Petunjuk Teknis Operasional Pengelolaan Keuangan Desa memberikan panduan secara teknis mengenai pengelolaan keuangan Desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 dan peraturan terkait lainnya.
Buku ini memberikan panduan tentang penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran desa. Penerimaan anggaran harus disetor ke rekening kas desa dan dicatat dalam buku pembantu bank. Kaur keuangan bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan desa dan wajib membuat laporan pertanggungjawaban penerimaan.
Dokumen ini memberikan informasi tentang sosialisasi alokasi dana desa (ADD) tahun 2018 di Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes. Dokumen ini menjelaskan pengertian ADD, prinsip pengelolaannya, rincian alokasi per desa, dan persyaratan pengajuan serta pencairan dana ADD tahap pertama.
Buku saku-dana-desa-ttd-menteri-final-cover optwedusputih
Undang-Undang Desa dan peraturan turunannya memberikan kerangka hukum bagi pengaturan desa dan pengelolaan Dana Desa. Desa diberi kewenangan untuk mengelola potensi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan sumber pendanaan berupa Dana Desa dari APBN.
UU Desa memberikan pengakuan yang lebih besar kepada desa dan mengalokasikan dana desa sebesar 10% dari APBD. Dana desa menimbulkan tantangan bagi desa untuk mengelolanya secara bertanggungjawab berdasarkan prinsip good governance. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi pengelolaan keuangan desa, seperti regulasi, pengawasan, kompetensi aparatur desa, dan pendamping desa.
Petunjuk Teknis Operasional Pengelolaan Keuangan Desa memberikan panduan secara teknis mengenai pengelolaan keuangan Desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 dan peraturan terkait lainnya.
Buku ini memberikan panduan tentang penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran desa. Penerimaan anggaran harus disetor ke rekening kas desa dan dicatat dalam buku pembantu bank. Kaur keuangan bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan desa dan wajib membuat laporan pertanggungjawaban penerimaan.
Dokumen ini memberikan informasi tentang sosialisasi alokasi dana desa (ADD) tahun 2018 di Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes. Dokumen ini menjelaskan pengertian ADD, prinsip pengelolaannya, rincian alokasi per desa, dan persyaratan pengajuan serta pencairan dana ADD tahap pertama.
Buku saku-dana-desa-ttd-menteri-final-cover optwedusputih
Undang-Undang Desa dan peraturan turunannya memberikan kerangka hukum bagi pengaturan desa dan pengelolaan Dana Desa. Desa diberi kewenangan untuk mengelola potensi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan sumber pendanaan berupa Dana Desa dari APBN.
UU Desa memberikan pengakuan yang lebih besar kepada desa dan mengalokasikan dana desa sebesar 10% dari APBD. Dana desa menimbulkan tantangan bagi desa untuk mengelolanya secara bertanggungjawab berdasarkan prinsip good governance. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi pengelolaan keuangan desa, seperti regulasi, pengawasan, kompetensi aparatur desa, dan pendamping desa.
Jenis-jenis administrasi dan pelaporan keuangan yang dilakukan di TPK meliputi buku kas umum dan khusus, buku material, rencana penggunaan dana, dan laporan penggunaan dana. Administrasi proses kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di TPK mencakup dokumen perencanaan, pelaksanaan, penyelesaian, dan pemantauan. TPK wajib menyimpan seluruh dokumen PNPM Mandiri Perdesaan."
Dokumen tersebut berisi format-format yang digunakan dalam pengelolaan keuangan desa, meliputi format rancangan peraturan desa tentang APBDesa, rencana anggaran biaya, buku kas pembantuan kegiatan, surat permintaan pembayaran, dan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa.
Publikasi ini berisi data statistik lengkap tentang Kabupaten Nunukan pada tahun 2014. Terdiri dari informasi geografi, demografi, sosial, ekonomi, dan sektor-sektor lainnya. Publikasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum tentang kondisi Nunukan.
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan dari Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Padangsidimpuan tahun 2015 yang membahas latar belakang, landasan hukum, sistematika dokumen, maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas mengenai aplikasi SISKEUDES versi 2.0.2 sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018.
2. Terdapat perbandingan antara SISKEUDES versi 1 berdasarkan Permendagri 113/2014 dengan SISKEUDES versi 2 sesuai Permendagri 20/2018.
3. Juga dijelaskan mengenai pengawasan terhadap pengelolaan
Dokumen ini berisi rencana kerja tahunan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Banjarbaru tahun 2019. Rencana ini menyajikan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan tahun depan berdasarkan evaluasi kinerja tahun 2018, telaahan terhadap kebijakan nasional, dan tujuan rencana provinsi. Dokumen ini diharapkan menjadi pedoman bagi pelaksanaan tugas di bidang perizinan dan penanaman modal di K
alah satu ketentuan penting dari Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa adalah hadirnya Dana Desa yang bersumber dari APBN.Dana Desa merupakan bentuk kongkrit pengakuan Negara terhadap hak asal-usul Desa dan kewenangan lokal berskala Desa. Dana Desa diharapkan dapat memberi tambahan energi bagi Desa dalam melakukan pembangunan dan pemberdayaan Desa, menuju Desa yang mandiri dan sejahtera. Begitu penting dan strategisnya Dana Desa, sehingga wajar apabila Dana Desa mendapat perhatian sangat besar dari publik, karena nilai nominalnya yang relatif besar. Sementara banyak pihak yang merasa waswas terhadap kompetensi dan kapabilitas perangkat Desa dalam pengelolaan dana tersebut.
Dokumen tersebut berisi format-format yang digunakan dalam pengelolaan keuangan desa, meliputi format rancangan peraturan desa tentang APBDesa, rencana anggaran biaya, buku kas pembantu kegiatan, surat permintaan pembayaran, dan penjelasan singkat mengenai pengisian masing-masing format.
Perdes Nomor 9 Tahun 2015 tentang APBDesa Wlahar Wetan Tahun 2016Pemdes Wlahar Wetan
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut merupakan peraturan desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Wlahar Wetan tahun 2016 yang menetapkan total pendapatan sebesar Rp. 1.470.613.596 dan total belanja sebesar Rp. 1.440.017.376 dengan surplus sebesar Rp. 30.596.220.
Analisis kesiapan perangkat kampung dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan ka...Syukriy Abdullah
The laws of Republic Indonesia No. 6 year 2014 concerning the Villages is a product of the reformation era that
became initial form of village autonomy in governing nor managing the Village’s finance. Considering the funds
received by the village is sufficiently a large number and keeps increasing every year, then in governing and managing village’s finance, it required for reliable village apparatuses capacity and other appropriate facilities in order to make the implementation more purposeful and more accountable. This study was conducted to provide empirically overview about the readiness of village apparatuses in implementating village finance in accountability in accordance to Law No. 6 of 2014 concerning the village. This research was conducted in eight villages in District of Gayo Lues, consists of, Jawa, Durin, Bacang, Bukit, Porang, Raklunung, Badak and Panglime Linting. This research is descriptive study which used qualitative data by conducted interview and documentation. The results shows that in eight villages sampled, only one village were not ready in the planning process and accountability of village finance. The problem faced by village apparatuses in managing village’s finance is the lack of qualified human resources and have understanding about management of village’s finance, it results the village apparatuses prefer to use third parties services in preparing and formulating the reports required.
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1. Pembangunan desa harus mengacu pada SDGs Desa dan hasil IDM untuk menjadi desa yang mandiri, adil dan sejahtera
2. SDGs Desa memberikan arah tujuan pembangunan desa yang lebih terarah dan terukur untuk mencapai kemakmuran dan kemandirian dengan melibatkan seluruh pihak di desa
3. Sebelum SDGs Desa, pembangunan desa belum terarah dan
Jenis-jenis administrasi dan pelaporan keuangan yang dilakukan di TPK meliputi buku kas umum dan khusus, buku material, rencana penggunaan dana, dan laporan penggunaan dana. Administrasi proses kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di TPK mencakup dokumen perencanaan, pelaksanaan, penyelesaian, dan pemantauan. TPK wajib menyimpan seluruh dokumen PNPM Mandiri Perdesaan."
Dokumen tersebut berisi format-format yang digunakan dalam pengelolaan keuangan desa, meliputi format rancangan peraturan desa tentang APBDesa, rencana anggaran biaya, buku kas pembantuan kegiatan, surat permintaan pembayaran, dan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa.
Publikasi ini berisi data statistik lengkap tentang Kabupaten Nunukan pada tahun 2014. Terdiri dari informasi geografi, demografi, sosial, ekonomi, dan sektor-sektor lainnya. Publikasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum tentang kondisi Nunukan.
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan dari Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Padangsidimpuan tahun 2015 yang membahas latar belakang, landasan hukum, sistematika dokumen, maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas mengenai aplikasi SISKEUDES versi 2.0.2 sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018.
2. Terdapat perbandingan antara SISKEUDES versi 1 berdasarkan Permendagri 113/2014 dengan SISKEUDES versi 2 sesuai Permendagri 20/2018.
3. Juga dijelaskan mengenai pengawasan terhadap pengelolaan
Dokumen ini berisi rencana kerja tahunan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Banjarbaru tahun 2019. Rencana ini menyajikan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan tahun depan berdasarkan evaluasi kinerja tahun 2018, telaahan terhadap kebijakan nasional, dan tujuan rencana provinsi. Dokumen ini diharapkan menjadi pedoman bagi pelaksanaan tugas di bidang perizinan dan penanaman modal di K
alah satu ketentuan penting dari Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa adalah hadirnya Dana Desa yang bersumber dari APBN.Dana Desa merupakan bentuk kongkrit pengakuan Negara terhadap hak asal-usul Desa dan kewenangan lokal berskala Desa. Dana Desa diharapkan dapat memberi tambahan energi bagi Desa dalam melakukan pembangunan dan pemberdayaan Desa, menuju Desa yang mandiri dan sejahtera. Begitu penting dan strategisnya Dana Desa, sehingga wajar apabila Dana Desa mendapat perhatian sangat besar dari publik, karena nilai nominalnya yang relatif besar. Sementara banyak pihak yang merasa waswas terhadap kompetensi dan kapabilitas perangkat Desa dalam pengelolaan dana tersebut.
Dokumen tersebut berisi format-format yang digunakan dalam pengelolaan keuangan desa, meliputi format rancangan peraturan desa tentang APBDesa, rencana anggaran biaya, buku kas pembantu kegiatan, surat permintaan pembayaran, dan penjelasan singkat mengenai pengisian masing-masing format.
Perdes Nomor 9 Tahun 2015 tentang APBDesa Wlahar Wetan Tahun 2016Pemdes Wlahar Wetan
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut merupakan peraturan desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Wlahar Wetan tahun 2016 yang menetapkan total pendapatan sebesar Rp. 1.470.613.596 dan total belanja sebesar Rp. 1.440.017.376 dengan surplus sebesar Rp. 30.596.220.
Analisis kesiapan perangkat kampung dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan ka...Syukriy Abdullah
The laws of Republic Indonesia No. 6 year 2014 concerning the Villages is a product of the reformation era that
became initial form of village autonomy in governing nor managing the Village’s finance. Considering the funds
received by the village is sufficiently a large number and keeps increasing every year, then in governing and managing village’s finance, it required for reliable village apparatuses capacity and other appropriate facilities in order to make the implementation more purposeful and more accountable. This study was conducted to provide empirically overview about the readiness of village apparatuses in implementating village finance in accountability in accordance to Law No. 6 of 2014 concerning the village. This research was conducted in eight villages in District of Gayo Lues, consists of, Jawa, Durin, Bacang, Bukit, Porang, Raklunung, Badak and Panglime Linting. This research is descriptive study which used qualitative data by conducted interview and documentation. The results shows that in eight villages sampled, only one village were not ready in the planning process and accountability of village finance. The problem faced by village apparatuses in managing village’s finance is the lack of qualified human resources and have understanding about management of village’s finance, it results the village apparatuses prefer to use third parties services in preparing and formulating the reports required.
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1. Pembangunan desa harus mengacu pada SDGs Desa dan hasil IDM untuk menjadi desa yang mandiri, adil dan sejahtera
2. SDGs Desa memberikan arah tujuan pembangunan desa yang lebih terarah dan terukur untuk mencapai kemakmuran dan kemandirian dengan melibatkan seluruh pihak di desa
3. Sebelum SDGs Desa, pembangunan desa belum terarah dan
LAPORAN KETERANGAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DESA (LKPPD) TAHUN 2022Pemdes Wonoyoso
Laporan ini memberikan ringkasan singkat tentang program kerja dan pelaksanaan anggaran Pemerintah Desa Wonoyoso tahun 2022. Program kerja terdiri dari penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, dan penanggulangan bencana. Anggaran pendapatan dan belanja ditetapkan dalam peraturan desa dan pelaksanaannya akan dipertanggungjawabkan.
LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA BHUANA JAYA AKHIR TAHUN 2020Suwondo Chan
Laporan ini merangkum pelaksanaan pemerintahan Desa Bhuana Jaya pada tahun 2020, mencakup program kerja, pelaksanaan anggaran, dan tantangan. Desa ini memiliki 4 dusun dan 4.434 jiwa penduduk yang bermukim. Prioritas pembangunan meliputi peningkatan SDM aparatur, kesehatan lingkungan, dan infrastruktur pertanian.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020Arif Efendi
Peraturan ini memperbarui ketentuan pengelolaan Dana Desa dengan mengubah definisi dan penggunaan Dana Desa untuk penanganan pandemi COVID-19 serta bantuan langsung tunai desa."
Tulisan ini membahas pelaksanaan program Dana Desa berdasarkan UU No. 6/2014 tentang desa. Program ini bertujuan untuk memberdayakan desa dengan mengalokasikan dana langsung ke desa, membentuk badan usaha milik desa, serta melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan melalui musyawarah desa. Tulisan ini juga menganalisis tantangan pelaksanaan program ini seperti keterlibatan elit desa dan masih lemahnya kap
Keputusan Kepala Desa menetapkan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa) tahun berikutnya yang disusun berdasarkan forum musyawarah perencanaan pembangunan desa dan berdasarkan peraturan perundang-undangan. RKP-Desa berisi program pembangunan desa, anggaran pendapatan dan belanja desa untuk tahun anggaran berikutnya."
Dokumen tersebut merupakan panduan pengembangan desa kreatif yang menjelaskan latar belakang, tujuan, sasaran, dan tahapan penyusunannya. Panduan ini bertujuan untuk membantu pengembangan desa berbasis ekonomi kreatif guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan mengurangi kesenjangan antara desa dan kota.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya perencanaan penggunaan dana desa khususnya untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan. Petugas kesehatan diminta untuk membantu merencanakan dan memantau penggunaan minimal 10% dana desa untuk kegiatan tersebut sesuai mekanisme perencanaan dan pelaporan yang ditetapkan.
Dokumen ini memberikan petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konsultasi pengelolaan keuangan desa oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Dokumen ini menjelaskan tentang peraturan terkait pengelolaan keuangan desa, struktur organisasi dan tata kelola keuangan desa, serta proses perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan belanja desa."
Perbup juklak apbdes 2015 Kabupaten Kuningan finalari saridjo
Peraturan ini mengatur pedoman penyusunan anggaran pendapatan dan belanja desa tahun 2015 di Kabupaten Kuningan. Pedoman ini mencakup pengertian, pokok-pokok kebijakan penyusunan anggaran desa, teknis penyusunan anggaran, dan hal lain terkait penyusunan anggaran desa.
Peraturan Desa Karangmalang Nomor 5 Tahun 2018 menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Tahun Anggaran 2019 dengan total pendapatan Rp. 2,13 miliar, total belanja Rp. 1,75 miliar sehingga menghasilkan surplus sebesar Rp. 383,7 juta. APBDes ini disusun berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku serta telah disetujui bersama Badan Permusyawaratan Desa.
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang proses migrasi data aset desa dari versi desktop SIPADES 1.0 ke versi online SIPADES 2.0, meliputi penjelasan tentang aplikasi SIPADES 1.0 dan 2.0, tujuan dan langkah-langkah migrasi data perencanaan dan pengadaan, serta penggunaan aplikasi migrasi khusus untuk memindahkan dan menyesuaikan data.
Pemerintah Kabupaten Bantul mengadakan pengawasan pengelolaan keuangan desa untuk mengetahui penyimpangan dan meningkatkan tata kelola keuangan desa. Inspektorat Daerah Kabupaten Bantul bertugas melakukan pengawasan dengan program strategis sesuai visi meningkatkan mutu SDM dan kerjasama dengan lembaga pengawas lainnya.
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan fasilitasi melalui pendekatan, metode, teknik, dan teknik bantu yang tepat sesuai konteks dan sasaran fasilitasi. Fasilitasi bertujuan untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan keterampilan sasaran secara berkelanjutan guna mencapai perubahan yang diinginkan.
Buku ini memberikan panduan praktis bagi pembaca untuk belajar membaca lebih cepat dengan tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Buku ini menjelaskan teknik dasar hingga teknik lanjutan membaca cepat beserta contoh-contoh aplikasinya dalam berbagai jenis bacaan.
Keberadaan Nganjuk sebagai kabupaten yang memiliki resiko bencana berskala sedang menjadi fokus pembahasan dalam FGD Lingkungan yang di gelar di Dinas Lingkungan Hidup Kab. Nganjuk.
Dalam kegiatan FGD yang di hadiri seluruh Komunitas, Pemangku Kebijakan (Dinas Kehutanan Jawa Timur, FPRB Nganjuk, BPBD Nganjuk) tersebut menyoroti pentingnya kolaborasi antar pihak untuk melakukan aksi mitigasi pengurangan resiko bencana.
Dalam Paparan ini, Pelestari Kawasan Wilis memaparkan konsep mitigasi yang bertumpu pada perlindungan sumber mata Air. Hal ini selaras dengan aksi & kegiatan yang telah dilakukan sejak 2020, dimana Perkawis mengambil peran konservasi di sekitar lereng Wilis
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
2. Scan QR Code untuk Download
Seri Buku PTO PKD
Dapat di download di link berikut
https://bit.ly/PTOPKD
TIM PENYUSUN
PEMBINA
MENTERI DALAM NEGERI
Prof. H. Muhammad Tito Karnavian, Ph.D
PENGARAH
Dr. Yusharto Huntoyungo, M.Pd.
Mohammad Rizal, S.E, M.Si
Drs. Luthfi T.M.A, M.Si
TIM PENYUSUN INTI
Dra. Farida Kurnianingrum, M.M.
Shandra, S.P., M.Si
Arya Bimasena, S.STP
Devika Ananda Hakim, S.STP
Faris Ady Nugroho, S.E.
Reza Falufi, S.Sos
KOMPAK
Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan
Andy Dwi Bayu Bawono, Ph.D
Widyawati Harun, S.H.
KONTRIBUTOR
Grace Palayukan, M.M.CSR
Purri Andriaty, M.Si
Arry Chandra Kurnia, S.T., M.H.
Danis Sriwijaya, S.Si
4. Buku I PTO Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa
iv
5. v
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL
BINA PEMERINTAHAN DESA
Jl. Raya Pasar Minggu Km. 19 Jakarta Selatan 12072
Kata Pengantar
Terbitnya Permendagri Nomor 20 tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
merupakan kontribusi nyata Kementerian Dalam Negeri dalam mewujudkan misi
besar untuk kemajuan dan kesejahteran masyarakat Desa. Tidaklah berlebihan jika
dikatakan Permendagri Nomor 20 tahun 2018 adalah peraturan yang progresif,
peraturan yang berwawasan maju ke depan.
Sebagai kementerian yang menginisiasi dan menetaskan UU Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, kami mempunyai kewajiban menjaga agar UU Desa terlaksana
sebagaimana kehendak awal perancangannya. Selama kurang lebih 10 (sepuluh)
tahun, para penggiat Desa di bawah koordinasi Kementerian Dalam Negeri telah
bekerja keras menghasilkan UU Desa. Pengesahan UU Desa menjadi momentum
yang ditunggu-tunggu oleh Desa di seluruh Indonesia. Namun demikian, kami tidak
menutup mata terhadap perkembangan yang terjadi pasca berlakunya UU Desa.
Distorsi pemikiran terhadap pelaksanaan UU Desa kami sadari merupakan sebuah
keniscayaan.
Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 adalah salah satu peraturan turunan UU Nomor
6 Tahun 2014 yang adaptif terhadap perkembangan yang terjadi. Pola aturan yang
hybrid dengan menggabungkan prinsip pemberdayaan dengan prinsip manajemen
keuangan secara setara merupakan langkah berani yang diambil. Permendagri
Nomor 20 Tahun 2018 adalah pemikiran original dalam mengakomodir prinsip
pemberdayaan, yang menjadi salah satu dasar Kementerian Dalam Negeri
merumuskan UU Desa, dan prinsip manajemen keuangan, dengan menetapkan
standar akuntansi pelaporan yang digunakan berbasis kas.
6. Buku I PTO Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa
vi
Basis kas menjadi ruang kompromi yang menghargai pengalaman dan pemahaman
Kementerian Dalam Negeri terhadap Desa. Kompromi yang perlu dijembatani antara
prinsip pemberdayaan dan prinsip manajemen keuangan adalah kemudahan dan
berorientasi pada Desa itu sendiri.
Basis kas merupakan standar akuntasi pelaporan yang paling sederhana dan
paling mudah untuk dilaksanakan. Dengan demikian, kesiapan Desa menggunakan
standar akuntansi pelaporan akrual atau kas menuju akrual dilakukan dengan
memperhatikan kemampuan dan kematangan Desa dalam mengelola keuangan,
bukan kehendak atau kebutuhan dari pihak di luar Desa.
Sebagai komitmen dalam memberikan kemudahan implementasi Permendagri
Nomor 20 Tahun 2018, kami telah menyediakan aplikasi SISKEUDES. SISKEUDES yang
dikembangkan bersama BPKP menjadi alat kerja yang memudahkan pemerintah
Desa menjalankan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018.
Saat ini, kami hadirkan buku Petunjuk Teknis Operasional Pengelolaan Keuangan
Desa (PTO PKD) sebagai instrumen teknis dan rinci dari Permendagri nomor 20
tahun 2018. PTO PKD yang terdiri dari 6 (enam) buku ini, kiranya akan menjadi
pegangan wajib para pemangku kepentingan, terutama pemerintah Desa, dalam
memahami dan menjalankan pengelolaan keuangan Desa yang transparan,
akuntabel, partisipatif, serta tertib dan disiplin.
Semoga hadirnya PTO PKD akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam
rangka mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Desa.
JANGAN PERNAH LELAH MENCINTAI DESA DAN INDONESIA!
Jakarta, Oktober 2021
Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa,
Dr. Yusharto Huntoyungo, M.Pd.
7. vii
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................v
I. Perencanaan Pembangunan Desa..........................................................................1
A. Ketentuan Umum .................................................................................................1
B. Penyusunan RKP Desa.........................................................................................2
C. Prioritas Penggunaan Dana Desa.......................................................................9
II. Perencanaan Anggaran............................................................................................14
III. Ketentuan Lain-Lain..................................................................................................21
A. Perubahan APB Desa ...........................................................................................21
B. Perubahan Penjabaran APB Desa.......................................................................22
C. Perubahan APB Desa dan Penjabaran APB Desa
dalam Keadaan Luar Biasa .................................................................................23
8. Buku I PTO Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa
viii
9. 1
Perencanaan pengelolaan keuangan Desa yang selanjutnya disebut perencanaan
merupakan perencanaan penerimaan dan pengeluaran pemerintahan Desa pada
tahun anggaran berkenaan yang dianggarkan dalam APB Desa. Perencanaan
merupakan tahapan pertama dari proses pengelolaan keuangan Desa. Proses
perencanaan yang disusun dalam dokumen APB Desa yang kemudian menjadi
dasar pengelolaan keuangan Desa dalam 1 (satu) tahun, tidak terlepas dari proses
perencanaan pembangunan tahunan yang dilakukan secara reguler di Desa dan
menghasilkan dokumen RKP Desa.
Untuk memahami secara utuh perencanaan pengelolaan keuangan Desa, selain
bagaimana perencanaan pengelolaan keuangan disusun, dalam buku ini terlebih
dahulu akan dijelaskan perencanaan pembangunan Desa.
I. Perencanaan Pembangunan Desa
A. Ketentuan Umum
1. Pemerintah Desa
menyusun RKP Desa
sebagai penjabaran
RPJM Desa.
2. RKP Desa disusun oleh
Pemerintah Desa sesuai
dengan informasi dari
pemerintah daerah
kabupaten/kota berkaitan
dengan pagu indikatif
Desa dan rencana kegiatan
Pemerintah, pemerintah
daerah provinsi, dan
pemerintah daerah
kabupaten/kota.
3. RKP Desa mulai
disusun oleh
pemerintah Desa
pada bulan Juli tahun
berjalan.
4. RKP Desa ditetapkan
dengan peraturan Desa
paling lambat akhir bulan
September tahun berjalan.
5. RKP Desa menjadi
dasar penetapan
APB Desa.
6. Kepala Desa menyusun
RKP Desa dengan
mengikutsertakan
masyarakat Desa.
Ketentuan
Umum
10. Buku I PTO Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa
2
B. Penyusunan RKP Desa
1. Musyawarah Desa
Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah Desa dalam
rangka penyusunan rencana pembangunan Desa. Hasil musyawarah Desa menjadi
pedoman bagi pemerintah Desa menyusun rancangan RKP Desa dan daftar usulan
RKP Desa. BPD menyelenggarakan musyawarah Desa paling lambat bulan Juni tahun
berjalan.
Agenda pokok Musyawarah Desa penyusunan rencana pembangunan Desa adalah
sebagai berikut:
1. mencermati ulang dokumen RPJM Desa;
2. menyepakati hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa;
3. hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam berita
acara. Berita acara dimaksud menjadi pedoman kepala Desa dalam menyusun
RKP Desa; dan
4. membentuk tim verifikasi sesuai dengan jenis kegiatan dan keahlian yang
dibutuhkan. Tim verifikasi dapat berasal dari warga masyarakat Desa dan/atau
satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota.
2. Pembentukan Tim Penyusun RKP Desa
Paling lambat bulan Juni tahun berjalan, kepala Desa membentuk tim penyusun RKP
Desa yang berjumlah paling sedikit 7 (tujuh) dan paling banyak 11 (sebelas) orang,
terdiri dari:
Kepala Desa
Pembina
Sekretaris Desa Ketua LPM
Ketua Sekretaris
(Lembaga Pemberdayaan Masyarakat)
Anggota
Perangkat desa, lembaga pemberdayaan masyarakat,
kader pemberdayaan masyarakat desa, dan unsur masyarakat.
Tim penyusun mengikutsertakan perempuan.
11. 3
Tim penyusun RKP Desa ditetapkan dengan keputusan kepala Desa, dan
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk
ke desa;
Tim penyusun RKP Desa melakukan pencermatan pagu indikatif Desa yang meliputi:
1. rencana dana Desa yang bersumber dari APBN;
2. rencana alokasi dana Desa (ADD) yang merupakan bagian dari dana perimbangan
yang diterima kabupaten/kota;
3. rencana bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota;
dan
4. rencana bantuan keuangan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
provinsi dan anggaran pendapatan belanja daerah kabupaten/kota.
Hasil pencermatan sebagaimana tersebut di atas dituangkan ke dalam format pagu
indikatif Desa.
Tim penyusun RKP Desa juga melakukan penyelarasan rencana program/kegiatan
yang masuk ke Desa, yang meliputi:
1. rencana kerja pemerintah kabupaten/kota;
2. rencana program dan kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan
pemerintah daerah kabupaten/kota;
3. hasil penjaringan aspirasi masyarakat oleh dewan perwakilan rakyat daerah
kabupaten/kota.
Hasil penyelarasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan ke dalam
format kegiatan pembangunan yang masuk ke Desa.
Berdasarkan hasil pencermatan sebagaimana tersebut di atas, tim penyusun RKP
Desa menyusun rencana pembangunan berskala lokal Desa yang dituangkan dalam
rancangan RKP Desa.
Dalam hal informasi pagu indikatif belum diterima Desa, maka tim
penyusun RKP Desa menggunakan pagu tahun sebelumnya sebagai
dasar untuk menyusun rencana pembangunan berskala lokal Desa.
12. Buku I PTO Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa
4
b. Pencermatan ulang dokumen RPJM Desa;
Tim penyusunan RKP Desa mencermati skala prioritas usulan rencana kegiatan
pembangunan Desa untuk 1 (satu) tahun anggaran berikutnya sebagaimana
tercantum dalam dokumen RPJM Desa. Hasil pencermatan tersebut, menjadi dasar
bagi tim penyusun RKP Desa dalam menyusun rancangan RKP Desa.
c. Penyusunan rancangan RKP Desa;
Penyusunan rancangan RKP Desa berpedoman kepada:
1. hasil kesepakatan musyawarah Desa;
2. pagu indikatif Desa;
3. pendapatan asli Desa;
4. rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah
daerah kabupaten/kota;
5. jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh DPRD kabupaten/kota;
6. hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa;
7. hasil kesepakatan kerjasama antar Desa; dan
8. hasil kesepakatan kerjasama Desa dengan pihak ketiga.
d. penyusunan rancangan daftar usulan RKP Desa;
Dalam proses penyusunan rancangan daftar usulan RKP Desa, tim penyusun dapat
mempedomani 4 (empat) pengelompokan kebutuhan sebagai berikut:
1) Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan pembangunan adalah kebutuhan wajib dalam pelaksanaan
pemerintahan di Desa guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat Desa.
Kebutuhan pembangunan dapat bersifat fisik maupun non fisik, dan diutamakan
adalah yang berhubungan dengan pelayanan sosial dasar masyarakat.
2) Kebutuhan Rutin
Kebutuhan rutin adalah kebutuhan yang menunjang pelaksanaan pembangunan di
Desa.
13. 5
Contoh daftar kebutuhan rutin:
No Kegiatan
1 Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa
2 Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Perangkat Desa
3 Penyediaan Jaminan Sosial bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa
4 Penyediaan Operasional Pemerintah Desa (ATK, Honorarium PKPKD dan
PPKD, perlengkapan perkantoran, pakaian dinas/atribut, listrik/telpon,
dll)
5 Penyediaan Tunjangan BPD
6 Penyediaan Operasional BPD (Rapat-rapat (ATK, makan-minum),
perlengkapan perkantoran, Pakaian Seragam, perjalanan dinas, listrik/
telpon, dll)
7 Penyediaan Insentif/Operasional RT/RW
8 Pelayanan administrasi umum dan kependudukan (Surat Pengantar/
Pelayanan KTP, Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, dll)
9 Pengelolaan administrasi dan kearsipan pemerintahan desa
10 Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Desa/Pembahasan APBDes
(Musdes, Musrenbangdes/Pra-Musrenbangdes, dll., bersifat reguler)
11 Penyelenggaraan Musyawarah Desa lainnya (musdus, rembug warga,
dll., yang bersifat non-reguler sesuai kebutuhan desa)
12 Penyusunan Dokumen Perencanaan Desa (RPJMDes/RKPDes,dll.)
13 Penyusunan Dokumen Keuangan Desa (APBDes/ APBDes Perubahan/ LPJ
APBDes, dan seluruh dokumen terkait)
14 Penyusunan Kebijakan Desa (Perdes/Perkades, dll - diluar dokumen
Rencana Pembangunan/Keuangan)
15 Penyusunan Laporan Kepala Desa/Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
(laporan akhir tahun anggaran, laporan akhir masa jabatan, laporan
keterangan akhir tahun anggaran, informasi kepada masyarakat)
16 Pengadaan/Penyelenggaraan Pos Keamanan Desa (pembangunan pos,
pengawasan pelaksanaan jadwal ronda/patroli dll)
14. Buku I PTO Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa
6
3) Kebutuhan untuk Bidang Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat, dan
Mendesak Desa.
Kebutuhan ini diperlukan untuk mengantisipasi dan/ atau menangani permasalahan
yang muncul di Desa yang tidak dapat diprediksikan terjadi. Anggaran pada bidang ini
akan menjadi “anggaran siap pakai” ketika Desa menghadapi situasi yang diakibatkan
adanya bencana, suatu keadaan darurat, dan suatu keadaan mendesak.
Penjelasan lebih lanjut kebutuhan untuk bidang ini secara rinci dituangkan dalam
buku V PTO Pengelolaan Keuangan Desa Bidang Penanggulangan Bencana, Keadaan
Darurat dan Mendesak Desa.
4) Kebutuhan Lain-Lain
Kebutuhan lain-lain yang dimaksud ini adalah kebutuhan yang secara tidak langsung
mendukung pelaksanaan pembangunan di Desa yang dapat bersifat rutin dan/atau
sesuai kebutuhan.
Contoh kebutuhan lain-lain.
No Kegiatan
1 Penyediaan sarana (aset tetap) perkantoran/pemerintahan
2 Pengelolaan/Administrasi/Inventarisasi/Penilaian Aset Desa
3 Koordinasi/Kerjasama Penyelenggaraan Pemerintahan dan
Pembangunan Desa (Antar Desa/Kecamatan/Kabupaten, Pihak Ketiga,
dll.)**
4 Dukungan Pelaksanaan dan Sosialisasi Pilkades, Pemilihan Kepala
Kewilayahan dan Pemilihan BPD (yang menjadi wewenang Desa)
5 Penyelenggaraan Lomba antar kewilayahan dan pengiriman kontingen
dalam mengikuti Lomba Desa
6 Sertifikasi Tanah Kas Desa
7 Administrasi Pertanahan (Pendaftaran Tanah, dan Pemberian Registrasi
Agenda Pertanahan)
8 Fasilitasi Sertifikasi Tanah untuk Masyarakat Miskin
9 Mediasi Konflik Pertanahan
10 Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
15. 7
11 Pembinaan Group Kesenian dan Kebudayaan Tingkat Desa
12 Pengiriman Kontingen Group Kesenian dan Kebudayaan sebagai Wakil
Desa di tingkat Kecamatan dan Kabupaten/Kota
13 Pengiriman Kontingen Kepemudaan dan Olah Raga sebagai Wakil Desa
di tingkat Kecamatan dan Kabupaten/Kota
14 Penyelenggaraan Festival/Lomba Kepemudaan dan Olahraga tingkat
Desa
15 Penyelenggaraan Festival Kesenian, Adat/Kebudayaan, dan Keagamaan
(perayaan hari kemerdekaan, hari besar keagamaan, dll) tingkat Desa
16 Pembinaan Karang Taruna/Klub Kepemudaan/Klub Olah raga
17 Pembinaan Lembaga Adat
18 Pembinaan LKMD/LPM/LPMD
19 Pembinaan PKK
e. penyusunan rancangan RKP Desa;
Rancangan RKP Desa, dilampiri dokumen sebagai berikut
ġ
ġ proposal teknis, beserta gambar rencana prasarana;
ġ
ġ Rencana Anggaran Biaya (RAB); dan
ġ
ġ dokumen pemeriksaan proposal teknis dan RAB
f. Penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan Desa;
Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan
Desa yang diadakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RKP Desa.
Musyawarah perencanaan pembangunan Desa diikuti oleh Pemerintah Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, dan unsur masyarakat.
g. penetapan RKP Desa;
h. Perubahan RKP Desa; dan
RKP Desa dapat diubah dalam hal:
1) terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/
atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan; atau
16. Buku I PTO Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa
8
2) terdapat perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota.
Dalam hal terjadi perubahan RKP Desa dikarenakan terjadi peristiwa khusus, kepala
Desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1) berkoordinasidenganpemerintahkabupaten/kotayangmempunyaikewenangan
terkait dengan kejadian khusus;
2) mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKP Desa yang terkena dampak
terjadinya peristiwa khusus;
3) menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan UntuRAB; dan
4) menyusun rancangan RKP Desa perubahan.
Dalam hal terjadi perubahan RKP Desa dikarenakan perubahan mendasar atas
kebijakan, kepala Desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1) mengumpulkan dokumen perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota;
2) mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKP Desa yang terkena dampak
terjadinya perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota;
3) menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan RAB; dan
4) menyusun rancangan RKP Desa perubahan.
Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa
yang diadakan secara khusus untuk kepentingan pembahasan dan penyepakatan
perubahan RKP Desa. Penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan
Desa disesuaikan dengan terjadinya peristiwa khusus dan/atau terjadinya perubahan
mendasar kebijakan Pemerintah/ pemerintah daerah. Hasil kesepakatan dalam
musyawarah perencanaan pembangunan Desa, ditetapkan dengan peraturan
Desa tentang RKP Desa perubahan. Peraturan Desa tersebut sebagai dasar dalam
penyusunan perubahan APB Desa.
i. pengajuan daftar usulan RKP Desa.
Adapun yang dimaksud dengan pengajuan daftar usulan RKP Desa adalah pengajuan
daftarusulanuntukkebutuhanMusyawarahPerencanaanPembangunanKecamatan
(Musrenbangcam)
17. 9
C. Prioritas Penggunaan Dana Desa
Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah pilihan program dan/atau kegiatan yang
didahulukan dan diutamakan daripada pilihan kegiatan lainnya untuk dibiayai
dengan Dana Desa.
Prioritas penggunaan Dana Desa setiap tahun ditetapkan melalui Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Pengaturan prioritas penggunaan Dana Desa menjadi acuan pemerintah Desa
dalam menetapkan Prioritas Penggunaan Dana Desa dalam kegiatan perencanaan
pembangunan Desa.
Dengan adanya pengaturan prioritas penggunaan Dana Desa, maka pada proses
Perencanaan pembangunan Desa yang menghasilkan dokumen RKP Desa perlu
adanya sinkronisasi dokumen guna memudahkan dalam proses penyusunan
perencanaan anggaran.
Dasar Pelaksanaan Sinkronisasi:
Proses sinkronisasi dilakukan
1. Kewenganan Pengaturan
a. Pasal 106 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2015
“Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan Desa diatur dalam
peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pemerintahan dalam negeri.”
b. Pasal 7 ayat (2) PP Nomor 60 Tahun 2014:
“Pengelolaan Dana Desa dalam APB Desa dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan
Desa”
c. Pasal 21 PP Nomor 22 Tahun 2015:
“Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
menetapkan prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud daam
Pasal 19 ayat (2) paling lambat 3 bulan sebelum dimulainya tahun anggaran”
18. Buku I PTO Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa
10
2. RKP Desa sebagai rujukan penyusunan APB Desa
a. Pasal 118 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014:
“RKP Desa menjadi dasar penetapan APB Desa.”
b. Pasal 31 ayat (2) Permendagri Nomor 20 Tahun 2018
“Sekretaris Desa mengoordinasikan penyusunan rancangan APB Desa
berdasarkan RKP Desa tahun berkenaan dan pedoman penyusunan APB
Desa yang diatur dengan Peraturan Bupati/Wali Kota setiap tahun.”
3. Amanat teknis berdasarkan ketentuan angka 1 (satu)
Pasal 17 Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 9 Tahun 2021:
“Tata kelola keuangan pelaksanaan Prioritas Penggunaan Dana Desa
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang mengatur
mengenai pengelolaan keuangan Desa.”
Pengaturan prioritas penggunaan Dana Desa menggunakan pendekatan program
yang tidak secara spesifik menyebutkan nomenklatur kegiatan. Oleh karena itu,
sinkronisasi antara Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, yang menggunakan
pendekatan bidang sub bidang, dan kegiatan dengan Peraturan Menteri Desa,
PDTT mengenai prioritas penggunaan Desa, sudah harus dilakukan sejak proses
perencanaan pembangunan Desa,
Untuk itu, perlu dilakukan interpretasi terlebih dahulu guna menentukan
nomenklatur kegiatan yang terdapat di Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 untuk
pelaksanaan program yang ditetapkan menjadi prioritas dalam Peraturan Menteri
Desa, PDTT mengenai prioritas penggunaan Dana Desa. Proses interpretasi dilakukan
Kementerian Dalam Negeri dengan menghasilkan dokumen Matriks Kegiatan
Prioritas Penggunaan Dana Desa Berdasarkan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan Peraturan Menteri Desa, PDTT mengenai
Prioritas Penggunaan Dana Desa.
Berdasarkan matriks tersebut di atas, Tim penyusun RKP Desa telah dapat
menyusun perencanaan pembangunan yang menghasilkan dokumen RKP. Proses
interpretasi kegiatan dari program yang diprioritaskan dan kegiatan lain dituangkan
dalam dokumen Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Desa, sebagaimana matrik
dibawah ini:
19. 11
Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Desa yang disusun tim peyusun RKP wajib
dilengkapi dengan Desain dan RAB Kegiatan. RAB Kegiatan dimaksud merupakan
rujukan utama dalam penyusunan anggaran pada APB Desa, sehingga proses
penyusunannya pun sudah disinkronkan dengan kebutuhan penyusunan APB Desa,
sebagaimana contoh di bawah ini:
No
Bidang/Sub Bidang/Kegiatan
Lokasi
Volume
Satuan
RKP
Sasaran
Waktu
Pelaksanaan
Pelaksana
Kegiatan
Anggaran
Jumlah
laki-laki
Perempuan
A-RTM
Durasi
Mulai
Selesai
Bidang
Sub
Bidang
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1
Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa
Jumlah Per Bidang 1
2
Pelaksanaan
Pembangunan
Desa
Jumlah Per Bidang 2
3
Pembinaan
Kemasyarakatan
Desa
Jumlah Per Bidang 3
4
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Jumlah Per Bidang 4
5
Bidang
Penanggulangan
Bencana, Keadaan
Darurat, dan
Mendesak Desa
Jumlah Per Bidang 5
Mengetahui : ………………., Tanggal, …, …, ….
Kepala Desa, Disusun oleh:
Tim Penyusun RPJM Desa
(..........................) (..........................)
RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA
TAHUN : …………….
DESA :
KECAMATAN :
KABUPATEN :
PROVINSI :
20. Buku I PTO Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa
12
DOKUMEN RKP DESA: FORMAT RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA (RAB)
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
URAIAN Volume Satuan
Harga
Satuan Rp
Jumlah Total
Rp
Jumlah
a b c d e = b x d f
1. Honor TPK
1.1. Ketua 1 OK Rp500.000 Rp500.000
1.2. Sekretaris 1 OK Rp400.000 Rp400.000
1.3. Anggota 5 OK Rp300.000 Rp1.500.000
Sub Total 1 Rp2.400.000 Rp2.400.000
2. Upah Tenaga Kerja
2.1. Kepala Tukang 1 Org 25 HOK Rp200.000 Rp 5.000.000
2.2. Tukang 1 Org 25 HOK Rp170.000 Rp 4.250.000
2.3. Pembantu Tukang 4 Org 100 HOK Rp100.000 Rp 10.000.000
Sub Total 2 Rp 19.250.000 Rp19.250.000
3. Bahan Baku
3.1. Semen 50 Sak Rp56.000 Rp2.800.000
3.2. Pasir 30 M3
Rp300.000 Rp9.000.000
3.3. Batu Bata 3000 bh Rp1.500 Rp4.500.000
3. …
Sub Total 3 Rp16.300.000 Rp16.300.000
4. Sewa Peralatan
4.1. Mesin Molen 3 hari Rp500.000 Rp1.500.000
4.2. …
Sub Total 4 Rp1.500.000 Rp1.500.000
5. Administrasi Kegiatan
5.1. ATK 1 Paket Rp300.000 Rp300.000
5.2. Konsumsi Rapat 1 Paket Rp500.000 Rp500.000
5.3. Penyusunan laporan 1 Paket Rp500.000 Rp500.000
5.4. Konsultan pengawas 1 OK Rp2.000.000 Rp2.000.000
5.5. …
Sub Total 5 Rp3.300.000 Rp3.300.000
Total Biaya Rp42.750.000
………..,Tanggal…….,…….,…
Mengetahui :
Kepala Desa Tim Penyusun RKP Desa
(………………………………..) (………………………………..)
DESA : A No.RAB : ……...……..………………
KECAMATAN
: B Bidang : Pelaksanaan Pembangunan
KABUPATEN : C Sub Bidang : Pendidikan
PROVINSI : D Kegiatan : Pembangunan PAUD milik Desa
21. 13
ġ
ġ Komponen dalam RAB perencanaan untuk belanja modal sebagaimana contoh
di atas adalah satu kesatuan dalam pelaksanaan satu kegiatan, sehingga
penambahan aset Desa atau penambahan nilai aset Desa dihitung dari total
jumlah nominal yang terdapat dalam RAB tersebut.
ġ
ġ Konsultan pengawas yang menjadi contoh dalam RAB tersebut di atas merupakan
kebutuhan yang opsional dan hanya jika diperlukan pada pembangunan
infrastruktur yang memerlukan keahlian khusus.
ġ
ġ Untuk pengadaan barang, dasar penetapan harga didasarkan pada nilai tertinggi
yang ditetapkan dalam Standar Satuan Harga di Kabupaten yang ditindaklanjuti
dengan penetapan standar satuan harga setempat.
ġ
ġ Untuk pengadaan Jasa, seperti Honor TPK, serta Ahli/Profesi/Konsultan/
Narasumber didasarkan pada nilai tertinggi yang ditetapkan dalam Standar
Satuan Harga di Kabupaten
ġ
ġ Penetapan harga telah memperhitungkan nilai pajak
22. Buku I PTO Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa
14
II. Perencanaan Anggaran
Setelah RKP Desa ditetapkan, atas perintah kepala Desa memerintahkan sekretaris
Desa mengoordinasikan penyusunan APB Desa. Tahapan-tahapan dalam
penyusunan APB Desa adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Dokumen
APB Desa adalah dokumen anggaran yang penyusunannya merujuk pada dokumen-
dokumen yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu:
a. Peraturan Desa mengenai RKP Desa
Peraturan Desa mengenai RKP Desa adalah dokumen rujukan utama dalam
penyusunan APB Desa. Pemerintah tidak dapat menganggarkan kegiatan-kegiatan
dalam APB Desa diluar kegiatan yang telah ditetapkan dalam RKP Desa.
b. Peraturan Bupati/ Wali Kota mengenai pedoman penyusunan APB Desa
c. Dokumen-dokumen lain yang relevan, antara lain
1) informasi pagu dana transfer
Jika informasi pagu dana transfer belum ada, maka penyusunan APB Desa
tetap dilakukan dengan menggunakan pagu tahun sebelumnya;
2) Peraturan Desa mengenai Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa (wajib);
3) Peraturan Desa mengenai Dana Cadangan (jika ada); dan
4) Peraturan Desa lainnya (misal pungutan dll, jika ada).
Pengumpulan
Dokumen
Pencermatan
RKP Desa Penyusunan
Dokumen APB Desa
Musyawarah
BPD
Evaluasi
APB Desa
Penetapan
dan Penyampaian
Informasi
1
2
3
4
5
6
23. 15
2. Pencermatan RKP Desa
Pencermatan RKP Desa dilakukan guna menentukan kegiatan-kegiatan yang telah
ditetapkan dalam RKP Desa menjadi kegiatan prioritas untuk didanai. Pencermatan
dilakukan untuk melihat kebutuhan dan ketersedian anggaran. Pemerintah Desa
harus mengurutkan kegiatan yang akan didanai berdasarkan urutan prioritas yang
telah ditetapkan dalam RKP Desa, sampai batas ketersediaan anggaran yang ada.
Urutan prioritas dimaksud berdasarkan proses penetapan urutan prioritas kegiatan
yang dilakukan secara partisipatif dengan menggunakan alat analisis yang ditetapkan
oleh pemerintah Desa.
3. Penyusunan Dokumen APB Desa
Dalam proses penyusunan APB Desa, Sekretaris Desa dibantu perangkat Desa
lainnya melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pencermatan RAB
Pencermatan RAB adalah merupakan langkah pertama dalam penyusunan dokumen
APB Desa. RAB yang telah dibuat dan menjadi lampiran dokumen RKP Desa menjadi
rujukan dalam merumuskan format anggaran dalam APB Desa. RAB yang disusun
dalam RKP Desa telah memenuhi kebutuhan untuk pengisian daftar rincian objek
belanja dalam format penjabaran APB Desa.
b. Mengisi format standar penjabaran APB Desa
Dari RAB yang telah disusun dalam penyusunan RKP Desa, Sekretaris Desa dibantu
perangkat Desa lainnya merumuskan perencanaan anggaran dalam format
penjabaran APB Desa. Dalam proses penyusunan format penjabaran APB Desa,
sekretaris Desa, dibantu perangkat Desa yang lain, secara tehnis melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Memasukan semua rencana pendapatan yang diklasifikasikan menurut
kelompok, jenis dan objek pendapatan.
Kode Rekening Uraian
Pendapatan
Kelompok
Jenis
Objek
24. Buku I PTO Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa
16
Contoh:
Kode Rekening Uraian
4 Pendapatan
4 2 Transfer
4 2 1 Dana Desa
4 2 1 01 Dana Desa
2) Memasukan semua daftar kegiatan yang telah dipastikan untuk didanai
sebagaimana dilakukan dalam proses pencermatan RKP Desa tersebut di atas
dalam format penjabaran APB Desa, berdasarkan pengelompokan bidang dan
sub bidang. Nomenklatur kegiatan harus sesuai dengan nomenklatur kegiatan
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati/Walikota mengenai pengelolaan
keuangan Desa yang merujuk pada Permendagri Nomor 20 tahun 2018 dan
kebijakan teknis lainnya yang mendukung pelaksanaan Permendagri dimaksud.
Kode Rekening Uraian
Bidang
Sub Bidang
Kegiatan
Belanja
Jenis Belanja
Objek Belanja
Rincian Objek Belanja
25. 17
Pengisian nominal anggaran dimulai dari rincian objek belanja yang sumbernya berasal
dari RAB.
Contoh:
Kode Rekening Uraian
1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
1 1 Sub Bidang Penyelenggaraan Belanja
Penghasilan Tetap, Tunjangan dan
Operasional Pemerintahan Desa
1 1 01 Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan
Kepala Desa
1 1 01 5 Belanja
1 1 01 5 1 Belanja Pegawai
1 1 01 5 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa
1 1 01 5 1 1 01 Penghasilan Tetap Kepala Desa
3) Memasukan semua rencana pembiayaan yang akan diterima atau dikeluarkan:
Kode Rekening Uraian
Pembiayaan
Kelompok
Jenis
Objek
Contoh:
Kode Rekening Uraian
6 Pembiayaan
6 1 Penerimaan Pembiayaan
6 1 1 SiLPA tahun sebelumnya
6 1 1 01 SiLPA tahun sebelumnya
26. Buku I PTO Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa
18
4) Finalisasi rancangan APB Desa
Setelah format penjabaran APB Desa disusun, maka rancangan APB Desa secara
otomatis juga disusun. Untuk menentukan mana rancangan APB Desa adalah hanya
dengan menghapus 2 (dua) kolom dan baris terakhir dalam rancangan penjabaran
APB Desa.
c. Menyiapkan Draft Peraturan Desa
Setelah rancangan APB Desa disusun, Sekretaris Desa menyiapkan rancangan
Peraturan Desa mengenai APB Desa, dan sekaligus secara simultan menyiapkan
rancangan Peraturan Kepala Desa mengenai penjabaran APB Desa. rancangan
APB Desa dan penjabaran APB Desa yang telah disusun akan menjadi lampiran
peraturan-peraturan dimaksud.
d. Menyampaikan rancangan Peraturan Desa mengenai APB Desa
Setelah penyusunan rancangan peraturan Desa selesai, rancangan dimaksud
disampaikan kepada Kepala Desa. Kemudian kepala Desa menyampaikan rancangan
tersebut kepada BPD untuk dibahas dalam Musyawarah BPD.
4. Musyawarah BPD
Rancangan Peraturan Desa mengenai APB Desa disampaikan Kepala Desa kepada
BPD untuk dibahas dan disepakati bersama dalam musyawarah BPD. Rancangan
dimaksud disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.
a. Dalam hal pembahasan rancangan Peraturan Desa antara BPD dan Kepala
Desa tidak mencapai kata sepakat, musyawarah BPD tetap mengambil
keputusan dengan disertai catatan permasalahan yang tidak disepakati.
b. Rancangan Peraturan Desa dapat diajukan oleh Kepala Desa kepada
Bupati/Wali kota melalui Camat disertai catatan permasalahan yang tidak
disepakati paling lambat 7 (tujuh) hari sejak musyawarah pembahasan
terakhir untuk mendapatkan evaluasi dan pembinaan.
c. Tindaklanjut evaluasi dan pembinaan dapat berbentuk:
1) penghentian pembahasan; atau
2) pembinaan untuk tindak lanjut pembahasan dan kesepakatan
rancangan Peraturan Desa yang dapat dihadiri Camat atau pejabat
lain yang ditunjuk Bupati/Wali kota.
27. 19
d. Pelaksanaan evaluasi dan pembinaan dapat mendalami permasalahan
dengan penekanan pada hal-hal sebagai berikut:
1) Apakah proses penyusunan RKP Desa telah dilakukan sesuai prinsip
dan prosedur serta menghasilkan dokumen RKP Desa yang baik
sebagai rujukan penyusunan APB Desa; dan
2) Apakah RKP Desa sebagaimana huruf a tersebut di atas menjadi
pedoman Pemerintah Desa dalam menyusun APB Desa, dan tidak ada
penganggaran kegiatan lain, selain yang telah ditetapkan dalam RKP
Desa.
e. Dalam hal pelaksanaan evaluasi dan pembinaan menemukan tidak seperti
kondisi tersebut di atas, maka Bupati/Walikota memberikan rekomendasi
untuk mengembalikan proses berdasarkan prinsip dan prosedur sesuai
ketentuan yang berlaku.
f. Dalam hal pelaksanaan evaluasi dan pembinaan terindentifikasi
permasalahan yang terjadi tidak terkait pada 2 (dua) hal tersebut di
atas, maka bupati/walikota dapat memberikan keputusan terhadap
permasalahan ketidaksepakatan antara pemerintah Desa dengan BPD.
Dalam hal BPD tidak menyepakati rancangan Peraturan Desa mengenai APB
Desa yang disampaikan Kepala Desa, dimana pembinaan dan evaluasi masih
dalam proses dan telah memasuki tahun anggaran berjalan, maka Pemerintah
Desa tetap dapat melaksanaakan kegiatan yang berkenaan dengan pengeluaran
operasional penyelenggaraan pemerintahan Desa dengan menggunakan pagu
tahun sebelumnya.
5. Evaluasi APB Desa
Rancangan peraturan Desa mengenai APB Desa disampaikan kepala Desa kepada
Bupati/Wali Kota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari sejak
disepakati untuk dievaluasi.
Penyampaian rancangan peraturan dimaksud, dilengkapi dengan dokumen paling
sedikit meliputi:
a. surat pengantar;
b. rancangan peraturan kepala Desa mengenai penjabaran APB Desa;
c. peraturan Desa mengenai RKP Desa;
28. Buku I PTO Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa
20
d. peraturan Desa mengenai kewenangan berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan lokal berskala Desa;
e. peraturan Desa mengenai pembentukan dana cadangan, jika tersedia;
f. peraturan Desa mengenai penyertaan modal, jika tersedia; dan
g. berita acara hasil musyawarah BPD.
Dalam melakukan evaluasi dapat mengundang kepala Desa dan/atau apparat Desa
terkait dalam pelaksanaan evaluasi.
6. Penetapan dan Penyampaian Informasi
a. Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang telah dievaluasi ditetapkan
oleh kepala Desa menjadi Peraturan Desa tentang APB Desa paling lambat
tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya.
b. Pengundangan Peraturan Desa mengenai mengenai APB Desa Perubahan
dalam Lembaran Desa;
c. Kepala Desa menetapkan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang
penjabaran APB Desa sebagai peraturan pelaksana dari Peraturan Desa
tentang APB Desa dan diundangkan ke dalam Berita Desa.
d. Kepala Desa menyampaikan Peraturan Desa tentang APB Desa dan Peraturan
Kepala Desa tentang penjabaran APB Desa kepada Bupati/Wali Kota paling
lama 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan.
e. Kepala Desa menyampaikan informasi mengenai APB Desa, dengan materi
berisi:
1) APB Desa;
2) pelaksana kegiatan anggaran dan tim yang melaksanakan kegiatan; dan
3) alamat pengaduan.
29. 21
III. KETENTUAN LAIN-LAIN
A. Perubahan APB Desa
Pemerintah Desa dapat melakukan perubahan APB Desa apabila terjadi
1. penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan Desa pada tahun
anggaran berjalan;
2. sisa penghematan belanja dan sisa lebih perhitungan pembiayaan tahun berjalan
yang akan digunakan dalam tahun berkenaan;
3. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar bidang, antar
sub bidang, antar kegiatan, dan antar jenis belanja; dan
4. keadaan yang menyebabkan SiLPA tahun sebelumnya harus digunakan dalam
tahun anggaran berjalan.
Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa. Kriteria keadaan luar biasa diatur
dalam Peraturan Bupati/Wali Kota mengenai Pengelolaan Keuangan Desa.
Contoh kriteria Keadaan luar biasa yang dapat diatur adalah, antara lain
a. adanya bencana Alam dan/atau Non Alam;
b. perubahan kebijakan mendasar dari Pemerintah Pusat/Pemerintah
Daerah terkait penambahan dan/atau pengurangan dalam Pendapatan
Desa tahun berjalan; dan
c. adanya keadaan yang menyebabkan estimasi penerimaan dan/atau
pengeluaran dalam APBDesa mengalami kenaikan atau penurunan
lebih besar dari 50% (lima puluh persen).
ġ
ġ Perubahan APB Desa ditetapkan dengan peraturan Desa mengenai
perubahan APB Desa dan tetap mempedomani RKP Desa.
ġ
ġ Ketentuan penyusunan Peraturan Desa mengenai APB Desa berlaku
secara mutatis mutandis terhadap penyusunan Peraturan Desa
mengenai perubahan APB Desa.
30. Buku I PTO Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa
22
B. Perubahan Penjabaran APB Desa
Pemerintah Desa dapat melakukan perubahan terhadap Peraturan Kepala Desa
tentang perubahan penjabaran APB Desa sebelum Rancangan Peraturan Desa
tentang Perubahan APB Desa ditetapkan.
Perubahan Penjabaran APB Desa setelah Penetapan Peraturan Desa tentang
Perubahan APB Desa dapat dilakukan dalam hal terdapat Bantuan Keuangan
Bersifat Khusus dan/atau perubahan BKK yang pelaksanaan kegiatannya
harus dilaksanakan pada tahun anggaran berkenaan.
Contoh kegiatan yang berasal dari BKK:
ġ
ġ Fasilitasi Pembentukan BUM Desa, berupa anggaran untuk persiapan dan
pembentukan BUM Desa
Peraturan Kepala Desa tentang perubahan penjabaran APB Desa dapat dilakukan
apabila terjadi:
1. penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan Desa pada tahun
anggaran berjalan;
2. keadaan yang menyebabkan harus segera dilakukan pergeseran antarobjek
belanja; dan
3. kegiatan yang belum dilaksanakan tahun sebelumnya dan menyebabkan SiLPA
akan dilaksanakan dalam tahun anggaran berjalan.
Kepala Desa memberitahukan kepada BPD mengenai penetapan Peraturan
Kepala Desa tentang perubahan penjabaran APB Desa dan selanjutnya
disampaikan kepada Bupati/Wali Kota melalui surat pemberitahuan mengenai
Peraturan Kepala Desa tentang perubahan penjabaran APB Desa.
31. 23
C. Perubahan APB Desa dan Penjabaran APB Desa dalam Keadaan Luar Biasa
Penjelasan rinci Perubahan APB Desa dan Penjabaran APB Desa dalam keadaan
luar biasa tertuang dalam Buku V PTO Pengelolaan Keuangan Desa Bidang
Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat, dan Mendesak Desa.
32. Scan QR Code untuk Download
Seri Buku PTO PKD
Dapat di download di link berikut
https://bit.ly/PTOPKD