Dokumen tersebut membahas tentang materialisme, tunjangan profesi guru, sertifikasi guru, dan dampak positif serta negatif dari sertifikasi guru. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa sertifikasi guru bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan namun juga berpotensi menimbulkan sikap hanya terfokus pada sertifikat dan kecurangan dalam proses sertifikasi.
2. “MATERIALISME”
“GURU DAN TUNJANGAN PROFESI”
Materialisme adalah asal atau hakikat dari segala sesuatu,
dimana asal atau hakikat dari segala sesuatu ialah materi.
Karena itu materialisme mempersoalkan metafisika, namun
metafisikanya adalah metafisika materialisme.
Setiap perubahan bersebab materi atau natura dan dunia
filsafat,adaun tokoh tokohnya antara lain: Karl Marx (1818-
1883),Thomas Hobbes (1588-1679 M),.Hornby (1974),Van Der
Welj (2000).
3. .
Sedangkan menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.
Pasal-pasal dalam PP No. 19 tahun 2005 yang mengatur tentang
pendidikan adalah pasal 28 s.d 34. Dimana pendidik (guru) harus
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik
yang dimaksud dalam pernyataan tersebut adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku
4. Perhatian pemerintah terhadap tenaga pendidik khususnya Guru baik
guru PNS maupun non PNS, sekarang ini semakin besar. Hal ini
ditunjukkan dengan pemberian beberapa tunjangan bagi guru untuk
memberikan kesejahteraan yang lebih baik. Salah satu tunjangan yang
diberikan kepada Guru PNS dan non PNS yang dibebankan pada APBN
adalah TunjanganProfesi Guru dan Tunjangan Khusus Guru. Pemberian
tunjangan tersebut diatur petunjuk pelaksanaannya dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2010 tentang Tata Cara
Pembayaran Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus
Guru dan Dosen serta Tunjangan Kehormatan Profesor.
sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang
telah memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi dengan mengacu
pada undang undang republik indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen, peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan, peraturan menteri pendidikan nasional nomor 16 tahun 2007 tentang
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, dan peraturan menteri
pendidikan nasional nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan.
5. DAMPAK POSITIF SERTIFIKASI GURU DAMPAK NEGATIF SERTIFIKASI GURU
Melindungi profesi guru dari praktik
layanan pendidikan yang tidak
kompeten sehingga dapat merusak
citra profesi guru itu sendiri.
Melindungi masyarakat dari praktik
pendidikan yang tidak berkualitas dan
professional yang akan menghambat
upaya peningkatan kualitas
pendidikan dan penyiapan sumber
daya manusia di negeri ini.
Menjadi wahana penjamin mutu bagi
Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) yang bertugas
mempersiapkan calon guru dan juga
berfungsi sebagai kontrol mutu bagi
pengguna layanan pendidikan.
Menjaga lembaga penyelenggara
pendidikan dari keinginan internal dan
eksternal yang potensial dapat
menyimpang dari ketentuan yang
berlaku.
Menjadi Sosok yang Certificate-Oriented
Ternyata implementasi sertifikasi guru dalam
bentuk penilaian portofolio ini kemudian
menimbulkan polemik baru.Banyak para
pengamat pendidikan yang menyangsikan
keefektifan pelaksanaan sertifikasi dalam
rangka meningkatkan kinerja guru. Hal ini
berkaitan dengan temuan-temuan dilapangan
bahwa adanya indikasi kecurangan dalam
melengkapi berkas portofolio oleh para guru
peserta sertifikasi.“Kecurangan dengan
memalsukan dokumen portofolio itu memang
ada.
Miskin Keterampilan dan Kreatifitas
Guru bukanlah bagian dari sistem kurikulum,
tetapi keberhasilan pelaksanaan kurikulum
akan bergantung pada kemampuan, kemauan,
dan sikap professional tenaga guru
(Soedijarto, 1993:136). yang menjadi
persoalan adalah mereka, para guru yang
melakukan kecurangan dalam sertifikasi.