Peraturan Desa Kedungjaran No 05 Tahun 2014 mengatur tentang izin keramaian di desa tersebut. Peraturan ini menetapkan jenis-jenis keramaian yang diizinkan, ketentuan pelaksanaannya, besaran biaya administrasi, dan penanggungjawab pelaksanaan pungutan biaya. Tujuannya adalah menciptakan ketertiban dan kepastian bagi masyarakat mengenai keramaian yang boleh diselenggarakan.
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Eka Saputra
Proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) meliputi (1) perencanaan pembangunan melalui musyawarah desa, (2) pembentukan tim penyusun, (3) pencermatan pagu indikatif dan program masuk desa, (4) pencermatan RPJM Desa, (5) penyusunan rancangan RKP Desa, (6) musyawarah membahas rancangan RKP Desa, dan (7) pengajuan daftar usulan
Dokumen tersebut membahas tentang kewenangan desa sesuai dengan Permendagri No 44 Tahun 2016. Dokumen menjelaskan definisi desa, asas-asas pengaturan desa, jenis-jenis kewenangan desa, dan kewenangan desa sebagai subjek pembangunan desa yang meliputi penyediaan pelayanan dasar, infrastruktur, dan kelembagaan ekonomi sosial.
Peraturan ini mengatur tentang pengelolaan keuangan desa di Indonesia. Secara garis besar, peraturan ini menetapkan bahwa pengelolaan keuangan desa harus berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat serta dilakukan secara tertib dan disiplin anggaran. Peraturan ini juga mengatur tentang kekuasaan pengelolaan keuangan desa, penyusunan anggaran pendapatan dan belanja desa, s
Dokumen ini merekomendasikan pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa di Desa X Kecamatan Y Kabupaten Ogan Komering Ilir. Rekomendasi ini didasarkan pada peraturan terkait dan surat kepala desa serta kepala dinas terkait. Dokumen ini menyetujui usulan penggantian dan pengangkatan perangkat desa baru sesuai perubahan susunan organisasi, serta memerintahkan kepala desa untuk mencabut dan mengangkat kembali perang
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desaari saridjo
[Ringkasan]
Peraturan Desa Kedungjaran tentang Pengelolaan Aset Desa mengatur tentang pengelolaan aset milik Desa Kedungjaran, termasuk pengelola, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penghapusan, dan pemindahtanganan aset. Kepala Desa bertanggung jawab atas pengelolaan aset desa dan dibantu oleh Sekretaris Desa dan petugas/pengurus aset dari unsur perangkat desa.
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Eka Saputra
Proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) meliputi (1) perencanaan pembangunan melalui musyawarah desa, (2) pembentukan tim penyusun, (3) pencermatan pagu indikatif dan program masuk desa, (4) pencermatan RPJM Desa, (5) penyusunan rancangan RKP Desa, (6) musyawarah membahas rancangan RKP Desa, dan (7) pengajuan daftar usulan
Dokumen tersebut membahas tentang kewenangan desa sesuai dengan Permendagri No 44 Tahun 2016. Dokumen menjelaskan definisi desa, asas-asas pengaturan desa, jenis-jenis kewenangan desa, dan kewenangan desa sebagai subjek pembangunan desa yang meliputi penyediaan pelayanan dasar, infrastruktur, dan kelembagaan ekonomi sosial.
Peraturan ini mengatur tentang pengelolaan keuangan desa di Indonesia. Secara garis besar, peraturan ini menetapkan bahwa pengelolaan keuangan desa harus berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat serta dilakukan secara tertib dan disiplin anggaran. Peraturan ini juga mengatur tentang kekuasaan pengelolaan keuangan desa, penyusunan anggaran pendapatan dan belanja desa, s
Dokumen ini merekomendasikan pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa di Desa X Kecamatan Y Kabupaten Ogan Komering Ilir. Rekomendasi ini didasarkan pada peraturan terkait dan surat kepala desa serta kepala dinas terkait. Dokumen ini menyetujui usulan penggantian dan pengangkatan perangkat desa baru sesuai perubahan susunan organisasi, serta memerintahkan kepala desa untuk mencabut dan mengangkat kembali perang
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desaari saridjo
[Ringkasan]
Peraturan Desa Kedungjaran tentang Pengelolaan Aset Desa mengatur tentang pengelolaan aset milik Desa Kedungjaran, termasuk pengelola, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penghapusan, dan pemindahtanganan aset. Kepala Desa bertanggung jawab atas pengelolaan aset desa dan dibantu oleh Sekretaris Desa dan petugas/pengurus aset dari unsur perangkat desa.
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpdArdi Susanto
Musyawarah Desa beserta Tata Tertib dan Teknik Persidangan yang dibawakan pada Bimbingan Teknis Kerjasama Pemda Barru dengan LP2M Universitas Hasanuddin yang dilaksanakan pada November 2018 di Hotel Denpasar Makassar
Peraturan ini mengatur tentang pelaksanaan musyawarah desa di Indonesia. Musyawarah desa merupakan forum diskusi antara badan permusyawaratan desa, pemerintah desa, dan masyarakat untuk membahas hal-hal strategis di desa. Peraturan ini mengatur tata cara persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut musyawarah desa serta hak dan kewajiban para pihak yang terlibat.
BPD mempersiapkan Musyawarah Desa dengan merencanakan kegiatan, anggaran, dan panitia. Mereka mengumpulkan masukan dari masyarakat, mempersiapkan bahan diskusi, dan mengundang peserta untuk membahas hal-hal strategis di Desa.
Laporan ini membahas tentang pelaksanaan pemerintahan desa di Kabupaten Karo, termasuk kewajiban Kepala Desa untuk melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati melalui laporan penyelenggaraan pemerintahan desa, hak dan kewenangan Badan Permusyawaratan Desa, serta jenis-jenis laporan yang harus disampaikan Kepala Desa.
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pelaksanaan musyawarah desa untuk menentukan hal-hal strategis seperti penataan desa, rencana investasi, dan kejadian luar biasa. Musyawarah desa diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa secara partisipatif, demokratis, dan transparan dengan melibatkan unsur masyarakat. Keputusan ditetapkan melalui mufakat atau voting dan dituangkan dalam berita acara s
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan PermensosTV Desa
PENGUATAN LEMBAGA DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI KARANG TARUNA SEBAGAI
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Disampaikan oleh Dedddy WInarwan dari Dirjen Bina Pemdes Kemendagri
Dalam Acara Malam Mingguan Desa Bareng Kemendagri - Sabtu 18 Juli 2020
-----
https://youtu.be/T5ZY-jsBD5Q
Proposal Bantuan Keuangan Gubernur Kepada Pemerintah Desa Wlahar Wetan TA 2015Pemdes Wlahar Wetan
Dalam rangka mendukung Visi Jawa Tengah yaitu "Jawa Tengah Berdikari" sebagai wujud implementasi misi ke 6 RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 yaitu "Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik untuk Memenuhi Kebutuhan Masyarakat", diperlukan peningkatan sarana prasarana dasar berbasis pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan partisipatif masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, pengawasan, sampai dengan pemeliharaan dan pengembangan. Hal ini merupakan keberlanjutan dari fokus Tahun 2014 serta untuk mendorong seluruh pemangku kepentingan berkontribusi dalam mengatasi isu strategis dan upaya pencapaian target pembangunan daerah.
Keputusan Kepala Desa Wonoyoso membentuk Lembaga Adat Desa Wonoyoso untuk periode 2020-2025 dengan tugas membantu pemerintah desa dalam melestarikan adat istiadat dan mengembangkan budaya masyarakat desa.
Dokumen tersebut membahas proses penetapan dan penegasan batas desa secara partisipatif melalui pemetaan partisipatif berbasis masyarakat (PPBD). PPBD melibatkan masyarakat desa dalam menentukan batas desa dengan menggabungkan pengetahuan lokal dan teknologi kartografi modern. Prosesnya melibatkan pembentukan tim pelaksana desa dan musyawarah desa untuk mencapai kesepakatan tentang batas desa.
Dokumen tersebut merangkum tugas, fungsi, hak, kewajiban, dan kewenangan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berdasarkan peraturan perundang-undangan. Secara ringkas, BPD bertugas menampung aspirasi masyarakat desa, mengawasi kinerja kepala desa, dan membahas rancangan peraturan desa. BPD juga berhak meminta keterangan kepada pemerintah desa dan berkewajiban memegang teguh Pancasila serta
Petunjuk teknis ini memberikan panduan penyusunan Rancangan Peraturan Desa (Raperdes) bagi pemerintahan desa di Kabupaten Bekasi. Terdapat 3 tahapan penyusunan Raperdes yaitu inisiasi ide, penyusunan rancangan, dan pengesahan. Raperdes harus disusun secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat dan sesuai peraturan perundang-undangan. Raperdes bertujuan mengatur berbagai aspek kepenting
Peraturan Desa ini menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Kedungjaran untuk tahun anggaran 2016 dengan total pendapatan Rp. 1.427.121.190 dan total belanja Rp. 1.427.121.190 sehingga tidak mengalami surplus atau defisit. Peraturan ini juga mengatur uraian lebih lanjut mengenai APBDes dan mulai berlaku setelah diundangkan.
Peraturan Desa ini membahas tentang pendirian Bank Sampah di Desa Kedungjaran untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup. Bank Sampah akan mengelola sampah rumah tangga dan produksi masyarakat dengan prinsip reduce, reuse, dan recycle. Peraturan ini juga mengatur program Gerakan Desa Menabung untuk meningkatkan kesadaran menabung masyarakat dengan memanfaatkan layanan BUMDes sebagai tempat menabung.
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.Arifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nunukan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (bupati Nunukan)
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpdArdi Susanto
Musyawarah Desa beserta Tata Tertib dan Teknik Persidangan yang dibawakan pada Bimbingan Teknis Kerjasama Pemda Barru dengan LP2M Universitas Hasanuddin yang dilaksanakan pada November 2018 di Hotel Denpasar Makassar
Peraturan ini mengatur tentang pelaksanaan musyawarah desa di Indonesia. Musyawarah desa merupakan forum diskusi antara badan permusyawaratan desa, pemerintah desa, dan masyarakat untuk membahas hal-hal strategis di desa. Peraturan ini mengatur tata cara persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut musyawarah desa serta hak dan kewajiban para pihak yang terlibat.
BPD mempersiapkan Musyawarah Desa dengan merencanakan kegiatan, anggaran, dan panitia. Mereka mengumpulkan masukan dari masyarakat, mempersiapkan bahan diskusi, dan mengundang peserta untuk membahas hal-hal strategis di Desa.
Laporan ini membahas tentang pelaksanaan pemerintahan desa di Kabupaten Karo, termasuk kewajiban Kepala Desa untuk melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati melalui laporan penyelenggaraan pemerintahan desa, hak dan kewenangan Badan Permusyawaratan Desa, serta jenis-jenis laporan yang harus disampaikan Kepala Desa.
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pelaksanaan musyawarah desa untuk menentukan hal-hal strategis seperti penataan desa, rencana investasi, dan kejadian luar biasa. Musyawarah desa diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa secara partisipatif, demokratis, dan transparan dengan melibatkan unsur masyarakat. Keputusan ditetapkan melalui mufakat atau voting dan dituangkan dalam berita acara s
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan PermensosTV Desa
PENGUATAN LEMBAGA DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI KARANG TARUNA SEBAGAI
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Disampaikan oleh Dedddy WInarwan dari Dirjen Bina Pemdes Kemendagri
Dalam Acara Malam Mingguan Desa Bareng Kemendagri - Sabtu 18 Juli 2020
-----
https://youtu.be/T5ZY-jsBD5Q
Proposal Bantuan Keuangan Gubernur Kepada Pemerintah Desa Wlahar Wetan TA 2015Pemdes Wlahar Wetan
Dalam rangka mendukung Visi Jawa Tengah yaitu "Jawa Tengah Berdikari" sebagai wujud implementasi misi ke 6 RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 yaitu "Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik untuk Memenuhi Kebutuhan Masyarakat", diperlukan peningkatan sarana prasarana dasar berbasis pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan partisipatif masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, pengawasan, sampai dengan pemeliharaan dan pengembangan. Hal ini merupakan keberlanjutan dari fokus Tahun 2014 serta untuk mendorong seluruh pemangku kepentingan berkontribusi dalam mengatasi isu strategis dan upaya pencapaian target pembangunan daerah.
Keputusan Kepala Desa Wonoyoso membentuk Lembaga Adat Desa Wonoyoso untuk periode 2020-2025 dengan tugas membantu pemerintah desa dalam melestarikan adat istiadat dan mengembangkan budaya masyarakat desa.
Dokumen tersebut membahas proses penetapan dan penegasan batas desa secara partisipatif melalui pemetaan partisipatif berbasis masyarakat (PPBD). PPBD melibatkan masyarakat desa dalam menentukan batas desa dengan menggabungkan pengetahuan lokal dan teknologi kartografi modern. Prosesnya melibatkan pembentukan tim pelaksana desa dan musyawarah desa untuk mencapai kesepakatan tentang batas desa.
Dokumen tersebut merangkum tugas, fungsi, hak, kewajiban, dan kewenangan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berdasarkan peraturan perundang-undangan. Secara ringkas, BPD bertugas menampung aspirasi masyarakat desa, mengawasi kinerja kepala desa, dan membahas rancangan peraturan desa. BPD juga berhak meminta keterangan kepada pemerintah desa dan berkewajiban memegang teguh Pancasila serta
Petunjuk teknis ini memberikan panduan penyusunan Rancangan Peraturan Desa (Raperdes) bagi pemerintahan desa di Kabupaten Bekasi. Terdapat 3 tahapan penyusunan Raperdes yaitu inisiasi ide, penyusunan rancangan, dan pengesahan. Raperdes harus disusun secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat dan sesuai peraturan perundang-undangan. Raperdes bertujuan mengatur berbagai aspek kepenting
Peraturan Desa ini menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Kedungjaran untuk tahun anggaran 2016 dengan total pendapatan Rp. 1.427.121.190 dan total belanja Rp. 1.427.121.190 sehingga tidak mengalami surplus atau defisit. Peraturan ini juga mengatur uraian lebih lanjut mengenai APBDes dan mulai berlaku setelah diundangkan.
Peraturan Desa ini membahas tentang pendirian Bank Sampah di Desa Kedungjaran untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup. Bank Sampah akan mengelola sampah rumah tangga dan produksi masyarakat dengan prinsip reduce, reuse, dan recycle. Peraturan ini juga mengatur program Gerakan Desa Menabung untuk meningkatkan kesadaran menabung masyarakat dengan memanfaatkan layanan BUMDes sebagai tempat menabung.
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.Arifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nunukan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (bupati Nunukan)
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
PP nomor 47 tahun 2015 perubahan atas peraturan pemerintah nomor 43 tahun 2014 tentang perakturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Peraturan Pemerintah ini mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Perubahan tersebut meliputi penyesuaian definisi, pengaturan pembentukan Desa khusus, penetapan kewenangan Desa, dan tata cara pemilihan kepala Desa.
Peraturan Pemerintah ini mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Perubahan tersebut meliputi penyesuaian definisi, pengaturan pembentukan Desa khusus, penetapan kewenangan Desa, dan tata cara pemilihan kepala Desa.
Peraturan Pemerintah ini mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Perubahan tersebut meliputi penyesuaian definisi, pengaturan pembentukan Desa khusus, penetapan kewenangan Desa, dan tata cara pemilihan kepala Desa.
Pp 47 tahun 2015 tentang desa kumpulan uu desaPajeg Lempung
Peraturan Pemerintah ini mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Perubahan tersebut meliputi penyesuaian definisi, pengaturan pembentukan Desa khusus, penetapan kewenangan Desa, dan tata cara pemilihan kepala Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.Arifuddin Ali
1. Peraturan Daerah ini mengatur tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Kabupaten Nunukan. BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
2. BPD terdiri dari 5-11 orang yang dipilih melalui musyawarah tingkat dusun dan desa. Calon anggota harus berumur minimal 20 tahun dan lulus SD.
3. BPD memiliki wewenang membahas r
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pembentukan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di Kabupaten Gresik. RT terdiri dari maksimal 30 kepala keluarga untuk desa dan 75 kepala keluarga untuk kelurahan, sedangkan RW terdiri dari minimal 2 RT untuk desa dan 3 RT untuk kelurahan. RT dan RW dibentuk melalui musyawarah dan dimaksudkan untuk memelihara nilai-nilai masyarakat berdasarkan gotong
Peraturan Pemerintah ini mengatur perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Beberapa pasal diubah untuk memperkuat kedudukan desa sebagai kesatuan masyarakat hukum dan meningkatkan sinergi kebijakan mengenai desa. Perubahan mencakup pengaturan pembentukan desa, status desa, kewenangan desa, serta tata cara pemili
Peraturan Desa Pencil mengatur tentang Pungutan Desa yang dapat dipungut oleh Pemerintah Desa seperti iuran berdasarkan mata pencaharian dan luas tanah, pungutan pologoro, serta pungutan atas jasa usaha dan kegiatan sosial. Peraturan ini menetapkan jenis, besaran, dan pelaksanaan pungutan desa setelah mendapat persetujuan BPD.
Peraturan Menteri ini mengatur tentang pelaksanaan Musyawarah Desa sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Musyawarah Desa dilaksanakan oleh Badan Permusyawaratan Desa dengan melibatkan Pemerintah Desa dan unsur masyarakat untuk membahas hal-hal strategis di Desa. Peraturan ini mengatur jenis, pelaku, tata cara pelaksanaan, serta tugas Pemerintah Desa dan
Peraturan Desa ini mengatur tentang Swadaya Desa Kedungjaran, mencakup jenis, objek, dan besaran swadaya, serta penggunaan dan pengelolaan dana hasil swadaya untuk kepentingan pemerintahan dan pembangunan desa. Dokumen ini juga mengatur mengenai petugas pemungut, sanksi, dan perubahan peraturan.
Peraturan bupati nomor 30 tahun 2005 tentang ped kemasyarakatan-spm05Bpd Desa Kasokandel
Peraturan Bupati Majalengka Nomor 30 Tahun 2005 menetapkan pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan di desa dan kelurahan seperti LPM, RT, RW, PKK, dan lainnya untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.
Peraturan Pemerintah ini membahas perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Perubahan tersebut meliputi penyesuaian definisi, pengaturan pembentukan Desa khusus, penetapan kewenangan Desa, dan tata cara pemilihan kepala Desa.
LPJ Pembangunan Pagar Makam Desa Kedungjaran berisi laporan pertanggungjawaban dana sumbangan dari masyarakat dan donatur untuk pembangunan pagar makam di desa tersebut pada tahun 2018. Laporan ini mencakup tujuan, rincian dana yang diterima dan penggunaannya untuk material dan upah tenaga kerja, serta foto proses pembangunan pagar makam.
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desaari saridjo
[Ringkasan]
Peraturan Desa Kedungjaran menetapkan wilayah dan batas Desa Kedungjaran yang terdiri atas empat dusun dan beberapa RW dan RT. Ditetapkan pula jalan-jalan desa dan gang guna kemudahan masyarakat serta dilakukan pengumpulan dokumen batas dengan desa tetangga.
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desaari saridjo
Peraturan Desa ini mengatur kewenangan Desa Kedungjaran berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa. Kewenangan berdasarkan hak asal usul meliputi sistem organisasi perangkat desa, pembinaan kelembagaan masyarakat, pengelolaan tanah, dan pengembangan peran masyarakat. Kewenangan lokal berskala desa meliputi kegiatan pelayanan masyarakat, kebutuhan sehari-hari m
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa 2017ari saridjo
Laporan ini merupakan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa Kedungjaran tahun 2017 yang mencakup program kerja, pembangunan, pembinaan masyarakat, pemberdayaan masyarakat, pelaksanaan anggaran, dan pencapaian serta permasalahan. Laporan ini disusun untuk melaporkan kinerja pemerintah desa dan menjadi bahan evaluasi untuk perencanaan tahun berikutnya.
Dokumen ini berisi rencana anggaran desa Kedungjaran untuk tahun 2018. Terdapat 16 program pembangunan desa dengan total anggaran Rp712.497.000. Program-program tersebut mencakup pembangunan saluran irigasi, jalan, drainase, talud jalan, gedung olahraga, dan menara air minum.
Sidang formatur pemilihan pengurus masa bakti 2018-2022 Radio Antar Penduduk Indonesia Wilayah 35 Kabupaten Pekalongan diselenggarakan pada 25 Februari 2018. Pengurus yang terpilih adalah H. Mulyono sebagai Ketua, Winantiningsih dan Eko Budi Lenggono sebagai Wakil Ketua I dan II, serta Sekretaris, Bendahara dan koordinator seksi-seksi.
Dokumen tersebut berisi tentang pengangkatan tim ad hoc untuk menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Radio Antar Penduduk Indonesia hasil Musyawarah Nasional VII tahun 2016, serta berita acara serah terima hasil kerja tim tersebut kepada Pengurus Nasional RAPI.
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidupari saridjo
Peraturan Desa Kedungjaran Nomor 7 Tahun 2017 mengatur tentang pelestarian lingkungan hidup di desa. Peraturan ini menetapkan hak dan kewajiban warga untuk menjaga lingkungan, serta larangan-larangan terkait pencemaran dan kerusakan lingkungan. Selain itu, peraturan ini mengatur sanksi berupa ganti rugi bila terjadi pelanggaran terhadap lingkungan hidup di desa.
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
1. PERATURAN DESA KEDUNGJARAN
NO 05 TAHUN 2014
TENTANG
IZIN KERAMAIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA KEDUNGJARAN
Menimbang :
a. bahwa Pemerintah desa Kedungjaran Wajib melindungi seluruh
warga Desa dari gangguan Keamanan dan Ketertiban di masyarakat.
b. bahwa dalam rangka menciptakan kepastian terhadap masyarakat
akan keramaian apa saja yang boleh dan tak diperbolehkan di desa
Kedungjaran.
c. bahwa berdasakan pertimbangan huruf a dan huruf b di atas,
dipandang perlu menetapkan Peraturan Desa Tentang Izin
Keramaian.
Mengingat :
(1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah- daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat, dan dalam Daerah Istimewa Yogyakarta
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
1954 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);
(2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok-
Pokok Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1974 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3039);
(3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
(4) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
(5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235);
(6) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
(7) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
(8) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
(9) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
(10) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah sebagaimana telah dua kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
(11) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;
2. (12) Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;
Menetapkan:
Dengan Persetujuan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA KEDUNGJARAN
DAN
KEPALA DESA KEDUNGJARAN
MEMUTUSKAN
PERATURAN DESA KEDUNGJARAN
TENTANG
IJIN KERAMAIAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah:
a. Kabupaten adalah kabupaten Pekalongan
b. Kecamatan adalah Kecamatan Sragi
c. Polsek adalah Polsek Sragi
d. Koramil adalah Koramil Sragi
e. Desa adalah Desa Kedungjaran.
f. Kepala Desa adalah Kepala Desa Kedungjaran
g. Pemerintahan Desa Kedungjaran selanjutnya disebut pemerintahan
h. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggara urusan pemerintahan terdiri
dari Pemerintah Desa Kedungjaran dan Badan Permusyawaratan Desa
Kedungjaran yang didalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat Desa Kedungjaran diakui dan dihormati dalam sistim
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
i. Badan Permusyawaratan Desa adalah Badan Permusyawaratan Desa
Kedungjaran selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa
Kedungjaran
j. Perangkat Desa adalah Perangkat Desa Kedungjaran selanjutnya disebut
perengkat desa adalah unsur pembantu Kepala Desa Kedungjaran yang
bertugas membantu Kepala Desa Kedungjaran dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya.
k. Peraturan Desa Kedungjaran adalah peraturan perundang-undangan
yang dibuat oleh BPD Desa Kedungjaran bersama Kepala Desa
Kedungjaran.
l. Keramaian adalah suatu acara yang diselenggaraan oleh
warga/penduduk atau panitia atau organisasi tertentu dan acara tersebut
diselenggarakan dengan tujuan tertentu
3. m. Pungutan biaya atau retribusi adalah suatu pungutan yang dilakukan
oleh pemerintah desa atau yang ditunjuk untuk itu sejumlah tertentu.
n. Hajatan adalah suatu acara yang diselenggarakan oleh warga/penduduk
atau panitia dengan tujuan tertentu
BAB II
JENIS-JENIS KERAMAIAN
Pasal 2
Jenis-jenis kegiatan keramaian adalah jenis hiburan dan ceramah umum yang
diselenggarakan oleh warga/penduduk/Panitia khusus juga organisasi-organisasi
tertentu adalah:
1. Wayang Orang, Wayang Kulit, Wayang Golek
2. Seni Ibing/Ronggeng, Nyadran, sirkus.
3. Orkes Melayu / Dangdut, Pongdut, Elektone / Orgen Tunggal, Karoke,
Kosidah Modern
4. Campur Sari, Kuda Lumping, Hadroh, Terbangan / Janeng
5. VCD / DVD, Layar Lebar.
6. Pengajian / Ceramah
7. Pasar Tiban, Pasar Murah, Pengobatan umum.
8. Hajatan yang menggunakan pengeras suara.
9. Dan Jenis hiburan lainnya
BAB III
KETENTUAN
Pasal 3
(1) Untuk Jenis Orkes Melayu / Dangdut, Pongdut, Elektone/Orgen/Band dan yang
sejenisnya hanya dapat diselenggarakan sampai jam 24.00 WIB.
(2) Untuk Hajatan yang menggunakan Pengeras suara, Volume pengeras suara
setelah jam 24.00 WIB harus dikecilkan hingga 1/3.
(3) Untuk jenis keramaian dan atau hiburan yang dapat merusak norma-norma dan
atau kepatutan yang hidup di masyarakat dilarang diselenggarakan di wilayah
Desa Kedungjaran
(4) Untuk Pengajian Panitia harus memberitahukan Siapa Pembicara dan Tema,
dan apabila melenceng dari tema maka Panitia berkewajiban mengarahkan.
(5) Kepala Desa atau orang yang ditunjuk untuk itu diberi kewenangan untuk
melarang dan atau memberhentikan yang dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
(6) Permohonan Ijin Keramaian harus melalui Ketua RT dan Ketua RW setempat.
BAB IV
SURAT IJIN
Pasal 4
Untuk surat ijin dibagi menjadi dua yaitu :
1. Surat Ijin yang dikeluarkan oleh pihak Kepolisian/POLSEK untuk jenis-jenis
keramaian tertentu, yang menurut pertimbangan kepala Desa memerlukan ijin
dari Polsek
2. Surat Ijin yang dikeluarkan Pemerintah Desa untuk jenis tertentu yang cukup
dipertanggungjawabkan oleh Pemerintahan Desa, menurut pertimbangan
Kepala Desa..
4. BAB V
BESARNYA PUNGUTAN BIAYA
Pasal 5
(1) Setiap Penduduk/Warga Desa Kedungjaran dan/atau Panitia Penyelenggara /
Organisasi tertentu yang menyelenggarakan keramaian yang dimaksud pasal 2
dikenakan biaya ijin keramaian sebagai berikut:
a. Untuk penyelenggaraan keramaian :
1. Wayang Golek, Wayang kulit, Wayang Orang, Seni Ibing/Ronggeng, Dangdut
/ elektone / pongdut , Campur Sari, KosidahModern, Calung Kombinasi, Band
dan sejenisnya dikenakan retribusi : Rp. 100.000
2. Kuda Lumping dan sejenisnya dikenakan retribusi : Rp. 70.000
3. Hadroh,VCD/DVD yang memakai sound system berkekuatan besar ( sound
system sewaan) / Layar Lebar dikenakan retribusi : Rp. 50.000
4. Untuk Sintren, Janeng, dikenakan retribusi Rp. 40,000
5. Untuk VCD Sendiri dan atau tidak menggunakan sound berkekuatan besar
(bukan sound sewaan) Ceramah Umum atau Pengajian dikenakan retribusi :Rp.
25.000
6. Untuk /hajatan yang biasa disebut dengan lelekan :Rp. 25.000
b. Besaran pungutan diperuntukan :
1. Untuk Retribusi yang di pungut Rp. 100.000 adalah sebagai berikut:
1. Biaya Administrasi Desa Rp. 45.000
2. Biaya Leges Kecamatan Rp. 15.000
3. Biaya Administrasi POLSEK Rp. 15.000
4. Biaya Administrasi Koramil Rp. 10.000
5. Biaya Administrasi Kadus Rp. 5.000
6. Biaya Administrasi RW Rp. 5.000
7. Biaya A dministrasi RT Rp. 5.000
JUMLAH Rp. 100,000
2. Untuk Retribusi yang di pungut Rp. 70.000 adalah sebagai berikut:
1. Biaya Administrasi Desa Rp 55,000
2. Biaya Administrasi Kadus Rp. 5.000
3. Biaya Administrasi RW Rp. 5.000
4. Biaya Administrasi RT Rp. 5.000
JUMLAH Rp. 70,000
3. Untuk Retribusi yang di pungut Rp. 50.000 adalah sebagai berikut:
1. Biaya Administrasi Desa Rp 35,000
2. Biaya Administrasi Kadus Rp. 5.000
3. Biaya Administrasi RW Rp. 5.000
4. Biaya Administrasi RT Rp. 5.000
JUMLAH Rp. 50,000
4. Untuk Retribusi yang di pungut Rp. 30.000 adalah sebagai berikut:
1. Biaya Administrasi Desa Rp 15,000
2. Biaya Administrasi Kadus Rp. 5.000
3. Biaya Administrasi RW Rp. 5.000
4. Biaya Administrasi RT Rp. 5.000
JUMLAH Rp. 30,000
5. 5. Untuk Retribusi yang di pungut Rp. 25.000 adalah sebagai
berikut:
1. Biaya Administrasi Desa Rp 10,000
2. Biaya Administrasi Kadus Rp. 5.000
3. Biaya Administrasi RW Rp. 5.000
4. Biaya Administrasi RT Rp. 5.000
JUMLAH Rp. 25,000
(2) Untuk jenis keramaian yang tidak termasuk dalam pasal 5 ayat (1) dan
memerlukan ijin dari pihak kepolisian (POLSEK) maka dikenakan retribusi sama
seperti pada pasal 5 ayat (1) point 1
Pasal 6
Bagi setiap warga/penduduk Desa Kedungjaran dan atau panitia/organisasi
penyelenggaraan keramaian 2 jenis keramaian/hiburan maka dikenakan biaya
administrasi 2 (dua) jenis keramaian .
Pasal 7
(1) Setiap warga masyarakat /Penduduk Desa Kedungjaran dan atau panitia atau
organisasi mengadakan keramaian/acara yang ada kaitanya dengan acara
keagamaan dan atau budaya/ adat istiadat warga desa Kedungjaran tidak
dikenakan retribusi/pungutan.
(2) Setiap warga masyarakat/Penduduk Desa Kedungjaran dan atau panitia atau
organisasi mengadakan keramaian dalam rangka memeriahkan hari Kemerdekaan
Republik Indonesia tidak dipungut retribusi.
(3) Kebiasaan warga masyarakat/penduduk Desa Kedungjaran Hajatan tidak
termasuk yang dimaksud pada pasal 7 ayat (1)
Pasal 8
Hasil pungutan biaya administrasi ijin keramaian sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat
(1) dan ayat (2) adalah merupakan sumber Anggaran Pendapatan Belanja Desa.
BAB VI
PENANGGUNGJAWAB DAN PELAKSANA PUNGUTAN
Pasal 9
(1) Pelaksana pungutan administrasi ijin keramaian dalam tupoksi pembantuan
adalah :
a. Tupoksi pembantuan pungutan ijin keramaian sebagaimana pasal 4 point 1
adalah Polisi Desa.
b. Tupoksi Pembantuan Pungutan pelaksana ijin keramaian pasal 4 point 2
berupa Surat Izin Keramaian adalah Sekretaris Desa
c. Pertanggungjawaban pelaksana pungutan administrasi kepada
Bendaharawan Desa setiap tanggal dan atau akhir bulan berjalan
disahkan/mengetahui Sekdes dan Cap Kepala Desa.
d. Pemegang administrasi ijin keramaian adalah Polisi Desa dan guna
efektifitasnya pelaksanaan pungutan dan tertibnya administrasi, maka Kaur
Keuangan harus membuat buku kas pembantu yang khusus.
(2) Bagi setiap masyarakat dan atau penduduk desa Kedungjaran atau
panitia/organisasi yang akan mem buat ijin keramaian harus melalui Ketua RT
dan RW setempat
6. .
BAB VI
PENUTUP
Pasal 10
Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan Desa ini, sepanjang mengenai
teknis pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Desa.
Pasal 11
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Desa Kedungjaran.
Ditetapkan di Kedungjaran
Pada tanggal 1 Oktober 2014
KEPALA DESA KEDUNGJARAN
SARIDJO
Diundangkan di Kedungjaran
Pada tanggal 1 Oktober 2014
Plt. SEKRETARIS DESA KEDUNGJARAN
WASDARI