SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bandar udara (disingkat: Bandara) atau Pelabuhan Udara merupakan sebuah
fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang
paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara
besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan
penerbangan maupun bagi penggunanya.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):
Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan,
instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian
untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah
"lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan
kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara
untuk masyarakat".
Sekarang, bandar udara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat.
Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran,
pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru.
Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia /
penumpang juga sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar
udara yg berstatus bandar udara internasional ditempatkan petugas bea dan cukai. Di
indonesia bandar udara yang berstatus bandar udara internasional antara lain Kuala
Namu (Medan), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sepinggan
(Balikpapan), Hasanudin (Makassar) dan masih banyak lagi.
1.1.1. Unsur-unsur dalam penyelenggaraan transportasi udara
 Bandar Udara (Airport)
 Pesawat Udara (Aircraft)
 Maskapai Penerbangan (Airlines)
 Jalur Penerbangan (Airways)
1.1.2. Fasilitas Pokok Bandar Udara
 Fasilitas Sisi Udara
 Fasilitas Sisi Darat
 Fasilitas Navigasi Penerbangan
 Alat Bantu Pendaratan Visual
 Komunikasi
1.1.3. Fasilitas Penunjang Bandar Udara
 Penginapan / hotel
 Penyediaan toko dan restoran
 Fasilitas penempatan kendaraan bermotor
 Fasilitas perawatan pada umumnya
 Fasilitas pergudangan
 Fasilitas perbengkelan pesawat udara
 Fasilitas hanggar
 Fasilitas pengelolaan limbah
 Fasilitas Lainnya yang menunjang secara langsung atau tidak langsung
kegiatan Bandar Udara
1.1.4. Fasilitas Sisi Udara
 Runway
 Taxiway
 Apron
 Runway Strip
 Fasilitas PKP-PK
 Marka dan rambu
1.1.5. Fasilitas Sisi Darat (Landside Facility) :
 Bangunan terminal penumpang
 Bangunan terminal kargo
 Bangunan operasi
 Menara pengawas lalu lintas udara (ATC tower)
 Bangunan VIP
 Bangunan meteorologi
 Bangunan SAR
 Jalan masuk (access road)
 Depo pengisian bahan bakar pesawat udara
 Bangunan administrasi / perkantoran
 Marka dan rambu
Gambar tata letak landas pacu 1
1.2. Beberapa Istilah Kebandarudaraan
 Airport
Area daratan atau air yang secara regular dipergunakan untuk kegiatan take-
off and landing pesawat udara. Diperlengkapi dengan fasilitas untuk
pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat, bongkar muat penumpang
dan barang, dilengkapai dengan fasiltas keamanan dan terminal building
untuk mengakomodasi keperluar penumpang dan barang dan sebagai tempat
perpindahan antar moda transportasi.
 Kebandarudaraan
Meliputi segala susuatu yang berkaitan dengan pennyelenggaraan nadar udara
(bandara) dan kegiatan lainnya dalang melaksanakan fungsi sebgaia bandara
dalam menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalulintas
pesawat udara, penumpang, barang dan pos.
 Airfield
Area daratan atau air yang dapat dipergunakan untuk kegiatan take-off and
landing pesawat udara. fasilitas untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan
pesawat dan terminal building untuk mengakomodasi keperluar penumpang
pesawat.
 Aerodrom
Area tertentu baik di darat maupun di air (meliputi bangunan sarana-dan
prasarana, instalasi infrastruktur, dan peralatan penunjang) yang
dipergunakan baik sebagian maupun keseluruhannya untuk kedatang,
keberangkatan penumpang dan barang, pergerakan pesawat terbang. Namun
aerodrom belum tentu dipergunakan untuk penerbangan yang terjadwal.
 Aerodrom reference point
Letak geografi suatu aerodrom.
 Landing area
Bagian dari lapangan terbang yang dipergunakan untuk take off dan landing.
Tidak termasuk terminal area.
 Landing strip
Bagian yang bebentuk panjang dengan lebar tertentu yang terdiri atas
shoulders dan runway untuk tempat tinggal landas dan mendarat pesawat
terbang.
 Taxiway(t/w)
Bagian sisi darat dari aerodrom yang dipergunakan pesawat untuk berpindah
(taxi) dari runway ke apron atau sebaliknya.
 Apron
Bagian aerodrom yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk parkir,
menunggu, mengisi bahan bakar, mengangkut dan membongkar muat barang
dan penumpang. Perkerasannya dibangun berdampingan dengan terminal
building.
 Holding apron
Bagian dari aerodrom area yang berada didekat ujung landasan yang
dipergunakan oleh pilot untuk pengecekan terakhir dari semua instrumen dan
mesin pesawat sebelum take off. Dipergunakan juga untuk tempat menunggu
sebelum take off.
 Holding bay
Area diperuntukkan bagi pesawat untuk melewati pesawat lainnya saat taxi,
atu berhenti saat taxi.
 Terminal Building
Bagian dari aeroderom difungsikan untuk memenuhi berbagai keperluan
penumpang dan barang, mulai dari tempat pelaporan ticket, imigrasi,
penjualan ticket, ruang tunggu, cafetaria, penjualan souvenir, informasi,
komunikasi, dan sebaginnya.
 Turning area
Bagian dari area di ujung landasan pacu yang dipergunaka oleh pesawat
untuk berputar sebelum take off.
 Over run (o/r)
Bagian dari ujung landasan yang dipergunakan untuk mengakomodasi
keperluan pesawat gagal lepas landas. Over run biasanya terbagi 2 (dua) : (i)
Stop way : bagian over run yang lebarnya sama dengan run way dengan
diberi perkerasan tertentu, dan (ii) Clear way: bagian over run yang diperlebar
dari stop way, dan biasanya ditanami rumput.
 Fillet
Bagian tambahan dari pavement yang disediakan pada persimpangan
runmway atau taxiway untuk menfasilitasi beloknya pesawat terbang agar
tidak tergelincir keluar jalur perkerasan yang ada.
 Shoulders
Bagian tepi perkerasan baik sisi kiri kanan maupun muka dan belakang
runway, taxiway dan apron.
 Terminal bandar udara atau concourse
pusat urusan penumpang yang datang atau pergi
 Curb
tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan
terminal
 Parkir kendaraan,
untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk taksi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Spesifikasi Serta Jenis Pesawat Terbang
Sebalum perencanaan bandar udara ada baiknya mengenal dahulu komponen
–komponen yang terdapat pada landasan lapangan terbang dan bentuk pesat yang
akan diguynakan untuk landas pacu lapangan terbang tersebut.
Ada 2 jenis angkutan udara yaitu :
1. General Aviation : pertanian, penyemprotan hama, instruksional, survai,
pemetaan, dan lain-lain.
2. Air Carrier : penerbangan komersial untuk penumpang oleh perusahaan
penerbangan
Layanan penerbangan ada 2 macam yaitu :
1. Domestic flight: melayani penerbangan antar pulau / antar kota dalam satu
negara
2. International flight: melayani penerbangan antar negara
Jenis (mesin) pesawat :
1. Piston engine aircraft : dijalankan dengan tenaga propeller – mudah sekali dikenali
dari baling-balingnya
2. Turbin power aircraft : pesawat jet; yang masih dikelompokkan lagi dalam:
a. Turbo prop : mesin jet berpropeller dilengkapi turbin seperti F27 (Fokker 27)
b. Turbo jet : tanpa propeller, khusus dari turbinnya
c. Turbo fan : Turbo jet ditambah kipas yang biasanya diletakkan di depan mesin jet
1.2.1. Data perencanaan lapangan terbang
• Ukuran (size)
• Berat (weight)
• Kapasitas (capacity)
• Panjang landasan pacu (runway’s length)
Berat pesawat menentukan :
• tebal perkerasan runway
• tebal perkerasan taxiway
• tebal perkerasan apron
• panjang runway untuk take off
• panjang runway untuk landing
Tampak Depan
Bentangan sayap dan panjang badan pesawat mempengaruhi :
• ukuran apron
• ukuran hanggar
• susunan gedung-gedung terminal
• lebar landasan pacu
• lebar landasan hubung
• jarak landasan pacu – landasan hubung
• jari-jari manuver
Airport System
Airport System adalah keseluruhan dari segala sesuatu yang ada di pelabuhan udara.
Sistem ini terdiri atas:
• Land side : urusan daratan di airport
• Air side : urusan penerbangan di airport
• En route : penerbangan di angkasa; jadi bukan bagian dari airport lagi
Komponen Berat Pesawat :
 Berat Kosong Operasi (Operating Weight Empty)
Adalah berat seluruh pesawat termasuk awak pesawat (tidak termasuk
payload dan bahan bakar)
 Berat Muatan (Payload)
Adalah berat seluruh muatan yang menghasilkan pendapatan
seperti penumpang, bagasi, surat-surat dan barang muatan lainnya
 Berat Bahan Bakar Kosong (Zero Fuel Weight)
Adalah berat yang mana di atas batas berat itu tambahan berat haruslah
berupa bahan bakar. Saat pesawat miring ke samping, cairan bahan bakar
tidak terkumpul ke satu sisi.
 Muatan Struktur Maksimum (Maximum Structural Payload)
Adalah beban maksimum yang boleh (diizinkan) diangkut pesawat terbang,
baik berupa penumpang, barang muatan, atau gabungan keduanya.
 Muatan Maksimum (Maximum Payload)
Biasanya lebih kecil dari Maximum Structural Payload (mengingat susunan/
batasan ruangan)
 Maximum Structural Landing Weight (Bobot Pendaratan Struktur
Maksimum)
Bobot ini adalah kemampuan struktur pesawat dalam pendaratan.
 Maximum Structural Take Off Weight (Bobot Lepas Landas Struktur
Maksimum) :
Bobot maksimum yang diperbolehkan pada saat lepas landas.
Denah Bandara Adisucipto
Konfigurasi Apron Bandara Adisucipto Yogyakarta
1.2.2. Beberapa jenis pesawat dan spesifikasinya
1.2.3. Landas Pacu (Runway)
Runway adalah jalur perkerasan yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk
mendarat (landing) atau lepas landas (take off). Menurut Horonjeff (1994) sistem
runway di suatu bandara terdiri dari perkerasan struktur, bahu landasan (shoulder),
bantal hembusan (blast pad), dan daerah aman runway (runway end safety area)
(lihat Gambar 2.4). Uraian dari system runway adalah sebagai berikut:
1. Perkerasan struktur mendukung pesawat sehubungan dengan beban struktur,
kemampuan manuver, kendali, stabilitas dan kriteria dimensi dan operasi lainnya.
2. Bahu landasan (shoulder) yang terletak berdekatan dengan pinggir perkerasan
struktur menahan erosi hembusan jet dan menampung peralatan untuk
pemeliharaan dan keadaan darurat.
3. Bantal hembusan (blast pad) adalah suatu daerah yang dirancang untuk
mencegah erosi permukaan yang berdekatan dengan ujung-ujung runway yang
menerima hembusan jet yang terus-menerus atau yang berulang. ICAO
menetapkan panjang bantal hembusan 100 feet (30 m), namun dari pengalaman
untuk pesawat-pesawat transport sebaiknya 200 feet (60 m), kecuali untuk
pesawat berbadan lebar panjang bantal hembusan yang dibutuhkan 400 feet (120
m). Lebar bantal hembusan harus mencakup baik lebar runway maupun bahu
landasan (Horonjeff , 1994).
4. Daerah aman runway (runway end safety area) adalah daerah yang bersih tanpa
benda-benda yang mengganggu, diberi drainase, rata dan mencakup perkerasan
struktur, bahu landasan, bantal hembusan dan daerah perhentian, apabila
disediakan. Daerah ini selain harus mampu untuk mendukung peralatan
pemeliharaan dan dalam keadaan darurat juga harus mampu mendukung pesawat
seandainya pesawat karena sesuatu hal keluar dari landasan.
1.2.4. Konfigurasi Runway
Terdapat banyak konfigurasi runway. Kebanyakan merupakan kombinasi dari
onfigurasi dasar. Bentuk-bentuk runway dapat dilihat pada Gambar 2.5. Adapun
uraian beberapa bentuk dari konfigurasi dasar runway (Horonjeff, 1994) adalah
sebagai berikut:
• Runway tunggal
Konfigurasi ini merupakan konfigurasi yang paling sederhana. Kapasitas runway
jenis ini dalam kondisi VFR berkisar diantara 50 sampai 100 operasi per jam,
sedangkan dalam kondisi IFR kapasitasnya berkurang menjadi 50 sampai 70 operasi,
tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang dan alat-alat bantu navigasi
yang tersedia.
Kondisi VFR (Visual Flight Rules) adalah kondisi penerbangan dengan keadaan
cuaca yang sedemikian rupa sehingga pesawat terbang dapat mempertahankan jarak
pisah yang aman dengan cara-cara visual. Sedangkan kondisi IFR (Instrument Flight
Rules) adalah kondisi penerbangan apabila jarak penglihatan atau batas penglihatan
berada dibawah yang ditentukan oleh VFR. Dalam kondisi-kondisi IFR jarak pisah
yang aman di antara pesawat merupakan tanggung jawab petugas pengendali lalu
lintas udara, sementara dalam kondisi VFR hal itu merupakan tanggung jawab
penerbang. Jadi dalam kondisi-kondisi VFR, pengendalian lalu lintas udara adalah
sangat kecil, dan pesawat terbang diizinkan terbang atas dasar prinsip “melihat dan
dilihat”.
• Runway sejajar
Kapasitas sistem ini sangat tergantung pada jumlah runway dan jarak
diantaranya. Untuk runway sejajar berjarak rapat, menengah dan renggang
kapasitasnya per jam dapat bervariasi di antara 100 sampai 200 operasi dalam
kondisi-kondisi VFR, tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang.
Sedangkan dalam kondisi IFR kapasitas per jam untuk yang berjarak rapat berkisar
di antara 50 sampai 60 operasi, tergantung pada komposisi campuran pesawat
terbang. Untuk runway sejajar yang berjarak menengah kapasitas per jam berkisar
antara 60 sampai 75 operasi dan untuk yang berjarak renggang antara 100 sampai
125 operasi per jam.
• Runway dua jalur
Runway dua jalur dapat menampung lalu lintas paling sedikit 70 persen lebih
banyak dari runway tunggal dalam kondisi VFR dan kira-kira 60 persen lebih banyak
dari runway tunggal dalam kondisi IFR.
• Runway bersilangan
Kapasitas runway yang bersilangan sangat tergantung pada letak persilangannya
dan pada cara pengoperasian runway yang disebut strategi (lepas landas atau
mendarat). Makin jauh letak titik silang dari ujung lepas landas runway dan ambang
(threshold) pendaratan, kapasitasnya makin rendah.
Kapasitas tertinggi dicapai apabila titik silang terletak dekat dengan ujung lepas
landas dan ambang pendaratan (Gambar 1.16). Untuk strategi yang diperlihatkan
pada Gambar 1.17 kapasitas per jam adalah 60 sampai 70 operasi dalam kondisi IFR
dan 70 sampai 175 operasi dalam kondisi VFR yang tergantung pada campuran
pesawat. Untuk strategi yang diperlihatkan pada Gambar 1.18, kapasitas per jam
dalam kondisi IFR adalah 45 sampai 60 operasi dan dalam kondisi VFR dari 60
sampai 100 operasi. Untuk strategi yang diperlihatkan pada
Gambar 1.19, kapasitas per jam dalam kondisi IFR adalah 40 sampai 60 operasi dan
dalamkondisi VFR dari 50 sampai 100 operasi.
• Runway V terbuka
Runway V terbuka merupakan runway yang arahnya memencar (divergen) tetapi
tidak berpotongan. Strategi yang menghasilkan kapasitas tertinggi adalah apabila
operasi penerbangan dilakukan menjauhi V (Gambar 1.20). Dalam kondisi IFR,
kapasitas per jam untuk strategi ini berkisar antara 50 sampai 80 operasi tergantung
pada campuran pesawat terbang, dan dalam kondisi VFR antara 60 sampai 180
operasi. Apabila operasi penerbangan dilakukan menuju V (Gambar 1.21),
kapasitasnya berkurang menjadi 50 atau 60 dalam kondisi IFR dan antara 50 sampai
100 dalam VFR.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang
untuk lepas landas atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput. Dalam
bahasa Inggris disebut runway.
Nama landas pacu diambil dari arahnya dengan pembulatan ke puluhan
terdekat, contoh: 36 untuk landas pacu yang mengarah ke 360 derajat (utara). Karena
sebuah landas pacu bisa dipakai dua arah, penamaan pun ada dua dengan selisih 18.
Contoh: landas pacu 09/27.
Landas pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari debu atau
kerikil, bahkan benda benda asing lainnya yang akan membahayakan keselamatan
penerbangan (dalam dunia penerbangan, benda asing tersebut dikenal sebagai FOD).
Banyak Macam konfigurasi landas pacu, sebagian konfigurasi adalah kombinasi dari
konfigurasi dasar. Konfigurasi dasar adalah:
 Landasan Pacu Tunggal
 Landasan Pacu Pararel
 Landasan Pacu Jalur Ganda
 Landasan Pacu Silang
 Landasan Pacu V Terbuka
B. SARAN
Adapun saran saya adalah agar Makalah ini dapat diterima dan dapat bermanfaat
bagi seluruh pembaca.

More Related Content

What's hot

Marka lapangan terbang
Marka lapangan terbangMarka lapangan terbang
Marka lapangan terbang
Shaleh Afif Hasibuan
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
pooja khan
 
Tata operasi darat 2
Tata operasi darat 2Tata operasi darat 2
Tata operasi darat 2
Irma Charisma Hatibie
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
Julia Maidar
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintas
bangkit bayu
 
Pelabuhan (1)
Pelabuhan (1)Pelabuhan (1)
Pelabuhan (1)
Dangzt Iman
 
Bab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygonBab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygon
Hendra Supriyanto
 
Kebijakan bagi pengguna jalan rentan
Kebijakan bagi pengguna jalan rentanKebijakan bagi pengguna jalan rentan
Kebijakan bagi pengguna jalan rentan
Indonesia Infrastructure Initiative
 
Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015
Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015
Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015
Herizki Trisatria
 
contoh layout bandara udara di dunia
contoh layout bandara udara di duniacontoh layout bandara udara di dunia
contoh layout bandara udara di dunia
Shaleh Afif Hasibuan
 
Menggambar bangunan air
Menggambar bangunan airMenggambar bangunan air
Menggambar bangunan air
Agam Agam
 
pengantar rekayasa lalu lintas
pengantar rekayasa lalu lintaspengantar rekayasa lalu lintas
pengantar rekayasa lalu lintas
University of Widyagama Malang
 
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaianalisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaiYusron Dwi Mangestika
 
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Syafutri Asbintari
 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
yulika usman
 
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan RayaPerencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Avivatun Niswah
 
2. Alinyemen Horizontal.ppt
2. Alinyemen Horizontal.ppt2. Alinyemen Horizontal.ppt
2. Alinyemen Horizontal.ppt
khaidaralbadar
 
Drainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbangDrainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbang
Agung Noorsamsi
 
Standar lapis pondasi agregat a,b dan c
Standar lapis pondasi agregat a,b dan cStandar lapis pondasi agregat a,b dan c
Standar lapis pondasi agregat a,b dan c
Komar Rudin
 
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakBeton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakMaman Asep
 

What's hot (20)

Marka lapangan terbang
Marka lapangan terbangMarka lapangan terbang
Marka lapangan terbang
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
 
Tata operasi darat 2
Tata operasi darat 2Tata operasi darat 2
Tata operasi darat 2
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintas
 
Pelabuhan (1)
Pelabuhan (1)Pelabuhan (1)
Pelabuhan (1)
 
Bab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygonBab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygon
 
Kebijakan bagi pengguna jalan rentan
Kebijakan bagi pengguna jalan rentanKebijakan bagi pengguna jalan rentan
Kebijakan bagi pengguna jalan rentan
 
Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015
Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015
Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015
 
contoh layout bandara udara di dunia
contoh layout bandara udara di duniacontoh layout bandara udara di dunia
contoh layout bandara udara di dunia
 
Menggambar bangunan air
Menggambar bangunan airMenggambar bangunan air
Menggambar bangunan air
 
pengantar rekayasa lalu lintas
pengantar rekayasa lalu lintaspengantar rekayasa lalu lintas
pengantar rekayasa lalu lintas
 
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaianalisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
 
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
 
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan RayaPerencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
 
2. Alinyemen Horizontal.ppt
2. Alinyemen Horizontal.ppt2. Alinyemen Horizontal.ppt
2. Alinyemen Horizontal.ppt
 
Drainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbangDrainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbang
 
Standar lapis pondasi agregat a,b dan c
Standar lapis pondasi agregat a,b dan cStandar lapis pondasi agregat a,b dan c
Standar lapis pondasi agregat a,b dan c
 
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakBeton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
 

Viewers also liked

Makalah lapter
Makalah lapterMakalah lapter
Makalah lapter
Julius Yahya
 
desain perkerasan di bandara
desain perkerasan di bandaradesain perkerasan di bandara
desain perkerasan di bandara
Dedy Novrijal
 
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Haridan Bin Taridi
 
Manajemen & transportasi udara
Manajemen & transportasi udaraManajemen & transportasi udara
Manajemen & transportasi udaraDisani Disani
 
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
chysar
 
Manajemen Bandar Udara part 1
Manajemen Bandar Udara part 1Manajemen Bandar Udara part 1
Manajemen Bandar Udara part 1
Nurcahyani Dewi
 
Pemanasan global
Pemanasan globalPemanasan global
Pemanasan global
Afiqah Yusoff
 
Development of Landside Fasility
Development of Landside Fasility Development of Landside Fasility
Development of Landside Fasility
State University of Medan
 
rasarana traPnsportasi-lapangan-terbang
rasarana traPnsportasi-lapangan-terbangrasarana traPnsportasi-lapangan-terbang
rasarana traPnsportasi-lapangan-terbang
Yanuar Eka Putra
 
MaMakalah fix pemicu 1 newww
MaMakalah fix pemicu 1 newwwMaMakalah fix pemicu 1 newww
MaMakalah fix pemicu 1 newww
Muhammad Darmawan
 
Bandar terjejas dengan pemanasan global
Bandar terjejas dengan pemanasan globalBandar terjejas dengan pemanasan global
Bandar terjejas dengan pemanasan global
Norsyaza Aqilah
 
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005
Yusrizal Mahendra
 
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Arya Ningrat
 
Airport engineering
Airport engineering Airport engineering
Airport engineering
Jaspreet singh
 

Viewers also liked (14)

Makalah lapter
Makalah lapterMakalah lapter
Makalah lapter
 
desain perkerasan di bandara
desain perkerasan di bandaradesain perkerasan di bandara
desain perkerasan di bandara
 
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
 
Manajemen & transportasi udara
Manajemen & transportasi udaraManajemen & transportasi udara
Manajemen & transportasi udara
 
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
 
Manajemen Bandar Udara part 1
Manajemen Bandar Udara part 1Manajemen Bandar Udara part 1
Manajemen Bandar Udara part 1
 
Pemanasan global
Pemanasan globalPemanasan global
Pemanasan global
 
Development of Landside Fasility
Development of Landside Fasility Development of Landside Fasility
Development of Landside Fasility
 
rasarana traPnsportasi-lapangan-terbang
rasarana traPnsportasi-lapangan-terbangrasarana traPnsportasi-lapangan-terbang
rasarana traPnsportasi-lapangan-terbang
 
MaMakalah fix pemicu 1 newww
MaMakalah fix pemicu 1 newwwMaMakalah fix pemicu 1 newww
MaMakalah fix pemicu 1 newww
 
Bandar terjejas dengan pemanasan global
Bandar terjejas dengan pemanasan globalBandar terjejas dengan pemanasan global
Bandar terjejas dengan pemanasan global
 
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005
 
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
 
Airport engineering
Airport engineering Airport engineering
Airport engineering
 

Similar to Isi lapangan terbang

perencanaan bandara udara yang merupakan salah satu mata kuliah lalu lintas
perencanaan bandara udara yang merupakan salah satu mata kuliah lalu lintasperencanaan bandara udara yang merupakan salah satu mata kuliah lalu lintas
perencanaan bandara udara yang merupakan salah satu mata kuliah lalu lintas
Firmansyah Rachman
 
2007 1-00353-sp-bab 2
2007 1-00353-sp-bab 22007 1-00353-sp-bab 2
2007 1-00353-sp-bab 2
Gegermu.Mlorot
 
PERTEMUAN KE 7 ~ BANDAR UDARA.pptx
PERTEMUAN KE 7 ~ BANDAR UDARA.pptxPERTEMUAN KE 7 ~ BANDAR UDARA.pptx
PERTEMUAN KE 7 ~ BANDAR UDARA.pptx
ApaySafari1
 
Prasarana sisi darat2
Prasarana sisi darat2Prasarana sisi darat2
Prasarana sisi darat2
Mas Goen
 
2 karakteristik pesawat terbang
2 karakteristik pesawat terbang2 karakteristik pesawat terbang
2 karakteristik pesawat terbang
BarryLabdul1
 
Istilah istilah penting penerbangan
Istilah istilah penting penerbanganIstilah istilah penting penerbangan
Istilah istilah penting penerbangan
Nana Apriliana
 
Lapangan terbang 1
Lapangan terbang 1Lapangan terbang 1
Lapangan terbang 1
Umha RyChieapund
 
Kuliah 3 airport dan bagian2 nya
Kuliah 3 airport dan bagian2 nyaKuliah 3 airport dan bagian2 nya
Kuliah 3 airport dan bagian2 nya
BLOSID (blog and slideshare)
 
Bahan presentasi rekayasa terminal
Bahan presentasi rekayasa terminalBahan presentasi rekayasa terminal
Bahan presentasi rekayasa terminal
Elangga Sofwan
 
PM 128 tahun 2015
PM 128 tahun 2015PM 128 tahun 2015
PM 128 tahun 2015
CIkumparan
 
materi bandara (ground handling)
materi bandara (ground handling)materi bandara (ground handling)
materi bandara (ground handling)
hafiz qutb
 
Bandar udara
Bandar udaraBandar udara
Bandar udara
AriefHadiyanto2
 
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d
ichelmichelle
 
Mk sistrans (bandar udara)
Mk sistrans (bandar  udara)Mk sistrans (bandar  udara)
Mk sistrans (bandar udara)
Andre Agustian
 
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptxBab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
baronascarhafid
 
Kuliah 1 aspek ekonomi
Kuliah 1 aspek ekonomiKuliah 1 aspek ekonomi
Kuliah 1 aspek ekonomi
BLOSID (blog and slideshare)
 
Slide kuliah 5 tujuan
Slide kuliah 5 tujuanSlide kuliah 5 tujuan
Slide kuliah 5 tujuan
BLOSID (blog and slideshare)
 
SISTEM PENANGANAN BAGASI NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DAN TOUYUAN INT...
SISTEM PENANGANAN BAGASI NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DAN TOUYUAN INT...SISTEM PENANGANAN BAGASI NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DAN TOUYUAN INT...
SISTEM PENANGANAN BAGASI NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DAN TOUYUAN INT...
Politeknik Penerbangan Palembang
 
FOO
FOOFOO

Similar to Isi lapangan terbang (20)

perencanaan bandara udara yang merupakan salah satu mata kuliah lalu lintas
perencanaan bandara udara yang merupakan salah satu mata kuliah lalu lintasperencanaan bandara udara yang merupakan salah satu mata kuliah lalu lintas
perencanaan bandara udara yang merupakan salah satu mata kuliah lalu lintas
 
2007 1-00353-sp-bab 2
2007 1-00353-sp-bab 22007 1-00353-sp-bab 2
2007 1-00353-sp-bab 2
 
PERTEMUAN KE 7 ~ BANDAR UDARA.pptx
PERTEMUAN KE 7 ~ BANDAR UDARA.pptxPERTEMUAN KE 7 ~ BANDAR UDARA.pptx
PERTEMUAN KE 7 ~ BANDAR UDARA.pptx
 
Prasarana sisi darat2
Prasarana sisi darat2Prasarana sisi darat2
Prasarana sisi darat2
 
2 karakteristik pesawat terbang
2 karakteristik pesawat terbang2 karakteristik pesawat terbang
2 karakteristik pesawat terbang
 
Istilah istilah penting penerbangan
Istilah istilah penting penerbanganIstilah istilah penting penerbangan
Istilah istilah penting penerbangan
 
Lapangan terbang 1
Lapangan terbang 1Lapangan terbang 1
Lapangan terbang 1
 
Kuliah 3 airport dan bagian2 nya
Kuliah 3 airport dan bagian2 nyaKuliah 3 airport dan bagian2 nya
Kuliah 3 airport dan bagian2 nya
 
Bahan presentasi rekayasa terminal
Bahan presentasi rekayasa terminalBahan presentasi rekayasa terminal
Bahan presentasi rekayasa terminal
 
PM 128 tahun 2015
PM 128 tahun 2015PM 128 tahun 2015
PM 128 tahun 2015
 
materi bandara (ground handling)
materi bandara (ground handling)materi bandara (ground handling)
materi bandara (ground handling)
 
Bandar udara
Bandar udaraBandar udara
Bandar udara
 
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d
 
Mk sistrans (bandar udara)
Mk sistrans (bandar  udara)Mk sistrans (bandar  udara)
Mk sistrans (bandar udara)
 
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptxBab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
 
Kuliah 1 aspek ekonomi
Kuliah 1 aspek ekonomiKuliah 1 aspek ekonomi
Kuliah 1 aspek ekonomi
 
=Kbs bandar udara
=Kbs bandar udara=Kbs bandar udara
=Kbs bandar udara
 
Slide kuliah 5 tujuan
Slide kuliah 5 tujuanSlide kuliah 5 tujuan
Slide kuliah 5 tujuan
 
SISTEM PENANGANAN BAGASI NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DAN TOUYUAN INT...
SISTEM PENANGANAN BAGASI NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DAN TOUYUAN INT...SISTEM PENANGANAN BAGASI NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DAN TOUYUAN INT...
SISTEM PENANGANAN BAGASI NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DAN TOUYUAN INT...
 
FOO
FOOFOO
FOO
 

Isi lapangan terbang

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bandar udara (disingkat: Bandara) atau Pelabuhan Udara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat". Sekarang, bandar udara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru. Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yg berstatus bandar udara internasional ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandar udara yang berstatus bandar udara internasional antara lain Kuala Namu (Medan), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sepinggan (Balikpapan), Hasanudin (Makassar) dan masih banyak lagi. 1.1.1. Unsur-unsur dalam penyelenggaraan transportasi udara  Bandar Udara (Airport)  Pesawat Udara (Aircraft)  Maskapai Penerbangan (Airlines)  Jalur Penerbangan (Airways)
  • 2. 1.1.2. Fasilitas Pokok Bandar Udara  Fasilitas Sisi Udara  Fasilitas Sisi Darat  Fasilitas Navigasi Penerbangan  Alat Bantu Pendaratan Visual  Komunikasi 1.1.3. Fasilitas Penunjang Bandar Udara  Penginapan / hotel  Penyediaan toko dan restoran  Fasilitas penempatan kendaraan bermotor  Fasilitas perawatan pada umumnya  Fasilitas pergudangan  Fasilitas perbengkelan pesawat udara  Fasilitas hanggar  Fasilitas pengelolaan limbah  Fasilitas Lainnya yang menunjang secara langsung atau tidak langsung kegiatan Bandar Udara 1.1.4. Fasilitas Sisi Udara  Runway  Taxiway  Apron  Runway Strip  Fasilitas PKP-PK  Marka dan rambu 1.1.5. Fasilitas Sisi Darat (Landside Facility) :  Bangunan terminal penumpang  Bangunan terminal kargo  Bangunan operasi  Menara pengawas lalu lintas udara (ATC tower)
  • 4.  Bangunan meteorologi  Bangunan SAR  Jalan masuk (access road)  Depo pengisian bahan bakar pesawat udara  Bangunan administrasi / perkantoran  Marka dan rambu Gambar tata letak landas pacu 1
  • 5. 1.2. Beberapa Istilah Kebandarudaraan  Airport Area daratan atau air yang secara regular dipergunakan untuk kegiatan take- off and landing pesawat udara. Diperlengkapi dengan fasilitas untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat, bongkar muat penumpang dan barang, dilengkapai dengan fasiltas keamanan dan terminal building untuk mengakomodasi keperluar penumpang dan barang dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.  Kebandarudaraan Meliputi segala susuatu yang berkaitan dengan pennyelenggaraan nadar udara (bandara) dan kegiatan lainnya dalang melaksanakan fungsi sebgaia bandara dalam menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalulintas pesawat udara, penumpang, barang dan pos.  Airfield Area daratan atau air yang dapat dipergunakan untuk kegiatan take-off and landing pesawat udara. fasilitas untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat dan terminal building untuk mengakomodasi keperluar penumpang pesawat.  Aerodrom Area tertentu baik di darat maupun di air (meliputi bangunan sarana-dan prasarana, instalasi infrastruktur, dan peralatan penunjang) yang dipergunakan baik sebagian maupun keseluruhannya untuk kedatang, keberangkatan penumpang dan barang, pergerakan pesawat terbang. Namun aerodrom belum tentu dipergunakan untuk penerbangan yang terjadwal.  Aerodrom reference point Letak geografi suatu aerodrom.  Landing area Bagian dari lapangan terbang yang dipergunakan untuk take off dan landing. Tidak termasuk terminal area.  Landing strip
  • 6. Bagian yang bebentuk panjang dengan lebar tertentu yang terdiri atas shoulders dan runway untuk tempat tinggal landas dan mendarat pesawat terbang.  Taxiway(t/w) Bagian sisi darat dari aerodrom yang dipergunakan pesawat untuk berpindah (taxi) dari runway ke apron atau sebaliknya.  Apron Bagian aerodrom yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk parkir, menunggu, mengisi bahan bakar, mengangkut dan membongkar muat barang dan penumpang. Perkerasannya dibangun berdampingan dengan terminal building.  Holding apron Bagian dari aerodrom area yang berada didekat ujung landasan yang dipergunakan oleh pilot untuk pengecekan terakhir dari semua instrumen dan mesin pesawat sebelum take off. Dipergunakan juga untuk tempat menunggu sebelum take off.  Holding bay Area diperuntukkan bagi pesawat untuk melewati pesawat lainnya saat taxi, atu berhenti saat taxi.  Terminal Building Bagian dari aeroderom difungsikan untuk memenuhi berbagai keperluan penumpang dan barang, mulai dari tempat pelaporan ticket, imigrasi, penjualan ticket, ruang tunggu, cafetaria, penjualan souvenir, informasi, komunikasi, dan sebaginnya.  Turning area Bagian dari area di ujung landasan pacu yang dipergunaka oleh pesawat untuk berputar sebelum take off.  Over run (o/r) Bagian dari ujung landasan yang dipergunakan untuk mengakomodasi keperluan pesawat gagal lepas landas. Over run biasanya terbagi 2 (dua) : (i) Stop way : bagian over run yang lebarnya sama dengan run way dengan
  • 7. diberi perkerasan tertentu, dan (ii) Clear way: bagian over run yang diperlebar dari stop way, dan biasanya ditanami rumput.  Fillet Bagian tambahan dari pavement yang disediakan pada persimpangan runmway atau taxiway untuk menfasilitasi beloknya pesawat terbang agar tidak tergelincir keluar jalur perkerasan yang ada.  Shoulders Bagian tepi perkerasan baik sisi kiri kanan maupun muka dan belakang runway, taxiway dan apron.  Terminal bandar udara atau concourse pusat urusan penumpang yang datang atau pergi  Curb tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan terminal  Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk taksi.
  • 8. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Spesifikasi Serta Jenis Pesawat Terbang Sebalum perencanaan bandar udara ada baiknya mengenal dahulu komponen –komponen yang terdapat pada landasan lapangan terbang dan bentuk pesat yang akan diguynakan untuk landas pacu lapangan terbang tersebut. Ada 2 jenis angkutan udara yaitu : 1. General Aviation : pertanian, penyemprotan hama, instruksional, survai, pemetaan, dan lain-lain. 2. Air Carrier : penerbangan komersial untuk penumpang oleh perusahaan penerbangan Layanan penerbangan ada 2 macam yaitu : 1. Domestic flight: melayani penerbangan antar pulau / antar kota dalam satu negara 2. International flight: melayani penerbangan antar negara Jenis (mesin) pesawat : 1. Piston engine aircraft : dijalankan dengan tenaga propeller – mudah sekali dikenali dari baling-balingnya 2. Turbin power aircraft : pesawat jet; yang masih dikelompokkan lagi dalam: a. Turbo prop : mesin jet berpropeller dilengkapi turbin seperti F27 (Fokker 27) b. Turbo jet : tanpa propeller, khusus dari turbinnya c. Turbo fan : Turbo jet ditambah kipas yang biasanya diletakkan di depan mesin jet 1.2.1. Data perencanaan lapangan terbang • Ukuran (size) • Berat (weight) • Kapasitas (capacity) • Panjang landasan pacu (runway’s length) Berat pesawat menentukan : • tebal perkerasan runway • tebal perkerasan taxiway
  • 9. • tebal perkerasan apron • panjang runway untuk take off • panjang runway untuk landing Tampak Depan Bentangan sayap dan panjang badan pesawat mempengaruhi : • ukuran apron • ukuran hanggar • susunan gedung-gedung terminal • lebar landasan pacu • lebar landasan hubung • jarak landasan pacu – landasan hubung • jari-jari manuver Airport System Airport System adalah keseluruhan dari segala sesuatu yang ada di pelabuhan udara. Sistem ini terdiri atas: • Land side : urusan daratan di airport • Air side : urusan penerbangan di airport • En route : penerbangan di angkasa; jadi bukan bagian dari airport lagi Komponen Berat Pesawat :  Berat Kosong Operasi (Operating Weight Empty) Adalah berat seluruh pesawat termasuk awak pesawat (tidak termasuk payload dan bahan bakar)
  • 10.  Berat Muatan (Payload) Adalah berat seluruh muatan yang menghasilkan pendapatan seperti penumpang, bagasi, surat-surat dan barang muatan lainnya  Berat Bahan Bakar Kosong (Zero Fuel Weight) Adalah berat yang mana di atas batas berat itu tambahan berat haruslah berupa bahan bakar. Saat pesawat miring ke samping, cairan bahan bakar tidak terkumpul ke satu sisi.  Muatan Struktur Maksimum (Maximum Structural Payload) Adalah beban maksimum yang boleh (diizinkan) diangkut pesawat terbang, baik berupa penumpang, barang muatan, atau gabungan keduanya.  Muatan Maksimum (Maximum Payload) Biasanya lebih kecil dari Maximum Structural Payload (mengingat susunan/ batasan ruangan)  Maximum Structural Landing Weight (Bobot Pendaratan Struktur Maksimum) Bobot ini adalah kemampuan struktur pesawat dalam pendaratan.  Maximum Structural Take Off Weight (Bobot Lepas Landas Struktur Maksimum) : Bobot maksimum yang diperbolehkan pada saat lepas landas.
  • 11. Denah Bandara Adisucipto Konfigurasi Apron Bandara Adisucipto Yogyakarta
  • 12. 1.2.2. Beberapa jenis pesawat dan spesifikasinya
  • 13.
  • 14. 1.2.3. Landas Pacu (Runway) Runway adalah jalur perkerasan yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk mendarat (landing) atau lepas landas (take off). Menurut Horonjeff (1994) sistem runway di suatu bandara terdiri dari perkerasan struktur, bahu landasan (shoulder), bantal hembusan (blast pad), dan daerah aman runway (runway end safety area) (lihat Gambar 2.4). Uraian dari system runway adalah sebagai berikut: 1. Perkerasan struktur mendukung pesawat sehubungan dengan beban struktur, kemampuan manuver, kendali, stabilitas dan kriteria dimensi dan operasi lainnya. 2. Bahu landasan (shoulder) yang terletak berdekatan dengan pinggir perkerasan struktur menahan erosi hembusan jet dan menampung peralatan untuk pemeliharaan dan keadaan darurat.
  • 15. 3. Bantal hembusan (blast pad) adalah suatu daerah yang dirancang untuk mencegah erosi permukaan yang berdekatan dengan ujung-ujung runway yang menerima hembusan jet yang terus-menerus atau yang berulang. ICAO menetapkan panjang bantal hembusan 100 feet (30 m), namun dari pengalaman untuk pesawat-pesawat transport sebaiknya 200 feet (60 m), kecuali untuk pesawat berbadan lebar panjang bantal hembusan yang dibutuhkan 400 feet (120 m). Lebar bantal hembusan harus mencakup baik lebar runway maupun bahu landasan (Horonjeff , 1994). 4. Daerah aman runway (runway end safety area) adalah daerah yang bersih tanpa benda-benda yang mengganggu, diberi drainase, rata dan mencakup perkerasan struktur, bahu landasan, bantal hembusan dan daerah perhentian, apabila disediakan. Daerah ini selain harus mampu untuk mendukung peralatan pemeliharaan dan dalam keadaan darurat juga harus mampu mendukung pesawat seandainya pesawat karena sesuatu hal keluar dari landasan. 1.2.4. Konfigurasi Runway Terdapat banyak konfigurasi runway. Kebanyakan merupakan kombinasi dari onfigurasi dasar. Bentuk-bentuk runway dapat dilihat pada Gambar 2.5. Adapun uraian beberapa bentuk dari konfigurasi dasar runway (Horonjeff, 1994) adalah sebagai berikut:
  • 16. • Runway tunggal Konfigurasi ini merupakan konfigurasi yang paling sederhana. Kapasitas runway jenis ini dalam kondisi VFR berkisar diantara 50 sampai 100 operasi per jam, sedangkan dalam kondisi IFR kapasitasnya berkurang menjadi 50 sampai 70 operasi, tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang dan alat-alat bantu navigasi yang tersedia. Kondisi VFR (Visual Flight Rules) adalah kondisi penerbangan dengan keadaan cuaca yang sedemikian rupa sehingga pesawat terbang dapat mempertahankan jarak pisah yang aman dengan cara-cara visual. Sedangkan kondisi IFR (Instrument Flight Rules) adalah kondisi penerbangan apabila jarak penglihatan atau batas penglihatan berada dibawah yang ditentukan oleh VFR. Dalam kondisi-kondisi IFR jarak pisah yang aman di antara pesawat merupakan tanggung jawab petugas pengendali lalu lintas udara, sementara dalam kondisi VFR hal itu merupakan tanggung jawab penerbang. Jadi dalam kondisi-kondisi VFR, pengendalian lalu lintas udara adalah sangat kecil, dan pesawat terbang diizinkan terbang atas dasar prinsip “melihat dan dilihat”.
  • 17. • Runway sejajar Kapasitas sistem ini sangat tergantung pada jumlah runway dan jarak diantaranya. Untuk runway sejajar berjarak rapat, menengah dan renggang kapasitasnya per jam dapat bervariasi di antara 100 sampai 200 operasi dalam kondisi-kondisi VFR, tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang. Sedangkan dalam kondisi IFR kapasitas per jam untuk yang berjarak rapat berkisar di antara 50 sampai 60 operasi, tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang. Untuk runway sejajar yang berjarak menengah kapasitas per jam berkisar antara 60 sampai 75 operasi dan untuk yang berjarak renggang antara 100 sampai 125 operasi per jam. • Runway dua jalur Runway dua jalur dapat menampung lalu lintas paling sedikit 70 persen lebih banyak dari runway tunggal dalam kondisi VFR dan kira-kira 60 persen lebih banyak dari runway tunggal dalam kondisi IFR.
  • 18. • Runway bersilangan Kapasitas runway yang bersilangan sangat tergantung pada letak persilangannya dan pada cara pengoperasian runway yang disebut strategi (lepas landas atau mendarat). Makin jauh letak titik silang dari ujung lepas landas runway dan ambang (threshold) pendaratan, kapasitasnya makin rendah. Kapasitas tertinggi dicapai apabila titik silang terletak dekat dengan ujung lepas landas dan ambang pendaratan (Gambar 1.16). Untuk strategi yang diperlihatkan pada Gambar 1.17 kapasitas per jam adalah 60 sampai 70 operasi dalam kondisi IFR dan 70 sampai 175 operasi dalam kondisi VFR yang tergantung pada campuran pesawat. Untuk strategi yang diperlihatkan pada Gambar 1.18, kapasitas per jam dalam kondisi IFR adalah 45 sampai 60 operasi dan dalam kondisi VFR dari 60 sampai 100 operasi. Untuk strategi yang diperlihatkan pada Gambar 1.19, kapasitas per jam dalam kondisi IFR adalah 40 sampai 60 operasi dan dalamkondisi VFR dari 50 sampai 100 operasi. • Runway V terbuka Runway V terbuka merupakan runway yang arahnya memencar (divergen) tetapi tidak berpotongan. Strategi yang menghasilkan kapasitas tertinggi adalah apabila
  • 19. operasi penerbangan dilakukan menjauhi V (Gambar 1.20). Dalam kondisi IFR, kapasitas per jam untuk strategi ini berkisar antara 50 sampai 80 operasi tergantung pada campuran pesawat terbang, dan dalam kondisi VFR antara 60 sampai 180 operasi. Apabila operasi penerbangan dilakukan menuju V (Gambar 1.21), kapasitasnya berkurang menjadi 50 atau 60 dalam kondisi IFR dan antara 50 sampai 100 dalam VFR.
  • 20. BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang untuk lepas landas atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput. Dalam bahasa Inggris disebut runway. Nama landas pacu diambil dari arahnya dengan pembulatan ke puluhan terdekat, contoh: 36 untuk landas pacu yang mengarah ke 360 derajat (utara). Karena sebuah landas pacu bisa dipakai dua arah, penamaan pun ada dua dengan selisih 18. Contoh: landas pacu 09/27. Landas pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari debu atau kerikil, bahkan benda benda asing lainnya yang akan membahayakan keselamatan penerbangan (dalam dunia penerbangan, benda asing tersebut dikenal sebagai FOD). Banyak Macam konfigurasi landas pacu, sebagian konfigurasi adalah kombinasi dari konfigurasi dasar. Konfigurasi dasar adalah:  Landasan Pacu Tunggal  Landasan Pacu Pararel  Landasan Pacu Jalur Ganda  Landasan Pacu Silang  Landasan Pacu V Terbuka B. SARAN Adapun saran saya adalah agar Makalah ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.