia. Penerbit Dian Rakyat.
Jakarta.
Sumitro. 2002. Pengaruh Pemberian Perasan Daun Beluntas (Pluchea indica
Less) Terhadap
Pertumbuhan Kuman Staphilococcus aureus Secara In Vitro [Skripsi]. Fakultas
Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga.
Wiryawan, I. Wayan. 2005. Kolibasilosis Masalah Klasik Pada Peternakan Ayam.
Infovet.
Edisi 133 : 53 – 54.