Laporan Resmi dari Praktikum IPA 1 bertopik Nabitor (Natural Acid Base Indicator)
Laporan ini laporan lengkap mulai dari judul hingga daftar pustaka
semoga laporan ini bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
Memahami ikatan kimia merupakan salah satu hal dasar yang harus dikuasai dalam memahami ilmu logam, ilmu kimia dan juga ilmu metalurgi. Terdapat tiga jenis ikatan yang umum untuk diketahui yakni ikatan ionik, ikatan kovalen dan ikatan logam. Ketiga perbedaan tersebut dijelaskan secara ringkas dalam slide berikut ini.
Halogen berasal dari kata halos=garam , genes= pembentuk. Halogen juga merupakan golongan dengan keelektronegatifan tertinggi, Karenanya halogen ditemukan di alam hanya dalam bentuk kombinasi ( senyawa ) dengan unsur lain atau berada dalam keadaan diatomik (misalnya F2, Cl2, Br2, I2 ). Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Laporan Resmi dari Praktikum IPA 1 bertopik Nabitor (Natural Acid Base Indicator)
Laporan ini laporan lengkap mulai dari judul hingga daftar pustaka
semoga laporan ini bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
Memahami ikatan kimia merupakan salah satu hal dasar yang harus dikuasai dalam memahami ilmu logam, ilmu kimia dan juga ilmu metalurgi. Terdapat tiga jenis ikatan yang umum untuk diketahui yakni ikatan ionik, ikatan kovalen dan ikatan logam. Ketiga perbedaan tersebut dijelaskan secara ringkas dalam slide berikut ini.
Halogen berasal dari kata halos=garam , genes= pembentuk. Halogen juga merupakan golongan dengan keelektronegatifan tertinggi, Karenanya halogen ditemukan di alam hanya dalam bentuk kombinasi ( senyawa ) dengan unsur lain atau berada dalam keadaan diatomik (misalnya F2, Cl2, Br2, I2 ). Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. ALUMINIUM
Emira Eldina Ihsan#1, Gusdikal Candra#1, Nandi Firdaus#1, Setri Delvita Sari#1, Ananda
Putra#2
Jurusan Kimia, Universitas Negeri Padang, Indonesia
#1Mahasiswa Kimia, #2Dosen Kimia
Emiraeldinaihsan29@gmail.com gusdikal.candra01@gmail.com nandifirdaus@gmail.com
Setridelvita@gmail.com
Abstract : Aluminium is a metal that is most abundant in the earth's crust, and the third most
element after oxygen and silicon. Aluminium contained in the earth's crust of approximately
8.07% to 8.23% of the entire solid mass of the Earth's crust. Aluminium is a highly reactive
element so easily oxidized, because it was not found aluminiun in nature in its elemental
form, but rather oxide compounds. Aluminum is made using Bayer-Hall Heroult process and
recycling. One of the properties of aluminum is corrosion resistant as well as a conductor of
heat and electricity. Aluminium classified into pure aluminum and alloys.
keywords: pure alumium, aluminum alloy, Bayer-Hall Heroult process, recycling, Strength
tensile, hardness, Ductility.
I. PENDAHULUAN
Aluminium adalah logam ringan
yang cukup penting peranannya dalam
kehidupan manusia. Di dalam dunia usaha
logam, ada dua logam ringan yang
digunakan secara tersendiri: aluminium
dan magnesium. Aluminium adalah logam
yang paling banyak digunakan setelah
baja, logam ini ditemukan pada tahun 1827
oleh seorang kimiawan Jerman Friedrich
Wohler. Aluminium merupakan unsur
yang sangat reaktif sehingga mudah
teroksidasi, karena sifatnya itu di alam
tidak ditemukan aluminiun dalam bentuk
unsur, melainkan senyawa oksida.
Umumnya dalam bentuk oksida alimunat
atau silikat. Penelitian mengenai
pemisahan aluminium dimulai pada tahun
1808. H. Davy adalah orang pertama yang
menamakan aluminium, dan menggunakan
elektrolisis untuk memproduksi potassium,
sodium, stronsium, calcium, barium,
magnesium, boron namun tidak berhasil
untuk memisahkan aluminium. Pada tahun
1854, Henari Saint Clavil Deauville
memproduksi aluminium dari natrium
aluminium klorida dengan pemanasan
menggunakan logam natrium sebagai
katalisator. Proses ini telah berlangsung
kurang lebih 35 tahun dan mengalami
peningkatan produksi hingga sepuluh ton
per tahun. Proses produksi aluminium
yang digunakan saat ini ditemukan secara
bersamaan oleh Charles Hall di USA dan
Paul Heroult di Prancis pada tahun 1886.
Prosesnya adalah elektrolisa alumina
(Al2O3) di dalam lelehan Kriolit (Na3AlF6)
pada temperatur 980oC, sehingga
menghasilkan aluminium cair. Pada tahun
1888 Hall mendirikan sebuah perusahaan
untuk memproduksi aluminium.
Perusahaan yang kemudian dikenal
sebagai Perusahaan Aluminium
Amerika atau Alcoa. Kapasitas produksi
meningkat menjadi 300 ton pada tahun
1981. Pada tahun 1983 kapasitas produksi
aluminium dengan metode Hall-Heroult ini
meningkat dan berkembang pesat.
2. Industri peleburan aluminium di
Indonesia dimulai tahun 1976. PT
Indonesia Asahan Aluminium (INALUM),
memiliki saham antara pemerintah
Indonesia dengan Jepang. Pabrik ini
mampu menghasilkan rata-rata 225.000
ton aluminium per tahun.
Perkembangan industri kimia di
Indonesia mulai berkembang terbukti
dengan banyaknya industri kimia yang
berdiri serta dibukanya kesempatan untuk
penanaman modal asing, baik itu industri
kimia yang merupakan industri hulu, yaitu
memproduksi produk yang merupakan
bahan baku bagi industri lain atau industri
hilir, yaitu pemakai produk dari industri
hulu. Hal ini menyebabkan kebutuhan
bahan baku, bahan pembantu maupun
tenaga kerja semakin meningkat. Salah
satu dari industri hilir yang perlu didirikan
di Indonesia adalah pabrik Aluminium
Flourida (AlF3) yang produknya
digunakan sebagai bahan pembantu
peleburan aluminium.
Selama 50 tahun terakhir
aluminium telah menjadi logam yang luas
penggunaannya setelah baja.
Perkembangan ini di dasarkan pada sifat-
sifatnya yang ringan ,tahan korosi,mudah
di produksi dan cukup ekonomis dan yang
paling terkenal adalah penggunaan
aluminium sebagai bahan pembuatan
pesawat terbang. Aluminium juga tahan
terhadap korosi karena fenomena pasivasi
yaitu pembentukan lapisan pelindung
akibat reaksi logam terhadap udara
sehingga lapisan tersebut melindungi
lapisan dalam logam dari korosi.
Akan tetapi aluminium mempunyai
sifat yang kurang baik pada kekuatan
sehingga tidak cocok untuk bagian mesin
yang menanggung beban berat karena
aluminium mempunyai berat satu pertiga
baja . Untuk memperbaiki sifat mekanik
tersebut dapat dilakukan perpaduan .
Perpaduan aluminium memperbaiki sifat
dan meningkatkan kekuatan mekaniknya
karena aluminiun paduan memiliki
kekuatan tensil berkisar 200-600 Mpa
sedangkan aluminium murni berkisar 90
Mpa. Oleh karena itu,dalam jurnal ini akan
dibahas tentang sifat aluminium, cara
pembuatan aluminium, paduan aluminium
dan aplikasi dalam pemanfaatan
aluminium .
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Aluminium
Aluminium adalah logam berwarna
putih keperakan yang
lunak.Aluminium ditemukan oleh Sir
Humprey Davy dalam tahun 1809
sebagai suatu unsur, dan pertama kali
direduksi sebagai logam oleh H. C.
Oersted, tahun 1825. Secara industri
Paul Heroult di perancis dan C. M.
Hall di amerika serikat secara terpsah
telah memperoleh logam aluminum
dari alumina dengan cara elektrolisa
dari garamnya yang terfusi. Sampai
sekarang proses Heroult Hall masih
dipakai untuk memproduksi
aluminium.
Aluminium adalah logam yang
paling banyak terdapat di kerak bumi,
dan unsur ketiga terbanyak setelah
oksigen dan silikon. Aluminium
terdapat di kerak bumi sebanyak kira-
kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh
massa padat dari kerak bumi, dengan
produksi tahunan dunia sekitar 30 juta
ton pertahun dalam bentuk bauksit dan
bebatuan lain (corrundum, gibbsite,
boehmite, diaspore, dan lain-lain).
Sulit menemukan aluminium murni di
alam karena aluminium merupakan
logam yang cukup reaktif.
3. Aluminium murni adalah logam
yang lunak, tahan lama, ringan, dan
dapat ditempa dengan penampilan luar
bervariasi antara keperakan hingga
abu-abu, tergantung kekasaran
permukaannya.
Aluminium murni 100% tidak
memiliki kandungan unsur apapun
selain aluminium itu sendiri, namun
aluminium murni yang dijual di
pasaran tidak pernah mengandung
100% aluminium, melainkan selalu ada
pengotor yang terkandung di
dalamnya. Pengotor yang mungkin
berada di dalam aluminium murni
biasanya adalah gelembung gas di
dalam yang masuk akibat proses
peleburan dan pendinginan/pengecoran
yang tidak sempurna, material cetakan
akibat kualitas cetakan yang tidak baik,
atau pengotor lainnya akibat kualitas
bahan baku yang tidak baik (misalnya
pada proses daur ulang aluminium).
Umumnya, aluminium murni yang
dijual di pasaran adalah aluminium
murni 99%, misalnya aluminium foil.
2.2 SumberAluminium
Aluminium merupakan logam yang
paling banyak ditemukan di kerak
bumi (8.3%),dan terbanyak ketiga
setelah oksigen (45,5%) dan silicon
(25,7%).Aluminium sangat reaktif
khususnya dengan oksigen, sehingga
unsure aluminium tidak pernah
dijumpai dalamkeadaan bebas di alam,
melainkan sebagai senyawa yang
merupakan penyusun utama dari bahan
tambang bijih bauksit yang berupa
campuran oksida dan hidroksida
aluminium. Aluminium juga
ditemukan di granit dan mineral-
mineral lainnya. Aluminium ada di
alam dalam bentuk silikat maupun
oksida, yaitu antara lain:
sebagai silikat contohnya
feldspar, tanah liat, mika
sebagai oksida anhidrat
contohnya kurondum (untuk
amril)
sebagai hidrat contohnya
bauksit
sebagai florida contohnya
kriolit.
2.3 Sifat-SifatAluminium
Sifat-sifat penting yang dimiliki
aluminium sehingga banyak digunakan
sebagai material teknikadalah sebagai
berikut:
a. Berat jenisnya ringan (hanya 2,7
gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1 gr/
cm³)
b. Tahan korosi
Sifat bahan korosi dari
aluminium diperoleh karena
terbentuknya lapisan aluminium
oksida (Al2O3) pada permukaan
aluminium (fenomena pasivasi).
Pasivasi adalah pembentukan
lapisan pelindung akibat reaksi
logam terhadap komponen udara
sehingga lapisan tersebut
melindungi lapisan dalam logam
dari korosi. Lapisan ini membuat
Al tahan korosi tetapi sekaligus
sukar dilas, karena perbedaan
melting point (titik lebur).
c. Penghantar listrik dan panas yang
baik
Aluminium juga merupakan
konduktor panas dan elektrik yang
baik. Jika dibandingkan dengan
massanya, aluminium memiliki
keunggulan dibandingkan dengan
4. tembaga, yang saat ini merupakan
logam konduktor panas dan listrik
yang cukup baik, namun cukup
berat.
d. Mudah di fabrikasi/ditempa
Sifat lain yang
menguntungkan dari aluminium
adalah sangat mudah difabrikasi,
dapat dituang (dicor) dengan cara
penuangan apapun. Dapat
deforming dengan cara: rolling,
drawing, forging, extrusi dll.
Menjadi bentuk yang rumit
sekalipun.
e. Kekuatannya rendah tetapi
pemaduan (alloying) kekuatannya
bisa ditingkatkan.
Kekuatan dan kekerasan
aluminium tidak begitu tinggi
dengan pemaduan dan heat
treatment dapat ditingkatkan
kekuatan dan kekerasannya.
f. Kekuatan mekanik meningkat
dengan penambahan Cu, Mg, Si,
Mn, Zn, dan Ni.
g. Sifat elastisnya yang sangat rendah,
hampir tidak dapat diperbaiki baik
dengan pemaduan maupun
denganheat treatment.
Selain sifat yang diatas,aluminium juga
memiliki sifat fisika, mekanik dan
kimia
a. Sifat Fisika Aluminium
Sifat-sifat Kemurnian Al
99,996
%
>99,0
%
Massa jenis
(20 oC)
2,6989 2,71
Titik cair 660,2 653-
657
Panas jenis 0,2226 0,2297
(cal/g.oC)(100
oC)
Hantaran
listrik (%)
64,94 59
(dianil
)
Koefisien
pemuaian (20-
100oC)
23,86 x
10-6
23,5 x
10-6
Sifat-sifat Kemurnian Al (%)
99,996 >99,0
Dianil 75% dirol
dingin
Dianil H18
Kekuatan
tarik
(kg/mm2)
4,9 11,6 9,3 16,9
Kekuatan
mulur
(0,2%)(kg/
mm2)
1,3 11,0 3,5 14,8
Perpanjanga
n (%)
48,8 5,5 35 5
Kekerasan
Brinell
17 27 23 44
b. Sifat Mekanik Aluminium
Sifat mekanik bahan
aluminium murni dan aluminium
paduan dipengaruhi oleh
konsentrasi bahan dan perlakuan
yang diberikan terhadap bahan
tersebut.
Aluminium terkenal
sebagai bahan yang tahan terhadap
korosi. Hal ini disebabkan oleh
fenomena pasivasi, yaitu proses
pembentukan lapisan aluminium
oksida di permukaan logam
aluminium segera setelah logam
terpapar oleh udara bebas. Lapisan
aluminium oksida ini mencegah
terjadinya oksidasi lebih jauh.
Namun, pasivasi dapat terjadi lebih
lambat jika dipadukan dengan
logam yang bersifat lebih katodik,
5. karena dapat mencegah oksidasi
aluminium.
a) Kekuatan tensil
Kekuatan tensil adalah
besar tegangan yang didapatkan
ketika dilakukan pengujian
tensil. Kekuatan tensil
ditunjukkan oleh nilai tertinggi
dari tegangan pada kurva
tegangan-regangan hasil
pengujian, dan biasanya terjadi
ketika terjadinya necking.
Kekuatan tensil bukanlah
ukuran kekuatan yang
sebenarnya dapat terjadi di
lapangan, namun dapat
dijadikan sebagai suatu acuan
terhadap kekuatan bahan.
Kekuatan tensil pada
aluminium murni pada berbagai
perlakuan umumnya sangat
rendah, yaitu sekitar 90 MPa,
sehingga untuk penggunaan
yang memerlukan kekuatan
tensil yang tinggi, aluminium
perlu dipadukan. Dengan
dipadukan dengan logam lain,
ditambah dengan berbagai
perlakuan termal, aluminium
paduan akan memiliki kekuatan
tensil hingga 580 MPa (paduan
7075).
b) Kekerasan
Kekerasan gabungan dari
berbagai sifat yang terdapat
dalam suatu bahan yang
mencegah terjadinya suatu
deformasi terhadap bahan
tersebut ketika diaplikasikan
suatu gaya. Kekerasan suatu
bahan dipengaruhi oleh
elastisitas, plastisitas,
viskoelastisitas, kekuatan
tensil, ductility, dan
sebagainya. Kekerasan dapat
diuji dan diukur dengan
berbagai metode. Yang paling
umum adalah metode Brinnel,
Vickers, Mohs, dan Rockwell.
Kekerasan bahan
aluminium murni sangatlah
kecil, yaitu sekitar 65 skala
Brinnel, sehingga dengan
sedikit gaya saja dapat
mengubah bentuk logam.
Untuk kebutuhan aplikasi yang
membutuhkan kekerasan,
aluminium perlu dipadukan
dengan logam lain dan/atau
diberi perlakuan termal atau
fisik. Aluminium dengan 4,4%
Cu dan
diperlakukan quenching, lalu
disimpan pada temperatur
tinggi dapat memiliki tingkat
kekerasan Brinnel sebesar 135.
c) Ductility
Ductility didefinisikan
sebagai sifat mekanis dari suatu
bahan untuk menerangkan
seberapa jauh bahan dapat
diubah bentuknya secara plastis
tanpa terjadinya retakan. Dalam
suatu pengujian
tensil,ductility ditunjukkan
dengan bentuk neckingnya;
material dengan ductility yang
tinggi akan
mengalaminecking yang sangat
sempit, sedangkan bahan yang
memiliki ductility rendah,
hampir tidak
mengalaminecking. Sedangkan
dalam hasil pengujian
tensil, ductility diukur dengan
skala yang disebut elongasi.
Elongasi adalah seberapa besar
pertambahan panjang suatu
6. bahan ketika dilakukan uji
kekuatan tensil. Elongasi ditulis
dalam persentase pertambahan
panjang per panjang awal
bahan yang diujikan.
Aluminium murni
memiliki ductility yang tinggi.
Aluminium paduan
memiliki ductility yang
bervariasi, tergantung
konsentrasi paduannya, namun
pada umumnya
memiliki ductility yang lebih
rendah dari pada aluminium
murni,
karena ductility berbanding
terbalik dengan kekuatan tensil,
serta hampir semua aluminum
paduan memiliki kekuatan
tensil yang lebih tinggi dari
pada aluminium murni.
c. Sifat Kimia Aluminium
a) Serbuk alumunium dipanaskan
dalam uap air menghasilkan
hidrogen dan alumunium
oksida. Reaksinya berlangsung
relatif lambat karena adanya
lapisan alumunium oksida pada
logamnya, membentuk oksida
yang lebih banyak selama
reaksi.
b) Alumunium akan terbakar
dalam oksigen jika bentuknya
serbuk, sebaliknya lapisan
oksidanya yang kuat pada
alumunium cenderung
menghambat reaksi.
Jika kita taburkan serbuk
alumunium ke dalam nyala
bunsen, maka akan kita
dapatkan percikan. Alumunium
oksida yang berwana putih
akan terbentuk.
c) Alumunium seringkali bereaksi
dengan klor dengan
melewatkan klor kering di atas
alumunium foil yang
dipanaskan sepanjang tabung.
Alumunium terbakar dalam
aliran klor menghasilkan
alumunium klorida yang
kuning sangat pucat.
Alumunium klorida ini dapat
menyublim (berubah dari
padatan ke gas dan kembali
lagi) dan terkumpul di bagian
bawah tabung saat didinginkan.
d) Aluminium disimbolkan
dengan Al, dengan nomor atom
13 dalam tabel periodik unsur.
Bauksit, bahan baku aluminium
memiliki kandungan
aluminium dalam jumlah yang
bervariasi, namun pada
umumnya di atas 40% dalam
berat. Senyawa aluminium
yang terdapat di bauksit
diantaranya Al2O3,Al(OH)3, γ-
AlO(OH), dan α-AlO(OH).
e) Isotop aluminium yang terdapat
di alam adalah isotop 27Al,
dengan persentase sebesar
99,9%. Isotop 26Al juga
terdapat di alam meski dalam
jumlah yang sangat kecil.
Isotop 26Al merupakan
radioaktif dengan waktu paruh
sebesar 720000 tahun. Isotop
aluminium yang sudah ditemui
saat ini adalah aluminium
dengan berat atom relatif antara
23 hingga 30, dengan
isotop 27Al merupakan isotop
yang paling stabil.
f) Difusi atom di tentukan oleh
macam atom, tetapi pada
umumnya sangat lambat pada
7. temperature biasa dengan
pencelupan dingin kekosongan
atom tetap ada, jadi dengan
berjalannya waktu struktur
atom bisa berubah, yang
menghasilkan perubahan sifat-
sifatnya. Perubahan sifat-sifat
dengan berjalannya waktu pada
umumnya di namakan penuaan.
Apabila proses itu berjalan
pada temperature kamar di
namakan penuaan ilmiah,
sedangkan apabila proses itu
terjadi pada temperatur lebih
tinggi dinamakan penuaan
buatan.
2.4 Proses Pembuatan Aluminium
Aluminium adalah logam yang
sangat reaktif yang membentuk ikatan
kimia berenergi tinggi dengan oksigen.
Dibandingkan dengan logam lain,
proses ekstraksi aluminium dari
batuannya memerlukan energi yang
tinggi untuk mereduksi Al2O3. Proses
reduksi ini tidak semudah mereduksi
besi dengan menggunakan batu bara,
karena aluminium merupakan reduktor
yang lebih kuat dari karbon.
a) Proses Bayer-Hall Heroult
Proses produksi aluminium
dimulai dari pengambilan bahan
tambang yang mengandung
aluminium (bauksit, corrundum,
gibbsite, boehmite, diaspore, dan
sebagainya). Selanjutnya, bahan
tambang dibawa menuju proses
Bayer.
Proses Bayer menghasilkan
alumina (Al2O3) dengan
membasuh bahan tambang yang
mengandung aluminium dengan
larutan natrium hidroksida pada
temperatur 175 oC sehingga
menghasilkan aluminium
hidroksida, Al(OH)3. Aluminium
hidroksida lalu dipanaskan pada
suhu sedikit di atas 1000 oC
sehingga terbentuk alumina dan
H2O yang menjadi uap air.Setelah
Alumina dihasilkan, alumina
dibawa ke proses Hall-Heroult.
Proses Hall-Heroult dimulai
dengan melarutkan alumina
dengan leelehan Na3AlF6, atau
yang biasa disebut cryolite.
Larutan lalu dielektrolisis dan
akan mengakibatkan aluminium
cair menempel pada anoda,
sementara oksigen dari alumina
akan teroksidasi bersama anoda
yang terbuat dari karbon,
membentuk karbon dioksida.
Aluminium cair memiliki massa
jenis yang lebih ringan dari pada
larutan alumina, sehingga
pemisahan dapat dilakukan
dengan mudah.
Elektrolisis aluminium dalam
proses Hall-Heroult menghabiskan
energi yang cukup banyak. Rata-
rata konsumsi energi listrik dunia
dalam mengelektrolisis alumina
adalah 15 kWh per kilogram
aluminium yang dihasilkan.
Energi listrik menghabiskan
sekitar 20-40% biaya produksi
aluminium di seluruh dunia.
b) Daur ulang Aluminium
Salah satu keuntungan
aluminium lainnya adalah mampu
didaur ulang tanpa mengalami
sedikitpun kehilangan kualitas.
Proses daur ulang tidak mengubah
struktur aluminium, daur ulang
terhadap aluminium dapat
dilakukan berkali-kali.
8. Mendaur ulang aluminium
hanya mengkonsumsi energi
sebesar 5% dari yang digunakan
dalam memproduksi aluminium
dari bahan tambang
(economist.com). Di Eropa,
terutama negara Skandinavia, 95%
aluminium yang beredar
merupakan bahan hasil daur
ulang.
Proses daur ulang aluminium
berawal dari kegiatan meleburkan
dengan pemanasan suhu tinggi
beberapa sampah aluminium. Hal
ini akan menghasilkan endapan.
Endapan ini dapat diekstraksi
ulang untuk mendapatkan
aluminium, dan limbah yang
dihasilkan dapat digunakan
sebagai bahan campuran aspal dan
beton karena merupakan limbah
yang berbahaya bagi alam.
Sebagai produk utama dihasilkan
alumunium yang meleleh
kemudian dicetak kembali untuk
dikomersialkan
2.5 Klasifikasi Alumunium dan
Penggolongan Paduannya
a) Aluminium Murni
Aluminium 99% tanpa
tambahan logam paduan apapun
dan dicetak dalam keadaan
biasa, hanya memiliki kekuatan
tensil sebesar 90 MPa, terlalu
lunak untuk penggunaan yang luas
sehingga seringkali aluminium
dipadukan dengan logam lain.
b) Aluminium Paduan
Elemen paduan yang umum
digunakan pada aluminium adalah
silikon, magnesium, tembaga,
seng, mangan, dan juga lithium
sebelum tahun 1970.Secara
umum, penambahan logam
paduan hingga konsentrasi
tertentu akan meningkatkan
kekuatan tensil dan kekerasan,
serta menurunkan titik lebur. Jika
melebihi konsentrasi tersebut,
umumnya titik lebur akan naik
disertai meningkatnya kerapuhan
akibat terbentuknya senyawa,
kristal, atau granula dalam logam.
Namun, kekuatan bahan
paduan aluminium tidak hanya
bergantung pada konsentrasi
logam paduannya saja, tetapi juga
bagaimana proses perlakuannya
hingga aluminium siap
digunakan, apakah dengan
penempaan, perlakuan panas,
penyimpanan, dan sebagainya.
c) Paduan Aluminium-Siliko
Paduan aluminium dengan
silikon hingga 15% akan
memberikan kekerasan dan
kekuatan tensil yang cukup besar,
hingga mencapai 525 MPa pada
aluminium paduan yang
dihasilkan pada perlakuan panas.
Jika konsentrasi silikon lebih
tinggi dari 15%, tingkat
kerapuhan logam akan meningkat
secara drastis akibat terbentuknya
kristal granula silika.
d) Paduan Aluminium-Magnesium
Keberadaan magnesium
hingga 15,35% dapat
menurunkan titik lebur logam
paduan yang cukup drastis, dari
660 oC hingga 450 oC. Namun,
hal ini tidak menjadikan
aluminium paduan dapat ditempa
menggunakan panas dengan
mudah karena korosi akan terjadi
pada suhu di atas 60 oC.
Keberadaan magnesium juga
9. menjadikan logam paduan dapat
bekerja dengan baik pada
temperatur yang sangat rendah, di
mana kebanyakan logam akan
mengalami failure pada
temperatur tersebut.
e) Paduan Aluminium-Tembaga
Paduan aluminium-tembaga
juga menghasilkan sifat yang
keras dan kuat, namun rapuh.
Umumnya, untuk kepentingan
penempaan, paduan tidak boleh
memiliki konsentrasi tembaga di
atas 5,6% karena akan
membentuk senyawa
CuAl2 dalam logam yang
menjadikan logam rapuh.
f) Paduan Aluminium-Mangan
Penambahan mangan
memiliki akan berefek pada sifat
dapat dilakukan pengerasan
tegangan dengan mudah (work-
hardening) sehingga didapatkan
logam paduan dengan kekuatan
tensil yang tinggi namun tidak
terlalu rapuh.Selain itu,
penambahan mangan akan
meningkatkan titik lebur paduan
aluminium.
g) Paduan Aluminium-Seng
Paduan aluminium dengan
seng merupakan paduan yang
paling terkenal karena merupakan
bahan pembuat badan dan sayap
pesawat terbang. Paduan ini
memiliki kekuatan tertinggi
dibandingkan paduan
lainnya, aluminium dengan 5,5%
seng dapat memiliki kekuatan
tensil sebesar 580 MPa dengan
elongasi sebesar 11% dalam
setiap 50 mm bahan. Bandingkan
dengan aluminium dengan 1%
magnesium yang memiliki
kekuatan tensil sebesar 410 MPa
namun memiliki elongasi sebesar
6% setiap 50 mm bahan
h) Paduan Aluminium-Lithium
Lithium menjadikan paduan
aluminium mengalami
pengurangan massa jenis dan
peningkatan modulus elastisitas;
hingga konsentrasi sebesar 4%
lithium, setiap penambahan 1%
lithium akan mengurangi massa
jenis paduan sebanyak 3% dan
peningkatan modulus elastisitas
sebesar 5%. Namun aluminium-
lithium tidak lagi diproduksi
akibat tingkat reaktivitas lithium
yang tinggi yang dapat
meningkatkan biaya keselamatan
kerja.
i) Paduan Aluminium-Skandium
Penambahan skandium ke
aluminium membatasi pemuaian
yang terjadi pada paduan, baik
ketika pengelasan maupun ketika
paduan berada di lingkungan
yang panas. Paduan ini semakin
jarang diproduksi, karena
terdapat paduan lain yang lebih
murah dan lebih mudah
diproduksi dengan karakteristik
yang sama, yaitu paduan
titanium. Paduan Al-Sc pernah
digunakan sebagai bahan
pembuat pesawat tempur Rusia,
MIG, dengan konsentrasi Sc
antara 0,1-0,5% (Zaki, 2003, dan
Schwarz, 2004).
j) Paduan Aluminium-Besi
Besi (Fe) juga kerap kali
muncul dalam aluminium paduan
sebagai suatu "kecelakaan".
Kehadiran besi umumnya terjadi
ketika pengecoran dengan
menggunakan cetakan besi yang
10. tidak dilapisi batuan kapur atau
keramik. Efek kehadiran Fe
dalam paduan adalah
berkurangnya kekuatan tensil
secara signifikan, namun diikuti
dengan penambahan kekerasan
dalam jumlah yang sangat kecil.
Dalam paduan 10% silikon,
keberadaan Fe sebesar 2,08%
mengurangi kekuatan tensil dari
217 hingga 78 MPa, dan
menambah skala Brinnel dari 62
hingga 70. Hal ini terjadi akibat
terbentuknya kristal Fe-Al-X,
dengan X adalah paduan utama
aluminium selain Fe.
k) Paduan Alnico
Alnico merupakan paduan yang
tersusun dari aluminium (Al),
nikel (Ni), dan kobalt (Co),
dengan penambahan besi,
tembaga dan kadang titanium.
Alnico mengandung 8-12% Al,
15-26% Ni, 5-24% Co, lebih dari
6% Cu, lebih dari 1% Ti dan
sisanya adalah Fe. Kegunaan
utama dari paduan alnico adalah
sebagai magnet.
l) Paduan Duralumin
Duralumin (juga disebut
duraluminum, duraluminium,
atau dural) adalah nama dagang
dari salah satu tipe dari paduan
aluminium. Paduan utamanya
terdiri dari tembaga, mangan, dan
magnesium. Paduan yang paling
umum digunakan adalah tipe
AA2024, yang mengandung
4,4% tembaga, 1,5% magnesium,
0,6% mangan dan 93,5%
aluminium. Besar yield strength
adalah 450 MPa, dengan variasi
yang bergantung pada komposisi
dan temper.
m) Paduan Silumin
Silumin adalah paduan
aluminium yang mengandung
silicon sekitar 4% dan 22%.
Silumin memiliki ketahanan
korosi yang tinggi, sehingga
silumin sangat bermanfaat dalam
peralatan basah. Penambahan
silicon pada aluminium juga
membuat silumin lebih cair.
Silumin sangat baik
kecairannya, mempunyai
permukaan yang bagus, tanpa
kegetasan panas, sangat baik
untuk paduan coran, dan
koefisien pemuaian yang kecil.
Koefisien pemuaian termal
silumin sangat rendah oleh
karena itu paduannya pun
mempunyai koefisien yang
rendah apabila ditambah Si lebih
banyak.
2.6 Aplikasi atau Kegunaan Alumunium
Aluminium adalah logam non-besi
yang paling banyak digunakan di
seluruh dunia. Produksi global dunia
pada tahun 2005 mencapai 31,9 juta
ton, melebihi produksi semua logam
non-besi lainnya (Hetherington et al,
2007). Ada beberapa kegunaan umum
dari alumunium yaitu sebagai berikut :
a) Aluminium memiliki rasio
kekuatan terhadap massa yang
paling tinggi, sehingga banyak
digunakan sebagai bahan pembuat
pesawat dan roket. Aluminium juga
dapat menjadi reflektor yang baik;
lapisan aluminium murni dapat
memantulkan 92% cahaya.
b) Aluminium murni, saat ini jarang
digunakan karena terlalu lunak.
Penggunaan aluminium murni yang
11. paling luas adalah aluminium foil
(92-99% aluminium).
c) Paduan aluminium-magnesium
umumnya digunakan sebagai bahan
pembuat badan kapal. Paduan
lainnya akan mudah mengalami
korosi ketika berhadapan dengan
larutan alkali seperti air laut.
d) Paduan aluminium-tembaga-
lithium digunakan sebagai bahan
pembuat tangki bahan bakar pada
pesawat ulang-alik milik NASA.
e) Uang logam juga terbuat dari
aluminium yang diperkeras.
Hingga saat ini, sulit dicari apa
bahan paduan uang pembuat uang
logam berwarna putih keperakan
ini, kemungkinan dirahasiakan
untuk mencegah pemalsuan uang
logam.
f) Velg mobil juga menggunakan
bahan aluminium yang dipadu
dengan magnesium, silicon, atau
keduanya, dan dibuat dengan cara
ekstrusi atau dicor.
g) Beberapa jenis roda gigi
menggunakan paduan Al-Cu.
Penggunaan paduan Cu untuk
mendapatkan tingkat kekerasan
yang cukup dan memperpanjang
usia benda akibat fatigue.
h) Sektor pembangunan
perumahan;untuk kusen pintu dan
jendela.
i) Sektor industri makanan ,untuk
kemasan berbagai jenis produk.
j) Sektor lain, misal untuk kabel
listrik, perabotan rumah tangga dan
barang kerajinan.
k) Membuat termit, yaitu campuran
serbuk aluminium dengan serbuk
besi (III) oksida, digunakan untuk
mengelas baja ditempat, misalnya
untuk menyambung rel kereta api.
l) Pembuatan Tawas
(K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O). Tawas
digunakan untuk menjernihkan air
pada pengolahan air minum.
m) Pembuatan Aluminium Sulfat
(Al2(SO4)3.18H2O) digunakan
untuk industri kertas dan karton,
pewarna pada industri tekstil, dan
pemadam kebakaran jenis busa.
(bila dicampur dengan
NaHCO3 dan zat pengemulsi).
2.7 Dampak dan Penanggulangan Bahaya
alumunium bagi manusia
Dampak yang ditimbulkan akibat
terpapar serbuk alumunium yaitu
sebagai berikut :
a) Kerusakan pada sistem saraf pusat
b) Kerusakan Paru-paru
c) Demensia (Menurunnya kekuatan
intelektual otak)
d) Kehilangan memori ingatan
e) Kelesuan
f) Gemetar berat
Penanggulangan yang bisa
dilakukan terhadap bahaya diatas yaitu
:
a) Terapi farmakologis seperti
menggunakan obat
asetilkolinesterase inhibitor,
vitamin, dan antioksidan
b) Sesegera Minum air sebanyak
mungkin ketika bahan yang
mengandung alumunium tertelan
c) Menggunakan obat hirup (Ventolin
Inhaler)
d) Meminum obat levodopa,
bromokriptin, pergolid, selegilin,
atau antikolinergik
2.8 Dampak dan Penanggulangan Bahaya
Alumunium Bagi Lingkungan
12. Dampak lingkungan yang terjadi
akibat tercemar oleh alumunium
diantaranya :
a) Pencemaran kehidupan air
Ion alumunium bereaksi
dengan protein dalam insang ikan
dan embrio katak yang
mengakibatkan kematian. Hewan
seperti burung atau bahkan
manusia yang memakan ikan
tersebut juga akan otomatis
terkontaminasi.
b) Pencemaran udara
Debu alumunium mudah
terhisap oleh burung, serangga,
atau manusia yang mengakibatkan
berat badan turun drastis,
penurunan aktivitas hingga terjadi
kematian.
c) Pencemaran tanah
Alumunium terakumulasi
dalam air tanah yang akan merusak
akar tanaman dan mencemari
bagian dalam tanaman sehingga
bila ada hewan atau manusia yang
memakan tanaman tersebut maka
akan terpapar secara tidak
langsung. Selain itu alumunium
juga dapat mengurangi kadar posfat
karena ion alumunium bereaksi
dengan ion fosfat, sehingga
organisme-organisme tanah akan
kekurangan fosfatsebagai protein
yang akan menyebabkan kemtaian
organisme tersebut.
Penanggulangan lingkungan yang
dapat dilakukan diantaranya
sebagai berikut :
a) Bioremoval atau penambahan
biomassa/mikroorganisme yang
dapat mengurangi kandungan
logam dalam air
b) Penyaringan air menggunakan
filter mangan zeolit dan filter
karbon aktif yang dilengkapi
dengan filter cartridge dan
sterilisator Ultra Violet untuk
menangkap segala bentuk ion
logam berbahaya dalam air
c) Perebusan tanaman dengan NaCl
dan asam asetat konsentrasi rendah
yang akan menetralisir kandungan
logam dalam tanaman.
III. KESIMPULAN
Aluminium merupakan logam yang
paling banyak ditemukan di kerak
bumi (8.1%), tetapi tidak pernah
ditemukan secara bebas di alam. Selain
pada mineral yang telah disebut di atas,
ia juga ditemukan di granit dan
mineral-mineral lainnya. Aluminium
ada di alam dalam bentuk silikat
maupun oksida, yaitu antara lain:
sebagai silikat misal feldspar,
tanah liat, mika
sebagai oksida anhidrat misal
kurondum (untuk amril)
sebagai hidrat misal bauksit
sebagai florida misal kriolit.
Aluminium adalah logam yang
sangat reaktif yang membentuk ikatan
kimia berenergi tinggi dengan oksigen.
Dibandingkan dengan logam lain,
proses ekstraksi aluminium dari
batuannya memerlukan energi yang
tinggi untuk mereduksi Al2O3. Proses
reduksi ini tidak semudah mereduksi
besi dengan menggunakan batu bara,
karena aluminium merupakan reduktor
yang lebih kuat dari karbon.
Dalam proses pembuatan
aluminium ada dua cara yaitu:
Proses Bayer-Hall Heroult
Proses daur ulang alumnium
13. Logam aluminium dan paduannya
antara lain:
Paduan Aluminium-Silikon
Paduan Aluminium-Magnesium
Paduan Aluminium-Tembaga
Paduan Aluminium-Mangan
Paduan Aluminium-Seng
Paduan Aluminium-Lithium
Paduan Aluminium-Skandium
Paduan Aluminium-Besi
Paduan Alnico
Paduan Silumin
Paduan Duralumin
IV. UCAPAN TERIMAKSIH
Penulis mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Ananda Putra,M.Si., Ph.D
sebagai dosen pembimbing mata kuliah
kimia material yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi dalam
menyelesaikan jurnal tentang aluminium
ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya jurnal ini. Semoga jurnal
ini bisa bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Daftar Pustaka
Arsyad, M. Natsir. 2001. Kamus Kimia
Arti dan Penjelasan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka
Christoph Schmitz, Josef Domagala, Petra
Haag.2006. Handbook of aluminium
recycling: fundamentals, mechanical
preparation, metallurgical processing,
plant design. Vulkan-Verlag GmbH.
Dieter G. E.1988. Mechanical Metallurgy.
McGraw-Hill.
Emsley, John.2001. Nature's Building
Blocks: An A-Z Guide to the
Elements. Oxford, UK: Oxford University
Press
Gabriel, J. F. 2001. Fisika Lingkungan.
Jakarta: Hipokrates.
Greenwood, Norman N.; Earnshaw,
A.1997. Chemistry of the Elements (2nd
ed.), Oxford: Butterworth-
Heinemann.Polmear, I. J. 1995. Light
Alloys: Metallurgy of the Light
Metals. Arnold.
Lee, J. D. 1991. Inorganic Chemistry
Fourth Edition. Singapore: Fong & Sons
Printers Pte. Ltd.
Manahan, Stanley E. 1994. Environmental
Chemistry Sixth Edition. London: Lewis
Publisher CRC Pres. Inc.
Polar, Heryanto. 1994. Pencemaran Dan
Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rinika
Cipta.
Sugiyarto, Kristian H. 2001. Kimia
Anorganik II. Yogyakarta: Jurusan
Pendidikan Kimia FMIPA UNY.
Surdia Tata, dan Saito
Shinroku.1985. Pengetahuan Bahan
Teknik. Jakarta: PT Dainippon Gitakarya
Printing
Svehla, G. 1990. Vogel Buku Teks Analisis
Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Edisi Kelima Bagian I. Jakarta:
PT Kalman Media Pusaka.