Surat dakwaan ini menggunakan dakwaan alternatif terhadap terdakwa Basir dengan dua kemungkinan tindak pidana, yaitu pencurian atau penggelapan, setelah terdakwa diduga mengambil emas milik korban dan menjualnya untuk kepentingan pribadi.
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaIzzatul Ulya
Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum yang demokratis, berdasarkan pancasila dan UUD 1945, bukan berdasarkan atas kekuasaan semata-mata. Maka dari itu, Indonesia membutuhkan yang namanya sebuah hukum yang hidup atau yang berjalan, dengan hukum itu diharapkan akan terbentuk suasana yang tentram dan teratur bagi kehidupan masyarakan Indonesia. Tak lepas dari itu, hukum tersebut juga butuh ditegakkan, demi membela dan melindungi hak-hak setiap warga Negara.
Hukum Acara Pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur bagaimana Negara dengan menggunakan alat-alatnya dapat mewujudkan wewenangnya untuk memidana atau membebaskan pidana. Hukum Acara Pidana mengatur bagai mana cara dan proses pengambilan putusan oleh hakim, mengenai aspek ini dimulai melalui tahap pemeriksaan didepan persidangan yakni mulai tahap pemeriksaan identitas terdakwa, pembacaan catatan/ dakwaan oleh jaksa/penuntut umum, kemudian diberi kesempatan terdakwa/penasihat hukumnya untuk mengajukan keberatan/eksepsi, dilanjutkan acara pembuktian, acara tuntutan, pembelaan, replik dan duplik serta pemeriksaan dianggap selesai dan dilanjutkan musyawarah dalam pengambilan putusan oleh hakim (majelis) serta penjatuhan/pengucapan putusan dalam sidang yang terbuka untuk umum (Bab XVI Pasal 145 sampai dengan Pasal 232 KUHAP).
Peraturan hukum yang mengatur juga tentang tahapan pelaksanaan terhadap putusan hakim yang telah diambil, dalam hal ini dapat dibedakan apabila putusan tersebut belum “inkracht van gewijsde’’ dapat dimungkinkan oleh terdakwa atau penasihat hukumnya serta jaksa/ Penuntut Umum melakukan banding, kemudian kasasi dan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung RI (Bab XVIII Pasal 233 sampai dengan Pasal 269 KUHAP) serta apabila putusan telah “ inkracht van gewijsde” dan terpidana tidak melakukan upaya grasi kepada Presiden selaku Kepala Negara, putusan dapat dilaksanakan oleh jaksa dan Lembaga Pemasyarakatan dengan pengawasan dan pengamatan oleh Ketua Pengadilan Negri (Bab XIX Pasal 270 sampai dengan 283 KUHAP) sedangkan terpidana masih melakukan upaya grasi, putusan tersebut ditunda terlebih dahulu pelaksanaannya menunggu upaya grasi tersebut turun.
Dari tahapan-tahapan proses Hukum acara Pidana diatas ada yang disebut dengan pembacaan dakwaan, dimana dakwaan merupakan surat tuntutan yang dibuat oeleh jaksa yang ditarik dan disimpulkan dari hasil pemeriksaan penyidikan dan merupakan dasar bagi hakim dalam memeriksa dimuka pangadilan, Maka dari itu penulis akan menulis suatu makala yang akan membahas tentang Surat Dakwaan.
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaIzzatul Ulya
Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum yang demokratis, berdasarkan pancasila dan UUD 1945, bukan berdasarkan atas kekuasaan semata-mata. Maka dari itu, Indonesia membutuhkan yang namanya sebuah hukum yang hidup atau yang berjalan, dengan hukum itu diharapkan akan terbentuk suasana yang tentram dan teratur bagi kehidupan masyarakan Indonesia. Tak lepas dari itu, hukum tersebut juga butuh ditegakkan, demi membela dan melindungi hak-hak setiap warga Negara.
Hukum Acara Pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur bagaimana Negara dengan menggunakan alat-alatnya dapat mewujudkan wewenangnya untuk memidana atau membebaskan pidana. Hukum Acara Pidana mengatur bagai mana cara dan proses pengambilan putusan oleh hakim, mengenai aspek ini dimulai melalui tahap pemeriksaan didepan persidangan yakni mulai tahap pemeriksaan identitas terdakwa, pembacaan catatan/ dakwaan oleh jaksa/penuntut umum, kemudian diberi kesempatan terdakwa/penasihat hukumnya untuk mengajukan keberatan/eksepsi, dilanjutkan acara pembuktian, acara tuntutan, pembelaan, replik dan duplik serta pemeriksaan dianggap selesai dan dilanjutkan musyawarah dalam pengambilan putusan oleh hakim (majelis) serta penjatuhan/pengucapan putusan dalam sidang yang terbuka untuk umum (Bab XVI Pasal 145 sampai dengan Pasal 232 KUHAP).
Peraturan hukum yang mengatur juga tentang tahapan pelaksanaan terhadap putusan hakim yang telah diambil, dalam hal ini dapat dibedakan apabila putusan tersebut belum “inkracht van gewijsde’’ dapat dimungkinkan oleh terdakwa atau penasihat hukumnya serta jaksa/ Penuntut Umum melakukan banding, kemudian kasasi dan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung RI (Bab XVIII Pasal 233 sampai dengan Pasal 269 KUHAP) serta apabila putusan telah “ inkracht van gewijsde” dan terpidana tidak melakukan upaya grasi kepada Presiden selaku Kepala Negara, putusan dapat dilaksanakan oleh jaksa dan Lembaga Pemasyarakatan dengan pengawasan dan pengamatan oleh Ketua Pengadilan Negri (Bab XIX Pasal 270 sampai dengan 283 KUHAP) sedangkan terpidana masih melakukan upaya grasi, putusan tersebut ditunda terlebih dahulu pelaksanaannya menunggu upaya grasi tersebut turun.
Dari tahapan-tahapan proses Hukum acara Pidana diatas ada yang disebut dengan pembacaan dakwaan, dimana dakwaan merupakan surat tuntutan yang dibuat oeleh jaksa yang ditarik dan disimpulkan dari hasil pemeriksaan penyidikan dan merupakan dasar bagi hakim dalam memeriksa dimuka pangadilan, Maka dari itu penulis akan menulis suatu makala yang akan membahas tentang Surat Dakwaan.
KEJAKSAAN TINGGI YOGYAKARTA P-42
“UNTUK KEADILAN”
SURAT TUNTUTAN
No. Reg. Perk. : PDS-02/O.4.14/Fpk.1/03/2015
Bahwa selanjutnya fakta-fakta di persidangan selanjutnya dianggap telah dibacakan.
I. ANALISIS YURIDIS
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, maka kini sampailah Kami kepada tahap pembuktian mengenai unsur-unsur perbuatan pidana yang didakwakan dalam Surat Dakwaan yang berbentuk Kombinasi (subsidiaritas-kumulatif), yaitu:
KEJAKSAAN TINGGI YOGYAKARTA P-42
“UNTUK KEADILAN”
SURAT TUNTUTAN
No. Reg. Perk. : PDS-02/O.4.14/Fpk.1/03/2015
Bahwa selanjutnya fakta-fakta di persidangan selanjutnya dianggap telah dibacakan.
I. ANALISIS YURIDIS
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, maka kini sampailah Kami kepada tahap pembuktian mengenai unsur-unsur perbuatan pidana yang didakwakan dalam Surat Dakwaan yang berbentuk Kombinasi (subsidiaritas-kumulatif), yaitu:
Pertemuan ke-10 membahas tentang Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana di pengadilan
Note = Saran dan perbaikan sangat diharapkan untuk masa depan generasi Indonesia, terimakasih
1. TUGAS HUKUM ACARA PIDANA
JENIS – JENIS DAN CONTOH SURAT DAKWAAN
Di Susun Oleh :
Bambang syahputra (B1A011046)
Refta Hardi Kusuma (B1A011001)
Arif Budiman (B1A011026)
Niko Rioza Oskar (B1A011044)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS HUKUM
2. 2013
I. JENIS – JENIS DAN CONTOH SURAT DAKWAAN
A. JENIS – JENIS DAKWAAN
Tahap penuntutan dalam hukum acara pidana diatur secara merinci dalam Bab
XV Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (“KUHAP”). Pasal 143
KUHAP menyatakan secara jelas bahwa untuk mengadili suatu perkara, Penuntut
Umum wajib mengajukan permintaan disertai dengan suatu surat dakwaan.
Menyadari betapa pentingnya peranan Surat Dakwaan dalam pemeriksaan
perkara pidana di Pengadilan, Jaksa Agung mengeluarkan Surat Edaran Jaksa
Agung Nomor SE-004/J.A/11/1993 tentang Pembuatan Surat Dakwaan. Surat
Edaran tersebut ditujukan agar dapat keseragaman para Penuntut Umum dalam
membuat surat dakwaan. Dalam Surat Edaran ini, disebutkan tentang bentuk-bentuk
surata dakwaan antara lain:
1. Dakwaan Tunggal
Dalam surat dakwaan ini hanya satu Tindak Pidana saja yang didakwakan,
karena tidak terdapat kemungkinan untuk mengajukan alternatif atau dakwaan
pengganti lainnya;
2. Dakwaan Alternatif
Dalam surat dakwaan ini terdapat beberapa dakwaan yang disusun secara
berlapis, lapisan yang satu merupakan alternatif dan bersifat mengecualikan
dakwaan pada lapisan lainnya. Bentuk dakwaan ini digunakan bila belum didapat
kepastian tentang Tindak Pidana mana yang paling tepat dapat dibuktikan. Dalam
dakwaan alternatif, meskipun dakwaan terdiri dari beberapa lapisan, hanya satu
dakwaan saja yang dibuktikan tanpa harus memperhatikan urutannya dan jika salah
satu telah terbukti maka dakwaan pada lapisan lainnya tidak perlu dibuktikan lagi.
3. Dalam bentuk Surat Dakwaan ini, antara lapisan satu dengan yang lainnya
menggunakan kata sambung atau.
Contoh dakwaan alternatif:
Pertama: Pencurian (Pasal 362 KUHP) atau Kedua: Penadahan (Pasal 480 KUHP)
3. Dakwaan Subsidair
Sama halnya dengan dakwaan alternatif, dakwaan subsidair juga terdiri dari
beberapa lapisan dakwaan yang disusun secara berlapis dengan maksud lapisan
yang satu berfungsi sebagai pengganti lapisan sebelumnya. Sistematik lapisan
disusun secara berurut dimulai dari Tindak Pidana yang diancam dengan pidana
tertinggi sampai dengan Tindak Pidana yang diancam dengan pidana terendah.
Pembuktian dalam surat dakwaan ini harus dilakukan secara berurut dimulai
dari lapisan teratas sampai dengan lapisan selanjutnya. Lapisan yang tidak terbukti
harus dinyatakan secara tegas dan dituntut agar terdakwa dibebaskan dari lapisan
dakwaan yang bersangkutan.
Contoh dakwaan subsidair Primair: Pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP)
4. Dakwaan Kumulatif
Dalam Surat Dakwaan ini, didakwakan beberapa Tindak Pidana sekaligus, ke
semua dakwaan harus dibuktikan satu demi satu. Dakwaan yang tidak terbukti
harus dinyatakan secara tegas dan dituntut pembebasan dari dakwaan tersebut.
Dakwaan ini dipergunakan dalam hal Terdakwa melakukan beberapa Tindak
Pidana yang masing-masing merupakan Tindak Pidana yang berdiri sendiri.
Contoh dakwaan kumulatif:
Kesatu:Pembunuhan (Pasal 338 KUHP)danKedua: Pencurian dengan pemberatan
(Pasal 363 KUHP)danKetiga: Perkosaan (Pasal 285 KUHP)
5. Dakwaan Kombinasi
Disebut dakwaan kombinasi, karena di dalam bentuk ini dikombinasikan atau
digabungkan antara dakwaan kumulatif dengan dakwaan alternatif atau subsidair.
4. Contoh dakwaan kombinasi:
Kesatu: Primair: Pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP);Subsidair:
Pembunuhan biasa (Pasal 338 KUHP);danKedua: Primair: Pencurian dengan
pemberatan (Pasal 363 KUHP);
Subsidair: Pencurian (Pasal 362 KUHP)
Berbeda halnya dengan dan, atau dan subsidair, untuk kata juncto, kata ini
digunakan untuk menjelaskan pasal yang memiliki hubungan satu dengan lainnya.
Pasal-pasal ini tidak dibatasi hanya untuk satu undang-undang, pula tidak dibatasi
hanya untuk penerapan pasal pada tindak pidana. Contoh penggunaan kata juncto
misalnya: A membantu B dalam melakukan tindak pidana pembunuhan, maka A
akan didakwa dengan Pasal 338 KUHP (tentang pembunuhan) jo. Pasal 55 KUHP
(tentang Membantu Melakukan Tindak Pidana), sedangkan B akan didakwa
dengan Pasal 338 KUHP. Dakwaan di antara keduanya berbeda agar menjelaskan
bahwa A bukan merupakan pelaku utama seperti yang diatur dalam Pasal 340
KUHP melainkan merupakan pembantu tindak pidana tersebut sebagaimana
dijelaskan keadaannya dalam Pasal 55 KUHP.
Mengingat hal-hal yang telah dijabarkan di atas, maka penggunaan kata dan,
atau, juncto, atau primair-subsidair disesuaikan dengan jenis Tindak Pidana yang
dilakukan oleh Terdakwa. Dalam hal terdakwa melakukan satu Tindak Pidana
yang menyentuh beberapa perumusan Tindak Pidana dalam undang-undang dan
belum dapat dipastikan tentang kualifikasi dan ketentuan pidana yang dilanggar,
dipergunakan dakwaan alternatif (menggunakan kata atau) atau dakwaan
subsidair. Sedangkan, dalam hal terdakwa melakukan beberapa Tindak Pidana
yang masing-masing merupakan Tindak Pidana yang berdiri sendiri-sendiri
dipergunakan bentuk dakwaan kumulatif (menggunakan kata dan).
5. B. CONTOH - CONTOH SURAT DAKWAAN
1. Dakwan tunggal
“UNTUK KEADILAN”
SURAT DAKWAAN
No.Reg. Perkara : PDM – 074/ SLMN/ Ep.1/ 01/ 2011
I. IDENTITAS TERDAKWA :
Nama lengkap : DIKI IRWANTO AL. PEYEK Bin
HARTOMO
Tempat lahir : Kulon Progo
Umur/ Tgl lahir : 20 tahun/ 27 Oktober 1990
Jenis kelamin : Laki- laki
Kebangsaan/ Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Kepanjen Kidul RT.02 RW 37 Desa
Margomulyo Kecamatan Seyegan Kabupaten
Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : SMA
6. II. DAKWAAN :
Bahwa Terdakwa DIKI IRWANTO AL. PEYEK Bin HARTOMO bersama-
sama dengan Saksi ILHAM PUTRA AL. GONDES Bin SUPRAPTO ( terdakwa
dalam berkas penuntutan terpisah) pada hari Jumat tanggal 31 Desember 2010
sekitar pukul 12.00 WIB atau setidak- tidaknya pada suatu waktu dalam bulan
Desember 2010, bertempat di Jalan Kaliurang 38 Km.19 Kecamatan Pakem
Kabupaten Sleman atau setidak- tidaknya pada suatu tempat yang termasuk dalam
daerah hukum Pengadilan Negeri Sleman, mengambil barang sesuatu, yang
seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki
secara melawan hukum, pada waktu terjadi kebakaran, letusan, banjir, gempa
bumi atau gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal tedampar, kecelakaan
kereta api, huru-hara, pemberontakan atau bahaya, dilakukan oleh dua orang atau
lebih dengan bersekutu, perbuatan tersebut dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
Bahwa pada waktu dan tempat sebagaimana telah diuraikan diatas, Terdakwa
bersama dengan Saksi Ilham Putra pergi dengan berboncengan sepeda motor
Suzuki Shogun warna merah dengan nomor polisi AB 2741 DE milik orang tua
Terdakwa menuju Jalan Kaliurang Pakem Sleman. Sesampainya di Jalan
Kaliurang Km.19, Terdakwa bersama Saksi Ilham Putra mendapati rumah nomor
38 milik Poniman dengan keadaan kosong dikarenakan Saksi Korban Poniman
dan keluarganya mengungsi pada saat erupsi Merapi terjadi. Terdakwa beserta
Saksi Ilham Putra juga mendapati pintu rumah Saksi Korban Poniman dalam
keadaan tidak terkunci. Terdakwa segera memasuki rumah Saksi Korban
Poniman, sementara Saksi Ilham Putra menunggu di depan pintu rumah sambil
berjaga- jaga dan mengamati keadaan di luar rumah. Di dalam rumah Saksi
Korban Poniman, Terdakwa mengambil satu buah televisi berwarna 32 inch merk
LG dan setrika listrik merk SHARP yang ada di ruang keluarga, setelahnya
7. terdakwa berjalan menuju dapur dan mengambil microwave merk NATIONAL
yang ada di meja pojok dapur rumah Saksi Korban Poniman. Setelah merasa
cukup dia berjalan keluar rumah, namun setelah melihat kamar tidur Saksi
Korban Poniman dalam keadaan terbuka pintunya, Terdakwa memberanikan diri
masuk dan mengambil sebuah handphone merk NOKIA seri E51 yang ada di
meja rias istri Saksi Korban Poniman. Terdakwa segera keluar dari rumah lalu
sesampainya di teras untuk menemui Saksi Ilham Putra, Terdakwa memasukkan
benda- benda yang dicurinya tadi dalam satu dus besar dan mengangkutnya
bersama dengan Saksi Ilham Putra ke atas jok motor. Terdakwa bersama Saksi
Ilham Putra mengepak dus tadi dan bekerja sama untuk mengikatkannya ke jok
motor agar tidak jatuh saat diangkut. Selang beberapa saat kemudian, Saksi Paijo
yang saat itu berposisikan sebagai relawan di daerah Jalan Kaliurang Km.19 tak
sengaja melewati depan rumah Saksi Korban Poniman dan memergoki Terdakwa
dan Saksi Ilham Putra yang sedang berusaha melarikan barang- barang berharga
milik Saksi Korban Poniman. Seketika itu juga Saksi Paijo berteriak, “Maling!
Woy maling! Tulung Cah! Ono Maliiing!” sambil bertepuk tangan sebagai sinyal
bahaya. Sontak teman Saksi Paijo sesama relawan yaitu Saksi Kasiyadi dan Saksi
Slamet yang sedang berjalan tak jauh di belakang Saksi Paijo segera berlari
menghampiri dan membantu Saksi Paijo untuk menangkap Terdakwa dan Saksi
Ilham Putra yang terlihat akan kabur pergi dari rumah Saksi Korban Poniman
dengan menaiki motor. Spontan Saksi Slamet membentak, ”Ngopo kowe
ngangkuti TV? Maling yho kowe!”, “Ampun mas, ojo mas, ojo digebuki aku
mas!” jawab Terdakwa. Saksi Paijo bersama dengan Saksi Kasiyadi dan Saksi
Slamet membawa Terdakwa dan Saksi Ilham Putra ke POLSEK Pakem.
Bahwa akibat perbuatan Terdakwa bersama- sama dengan Saksi Ilham Putra,
dan dilakukan saat bencana terjadi yaitu pada waktu terjadinya erupsi Gunung
Merapi, Saksi Korban Poniman kehilangan barang berupa sebuah TV berwarna
32 inch merk LG, sebuah setrika listrik merk SHARP, sebuah microwave merk
NATIONAL, sebuah handphone merk NOKIA seri E51 sehingga menderita
8. kerugian kurang lebih sebesar Rp 8.000.000,00 atau setidak- tidaknya nilai dari
barang- barang tersebut lebih dari Rp 250,00.
Perbuatan Terdakwa DIKI IRWANTO AL. PEYEK Bin HARTOMO
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 363 ayat (1) ke-2 dan ke-4
KUHP.
Sleman, 24 Februari 2011
AKSA PENUNTUT UMUM
KRISNA VIDYA MARDIYONO, S.H
AJUN JAKSA NIP. 197508041998072002
9. 2. Dakwaan alternatif
SURAT DAKWAAN
I. IDENTITAS TERDAKWA :
Nama lengkap : Basir
Tempat lahir : Yogyakarta.
Umur/ Tgl lahir : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki- laki
Kebangsaan/ Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Jln. Koki No. 26 Yogyakarta
Agama : Islam
Pekerjaan : swasta
II. DAKWAAN
Kesatu
Bahwa ia terdakwa basir pada hari minnggu tgl. 8 oktober 1992 jam 13. WIB.
Atau seidak tidaknya pada waktu lain dalam tahun 1992 di jalan koki No. 26
Yogyakarta atau di tempat lain dalam daerah pengadilan Negeri Yogyakarta telah
mengunakan kunci palsu membuka peti milik Tn. Aleks dan mengambil :
- Satu buah gelang emas sebert 30 gram.
- Satu kalung emas seberat 25 gram.
10. Pada tanggal 9 oktober 1992 pagi jam 10.00 Wib. Telah menjual barang
tersebut di pasar bringharjo Yogyakarta seharga Rp , 900.000,- dan hasil
penjualan tersebut terdakwa gunakan untuk memeriksakan anak nya yang sakit ke
dokter dan membeli obat dan sebalik nya dan sebalik nya terdakwa gunakan
untuk kepentingan sendiri.
Akibat perbuatan terdakwa Tn. Aleks di rugikan sebesar satu juta rupiah atau
setidak – tidak nya lebih dari dua ratus lima puluh rupiah. Bahwa terdakwa telah
mengambil barang – barang seperti tersebut di atas milik Tn. Aleks dengan
maksud untuk memiliki secara melawan hukum seperti yang di atur dalam pasal
363 KUHP.
Kedua
bahwa ia terdakwa basir pada hari minggu tanggal 8 oktober 1992 jam 13.00
WIB. Atau setidak – tidak nya pada waktu lain dalam tahun 1992 Di. Jln. Koki
No. No. 26, Yogyakarta atau di tempat lin di daerah hukum Pengadila Negeri
Yogyakarta telah membuka peti milik Tn. Aleks yang di titipkan kepada
terdakwa dengan kunci palsu dan mengambil barang berupa :
- Satu gelang emas sebert 30 gram.
- Satu kalung emas seberat 25 gram.
Pada hari senin tanggal 9 oktober 1992 terdakwa telah menjual kalung dan gelang
emas tersebut ke pasar Beringharjo Yogyakarta dengan harga Rp. 900. 000,- (
Sembilan ratus ribu rupih). Dan hasil penjuala di gunakkan untuk memeriksakan
anak nya yang sakit ke dokter dan membeli obat. Selebih nya di gunkan untu
kepentingan sendiri.
Akibat perbuatan terdakwa Tn. Aleks di rugikan sebesar Rp. 1000 000,-
(satujuta rupiah).
11. Bahwa terdakwa telah dengan sengaja melawan hukum mengaku sebagai
milik nya sendiri atas kalung dn gelang emas dimana barang tersebut ada pada
tangan terdakwa bukan karena kejahatan tetapi merupakan barang titipan Tn.
Aleks seperti yang di atur dalam pasal 378 KUHP.
Yogyakarta,tgl…………………….
Jaksa / Penuntut Umum
(…………………………)
12. 3. Dakwaan subsidaer
SURAT DAKWAAN
I. IDENTITAS TERDAKWA :
Nama lengkap : I ketut Pentet
Tempat lahir : kampung pelanggan, desa gebang tebal ,
kecamatan sekotong, kabupaten Lombok barat.
Umur/ Tgl lahir : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki- laki
Kebangsaan/ Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : kampong keranji, kelurahan jembatan kembar .
kecamatan gerung, kabupaten Lombok barat.
Agama : Islam
Pekerjaan : tani
II. DAKWAAN
PRIMER
Bahwa ia terdakwa I ketut penter pada hari senen tanggal 8 desember 1986
kira – kira jam 23. 00 WIT atau setidak tidak nya dalam waktu lain dalam tahun
1986 di sawah termasuk kampong bogor, kelurahan jembatan kembar, kecamatan
13. gerung , kabupaten bogor , kelurahan jembatan kembar , kecmatan grung ,
kabupaten Lombok barat atu setidak – tidak nya di suatu tempat dalam daerah
hukum pengadilan negeri mataram , pada waktu timbul keributan antara pihak
amak miasi dengan pihak I ketut penter , mereka satu sama lain saling menantang
, setelah ketut mendengar tantangan lalu terdakwa pulang mengambil senjata
tajam berupa tombak yang berganggang kayu panjang
Setelah kembali di tempat kejadian dan waktu menghadapi anak miasi
terdakwa lalu menusuk dengan tombak ke dada ebelah kanan anak miasi dan
korban jatuh. Karna akibat tusukan korban menderita :
1. Luka tembus pada dada bagian kanan ukuran lebar 2cm panjang 4 cm
dalam tembus sampai rongga dada.
2. Tulang iga dada kanan yang ke – 7 dan ke -8 putus .
Akibat dari tusukan tombak terdakwa, beberapa saat atau pada saat itu amak
miasi meninggal dunia sesuai dengan visum et Repertum tanggal 29 september
1986 no. 4416/167 Rhs. Yang di tanda tanganni dr. sri martini nip. 140166148
dari RSU mataram.
Bahwa terdakwa terdakwa telah sengaja dan dengan rencana lebih dahulu
merampas nyawa amak miasi seperti yang di atur dalam pasal 340 KUHP.
SUBSIDAER
Bahwa terdakwa I Ketut Penter pada waktu dan tempat sebagai mana dalam
dakwaan primer di atas waktu terdakwa berhadapan dengan amak miasi telah
dengan sengaja menusuk dengan tombak yang bergagang kayu panjang kedada
sebelah kanan amak miasi sehingga korban luka pada dada kanan dengan panjang
4 cm dan lebar 2 cm, dalam sampai tembus rongga dada dan tulang iga dada
kanan yang ke – 7 dan ke – 8 putus
14. Akibat nya dari tusukan itu korban pada saat itu atau beberapa saat kemudian
meninggal dunia sesuai dengan visum et Repertum ang di tanda tangani dr. sri
martini NIP.140166148 NO. 4416 / 167 Rhs. Tanggal 29 september 1986 dari
RSU mataram.
Bahwa korban sengaja merampas nyawa anak miasi seperti diatur dalam pasal
338 KUHP.
SUBSIDAER LAGI
Bahwa ia terdakwa I Ketut penter pada waktu dan tempat sebagai mana di sebut
dalam dakwaan primer di atas karena terjadi keributan, saling memaki saling
menantang antara pihak Amak miasi dengan pihak I ketut penter , lalu terdakwa
pulang mengambil senjata berbentuk tombak yang bergagang kayu panjang,
Waktu I ketut penter berhadapan dengan amak miasi terdakwa menusuk
dengan tombak di dada sebelah kanan sehingga amak miasi luka ukuran panjang
4 cm, lebbar 2 cm dalam sampai ronnga dada dan tulang iga dada kanan ke – 7
dan ke – 8 putus.
Akibat dari luka tersebut beberapa saat kemudian amak miasi meninggal
dunia sesuai dengan visum et Repertum yang di tanda tangani oleh dr. sri martini
nip. 1401166148 no. 4416/167 Rhs. Tanggal 29 september 1986.
Bahwa terdakwatelah melakukan penganiayaan berat dengan direncanakan
terlenih dahulu yang mengakibatkan amak miasi meninggal dunia seprti yang di
atur dalam pasal 355 ayat (2) KUHP.
LEBIH SUBSIDER LAGI
Bahwa ia terdakwa pada waktu dan tempat sebagai mana dalam dakwaan
primer di atas, waktu terjadi keributan saling memaki dan saling menantang
antara pihak terdakwa dengan pihak amak miasi, terdakwa lalu pulang mengambil
senjata berupa tombak yang bergagang kayu panjang.
15. Setelah terdakwa kembali ke tempat keributan dan berhadapan dengan amak
miasi lalu ia menusukkan tombak nya kearah dada amak miasi karna akibat luka
nya korban terjatuh dan beberapa saat kemudian amak miasi meninggal dunia
sesuai denagn visum et Repertum dari Dr. sri martini Nip. 140166148 No.
4416/167 Rhs. Dari RSU mataram.
Bahwa terdakwa telah dengan rencana lebih dahulu melakukan penganiayaan
yang mengakibatkan amak miasi meninggal dunia seperti di atur dalam pasal 353
ayat (3) KUHP.
LEBIH – LEBIH SUBSIDER LAGI
Bahwa ia terdakwa I ketut penter pada waktu dan tempat sebagai mana dalam
dakwaan primer di atas pada waktu ada ke ributan antara pihak terdakwa dengan
pihak amak miasi terdakwa lalu pulang membawak senjata berupa tombak
bergagang kayu panjang, setelah ia kembali ketempat keributan dan setelah
berhadapan dengan amak miasi terdakwa menusuk kan tombak ke dada amak
miasi dan karena akibat lukanya korban terjatuh dan meninggal dunia sesuai
denagan visum et Repertum tangal 29 september yang di tanda tangani Dr. sri
martini Nip. 140166148 No. 4416/167 Rhs. Dari RSU mataram.
Bahw terdakwa telah menganiaya yang mengakibatkan amak miasi
meninggal dunia sesuai dengan yang di atur dalam pasal 351 ayat (2) KUHP.
Lombok tengah , tangal ………
Jaksa penunutut umum
(…………………………….)
16. 4 . gugatan kumulatif
SURAT DAKWAAN
I. IDENTITAS TERDAKWA :
Nama lengkap : Karim
Tempat lahir : lebak bulus.
Umur/ Tgl lahir : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki- laki
Kebangsaan/ Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Jln. Fatmawati No. 12 RT. 005/RW 02,
Kelurahan pondok labu, kecamatan cilandak ,
Jakarta Selatan
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
II. DAKWAAN
Kesatu
Bahwa ia terdakwa karim pada hari minggu tanggal 5 agustus 1991 jam 10. 00
WIB. Atau setidak – tidak nya pada waktu lain dalam tahun 1991 di jalan bonoa
V No. 8 RT 15/ RW 07 Kelurahan Lebak Bulus, K ecamatan Cilandak , Jakarta
selatan telah mnodong dengan pistol kepada aminah pembantu rumah tangga tuan
17. Mohammad dengan perintah untuk tidak bergerak di tempat dan ia segera
mengambil barang – barang berupa :
1. TV 20 inci merk Tosiba.
2. Radio kaset 4 buah merk Sonny
3. Video merk Sonny
Barang mana tampa izin pemilik nya di masukkan ke dalam bak belakang
mobil pikup yang di parkir di halaman muka rumah.
Pada waktu abu suami aminah yang baru saja dating setelah masuk rumah ia
melihat ada pencuri, ia lalu berteriak pencuri, pencuri mendengar teriakan
terdakwa lari menuju ke mobil nya. Setelah mobil berjalan dengan membawa
hasil curiannya , ketika sampai di luar pagar halaman ia di tangkap polisi.
Atas perbuatan tersebut Tn. Mohammad menderita kerugian sebesar Rp.
2000.000,- ( dua juta rupiah ) dan setidak tidak nya lebih dari Rp. 250,- ( dua
ratus lima puluh rupiah ).
Bahwa ia terdakwa telah melakukan tindak pidana pencurian dengan ancaman
kekerasan sesuai dengan yang di atur dalam pasal 365 ayat (1) KUHP.
Kedua
Bahwa ia terdakwa karim pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut dalam
dakwaan kesatu, setelah mengambil barang – barang berupa :
1. TV 20 inci merk Tosiba.
2. Radio kaset 4 buah merk Sonny
3. Video merk Sonny
Dan sebelum terdakwa meninggalkan rumah Tn. Mohammad ia menodong engan
pistol dan secara paksa menarik tangan aminah yang sedang berdiri di tempat itu
untuk masuk ke kamar, lalu terdakwa menidurkan aminah ke tempat tidur seterus
nya ia membuka rok dan celana dalam aminah secara paksa. Sesudah itu ia
membuka paha aminah dan ia perkosa.
18. Bahwa ia terdakwa dengan kekerasan memaksa aminah bersetubuh di lar
perkawinan seperti yang di atur dalam pasal 285 jo pasal 65 KUHP.
Ketiga
Bahwa terdakwa karim pada waktu dan tempat yang tersebut dalam dakwaan
kesatu telah tanpa hak menguasi, membawa mempergunakan senjata api jenis
pistol untuk menodong pembantu rumah tangga Tn. Mohammad yang bernama
aminah dengan perintah tidak bergerak di tempat untuk melakukan pencurian.
Bahwa terdakwa melanggar pasal 1 ayat (1) undang – undang No. 12 / drt / 1951
Jo pasal 65 KUHP.
Jakarta,tgl…………………………
Jaksa Penuntut Umum
(………………………….)
19. 5. Dakwaan kombinasi
PRO YUSTISIA
SURAT DAKWAAN
I. IDENTITAS TERDAKWA :
Nama lengkap : M. Ilyas Lubis
Tempat lahir : padang sidempuan.
Umur/ Tgl lahir : 46 tahun
Jenis kelamin : Laki- laki
Kebangsaan/ Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Jln, penyabungan II No. 6 padang sidempuan,
Sumatra utara
Agama : Islam
Pekerjaan : tani
II. DAKWAAN
Kesatu
I, Primeir
20. Bahwa ia terdakwa M. Ilyas Lubis pada hari saptu malam minggu tanggal 11 jalan
12 mei 1985 kurang lebih jam 22.00 Wib atau pada waktu dalam bulan mei 1985 Di
jalan penyabungan, kabupaten tapanuli selatan, Sumatra utara setidak – tidak nya di
salah satu tempat daerah hukum Pengadilan Negeri Padang siempuan, telah sembunyi
di tepi jalan penyabungan dengan badik terhunus menununggu Haji Mahlul kembali
dari surau, setelah haji mahlul lewat persis di muka nya terdakwa langsung menikam
haji mahlul dengan badik di dada dan menikam di leher hingga tembus sampai
belakang.
Akibat tikaman terdakwa korban jatuh dan pad saat itu atau beberapa saat kemudian
haji mahlul meninggal dunia. Sesuai dengan Visum et Reertum dr. M Siregar Nip.
140166135 No. 4326/127 Rhs dan RSU Padang sidempuan.
Bahwa ia terdakwa telah sengaja dan direncanakan lebih dahulu merampas nyawa
haji mahlul atas perbuatan tesebut terdkwa melanggar pasal 340 KUHP.
II. Subsidaer
Bahwa ia terdakwa M. Ilyas Lubis pada waktu dan tempat yang sama seperti
dakwaan kesatu primer di atas pada waktu berjumpa dengan haji mahlul kembali dari
surau di tengah jalan penyabungan dekat rumah nya terdakwa langsung menikam
dada sebelah kiri haji mahlul sampai rongga dada dan menikam leher sampaitembus
belakang engan badik.
Akibat tikaman korban jatuh dan pada saat itu atau beberapa saat kemudian Haji
Mahlul meninggal dunia.
Bahwa terdakwa dengan sengaja merampas nyawa Haji Mahlul dan atas perbuatan
tersebut terdakwa melanggar pasal 338 KUHP.
Kedua
Bahwa ia terdakwa M. Ilyas lubis pada waktu dan tempat yang seperti dalam
dakwaan kesatu primer di atas dengan tanpa hak telah menguasai, mempergunakan,
21. senjata tajam berupa badik untuk menikam dada sebelah kiri sampai rongga dada dan
leher sampai – sampai tembus ke belakang sehingga haji mahlul karena luka nya
meninggal dunia.
Bahwa terdakwa telah tanpa hak menguasai , membawa menyembunyikan
dan/atau mempergunakan senjata tajam berupa badik seperti diatur dalam pasal 2 ayat
(1) UU No 12/Drt 1951 jo Pasal 65 KUHP.
Padang Sidempuan , tgl…………………….,,
Penuntut Umum
(…….……………………………..)
Dasar hukum dan literatur:
Undang-Undang No 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Buku penuntutan dalam praktek peradilan , Suharto RM S.H.