Bearing adalah sebuah elemen mesin yang berfungsi untuk membatasi gerak dua atau lebih komponen mesin agar selalu bergerak pada arah yang dikehendaki, biasanya gerakan angular atau linear. Bearing membantu dua komponen untuk berputar dengan sangat presisi.
1. Surface hardening atau case hardening adalah proses heat treatment untuk mengeraskan hanya lapisan permukaan baja saja agar memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibanding bagian dalamnya. 2. Terdapat 5 cara surface hardening yaitu carburizing, nitriding, cyaniding/carbonitriding, flame hardening, dan induction hardening. 3. Carburizing adalah metode paling umum yang menambahkan karbon pada permukaan baja melalui proses difusi untuk membentuk martensit dan peningkatan kekerasan
Dokumen tersebut membahas tentang kelelahan logam dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara ringkas, kelelahan logam dipengaruhi oleh jenis dan besar beban, kondisi material, proses pengerjaan, temperatur operasi, dan lingkungan. Kelelahan logam diawali dengan retak mikro dan berlanjut dengan penjalaran retakan hingga terjadi patah.
Terima Kasih Sudah Mau Berkunjung dan Membaca Artikel Yang Kami Share ini.
Semoga Bermanfaat.
Layanan Informasi Kami.
Facebook : teacher@aprinr.id.ai
E-Mail : Hiroapriito@outlook.com
YouTube : https://www.youtube.com/channel/UCFzllPihZiwrHwyjPd6KwIw || HAI TV
Bearing adalah sebuah elemen mesin yang berfungsi untuk membatasi gerak dua atau lebih komponen mesin agar selalu bergerak pada arah yang dikehendaki, biasanya gerakan angular atau linear. Bearing membantu dua komponen untuk berputar dengan sangat presisi.
1. Surface hardening atau case hardening adalah proses heat treatment untuk mengeraskan hanya lapisan permukaan baja saja agar memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibanding bagian dalamnya. 2. Terdapat 5 cara surface hardening yaitu carburizing, nitriding, cyaniding/carbonitriding, flame hardening, dan induction hardening. 3. Carburizing adalah metode paling umum yang menambahkan karbon pada permukaan baja melalui proses difusi untuk membentuk martensit dan peningkatan kekerasan
Dokumen tersebut membahas tentang kelelahan logam dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara ringkas, kelelahan logam dipengaruhi oleh jenis dan besar beban, kondisi material, proses pengerjaan, temperatur operasi, dan lingkungan. Kelelahan logam diawali dengan retak mikro dan berlanjut dengan penjalaran retakan hingga terjadi patah.
Terima Kasih Sudah Mau Berkunjung dan Membaca Artikel Yang Kami Share ini.
Semoga Bermanfaat.
Layanan Informasi Kami.
Facebook : teacher@aprinr.id.ai
E-Mail : Hiroapriito@outlook.com
YouTube : https://www.youtube.com/channel/UCFzllPihZiwrHwyjPd6KwIw || HAI TV
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang cacat kristal dan dislokasi pada logam.
2) Terdapat berbagai jenis cacat kristal seperti cacat titik, cacat bidang, dan cacat ruang.
3) Dislokasi adalah pergeseran atom-atom di dalam kristal logam akibat tegangan mekanik yang dapat menyebabkan deformasi plastis.
1. Mekanisme penguatan pada logam meliputi pengerasan regangan, penguatan larutan padat, dan penguatan presipitasi.
2. Pengerasan presipitasi melibatkan pembentukan partikel endapan halus melalui tahapan solusi, pendinginan cepat, dan penuaan untuk meningkatkan kekuatan logam.
3. Contohnya adalah paduan aluminium seri 2xxx yang diperkuat oleh endapan CuAl2 yang dihasilkan melalui proses pen
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang heat treatment atau perlakuan panas pada logam, yang merupakan proses untuk mengubah struktur logam dengan memanaskan sampai suhu tertentu lalu mendinginkan. Terdapat beberapa jenis perlakuan panas seperti quenching, annealing, dan normalizing yang bertujuan menghasilkan struktur tertentu sesuai aplikasinya. Proses pendinginan juga berpengaruh terhadap struktur logam yang dihasilkan.
Dokumen tersebut merangkum 3 poin penting:
1. Menguraikan peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen seperti generator, brander, kawat las, dan flux.
2. Menjelaskan alat pelindung diri yang harus dipakai seperti masker, sarung tangan, dan sepatu keselamatan.
3. Menguraikan keselamatan kerja yang perlu diperhatikan seperti menggunakan peralatan sesuai prosedur
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
Modul ini berisi contoh soal penyelesaian siklus pembangkit daya termasuk siklus Otto, Diesel, Dual, dan Rankine. Juga membahas analisis manual dasar tentang heat exchanger, sistem uap, dan sistem pendinginan. Buku ini ditujukan untuk mahasiswa teknik, pengajar, dan masyarakat umum yang membutuhkan. [ringkasan 3 kalimat]
Dokumen tersebut merangkum tentang definisi paduan, klasifikasi paduan berdasarkan struktur dan diagram fase, serta jenis-jenis fase yang dapat terbentuk pada paduan, yaitu logam murni, senyawa, dan larutan padat. Larutan padat dibedakan menjadi larutan padat substitusional dan interstisial.
Diagram fasa menunjukkan hubungan antara komposisi, temperatur, dan fasa yang terbentuk pada suatu paduan logam. Diagram ini berguna untuk memprediksi sifat dan perubahan fasa pada suatu paduan dengan variasi komposisi dan temperatur. Terdapat beberapa jenis diagram fasa berdasarkan kelarutan logam dalam keadaan cair dan padat.
Teks ini membahas tentang cacat kristal dan dislokasi pada bahan padat. Dijelaskan berbagai jenis cacat kristal seperti cacat titik, cacat bidang, dan cacat ruang. Dislokasi didefinisikan sebagai pergeseran atom-atom akibat tegangan mekanik yang dapat menyebabkan deformasi plastis pada logam."
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
Modul perpindahan panas konduksi steady sate-one dimensional ini adalah penjabaran atau penjelasan sederhana untuk persamaan-persamaan matematika yang berlaku pada perpindahan panas konduksi untuk benda padat.
Berikut rencana sederhana bantalan ujung dari perunggu untuk putaran 200 rpm dan beban 1500 kg:
1. Beban (P) = 1500 kg
2. Putaran (n) = 200 rpm
3. Bahan poros baja agak keras, tegangan lentur maksimal (σ) = 4 kg/mm2
4. Koefisien gesekan (μ) diambil 0,15
5. Hitung momen lentur maksimal:
M = P x l/4 = 1500 x l/4 kg.mm
Dengan asumsi panjang bantalan (l)
Laporan ini membahas tentang praktikum pengujian kekerasan logam yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura. Pengujian kekerasan dilakukan menggunakan metode Rockwell B dan Rockwell C dengan perlakuan panas annealing pada baja. Hasilnya menunjukkan nilai kedalaman yang didapatkan lebih besar menggunakan metode Rockwell C karena proses pendinginan annealing yang menyebabkan baja menjadi lebih lunak. N
Dislokasi adalah pergeseran atom akibat tegangan mekanik yang menyebabkan deformasi plastik pada logam. Ada tiga jenis dislokasi yaitu sisi, ulir, dan campuran. Kerapatan dislokasi dapat meningkat akibat deformasi plastik. Gerakan dislokasi tergantung pada sistem slip yang terdiri dari bidang dan arah preferensial. Slip cenderung terjadi pada bidang terpadat sesuai dengan struktur kristalnya.
Laporan ini membahas tentang uji hardenability baja AISI 1045 dan 4140 dengan metode Jominy test. Tujuannya adalah untuk mengetahui nilai kekerasan, struktur mikro, dan hardenability kedua baja tersebut serta membandingkan hasilnya dengan perhitungan metode Grossman dan Field. Parameter yang mempengaruhi hardenability antara lain komposisi kimia dan ukuran butir austenit."
1. Aluminium ditemukan dalam tanah liat dan digunakan dalam berbagai paduan dan aplikasi. Beberapa paduan aluminium umum digunakan untuk sheet metal, kapasitor, kendaraan, pesawat terbang, dan struktur bangunan.
2. Paduan tembaga dan timah putih dikenal sebagai perunggu, yang kuat dan tahan korosi dan digunakan untuk komponen mesin. Kuningan adalah paduan tembaga dan seng yang digunakan untuk kondu
Dokumen tersebut membahas tentang aluminium murni dan paduannya, meliputi pengertian, kandungan atom, struktur mikro, proses pembuatan, klasifikasi, sifat-sifat, contoh aplikasi, standarisasi, dan bentuk serta harga aluminium.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang cacat kristal dan dislokasi pada logam.
2) Terdapat berbagai jenis cacat kristal seperti cacat titik, cacat bidang, dan cacat ruang.
3) Dislokasi adalah pergeseran atom-atom di dalam kristal logam akibat tegangan mekanik yang dapat menyebabkan deformasi plastis.
1. Mekanisme penguatan pada logam meliputi pengerasan regangan, penguatan larutan padat, dan penguatan presipitasi.
2. Pengerasan presipitasi melibatkan pembentukan partikel endapan halus melalui tahapan solusi, pendinginan cepat, dan penuaan untuk meningkatkan kekuatan logam.
3. Contohnya adalah paduan aluminium seri 2xxx yang diperkuat oleh endapan CuAl2 yang dihasilkan melalui proses pen
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang heat treatment atau perlakuan panas pada logam, yang merupakan proses untuk mengubah struktur logam dengan memanaskan sampai suhu tertentu lalu mendinginkan. Terdapat beberapa jenis perlakuan panas seperti quenching, annealing, dan normalizing yang bertujuan menghasilkan struktur tertentu sesuai aplikasinya. Proses pendinginan juga berpengaruh terhadap struktur logam yang dihasilkan.
Dokumen tersebut merangkum 3 poin penting:
1. Menguraikan peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen seperti generator, brander, kawat las, dan flux.
2. Menjelaskan alat pelindung diri yang harus dipakai seperti masker, sarung tangan, dan sepatu keselamatan.
3. Menguraikan keselamatan kerja yang perlu diperhatikan seperti menggunakan peralatan sesuai prosedur
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
Modul ini berisi contoh soal penyelesaian siklus pembangkit daya termasuk siklus Otto, Diesel, Dual, dan Rankine. Juga membahas analisis manual dasar tentang heat exchanger, sistem uap, dan sistem pendinginan. Buku ini ditujukan untuk mahasiswa teknik, pengajar, dan masyarakat umum yang membutuhkan. [ringkasan 3 kalimat]
Dokumen tersebut merangkum tentang definisi paduan, klasifikasi paduan berdasarkan struktur dan diagram fase, serta jenis-jenis fase yang dapat terbentuk pada paduan, yaitu logam murni, senyawa, dan larutan padat. Larutan padat dibedakan menjadi larutan padat substitusional dan interstisial.
Diagram fasa menunjukkan hubungan antara komposisi, temperatur, dan fasa yang terbentuk pada suatu paduan logam. Diagram ini berguna untuk memprediksi sifat dan perubahan fasa pada suatu paduan dengan variasi komposisi dan temperatur. Terdapat beberapa jenis diagram fasa berdasarkan kelarutan logam dalam keadaan cair dan padat.
Teks ini membahas tentang cacat kristal dan dislokasi pada bahan padat. Dijelaskan berbagai jenis cacat kristal seperti cacat titik, cacat bidang, dan cacat ruang. Dislokasi didefinisikan sebagai pergeseran atom-atom akibat tegangan mekanik yang dapat menyebabkan deformasi plastis pada logam."
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
Modul perpindahan panas konduksi steady sate-one dimensional ini adalah penjabaran atau penjelasan sederhana untuk persamaan-persamaan matematika yang berlaku pada perpindahan panas konduksi untuk benda padat.
Berikut rencana sederhana bantalan ujung dari perunggu untuk putaran 200 rpm dan beban 1500 kg:
1. Beban (P) = 1500 kg
2. Putaran (n) = 200 rpm
3. Bahan poros baja agak keras, tegangan lentur maksimal (σ) = 4 kg/mm2
4. Koefisien gesekan (μ) diambil 0,15
5. Hitung momen lentur maksimal:
M = P x l/4 = 1500 x l/4 kg.mm
Dengan asumsi panjang bantalan (l)
Laporan ini membahas tentang praktikum pengujian kekerasan logam yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura. Pengujian kekerasan dilakukan menggunakan metode Rockwell B dan Rockwell C dengan perlakuan panas annealing pada baja. Hasilnya menunjukkan nilai kedalaman yang didapatkan lebih besar menggunakan metode Rockwell C karena proses pendinginan annealing yang menyebabkan baja menjadi lebih lunak. N
Dislokasi adalah pergeseran atom akibat tegangan mekanik yang menyebabkan deformasi plastik pada logam. Ada tiga jenis dislokasi yaitu sisi, ulir, dan campuran. Kerapatan dislokasi dapat meningkat akibat deformasi plastik. Gerakan dislokasi tergantung pada sistem slip yang terdiri dari bidang dan arah preferensial. Slip cenderung terjadi pada bidang terpadat sesuai dengan struktur kristalnya.
Laporan ini membahas tentang uji hardenability baja AISI 1045 dan 4140 dengan metode Jominy test. Tujuannya adalah untuk mengetahui nilai kekerasan, struktur mikro, dan hardenability kedua baja tersebut serta membandingkan hasilnya dengan perhitungan metode Grossman dan Field. Parameter yang mempengaruhi hardenability antara lain komposisi kimia dan ukuran butir austenit."
1. Aluminium ditemukan dalam tanah liat dan digunakan dalam berbagai paduan dan aplikasi. Beberapa paduan aluminium umum digunakan untuk sheet metal, kapasitor, kendaraan, pesawat terbang, dan struktur bangunan.
2. Paduan tembaga dan timah putih dikenal sebagai perunggu, yang kuat dan tahan korosi dan digunakan untuk komponen mesin. Kuningan adalah paduan tembaga dan seng yang digunakan untuk kondu
Dokumen tersebut membahas tentang aluminium murni dan paduannya, meliputi pengertian, kandungan atom, struktur mikro, proses pembuatan, klasifikasi, sifat-sifat, contoh aplikasi, standarisasi, dan bentuk serta harga aluminium.
Aluminium adalah logam ringan yang banyak digunakan dalam industri dan kehidupan sehari-hari. Ia ditemukan pada tahun 1809 dan pertama kali diproduksi secara komersial pada tahun 1886. Proses produksinya meliputi penambangan bauksit, pemurnian menjadi alumina, dan peleburan menjadi logam aluminium menggunakan proses elektrolisis Hall-Heroult. Sifat-sifatnya yang ringan, kuat, tahan karat dan
1. Baja adalah paduan besi dan karbon dengan kandungan karbon 0,2-2,1%. Karbon berperan mengeraskan kisi kristal besi. Baja karbon dibedakan berdasarkan kandungan karbonnya. Baja juga mengandung unsur lain yang mempengaruhi sifatnya.
Dokumen ini menjelaskan proses Bayer dan proses Hall-Heroult dalam memproduksi aluminium. Proses Bayer meliputi 4 tahapan yaitu digestion, clarification, precipitation, dan calcination untuk memperoleh aluminium oksida dari bijih bauksit. Proses Hall-Heroult melibatkan elektrolisis aluminium oksida pada suhu 950°C untuk melepaskan aluminium murni. Aluminium terkumpul di dasar wadah sebagai cairan dan dikeluarkan ke cetak
Dokumen tersebut membahas proses pengolahan nikel dari bijih nikel laterit dengan menggunakan dua teknologi utama, yaitu pirometalurgi dan hidrometalurgi. Pada pirometalurgi, produk utamanya adalah ferronikel dan nikel matte, sedangkan pada hidrometalurgi menghasilkan nikel dan kobalt terpisah. Dokumen juga menjelaskan beberapa tahapan proses pirometalurgi dan hidrometalurgi serta kon
Paduan logam atau alloy terdiri dari campuran dua atau lebih unsur logam yang dilebur bersama untuk menghasilkan sifat-sifat baru seperti kekuatan, kekerasan, dan titik lebur yang berbeda dari logam aslinya. Contoh paduan logam yang dijelaskan adalah baja, tembaga, aluminium, dan nikel serta aplikasinya dalam berbagai bidang industri dan kehidupan sehari-hari.
Laporan praktikum ini membahas percobaan warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks Ni(II) dalam air. Percobaan ini melibatkan penambahan berbagai ligan seperti NH3, etilen diamin, dan dimetil glioksin ke dalam larutan NiSO4 untuk menghasilkan perubahan warna yang menunjukkan terbentuknya kompleks logam. Hasilnya menunjukkan perubahan warna dari hijau ke biru dan ungu ketika ditambahkan ligan yang berbeda
Nickel and its alloys have a variety of applications due to their properties such as high strength, corrosion resistance, and ability to retain strength at high temperatures. Some key uses of nickel and its alloys include:
1) Stainless steel and nickel-copper alloys like Monel are used for propeller shafts, desalination plants, and other applications that require corrosion resistance.
2) Nickel-cadmium batteries and nickel-silver alloys are used in portable electronics, keys, and coins due to their electrical properties and corrosion resistance.
3) Nickel-chromium and nickel-base superalloys are used in gas turbines, rocket engines, and other high-temperature applications because
Dokumen tersebut membahas tentang logam murni dan logam paduan. Logam murni hanya terdiri dari satu jenis atom seperti besi murni, sedangkan logam paduan terdiri dari dua atau lebih jenis atom yang dicampur. Logam paduan memiliki sifat yang lebih baik dibanding logam murni seperti kekerasan dan kekuatan yang lebih besar. Contoh logam paduan yang dijelaskan adalah baja, kuningan, perunggu
1. Nikel adalah logam berwarna putih keperak-perakan yang ditemukan dalam mineral pentlandit dan meteorit.
2. Proses pengolahan nikel meliputi crushing, pengeringan, reduksi, peleburan, pemurnian, dan granulasi.
3. Nikel digunakan untuk membuat baja tahan karat dan paduan logam.
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis paduan logam modern yang dikembangkan, seperti baja maraging, baja paduan rendah kekuatan tinggi, baja paduan fasa ganda, paduan super alloy, paduan titanium, dan komposit berbasis matriks logam. Jenis-jenis paduan tersebut memiliki sifat kuat dan tahan korosi yang baik pada suhu tinggi.
Nikel adalah logam yang tahan karat yang digunakan dalam baja tahan karat dan berbagai aplikasi industri. Paduan nikel, besi, dan krom membentuk baja tahan karat yang kuat dan banyak digunakan untuk peralatan dapur dan bangunan. Nikel diekstrak dari bijihnya melalui proses penambangan, pengolahan, dan pemurnian.
1. The document discusses nickel-based superalloys, which are metallic alloys developed to withstand high temperatures, often up to 70% of their absolute melting temperature. They have excellent creep, corrosion, and oxidation resistance.
2. Key features of nickel-based superalloys include a two-phase microstructure of gamma (γ) and gamma-prime (γ') phases that strengthen the alloy. Precipitation of γ' particles and formation of carbides at grain boundaries further increase the alloy's strength at high temperatures.
3. Alloying elements such as aluminum, titanium, and niobium promote the formation of γ' precipitates while chromium, molybdenum, and tung
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
Klasifikasi paduan aluminium
1. Klasifikasi paduan Aluminium
Klasifikasi paduan aluminium di susun oleh the International Alloy Designation
System (IADS) , klasifikasi tersebut didasarkan dari penamaan asosiasi aluminium
di Amerika Serikat.
Klasifikasi yang diterima oleh banyak Negara adalah :
1. Klasifikasi paduan aluminium tempa
2. Klasifikasi paduan aluminum coran
Klasifikasi paduan Aluminium Tempa
Setiap paduan aluminium tempa disusun menggunakan empat digit nomor.
1. Nomor Pertama ; mengindikasikan kelompok paduan berdasarkan
pada unsure paduan utamanya.
1xxx Aluminium murni dengan persentase hampir 99,0%
2xxx
(HT)
Paduan aluminium dengan unsure paduan utamanya
adalah tembaga sebesar 1,9 – 6,8%
3xxx Paduan Aluminium dengan padauan unsure utamanya
Manganese sebesar 0,3 – 1,5 %
4xxx Paduan Aluminum dengan paduan unsure utamanya
silicon sebesar 3,6 – 13,5 %
5xxx Paduan Aluminium dengan paduan unsure utamanya
magnesium sebesar 0,5 – 5,5 %
6xxx
(HT)
Paduan aluminium dengan paduan unsure utamanya
Magnesium 0,4% - 1,5% dan Silikon 0,2-1,7%
7xxx
(HT)
Paduan aluminium dengan paduan unsure utamanya Zinc
sebesar 1 – 8,2% dan magnesium
8xxx Paduan aluminium dengan paduan unsure utamanya
lithium
2. 2. Nomor Kedua : Mengindikasikan modifikasi paduan dan batasan
persentase impuritiesnya.
Paduan Original (basic) di lambangkan dengan “0” pada nomor keduanya.
Penomoran 1……9 mengindikasikan modifikasi berbagai jenis paduan
aluminiumnya dengan besaran komposisi yang tidak terlalu jauh.
Pada paduan series 1xxx penomoran keduan mengindikasikan besaran
ketidakmurniannya (impuritiesnya), 1…..9 mengindikasinya besaran
ketidakmurniannya
3. Dua Nomor terakhir ; Mengindikasikan persentase kemurnian paduan
aluminiumnya.
Contoh untuk grup 1 :
1070 atau 1170 : Persentase aluminum sebesar 99,70%
1050 atau 1250 : Persentase aluminium sebesar 99,50 %
1100 atau 1200 : persentase aluminium sebesar 99,00 %
Untuk jenis grup paduan aluminium lainnya series 2xxx hingga 8xxx : dua
nomor terakhir menunjukan signifikasi perbedaan paduan dalam kelompok
paduannya.
Klasifikasi paduan aluminium cor.
Setiap paduan aluminium cor di designasi dengan empat digit dengan
titik desimal memisahkan angka ketiga dan ke empatnya.
Angka pertama menunjukkan kelompok paduan sesuai dengan elemen
paduan utama:
3. 1xx.x Aluminium 99,0% minimum
2xx.x Tembaga (4% ... 4,6%);
3xx.x Silicon (5% ... 17%) dengan tembaga dan / atau
magnesium ditambahkan;
4xx.x Silicon (5% ... 12%);
5xxx Magnesium (4% ... 10%);
7xxx Zinc (6,2% ... 7,5%);
8xxx Paduan aluminium dengan paduan unsure utamanya
Tin;
9xx.x Lainnya
Dua digit kedua ; mengidentifikasi paduan aluminium atau
menunjukkan kemurnian paduan.
Dalam paduan dari seri 1xx.x kedua dua digit menunjukkan tingkat
kemurnian paduan - sama dengan dua digit ke kanan titik desimal dalam
konsentrasi minimum aluminium (dalam persen): 150.0 berarti minimum
99.50% aluminium dalam paduan, 120,1 berarti minimal 99,20%
aluminium dalam paduan.
Dalam semua kelompok lain dari paduan aluminium (2xx.x melalui
9xx.x) kedua dua digit menandakan paduan yang berbeda dalam
kelompok.
Digit terakhir : menunjukkan bentuk produk: pengecoran (ditunjuk
oleh "0") atau ingot (ditunjuk oleh "1" atau "2" tergantung pada batas
komposisi kimia.)
Sebuah modifikasi dari paduan atau pengotor batas asli ditunjukkan
dengan surat berantai sebelum penunjukan numerik.
4.
5. DESIGNASI TEMPER
1. Series “F” : “As Fabricated”
• Paduan aluminium tidak ada perlakuan apapun saat di fabrikasi,
hasil coran dibiarkan dingin perlahan hingga temperatur kamar.
• Terdapat dua phase pada kondisi dingin. Contoh kelas 5xxx,
terdapat dua padauan Al2Mg3 + Al pada suhu kamar.
(a)
(b)
Gambar 1. (a) Diagram fasa biner Al-Mg; (b) TTT diagram
Untuk proses anneling as fabricated
6. 2. Series “O” : “Anneled Wrought Product Only”
• Untuk mendapatkan keseragaman penyebaran butir dan kemerataan
properties material paduan, maka paduan dipanaskan hingga
tempertur melewati garis kesetimbangan sehingga paduan totally
pada phase α lalu didinginkan perlahan hingga temperatur kamar.
Heating until over equilibrium line – then Annealing (without any
heating process)
3. Series “H” : “ Cold working (strain hardening)”
• Deformasi plastis membentuk dislokasi, proses terus berlanjut
sehingga luas material yang terdeformasi meningkat , dislokasi
7. semakin besar dan saling berhimpit menyebabkan penurunan
mobilitas dari dislokasi sendiri. Hal ini menyebabkan terjadinya
peningkatan ultimate tensile strength.
Series “H” dibagi lagi dalam beberapa sub-series :
3.1. Subseries Pertama : melambangkan secondary treatment
untuk menentukan tingkatan propertinya. Sub series pertama
terdiri dari :
3.1.1. Subseries “1” : “Cold Working Only”
• Material yang dihasilkan hanya melalui proses cold working,
Ultimate strength dan tensile strength tinggi namun
material sangat getas dan keras karena besarnya tegangan
permukaan dan bentuk atom yang pipih hasil rollan
(pekerjaan dingin)
3.1.2. Subseries “2” : “ cold working and partially annealing”
• Material mengalami cold working – kemudian dipanasi
hingga melewati garis kesetimbangan (hingga mencapai
kekerasan yang diinginkan) – di dinginkan perlahan hingga
mencapai suhu kamar
Cold working – recovery – until control recristalization
3.1.3. Subseries “3” : “cold working and stabilized temper”
• Material mengalami cold working – kemudian dipanasi pada
low temperatur tapi tidak sampai melewati garis
8. kesetimbangan- ditahan hingga mencapai kekerasan yang
diinginkan – di dinginkan perlahan hingga mencapai suhu
kamar
3.2. Subseries kedua : “ Untuk class H hanya melambangkan
tingkatan residual hardening”
Designation Hardening level Yield Strength (Ksi)
2 ¼ Hard 23.0
4 ½ Hard 26.0
6 ¾ Hard 29.0
8 Hard 32.0
9 Extra Hard >32.0
4. Series “T” : “Heat Treated”
9. • Paduan Aluminium yang bisa dilakukan treatment untuk
mendapatkan property yang diinginkan.
• Bisa melalui solid solution kemudian dilakukan aging, bisa
juga dianneal kemudian di aging, atau bisa juga hanya di
lakukan aging tanpa menjadikannya solid solution.
4.1. Dapat dibagi menjadi 9 subseries :
4.1.1. Subseries “T1” : Partial solution plus natural
aging.
• Paduan dipanasi hingga melewati garis equilibrium dan
ditahan dengan waktu tidak terlalu lama (tidak sepenuhnya
phase β larut seluruhnya di phase α)
• Kemudian di quench untuk mendapatkan kondisi solid
superhated solid solution
• Kemudian di diamkan pada suhu kamar hingga mengalami
penguatan precipitate secara alami.
Contoh : Paduan Al -Mg
10. 4.1.2. Subseries “2” : “ Annealed Cast product only”
• Produk hasil coran dipanasi hingga melewati garis kesetimbangan
hingga seluruh phase β larut di phase α
• Kemudian di dinginkan perlahan hingga mencapai temperatur
ruang
4.1.3. Subseries “3” : “ Sollution plus cold work”
• Produk hasil coran dipanasi hingga melewati garis kesetimbangan
hingga seluruh phase β larut di phase α
• Kemudian di dinginkan cepat hingga mencapai temperatur ruang
untuk membuat kondisi menjadi supersaturated solid sollution
• Setelah itu dilakukan pengerolan dingin untuk meningkatkan
besaran tensile dan ultimate strengthnya.
4.1.4. Subseries “4” : “Sollution plus natural ageing”
• Produk hasil coran dipanasi hingga melewati garis kesetimbangan
hingga seluruh phase β larut di phase α
11. • Kemudian di dinginkan cepat hingga mencapai temperatur ruang
untuk membuat kondisi menjadi supersaturated solid sollution
• Setelah itu dibiarkan hingga munculnya precipitate secara alami
untuk proses penguatan propertinya.
4.1.5. Subseries “5” : Artificial ageing only”
• Setelah produk paduan di cor, paduan dipanasi pada low
temperatur dan tidak melewati garis kesetimbangan
• Di holding hingga waktu tertentu untuk mempercepat
terbentuknya precipitate hardening dalam penguatan paduan.
• kemudian di dinginkan perlahan
4.1.6. Subseries “6” : “ Sollution plus artificial ageing”
• Produk hasil coran dipanasi hingga melewati garis kesetimbangan
hingga seluruh phase β larut di phase α
• Kemudian di dinginkan cepat hingga mencapai temperatur ruang
untuk membuat kondisi menjadi supersaturated solid solution
• paduan dipanasi pada low temperatur dan tidak melewati garis
kesetimbangan
12. • Di holding hingga waktu tertentu untuk mempercepat
terbentuknya precipitate hardening dalam penguatan paduan.
• kemudian di dinginkan perlahan
4.1.7. Subseries “7” : “Sollution plus stabilizing”
• Produk hasil coran dipanasi hingga melewati garis kesetimbangan
hingga seluruh phase β larut di phase α
• Kemudian di dinginkan cepat hingga mencapai temperatur ruang
untuk membuat kondisi menjadi supersaturated solid solution
• paduan dipanasi pada low temperatur (temperatur sama dengan
T6) dan tidak melewati garis kesetimbangan
• Di holding hingga waktu tertentu hingga over aging atau
ditingkatkan temperatur tempernya dengan waktu yang sama
sehingga penguatan precipitate tidak lagi maksimum hal ini
dimaksudkan untuk :
1. Peningkatan stablitas dimensional
2. Untuk meningkatkan ketahana penggunaan pada temperratur
rendah dan tinggi
3. Peningkatan ketahanan terhadap exfloation corrosion/ korosi
pengelupasan (; bentuk korosi intergranular korosi yang
time
1
2
3
4
5
6
1. Heating at below equibrilium line
2. Holding untill prevalent
3. Quenching untill room temperatur
4. Holding time
5. Temper at temp below equlibrium line
6. holding time
7. cooling down
7
13. melibatkan serangan korosi selektif pada lokasi yang
berdekatan dengan batas butir, hal ini membuat logam paduan
aluminium seperti mengelupas kelihatan seperti berlapis)
• kemudian di dinginkan perlahan.
4.1.8. Subseries “8” : “ Sollution plus cold work plus artificial aging”
• Produk hasil coran dipanasi hingga melewati garis kesetimbangan
hingga seluruh phase β larut di phase α
• Kemudian di dinginkan cepat hingga mencapai temperatur ruang
untuk membuat kondisi menjadi supersaturated solid solution
• Paduan di roll pada kondisi dingin (cold working)
• Kemudian paduan dipanasi pada low temperatur (temperatur sama
dengan T6) dan tidak melewati garis kesetimbangan
• Di holding hingga waktu tertentu untuk mendapatkan property
tensile dan ultimate yang di inginkan.
• kemudian di dinginkan perlahan.
14. 4.1.9. Subseries “9” : “ Sollution plus artificial aging plus cold work”
• Produk hasil coran dipanasi hingga melewati garis kesetimbangan
hingga seluruh phase β larut di phase α
• Kemudian di dinginkan cepat hingga mencapai temperatur ruang
untuk membuat kondisi menjadi supersaturated solid solution
• Kemudian paduan dipanasi pada low temperatur (temperatur sama
dengan T6) dan tidak melewati garis kesetimbangan
• Di holding hingga waktu tertentu untuk mendapatkan property
tensile dan ultimate yang di inginkan.
• kemudian di dinginkan perlahan.
• Paduan di roll pada kondisi dingin (cold working)
time
1
2
3
4
5
6
1. Heating at below equibrilium line
2. Holding untill prevalent
3. Quenching untill room temperatur
4. Cold Working (rolling, forging, extrusion)
5. Temper at temp below equlibrium line
6. holding time
7. cooling down
7
15. 4.2. Subseries kedua : “ Untuk class T”
Designation Hardening level Yield Strength (Ksi)
2 ¼ Hard 23.0
4 ½ Hard 26.0
6 ¾ Hard 29.0
8 Hard 32.0
9 Extra Hard >32.0
time
1
2
3
4
5
6
1. Heating at below equibrilium line
2. Holding untill prevalent
3. Quenching untill room temperatur
4. holding until room temperatur
5. Temper at temp below equlibrium line
6. holding time
7. cooling down
8. Cold working (rolling, forging, extrusion)
7 8