2. i
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
(P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu
upaya pemerintah untuk membangun kemandirian
masyarakat dan peningkatan peran pemerintah daerah
dalam menanggulangi kemiskinan secara mandiri.
Melalui P2KP-1 , P2KP-2 dan P2KP-3 terbentuk 6.405
BKM yang tersebar di 1.125 kecamatan di 235 kota/
kabupaten dan memunculkan lebih dari 291.000
relawan-relawan dari masyarakat setempat, serta
memberi manfaat bagi 18,9 Juta orang (penduduk
miskin), melalui 243.838 KSM.
Mempertimbangkan perkembangan positif P2KP
tersebut, Pemerintah Indonesia telah menetapkan
kebijakan untuk memperluas jangkauan wilayah dan
keberlanjutan pelaksanaan P2KP, dengan
mengalokasikan tambahan dana yang cukup signifikan
pada tahun anggaran 2007 yang mencakup 7.273
Kelurahan di 834 kecamatan tersebar pada 249 kota/
kabupaten . Kegiatan ini merupakan bagian dari
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri yang diluncurkan secara resmi oleh Presiden
Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 3 April 2007 di Palu, Sulawesi Tengah sebagai
wujud nyata kepedulian Pemerintah untuk mengurangi
kemiskinan.
Kegiatan ini diharapkan juga dapat mendukung
kesepakatan global pada awal tahun 2000 mengenai
Millennium Development Goals (MDGs), sehingga mulai
tahun 2007 ini P2KP yang merupakan bagian dari PNPM
Mandiri melakukan penyempurnaan pedoman
pelaksanaannya yang lebih fokus pada upaya
peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan
percepatan pencapaian target sasaran MDGs, dengan
Kata Pengantar
menerbitkan buku Petunjuk Pelaksanaan PNPM Mandiri
P2KP 2007.
Melalui buku petunjuk pelaksanaan ini, diharapkan
pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP 2007 dapat
dilaksanakan oleh seluruh pelaku secara efektif dan
optimal untuk mendukung upaya pemerintah dalam
menurunkan jumlah orang miskin di Indonesia menjadi
8,2 % pada tahun 2009 serta diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia
sesuai amanat UUD’45.
Semoga bermanfaat.
Jakarta, Mei 2007
Agoes Widjanarko
Direktur Jenderal Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum
3. ii PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
Daftar Isi
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................……………………………….........…..................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...........…………………………………..................................................................... iii
DAFTAR TABEL ...........…………………………………..................................................................... iv
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN .................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN .....................…………………………………........................................... 1
1.1. Latar Belakang …………………………........…………………........................................ 1
1.2. Tujuan ……………………….........……………………....................................... 2
1.3. Sasaran ……………………………………..........…….......................................... 2
1.4. Prinsip dan Pendekatan ……………………………..……………………..................................... 2
1.5. Lokasi Sasaran .................................................................................................................................. 3
BAB II. POLA DAN MEKANISME PELAKSANAAN ....………….........…................................... 4
2. 1. Penerima Manfaat .................................................................................................................................. 4
2. 2. Bantuan Langsung Maswyarakat .................................................................................................. 4
2. 3. Bantuan Pendampingan .................................................................................................................. 6
2. 4. Strategi Pendampingan .................................................................................................................. 8
BAB III. ORGANISASI PELAKSANAAN ……..………….......................................................................... 13
3.1. Tingkat Nasional .....................................................................……….................................................. 13
3.2. Tingkat Propinsi .....................................................................……….................................................. 14
3.3. Tingkat Kabupaten/Kota .........................................................………............................................. 14
3.4. Tingkat Kecamatan .................................................................………...................................................... 14
3.4. Tingkat Kelurahan/Desa ..........................................................………............................................. 15
BAB IV. PENUTUP ……..…………......................................................................................................... 17
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
1. Lampiran 1 : Info Ringkas PNPM, IPM dan MDGs
2. Lampiran 2: Langkah-langkah Kegiatan PNPM Mandiri P2KP 2007 di Tingkat Masyarakat
3. Lampiran 3: Rencana Aksi Anti Korupsi Indonesia
4. Lampiran 4: Indikator Kinerja PNPM P2KP 2007
5. Lampiran 5: Daftar Lokasi Sasaran PNPM Mandiri P2KP 2007
4. iii
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
Daftar Gambar
Gambar 2.1. Tahapan Kegiatan PNPM-P2KP di Lokasi Lama ...................................................... 9
Gambar 2.2. Tahapan Kegiatan PNPM-P2KP di Lokasi Baru ...................................................................... 11
Gambar 2.3. Tahapan Kegiatan PNPM-P2KP Tingkat Kota/Kabupaten ....................................... 12
Gambar 3.1. Struktur Organisasi Pengelolaan PNPM-P2KP. ....................................................................... 16
5. iv PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
Daftar Tabel
Tabel 2.1: Distribusi Alokasi Dana BLM di Kelurahan Lama ...................................................................... 4
Tabel 2.2: Distribusi Alokasi Dana BLM di Kelurahan Baru ...................................................................... 5
Tabel 2.3: Mekanisme Pencairan Dana BLM dan Pra-Syarat Pencairan untuk Lokasi Lama ....... 5
Tabel 2.4: Mekanisme Pencairan Dana BLM dan Pra-Syarat Pencairan untuk Lokasi Baru ....... 6
6. v
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
Daftar Istilah & Singkatan
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BAPPUK : BeritaAcara Penetapan Prioritas Usulan Kegiatan
BI : Bank Indonesia
BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat
BLM : Bantuan Langsung Masyarakat
BOP : Biaya Operasional
BPD : Badan Perwakilan Desa
BPKP : Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan
Dokumen SPK-D : Dokument Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Daerah
DPT : Diskusi PartisipatifTerpadu
Depdagri : Departemen Dalam Negeri
Dep.Keu : Departemen Keuangan
Dep.PU : Departemen Pekerjaan Umum
ExecutingAgency : Penyelanggara Program
Fasilitator : Tenaga Pengembangan Masyarakat P2KP
FGD : Focussed Group Discussion / Diskusi Kelompok terarah
FKA-BKM : Forum KomunikasiAntar BKMTingkat Kota/Kabupaten
IPM : Indeks Pembangunan Manusia
KBK : Komunitas Belajar Kelurahan
KBP : Komunitas Belajar Perkotaan
KE : Konsultan Evaluasi
KMP : Konsultan Manajemen Pusat
KMW : Konsultan Manajemen Wilayah
Korkot : Koordinator Kota, KMW
KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat
Litbang : Penelitian & Pengembangan
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
MDGs : MillenniumDevelopmentGoals
Musrenbang : Musyawarah Rencana Pembangunan
ND : Neighbourhood Development, Pembangunan Lingkungan Permukiman Kelurahan
NOL : NoObjectionLetter
P2KP : Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
7. vi PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
PAKET : Penanggulangan Kemiskinan Terpadu
PBL : Penataan Bangunan dan Lingkungan
PDMDKE : Pemberdayaan Daerah dalam Mengatasi Dampak Krisis Ekonomi
PJM : Program Jangka Menengah
PJOK : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan
PK : PembuatKomitment
Pej.PK : PejabatPembuatKomitment
PKK : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
PMD : Pemberdayaan Masyarakat Desa
PMT : Program Manager Team
PNPM Mandiri : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
PPM : Penanganan Pengaduan Masyarakat
PRONANGKIS : Program Penanggulangan Kemiskinan
PS : Pemetaan Swadaya
PU : Pekerjaan Umum
Relawan : Warga setempat yang peduli membantu warga miskin di wilayahnya tanpa pamrih
Renta : Rencana Tahunan
RK : RefleksiKemiskinan
RKM : Rembug Kesiapan Masyarakat
RT/RW : Rukun Tetangga/Rukun Warga
SA : SpecialAccount (Rekening Khusus)
SATKER-P2KP : Satuan Kerja Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
SE-DJP : Surat Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Departemen Keuangan
SIM : SistemInformasiManajemen
SKS : Satuan Kerja Sementara
SNVT : Satuan Kerja Non Vertikal di tingkat Propinsi
SOP : Standard Operational Procedures
SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana
SPM : Surat Perintah Membayar
SPP : Surat Permintaan Pembayaran
SPPB : Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan
SPPP : Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan
SWK : Satuan Wilayah Kerja
TA : TechnicalAssistance
TIM INTERDEPT : Tim Pengarah dan Kelompok KerjaAntar Departemen Terkait di Tingkat Nasional
TKPP : Tim Koordinasi Pelaksanaan P2KP (tingkat Propinsi dan Kota/Kabupaten)
TKPK-D : Tim Komite Penanggulangan Kemiskinan di Daerah (Tingkat Propinsi atau Kota/Kabupaten)
UKM : Usaha Kecil Menengah
UP : Unit Pengelola yang dibentuk BKM
UPK : Unit Pengelola Keuangan
UPL : Unit Pengelola Lingkungan
UPS : Unit Pengelola Sosial
UPP : Urban Poverty Project (P2KP)
WB : World Bank
8. 1
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
I.1. Latar Belakang
Program Penanggulangan Kemiskinan di
Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999
sebagai suatu upaya pemerintah untuk
membangun kemandirian masyarakat dan
pemerintah daerah dalam menanggulangi
kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini
sangat strategis karena menyiapkan landasan
kemandirian masyarakat berupa institusi
kepemimpinan masyarakat yang representative,
mengakar dan menguat bagi perkembangan
modal sosial (social capital) masyarakat di masa
mendatang serta menyiapkan kemitraan
masyarakat dengan pemerintah daerah dan
kelompok peduli setempat.
Lembaga kepemimpinan masyarakat yang
mengakar, representative dan dipercaya tersebut
(secara generik disebut Badan Keswadayaan
Masyarakat atau disingkat BKM) dibentuk melalui
kesadaran kritis masyarakat untuk menggali
kembali nilai-nilai luhur kemanusiaan dan nilai-nilai
kemasyarakatan sebagai pondasi modal sosial
(capital social) kehidupan masyarakat.
Dengan demikian, BKM selain diharapkan mampu
menjadi wadah perjuangan kaum miskin dalam
menyuarakan aspirasi dan kebutuhan mereka,
sekaligus menjadi motor bagi upaya
penanggulangan kemiskinan yang dijalankan oleh
masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan,
mulai dari proses penentuan kebutuhan,
pengambilan keputusan, proses penyusunan
program, pelaksanaan program hingga
pemanfaatan dan pemeliharaan.
Tiap BKM bersama masyarakat telah menyusun
Perencanaan Jangka Menengah Program
Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis)
secara partisipatif, sebagai prakarsa masyarakat
untuk menanggulangi kemiskinan di wilayahnya
secara mandiri. Atas fasilitasi pemerintah dan
prakarsa masyarakat, BKM-BKM ini mulai menjalin
kemitraan dengan pemerintah daerah dan
kelompok peduli setempat.
Sejak pelaksanaan P2KP-1 hingga pelaksanaan
P2KP-3 saat ini telah terbentuk sekitar 6.405 BKM
yang tersebar di 1.125 kecamatan di 235 kota/
kabupaten, telah memunculkan lebih dari 291.000
relawan-relawan dari masyarakat setempat, serta
telah mencakup 18,9 Juta orang pemanfaat
(penduduk miskin), melalui 243.838 KSM.
Mempertimbangkan perkembangan positif P2KP
tersebut, Pemerintah Indonesia telah menetapkan
kebijakan untuk memperluas jangkauan wilayah
dan keberlanjutan pelaksanaan P2KP, dengan
mengalokasikan tambahan dana yang cukup
signifikan.
Keberlanjutan pelaksanaan P2KP ini sangat
penting mengingat kontribusi BLM P2KP saat ini
baru membiayai sekitar 10-15% dari kebutuhan
program yang disusun masyarakat (PJM
Pronangkis), sehingga upaya penanggulangan
kemiskinan masih belum optimal. Sedangkan
perluasan wilayah sasaran dilakukan dalam rangka
upaya mengurangi jumlah penduduk miskin
menjadi 8,2 % dari total penduduk indonesia pada
tahun 2009.
Mulai tahun 2007 P2KP menjadi bagian dari
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri, oleh sebab itu mulai tahun ini
PNPM Mandiri P2KP diarahkan untuk mendukung
upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia
1 Pendahuluan
9. 2 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
(IPM) dan pencapaian sasaran Millennium
Development Goals (MDGs)1
I.2. Tujuan
Tujuan Pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP adalah
sebagai berikut:
a. Mewujudkan masyarakat “Berdaya” dan
“Mandiri”, yang mampu mengatasi berbagai
persoalan kemiskinan di wilayahnya, sejalan
dengan kebijakan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri;
b. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah
dalam menerapkan model pembangunan
partisipatif yang berbasis kemitraan dengan
masyarakat dan kelompok peduli setempat;
c. Mewujudkan harmonisasi dan sinergi
berbagai program pemberdayaan masyarakat
untuk optimalisasi penanggulangan
kemiskinan;
d. Meningkatkan capaian manfaat bagi
masyarakat miskin untuk mendorong
peningkatan IPM dan pencapaian sasaran
MDGs.
I.3. Sasaran
Sasaran Pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP adalah
sebagai berikut:
a. Terbangunnya lembaga kepemimpinan
masyarakat (BKM) yang aspiratif, representatif,
dan akuntabel untuk mendorong tumbuh dan
berkembangnya partisipasi serta kemandirian
masyarakat;
b. Tersedianya PJM Pronangkis sebagai wadah
untuk mewujudkan sinergi berbagai program
penanggulangan kemiskinan yang
komprehensif dan sesuai dengan aspirasi
serta kebutuhan masyarakat dalam rangka
pengembangan lingkungan permukiman
yang sehat, serasi, berjati diri dan
berkelanjutan;
c. Meningkatnya akses terhadap pelayanan
kebutuhan dasar bagi warga miskin dalam
rangka meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) dan pencapaian sasaran
MDGs
I.4. Prinsip dan Pendekatan
1.4.1. Prinsip
Sebagai program pemberdayaan masyarakat
berbasis nilai, maka prinsip dasar program
adalah “Pemberdayaan Manusia
Seutuhnya” untuk menumbuhkan
kepedulian, kerelawanan dan perilaku yang
berpihak pada masyarakat miskin dengan
dilandasi keikhlasan memberikan prioritas
kepada warga yang lebih menderita, lebih
miskin dan lebih parah kondisinya. Untuk itu,
nilai dan prinsip yang melandasi pelaksanaan
PNPM Mandiri P2KP adalah:
a) Nilai-nilai luhur kemanusiaan (perilaku/
moral), yakni jujur, ikhlas, peduli, serta
dapat dipercaya ;
b) Nilai-nilai kemasyarakatan (modal
sosial), yakni kebersamaan, solidaritas
sosial, gotong royong, kekeluargaan
serta kesatuan dalam keragaman;
c) Prinsip pembangunan berkelanjutan
(sustainable development), yakni
pelestarian lingkungan, pembangunan
ekonomi dan pembangunan sosial
(pendidikan, kesehatan, dll).
1.4.2. Pendekatan
Agar terwujud tujuan yang hendak dicapai
PNPM Mandiri P2KP, maka pendekatan yang
akan dilakukan adalah:
a. Melembagakan pola pembangunan
partisipatif yang berorientasi masyarakat
miskin dan berkeadilan, melalui :
• Pembangunan lembaga
kepemimpinan masyarakat (BKM)
yang representatif, akuntabel, dan
mampu menyuarakan kepentingan
masyarakat dalam proses-proses
pengambilan keputusan;
• Perencanaan Partisipatif dalam
menyusun PJM-Pronangkis
berbasis pada peningkatan IPM-
MDGs
b. Menyediakan stimulan BLM secara
transparan untuk mendanai kegiatan
penanggulangan kemiskinan yang
mudah dilakukan oleh masyarakat dan
membuka kesempatan kerja, melalui :
1
penjelasan singkat mengenai PNPM Mandiri, IPM dan MDGs dapat dilihat pada lampiran 1
10. 3
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
• Pembangunan sarana / prasarana
lingkungan
• Peningkatan kapasitas sumber daya
manusia
• Pengembangan ekonomi lokal
dengan prasyarat tertentu
c. Memperkuat keberlanjutan program,
dengan:
• Menumbuhkan rasa memiliki di
kalangan masyarakat melalui
proses penyadaran kritis, partisipatif,
pengelolaan hasil-hasilnya, dan
lainnya.
• Meningkatkan kemampuan
perangkat pemerintah dalam
perencanaan, penganggaran, dan
pengembangan paska program.
• Meningkatkan efektifitas
perencanaan dan penganggaran
yang lebih berorientasi pada
masyarakat miskin dan berkeadilan.
I.5. Lokasi Sasaran
Lokasi sasaran PNPM Mandiri P2KP untuk tahun
anggaran 2007 meliputi 33 propinsi, 249 kota/
kabupaten, 834 kecamatan dan 7.273 kelurahan/
desa, yang terbagi atas 2 kategori, sbb:
a. Lokasi lama (sudah/sedang melaksanakan
P2KP)
Kecamatan-kecamatan yang telah menjadi
lokasi sasaran P2KP sebelumnya dan
sebagian besar BKM diwilayah kecamatan
tersebut mempunyai kinerja baik, sebanyak
4.400 kelurahan.
b. Lokasi Baru (Belum ada P2KP)
Kecamatan-kecamatan Perkotaan yang
belum melaksanakan P2KP sebanyak 2.873
kelurahan.
11. 4 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
2
Pola dan Mekanisme
Pelaksanaan
Pola pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri P2KP tahun
2007 secara umum mengacu kepada Pedoman Umum
P2KP-3 dan pedoman-pedoman teknis yang telah ada
dengan penyempurnaan-penyempurnaan yang
mengarah pada peningkatan IPM-MDGs seperti :
1. Pedoman Teknis Pemetaan Sosial dan Sosialisasi
Awal;
2. Pedoman Teknis Pendaftaran Relawan dan
Pelaksanaan RKM;
3. Pedoman Teknis Pelaksanaan Refleksi
Kemiskinan (RK);
4. Pedoman Teknis Pelaksanaan Kajian Pemetaan
Swadaya (PS);
5. Pedoman Teknis Pembentukan Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM);
6. Pedoman Teknis Perencanaan Partisipatif PJM
Pronangkis;
7. Pedoman Teknis Pembentukan Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM);
8. Pedoman Teknis Pendampingan Pencairan Dana
BLM dan
9. Pedoman Teknis, Petunjuk pelaksanaan serta
SOP-SOP lainnya
2.1.Penerima Manfaat
Penerima manfaat PNPM Mandiri P2KP adalah
keluarga miskin yang diidentifikasi masyarakat
sendiri dan disepakati serta ditetapkan bersama
oleh seluruh masyarakat, pemerintah kelurahan/
desa dan stakeholder setempat, melalui proses
pemetaan swadaya (community self survey)
berbasis IPM-MDGs.
2.2.Bantuan Langsung Masyarakat
(BLM)
BLM merupakan dana stimulan untuk
mendorong masyarakat membangun modal sosial
melalui pembelajaran kritis di tiga bidang
(lingkungan, sosial dan ekonomi) yang dikenal
sebagai Tridaya agar mandiri dalam
menanggulangi persoalan kemiskinan dan
mampu meningkatkan IPM serta mempercepat
pencapaian MDGs di wilayahnya.
a. Alokasi BLM
Alokasi BLM di lokasi kelurahan lama
bervariasi antara Rp 150 juta hingga Rp 350
juta, sesuai jumlah penduduk di kelurahan
tersebut seperti yang terlihat pada tabel 2.1
dibawah ini :
Tabel 2.1. Distribusi Alokasi Dana BLM di Kelurahan
Lama
Kategori Kelurahan
Kategori
Kecil Sedang Besar
Jumlah Penduduk
Kelurahan/Desa Yang Menjadi
Lokasi PNPM Mandiri P2KP
< 3.000 jiwa 3.000 s/d
10.000 jiwa
> 10.000 jiwa
Plafond Jumlah Alokasi Dana
BLM
Rp 150 juta Rp 200 juta Rp 350 juta
Tahapan Pencairan dana BLM Tahap 1=40%, Tahap 2=60%
Sedangkan alokasi BLM untuk lokasi kelurahan
baru atau BLM Tridaya adalah bervariasi antara
Rp 200 juta hingga Rp 500 juta, sesuai jumlah
penduduk di kelurahan tersebut dengan rincian
seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini :
12. 5
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
Tabel 2.2 Distribusi Alokasi Dana BLM di
Kelurahan Baru
Kategori Kelurahan
Kategori
Kecil Sedang Besar
Jumlah Penduduk
Kelurahan/Desa Yang Menjadi
Lokasi PNPM Mandiri P2KP
< 3.000 jiwa 3.000 s/d
10.000 jiwa
> 10.000 jiwa
Plafond Jumlah Alokasi Dana
BLM
Rp 200 juta Rp 300 juta Rp 500 juta
Tahapan Pencairan dana BLM Tahap 1=20%, Tahap 2=50% & Tahap 3=30%
b. Ketentuan Pemanfaatan Dana BLM untuk
Lokasi Lama
Dana BLM Pronangkis untuk lokasi lama
digunakan untuk membiayai kegiatan prioritas
yang ada dalam PJM Pronangkis, yang dibuat
berdasarkan pemetaan swadaya berbasis
kinerja peningkatan IPM-MDGs.
Pemanfaatan dana BLM untuk kegiatan
pengembangan ekonomi yang bersifat
pinjaman bergulir, hanya diperkenankan
apabila telah memenuhi dua persyaratan
pokok sebagai berikut;
a) Masih terdapat kebutuhan program dana
bergulir dalam PJM Pronangkis berbasis
kinerja peningkatan IPM-MDGs;
b) Kinerja pengelolaan dana bergulir
sebelumnya menunjukkan hasil yang
baik, dengan indikator minimal tingkat
pengembalian (repayment rate)
perguliran dana adalah 80%.
Pencairan Dana BLM ke BKM dilakukan
dalam 2 tahap, yakni Tahap I sebesar 40%
dan Tahap II sebesar 60%, melalui rekening
Bank yang dibuat oleh BKM, dengan
ketentuan:
Tabel 2.3. Mekanisme Pencairan Dana BLM dan Pra-Syarat Pencairan untuk Lokasi Lama
Tahap Penyaluran Pra-syarat
Tahap 1 : 40%
Kinerja pengelolaan dana dan hasil kegiatan sebelumnya
memenuhi persyaratan pedoman P2KP;
BKM telah mere-orientasi PJM Pronangkis yang disusun berbasis
kinerja pencapaian target IPM-MDGs, yang telah diverifikasi KMW;
SPPB ditanda tangani.
Tahap 2 : 60% Verifikasi dan sertifikasi KMW terhadap pembukuan BKM dengan
hasil baik;
Verifikasi KMW tentang kinerja transparansi, akuntabilitas BKM
menunjukkan hasil memuaskan;
95% dana tahap sebelumnya telah dimanfaatkan;
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan yang diusulkan untuk
didanai BLM Tahap 2 telah diverifikasi oleh Fasilitator dan KMW;
Proposal/usulan BKM untuk tahap 2 telah disetujui KMW.
c. Ketentuan Pemanfaatan Dana BLM untuk Lokasi Baru
Pencairan Dana BLM ke BKM dilakukan secara bertahap, yakni Tahap I sebesar 20%, Tahap II sebesar
50% dan Tahap III sebesar 30% dari alokasi dana BLM setiap kelurahan/desa sasaran, melalui rekening
Bank yang dibuat oleh BKM, dengan syarat pencairan sbb:
BLM untuk kelurahan lama dapat dicairkan seluruhnya (100%) pada tahun anggaran 2007
13. 6 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
Tabel 2.4. Mekanisme Pencairan Dana BLM dan Pra-Syarat Pencairan untuk Lokasi Baru
Tahap Penyaluran Pra-syarat
Tahap 1 : 20% BKM terbentuk sesuai ketentuan P2KP;
PJM Pronangkis yang disusun berbasis kinerja pencapaian target
IPM-MDGs, yang diverifikasi KMW;
SPPB ditanda tangani.
Tahap 2 : 50% Verifikasi KMW tentang kinerja, transparansi, akuntabilitas dan
efesiensi pengelolaan dana BLM tahap 1 menunjukkan hasil
memuaskan;
95% dana tahap I telah dimanfaatkan;
Penerima manfaat langsung masuk dalam daftar KK miskin (PS-2);
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan yang diusulkan untuk
didanai BLM Tahap 2 telah diverifikasi oleh Fasilitator dan KMW;
Proposal/usulan BKM untuk tahap 2 telah disetujui KMW.
Tahap 3 : 30% Verifikasi dan sertifikasi KMW terhadap pembukuan BKM dengan
hasil baik;
Verifikasi KMW terhadap kinerja transparansi dan akuntabilitas
dana serta pelaksnaan kegiatan BKM/Masy;
Penerima manfaat langsung masuk dalam daftar KK miskin (PS-2);
95% dana tahap sebelumnya telah dimanfaatkan;
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan yang diusulkan telah
diverifikasi Fasilitator;
Proposal kegiatan BKM untuk tahap 3 telah disetujui KMW.
BLM untuk kelurahan baru hanya dicairkan untuk tahap 1 (20%) pada tahun anggaran 2007 ini.
d. Ketentuan BLM Untuk Lokasi P2KP-3
Pada Pelaksanaan PNPM P2KP tahun 2007
terdapat 1.726 kelurahan/desa yang tengah
berproses melaksanakan P2KP-3. Di lokasi-
lokasi tersebut, akan diselesaikan seluruh
tahap pencairan BLM (hingga tahap 3) pada
tahun 2007 ini, dengan menggunakan sumber
dana loan UPP-3.
Masyarakat juga akan difasilitasi untuk
menyempurnakan PJM Pronangkis berbasis
kinerja pencapaian IPM-MDGs untuk
menunjang PNPM 2008-2009.
2.3.Bantuan Pendampingan
a. Bantuan Pendampingan di tingkat
Masyarakat Kelurahan/Desa
Bantuan pendampingan diberikan melalui
penugasan Tim Fasilitator beserta dukungan
dana operasional untuk mendampingi
masyarakat dalam rangka penanggulangan
kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan.
Komposisi Tim Fasilitator untuk pelaksanaan
PNPM Mandiri P2KP di lokasi lama adalah
tiap 7 kelurahan akan didampingi 4 fasilitator
untuk 6 bulan pertama dan 3 fasilitator untuk
6 bulan berikutnya. Sedangkan komposisi
Tim Fasilitator untuk lokasi baru, lokasi P2KP
1 tahap 1, dan lokasi P2KP-3 adalah 5
fasilitator untuk 7 kelurahan. Kebijakan
mengenai komposisi faskel ini dapat
disesuaikan atas dasar ketetapan PMU P2KP.
Setiap tim fasilitator sekurangnya terdiri dari 1
senior fasilitator sebagai koordinator tim, 1
Fasilitator Teknik, 1 Fasilitator Keuangan dan
1 Fasilitator Sosial.
Seluruh fasilitator kelurahan yang bekerja di
PNPM Mandiri P2KP berkewajiban
menjunjung tinggi dan melaksanakan secara
konsisten Kode Etik Fasilitator, sebagai
berikut:
a) Fasilitator bekerja sebagai Tim;
b) Fasilitator memfasilitasi, Masyarakat
mengambil keputusan secara rasional
dan bertanggungjawab sebagai hasil
fasilitasi yang baik;
c) Fasilitator tidak memberi janji-janji atau
iming-iming kepada masyarakat,
termasuk informasi yang tidak sesuai
pedoman dan kebijakan program;
d) Perencanaan, penetapan program dan
pelaksanaan program harus dilakukan
oleh masyarakat sendiri, Fasilitator hanya
memfasilitasi agar proses kegiatan
14. 7
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
sesuai dengan nilai, prinsip dan
ketentuan P2KP;
e) Fasilitator tidak diperkenankan meminta
uang atau imbalan apapun dari
masyarakat;
f) Fasilitator tidak diperkenankan me-
nerima imbalan uang dari masyarakat,
baik secara langsung maupun tidak
langsung (tenaga kerja, dll);
g) Fasilitator bertanggungjawab terhadap
penyelesaian masalah yang ada di
wilayah dampingannya, termasuk
kemungkinan munculnya penyimpangan
dan penyalahgunaan yang terjadi,
sebagai konsekuensi logis
tanggungjawab fasilitator mengawal
nilai, prinsip dan ketentuan P2KP.
Ikatan kerja dengan Fasilitator dilakukan oleh
SNVT PBL provinsi dan dalam pengendalian
substansi maupun operasional, dibantu oleh
Korkot serta Konsultan Manajemen Wilayah
setempat.
Ikatan kerja Fasilitator dengan SNVT PBL
Propinsi dituangkan dalam Surat Perjanjian
Kerja dengan Matrix Akuntabilitas yang
ditetapkan PMU P2KP Pusat.
Berbagai bantuan pendampingan di tingkat
masyarakat akan dilakukan oleh tim fasilitator
melalui fasilitasi, mediasi, pengembangan
kapasitas hingga advokasi.
Secara rinci bentuk-bentuk bantuan
pendampingan, antara lain mencakup:
• Pertemuan-pertemuan/musyawarah di
tingkat komunitas maupun kelurahan/
desa, baik bersifat rapat maupun
sosialisasi;
• Pelatihan dan bimbingan, termasuk
penyediaan bahan dan media belajar;
• Penyediaan media-media sosialisasi dan
bimbingan pengembangan media-
media warga;
• Pengawasan pelaksanaan kegiatan
penanggulangan kemiskinan, dll.
Titik berat pelaksanaan bantuan pendampingan di tingkat
masyarakatadalahmembangunkesadarankritismasyarakat,
pelibatansebanyakmungkinmasyarakattermasukkelompok
perempuan serta kelompok marjinal (kelompok masyarakat
yang tidak memiliki akses memadai, baik informasi,
pengambilan keputusan, partisipasi, dan lainnya) dan
penyusunan PJM Pronangkis yang berorientasi pada
peningkatan IPM-MDGs.
b. Bantuan Pendampingan di tingkat
Pemerintah Daerah
Bantuan pendampingan diberikan melalui
penugasan KMW, Korkot, Askorkot untuk
pemerintah daerah (Propinsi/Kabupaten-
Kota). Secara khusus Askorkot mempunyai
tugas untuk membina fasilitator di wilayahnya
sesuai dengan bidang kerjanya.
Bagi Kota/Kabupaten yang memiliki lokasi
sasaran lebih dari 50 (lima puluh) kelurahan/
desa, maka akan difasilitasi oleh koordinator
kota (korkot) yang dibantu oleh asisten korkot
bidang pembukuan, askorkot infrastruktur,
askorkot urban planner dan asisten
manajemen data (asmandat). Untuk setiap
kelipatan 50 kelurahan/desa selanjutnya akan
ditambahkan 3 (tiga) orang askorkot, yakni
askorkot pemberdayaan, askorkot
manajemen keuangan dan askorkot
infrastruktur. Bagi Kota/Kabupaten yang
kurang dari 50 kelurahan/desa akan difasilitasi
oleh satu Korkot dengan tim yang tidak
lengkap.
Sedangkan untuk kota/kabupaten dengan
jumlah lokasi sasaran kurang dari 25 (dua
puluh lima) kelurahan/desa, maka di wilayah
tersebut hanya terdapat 1 (satu) Askorkot
pemberdayaan, tanpa staf pendukung dan
kelengkapannya, yang berada di bawah
koordinasi dan supervisi korkot terdekat di
sekitranya.
Kebijakan mengenai bantuan pendampingan
kepada pemerintah kota/kabupaten dan
komposisinya dapat disesuaikan atas dasar
ketetapan PMU P2KP.
Seluruh korkot, askorkot, asmandat dan
tenaga ahli konsultan berkewajiban
menjunjung tinggi dan melaksanakan secara
konsisten pakta integritas pendamping PNPM
P2KP Mandiri, sebagai berikut:
a. Pendamping memfasilitasi, Masyarakat
mengambil keputusan secara rasional dan
bertanggungjawab sebagai hasil fasilitasi yang
baik;
b. Pendamping tidak memberi janji-janji atau
iming-iming kepada masyarakat, termasuk
informasi yang tidak sesuai pedoman dan
kebijakan program;
c. Perencanaan, penetapan program dan
pelaksanaan program harus dilakukan oleh
15. 8 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
masyarakat sendiri, Pendamping hanya
memfasilitasi agar proses kegiatan sesuai
dengan nilai, prinsip dan ketentuan P2KP;
d. Pendamping tidak diperkenankan meminta
uang atau imbalan apapun dari masyarakat;
e. Pendamping tidak diperkenankan menerima
imbalan uang dari masyarakat, baik secara
langsung maupun tidak langsung (tenaga
kerja, dll);
f. Pendamping bertanggungjawab terhadap
penyelesaian masalah yang ada di wilayah
dampingannya, termasuk kemungkinan
munculnya penyimpangan dan
penyalahgunaan yang terjadi, sebagai
konsekuensi logis tanggungjawab
pendamping mengawal nilai, prinsip dan
ketentuan P2KP.
g. Pendamping berkewajiban menyelesaikan
masalah penyimpangan dana yang terjadi di
masyarakat dengan mengutamakan
mekanisme penyelesaian oleh masyarakat
hingga proses hukum sesuai ketentuan
Ikatan kerja dengan Korkot dan Askorkot dilakukan
oleh Satker provinsi dan dalam pengendalian
substansi maupun operasional, di bawah kendali
Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) setempat.
Ikatan kerja Korkot dan askorkot dengan SNVT PBL
Propinsi dituangkan dalam Surat Perjanjian Kerja
dengan Matrix Akuntabilitas yang ditetapkan PMU
P2KP Pusat.
Secara rinci bentuk-bentuk bantuan
pendampingan untuk pemerintah daerah, antara
lain mencakup:
• Pertemuan-pertemuan/musyawarah di tingkat
pemerintah daerah dan kelompok peduli, baik
bersifat rapat, diskusi tematik maupun
sosialisasi;
• Pelatihan dan bimbingan, termasuk
penyediaan bahan dan media belajar;
• Penyediaan media-media sosialisasi;
• Kunjungan lapangan baik dalam rangka
pendalaman pemahaman maupun
penggalian aspirasi masyarakat;
• Pengorganisasian Monitoring, Fasilitasi,
Supervisi dan Evaluasi bersama, dll.
Titik berat pelaksanaan bantuan pendampingan di tingkat
pemerintah daerah adalah membangun kesadaran kritis
perangkat pemda dan kelompok peduli untuk mencapai
sinergiantaramasyarakat,pemerintahdankelompokpeduli
sertareformasikebijakan,programdanpenganggaranyang
berorientasi pada masyarakat miskin.
2.4.Strategi Pendampingan
a. Pendampingan Pelaksanaan Kegiatan
Tingkat Masyarakat di Lokasi Lama
Pendampingan pelaksanaan kegiatan tingkat
masyarakat di lokasi lama pada prinsipnya
adalah wujud pendampingan dari
implementasi pembelajaran channeling
program dalam rangka transformasi sosial
dari masyarakat berdaya menuju masyarakat
mandiri.
Untuk itu, tahapan kegiatan di lokasi lama
mencakup serangkaian kegiatan yang
berorientasi pada siklus review program
secara partisipatif, serta reorientasi pada
pencapaian kinerja peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan
percepatan pencapaian sasaran Millennium
Development Goals (MDGs), baik pada
perumusan kebutuhan, perencanaan
program maupun pelaksanaan program dan
pemanfaatan serta pemeliharaannya oleh
masyarakat.
PJM Pronangkis berbasis kinerja peningkatan
IPM-MDGs yang disepakati masyarakat
kemudian dibahas dalam lokakarya tingkat
kelurahan/desa dengan melibatkan partisipasi
aktif pemerintah kelurahan/desa serta
kelompok peduli lainnya, sehingga PJM
Pronangkis menjadi program milik bersama.
BKM bersama Pemerintah kelurahan/desa
selanjutnya mengintegrasikan PJM
Pronangkis dalam mekanisime perencanaan
pembangunan daerah, yang dimulai dari
proses Musrenbang tingkat kelurahan/desa,
kecamatan sampai tingkat kota/kabupaten.
Gambaran umum mengenai tahapan
kegiatan PNPM Mandiri P2KP di tingkat
masyarakat pada lokasi lama dapat dilihat
pada gambar 2.1 di bawah ini dan penjelasan
rinci untuk tahapan kegiatan PNPM Mandiri
P2KP 2007 ditingkat masyarakat dapat dilihat
pada lampiran 2.
17. 10 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
b. Pendampingan Pelaksanaan Kegiatan
Tingkat Masyarakat di Lokasi Baru
Pendampingan pelaksanaan kegiatan tingkat
masyarakat di lokasi baru pada prinsipnya
adalah wujud pendampingan dari
implementasi pembelajaran Tridaya dalam
rangka transformasi sosial dari masyarakat
tidak berdaya menuju masyarakat berdaya.
Untuk itu, tahapan kegiatan di lokasi baru
mencakup serangkaian kegiatan yang
berorientasi pada siklus rembug kesiapan
masyarakat dan kerelawanan, refleksi
kemiskinan, pemetaan swadaya berbasis
IPM-MDGs, pembentukan BKM,
perencanaan partisipatif menyusun PJM
Pronangkis berbasis kinerja peningkatan IPM-
MDGs dan pelaksanaan program
penanggulangan kemiskinan oleh masyarakat
dengan stimulan BLM oleh masyarakat.
PJM Pronangkis berbasis kinerja peningkatan
IPM-MDGs yang disepakati masyarakat
kemudian dibahas dalam lokakarya tingkat
kelurahan/desa dengan melibatkan partisipasi
aktif pemerintah kelurahan/desa serta
kelompok peduli lainnya, sehingga PJM
Pronangkis menjadi program milik bersama.
BKM bersama Pemerintah kelurahan/desa
selanjutnya mengintegrasikan PJM
Pronangkis dalam mekansime perencanaan
pembangunan daerah, yang dimulai dari
proses Musyawarah Pembangunan Desa/
Kelurahan (Musbangdes/kel) di tingkat
kecamatan hingga ke tingkat kota/kabupaten
(musrenbang).
Gambaran umum mengenai tahapan
kegiatan P2KP di tingkat masyarakat pada
lokasi baru dapat dilihat pada gambar 3 di
bawah ini dan untuk langkah teknis
pelaksanaan, masih tetap mengacu pada
pedoman teknis yang sudah ada termasuk
suplemennya dalam rangka peningkatan IPM
serta pencapaian sasaran MDGs.
19. 12 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
c. Pendampingan Pelaksanaan Kegiatan
Tingkat Pemerintah Daerah
Pendampingan pelaksanaan kegiatan tingkat
pemerintah daerah pada prinsipnya adalah
wujud Pendampingan untuk mendorong
terwujudnya kebijakan, program dan
penganggaran yang berorientasi pada
masyarakat miskin, serta tata kepemerintahan
yang baik di daerah.
Untuk itu, tahapan kegiatan di tingkat
pemerintah daerah mencakup serangkaian
kegiatan yang berorientasi pada siklus
penguatan aparat pemda melalui pelatihan
dasar dan lokakarya, Komunitas Belajar
Perkotaan (KBP), revitalisasi TKPKD,
reorientasi penyusunan SPKD dan PJM
Pronangkis Kota berbasis kinerja peningkatan
IPM-MDGs, serta pelaksanaan PAKET,
Channeling Program dan Replikasi, termasuk
upaya dalam rangka integrasi program
masyarakat dengan program pembangunan
kota/kabupaten melalui proses perencanaan
dan pemrograman yang ada.
Gambaran umum mengenai tahapan
kegiatan P2KP di tingkat masyarakat pada
lokasi baru dapat dilihat pada gambar 2.3 di
bawah ini.
Gambar 2.3. Tahapan Kegiatan PNPM Mandiri P2KP Tingkat Kota/Kabupaten
Pelatihan Dasar
TKPKD/ TKPP & PJOK
KBP (Pembelajaran
Lapangan Tematik):
• Kunjungan lapang
• Diskusi Refleksi
• VCD-VCD
• Lokakarya
• Wawancara, dll
Membangun
Relawan
Kota/Kab
Analisis Sosial
Kemiskinan Kota
Pelaksanaan
PAKET dan
Replikasi
Program P2KP
Silaturahmi sosial ke
Walikota/Bupati &
Lobby-lobby Ke-
lompok Strategis
(DPRD, Dinas, Klpk
Peduli, dll)
Lokakarya Orientasi
P2KP Tkt.Kota/kab
Proses belajar Dari Lapangan
Lokakarya Orientasi
P2KP Tkt.Kecamatan
Sosialisasi Tkt
Kelurahan/Desa
Serangkaian FGD
Refleksi
Kemiskinan Kota
Serangkaian
Rembug Kota
untuk Pemetaan
Kemiskinan Kota
secara Partisipatif
Penguatan
Kelembagaan
dan
Reorientasi
KPK-Kota/kab
Penyusunan
/review
Dokumen
SPK-Kota/Kab.
Penyusunan Program
Kemiskinan Kota/Kab. yg
berpihak pada masy.miskin
dan berbasis PJM Pronangkis-
IPM/MDGs
Review Program dan
Penganggaran
Pemkot/kab yg
berpihak pada
masy.miskin
Channeling Program
dari berbagai
Stakeholders
Keterangan :
Urutan/Sekuen Siklus Kegiatan
Hubungan Keterkaitan
20. 13
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
Penyelenggaraan PNPM Mandiri P2KP tahun 2007
dilakukan secara berjenjang dari tingkat nasional
sampai tingkat desa/kelurahan dengan
pengorganisasian sebagai berikut.
3.1. Tingkat Nasional
Penanggungjawab pengelolaan program tingkat
nasional adalah Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Departemen Pekerjaan Umum, yang bertindak
sebagai penyelenggara program (executing
agency) yang dibantu oleh Satker P2KP (PMU)
sebagai penanggungjawab operasional kegiatan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut PMU dibantu
oleh 2 (dua) Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
P2KP yang bertugas melakukan pengawasan,
pengkoordinasian dan pengendalian KMW-KMW
(Konsultan Manajemen Wilayah) sesuai
pembagian wilayah dampingan pada pelaksanaan
P2KP2 dan P2KP3. PMU juga akan dibantu oleh
Tim Penelitian dan Pengembangan (Litbang) yang
bertanggungjawab dalam merumuskan
pengembangan konsep dan penyusunan
pedoman umum program, termasuk melakukan
kajian-kajian substantif yang dibutuhkan, selain itu
PMU akan dibantu oleh Program Manager untuk
merumuskan strategi dan petunjuk pelaksanaan
kegiatan.
Pemerintah Indonesia juga membentuk Tim
Pengendali PNPM yang terdiri dari Tim Pengarah
dan Tim Teknis. Keanggotaan Tim Pengarah
terdiri dari :
Ketua : Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat
Wakil Ketua : Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian
Anggota :
1. Menteri Dalam Negeri
2. Menteri Keuangan
3. Menteri Sosial
4. Menteri Kesehatan
5. Menteri Pendidikan Nasional
6. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
7. Menteri Pertanian
8. Menteri Kelautan dan Perikanan
9. Menteri Kehutanan
10. Menteri Pekerjaan Umum
11. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
12. Menteri Perindustrian
13. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah
14. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
15. Menteri Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal
16. Menteri Negara Perumahan Rakyat
17. Menteri Negara Lingkungan Hidup
18. Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional
19. Sekretaris Kabinet
20. Kepala Badan Pusat Statistik
21. Kepala Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional
22. Kepala Badan Pertanahan Nasional
3 Organisasi Pelaksanaan
21. 14 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
Untuk Tim Teknis keanggotaan terdiri dari :
Ketua : Deputi bidang Koordinator
Penanggulangan Kemiskinan,
Kantor Menteri Negara Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Wakil Ketua : Deputi Bidang Kemiskinan,
Ketenagakerjaan dan UKM,
Bappenas
Sekretaris I : Asdep Urusan Pendanaan dan
Infrastruktur, Kantor Menkokesra
Sekretaris II : Direktur Penanggulangan
Kemiskinan, Bappenas
Anggota :
1. Deputi Pengembangan Regional dan
Otonomi Daerah, Bappenas;
2. Dirjen Perbendaharaan, Departemen
Keuangan;
3. Dirjen Anggaran dan Perimbangan
Keuangan, Departemen Keuangan;
4. Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa, Departemen Dalam Negeri;
5. Dirjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan
Umum;
6. Staf Khusus Kantor Menko Bidang
Perekonomian;
7. Direktur Kantor Pemberdayaan Masyarakat,
Ditjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
Departemen Dalam Negeri;
8. Direktur Usaha Ekonomi Masyarakat, Ditjen
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
Departemen Dalam Negeri;
9. Direktur Perekonomian Daerah, Ditjen
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
Departemen Dalam Negeri;
10. Direktur Anggaran, Ditjen Anggaran
Perimbangan dan Keuangan , Departemen
Keuangan;
11. Direktur Perbendaharaan, Ditjen
Perbendaharaan, Departemen Keuangan;
12. Direktur Penataan Bangunan dan
Lingkungan, Ditjen Cipta Karya, Departemen
Pekerjaan Umum
3.2.Tingkat Propinsi
Di tingkat propinsi dikoordinasikan langsung oleh
Gubernur setempat melalui Bappeda Propinsi
dengan menunjuk Tim Koordinasi Pelaksanaan
P2KP (TKPP) tingkat propinsi atau TKPK yang
sudah ada. Pelaksana tingkat Propinsi adalah Dinas
Pekerjaan Umum/ Bidang Ke-Cipta Karya-an
dibawah kendali/koordinasi Satker Non Vertikal
Tertentu (SNVT) PBL tingkat propinsi. Dalam
pelaksanaan dan pengendalian kegiatan akan
dilakukan oleh KMW yang ditugasi oleh Satker/
PMU P2KP untuk Propinsi tersebut.
Dalam rangka efektifitas pelaksanaan kegiatan,
ditunjuk KMW-KMW P2KP saat ini dengan
penguatan personil sesuai kebutuhan lapangan
yang diperlukan.
3.3.Tingkat Kabupaten/Kota
Di tingkat kota/kabupaten dikoordinasikan langsung
oleh Bupati/Walikota setempat melalui Bappeda
Kota/Kabupaten dengan menunjuk Tim Koordinasi
Pelaksanaan PNPM P2KP (TKPP) tingkat kota/
kabupaten atau TKPK yang sudah ada. Pemkot/
kab dibantu oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang
diangkat Menteri PU atas usulan Bupati/Walikota
dibawah koordinasi SNVT PBL Propinsi dalam
mengendalikan pelaksanaan kegiatan
pendampingan dan pencairan dana BLM.
Pemkot/kab memfasilitasi KBP dan penguatan
TKPK-D untuk dapat menyusun SPK-D dan PJM
pronangkis Kota/Kabupaten sesuai ketentuan.
Dalam pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
ditingkat Kota/Kabupaten akan dilakukan oleh
Koordinator Kota (Korkot), yang dibantu beberapa
asisten korkot di bidang pembukuan, teknik/
infrastruktur, management data dan urban planer.
3.4.Tingkat Kecamatan
Di tingkat kecamatan akan ditunjuk PJOK
(Penanggung Jawab Operasional Kegiatan). PJOK
adalah perangkat kecamatan yang diangkat oleh
walikota/bupati untuk pengendalian kegiatan
ditingkat kelurahan dan berperan sebagai
penanggungjawab administrasi pelaksanaan
P2KP di wilayah kerjanya.
Tugas pokok PJOK adalah sebagai berikut:
• Memantau pelaksanaan P2KP di wilayah
kerjanya sesuai dengan pentahapan yang
sudah ditentukan
• Melaksanakan administrasi program berupa
penanda-tanganan SPPB, memproses SPB
ke bank pembayar dan lain-lain
22. 15
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
• Membuat laporan perkembangan
pelaksanaan tugas, termasuk laporan
pertanggungjawaban akhir masa jabatannya
• Jika terjadi pergantian PJOK antar waktu,
maka PJOK sebelumnya harus membuat
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan kepada
PJOK penggantinya. Berita Acara tersebut
memuat pelaksanaan tugas, hasil-hasil
kegiatan, hasil monitoring dan evaluasi serta
dilengkapi dengan uraian dan penjelasan
penggunaan dana BOP-PJOK
• Melakukan koordinasi dan sinkronisasi
kegiatan P2KP dengan KMW dan Tim
Fasilitator untuk bersama-sama menangani
penyelesaian permasalahan dan pengaduan
mengenai pelaksanaan P2KP di wilayah
kerjanya
• Melakukan pemeriksaan terhadap
penggunaan dana yang telah disalurkan
kepada masyarakat sesuai dengan usulan
yang disetujui
3.5.Tingkat Kelurahan/Desa
Pada tingkat kelurahan/desa, P2KP akan
memanfaatkan BKM yang ada atau membentuk
BKM baru dengan fungsi utama
mengkoordinasikan pelaksanaan program
penanggulangan kemiskinan,
mengakomodasikan berbagai masukan
pembangunan untuk wilayahnya serta membentuk
Unit-Unit/pokja pelaksana dan mengorganisir
relawan-relawan dari warga setempat.
Pengorganisasian pelaksanaan PNPM Mandiri
P2KP seperti dijelaskan diatas, digambarkan
dalam bagan Struktur Organisasi sesuai gambar
3.1.
23. 16 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
Gambar 3.1: Struktur Organisasi Pengelolaan PNPM Mandiri P2KP
-
Tim Koordinasi
Propinsi & Tim
Pengendali PNPM
KMW
Kepala Dinas PU/
Perumahan/Kimpraswil
PropinsiSNVT PBL Prop
SNVT
P2KP
KMP
Koord.Kota/Kab
Tim Fasilitator 5 org utk 7 Kel/Desa
BKM
PJOK Kec
LURAH
KSM
Relawan
Pusat
Tim Inter
Departemen selaku
Tim Koordinasi
Pusat dan Tim
Pengendali PNPM
Bappeda PropinsiPropinsi
Tim Koordinasi
Kota/Kab dan Tim
Pengendali PNPM.
Kepala Dinas PU/
Perumahan/Kimpraswil
Kota/Kab.
Bappeda Kota/Kab.
Kota
R & D dan
Program
Manager
Kecamatan
Garis pengendalian
Garis fasilitasi
Garis koordinasi
Garis pelaporan
CAMAT
Kelurahan
Kabupaten
DEPARTEMEN PU
Direktur Penataan
Bangunan dan Lingkungan
Kepala PMU
P2KP
Dirjen Cipta Karya
PK
P2KP
KE
24. 17
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
4 Penutup
Keberhasilan dari pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP
tahun 2007 ini akan sangat tergantung dari dukungan
seluruh masyarakat baik yang terlibat langsung dalam
pelaksanaan kegiatan maupun yang tidak terlibat
langsung. Salah satu bentuk dukungan yang penting
dalam pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP ini adalah
komitmen dari seluruh pelaku untuk menegakkan
prinsip transparansi dan akuntabilitas sejalan dengan
prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik. Seluruh
pelaku harus secara terbuka dan aktif untuk saling
mengawasi jalannya pelaksanaan kegiatan ini terutama
mengawasi dana BLM sebagai stimulan yang
pemanfaatannya haruslah tepat sasaran sesuai program
yang disiapkan oleh masyarakat dan memberikan
prioritas bagi masyarakat miskin sebagai kelompok
penerima manfaat dalam rangka upaya peningkatan
IPM dan pencapaian sasaran MDGs.
Transparansi dalam pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP
padadasarnyadapatditerapkandenganmemberikanakses
kepada semua pihak untuk mengetahui informasi-informasi
mengenai pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP, mulai dari
kebijakan, proses pelaksanaan kegiatan dan penggunaan
keuangan, serta informasi-informasi lainnya dari para
pelaku PNPM Mandiri P2KP.
Penerapan transparansi secara konsisten oleh seluruh
pelaku PNPM Mandiri P2KP tersebut pada dasarnya
dimaksudkan, antara lain; (1) mencegah sedini mungkin
terjadinya penyimpangan-penyimpangan melalui
tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk melakukan
kontrol sosial, (2) menghindarkan mis komunikasi
ataupun salah persepsi, (3) mendorong proses
masyarakat belajar dan “melembagakan” sikap
bertanggung jawab serta tanggung gugat terhadap
pilihan keputusan dan kegiatan yang dilaksanakannya,
(4) membangun kepercayaan semua pihak (trust
building) terhadap pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP
secara keseluruhan, sehingga PNPM Mandiri P2KP
diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan, prinsip dan nilai P2KP. Dalam rangka upaya
tersebut telah disiapkan strategi anti korupsi baik strategi
pencegahan dini dilevel pusat maupun di level
masyarakat yang selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 3.
Selain hal tersebut diatas, sebagai ukuran keberhasilan
pelaksanaan kegiatan ini telah ditetapkan indikator
kinerja untuk mengukur kualitas capaian pelaksanaan
kegiatan. Standar indikator kinerja PNPM Mandiri P2KP
secara rinci tercantum pada lampiran 4. Sedangkan
untuk mengukur kinerja personil pendamping mulai
fasilitator hingga tingkat pusat mengacu pada matrix
akuntabilitas yang telah ditetapkan PMU P2KP Pusat.
Melalui proses pengendalian kegiatan seperti tersebut
diatas, diharapkan pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP
2007 ini dapat efektif dan optimal untuk mendukung
upaya pemerintah dalam menurunkan jumlah orang
miskin di Indonesia menjadi 8,2 % pada tahun 2009
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia
sesuai amanat UUD’45.
Semoga bermanfaat
25. 18 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
Lampiran1
Informasi Ringkas PNPM,
IPM dan MDGS
I. PROGRAM NASIONAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
I.1. LATAR BELAKANG
Salah satu masalah utama pembangunan di
Indonesia saat ini adalah masih besarnya jumlah
penduduk miskin dan pengangguran. Meskipun
penanggulangan kemiskinan senantiasa
diprioritaskan dalam pembangunan, namun target
penurunan angka kemiskinan maupun
pengangguran sebagaimana tercantum dalam
RPJM 2004-2009 masih sulit dicapai. Kenaikan
harga minyak dunia selama tahun 2005 yang
mengharuskan pemerintah menerapkan kebijakan
pengurangan subsidi BBM memicu tingginya inflasi
yang kemudian menyebabkan bertambahnya
penduduk miskin. Pada bulan Maret 2006, jumlah
penduduk miskin tercatat sebesar 39,05 juta jiwa
atau 17,75 persen dari jumlah penduduk. Sejalan
dengan itu, angka pengangguran terbuka juga
masih besar, yaitu 10,9 juta jiwa (10,3 persen) pada
Agustus 2006. Meskipun terjadi penurunan dari
11,9 juta jiwa (11,2 persen) pada November 2005,
namun penurunan tersebut belum signifikan.
Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks
membutuhkan intervensi semua pihak secara
bersama dan terkoordinasi. Penanggulangan
kemiskinan memerlukan perubahan yang bersifat
sistemik dan menyeluruh, namun penanganannya
selama ini cenderung parsial di masing-masing
sektor dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha
dan masyarakat pada umumnya juga belum
optimal. Kerelawanan sosial dalam budaya
kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber
penting pemberdayaan dan pemecahan akar
permasalahan kemiskinan mulai luntur. Untuk
meningkatkan efektivitas upaya penanggulangan
kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, maka
pemerintah memutuskan meluncurkan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
mulai tahun 2007.
Sebagai langkah awal, pelaksanaan PNPM tahun
2007 dimulai dengan dua program pemberdayaan
masyarakat yang dinilai cukup besar dan efektif,
yaitu Program Pengembangan Kecamatan (PPK),
yang menjadi dasar bagi pengembangan PNPM
di perdesaan, dan Program Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), yang menjadi
dasar bagi pengembangan PNPM di perkotaan.
Mulai tahun 2008, PNPM diperluas dengan
melibatkan Program Pengembangan Daerah
Tertinggal dan Khusus (P2DTK), yang menjadi
dasar pengembangan PNPM di daerah tertinggal,
pasca bencana dan pasca konflik; dan Program
Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), yang
menjadi dasar pengembangan PNPM untuk
mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi dengan daerah sekitarnya. Selain itu,
PNPM juga diperkuat dengan mengintegrasikan
berbagai program pemberdayaan lainnya yang
dilaksanakan oleh berbagai sektor. Dengan
pengintegrasian tersebut, diharapkan terjadi
peningkatan efektivitas berbagai kegiatan
masyarakat sekaligus efisien komponen biaya yang
selama ini sering duplikasi antar proyek.
Pengintegrasian berbagai program tersebut
diharapkan akan memperluas cakupan
pembangunan hingga ke daerah-daerah terpencil
dan terisolir, termasuk pulau-pulau kecil terdepan.
Untuk itu, lokasi PNPM secara bertahap akan
26. 19
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
mencakup seluruh kecamatan di Indonesia pada
tahun 2009. Mengingat proses pemberdayaan
pada umumnya membutuhkan waktu sekitar 5-6
tahun, maka diharapkan pemberdayaan
masyarakat di kecamatan-kecamatan yang baru
tercakup pada tahun 2009 dapat diwujudkan pada
tahun 2015. Oleh sebab itu, PNPM akan
dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun
2015, sejalan dengan target waktu pencapaian
Millennium Development Goals (MDGs).
Pelaksanaan PNPM yang berdasar pada indikator-
indikator keberhasilan yang terukur dapat
membantu Indonesia dalam mewujudkan
pencapaian target-target MDGs yang telah
disepakati secara global.
1.2.PENGERTIAN PNPM MANDIRI
• PNPM pada hakekatnya adalah gerakan nasional
yang dituangkan dalam kerangka kebijakan yang
menjadi acuan pelaksanaan berbagai program
penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat.
• Dalam pengertian ini, pemberdayaan masyarakat
bertujuan menciptakan/ meningkatkan kapasitas
masyarakat, baik secara individu maupun
berkelompok, untuk memutuskan berbagai
persoalan pembangunan yang dihadapinya
dengan baik dan benar.
• Agar pemberdayaan masyarakat tidak hanya
dilakukan oleh para konsultan pendamping
maupun LSM, pemahaman aparat pemerintah dan
berbagai pihak lainnya terhadap pemberdayaan
masyarakat memerlukan rekonstruksi yang benar
untuk dapat memfasilitasi dan merespon masalah
yang dihadapi masyarakat.
• Untuk itu, dalam PNPM dilakukan harmonisasi
kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan,
khususnya yang berbasis pemberdayaan
masyarakat. Harmonisasi dilakukan melalui
koordinasi pemilihan sasaran (baik sasaran wilayah
maupun sasaran masyarakat penerima manfaat),
prinsip dasar, strategi, pendekatan, indikator, serta
berbagai mekanisme dan prosedur yang
diperlukan untuk mengefektifkan penanggulangan
kemiskinan dan mempercepat tercapainya
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
1.3 PENDEKATAN PNPM MANDIRI
Pendekatan atau metode/cara yang digunakan dalam
mewujudkan tujuan PNPM adalah pembangunan yang
berbasis masyarakat dengan:
• Menggunakan basis kecamatan sebagai
pendekatan lokus program.
• Memposisikan masyarakat sebagai pelaku utama
pembangunan.
• Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya
lokal dalam proses pembangunan partisipatif.
• Menggunakan pendekatan pemberdayaan
masyarakat yang sesuai dengan karakteristik
geografis.
• Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas
pembelajaran, pelembagaan, dan keberlanjutan.
1.4. KATAGORISASI PNPM MANDIRI
Masyarakat yang mandiri melaksanakan pembangunan
dan upaya penanggulangan kemiskinan tidak dapat
diwujudkan secara instan. Kemandirian masyarakat
dapat terwujud melalui serangkaian proses kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang direncanakan,
dilaksanakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat
sendiri. Agar pelaksanaan berbagai program
pemberdayaan di suatu wilayah berjalan efektif dan
sinergis mendukung upaya penanggulangan
kemiskinan, dilakukan harmonisasi pelaksanaan
berbagai program tersebut dalam kerangka kebijakan
PNPM.
Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis
pemberdayaan masyarakat dapat dikategorikan
sebagai berikut:
a. PNPM-Inti: terdiri dari program/proyek
penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di
tingkat kecamatan atau desa/kelurahan. Untuk
tahun 2008, termasuk dalam PNPM-Inti adalah
Program Pengembangan Kecamatan (PPK),
Program Penanggulangan Kemiskinan di
Perkotaan (P2KP), Pengembangan Infrastruktur
Sosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW/RISE), dan
Program Pengembangan Daerah Tertinggal dan
Khusus (P2DTK/SPADA).
b. PNPM-Pendukung: terdiri dari program-program
pembangunan sektoral berbasis pemberdayaan
masyarakat yang pelaksanaanya terkait dengan
pencapaian target sektor tertentu. Dalam rangka
27. 20 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
efektivitas dan efisiensi upaya penanggulangan
kemiskinan, pelaksanaan program-program ini di
tingkat masyarakat mengacu pada kerangka
kebijakan PNPM.
II. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA2
a. Umum
Sejak 1990, Indeks Pembangunan Manusia -IPM
(Human Development Index - HDI) mengartikan
definisi kesejahteraan secara lebih luas dari
sekedar pendapatan domestik bruto (PDB).
IPM merupakan indeks yang mengukur
pencapaian keseluruhan suatu negara, yang
direpresentasikan oleh 3 dimensi, yaitu: umur
panjang dan sehat, pengetahuan dan kualitas
hidup yang layak
HDI memberikan suatu ukuran gabungan tiga
dimensi tentang pembangunan manusia:
1. Indeks kesehatan : Panjang umur dan
menjalani hidup sehat (diukur dari usia
harapan hidup),
2. Indeks pendidikan : Terdidik (diukur dari
tingkat kemampuan baca tulis orang dewasa
dan tingkat pendaftaran di sekolah dasar,
lanjutan dan tinggi)
3. Indeks daya beli : Memiliki standar hidup yang
layak (diukur dari paritas daya beli/ PPP,
penghasilan).
Secara lebih sederhana tentang IPM dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
2
Biro Pusat Statistik
Dimensi Indikator Indeks Dimensi
Umur panjang dan
sehat
Angka harapan hidup pd
saat lahir (e0)
Indeks harapan hidup
Indeks X1
Pengetahuan 1. Angka melek huruf
(AMH)
2. Rata-rata lama sekolah
(MYS)
Indeks pendidikan
Indeks X2
Kehidupan yang
layak
Pengeluaran per kapita riil
yang disesuaikan (PPP
Rupiah)
Indeks pendapatan
Indeks X3
IPM
b. Proses Penghitungan Indeks Xi
(i=1,2,3)
Indeks X(i,j)
= (X(i,j)
- X(i-min)
)/ (X(i-max)
- X(i-min)
),
dimana
X(i,j)
= Indikator ke-i dari daerah j
X(i-min)
= Nilai minimum dari Xi
X(i-max)
= Nilai maksimum dari Xi
Nilai maksimum dan minimum dari setiap
komponen IPM
Standard
UNDP
a) Perkiraan maksimum pada akhir PJP II tahun 2018
b) Penyesuaian garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan baru
Dari tabel diatas, untuk penghitungan IPM dapat
dirumuskan sebagai berikut :
IPM = 1/3 (Indeks X1
+ Indeks X2
+ Indeks X3
)
28. 21
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
Indeks X1
= Indeks lamanya hidup
Proses penghitungan e0
• Sumber data:Susenas 2005-Kor
• Penghitungan dilakukan berdasarkan 2 data
dasar:
1. ALH
2. AMH
• Menggunakan paket program mortpack
(Metode Trussel dengan model West),
pilihan pada q2
, q3
, q5
Contoh Perhitungan :
Indonesia, th 2005
• e0
= 68,1 tahun
• Indeks X1
= (68,1-25)/(85-25)
= 0,718
= 71,8 %
Indeks X2
= Indeks Pendidikan
• Sumber data: Susenas 2005-Kor
• Terdiri dari dua komponen:
1. AMH % angka melek huruf
2. MYS rata-rata lamanya sekolah
Penghitungan MYS, melalui tahun konversi yang
ditinjau dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan
seperti tabel dibawah ini :
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan Tahun Konversi
1. Tidak pernah sekolah 0
2. Sekolah Dasar 6
3. SLTP 9
4. SLTA/SMU 12
5. Diploma I 13
6. Diploma II 14
7. Akademi/Diploma III 15
8. Diploma IV/Sarjana 16
9. Magister (S2) 18
10. Doktor (S3) 21
Indeks X3
= Indeks Pendapatan
• Sumber data: Susenas 2002, Susenas 2005
• Data Pokok: pengeluaran per kapita
• Penghitungan pengeluaran riil tergantung
IHK
• Proses penghitungan pengeluaran riil:
1. Y: pengeluaran per kapita
2. Validasi data
3. Y2
: nilai riil Y1
deflasi,IHK
4. PPP*)
5. Y3
:Y2
/PPP
6. Y4
: Mengurangi nilai Y3
dg formula
Atkinson**)
Keterangan :
*)Menghitung PPP
(Purchasing Power Parity) Didasarkan 27
komoditi
j
QP
j
E
jij
ji
∑
∑
=
),(),9(
),(
PPP
E(i,j)
= pengeluaran untuk komoditi j di propinsi i
P(i,j)
= harga komoditi j di Jakarta Selatan
Q(i,j)
= volume komoditi j (unit) yang dikonsumsi di
Propinsi
Contoh Perhitungan :
Indonesia, th 2005
• AMH = 90,9
– Indeks X21
= (90,9-0)/(100-0) = 0,909
• MYS = 7,3
– Indeks X22
= (7,3-0)/(15-0) = 0,487
Indeks X2
= 2/3 Indeks X21
+ 1/3 Indeks X22
Indeks X2
= 2/3 (0,909)+1/3 (0,487)
= 0,768 = 76,8 %
29. 22 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
Komoditi Unit
Proporsi dari total
konsumsi (%)
1. Beras Lokal Kg 7,25
2. Tepung terigu Kg 0,10
3. Singkong Kg 0,22
4. Tuna/cakalang Kg 0,50
5. Teri Ons 0,32
6. Daging sapi Kg 0,78
7. Ayam Kg 0,65
8. Telur Butir 1,48
9. Susu kental manis 397 Gram 0,48
10. Bayam Kg 0,30
11. Kacang panjang Kg 0,32
12. Kacang tanah Kg 0,22
13. Tempe Kg 0,79
14. Jeruk Kg 0,39
15. Pepaya Kg 0,18
16. Kelapa Butir 0,56
17. Gula Ons 1,61
18. Kopi Ons 0,60
19. Garam Ons 0,15
20. Merica Ons 0,13
21. Mie instan 80 Gram 0,79
22. Rokok kretek 10 batang 2,86
23. Listrik Kwh 2,06
24. Air minum M3 0,46
25. Bensin Liter 1,02
26. Minyak tanah Liter 1,74
27. Sewa Rumah Unit 11,56
Total 37,52
Daftar paket komoditas yang digunakan dalam penghitungan PPP :
**)Formula Atkinson, digunakan untuk menyesuaikan nilai Y3
C(1)* = C(i) ; jika C(i)
< Z
= Z + 2(C(i)
– Z)(1/2)
; jika Z < C(i)
< 2Z
= Z + 2(Z)(1/2)
+ 3(C(i)
– 3Z)(1/4)
; jika 3Z < C(i)
< 4Z
= Z + 2(Z)(1/2)
+ 3(Z)(1/3)
+ 4(C(i)
– 3Z)(1/4)
; jika 3Z < C(i)
< 4Z
dimana:
C(i)
= PPP dari nilai riil pengeluaran per kapita
Z = batas tingkat pengeluaran yang ditetapkan secara arbiter sebesar
Rp 549 500 per kapita per tahun atau Rp 1 500 per kapita hari.
Contoh Perhitungan :
Indonesia, th 2005
• Pengeluaran riil perkapita yang telah disesuaikan (ribu rupiah): 619,9 Y4
• Indeks X3
= (619,9-360)/(732,72-300) = 0,601 = 60,1 %
Contoh penghitungan IPM ini diambil dari data untuk Indonesia th 2005
Angka harapan hidup (Indeks X1
) : 71,8 %
Indeks tingkat pendidikan (Indeks X2
) : 76,8 %
Indeks pendapatan (Indeks X3
) : 60,1 %
Indeks Pembangunan Manusia
IPM = (71,8+76,8+60,1)/3 = 69,6
30. 23
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
III. MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs)3
III.1. Tujuan dan Target dalam MDGs
3
Bahan presentasi Deputi Penanggulangan Kemiskinan Bappenas
1
Tujuan 1:
Menanggulangi Kemiskinan dan
Kelaparan
Target 1: Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat
pendapatannya di bawah USD 1/hari menjadi setengahnya antara
1990-2015
Target 2 : Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan
menjadi setengahnya antara tahun 1990-2015
2
Tujuan 2:
Mencapai Pendidikan Dasar untuk
Semua
Target 3: Menjamin bahwa sampai dengan tahun 2015, semua anak,
di manapun, laki-laki dan perempuan, dapat menyelesaikan sekolah
dasar (primary schooling)
3
Tujuan 3: Mendorong Kesetaraan
Gender dan Pemberdayaan
Perempuan
Target 4: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan
dasar dan lanjutan pada tahun 2005 dan di semua jenjang
pendidikan tidak lebih dari tahun 2015
4
Tujuan 4: Menurunkan Angka
Kematian Anak
Target 5: Menurunkan angka kematian Balita sebesar dua
pertiganya, antara tahun 1990 dan 2015
5
Tujuan 5:
Meningkatkan Kesehatan Ibu
Target 6: Menurunkan angka kematian ibu antara tahun 1990-2015
sebesar tiga –perempatnya
6
Tujuan 6:
Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan
Penyakit Menular lainnya
Target 7: Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai
menurunnya jumlah kasus baru pada tahun2015
Target 8 : Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya
jumlah kasus malaria dan penyakit lainnya pada tahun 2015
7
Tujuan 7: Memastikan Kelestarian
Lingkungan Hidup
Target 9: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan
sumber daya lingkungan yang hilang
Target 10 :Penurunan sebesar separu, proposisi penduduk tanpa
akses terhadap sumber air minimum yang aman dan berkelanjutan
serta fasilitas sanitasi dasar pada 2015
Taeget : 11: Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan
penduduk miskin di pemukiman kumuh pada tahun 2020
8
Tujuan 8: Mengembangkan
Kemitraan Global untuk
Pembangunan
Target 12 : Kemitraan dan kerjasama regional untuk pencapaian
MGD antara lain di bidang perdagangan, investasi, pengembangan
kapasitas, dukungan teknologi, pembangunan infrastruktur seperti
transportasi, ICT dan environmental sustainability
III.2.Menyusun prioritas utama Pemerintah melalui MDG’s
RPJM 2009 MDGs 2015Indikator/Sasaran (%) 2002
Target Target
Kemiskinan
Populasi dengan pendapatan di bawah US$ 1 per hari 35.4 10.3
Persentase jumlah orang miskin 18.2 8.2 7.5
Kesehatan
Tingkat kematian Balita (per 1,000 kelahiran hidup) 60 26 (<1 kematian) 33
Tingkat kematian akibat proses melahirkan (per
100,000 kelahiran hidup)
307 226 105
Edukasi
Tingkat netto keterlibatan dalam pendidikan dasar 92.7 99.6 100
Tingkat netto dan gross pada pendidikan tingkat
menengah pertama
79.5 98
Tingkat melek huruf pada usia 15-24 . 98.7 100
Air dan Sanitasi
Persentase populasi dengan akses terhadap
perbaikan kualitas air
78 80
Pembangunan Pedesaan
Pertumbuhan sektor pertanian 3.5
31. 24 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
Lampiran 2
Langkah-langkah Kegiatan PNPM 2007
di Tingkat Masyarakat pada Lokasi Lama
a. Tahapan Review Partisipatif Program Penanggulangan Kemiskinan
Tahapan ini pada prinsipnya merupakan media masyarakat untuk merefleksi dan mereview kembali perjalanan
pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan yang telah dilakukan oleh masyarakat, khususnya melalui
pelaksanaan P2KP, sehingga dapat disepakati upaya-upaya perbaikan maupun kinerja program dan sekaligus
juga sebagai upaya masyarakat dan pemerintah serta stakeholder kelurahan membangun komitment bersama
untuk meningkatkan IPM dan pencapaian MDGs di wilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan.
a.1. Lingkup dan Aspek-Aspek Review Partisipatif
No Lingkup Review Partisipatif Aspek-Aspek Yang Direview
1 Review Program a. % PJM Pronangkis yang telah terlaksana dan klasifikasinya
(Oleh Swadaya, P2KP dan Channeling Program)
b. % KK miskin yang menerima manfaat P2KP dan Program
lainnya (langsung dan tidak langsung)
c. % Kelompok perempuan dan marjinal yang menjadi penerima
manfaat dan pengelola program
d. % warga yang memperoleh akses informasi P2KP &
e. % KK Miskin penerima bantuan yang meningkat
kesejahterannnya
f. Review data sekunder (dr kantor kelrhn/ds/ kec/kota/ kab) ttg
data profil IPM di lokasi sasaran
g. Kesesuaian PJM pronangkis dengan arah visi/harapan
kedepan penanggulangan kemiskinan
h. % jenis kegiatan dan anggaran yang dialokasikan untuk
mendukung pencapaian IPM-MDGs
2 Review Kelembagaan a. Jumlah relawan yang masih aktif dan perbandingan dgn
jumlah relawan terdaftar serta yg dilatih
b. Intensitas pelaksanaan KBK & tgt keaktifan peserta
c. % anggota BKM yg aktif dan tingkat kolektifitas pengambilan
keputusan
d. Intensitas pertemuan BKM dg warga dan perangkat kelurahan
serta kelompok peduli setempat
e. % Kontribusi UPK, UPL dan UPS dlm realisasi PJM
f. % warga miskin yang dilayani UPK, UPL dan UPS
g. Orientasi kegiatan UP-UP (dana P2KP atau jg dana swadaya
dan akses sumber dana lain)
h. % KK miskin yg mjd anggota/pengelola KSM/Panitia
i. % wanita dan kelompok marjinal yg mjd pengelola KSM/UP-
UP/BKM
j. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kegiatan serta kinerja
BKM dan UP-UP
k. Kinerja KSM/Panitia/BKM/UP-UP dlm penerapan prinsip2
transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dll.
l. Tingkat/Jml koordinasi dan/atau kerjasama BKM dg pemda
serta akses lembaga/donor lainnya
32. 25
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
3 Review Keuangan a. Jumlah asset dana yang dikelola BKM dan UP-UP yang
existing dgn perbandingan asset awal
b. % proporsi pembiayaan kegiatan oleh BKM dan UP-UP
(ekonomi, lingkungan dan sosial)
c. % komposisi asset dana (ek, lingk dan sosial)
d. Kinerja pembukuan sekretariat BKM dan UPK
e. Tingkat repayment rate pengelolaan dana bergulir
f. Karakteristik kemacetan dana bergulir (KSM, pria/ wanita,
miskin/non miskin, jenis usaha, dll)
g. Kinerja pengelolaan dana hibah (UPL & UPS)
h. % jmlh dana swadaya yg digalang BKM-UP-UP
i. % jmlh dana dari akses sumber daya luar non p2kp
j. Rutinitas pelaksanaan audit independen tiap tahun
k. % kepuasan masyarakat dlm Kinerja penerapan prinsip
transparansi dan akuntabilitasi pada pengelolaan keuangan di
wilayahnya (laporan, dll).
l. Rata2 jumlah dana yang diterima oleh setiap KK Miskin
m. % KK miskin yg menerima dana bantuan lebih 1 kali
a.2. Langkah-langkah Review Partisipatif Pronangkis
Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan review partisipatif pronangkis adalah sebagai berikut:
No Waktu Kegiatan Pelaku Output
1 Bulan 1, minggu
ke-1
Bimbingan review partisipatif
pronangkis kepada fasilitator oleh
KMW
Pelaksana : Korkot/TA
Pelatihan
Peserta : Fasilitator
Fasilitator : Pemandu
Nasional KMW/KMP
Fasilitator mampu
memfasilitasi BKM
melakukan review
partisipatif
2 Bulan 1, minggu
ke-1
Penyepakatan rencana
pertemuan warga untuk
pelaksanaan lokakarya review
partisipatif pronangkis
Pelaksana : Lurah/Kades
Peserta : BKM, Relawan,
LPM/BPD
Fasilitator : Fasilitator
kelurahan
Terlaksananya
pertemuan warga
untuk menyepakati
pelaksanaan
lokakarya review
partisipatif pronangkis
3 Bulan 1, minggu
ke-2
Bimbingan pelaksanaan lokakrya
review partispatif pronangkis
kepada BKM dan Relawan
Pelaksana : Tim fasilitator
Peserta : BKM & Relawan
BKM dan Relawan
mampu memfasilitasi
pelaksanaan
lokakarya review
partisipatif pronangkis
4 Bulan 1, minggu
ke-2
Pelaksanaan lokakarya review
partisipatif pronangkis tingkat
kelurahan/desa, dikoordinir oleh
BKM
Pelaksana : BKM
Peserta : Representasi /
perwakilan masyarakat
Fasilitator : Relawan
• Masyarakat sepakat
melakukan re-
orientasi PS dan PJM
Pronangkis
• Pembentukan tim PP
utk melaksana-kan
re-orientasi PS &
PJM pronangkis
• RKTL Tim PP
33. 26 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
b. Tahapan Re-orientasi Pemetaan Swadaya
Tahapan ini pada prinsipnya merupakan sarana masyarakat untuk mereorientasi kembali data-data
pemetaan swadaya yang telah dimiliki sebelumnya, dengan lebih memfokuskan keterkaitan dengan
peningkatan IPM-MDGs di wilayahnya. Sehingga tahapan ini merupakan upaya masyarakat dan
pemerintah serta stakeholder kelurahan lainnya untuk membangun komitmen bersama dalam
meningkatkan IPM-MDGs di wilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan.
b.1. Data PS yang mendukung IPM-MDGs
No Hasil PS IPM MDGs
Sumber Data yang
Mendukung
1 Data KK miskin di kel/desa yg
disepakati bersama (detail nama,
alamat, data-data kondisi masing-
masing)
Data warga yg masuk kelompok
marjinal/vulnerable (pendatang yg
miskin, yatim piatu, jompo,
penyandang cacat, dll)
• % KK miskin dan kriterianya:
• % KK saat ini yg berpendapatan
< 1 $ per hari (detail per nama
dan alamat)
• % Jumlah balita kekurangan gizi
• % warga perempuan
menganggur
• PS
• PS
• PS dan data
sekunder
• PS
2 Data dan peta kondisi prasana
dasar lingkungan yg ada (kondisi
fisik: kwantitatif & kwalitatif,
persoalan dan potensi terkait)
Mencakup: air bersih, jamban,
pematusan, pembuangan sampah,
jalan setapak, dsb
• % masyarakat yg mengakses air
bersih
• % masyarakat yg mengakses
sanitasi
• % masyarakat yg mengakses
listrik
• PS dan data
sekunder
• PS dan data
sekunder
• PS dan data
sekunder
3 Data dan peta kondisi pendidikan
(kondisi sarana fisik; kwantitatif &
kwalitatif, persoalan dan potensi
terkait)
Mencakup: TB, TK, SD, SMP,
SMA, Madrasah, dan sejenisnya
• % anak2 yang lulus wajib belajar
(9 tahun) laki-laki dan
perempuan
• % anak putus sekolah (9 tahun)
laki-laki dan perempuan
• Tingkat kehadiran laki2 dan
perempuan di SD dan SMP
(wajib belajar 9 tahun)
• % orang dewasa yang melek
huruf (IPM)
• % usia SMA yang masih
bersekolah (laki2 & perempuan)
*)
• PS dan data
sekunder
• PS dan data
sekunder
• PS dan data
sekunder
• PS dan data
sekunder
4 Data dan peta kondisi kesehatan
(kondisi sarana fisik; kwantitatif,
kwalitatif, persoalan dan potensi
terkait)
Mencakup : Posyandu, Balai
Pengobatan, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas, Poliklinik,
Rumah Sakit
• Jumlah ibu yang meninggal
sewaktu hamil dan
melahirkan/100.000 kelahiran
hidup *)
• Angka kematian balita/1000
balita *)
• % anak2 di bawah 12 bulan
yang diimunisasi campak
• Jumlah kejadian TBC per
100.000 orang
• PS dan Data
sekunder
• PS dan Data
sekunder
5 Data dan peta kondisi sosial
(kondisi sarana fisik, persoalan
dan potensi terkait)
Mencakup : Balai kampung,
lapangan terbuka, tempat hiburan,
tempat-tempat masyarakat
berkumpul, dsb
% keterlibatan wanita dlm program
dan pembangunan sosial di
wilayahnya *)
6 Data dan peta kondisi ekonomi
(kondisi sarana fisik, persoalan
dan potensi terkait)
Mencakup : warung, toko, rumah
makan, pasar, bengkel, gudang,
tempat kerja, dsb
% keterlibatan wanita dlm prgram
dan pembangunan ekonomi di
wilayahnya *)
*) tidak dilakukan dalam re-orientasi PS
34. 27
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
b.2. Langkah-Langkah Re-orientasi Pemetaan Swadaya
Langkah-langkah kegiatan re-orientasi Pemetaan Swadaya ialah sebagai berikut:
No Waktu Kegiatan Pelaku Output
1 Bulan 1, minggu
ke-3 & 4
Bimbingan kepada Tim PP
untuk pelaksanaan re-orientasi
PS oleh fasilitator
Pelaksana : Tim
Fasilitator
Peserta: Tim PP
Fasilitator : BKM
Tim PP mampu
melaksankan reorientasi
PS
2 Bulan 2, minggu
ke-1
Pelaksanaan identifikasi dan
pencacahan KK miskin ditingkat
masyarakat oleh Tim PP
Pelaksana : Tim PP
Peserta: masyarakat
keluarga miskin
Fasilitator : BKM
Data pemetaan keluarga
miskin, lengkap beserta
nama-nama anggota
keluarga
3 Bulan 2, minggu
ke-2 & 3
Pelaksanaan pemetaan dan
penajaman kajian persoalan dan
potensi sumber daya
(lingkungan, sosial dan ekonomi),
kajian kelembagaan oleh Tim PP
Pelaksana : Tim PP
Peserta: Masyarakat
Fasilitator : BKM
Data dan peta kondisi
lingkungan, ekonomi,
pendidikan, kesehatan,
kelembagaan yg ada
(kondisi fisik: kwantitatif
& kwalitatif, persoalan
dan potensi terkait)
4 Bulan 2, minggu
ke-4
Pelaksanaan lokakarya PS
tingkat kelurahan/desa oleh
BKM
Pelaksana : BKM
Peserta:
Representasi
perwakilan
masyarakat
Fasilitator : Tim PP
Dokumen hasil PS
5 Bulan 2, minggu
ke-4
Sosialisasi hasil PS kepada
masyarakat kelurahan/desa
Pelaksana : BKM &
relawan
Peserta: masyarakat
Bukti sosialisasi (berita
acara sosialisasi, tanda
terima penempelan
informasi)
c. Tahapan Orientasi PJM Pronangkis-IPM
Tahapan ini pada prinsipnya merupakan media masyarakat untuk mere-orientasi kembali
program-program kemiskinan di wilayahnya, dengan lebih memfokuskan pada upaya
peningkatan IPM-MDGs di wilayahnya.
c.1. Lingkup dan Aspek-Aspek Re-orientasi PJM Pronangkis
Lingkup dan aspek-aspek tahapan reorientasi PJM Pronangkis adalah:
No Lingkup Aspek-Aspek Re-Orientasi PJM Pronangkis
1 Harapan kedepan a. Kelurahan/desa seperti apa yang diharapkan terjadi dalam 5 tahun
kedepan
2 Klasifikasi Program
Kegiatan
b. Program terkait dengan peningkatan kesejahteraan dan pendapatan KK yg
pendapatan < 1 $ per hari (detail per nama dan alamat)
c. Program terkait dengan penurunan angka anak2 yang tdk menyelesaikan
SD (putus sekolah atau tdk sekolah lagi)
d. Program Terkait dengan penurunan angka kematian bayi dan ibu hamil
e. Program terkait dg peningkatan akses masyarakat ke fasilitas pendidikan
dan kesehatan
f. Program terkait dgn peningkatan akses masyarakat ke sarana air bersih,
sanitasi sehat dan lingkungan permukiman yg sehat dan tertib
g. Program terkait dg penurunan jumlah warga yang menderita penyakit
malaria, demam berdarah, busung lapar, lumpuh layu, dll
h. Program terkait dg keterlibatan wanita dlm prgram dan pembangunan di
wilayahnya
i. Dll
35. 28 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
No Lingkup Aspek-Aspek Re-Orientasi PJM Pronangkis
3 Klasifikasi Prioritas
Program
a. Program yang segera harus dilakukan masyarakat
b. Program yang dapat diselesaikan dlm waktu 1 thn
c. Program yang akan diselesaikan dlm waktu 3 thn
4 Klasifikasi
Pembiayaan
Program
a. Program-Program yang dapat diselenggarakan dengan swadaya
masyarakat sepenuhnya
b. Program-program yang diharapkan dapat disinergis dgn program
kelurahan dan Pemda melalui mekansime perencanaan
pembangunan daerah (Musbangdes, dll)
c. Program-program yang diharapkan dapat dibiayai dengan swadaya
dan sumber dana P2KP
d. Program-program yang diharapkan dapat dibiayai dengan swadaya
dan akses sumber dana channeling program
e. Dll
c.2. Langkah-Langkah Pelaksanaan Orientasi PJM Pronangkis
Langkah-langkah pelaksanaan orientasi PJM Pronangkis adalah sebagai berikut:
No Waktu Kegiatan Pelaku Output
1 Bulan 3, minggu
ke-1
Bimbingan kepada Tim
Perencanaan Partisipatif untuk
pelaksanaan re-orientasi PJM
Pronangkis oleh fasilitator
Pelaksana: BKM &
Tim Fasilitator
Peserta : Tim PP
Pemandu :
Fasilitator
Tim Perencanaan
Partisipatif mampu
melaksanaan rangkaian
kegiatan re-orientasi
PJM Pronangkis
2 Bulan 3, minggu
ke-1
Lokakarya perencanaan
partisiapatif kelurahan/desa yang
dikoordinir oleh BKM
Pelaksana: BKM &
Lurah/Kades
Peserta :
representatif
masyarakat dan
stakeholders
tingkat
kelurahan/desa
Fasilitator : Tim PP
• Tersusunnya visi dan
misi kelurahan untuk
penanggulangan
kemiskinan
• Tersusunnya matriks
persoalan dan daftar
prioritas
• Tersusunnya matriks
rencana program
penanggulangan
kemiskinan lengkap
dengan target
capaian
3 Bulan 3, minggu
ke-2
Penyusunan draft dokumen PJM
Pronangkis oleh Tim
Perencanaan Partisipatif
Pelaksana: Tim PP
Peserta : seluruh
anggota Tim PP
Fasilitator : BKM
Draft dokumen PJM
Pronangkis yang
menghasilkan daftar
rencana program 3
tahun dan rencana
tahunan lengkap
dengan klasifikasi
sumber pembiayaannya
4 Bulan 3, minggu
ke-3
Konsultansi dan sosialisasi
perencanaan pronangkis di
kelurahan/desa (pameran
perencanaan partisipatif, bazar,
lelang amal penanggulangan
kemiskinan)
Pelaksana: BKM &
Lurah/Kades
Peserta : seluruh
masyarakat
kelurahan yang
peduli
Fasilitator : Tim PP
• Catatan proses
usulan/ide/gagasan
masyarakat terhadap
draft yang telah
disusun
• Kesepakatan-
kesepakatan prioritas
program
• Daftar rencana
pembiayaan program
(hasil lelang amal)
36. 29
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
No Waktu Kegiatan Pelaku Output
5 Bulan 3, minggu
ke-4
Revisi final dokumen PJM
Pronangkis oleh Tim
Perencanaan Partispatif & BKM
Pelaksana: BKM &
Tim PP
Peserta : Anggota
BKM, UP-UP &
Anggota Tim PP
Fasilitator :
Fasilitator sebagai
pengendali
jaminan kualitas
PJM
Dokumen PJM
Pronangkis
kelurahan/desa
d. Tahapan Koordinasi Program PJM Pronangkis
Tahapan ini pada prinsipnya merupakan sarana bagi masyarakat, pemerintah kelurahan dan kelompok
peduli setempat untuk membangun kesepakatan bersama mengenai sinergi dan harmonisasi prograrm-
program penanggulangan kemiskinan dan pembangunan di wilayahnya dengan berbasis pada aspirasi
masyarakat dan upaya peningkatan IPM-MDGs di wilayahnya.
d.1. Lingkup dan Aspek-Aspek Koordinasi PJM Pronangkis
Lingkup dan aspek-aspek tahapan Koordinasi PJM Pronangkis adalah:
No Lingkup Aspek-Aspek Orientasi PJM Pronangkis
1 Koordinasi Program
bersama
a. pendapatan KK yg pendapatan < 1 $ per hari (detail per nama dan
alamat)
b. Integrasi PJM Pronangkis dengan Program-Program non kemiskinan
lainnya (sosial, budaya, pelayanan publik, dll)
c. Kesepakatan pelaksanaan good governance dalam pelayanan publik
untuk peningkatan IPM dan penanggulangan kemiskinan
d. Menetapkan Program bersama tingkat kelurahan yang akan diusulkan
melalui mekanisme musrenbang dengan berbasis PJM Pronangkis
IPM
e. Pooling sumber daya untuk mendukung PJM Pronangkis-IPM
f. Penyepakatan Tim Pemantau Implementasi PJM Pronangkis-IPM
yang melibatkan BKM, relawan, perangkat kelurahan dan kelompok
peduli setempat
g. dll
2 Integrasi program
bersama melalui
Musrenbang
a. Kelurahan mengusulkan PJM Pronangkis-IPM sbg program
kelurahannya untuk musrenbang
b. Kelurahan bersama BKM berpartisipasi aktif dalam UDKP Kecamatan
c. Sebagian PJM pronangkis diusulkan kecamatan dan disetujui
pemkot/kab dlm APBD-nya
37. 30 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
d.2. Langkah-Langkah Pelaksanaan Koordinasi PJM Pronangkis-IPM
Adapun langkah-langkah pelaksanaan koordinasi PJM Pronangkis IPM adalah sebagai berikut :
No Waktu Langkah Kegiatan Pelaku Output
1
Bulan ke-4,
minggu ke-1
Musyawarah warga
penyepakatan integrasi
PJM Pronangkis sebagai
bagian dari program
Kelurahan/Desa
Pelaksana : BKM
& Lurah/Kades
Fasilitator : Tim
Fasilitator
• Adanya kesepakatan
untuk
mengintegrasikan PJM
Pronangkis kedalam
program
kelurahan/desa
• Penetapan Jenis
Program Bersama
berbasis peningkatan
IPM yang akan
dijadikan usulan
kelurahan melalui
Musrenbang
• Konsultasi Publik
usulan yang akan
diajukan ke
musrenbang
2
Bulan ke-4,
minggu ke-1
Penetapan dan penerbitan
surat bahwa PJM
Pronagkis yang telah
disusun bersama sebagai
keputusan kelurahan/desa.
Pelaksana :
Lurah/Kades
Surat Keputusan
Lurah/Kades tentang PJM
Pronangkis sebagai
program nangkis
Kelurahan/Desa
3
Bulan ke-4,
minggu ke-1
Sosialisasi PJM
Pronangkis kepada warga
masyarakat dan
stakeholders
kelurahan/desa.
Pelaksana : Tim PP
Fasilitator : BKM,
Lurah/Kades
Seluruh masyarakat
mengetahui PJM
Pronangkis sebagai
keputusan kelurahan/desa
4
Bulan ke-4,
minggu ke-2
Pemasaran program PJM
Pronangkis kepada
pemerintah dan
sumberdaya lainnya
(swasta).
Pelaksana : BKM
& UP-UP
Fasilitator :
Relawan
PJM Pronangkis dapat
diakomodir kedalam
program pemerintah
melalui mekanisme
musrenbang
kelurahann/desa,
kecamatan, forum
SKPD dan
kabupaten/kota
PJM Pronangkis dapat
menarik minat swasta
untuk memberikan
peluang kerjasama
dengan pihak swasta
dalam penangulangan
kemiskinan
38. 31
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
e. Tahap Pengajuan dan Administrasi Pencairan Dana BLM
Tahapan kegiatan ini merupakan rangkaian langkah-langkah bagi masyarakat/ BKM yang memenuhi
syarat untuk dapat mengakses peluang stimulan BLM
e.1. Lingkup dan Aspek-aspek Pengajuan dan administrasi pencairan dana BLM
Adapun lingkup dan aspek-aspek kegiatan pengajuan dan administrasi pencairan dana BLM adalah
sebagai berikut :
No Lingkup Aspek-Aspek Pengajuan dan Administrasi Pencairan
Dana BLM
1 Pemahaman tentang dana BLM Sosialisasi tentang esensi dana BLM sebagai stimulan
dan pelengkap keswadayaan serta kemandirian
masyarakat
2 Transparansi dan akuntabilitas, Masyarakat paham ketentuan, persyaratan dan
mekanisme penyaluran maupun pemanfaatan dan
pengelolaan dana BLM
3 Kontrol sosial Masyarakat paham mekanisme pengajuan proposal
maupun pemanfaatan dana yang harus efektif bagi
penanggulangan kemiskinan & berorientasi pada
pembangunan berkelanjutan
e.2. Langkah-langkah Pengajuan dan Administrasi Pencairan Dana BLM
Langkah-langkah pengajuan dan administrasi pencairan dana BLM adalah sebagai berikut :
No Waktu Langkah Kegiatan Pelaku Output
1
Bulan ke-4,
minggu ke-3
Coaching Administrasi
Pencairan dana BLM
P2KP oleh KMW
Pelaksana: KPPN,
PJOK, BKM &
Relawan Masy.
Fasilitator: KMW
Seluruh para pihak yg terkait
dalam proses administrasi
pencairan dana BLM
memiliki persepsi serta
pemahaman yang sama
tentang tata cara
administrasi dan mekanisme
pencairan dana BLM.
2
Bulan ke-4,
minggu ke-3
Penyiapan Berkas
Pencairan oleh BKM & UP-
UP yang difasilitasi oleh
fasilitator
Pelaksana : BKM
&UP-UP
Fasilitator :
KMW/Tim
Fasilitator
• BKM & UP-UP memiliki
kesiapan dalam
melakukan proses
penyiapan kelengkapan
pencairan
• Kelengkapan Dokumen
Pencairan sesuai tahapan
yang akan dicairkan
3
Bulan ke-4,
minggu ke-4
Verifikasi kelengkapan
Dokumen Pencairan oleh
PJOK
Pelaksana: PJOK,
BKM & UP-UP
Fasilitator: Tim
Fasilitator
• PJOK mampu
memberikan justifikasi
kelayakan dokumen
pencairan dana BLM yang
diusulkan BKM
• Dokumen Kelengkapan
pencairan diverifikasi
PJOK
• Permohonan Pembayaran
yang dilampiri dok. PJM
Pronangkis
39. 32 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
No Waktu Langkah Kegiatan Pelaku Output
4
Bulan ke-5,
minggu ke-1
Verifikasi Dokumen
Pencairan oleh Pej. PK
Kab/kota dan Korkot
Pelaksana: PJOK &
Pej.PK Kab/Kota
Fasilitator: Korkot
• Pej. PK Kab/kota
mampu memberikan
justifikasi kelayakan
dokumen pencairan
dana BLM yang
diusulkan BKM
• Dokumen Kelengkapan
pencairan telah
diverifikasi oleh Pej. PK
Kab/kota
• Pengiriman Dokumen
Pencairan ke SNVT
Prop
5
Bulan ke-5,
minggu ke-1
Verifikasi Dokumen
Pencairan oleh SNVT PBL
Prop. dan TL KMW
Pelaksana:,Pej.PK
Kab/kota & SNVT
PBL Prop.
Fasilitator: KMW
• Penerbitan SPM
kepada KPPN
Kota/Kabupaten untuk
membayarkan sejumlah
dana langsung ke
rekening BKM
6
Bulan ke-5,
minggu ke-2
Verifikasi oleh KPPN dan
penerbitan SP2D
Pelaksana: KPPN,
SNVT PBL Prop
Fasilitator: KMW
• KPPN Pembayar di
kab/kota menerbitkan
SP2D ke Bank
Pelaksana dimana
KPPN tersebut
membuka rekening.
• Bank Pelaksana
Daerah mentransfer
dana BLM ke Rekening
BKM sesuai SP2D yang
diterima
f. Tahap Pencairan Dana BLM dan Pengembangan KSM
Pada tahap ini masyarakat dan seluruh stakeholder terkait melaksanakan serangkaian kegiatan untuk
akses pencairan dana stimulan BLM Pronangkis IPM dan mengelolanya sesuai ketentuan yang diitetapkan
P2KP.
f.1. Lingkup dan Aspek-aspek Kegiatan Pencairan Dana BLM
Lingkup dan Aspek-aspek kegiatan pencairan dana BLM dan pengembangan KSM adalah sebagai
berikut :
No Lingkup
Aspek-Aspek Pencairan Dana BLM dan Pengembangan
KSM
1 Pengembangan KSM
• BKM, UP-UP dan relawan memfasilitasi masyarakat untuk
meningkatkan kapasitas kelompok-kelompok swadaya
yang telah ada di tengah masyarakat , memfasilitasi
pengembangan kelompok swadaya masyarakat, sesuai
dengan status KSM sebagai alat pembelajaran masyarakat
dan Pendaftaran keberadaan KSM kepada BKM
• Justifikasi kelayakan KSM oleh BKM
• Pembelajaran masyarakat untuk membangun KSM sbg
sarana seluruh masyarakat membangun kepedulian dan
kesatuan sosial, bukan sarana pengkotak-kotakan
masyarakat dan bukan sarana untuk sekedar memperoleh
pinjaman/bantuan
• Kesadaran kritis masyarakat terhadap substansi KSM
sebagai Institusi Lokal (local institution)
• Masyarakat menerapkan prinsip dan nilai P2KP dalam
proses kegiatan pembentukan dan pengokohan peran
serta fungsi KSM-KSM
40. 33
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
No Lingkup Aspek-Aspek Pencairan Dana BLM dan Pengembangan
KSM
2 Pencairan Dana BLM ke KSM dan
Pemanfaatan dana oleh anggota
KSM
• Deseminasi kaidah umum teknis penyusunan usulan
kegiatan KSM oleh BKM/UP-UP
• Penyusunan Usulan KSM dan penyampaian usulan
KSM tsb ke UP BKM
• Verifikasi kelayakan usulan Kegiatan KSM oleh UP-UP
BKM sesuai kaidah umum
• Penetapan prioritas usulan kegiatan KSM oleh BKM
• BKM menyalurkan dana BLM ke KSM/Panitia sesuai
PJM Pronangkis dan prioritas usulan kegiatan
• KSM memanfaatkan dana BLM yang diharapkan mampu
mendorong meningkatnya IPM-MDGs
f.2. Langkah-langkah Pencairan Dana BLM & Pengembangan KSM
Adapun langkah-langkah pencairan dana BLM dan Pengembangan KSM adalah sebagai berikut :
No Waktu Langkah Kegiatan Pelaku Output
1
Bulan ke-5,
minggu ke-3
Pencairan dana BLM tahap I ke
rekening BKM.
Pelaksana:
KPPN
Fasilitator: KMW
& PJOK
• Dana BLM Tahap I
(40%) tersedia di
rekening BKM
2
Bulan ke-5,
minggu ke-3
Konsultasi Publik Ketersediaan
Dana BLM
Pelaksana: BKM
Fasilitator:
Relawan
• Masyarakat tahu dan
paham posisi
keuangan BKM
dengan cairnya dana
BLM pronangkis
3
Bulan ke-5,
minggu ke-4
Pelaksanaan Kegiatan dengan
BLM Pronangkis Thp 1 (40%)
Pelaksana: UP-
UP/Panitia/KSM/
Masyarakat
Fasilitator: BKM,
Lurah dan
Relawan
• Prioritas kegiatan
PJM Pronangkis IPM
mulai direaliasasi
sesuai kesepakatan
bersama (jenis
program, jadwal,
pelaksana, dll)
4
Dapat mulai
setelah hasil
PS dan
menerus
Sosialisasi Konsepsi KSM dan
FGD tentang Dinamika
Kelompok
Pelaksana:
BKM, UP-UP
dan Relawan
Fasilitator : Tim
Fasilitator
• Masyarakat paham
maksud dan tujuan
pembentukan KSM
• Masyarakat memiliki
motivasi kuat untuk
membangun atau
membentuk KSM
sebagai wadah
kepentingan
bersama
5
Dapat mulai
setelah hasil
PS dan
menerus
Pengorganisasian dan
pendaftaran KSM ke BKM
Pelaksana:
Masyarakat
Fasilitator : BKM,
UP-UP, Relawan
dan Tim
Fasilitator
• Masyarakat
mempraktekan tata
cara pembentukan
KSM dan/atau
melakukan
revitalisasi kelompok
yang sudah ada
menjadi KSM sesuai
konsepsi P2KP.
• Masyarakat secara
mandiri
mendaftarkan KSM
yang telah
dibentuknya ke BKM.
41. 34 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
No Waktu Langkah Kegiatan Pelaku Output
6
Dapat mulai
setelah hasil
PS dan
menerus
Justifikasi kelayakan KSM
oleh BKM
Pelaksana : BKM
Fasilitator : Tim
Fasilitator
BKM dan UP BKM
mampu melakukan
verifikasi kelayakan KSM
• Anggota BKM mampu
mengambil keputusan
secara demokratis
mengenai kelayakan
KSM
7
Dapat mulai
setelah hasil
PS dan
menerus
Diseminasi Kaidah Umum
dan bimbingan teknis
penyusunan usulan kegiatan
KSM
Pelaksana : BKM,
UP-UP dan
Relawan
Fasilitator : Tim
Fasilitator
• Anggota BKM, UP-UP
dan Relawan memiliki
pemahaman dan
kemampuan
melakukan fasilitasi
teknis penyusunan
usulan KSM.
8
Dapat mulai
setelah hasil
PS dan
menerus
Proses penyusunan usulan
kegiatan oleh KSM
berdasarkan PJM
Pronangkis
Pelaksana: UP-UP
BKM dan Relawan
Masyarakat
Peserta : KSM-KSM
Fasilitator : Faskel &
Relawan
• Pengajuan Usulan
KSM kpd UP BKM,
untuk kegiatan-
kegiatan kepentingan
umum (prasarana
lingkungan dan
permukiman,
pelatihan, sosial, dll).
9
Dapat mulai
setelah BLM thp
1 mulai
dilaksanakan
Proses analisis kelayakan
usulan KSM
Pelaksana: BKM &
UP-UP
Fasilitator : Tim
Fasilitator dan
Relawan
• Daftar usulan KSM
yang layak, yang
perlu perbaikan dan
yang tidak layak
10
Dapat mulai
setelah BLM thp
1 mulai
dilaksanakan
Penetapan prioritas usulan
yang layak melalui rembug
warga dimana yg
berkepentingan diundang
Pelaksana: BKM
Peserta: Tim
Verifikasi, KSM-
KSM dan Masy.
Fasilitator : Relawan
• Daftar urutan prioritas
usulan kegiatan
• Proposal kegiatan
BKM Berdaya Tahap
2 disetujui
11
Dapat mulai
setelah kegiatan
dengan BLM thp
1 sudah 95%
dilaksanakan
Verifikasi KMW terhadap
kinerja tahap sebe-lumnya
untuk rekomen-dasi
pencairan BLM tahap 2
(60%)
Pelaksana: KMW
Fasilitator : Tenaga
Ahli dan Tim
Fasilitator
• BKM dan masyarakat
telah memenuhi
persyaratan untuk
memperoleh dana
BLM tahap berikutnya
• Kemajuan fisik
kegiatan dan
penggunaan dana
tahap sebelumnya
telah mencapai 95%;
42. 35
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
No Waktu Langkah Kegiatan Pelaku Output
13
Mulai Minggu
Bulan ke-7,
minggu ke-3
Pencairan dana BLM tahap II
ke rekening BKM
Pelaksana: KPKN
Fasilitator: KMW
& PJOK
• Dana BLM Tahap II
tersedia di rekening
BKM
14
Bulan ke-7,
minggu ke-3 dan
menerus
Pencairan dana ke KSM /
Panitia
Pelaksana : UP-
BKM
Peserta: KSM-
KSM/Masy
Fasilitator :
Relawan
• Dana diterima oleh
KSM/ panitia
15
Bulan ke-7,
minggu ke-3 dan
menerus
Pemanfaatan dana oleh
KSM/anggota sesuai usulan
Pelaksana : KSM-
KSM
Fasilitator: Tim
Fasilitator dan
Relawan
Masyarakat
• Dana dimanfaatkan
untuk
penanggulangan
kemiskinan dan
dikelola secara
transparan,
partisipatif dan
akuntabel oleh
masing-masing KSM
Dana dimanfaatkan
untuk
penanggulangan
kemiskinan dan
dikelola secara
transparan,
partisipatif dan
akuntabel oleh
masing-masing KSM
g. Tahap Pelaksanaan Kegiatan dalam PJM Pronangkis berbasis IPM-MDGs
Tahap ini pada prinsipnya merupakan media masyarakat, pemerintah kelurahan dan kelompok peduli
setempat untuk melakukan sinergi dan harmonisasi program-program penanggulangan kemiskinan dan
pembangunan di wilayahnya dengan berbasis pada aspirasi masyarakat dan upaya peningkatan IPM-
MDGs di wilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan.
g.1. Lingkup dan Aspek-aspek Pelaksanaan PJM Pronangkis
Lingkup dan Aspek-aspek Pelaksanaan PJM Pronangkis berbasis kinerja peningkatan IPM-MDGs
adalah sebagai berikut:
No Lingkup Aspek-Aspek Pelaksanaan PJM Pronangkis berbasis IPM-MDGs
1 Pemberdayaan
Masyarakat dan
Penguatan Peran
serta Kapasitas
Pemda
• Optimalisasi dan efektivitas Komunitas Belajar Kelurahan (KBK) dan
Komunitas Belajar Perkotaan (KBP)
• Penguatan dan perluasan pelayanan UP-UP BKM
• Pelembagaan perencanaan partisipatif oleh Pemda berbasis PJM
Pronangkis
2 Pelaksanaan
Kegiatan dengan
Pemanfaatan Dana
Masyarakat dan
Stimulan BLM
• Pelaksanaan program-program prioritas dari PJM Pronangkis dengan
sumber dana swadaya dan stimulan BLM Pronangkis.
• Menggalang/Pooling Sumber Daya Masyarakat dalam rangka perluasan
realisasi PJM Pronangkis
• BLM Pronangkis untuk kepentingan “marketing sosial” dalam rangka
mensosialisasikan PJM Pronangkis ke berbagai pihak untuk akses
channeling program
3 Pelaksanaan
Kegiatan dengan
Sumber Dana
Channeling APBD
dan Sumber Daya
lainnya
• Sosialisasi PJM Pronangkis yang telah ditetapkan sebagai program
pemda dalam APBD
• Koordinasi dengan Kades/Lurah & LPM/BPD untuk pelaksanaan
kegiatan PJM Pronangkis yang telah ditetapkan sebagai program pemda
dalam APBD
• Monitoring bersama terhadap pelaksanaan kegiatan PJM Pronangkis
yang telah ditetapkan sebagai program pemda dalam APBD
43. 36 PNPM Mandiri - P2KP
PetunjukPelaksanaan
g.2. Langkah-langkah Pelaksanaan PJM Pronangkis berbasis IPM-MDGs
No Waktu Langkah Kegiatan Pelaku Output
1
Bulan ke-7,
minggu ke-3
dan menerus
Pelaksanaan Kegiatan PJM
Pronangkis dengan berbagai
sumber daya dan dana
(masyarakat, BLM pronangkis,
APBD, Swasta, dll
Pelaksana:
BKM/UP-UP
maupun
KSM/Panitia
Fasilitator : Tim
Fasilitator dan
Relawan
• Minimal 25 % PJM
Pronangkis berbasis IPM-
MDGs dapat terealisasi
pada tahun pertama;
• Terdapat minimal 30 %
wanita dalam penerima
manfaat pelayanan sosial
• Terdapat minimal 30 %
wanita yang menjadi
anggota KSM
• BKM mampu mengakses
channeling ke sumber
daya lain maupun
pemerintah (APBD)
2
Bulan ke-7,
minggu ke-3
dan menerus
Monitoring dan Evaluasi Pelaksana: BKM
Fassilitator : Tim
Fasilitator dan
Relawan
Monitoring bersama
terhadap pelaksanaan
kegiatan PJM Pronangkis
yang bersumber dari dana
BLM, APBD maupun
pihak lain (swasta)
44. 37
PetunjukPelaksanaan
PNPM Mandiri - P2KP
Lampiran 3
Rencana Aksi Anti Korupsi Indonesia:
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
melalui Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
(PNPM Mandiri P2KP 2007)
DRAFT KERANGKA
I. Ringkasan Eksekutif
Rencana Aksi Anti Korupsi PNPM Mandiri P2KP
bertujuan mengidentifikasi risiko korupsi dan langkah-
langkah penanganan di luar sistem pengendalian baku
yang diterapkan oleh Bank. Rencana Aksi ini (i)
memetakan risiko potensial korusi; dan (ii) menyajikan
kegiatan program untuk menangani risiko tersebut
dalam bentuk Rencana Aksi.
Proyek tersebut mengikuti suatu pendekatan
pembelajaran dan pengalaman pelaksanaan akan
secara terus menerus dimasukkan dalam proses
pelaksanaan. Rencana Aksi Anti Korupsi harus dilihat
sebagai titik tolak dan bukan suatu daftar lengkap dari
semua langkah-langkah mitigasi.
Pemetaan Korupsi: Matriks tersebut yang dicantumkan
dalam rencana aksi ini mengidentifikasi beberapa risiko
potensi korupsi dan merumuskan beberapa langkah-
langkah penanggulangan yang sesuai yang telah
disetujui oleh Instansi Penanggungjawab dari
Pemerintah Indonesia, yakni Departemen Pekerjaan
Umum (PU) (lihat tabel di bawah ini: Matriks Pemetaan
Korupsi). Latihan pemetaan tersebut diulangi selama
jangka waktu proyek untuk memasukkan inovasi dan
pelajaran yang dapat diperik.
Rencana Aksi: Strategi anti korupsi telah
dikembangkan untuk dua lembaga yang berbeda, yakni
satu pada tingkat pusat (melibatkan PU sebagai Instansi
Penanggungjawa), dan satu lagi pada tingkat
masyarakat (aebagai penerima mamfaat Proyek
sebagaimana juga sebagai satuan pelaksana sub
proyek). Partisipasi dan pemberdayaan tingkat
masyarakat merupakan hal yang penting bagi
keberhasilan proyek. Secara bersama-sama, faktor
tersebut akan memberi inspirasi akuntabilitas yang lebih
besar serta pengaturan (governance) yang lebih baik.
Proyek ini memberdayakan masyarakat (penerima
mamfaat proyek ini) untuk mengelola secara resmi sub
proyek tersebut dan bertanggungjawab terhadap
kualitas teknis hasil dan keluaran pada tingkat
Kelurahan. Disain proyek tersebut menggabungkan
sosialisasi secara cermat dan teknik pengelolaan yang
transparan sehingga memungkinkan partisipasi dan
pemberdayaan yang diperlukan. Partisipasi aktif dari
anggota masyarakat diperlukan dalam perencanaan
dan pengembangan sub proyek. Selain itu, program
tersebut memberikan dana yang disalurkan secara
langsung kepada masyarakat, yakni ke rekening BKM
dalam kasus Hibah Kelurahan dan ke rekening bersama
Dinas/BKM dalam hal program penanggulangan
kemiskinan terpadu atau PAKET (Poverty Alleviation
Partnership Grant). Bila penerima mamfaat memenuhi
persyaratan yang ditentukan, dana dikirim dari Rekening
Khusus dalam beberapa hari. Format baku dan
sederhana digunakan untuk mencatat dan melaporkan
penggunaan dana. Penyederhanaan ini mengurangi
perlunya ketrampilan khusus yang juga membuat sistem
lebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Melalui partisipasi aktif, lebih besar kemungkinan
masyarakat menginginkan pelayanan dari pemerintah
kota dan menjamin bahwa sumberdaya diperuntukkan
bagi pengelolaan yang efektif dan meningkatkan
kesejahteraan mereka yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Beberapa aspek paling penting dari rencana aksi anti
korupsi dapat dirumuskan ke dalam lima unsur kunci
berikut. Penyokong masing-masing unsur tersebut
adalah proses konsultatif secara cermat yang menjamin
partisipasi dan pemberdayaan.