Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi penerapan ISAK 35 mengenai penyajian laporan keuangan untuk entitas berorientasi nonlaba seperti yayasan. ISAK 35 menjelaskan penyesuaian terminologi yang sesuai untuk entitas nonlaba dalam penyajian laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas sesuai standar akuntansi yang berlaku.
1. Sosialisasi ISAK 35 –
Laporan Keuangan Entitas
Berorientasi Nonlaba –
Untuk Yayasan
EVITA PUSPITASARI SE., MSI., AK., CA
2. Data Diri
Evita Puspitasari SE., MSi., Ak., CA
Dosen FEB Unpad
Auditor Internal SPI Unpad
Komite Audit Universitas Pendidikan Indonesia
Anggota IAI
Pengurus IAI Jabar
Trainer, Konsultan, Auditor
08156072882/
evitapuspitagumilar@gmail.com/evita.Puspitasari@unpad.ac.id
5. Pendahuluan
Entitas nirlaba: entitas yang tidak berorientasi pada laba namun
tetap memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
pemanfaatan sumber daya yang dikelolanya kepada penyandang
dana dan society.
Salah satu media pertanggungjawabannya
adalah Laporan Keuangan
Sering diidentikkan dengan organisasi
pemerintah atau organisasi sektor publik.
Contoh: Rumah Sakit & Universitas
6. Pendahuluan - Lanjutan
Tujuan: Bukan
pencapaian Laba
Karakteristik Unik:
Pengguna L/K &
non-ownership
Non-ownership
no return
Self-financing
utang & kegiatan
operasional
Prioritas tujuan L/K:
accountability vs
decision usefulness
Accounting
frawework &
Standard yang
berbeda
7. Pendahuluan - Lanjutan
L/K: kinerja
keuangan &
pertanggungjawaban
pengelolaan
Aset terikat vs
terikat
Laporan aktivitas
Laporan arus kas
Standar Acuan
ENL: PSAK 45
Diganti oleh
ISAK 35
+ SAK Umum
+SAK ETAP
8. Pendahuluan - Lanjutan
ENL
Swasta
Ormas – Dana
Hibah – L/K
Tidak perlu L/K
– Kecuali Hibah
500jt & TA
bukan hibah 20
M
Tidak bayar pajak
atas surplus (Yys
Pend);
Pendapatan
bukan OP
L/K sesuai dgn
dorongan
stakeholders,
donatur
9. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba
Ruang
Lingkup
Penerapan
Definisi
Aset
Bersih
Tujuan L/K
L/K LPK
LA
LAK
10. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
– Ruang Lingkup
Karakteristik Nirlaba
Sumber daya entitas nirlaba
berasal dari para penyumbang
yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau
manfaat ekonomi yang sebanding
dengan jumlah sumber daya yang
diberikan.
Menghasilkan barang dan/atau
jasa tanpa bertujuan memupuk
laba, dan jika entitas nirlaba
menghasilkan laba tidak dibagikan
kepada para pendiri atau pemilik
entitas nirlaba.
Tidak ada kepemilikan seperti
lazimnya pada entitas bisnis,
kepemilikan dalam entitas nirlaba
tidak dapat dijual atau
mencerminkan proporsi
pembagian sumber daya saat
likuidasi atau pembubaran entitas
nirlaba
Dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah dan unit sejenis sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundangan yg berlaku
11. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba – Penerapan
Pernyataan ini
menetapkan informasi
dasar tertentu yang
disajikan dalam laporan
keuangan entitas nirlaba.
Pengaturan yang tidak diatur
dalam Pernyataan ini mengacu
pada SAK, atau SAK ETAP untuk
entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan.
12. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba – Definisi
Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh penyumbang
agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi organisasi diizinkan untuk menggunakan
sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut
Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang yang menetapkan
agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan
terpenuhinya keadaan tertentu.
Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh
penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh
penyumbang.
13. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba – Definisi
Tidak
Terikat
Dana dapat digunakan
untuk keperluan entitas
nirlaba tanpa dibatasi
oleh peraturan yang
mengikat.
Entitas lebih leluasa
untuk melakukan
pengeluaran bagi jenis
kontribusi ini.
Terikat
Sementara
Kontribusi yang masuk
dalam terikat sementara
disebabkan oleh tujuan
yang terbatas untuk
periode tertentu.
Beberapa lembaga
menggunakan batasan
waktu hingga 5 tahun
sebelum ditarik atau
dialihkan ke jenis tidak
terikat
Terikat
Permanen
Karakteristik jenis ini
mengharuskan entitas
nirlaba untuk
mengalokasikan ke jenis
aset tertentu, menjaga
secara permanen dan
membolehkan
mengambil manfaat
darinya, contohnya
adalah wakaf. Hasil dari
investasinya dapat
diklasifikasikan sebagai
tidak terikat atau terikat
sementara.
14. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba – Tujuan Laporan Keuangan
• menyediakan informasi yang relevan untuk
memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota
entitas nirlaba, kreditor, dan pihak lain yang
menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.
Tujuan
Utama
•Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisasi.
•Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat
aktiva bersih.
•Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan
hubungan antara keduanya.
•Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman
dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya.
•Usaha jasa suatu organisasi.
Informasi
yg disajikan
15. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba –Laporan Keuangan (Jenis)
Laporan
Keuangan LPK (Neraca) Akhir Periode Laporan
LA untuk periode laporan
LAK untuk periode laporan
CALK
16. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba –Laporan Posisi Keuangan
Tujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, serta aset neto dan informasi
mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
Untuk menilai kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan dan
likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal
Mmencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset
neto.encakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset
neto.
17. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
–Laporan Posisi Keuangan – Informasi Likuiditas
menyajikan aset berdasarkan
urutan likuiditas, dan liabilitas
berdasarkan tanggal jatuh
tempo;
mengelompokkan aset ke dalam
lancar dan tidak lancar, dan
liabilitas ke dalam jangka
pendek dan jangka panjang;
mengungkapkan informasi mengenai
likuiditas aset atau saat jatuh
temponya liabilitas, termasuk
pembatasan penggunaan aset, pada
catatan atas laporan keuangan.
18. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
–Laporan Posisi Keuangan – Klasifikasi Aset Neto
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah
masing-masing kelompok aset neto berdasarkan
ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang,
yaitu: terikat secara permanen, terikat secara
temporer, dan tidak terikat.
Informasi mengenai sifat dan jumlah dari
pembatasan permanen atau temporer diungkapkan
dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam
laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan
keuangan.
19. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
–Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai :
pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih,
hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain,
bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau
jasa,
Digunakan bersama dengan pengungkapan informasi laporan keuangan lainnya,
dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan lainnya:
mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,
menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa,
menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
20. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
–Laporan Aktivitas
mencakup organisasi
secara keseluruhan
dan menyajikan
perubahan jumlah
aktiva bersih selama
suatu periode
Perubahan aktiva
bersih dalam laporan
aktivitas tercermin
pada aktiva bersih
atau ekuitas dalam
laporan posisi
keuangan.
Laporan aktivitas
menyajikan jumlah
perubahan aktiva
bersih terikat
permanen, terikat
temporer, dan tidak
terikat dalam suatu
periode.
Laporan aktivitas
menyajikan jumlah
pendapatan dan
beban secara bruto,
kecuali diatur
berbeda oleh SAK
lain atau SAK ETAP.
21. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
–Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas menyajikan:
pendapatan sebagai penambah aset neto
tidak terikat
beban sebagai pengurang aset neto tidak
terikat.
Sumbangan disajikan sebagai penambah
aset neto tidak terikat, terikat permanen,
atau terikat temporer, bergantung pada ada
tidaknya pembatasan.
Sumbangan terikat yang pembatasannya
tidak berlaku lagi dalam periode yang sama,
dapat disajikan sebagai sumbangan tidak
terikat ; disajikan secara konsisten dan
diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan
dan kerugian yang diakui dari investasi dan
aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah
atau pengurang aset neto tidak terikat,
kecuali jika penggunaannya dibatasi.
22. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba – Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang
Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini:
penerimaan kas dari
penyumbang yang
penggunaannya dibatasi
untuk jangka panjang.
penerimaan kas dari sumbangan dan
penghasilan investasi yang penggunaannya
dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan
dana abadi (endowment).
Pengungkapan informasi mengenai
aktivitas investasi dan pendanaan
nonkas: sumbangan berupa
bangunan atau aktiva investasi.
bunga dan dividen yang
dibatasi penggunaannya untuk
jangka panjang.
23. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba –Laporan Aktivitas – Pemberian Jasa
menyajikan informasi mengenai
beban menurut klasifikasi
fungsional, seperti menurut
kelompok program jasa utama dan
aktivitas pendukung.
Dianjurkan untuk
menyajikan informasi
tambahan mengenai beban
menurut sifatnya.
Program pemberian jasa merupakan
aktivitas untuk menyediakan barang
dan jasa kepada para penerima
manfaat, pelanggan, atau anggota
dalam rangka mencapai tujuan atau
misi entitas nirlaba.
Pemberian jasa tersebut
merupakan tujuan dan hasil
utama yang dilaksanakan melalui
berbagai program utama.
25. ISAK 35 – Penyajian Laporan Keuangan Entitas
Berorientasi Nonlaba – Pendahuluan
Referensi: PSAK 1
Ruang lingkup PSAK 1 secara
substansi telah mencakup
ruang lingkup penyajian LK
entitas dengan aktivitas
nonlaba
PSAK 1 tidak menyediakan
pedoman penyajian LK entitas
berorientasi non laba
PSAK 1 – menggunakan
terminologi yang cocok
bagi entitas yang
berorentasi laba.Jika
entitas dengan aktivitas
non laba menerapkan PSAK
1 maka perlu menyesuaian
deskripsi
Entitas berorientasi non laba
berbeda dalamCara
memperoleh sumber daya
tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau
manfaat ekonomik tidak
sebandingkan dengan
sumber daya yang diberikan
26. ISAK 35 – Penyajian Laporan Keuangan Entitas
Berorientasi Nonlaba – Pendahuluan
Ruang Lingkup
Berlaku untuk entitas berorientasi
nonlaba terlepas bentuk badan
hukumnya.
Juga berlaku untuk ETAP
Diterapkan khusus untuk penyajian
laporan keuangan
Permasalahan
Interpretasi ini membahas
bagaimana entitas berorientasi non
laba membuat penyesuaian:
Deskripsi yang digunakan unutk
beberapa pos dalam laporan
keuangan dan;
Deskripsi yang digunakan dalam
laporan keuangan itu sendiri
27. ISAK 35 – Penyajian Laporan Keuangan
Entitas Berorientasi Nonlaba – Interpretasi
Penyajian laporan keuangan entitas
berorientasi non laba disusun dengan
memperhatikan persyartan, struktur laporan
dan persyaratan minimal yang diatur dalam
PSAK 1. (par 09)
Entitas berorientasi non laba dapat membuat
penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk
beberapa pos dalam laporan keuangan. Misal:
pembatasan sumber daya (par 10)
Entitas berorientasi non laba dapat membuat
penyesuaian deskripsi yang digunakan atas
laporan keuangan. Misal Judul laporan
perubahan aset neto untuk mencerminkan
fungsi yang lebih sesuai dengan isi laporan
keuangan. (par 11)
Entitas berorientasi nonlaba tetap
mempertimbangkan seluruh fakta dan
keadaan dalam menyajikan laporan keuangan
termasuk catatan atas LK, sehingga tidak
mempengaruhi kualitas informasi yang
disajikan dalam LK.
28. ISAK 35 – Penyajian Laporan Keuangan Entitas
Berorientasi Nonlaba – Kesimpulan
Inkonsistensi
peraturan
PSAK 1 & 45
PSAK 1
dipahami
hanya untuk
EBL
Terminologi
PSAK 1: EBL
(EB sector
public)
EBNL bisa
menyesuaikan
deskripsi PSAK
1
EBNL vs EBL
berbeda
ISAK 35
29. ISAK 35 – Penyajian Laporan Keuangan Entitas
Berorientasi Nonlaba – Ruang Lingkup & Permasalahan
ISAK 35
Pedoman Akt
EBNL
SAK UMUM &
SAK ETAP
Tidak ada
definisi/ kriteria
EBL vs EBNL
Faktor yg
dipertimbang-
kan
SD digunakan
sebanding SD
diberikan
Menghasilkan
produk, tanpa
bertujuan laba, tidak
ada distribusi laba
Tidak ada
kepemilikian;
tidak dapat dijual,
dialihkan, ditebus
30. ISAK 35 – Penyajian Laporan Keuangan
Entitas Berorientasi Nonlaba – Interpretasi
IAS 1 par 5 mengizinkan EBNL menyesuaian deskripsi yang digunakan untuk
beberapa pos yang terdapat dalam LK dan LK sendiri. PSAK 1 tidak memberikan
penjelasan dan contoh lebih penyesuaian tersebut.
Interpretasi dilengkapi contoh ilustrasi Laporan Posisi Keuangan, Laporang
Penghasilan Komprehensif, Laporan Perubahan Aset Neto dan Laporan Arus
Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Contoh dalam interpretasi tidak ditujukan untuk mengilustrasikan seluruh
aspek dari SAK atau mencakup bentuk yang sesuai untuk EBNL. Contoh dapat
berbeda dari kondisi yang terdapat pada EBNL.
31. ISAK 35 – Penyajian Laporan Keuangan Entitas
Berorientasi Nonlaba – Contoh Ilustrasi
Laporan Posisi Keuangan
Menyajian pos penghasilan komprehensif pada bagian aset neto tanpa pembatasan
Menyajikan pos penghasilan komprehensif lain secara tersendiri
Laporan Penghasilan Komprehensif
Kolom tunggal
Menyajikan informasi sesuai dengan klasifikasi aset neto
Laporan Perubahan Aset Neto
Laporan Arus kas
Catatan atas Laporan Keuangan
32. Ilustrasi – Akuntansi untuk Yayasan
Menurut Undang-Undang (UU) No 16 tahun 2001 tentang Yayasan, yayasan
adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan,
dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.
Walaupun memiliki pembina, pengurus, dan pengawas, namun ketiganya
tidak bertindak sebagai pemilik sehingga tidak boleh ada pembagian hasil
usaha kegiatan kepada ketiga pihak tersebut.
Pengurus yayasan memiliki kewajiban untuk menyusun laporan secara tertulis
yang memuat sekurang-kurangnya laporan keadaan dan kegiatan yayasan dan
laporan keuangan.
33. Ilustrasi – Akuntansi untuk Yayasan
Yayasan yang wajib diaudit menurut UU No. 28 tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No. 16
tahun 2001 adalah yayasan yang menerima bantuan negara, luar negeri, atau pihak lain sebesar
lebih dari 500 juta atau memiliki aset di luar harta wakaf lebih dari 20 milyar.
Yayasan tersebut harus menyusun laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku dan ikhtisar laporan tersebut harus diumumkan dalam surat kabar.
Hasil audit disampaikan kepada pembina yayasan dan ditembuskan kepada menteri dan instansi
terkait.
Undang-Undang Pajak Penghasilan menempatkan yayasan sebagai salah satu bentuk badan yang
merupakan subjek pajak.
Atas surplus yayasan dikenakan pajak penghasilan.
Namun, khusus untuk yayasan pendidikan, jika hasil usaha digunakan untuk melakukan investasi,
maka surplus tersebut tidak dikenakan pajak. Untuk tujuan ini yayasan wajib menyampaikan surat
pemberitahuan pajak, walaupun dalam satu tahun pajak mungkin tidak ada pajak yang dibayarkan.
34. Ilustrasi – Akuntansi untuk Yayasan
Mengikuti ketentuan dalam PSAK 45 (sekarang ISAK 35) dalam pelaporan dan SAK ETAP atau
SAK Umum tergantung akuntabilitasnya.
Pengurus dan anggota tidak berhak atas ekuitas yayasan sehinggaa ekuitas yayasan disebut
aset bersih.
Aset bersih dikategorikan aset neto tidak terikat, terikat temporer dan tidak terikat.
Laporan keuangan: laporan aktivitas, laporan posisi keuangan (neraca), laporan perubahan
aset neto, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Jika dalam yayasan tersebut tidak ada pemisahan aset neto karena semua tidak terikat maka
dapat disajikan hanya aset neto.
Pencatatan mengikuti jenis usaha yayasan
35. Ilustrasi – Akuntansi untuk Yayasan
Referensi yang digunakan untuk menyusun pedoman kebijakan akuntansi ini didasarkan pada
referensi yang relevan, adapun referensi itu antara lain:
Standar Akuntansi Keuangan efektif per 1 Januari 2020;
Peraturan Perundang-undangan yang relevan dengan Yayasan;
Praktik akuntansi yang berlaku umum.
Laporan Keuangan
Kebijakan Akuntansi Signifikan
Kebijakan Akuntansi Akun
36. Ilustrasi – Akuntansi untuk Yayasan
Laporan Keuangan
• Laporan Posisi Keuangan;
• Laporan Aktivitas;
• Laporan Perubahan Aset Neto;
• Laporan Arus Kas;
• Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan Keuangan ISAK 35 - Ilustrasi.xlsx
37. Ilustrasi – Akuntansi untuk Yayasan
Kebijakan Akuntansi Signifikan: Referensi
PSAK No. 1 (revisi 2013): Penyajian Laporan Keuangan;
PSAK No. 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas;
PSAK No. 3 (revisi 2016): Laporan Keuangan Interim;
PSAK No. 7 (revisi 2010): Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi;
PSAK No. 8 (revisi 2010): Peristiwa setelah Periode Pelaporan;
PSAK No. 10 (revisi 2010): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing;
PSAK No. 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan;
PSAK 48 (revisi 2014): Penurunan Nilai Aset;
PSAK 57 (revisi 2014): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi;
PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar;
PSAK 73: Sewa;
ISAK No. 35: Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba.
38. Kebijakan Akuntansi Signifikan
Penyajian Laporan Keuangan
Tujuan Laporan Keuangan
Komponen Laporan Keuangan
Bahasa Laporan Keuangan
Mata Uang Pelaporan
Periode Pelaporan
Penyajian secara wajar
Kepatuhan terhadap SAK
Konsistensi Penyajian
Materialitas & Agregasi
Saling Hapus
Informasi Komparatif
Laporan Keuangan Interim
Kebijakan Akuntansi
Penggunaan Estimasi
Transaksi Pihak Berelasi
Provisi, Liabilitas Kontinjensi, & Aset Kontinjensi
Peristiwa setelah Periode Pelaporan
Depresiasi & Amortisasi
Penurunan Nilai
Pengukuran Nilai Wajar
Ilustrasi – Akuntansi untuk Yayasan