SlideShare a Scribd company logo
ALUMINIUM
Emira Eldina Ihsan#1, Gusdikal Candra#1, Nandi Firdaus#1, Setri Delvita Sari#1, Ananda
Putra#2
Jurusan Kimia, Universitas Negeri Padang, Indonesia
#1Mahasiswa Kimia, #2Dosen Kimia
Emiraeldinaihsan29@gmail.com gusdikal.candra01@gmail.com nandifirdaus@gmail.com
Setridelvita@gmail.com
Abstract : Aluminium is a metal that is most abundant in the earth's crust, and the third most
element after oxygen and silicon. Aluminium contained in the earth's crust of approximately
8.07% to 8.23% of the entire solid mass of the Earth's crust. Aluminium is a highly reactive
element so easily oxidized, because it was not found aluminiun in nature in its elemental
form, but rather oxide compounds. Aluminum is made using Bayer-Hall Heroult process and
recycling. One of the properties of aluminum is corrosion resistant as well as a conductor of
heat and electricity. Aluminium classified into pure aluminum and alloys.
keywords: pure alumium, aluminum alloy, Bayer-Hall Heroult process, recycling, Strength
tensile, hardness, Ductility.
I. PENDAHULUAN
Aluminium adalah logam ringan
yang cukup penting peranannya dalam
kehidupan manusia. Di dalam dunia usaha
logam, ada dua logam ringan yang
digunakan secara tersendiri: aluminium
dan magnesium. Aluminium adalah logam
yang paling banyak digunakan setelah
baja, logam ini ditemukan pada tahun 1827
oleh seorang kimiawan Jerman Friedrich
Wohler. Aluminium merupakan unsur
yang sangat reaktif sehingga mudah
teroksidasi, karena sifatnya itu di alam
tidak ditemukan aluminiun dalam bentuk
unsur, melainkan senyawa oksida.
Umumnya dalam bentuk oksida alimunat
atau silikat. Penelitian mengenai
pemisahan aluminium dimulai pada tahun
1808. H. Davy adalah orang pertama yang
menamakan aluminium, dan menggunakan
elektrolisis untuk memproduksi potassium,
sodium, stronsium, calcium, barium,
magnesium, boron namun tidak berhasil
untuk memisahkan aluminium. Pada tahun
1854, Henari Saint Clavil Deauville
memproduksi aluminium dari natrium
aluminium klorida dengan pemanasan
menggunakan logam natrium sebagai
katalisator. Proses ini telah berlangsung
kurang lebih 35 tahun dan mengalami
peningkatan produksi hingga sepuluh ton
per tahun. Proses produksi aluminium
yang digunakan saat ini ditemukan secara
bersamaan oleh Charles Hall di USA dan
Paul Heroult di Prancis pada tahun 1886.
Prosesnya adalah elektrolisa alumina
(Al2O3) di dalam lelehan Kriolit (Na3AlF6)
pada temperatur 980oC, sehingga
menghasilkan aluminium cair. Pada tahun
1888 Hall mendirikan sebuah perusahaan
untuk memproduksi aluminium.
Perusahaan yang kemudian dikenal
sebagai Perusahaan Aluminium
Amerika atau Alcoa. Kapasitas produksi
meningkat menjadi 300 ton pada tahun
1981. Pada tahun 1983 kapasitas produksi
aluminium dengan metode Hall-Heroult ini
meningkat dan berkembang pesat.
Industri peleburan aluminium di
Indonesia dimulai tahun 1976. PT
Indonesia Asahan Aluminium (INALUM),
memiliki saham antara pemerintah
Indonesia dengan Jepang. Pabrik ini
mampu menghasilkan rata-rata 225.000
ton aluminium per tahun.
Perkembangan industri kimia di
Indonesia mulai berkembang terbukti
dengan banyaknya industri kimia yang
berdiri serta dibukanya kesempatan untuk
penanaman modal asing, baik itu industri
kimia yang merupakan industri hulu, yaitu
memproduksi produk yang merupakan
bahan baku bagi industri lain atau industri
hilir, yaitu pemakai produk dari industri
hulu. Hal ini menyebabkan kebutuhan
bahan baku, bahan pembantu maupun
tenaga kerja semakin meningkat. Salah
satu dari industri hilir yang perlu didirikan
di Indonesia adalah pabrik Aluminium
Flourida (AlF3) yang produknya
digunakan sebagai bahan pembantu
peleburan aluminium.
Selama 50 tahun terakhir
aluminium telah menjadi logam yang luas
penggunaannya setelah baja.
Perkembangan ini di dasarkan pada sifat-
sifatnya yang ringan ,tahan korosi,mudah
di produksi dan cukup ekonomis dan yang
paling terkenal adalah penggunaan
aluminium sebagai bahan pembuatan
pesawat terbang. Aluminium juga tahan
terhadap korosi karena fenomena pasivasi
yaitu pembentukan lapisan pelindung
akibat reaksi logam terhadap udara
sehingga lapisan tersebut melindungi
lapisan dalam logam dari korosi.
Akan tetapi aluminium mempunyai
sifat yang kurang baik pada kekuatan
sehingga tidak cocok untuk bagian mesin
yang menanggung beban berat karena
aluminium mempunyai berat satu pertiga
baja . Untuk memperbaiki sifat mekanik
tersebut dapat dilakukan perpaduan .
Perpaduan aluminium memperbaiki sifat
dan meningkatkan kekuatan mekaniknya
karena aluminiun paduan memiliki
kekuatan tensil berkisar 200-600 Mpa
sedangkan aluminium murni berkisar 90
Mpa. Oleh karena itu,dalam jurnal ini akan
dibahas tentang sifat aluminium, cara
pembuatan aluminium, paduan aluminium
dan aplikasi dalam pemanfaatan
aluminium .
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Aluminium
Aluminium adalah logam berwarna
putih keperakan yang
lunak.Aluminium ditemukan oleh Sir
Humprey Davy dalam tahun 1809
sebagai suatu unsur, dan pertama kali
direduksi sebagai logam oleh H. C.
Oersted, tahun 1825. Secara industri
Paul Heroult di perancis dan C. M.
Hall di amerika serikat secara terpsah
telah memperoleh logam aluminum
dari alumina dengan cara elektrolisa
dari garamnya yang terfusi. Sampai
sekarang proses Heroult Hall masih
dipakai untuk memproduksi
aluminium.
Aluminium adalah logam yang
paling banyak terdapat di kerak bumi,
dan unsur ketiga terbanyak setelah
oksigen dan silikon. Aluminium
terdapat di kerak bumi sebanyak kira-
kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh
massa padat dari kerak bumi, dengan
produksi tahunan dunia sekitar 30 juta
ton pertahun dalam bentuk bauksit dan
bebatuan lain (corrundum, gibbsite,
boehmite, diaspore, dan lain-lain).
Sulit menemukan aluminium murni di
alam karena aluminium merupakan
logam yang cukup reaktif.
Aluminium murni adalah logam
yang lunak, tahan lama, ringan, dan
dapat ditempa dengan penampilan luar
bervariasi antara keperakan hingga
abu-abu, tergantung kekasaran
permukaannya.
Aluminium murni 100% tidak
memiliki kandungan unsur apapun
selain aluminium itu sendiri, namun
aluminium murni yang dijual di
pasaran tidak pernah mengandung
100% aluminium, melainkan selalu ada
pengotor yang terkandung di
dalamnya. Pengotor yang mungkin
berada di dalam aluminium murni
biasanya adalah gelembung gas di
dalam yang masuk akibat proses
peleburan dan pendinginan/pengecoran
yang tidak sempurna, material cetakan
akibat kualitas cetakan yang tidak baik,
atau pengotor lainnya akibat kualitas
bahan baku yang tidak baik (misalnya
pada proses daur ulang aluminium).
Umumnya, aluminium murni yang
dijual di pasaran adalah aluminium
murni 99%, misalnya aluminium foil.
2.2 SumberAluminium
Aluminium merupakan logam yang
paling banyak ditemukan di kerak
bumi (8.3%),dan terbanyak ketiga
setelah oksigen (45,5%) dan silicon
(25,7%).Aluminium sangat reaktif
khususnya dengan oksigen, sehingga
unsure aluminium tidak pernah
dijumpai dalamkeadaan bebas di alam,
melainkan sebagai senyawa yang
merupakan penyusun utama dari bahan
tambang bijih bauksit yang berupa
campuran oksida dan hidroksida
aluminium. Aluminium juga
ditemukan di granit dan mineral-
mineral lainnya. Aluminium ada di
alam dalam bentuk silikat maupun
oksida, yaitu antara lain:
 sebagai silikat contohnya
feldspar, tanah liat, mika
 sebagai oksida anhidrat
contohnya kurondum (untuk
amril)
 sebagai hidrat contohnya
bauksit
 sebagai florida contohnya
kriolit.
2.3 Sifat-SifatAluminium
Sifat-sifat penting yang dimiliki
aluminium sehingga banyak digunakan
sebagai material teknikadalah sebagai
berikut:
a. Berat jenisnya ringan (hanya 2,7
gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1 gr/
cm³)
b. Tahan korosi
Sifat bahan korosi dari
aluminium diperoleh karena
terbentuknya lapisan aluminium
oksida (Al2O3) pada permukaan
aluminium (fenomena pasivasi).
Pasivasi adalah pembentukan
lapisan pelindung akibat reaksi
logam terhadap komponen udara
sehingga lapisan tersebut
melindungi lapisan dalam logam
dari korosi. Lapisan ini membuat
Al tahan korosi tetapi sekaligus
sukar dilas, karena perbedaan
melting point (titik lebur).
c. Penghantar listrik dan panas yang
baik
Aluminium juga merupakan
konduktor panas dan elektrik yang
baik. Jika dibandingkan dengan
massanya, aluminium memiliki
keunggulan dibandingkan dengan
tembaga, yang saat ini merupakan
logam konduktor panas dan listrik
yang cukup baik, namun cukup
berat.
d. Mudah di fabrikasi/ditempa
Sifat lain yang
menguntungkan dari aluminium
adalah sangat mudah difabrikasi,
dapat dituang (dicor) dengan cara
penuangan apapun. Dapat
deforming dengan cara: rolling,
drawing, forging, extrusi dll.
Menjadi bentuk yang rumit
sekalipun.
e. Kekuatannya rendah tetapi
pemaduan (alloying) kekuatannya
bisa ditingkatkan.
Kekuatan dan kekerasan
aluminium tidak begitu tinggi
dengan pemaduan dan heat
treatment dapat ditingkatkan
kekuatan dan kekerasannya.
f. Kekuatan mekanik meningkat
dengan penambahan Cu, Mg, Si,
Mn, Zn, dan Ni.
g. Sifat elastisnya yang sangat rendah,
hampir tidak dapat diperbaiki baik
dengan pemaduan maupun
denganheat treatment.
Selain sifat yang diatas,aluminium juga
memiliki sifat fisika, mekanik dan
kimia
a. Sifat Fisika Aluminium
Sifat-sifat Kemurnian Al
99,996
%
>99,0
%
Massa jenis
(20 oC)
2,6989 2,71
Titik cair 660,2 653-
657
Panas jenis 0,2226 0,2297
(cal/g.oC)(100
oC)
Hantaran
listrik (%)
64,94 59
(dianil
)
Koefisien
pemuaian (20-
100oC)
23,86 x
10-6
23,5 x
10-6
Sifat-sifat Kemurnian Al (%)
99,996 >99,0
Dianil 75% dirol
dingin
Dianil H18
Kekuatan
tarik
(kg/mm2)
4,9 11,6 9,3 16,9
Kekuatan
mulur
(0,2%)(kg/
mm2)
1,3 11,0 3,5 14,8
Perpanjanga
n (%)
48,8 5,5 35 5
Kekerasan
Brinell
17 27 23 44
b. Sifat Mekanik Aluminium
Sifat mekanik bahan
aluminium murni dan aluminium
paduan dipengaruhi oleh
konsentrasi bahan dan perlakuan
yang diberikan terhadap bahan
tersebut.
Aluminium terkenal
sebagai bahan yang tahan terhadap
korosi. Hal ini disebabkan oleh
fenomena pasivasi, yaitu proses
pembentukan lapisan aluminium
oksida di permukaan logam
aluminium segera setelah logam
terpapar oleh udara bebas. Lapisan
aluminium oksida ini mencegah
terjadinya oksidasi lebih jauh.
Namun, pasivasi dapat terjadi lebih
lambat jika dipadukan dengan
logam yang bersifat lebih katodik,
karena dapat mencegah oksidasi
aluminium.
a) Kekuatan tensil
Kekuatan tensil adalah
besar tegangan yang didapatkan
ketika dilakukan pengujian
tensil. Kekuatan tensil
ditunjukkan oleh nilai tertinggi
dari tegangan pada kurva
tegangan-regangan hasil
pengujian, dan biasanya terjadi
ketika terjadinya necking.
Kekuatan tensil bukanlah
ukuran kekuatan yang
sebenarnya dapat terjadi di
lapangan, namun dapat
dijadikan sebagai suatu acuan
terhadap kekuatan bahan.
Kekuatan tensil pada
aluminium murni pada berbagai
perlakuan umumnya sangat
rendah, yaitu sekitar 90 MPa,
sehingga untuk penggunaan
yang memerlukan kekuatan
tensil yang tinggi, aluminium
perlu dipadukan. Dengan
dipadukan dengan logam lain,
ditambah dengan berbagai
perlakuan termal, aluminium
paduan akan memiliki kekuatan
tensil hingga 580 MPa (paduan
7075).
b) Kekerasan
Kekerasan gabungan dari
berbagai sifat yang terdapat
dalam suatu bahan yang
mencegah terjadinya suatu
deformasi terhadap bahan
tersebut ketika diaplikasikan
suatu gaya. Kekerasan suatu
bahan dipengaruhi oleh
elastisitas, plastisitas,
viskoelastisitas, kekuatan
tensil, ductility, dan
sebagainya. Kekerasan dapat
diuji dan diukur dengan
berbagai metode. Yang paling
umum adalah metode Brinnel,
Vickers, Mohs, dan Rockwell.
Kekerasan bahan
aluminium murni sangatlah
kecil, yaitu sekitar 65 skala
Brinnel, sehingga dengan
sedikit gaya saja dapat
mengubah bentuk logam.
Untuk kebutuhan aplikasi yang
membutuhkan kekerasan,
aluminium perlu dipadukan
dengan logam lain dan/atau
diberi perlakuan termal atau
fisik. Aluminium dengan 4,4%
Cu dan
diperlakukan quenching, lalu
disimpan pada temperatur
tinggi dapat memiliki tingkat
kekerasan Brinnel sebesar 135.
c) Ductility
Ductility didefinisikan
sebagai sifat mekanis dari suatu
bahan untuk menerangkan
seberapa jauh bahan dapat
diubah bentuknya secara plastis
tanpa terjadinya retakan. Dalam
suatu pengujian
tensil,ductility ditunjukkan
dengan bentuk neckingnya;
material dengan ductility yang
tinggi akan
mengalaminecking yang sangat
sempit, sedangkan bahan yang
memiliki ductility rendah,
hampir tidak
mengalaminecking. Sedangkan
dalam hasil pengujian
tensil, ductility diukur dengan
skala yang disebut elongasi.
Elongasi adalah seberapa besar
pertambahan panjang suatu
bahan ketika dilakukan uji
kekuatan tensil. Elongasi ditulis
dalam persentase pertambahan
panjang per panjang awal
bahan yang diujikan.
Aluminium murni
memiliki ductility yang tinggi.
Aluminium paduan
memiliki ductility yang
bervariasi, tergantung
konsentrasi paduannya, namun
pada umumnya
memiliki ductility yang lebih
rendah dari pada aluminium
murni,
karena ductility berbanding
terbalik dengan kekuatan tensil,
serta hampir semua aluminum
paduan memiliki kekuatan
tensil yang lebih tinggi dari
pada aluminium murni.
c. Sifat Kimia Aluminium
a) Serbuk alumunium dipanaskan
dalam uap air menghasilkan
hidrogen dan alumunium
oksida. Reaksinya berlangsung
relatif lambat karena adanya
lapisan alumunium oksida pada
logamnya, membentuk oksida
yang lebih banyak selama
reaksi.
b) Alumunium akan terbakar
dalam oksigen jika bentuknya
serbuk, sebaliknya lapisan
oksidanya yang kuat pada
alumunium cenderung
menghambat reaksi.
Jika kita taburkan serbuk
alumunium ke dalam nyala
bunsen, maka akan kita
dapatkan percikan. Alumunium
oksida yang berwana putih
akan terbentuk.
c) Alumunium seringkali bereaksi
dengan klor dengan
melewatkan klor kering di atas
alumunium foil yang
dipanaskan sepanjang tabung.
Alumunium terbakar dalam
aliran klor menghasilkan
alumunium klorida yang
kuning sangat pucat.
Alumunium klorida ini dapat
menyublim (berubah dari
padatan ke gas dan kembali
lagi) dan terkumpul di bagian
bawah tabung saat didinginkan.
d) Aluminium disimbolkan
dengan Al, dengan nomor atom
13 dalam tabel periodik unsur.
Bauksit, bahan baku aluminium
memiliki kandungan
aluminium dalam jumlah yang
bervariasi, namun pada
umumnya di atas 40% dalam
berat. Senyawa aluminium
yang terdapat di bauksit
diantaranya Al2O3,Al(OH)3, γ-
AlO(OH), dan α-AlO(OH).
e) Isotop aluminium yang terdapat
di alam adalah isotop 27Al,
dengan persentase sebesar
99,9%. Isotop 26Al juga
terdapat di alam meski dalam
jumlah yang sangat kecil.
Isotop 26Al merupakan
radioaktif dengan waktu paruh
sebesar 720000 tahun. Isotop
aluminium yang sudah ditemui
saat ini adalah aluminium
dengan berat atom relatif antara
23 hingga 30, dengan
isotop 27Al merupakan isotop
yang paling stabil.
f) Difusi atom di tentukan oleh
macam atom, tetapi pada
umumnya sangat lambat pada
temperature biasa dengan
pencelupan dingin kekosongan
atom tetap ada, jadi dengan
berjalannya waktu struktur
atom bisa berubah, yang
menghasilkan perubahan sifat-
sifatnya. Perubahan sifat-sifat
dengan berjalannya waktu pada
umumnya di namakan penuaan.
Apabila proses itu berjalan
pada temperature kamar di
namakan penuaan ilmiah,
sedangkan apabila proses itu
terjadi pada temperatur lebih
tinggi dinamakan penuaan
buatan.
2.4 Proses Pembuatan Aluminium
Aluminium adalah logam yang
sangat reaktif yang membentuk ikatan
kimia berenergi tinggi dengan oksigen.
Dibandingkan dengan logam lain,
proses ekstraksi aluminium dari
batuannya memerlukan energi yang
tinggi untuk mereduksi Al2O3. Proses
reduksi ini tidak semudah mereduksi
besi dengan menggunakan batu bara,
karena aluminium merupakan reduktor
yang lebih kuat dari karbon.
a) Proses Bayer-Hall Heroult
Proses produksi aluminium
dimulai dari pengambilan bahan
tambang yang mengandung
aluminium (bauksit, corrundum,
gibbsite, boehmite, diaspore, dan
sebagainya). Selanjutnya, bahan
tambang dibawa menuju proses
Bayer.
Proses Bayer menghasilkan
alumina (Al2O3) dengan
membasuh bahan tambang yang
mengandung aluminium dengan
larutan natrium hidroksida pada
temperatur 175 oC sehingga
menghasilkan aluminium
hidroksida, Al(OH)3. Aluminium
hidroksida lalu dipanaskan pada
suhu sedikit di atas 1000 oC
sehingga terbentuk alumina dan
H2O yang menjadi uap air.Setelah
Alumina dihasilkan, alumina
dibawa ke proses Hall-Heroult.
Proses Hall-Heroult dimulai
dengan melarutkan alumina
dengan leelehan Na3AlF6, atau
yang biasa disebut cryolite.
Larutan lalu dielektrolisis dan
akan mengakibatkan aluminium
cair menempel pada anoda,
sementara oksigen dari alumina
akan teroksidasi bersama anoda
yang terbuat dari karbon,
membentuk karbon dioksida.
Aluminium cair memiliki massa
jenis yang lebih ringan dari pada
larutan alumina, sehingga
pemisahan dapat dilakukan
dengan mudah.
Elektrolisis aluminium dalam
proses Hall-Heroult menghabiskan
energi yang cukup banyak. Rata-
rata konsumsi energi listrik dunia
dalam mengelektrolisis alumina
adalah 15 kWh per kilogram
aluminium yang dihasilkan.
Energi listrik menghabiskan
sekitar 20-40% biaya produksi
aluminium di seluruh dunia.
b) Daur ulang Aluminium
Salah satu keuntungan
aluminium lainnya adalah mampu
didaur ulang tanpa mengalami
sedikitpun kehilangan kualitas.
Proses daur ulang tidak mengubah
struktur aluminium, daur ulang
terhadap aluminium dapat
dilakukan berkali-kali.
Mendaur ulang aluminium
hanya mengkonsumsi energi
sebesar 5% dari yang digunakan
dalam memproduksi aluminium
dari bahan tambang
(economist.com). Di Eropa,
terutama negara Skandinavia, 95%
aluminium yang beredar
merupakan bahan hasil daur
ulang.
Proses daur ulang aluminium
berawal dari kegiatan meleburkan
dengan pemanasan suhu tinggi
beberapa sampah aluminium. Hal
ini akan menghasilkan endapan.
Endapan ini dapat diekstraksi
ulang untuk mendapatkan
aluminium, dan limbah yang
dihasilkan dapat digunakan
sebagai bahan campuran aspal dan
beton karena merupakan limbah
yang berbahaya bagi alam.
Sebagai produk utama dihasilkan
alumunium yang meleleh
kemudian dicetak kembali untuk
dikomersialkan
2.5 Klasifikasi Alumunium dan
Penggolongan Paduannya
a) Aluminium Murni
Aluminium 99% tanpa
tambahan logam paduan apapun
dan dicetak dalam keadaan
biasa, hanya memiliki kekuatan
tensil sebesar 90 MPa, terlalu
lunak untuk penggunaan yang luas
sehingga seringkali aluminium
dipadukan dengan logam lain.
b) Aluminium Paduan
Elemen paduan yang umum
digunakan pada aluminium adalah
silikon, magnesium, tembaga,
seng, mangan, dan juga lithium
sebelum tahun 1970.Secara
umum, penambahan logam
paduan hingga konsentrasi
tertentu akan meningkatkan
kekuatan tensil dan kekerasan,
serta menurunkan titik lebur. Jika
melebihi konsentrasi tersebut,
umumnya titik lebur akan naik
disertai meningkatnya kerapuhan
akibat terbentuknya senyawa,
kristal, atau granula dalam logam.
Namun, kekuatan bahan
paduan aluminium tidak hanya
bergantung pada konsentrasi
logam paduannya saja, tetapi juga
bagaimana proses perlakuannya
hingga aluminium siap
digunakan, apakah dengan
penempaan, perlakuan panas,
penyimpanan, dan sebagainya.
c) Paduan Aluminium-Siliko
Paduan aluminium dengan
silikon hingga 15% akan
memberikan kekerasan dan
kekuatan tensil yang cukup besar,
hingga mencapai 525 MPa pada
aluminium paduan yang
dihasilkan pada perlakuan panas.
Jika konsentrasi silikon lebih
tinggi dari 15%, tingkat
kerapuhan logam akan meningkat
secara drastis akibat terbentuknya
kristal granula silika.
d) Paduan Aluminium-Magnesium
Keberadaan magnesium
hingga 15,35% dapat
menurunkan titik lebur logam
paduan yang cukup drastis, dari
660 oC hingga 450 oC. Namun,
hal ini tidak menjadikan
aluminium paduan dapat ditempa
menggunakan panas dengan
mudah karena korosi akan terjadi
pada suhu di atas 60 oC.
Keberadaan magnesium juga
menjadikan logam paduan dapat
bekerja dengan baik pada
temperatur yang sangat rendah, di
mana kebanyakan logam akan
mengalami failure pada
temperatur tersebut.
e) Paduan Aluminium-Tembaga
Paduan aluminium-tembaga
juga menghasilkan sifat yang
keras dan kuat, namun rapuh.
Umumnya, untuk kepentingan
penempaan, paduan tidak boleh
memiliki konsentrasi tembaga di
atas 5,6% karena akan
membentuk senyawa
CuAl2 dalam logam yang
menjadikan logam rapuh.
f) Paduan Aluminium-Mangan
Penambahan mangan
memiliki akan berefek pada sifat
dapat dilakukan pengerasan
tegangan dengan mudah (work-
hardening) sehingga didapatkan
logam paduan dengan kekuatan
tensil yang tinggi namun tidak
terlalu rapuh.Selain itu,
penambahan mangan akan
meningkatkan titik lebur paduan
aluminium.
g) Paduan Aluminium-Seng
Paduan aluminium dengan
seng merupakan paduan yang
paling terkenal karena merupakan
bahan pembuat badan dan sayap
pesawat terbang. Paduan ini
memiliki kekuatan tertinggi
dibandingkan paduan
lainnya, aluminium dengan 5,5%
seng dapat memiliki kekuatan
tensil sebesar 580 MPa dengan
elongasi sebesar 11% dalam
setiap 50 mm bahan. Bandingkan
dengan aluminium dengan 1%
magnesium yang memiliki
kekuatan tensil sebesar 410 MPa
namun memiliki elongasi sebesar
6% setiap 50 mm bahan
h) Paduan Aluminium-Lithium
Lithium menjadikan paduan
aluminium mengalami
pengurangan massa jenis dan
peningkatan modulus elastisitas;
hingga konsentrasi sebesar 4%
lithium, setiap penambahan 1%
lithium akan mengurangi massa
jenis paduan sebanyak 3% dan
peningkatan modulus elastisitas
sebesar 5%. Namun aluminium-
lithium tidak lagi diproduksi
akibat tingkat reaktivitas lithium
yang tinggi yang dapat
meningkatkan biaya keselamatan
kerja.
i) Paduan Aluminium-Skandium
Penambahan skandium ke
aluminium membatasi pemuaian
yang terjadi pada paduan, baik
ketika pengelasan maupun ketika
paduan berada di lingkungan
yang panas. Paduan ini semakin
jarang diproduksi, karena
terdapat paduan lain yang lebih
murah dan lebih mudah
diproduksi dengan karakteristik
yang sama, yaitu paduan
titanium. Paduan Al-Sc pernah
digunakan sebagai bahan
pembuat pesawat tempur Rusia,
MIG, dengan konsentrasi Sc
antara 0,1-0,5% (Zaki, 2003, dan
Schwarz, 2004).
j) Paduan Aluminium-Besi
Besi (Fe) juga kerap kali
muncul dalam aluminium paduan
sebagai suatu "kecelakaan".
Kehadiran besi umumnya terjadi
ketika pengecoran dengan
menggunakan cetakan besi yang
tidak dilapisi batuan kapur atau
keramik. Efek kehadiran Fe
dalam paduan adalah
berkurangnya kekuatan tensil
secara signifikan, namun diikuti
dengan penambahan kekerasan
dalam jumlah yang sangat kecil.
Dalam paduan 10% silikon,
keberadaan Fe sebesar 2,08%
mengurangi kekuatan tensil dari
217 hingga 78 MPa, dan
menambah skala Brinnel dari 62
hingga 70. Hal ini terjadi akibat
terbentuknya kristal Fe-Al-X,
dengan X adalah paduan utama
aluminium selain Fe.
k) Paduan Alnico
Alnico merupakan paduan yang
tersusun dari aluminium (Al),
nikel (Ni), dan kobalt (Co),
dengan penambahan besi,
tembaga dan kadang titanium.
Alnico mengandung 8-12% Al,
15-26% Ni, 5-24% Co, lebih dari
6% Cu, lebih dari 1% Ti dan
sisanya adalah Fe. Kegunaan
utama dari paduan alnico adalah
sebagai magnet.
l) Paduan Duralumin
Duralumin (juga disebut
duraluminum, duraluminium,
atau dural) adalah nama dagang
dari salah satu tipe dari paduan
aluminium. Paduan utamanya
terdiri dari tembaga, mangan, dan
magnesium. Paduan yang paling
umum digunakan adalah tipe
AA2024, yang mengandung
4,4% tembaga, 1,5% magnesium,
0,6% mangan dan 93,5%
aluminium. Besar yield strength
adalah 450 MPa, dengan variasi
yang bergantung pada komposisi
dan temper.
m) Paduan Silumin
Silumin adalah paduan
aluminium yang mengandung
silicon sekitar 4% dan 22%.
Silumin memiliki ketahanan
korosi yang tinggi, sehingga
silumin sangat bermanfaat dalam
peralatan basah. Penambahan
silicon pada aluminium juga
membuat silumin lebih cair.
Silumin sangat baik
kecairannya, mempunyai
permukaan yang bagus, tanpa
kegetasan panas, sangat baik
untuk paduan coran, dan
koefisien pemuaian yang kecil.
Koefisien pemuaian termal
silumin sangat rendah oleh
karena itu paduannya pun
mempunyai koefisien yang
rendah apabila ditambah Si lebih
banyak.
2.6 Aplikasi atau Kegunaan Alumunium
Aluminium adalah logam non-besi
yang paling banyak digunakan di
seluruh dunia. Produksi global dunia
pada tahun 2005 mencapai 31,9 juta
ton, melebihi produksi semua logam
non-besi lainnya (Hetherington et al,
2007). Ada beberapa kegunaan umum
dari alumunium yaitu sebagai berikut :
a) Aluminium memiliki rasio
kekuatan terhadap massa yang
paling tinggi, sehingga banyak
digunakan sebagai bahan pembuat
pesawat dan roket. Aluminium juga
dapat menjadi reflektor yang baik;
lapisan aluminium murni dapat
memantulkan 92% cahaya.
b) Aluminium murni, saat ini jarang
digunakan karena terlalu lunak.
Penggunaan aluminium murni yang
paling luas adalah aluminium foil
(92-99% aluminium).
c) Paduan aluminium-magnesium
umumnya digunakan sebagai bahan
pembuat badan kapal. Paduan
lainnya akan mudah mengalami
korosi ketika berhadapan dengan
larutan alkali seperti air laut.
d) Paduan aluminium-tembaga-
lithium digunakan sebagai bahan
pembuat tangki bahan bakar pada
pesawat ulang-alik milik NASA.
e) Uang logam juga terbuat dari
aluminium yang diperkeras.
Hingga saat ini, sulit dicari apa
bahan paduan uang pembuat uang
logam berwarna putih keperakan
ini, kemungkinan dirahasiakan
untuk mencegah pemalsuan uang
logam.
f) Velg mobil juga menggunakan
bahan aluminium yang dipadu
dengan magnesium, silicon, atau
keduanya, dan dibuat dengan cara
ekstrusi atau dicor.
g) Beberapa jenis roda gigi
menggunakan paduan Al-Cu.
Penggunaan paduan Cu untuk
mendapatkan tingkat kekerasan
yang cukup dan memperpanjang
usia benda akibat fatigue.
h) Sektor pembangunan
perumahan;untuk kusen pintu dan
jendela.
i) Sektor industri makanan ,untuk
kemasan berbagai jenis produk.
j) Sektor lain, misal untuk kabel
listrik, perabotan rumah tangga dan
barang kerajinan.
k) Membuat termit, yaitu campuran
serbuk aluminium dengan serbuk
besi (III) oksida, digunakan untuk
mengelas baja ditempat, misalnya
untuk menyambung rel kereta api.
l) Pembuatan Tawas
(K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O). Tawas
digunakan untuk menjernihkan air
pada pengolahan air minum.
m) Pembuatan Aluminium Sulfat
(Al2(SO4)3.18H2O) digunakan
untuk industri kertas dan karton,
pewarna pada industri tekstil, dan
pemadam kebakaran jenis busa.
(bila dicampur dengan
NaHCO3 dan zat pengemulsi).
2.7 Dampak dan Penanggulangan Bahaya
alumunium bagi manusia
Dampak yang ditimbulkan akibat
terpapar serbuk alumunium yaitu
sebagai berikut :
a) Kerusakan pada sistem saraf pusat
b) Kerusakan Paru-paru
c) Demensia (Menurunnya kekuatan
intelektual otak)
d) Kehilangan memori ingatan
e) Kelesuan
f) Gemetar berat
Penanggulangan yang bisa
dilakukan terhadap bahaya diatas yaitu
:
a) Terapi farmakologis seperti
menggunakan obat
asetilkolinesterase inhibitor,
vitamin, dan antioksidan
b) Sesegera Minum air sebanyak
mungkin ketika bahan yang
mengandung alumunium tertelan
c) Menggunakan obat hirup (Ventolin
Inhaler)
d) Meminum obat levodopa,
bromokriptin, pergolid, selegilin,
atau antikolinergik
2.8 Dampak dan Penanggulangan Bahaya
Alumunium Bagi Lingkungan
Dampak lingkungan yang terjadi
akibat tercemar oleh alumunium
diantaranya :
a) Pencemaran kehidupan air
Ion alumunium bereaksi
dengan protein dalam insang ikan
dan embrio katak yang
mengakibatkan kematian. Hewan
seperti burung atau bahkan
manusia yang memakan ikan
tersebut juga akan otomatis
terkontaminasi.
b) Pencemaran udara
Debu alumunium mudah
terhisap oleh burung, serangga,
atau manusia yang mengakibatkan
berat badan turun drastis,
penurunan aktivitas hingga terjadi
kematian.
c) Pencemaran tanah
Alumunium terakumulasi
dalam air tanah yang akan merusak
akar tanaman dan mencemari
bagian dalam tanaman sehingga
bila ada hewan atau manusia yang
memakan tanaman tersebut maka
akan terpapar secara tidak
langsung. Selain itu alumunium
juga dapat mengurangi kadar posfat
karena ion alumunium bereaksi
dengan ion fosfat, sehingga
organisme-organisme tanah akan
kekurangan fosfatsebagai protein
yang akan menyebabkan kemtaian
organisme tersebut.
Penanggulangan lingkungan yang
dapat dilakukan diantaranya
sebagai berikut :
a) Bioremoval atau penambahan
biomassa/mikroorganisme yang
dapat mengurangi kandungan
logam dalam air
b) Penyaringan air menggunakan
filter mangan zeolit dan filter
karbon aktif yang dilengkapi
dengan filter cartridge dan
sterilisator Ultra Violet untuk
menangkap segala bentuk ion
logam berbahaya dalam air
c) Perebusan tanaman dengan NaCl
dan asam asetat konsentrasi rendah
yang akan menetralisir kandungan
logam dalam tanaman.
III. KESIMPULAN
Aluminium merupakan logam yang
paling banyak ditemukan di kerak
bumi (8.1%), tetapi tidak pernah
ditemukan secara bebas di alam. Selain
pada mineral yang telah disebut di atas,
ia juga ditemukan di granit dan
mineral-mineral lainnya. Aluminium
ada di alam dalam bentuk silikat
maupun oksida, yaitu antara lain:
 sebagai silikat misal feldspar,
tanah liat, mika
 sebagai oksida anhidrat misal
kurondum (untuk amril)
 sebagai hidrat misal bauksit
 sebagai florida misal kriolit.
Aluminium adalah logam yang
sangat reaktif yang membentuk ikatan
kimia berenergi tinggi dengan oksigen.
Dibandingkan dengan logam lain,
proses ekstraksi aluminium dari
batuannya memerlukan energi yang
tinggi untuk mereduksi Al2O3. Proses
reduksi ini tidak semudah mereduksi
besi dengan menggunakan batu bara,
karena aluminium merupakan reduktor
yang lebih kuat dari karbon.
Dalam proses pembuatan
aluminium ada dua cara yaitu:
 Proses Bayer-Hall Heroult
 Proses daur ulang alumnium
Logam aluminium dan paduannya
antara lain:
 Paduan Aluminium-Silikon
 Paduan Aluminium-Magnesium
 Paduan Aluminium-Tembaga
 Paduan Aluminium-Mangan
 Paduan Aluminium-Seng
 Paduan Aluminium-Lithium
 Paduan Aluminium-Skandium
 Paduan Aluminium-Besi
 Paduan Alnico
 Paduan Silumin
 Paduan Duralumin
IV. UCAPAN TERIMAKSIH
Penulis mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Ananda Putra,M.Si., Ph.D
sebagai dosen pembimbing mata kuliah
kimia material yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi dalam
menyelesaikan jurnal tentang aluminium
ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya jurnal ini. Semoga jurnal
ini bisa bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Daftar Pustaka
Arsyad, M. Natsir. 2001. Kamus Kimia
Arti dan Penjelasan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka
Christoph Schmitz, Josef Domagala, Petra
Haag.2006. Handbook of aluminium
recycling: fundamentals, mechanical
preparation, metallurgical processing,
plant design. Vulkan-Verlag GmbH.
Dieter G. E.1988. Mechanical Metallurgy.
McGraw-Hill.
Emsley, John.2001. Nature's Building
Blocks: An A-Z Guide to the
Elements. Oxford, UK: Oxford University
Press
Gabriel, J. F. 2001. Fisika Lingkungan.
Jakarta: Hipokrates.
Greenwood, Norman N.; Earnshaw,
A.1997. Chemistry of the Elements (2nd
ed.), Oxford: Butterworth-
Heinemann.Polmear, I. J. 1995. Light
Alloys: Metallurgy of the Light
Metals. Arnold.
Lee, J. D. 1991. Inorganic Chemistry
Fourth Edition. Singapore: Fong & Sons
Printers Pte. Ltd.
Manahan, Stanley E. 1994. Environmental
Chemistry Sixth Edition. London: Lewis
Publisher CRC Pres. Inc.
Polar, Heryanto. 1994. Pencemaran Dan
Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rinika
Cipta.
Sugiyarto, Kristian H. 2001. Kimia
Anorganik II. Yogyakarta: Jurusan
Pendidikan Kimia FMIPA UNY.
Surdia Tata, dan Saito
Shinroku.1985. Pengetahuan Bahan
Teknik. Jakarta: PT Dainippon Gitakarya
Printing
Svehla, G. 1990. Vogel Buku Teks Analisis
Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Edisi Kelima Bagian I. Jakarta:
PT Kalman Media Pusaka.

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basa
nurwiji
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
Ernalia Rosita
 
Kereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkaliKereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkali
Lolla Mustafa
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
ilmanafia13
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Abdul Ghofur
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Hariyatunnisa Ahmad
 
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurProses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
putrisagut
 
Bank soal kimia dasar i
Bank soal kimia dasar iBank soal kimia dasar i
Bank soal kimia dasar itriyanidesi
 
Diagram fasa
Diagram fasaDiagram fasa
Diagram fasa
SMK IT TEBUIRENG III
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNGLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
Laporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju ReaksiLaporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju Reaksi
Husna Latifatul Karimah Karimah
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
Laode Syawal Fapet
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Dokter Tekno
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organikwd_amaliah
 
Golongan alkali dan alkali tanah
Golongan alkali dan alkali tanahGolongan alkali dan alkali tanah
Golongan alkali dan alkali tanahOlivia Tifani
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gasRfebiola
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaErnalia Rosita
 
Kimia halogen 5
Kimia halogen 5Kimia halogen 5
Kimia halogen 5
Brawijaya University
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokswd_amaliah
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basa
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 
Kereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkaliKereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkali
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
 
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurProses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
 
Bank soal kimia dasar i
Bank soal kimia dasar iBank soal kimia dasar i
Bank soal kimia dasar i
 
Diagram fasa
Diagram fasaDiagram fasa
Diagram fasa
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNGLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
 
Laporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju ReaksiLaporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju Reaksi
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
 
Golongan alkali dan alkali tanah
Golongan alkali dan alkali tanahGolongan alkali dan alkali tanah
Golongan alkali dan alkali tanah
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
 
Kimia halogen 5
Kimia halogen 5Kimia halogen 5
Kimia halogen 5
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 

Viewers also liked

Klasifikasi paduan aluminium
Klasifikasi paduan aluminiumKlasifikasi paduan aluminium
Klasifikasi paduan aluminium
hengkiirawan2008
 
Pemanfaatan Batu apung sebagai Zeolit Sintesis
Pemanfaatan Batu apung sebagai Zeolit SintesisPemanfaatan Batu apung sebagai Zeolit Sintesis
Pemanfaatan Batu apung sebagai Zeolit Sintesis
Yuke Puspita
 
Jurnal Tentang Mesin
Jurnal Tentang MesinJurnal Tentang Mesin
Jurnal Tentang MesinAlen Pepa
 
Uji metalorgrafi
Uji metalorgrafiUji metalorgrafi
Uji metalorgrafi
andikaarmy
 
makalah-aluminium
makalah-aluminiummakalah-aluminium
makalah-aluminiumIntan Sari
 
Jurnal teknik mesin jefri suriansyah perbandingan uji eksperimental performan...
Jurnal teknik mesin jefri suriansyah perbandingan uji eksperimental performan...Jurnal teknik mesin jefri suriansyah perbandingan uji eksperimental performan...
Jurnal teknik mesin jefri suriansyah perbandingan uji eksperimental performan...Jefncyah Jefri Suriansyah
 
Jurnal evaluasi akselerasi pelaksanaan pembangunan proyek berdasarkan time s...
Jurnal evaluasi akselerasi pelaksanaan pembangunan proyek berdasarkan  time s...Jurnal evaluasi akselerasi pelaksanaan pembangunan proyek berdasarkan  time s...
Jurnal evaluasi akselerasi pelaksanaan pembangunan proyek berdasarkan time s...vichytekege
 
Bangun ruang sisi datar kelas VIII
Bangun ruang sisi datar kelas VIIIBangun ruang sisi datar kelas VIII
Bangun ruang sisi datar kelas VIII
Sahida Widaswari
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
Ridha Faturachmi
 
Makalah proses pembentukan
Makalah proses pembentukanMakalah proses pembentukan
Makalah proses pembentukan
12luthfi
 
Teknik industri
Teknik industriTeknik industri
Teknik industri
Fiirmansyah Fiirmansyah
 
contoh jurnal
contoh jurnalcontoh jurnal
contoh jurnal
diasnf
 
RPP SMK Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung Kelas XII
RPP SMK Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung Kelas XIIRPP SMK Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung Kelas XII
RPP SMK Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung Kelas XII
Diva Pendidikan
 
50 Fully Editable PowerPoint Templates
50 Fully Editable PowerPoint Templates50 Fully Editable PowerPoint Templates
50 Fully Editable PowerPoint Templates
LMI Academy
 

Viewers also liked (17)

Klasifikasi paduan aluminium
Klasifikasi paduan aluminiumKlasifikasi paduan aluminium
Klasifikasi paduan aluminium
 
Pemanfaatan Batu apung sebagai Zeolit Sintesis
Pemanfaatan Batu apung sebagai Zeolit SintesisPemanfaatan Batu apung sebagai Zeolit Sintesis
Pemanfaatan Batu apung sebagai Zeolit Sintesis
 
Aplikasi alumunium dan paduannya
Aplikasi alumunium dan paduannyaAplikasi alumunium dan paduannya
Aplikasi alumunium dan paduannya
 
Jurnal Tentang Mesin
Jurnal Tentang MesinJurnal Tentang Mesin
Jurnal Tentang Mesin
 
Uji metalorgrafi
Uji metalorgrafiUji metalorgrafi
Uji metalorgrafi
 
makalah-aluminium
makalah-aluminiummakalah-aluminium
makalah-aluminium
 
Jurnal teknik mesin jefri suriansyah perbandingan uji eksperimental performan...
Jurnal teknik mesin jefri suriansyah perbandingan uji eksperimental performan...Jurnal teknik mesin jefri suriansyah perbandingan uji eksperimental performan...
Jurnal teknik mesin jefri suriansyah perbandingan uji eksperimental performan...
 
Jurnal evaluasi akselerasi pelaksanaan pembangunan proyek berdasarkan time s...
Jurnal evaluasi akselerasi pelaksanaan pembangunan proyek berdasarkan  time s...Jurnal evaluasi akselerasi pelaksanaan pembangunan proyek berdasarkan  time s...
Jurnal evaluasi akselerasi pelaksanaan pembangunan proyek berdasarkan time s...
 
Fantastique (nedusi)
Fantastique (nedusi)Fantastique (nedusi)
Fantastique (nedusi)
 
Bangun ruang sisi datar kelas VIII
Bangun ruang sisi datar kelas VIIIBangun ruang sisi datar kelas VIII
Bangun ruang sisi datar kelas VIII
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Makalah proses pembentukan
Makalah proses pembentukanMakalah proses pembentukan
Makalah proses pembentukan
 
Teknik industri
Teknik industriTeknik industri
Teknik industri
 
contoh jurnal
contoh jurnalcontoh jurnal
contoh jurnal
 
RPP SMK Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung Kelas XII
RPP SMK Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung Kelas XIIRPP SMK Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung Kelas XII
RPP SMK Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung Kelas XII
 
Radioaktif ppt
Radioaktif pptRadioaktif ppt
Radioaktif ppt
 
50 Fully Editable PowerPoint Templates
50 Fully Editable PowerPoint Templates50 Fully Editable PowerPoint Templates
50 Fully Editable PowerPoint Templates
 

Similar to jurnal aluminium

Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminar
elangtimur27
 
Pemurnian aluminium
Pemurnian aluminium Pemurnian aluminium
Pemurnian aluminium
dandybunayya
 
Alumunium
Alumunium Alumunium
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMPROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
Linda Rosita
 
Mengenal aluminium & prosesnya
Mengenal aluminium & prosesnyaMengenal aluminium & prosesnya
Mengenal aluminium & prosesnyaDeden Darmono
 
Aluminium kelompok 7 fi tree a violet
Aluminium kelompok  7 fi tree a violetAluminium kelompok  7 fi tree a violet
Aluminium kelompok 7 fi tree a violet
Fi Tree A Violet
 
Dokumen.tips makalah uji-tarik-al-2024-t3
Dokumen.tips makalah uji-tarik-al-2024-t3Dokumen.tips makalah uji-tarik-al-2024-t3
Dokumen.tips makalah uji-tarik-al-2024-t3
Septiana Nugraha
 
Digital 124757 r040822-efisiensi perlakuan-literatur
Digital 124757 r040822-efisiensi perlakuan-literaturDigital 124757 r040822-efisiensi perlakuan-literatur
Digital 124757 r040822-efisiensi perlakuan-literatur
Andy Muson
 
aluminium dan fosfor
aluminium dan fosforaluminium dan fosfor
aluminium dan fosforIsmail Rahman
 
Makalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiMakalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besi
Warnet Raha
 
Kimia unsur by Dede Juliansyah @SMAN 63 Jakarta
Kimia unsur by Dede Juliansyah @SMAN 63 JakartaKimia unsur by Dede Juliansyah @SMAN 63 Jakarta
Kimia unsur by Dede Juliansyah @SMAN 63 Jakarta
Dede Julian
 
Aluminium dan fosfort
Aluminium dan fosfortAluminium dan fosfort
Aluminium dan fosfortIsmail Rahman
 
Alumunium
AlumuniumAlumunium
Makalah Logam murni dan logam paduan
Makalah Logam murni dan logam paduan Makalah Logam murni dan logam paduan
Makalah Logam murni dan logam paduan
Yulianis Zella
 
BAUKSIT-ppt.pptx
BAUKSIT-ppt.pptxBAUKSIT-ppt.pptx
BAUKSIT-ppt.pptx
RoySitumorang1
 
Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)
Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)
Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)
Mercu Buana University
 

Similar to jurnal aluminium (20)

Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Presentasi aluminium
Presentasi aluminiumPresentasi aluminium
Presentasi aluminium
 
Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminar
 
Pemurnian aluminium
Pemurnian aluminium Pemurnian aluminium
Pemurnian aluminium
 
Alumunium
Alumunium Alumunium
Alumunium
 
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMPROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
 
Mengenal aluminium & prosesnya
Mengenal aluminium & prosesnyaMengenal aluminium & prosesnya
Mengenal aluminium & prosesnya
 
Aluminium kelompok 7 fi tree a violet
Aluminium kelompok  7 fi tree a violetAluminium kelompok  7 fi tree a violet
Aluminium kelompok 7 fi tree a violet
 
Dokumen.tips makalah uji-tarik-al-2024-t3
Dokumen.tips makalah uji-tarik-al-2024-t3Dokumen.tips makalah uji-tarik-al-2024-t3
Dokumen.tips makalah uji-tarik-al-2024-t3
 
Digital 124757 r040822-efisiensi perlakuan-literatur
Digital 124757 r040822-efisiensi perlakuan-literaturDigital 124757 r040822-efisiensi perlakuan-literatur
Digital 124757 r040822-efisiensi perlakuan-literatur
 
aluminium dan fosfor
aluminium dan fosforaluminium dan fosfor
aluminium dan fosfor
 
Presentasi aluminum
Presentasi aluminumPresentasi aluminum
Presentasi aluminum
 
Makalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiMakalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besi
 
Makalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiMakalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besi
 
Kimia unsur by Dede Juliansyah @SMAN 63 Jakarta
Kimia unsur by Dede Juliansyah @SMAN 63 JakartaKimia unsur by Dede Juliansyah @SMAN 63 Jakarta
Kimia unsur by Dede Juliansyah @SMAN 63 Jakarta
 
Aluminium dan fosfort
Aluminium dan fosfortAluminium dan fosfort
Aluminium dan fosfort
 
Alumunium
AlumuniumAlumunium
Alumunium
 
Makalah Logam murni dan logam paduan
Makalah Logam murni dan logam paduan Makalah Logam murni dan logam paduan
Makalah Logam murni dan logam paduan
 
BAUKSIT-ppt.pptx
BAUKSIT-ppt.pptxBAUKSIT-ppt.pptx
BAUKSIT-ppt.pptx
 
Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)
Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)
Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)
 

Recently uploaded

VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 

Recently uploaded (20)

VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 

jurnal aluminium

  • 1. ALUMINIUM Emira Eldina Ihsan#1, Gusdikal Candra#1, Nandi Firdaus#1, Setri Delvita Sari#1, Ananda Putra#2 Jurusan Kimia, Universitas Negeri Padang, Indonesia #1Mahasiswa Kimia, #2Dosen Kimia Emiraeldinaihsan29@gmail.com gusdikal.candra01@gmail.com nandifirdaus@gmail.com Setridelvita@gmail.com Abstract : Aluminium is a metal that is most abundant in the earth's crust, and the third most element after oxygen and silicon. Aluminium contained in the earth's crust of approximately 8.07% to 8.23% of the entire solid mass of the Earth's crust. Aluminium is a highly reactive element so easily oxidized, because it was not found aluminiun in nature in its elemental form, but rather oxide compounds. Aluminum is made using Bayer-Hall Heroult process and recycling. One of the properties of aluminum is corrosion resistant as well as a conductor of heat and electricity. Aluminium classified into pure aluminum and alloys. keywords: pure alumium, aluminum alloy, Bayer-Hall Heroult process, recycling, Strength tensile, hardness, Ductility. I. PENDAHULUAN Aluminium adalah logam ringan yang cukup penting peranannya dalam kehidupan manusia. Di dalam dunia usaha logam, ada dua logam ringan yang digunakan secara tersendiri: aluminium dan magnesium. Aluminium adalah logam yang paling banyak digunakan setelah baja, logam ini ditemukan pada tahun 1827 oleh seorang kimiawan Jerman Friedrich Wohler. Aluminium merupakan unsur yang sangat reaktif sehingga mudah teroksidasi, karena sifatnya itu di alam tidak ditemukan aluminiun dalam bentuk unsur, melainkan senyawa oksida. Umumnya dalam bentuk oksida alimunat atau silikat. Penelitian mengenai pemisahan aluminium dimulai pada tahun 1808. H. Davy adalah orang pertama yang menamakan aluminium, dan menggunakan elektrolisis untuk memproduksi potassium, sodium, stronsium, calcium, barium, magnesium, boron namun tidak berhasil untuk memisahkan aluminium. Pada tahun 1854, Henari Saint Clavil Deauville memproduksi aluminium dari natrium aluminium klorida dengan pemanasan menggunakan logam natrium sebagai katalisator. Proses ini telah berlangsung kurang lebih 35 tahun dan mengalami peningkatan produksi hingga sepuluh ton per tahun. Proses produksi aluminium yang digunakan saat ini ditemukan secara bersamaan oleh Charles Hall di USA dan Paul Heroult di Prancis pada tahun 1886. Prosesnya adalah elektrolisa alumina (Al2O3) di dalam lelehan Kriolit (Na3AlF6) pada temperatur 980oC, sehingga menghasilkan aluminium cair. Pada tahun 1888 Hall mendirikan sebuah perusahaan untuk memproduksi aluminium. Perusahaan yang kemudian dikenal sebagai Perusahaan Aluminium Amerika atau Alcoa. Kapasitas produksi meningkat menjadi 300 ton pada tahun 1981. Pada tahun 1983 kapasitas produksi aluminium dengan metode Hall-Heroult ini meningkat dan berkembang pesat.
  • 2. Industri peleburan aluminium di Indonesia dimulai tahun 1976. PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), memiliki saham antara pemerintah Indonesia dengan Jepang. Pabrik ini mampu menghasilkan rata-rata 225.000 ton aluminium per tahun. Perkembangan industri kimia di Indonesia mulai berkembang terbukti dengan banyaknya industri kimia yang berdiri serta dibukanya kesempatan untuk penanaman modal asing, baik itu industri kimia yang merupakan industri hulu, yaitu memproduksi produk yang merupakan bahan baku bagi industri lain atau industri hilir, yaitu pemakai produk dari industri hulu. Hal ini menyebabkan kebutuhan bahan baku, bahan pembantu maupun tenaga kerja semakin meningkat. Salah satu dari industri hilir yang perlu didirikan di Indonesia adalah pabrik Aluminium Flourida (AlF3) yang produknya digunakan sebagai bahan pembantu peleburan aluminium. Selama 50 tahun terakhir aluminium telah menjadi logam yang luas penggunaannya setelah baja. Perkembangan ini di dasarkan pada sifat- sifatnya yang ringan ,tahan korosi,mudah di produksi dan cukup ekonomis dan yang paling terkenal adalah penggunaan aluminium sebagai bahan pembuatan pesawat terbang. Aluminium juga tahan terhadap korosi karena fenomena pasivasi yaitu pembentukan lapisan pelindung akibat reaksi logam terhadap udara sehingga lapisan tersebut melindungi lapisan dalam logam dari korosi. Akan tetapi aluminium mempunyai sifat yang kurang baik pada kekuatan sehingga tidak cocok untuk bagian mesin yang menanggung beban berat karena aluminium mempunyai berat satu pertiga baja . Untuk memperbaiki sifat mekanik tersebut dapat dilakukan perpaduan . Perpaduan aluminium memperbaiki sifat dan meningkatkan kekuatan mekaniknya karena aluminiun paduan memiliki kekuatan tensil berkisar 200-600 Mpa sedangkan aluminium murni berkisar 90 Mpa. Oleh karena itu,dalam jurnal ini akan dibahas tentang sifat aluminium, cara pembuatan aluminium, paduan aluminium dan aplikasi dalam pemanfaatan aluminium . II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aluminium Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan yang lunak.Aluminium ditemukan oleh Sir Humprey Davy dalam tahun 1809 sebagai suatu unsur, dan pertama kali direduksi sebagai logam oleh H. C. Oersted, tahun 1825. Secara industri Paul Heroult di perancis dan C. M. Hall di amerika serikat secara terpsah telah memperoleh logam aluminum dari alumina dengan cara elektrolisa dari garamnya yang terfusi. Sampai sekarang proses Heroult Hall masih dipakai untuk memproduksi aluminium. Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi, dan unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapat di kerak bumi sebanyak kira- kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat dari kerak bumi, dengan produksi tahunan dunia sekitar 30 juta ton pertahun dalam bentuk bauksit dan bebatuan lain (corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan lain-lain). Sulit menemukan aluminium murni di alam karena aluminium merupakan logam yang cukup reaktif.
  • 3. Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat ditempa dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu, tergantung kekasaran permukaannya. Aluminium murni 100% tidak memiliki kandungan unsur apapun selain aluminium itu sendiri, namun aluminium murni yang dijual di pasaran tidak pernah mengandung 100% aluminium, melainkan selalu ada pengotor yang terkandung di dalamnya. Pengotor yang mungkin berada di dalam aluminium murni biasanya adalah gelembung gas di dalam yang masuk akibat proses peleburan dan pendinginan/pengecoran yang tidak sempurna, material cetakan akibat kualitas cetakan yang tidak baik, atau pengotor lainnya akibat kualitas bahan baku yang tidak baik (misalnya pada proses daur ulang aluminium). Umumnya, aluminium murni yang dijual di pasaran adalah aluminium murni 99%, misalnya aluminium foil. 2.2 SumberAluminium Aluminium merupakan logam yang paling banyak ditemukan di kerak bumi (8.3%),dan terbanyak ketiga setelah oksigen (45,5%) dan silicon (25,7%).Aluminium sangat reaktif khususnya dengan oksigen, sehingga unsure aluminium tidak pernah dijumpai dalamkeadaan bebas di alam, melainkan sebagai senyawa yang merupakan penyusun utama dari bahan tambang bijih bauksit yang berupa campuran oksida dan hidroksida aluminium. Aluminium juga ditemukan di granit dan mineral- mineral lainnya. Aluminium ada di alam dalam bentuk silikat maupun oksida, yaitu antara lain:  sebagai silikat contohnya feldspar, tanah liat, mika  sebagai oksida anhidrat contohnya kurondum (untuk amril)  sebagai hidrat contohnya bauksit  sebagai florida contohnya kriolit. 2.3 Sifat-SifatAluminium Sifat-sifat penting yang dimiliki aluminium sehingga banyak digunakan sebagai material teknikadalah sebagai berikut: a. Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1 gr/ cm³) b. Tahan korosi Sifat bahan korosi dari aluminium diperoleh karena terbentuknya lapisan aluminium oksida (Al2O3) pada permukaan aluminium (fenomena pasivasi). Pasivasi adalah pembentukan lapisan pelindung akibat reaksi logam terhadap komponen udara sehingga lapisan tersebut melindungi lapisan dalam logam dari korosi. Lapisan ini membuat Al tahan korosi tetapi sekaligus sukar dilas, karena perbedaan melting point (titik lebur). c. Penghantar listrik dan panas yang baik Aluminium juga merupakan konduktor panas dan elektrik yang baik. Jika dibandingkan dengan massanya, aluminium memiliki keunggulan dibandingkan dengan
  • 4. tembaga, yang saat ini merupakan logam konduktor panas dan listrik yang cukup baik, namun cukup berat. d. Mudah di fabrikasi/ditempa Sifat lain yang menguntungkan dari aluminium adalah sangat mudah difabrikasi, dapat dituang (dicor) dengan cara penuangan apapun. Dapat deforming dengan cara: rolling, drawing, forging, extrusi dll. Menjadi bentuk yang rumit sekalipun. e. Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa ditingkatkan. Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi dengan pemaduan dan heat treatment dapat ditingkatkan kekuatan dan kekerasannya. f. Kekuatan mekanik meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, dan Ni. g. Sifat elastisnya yang sangat rendah, hampir tidak dapat diperbaiki baik dengan pemaduan maupun denganheat treatment. Selain sifat yang diatas,aluminium juga memiliki sifat fisika, mekanik dan kimia a. Sifat Fisika Aluminium Sifat-sifat Kemurnian Al 99,996 % >99,0 % Massa jenis (20 oC) 2,6989 2,71 Titik cair 660,2 653- 657 Panas jenis 0,2226 0,2297 (cal/g.oC)(100 oC) Hantaran listrik (%) 64,94 59 (dianil ) Koefisien pemuaian (20- 100oC) 23,86 x 10-6 23,5 x 10-6 Sifat-sifat Kemurnian Al (%) 99,996 >99,0 Dianil 75% dirol dingin Dianil H18 Kekuatan tarik (kg/mm2) 4,9 11,6 9,3 16,9 Kekuatan mulur (0,2%)(kg/ mm2) 1,3 11,0 3,5 14,8 Perpanjanga n (%) 48,8 5,5 35 5 Kekerasan Brinell 17 27 23 44 b. Sifat Mekanik Aluminium Sifat mekanik bahan aluminium murni dan aluminium paduan dipengaruhi oleh konsentrasi bahan dan perlakuan yang diberikan terhadap bahan tersebut. Aluminium terkenal sebagai bahan yang tahan terhadap korosi. Hal ini disebabkan oleh fenomena pasivasi, yaitu proses pembentukan lapisan aluminium oksida di permukaan logam aluminium segera setelah logam terpapar oleh udara bebas. Lapisan aluminium oksida ini mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh. Namun, pasivasi dapat terjadi lebih lambat jika dipadukan dengan logam yang bersifat lebih katodik,
  • 5. karena dapat mencegah oksidasi aluminium. a) Kekuatan tensil Kekuatan tensil adalah besar tegangan yang didapatkan ketika dilakukan pengujian tensil. Kekuatan tensil ditunjukkan oleh nilai tertinggi dari tegangan pada kurva tegangan-regangan hasil pengujian, dan biasanya terjadi ketika terjadinya necking. Kekuatan tensil bukanlah ukuran kekuatan yang sebenarnya dapat terjadi di lapangan, namun dapat dijadikan sebagai suatu acuan terhadap kekuatan bahan. Kekuatan tensil pada aluminium murni pada berbagai perlakuan umumnya sangat rendah, yaitu sekitar 90 MPa, sehingga untuk penggunaan yang memerlukan kekuatan tensil yang tinggi, aluminium perlu dipadukan. Dengan dipadukan dengan logam lain, ditambah dengan berbagai perlakuan termal, aluminium paduan akan memiliki kekuatan tensil hingga 580 MPa (paduan 7075). b) Kekerasan Kekerasan gabungan dari berbagai sifat yang terdapat dalam suatu bahan yang mencegah terjadinya suatu deformasi terhadap bahan tersebut ketika diaplikasikan suatu gaya. Kekerasan suatu bahan dipengaruhi oleh elastisitas, plastisitas, viskoelastisitas, kekuatan tensil, ductility, dan sebagainya. Kekerasan dapat diuji dan diukur dengan berbagai metode. Yang paling umum adalah metode Brinnel, Vickers, Mohs, dan Rockwell. Kekerasan bahan aluminium murni sangatlah kecil, yaitu sekitar 65 skala Brinnel, sehingga dengan sedikit gaya saja dapat mengubah bentuk logam. Untuk kebutuhan aplikasi yang membutuhkan kekerasan, aluminium perlu dipadukan dengan logam lain dan/atau diberi perlakuan termal atau fisik. Aluminium dengan 4,4% Cu dan diperlakukan quenching, lalu disimpan pada temperatur tinggi dapat memiliki tingkat kekerasan Brinnel sebesar 135. c) Ductility Ductility didefinisikan sebagai sifat mekanis dari suatu bahan untuk menerangkan seberapa jauh bahan dapat diubah bentuknya secara plastis tanpa terjadinya retakan. Dalam suatu pengujian tensil,ductility ditunjukkan dengan bentuk neckingnya; material dengan ductility yang tinggi akan mengalaminecking yang sangat sempit, sedangkan bahan yang memiliki ductility rendah, hampir tidak mengalaminecking. Sedangkan dalam hasil pengujian tensil, ductility diukur dengan skala yang disebut elongasi. Elongasi adalah seberapa besar pertambahan panjang suatu
  • 6. bahan ketika dilakukan uji kekuatan tensil. Elongasi ditulis dalam persentase pertambahan panjang per panjang awal bahan yang diujikan. Aluminium murni memiliki ductility yang tinggi. Aluminium paduan memiliki ductility yang bervariasi, tergantung konsentrasi paduannya, namun pada umumnya memiliki ductility yang lebih rendah dari pada aluminium murni, karena ductility berbanding terbalik dengan kekuatan tensil, serta hampir semua aluminum paduan memiliki kekuatan tensil yang lebih tinggi dari pada aluminium murni. c. Sifat Kimia Aluminium a) Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium oksida. Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium oksida pada logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi. b) Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk, sebaliknya lapisan oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung menghambat reaksi. Jika kita taburkan serbuk alumunium ke dalam nyala bunsen, maka akan kita dapatkan percikan. Alumunium oksida yang berwana putih akan terbentuk. c) Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan. d) Aluminium disimbolkan dengan Al, dengan nomor atom 13 dalam tabel periodik unsur. Bauksit, bahan baku aluminium memiliki kandungan aluminium dalam jumlah yang bervariasi, namun pada umumnya di atas 40% dalam berat. Senyawa aluminium yang terdapat di bauksit diantaranya Al2O3,Al(OH)3, γ- AlO(OH), dan α-AlO(OH). e) Isotop aluminium yang terdapat di alam adalah isotop 27Al, dengan persentase sebesar 99,9%. Isotop 26Al juga terdapat di alam meski dalam jumlah yang sangat kecil. Isotop 26Al merupakan radioaktif dengan waktu paruh sebesar 720000 tahun. Isotop aluminium yang sudah ditemui saat ini adalah aluminium dengan berat atom relatif antara 23 hingga 30, dengan isotop 27Al merupakan isotop yang paling stabil. f) Difusi atom di tentukan oleh macam atom, tetapi pada umumnya sangat lambat pada
  • 7. temperature biasa dengan pencelupan dingin kekosongan atom tetap ada, jadi dengan berjalannya waktu struktur atom bisa berubah, yang menghasilkan perubahan sifat- sifatnya. Perubahan sifat-sifat dengan berjalannya waktu pada umumnya di namakan penuaan. Apabila proses itu berjalan pada temperature kamar di namakan penuaan ilmiah, sedangkan apabila proses itu terjadi pada temperatur lebih tinggi dinamakan penuaan buatan. 2.4 Proses Pembuatan Aluminium Aluminium adalah logam yang sangat reaktif yang membentuk ikatan kimia berenergi tinggi dengan oksigen. Dibandingkan dengan logam lain, proses ekstraksi aluminium dari batuannya memerlukan energi yang tinggi untuk mereduksi Al2O3. Proses reduksi ini tidak semudah mereduksi besi dengan menggunakan batu bara, karena aluminium merupakan reduktor yang lebih kuat dari karbon. a) Proses Bayer-Hall Heroult Proses produksi aluminium dimulai dari pengambilan bahan tambang yang mengandung aluminium (bauksit, corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan sebagainya). Selanjutnya, bahan tambang dibawa menuju proses Bayer. Proses Bayer menghasilkan alumina (Al2O3) dengan membasuh bahan tambang yang mengandung aluminium dengan larutan natrium hidroksida pada temperatur 175 oC sehingga menghasilkan aluminium hidroksida, Al(OH)3. Aluminium hidroksida lalu dipanaskan pada suhu sedikit di atas 1000 oC sehingga terbentuk alumina dan H2O yang menjadi uap air.Setelah Alumina dihasilkan, alumina dibawa ke proses Hall-Heroult. Proses Hall-Heroult dimulai dengan melarutkan alumina dengan leelehan Na3AlF6, atau yang biasa disebut cryolite. Larutan lalu dielektrolisis dan akan mengakibatkan aluminium cair menempel pada anoda, sementara oksigen dari alumina akan teroksidasi bersama anoda yang terbuat dari karbon, membentuk karbon dioksida. Aluminium cair memiliki massa jenis yang lebih ringan dari pada larutan alumina, sehingga pemisahan dapat dilakukan dengan mudah. Elektrolisis aluminium dalam proses Hall-Heroult menghabiskan energi yang cukup banyak. Rata- rata konsumsi energi listrik dunia dalam mengelektrolisis alumina adalah 15 kWh per kilogram aluminium yang dihasilkan. Energi listrik menghabiskan sekitar 20-40% biaya produksi aluminium di seluruh dunia. b) Daur ulang Aluminium Salah satu keuntungan aluminium lainnya adalah mampu didaur ulang tanpa mengalami sedikitpun kehilangan kualitas. Proses daur ulang tidak mengubah struktur aluminium, daur ulang terhadap aluminium dapat dilakukan berkali-kali.
  • 8. Mendaur ulang aluminium hanya mengkonsumsi energi sebesar 5% dari yang digunakan dalam memproduksi aluminium dari bahan tambang (economist.com). Di Eropa, terutama negara Skandinavia, 95% aluminium yang beredar merupakan bahan hasil daur ulang. Proses daur ulang aluminium berawal dari kegiatan meleburkan dengan pemanasan suhu tinggi beberapa sampah aluminium. Hal ini akan menghasilkan endapan. Endapan ini dapat diekstraksi ulang untuk mendapatkan aluminium, dan limbah yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan campuran aspal dan beton karena merupakan limbah yang berbahaya bagi alam. Sebagai produk utama dihasilkan alumunium yang meleleh kemudian dicetak kembali untuk dikomersialkan 2.5 Klasifikasi Alumunium dan Penggolongan Paduannya a) Aluminium Murni Aluminium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan dicetak dalam keadaan biasa, hanya memiliki kekuatan tensil sebesar 90 MPa, terlalu lunak untuk penggunaan yang luas sehingga seringkali aluminium dipadukan dengan logam lain. b) Aluminium Paduan Elemen paduan yang umum digunakan pada aluminium adalah silikon, magnesium, tembaga, seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970.Secara umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu akan meningkatkan kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika melebihi konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik disertai meningkatnya kerapuhan akibat terbentuknya senyawa, kristal, atau granula dalam logam. Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya bergantung pada konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses perlakuannya hingga aluminium siap digunakan, apakah dengan penempaan, perlakuan panas, penyimpanan, dan sebagainya. c) Paduan Aluminium-Siliko Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan memberikan kekerasan dan kekuatan tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525 MPa pada aluminium paduan yang dihasilkan pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih tinggi dari 15%, tingkat kerapuhan logam akan meningkat secara drastis akibat terbentuknya kristal granula silika. d) Paduan Aluminium-Magnesium Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam paduan yang cukup drastis, dari 660 oC hingga 450 oC. Namun, hal ini tidak menjadikan aluminium paduan dapat ditempa menggunakan panas dengan mudah karena korosi akan terjadi pada suhu di atas 60 oC. Keberadaan magnesium juga
  • 9. menjadikan logam paduan dapat bekerja dengan baik pada temperatur yang sangat rendah, di mana kebanyakan logam akan mengalami failure pada temperatur tersebut. e) Paduan Aluminium-Tembaga Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan kuat, namun rapuh. Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan tidak boleh memiliki konsentrasi tembaga di atas 5,6% karena akan membentuk senyawa CuAl2 dalam logam yang menjadikan logam rapuh. f) Paduan Aluminium-Mangan Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat dapat dilakukan pengerasan tegangan dengan mudah (work- hardening) sehingga didapatkan logam paduan dengan kekuatan tensil yang tinggi namun tidak terlalu rapuh.Selain itu, penambahan mangan akan meningkatkan titik lebur paduan aluminium. g) Paduan Aluminium-Seng Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang paling terkenal karena merupakan bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang. Paduan ini memiliki kekuatan tertinggi dibandingkan paduan lainnya, aluminium dengan 5,5% seng dapat memiliki kekuatan tensil sebesar 580 MPa dengan elongasi sebesar 11% dalam setiap 50 mm bahan. Bandingkan dengan aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi sebesar 6% setiap 50 mm bahan h) Paduan Aluminium-Lithium Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami pengurangan massa jenis dan peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi sebesar 4% lithium, setiap penambahan 1% lithium akan mengurangi massa jenis paduan sebanyak 3% dan peningkatan modulus elastisitas sebesar 5%. Namun aluminium- lithium tidak lagi diproduksi akibat tingkat reaktivitas lithium yang tinggi yang dapat meningkatkan biaya keselamatan kerja. i) Paduan Aluminium-Skandium Penambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian yang terjadi pada paduan, baik ketika pengelasan maupun ketika paduan berada di lingkungan yang panas. Paduan ini semakin jarang diproduksi, karena terdapat paduan lain yang lebih murah dan lebih mudah diproduksi dengan karakteristik yang sama, yaitu paduan titanium. Paduan Al-Sc pernah digunakan sebagai bahan pembuat pesawat tempur Rusia, MIG, dengan konsentrasi Sc antara 0,1-0,5% (Zaki, 2003, dan Schwarz, 2004). j) Paduan Aluminium-Besi Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai suatu "kecelakaan". Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran dengan menggunakan cetakan besi yang
  • 10. tidak dilapisi batuan kapur atau keramik. Efek kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya kekuatan tensil secara signifikan, namun diikuti dengan penambahan kekerasan dalam jumlah yang sangat kecil. Dalam paduan 10% silikon, keberadaan Fe sebesar 2,08% mengurangi kekuatan tensil dari 217 hingga 78 MPa, dan menambah skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini terjadi akibat terbentuknya kristal Fe-Al-X, dengan X adalah paduan utama aluminium selain Fe. k) Paduan Alnico Alnico merupakan paduan yang tersusun dari aluminium (Al), nikel (Ni), dan kobalt (Co), dengan penambahan besi, tembaga dan kadang titanium. Alnico mengandung 8-12% Al, 15-26% Ni, 5-24% Co, lebih dari 6% Cu, lebih dari 1% Ti dan sisanya adalah Fe. Kegunaan utama dari paduan alnico adalah sebagai magnet. l) Paduan Duralumin Duralumin (juga disebut duraluminum, duraluminium, atau dural) adalah nama dagang dari salah satu tipe dari paduan aluminium. Paduan utamanya terdiri dari tembaga, mangan, dan magnesium. Paduan yang paling umum digunakan adalah tipe AA2024, yang mengandung 4,4% tembaga, 1,5% magnesium, 0,6% mangan dan 93,5% aluminium. Besar yield strength adalah 450 MPa, dengan variasi yang bergantung pada komposisi dan temper. m) Paduan Silumin Silumin adalah paduan aluminium yang mengandung silicon sekitar 4% dan 22%. Silumin memiliki ketahanan korosi yang tinggi, sehingga silumin sangat bermanfaat dalam peralatan basah. Penambahan silicon pada aluminium juga membuat silumin lebih cair. Silumin sangat baik kecairannya, mempunyai permukaan yang bagus, tanpa kegetasan panas, sangat baik untuk paduan coran, dan koefisien pemuaian yang kecil. Koefisien pemuaian termal silumin sangat rendah oleh karena itu paduannya pun mempunyai koefisien yang rendah apabila ditambah Si lebih banyak. 2.6 Aplikasi atau Kegunaan Alumunium Aluminium adalah logam non-besi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Produksi global dunia pada tahun 2005 mencapai 31,9 juta ton, melebihi produksi semua logam non-besi lainnya (Hetherington et al, 2007). Ada beberapa kegunaan umum dari alumunium yaitu sebagai berikut : a) Aluminium memiliki rasio kekuatan terhadap massa yang paling tinggi, sehingga banyak digunakan sebagai bahan pembuat pesawat dan roket. Aluminium juga dapat menjadi reflektor yang baik; lapisan aluminium murni dapat memantulkan 92% cahaya. b) Aluminium murni, saat ini jarang digunakan karena terlalu lunak. Penggunaan aluminium murni yang
  • 11. paling luas adalah aluminium foil (92-99% aluminium). c) Paduan aluminium-magnesium umumnya digunakan sebagai bahan pembuat badan kapal. Paduan lainnya akan mudah mengalami korosi ketika berhadapan dengan larutan alkali seperti air laut. d) Paduan aluminium-tembaga- lithium digunakan sebagai bahan pembuat tangki bahan bakar pada pesawat ulang-alik milik NASA. e) Uang logam juga terbuat dari aluminium yang diperkeras. Hingga saat ini, sulit dicari apa bahan paduan uang pembuat uang logam berwarna putih keperakan ini, kemungkinan dirahasiakan untuk mencegah pemalsuan uang logam. f) Velg mobil juga menggunakan bahan aluminium yang dipadu dengan magnesium, silicon, atau keduanya, dan dibuat dengan cara ekstrusi atau dicor. g) Beberapa jenis roda gigi menggunakan paduan Al-Cu. Penggunaan paduan Cu untuk mendapatkan tingkat kekerasan yang cukup dan memperpanjang usia benda akibat fatigue. h) Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela. i) Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk. j) Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang kerajinan. k) Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III) oksida, digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api. l) Pembuatan Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O). Tawas digunakan untuk menjernihkan air pada pengolahan air minum. m) Pembuatan Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3.18H2O) digunakan untuk industri kertas dan karton, pewarna pada industri tekstil, dan pemadam kebakaran jenis busa. (bila dicampur dengan NaHCO3 dan zat pengemulsi). 2.7 Dampak dan Penanggulangan Bahaya alumunium bagi manusia Dampak yang ditimbulkan akibat terpapar serbuk alumunium yaitu sebagai berikut : a) Kerusakan pada sistem saraf pusat b) Kerusakan Paru-paru c) Demensia (Menurunnya kekuatan intelektual otak) d) Kehilangan memori ingatan e) Kelesuan f) Gemetar berat Penanggulangan yang bisa dilakukan terhadap bahaya diatas yaitu : a) Terapi farmakologis seperti menggunakan obat asetilkolinesterase inhibitor, vitamin, dan antioksidan b) Sesegera Minum air sebanyak mungkin ketika bahan yang mengandung alumunium tertelan c) Menggunakan obat hirup (Ventolin Inhaler) d) Meminum obat levodopa, bromokriptin, pergolid, selegilin, atau antikolinergik 2.8 Dampak dan Penanggulangan Bahaya Alumunium Bagi Lingkungan
  • 12. Dampak lingkungan yang terjadi akibat tercemar oleh alumunium diantaranya : a) Pencemaran kehidupan air Ion alumunium bereaksi dengan protein dalam insang ikan dan embrio katak yang mengakibatkan kematian. Hewan seperti burung atau bahkan manusia yang memakan ikan tersebut juga akan otomatis terkontaminasi. b) Pencemaran udara Debu alumunium mudah terhisap oleh burung, serangga, atau manusia yang mengakibatkan berat badan turun drastis, penurunan aktivitas hingga terjadi kematian. c) Pencemaran tanah Alumunium terakumulasi dalam air tanah yang akan merusak akar tanaman dan mencemari bagian dalam tanaman sehingga bila ada hewan atau manusia yang memakan tanaman tersebut maka akan terpapar secara tidak langsung. Selain itu alumunium juga dapat mengurangi kadar posfat karena ion alumunium bereaksi dengan ion fosfat, sehingga organisme-organisme tanah akan kekurangan fosfatsebagai protein yang akan menyebabkan kemtaian organisme tersebut. Penanggulangan lingkungan yang dapat dilakukan diantaranya sebagai berikut : a) Bioremoval atau penambahan biomassa/mikroorganisme yang dapat mengurangi kandungan logam dalam air b) Penyaringan air menggunakan filter mangan zeolit dan filter karbon aktif yang dilengkapi dengan filter cartridge dan sterilisator Ultra Violet untuk menangkap segala bentuk ion logam berbahaya dalam air c) Perebusan tanaman dengan NaCl dan asam asetat konsentrasi rendah yang akan menetralisir kandungan logam dalam tanaman. III. KESIMPULAN Aluminium merupakan logam yang paling banyak ditemukan di kerak bumi (8.1%), tetapi tidak pernah ditemukan secara bebas di alam. Selain pada mineral yang telah disebut di atas, ia juga ditemukan di granit dan mineral-mineral lainnya. Aluminium ada di alam dalam bentuk silikat maupun oksida, yaitu antara lain:  sebagai silikat misal feldspar, tanah liat, mika  sebagai oksida anhidrat misal kurondum (untuk amril)  sebagai hidrat misal bauksit  sebagai florida misal kriolit. Aluminium adalah logam yang sangat reaktif yang membentuk ikatan kimia berenergi tinggi dengan oksigen. Dibandingkan dengan logam lain, proses ekstraksi aluminium dari batuannya memerlukan energi yang tinggi untuk mereduksi Al2O3. Proses reduksi ini tidak semudah mereduksi besi dengan menggunakan batu bara, karena aluminium merupakan reduktor yang lebih kuat dari karbon. Dalam proses pembuatan aluminium ada dua cara yaitu:  Proses Bayer-Hall Heroult  Proses daur ulang alumnium
  • 13. Logam aluminium dan paduannya antara lain:  Paduan Aluminium-Silikon  Paduan Aluminium-Magnesium  Paduan Aluminium-Tembaga  Paduan Aluminium-Mangan  Paduan Aluminium-Seng  Paduan Aluminium-Lithium  Paduan Aluminium-Skandium  Paduan Aluminium-Besi  Paduan Alnico  Paduan Silumin  Paduan Duralumin IV. UCAPAN TERIMAKSIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ananda Putra,M.Si., Ph.D sebagai dosen pembimbing mata kuliah kimia material yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan jurnal tentang aluminium ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya jurnal ini. Semoga jurnal ini bisa bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Daftar Pustaka Arsyad, M. Natsir. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Christoph Schmitz, Josef Domagala, Petra Haag.2006. Handbook of aluminium recycling: fundamentals, mechanical preparation, metallurgical processing, plant design. Vulkan-Verlag GmbH. Dieter G. E.1988. Mechanical Metallurgy. McGraw-Hill. Emsley, John.2001. Nature's Building Blocks: An A-Z Guide to the Elements. Oxford, UK: Oxford University Press Gabriel, J. F. 2001. Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates. Greenwood, Norman N.; Earnshaw, A.1997. Chemistry of the Elements (2nd ed.), Oxford: Butterworth- Heinemann.Polmear, I. J. 1995. Light Alloys: Metallurgy of the Light Metals. Arnold. Lee, J. D. 1991. Inorganic Chemistry Fourth Edition. Singapore: Fong & Sons Printers Pte. Ltd. Manahan, Stanley E. 1994. Environmental Chemistry Sixth Edition. London: Lewis Publisher CRC Pres. Inc. Polar, Heryanto. 1994. Pencemaran Dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rinika Cipta. Sugiyarto, Kristian H. 2001. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY. Surdia Tata, dan Saito Shinroku.1985. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: PT Dainippon Gitakarya Printing Svehla, G. 1990. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima Bagian I. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.