Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi penerapan ISAK 35 mengenai penyajian laporan keuangan untuk entitas berorientasi nonlaba seperti yayasan. ISAK 35 menjelaskan penyesuaian terminologi yang sesuai untuk entitas nonlaba dalam penyajian laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas berdasarkan pedoman PSAK 1. ISAK 35 berlaku untuk entitas nonlaba terlepas dari badan hukum mereka.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pembahasan akuntansi manajemen dan sistem pengendalian manajemen sektor publik di bagi menjadi tujuh bab.
2. Ada lima tahap perencanaan dan pengendalian manajerial organisasi sektor publik yaitu perencanaan tujuan, perencanaan operasional, penganggaran, pengendalian dan pengukuran, pelaporan dan umpan balik.
3. Sistem pengendalian manajemen sektor publik ber
1. Dokumen tersebut membahas tentang PSAK 45 dan ISAK 35 yang mengatur pelaporan keuangan untuk organisasi nirlaba.
2. PSAK 45 mengatur jenis-jenis laporan keuangan yang harus disajikan oleh organisasi nirlaba seperti laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas.
3. ISAK 35 memberikan pedoman untuk penyesuaian penyajian dan pengungkapan laporan keuangan organisasi nir
1. Dokumen tersebut membahas kerangka konseptual akuntansi pemerintahan yang mencakup dasar hukum, lingkungan, tujuan, entitas akuntansi dan pelaporan, serta tujuan pelaporan keuangan pemerintah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang Pengantar Akuntansi Pemerintahan di Universitas Pakuan, mencakup dasar hukum, pengertian, sistem, karakteristik, peranan, dan perbandingan akuntansi pemerintahan dengan akuntansi swasta menurut Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi sewa, termasuk definisi sewa, klasifikasi sewa menjadi sewa operasi dan sewa pembiayaan, serta akuntansi untuk masing-masing klasifikasi sewa dari perspektif lessor dan lessee. Dibahas pula kriteria penentuan sewa pembiayaan dan contoh penerapan akuntansi sewa operasi dan sewa pembiayaan untuk lessor dan lessee.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pembahasan akuntansi manajemen dan sistem pengendalian manajemen sektor publik di bagi menjadi tujuh bab.
2. Ada lima tahap perencanaan dan pengendalian manajerial organisasi sektor publik yaitu perencanaan tujuan, perencanaan operasional, penganggaran, pengendalian dan pengukuran, pelaporan dan umpan balik.
3. Sistem pengendalian manajemen sektor publik ber
1. Dokumen tersebut membahas tentang PSAK 45 dan ISAK 35 yang mengatur pelaporan keuangan untuk organisasi nirlaba.
2. PSAK 45 mengatur jenis-jenis laporan keuangan yang harus disajikan oleh organisasi nirlaba seperti laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas.
3. ISAK 35 memberikan pedoman untuk penyesuaian penyajian dan pengungkapan laporan keuangan organisasi nir
1. Dokumen tersebut membahas kerangka konseptual akuntansi pemerintahan yang mencakup dasar hukum, lingkungan, tujuan, entitas akuntansi dan pelaporan, serta tujuan pelaporan keuangan pemerintah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang Pengantar Akuntansi Pemerintahan di Universitas Pakuan, mencakup dasar hukum, pengertian, sistem, karakteristik, peranan, dan perbandingan akuntansi pemerintahan dengan akuntansi swasta menurut Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi sewa, termasuk definisi sewa, klasifikasi sewa menjadi sewa operasi dan sewa pembiayaan, serta akuntansi untuk masing-masing klasifikasi sewa dari perspektif lessor dan lessee. Dibahas pula kriteria penentuan sewa pembiayaan dan contoh penerapan akuntansi sewa operasi dan sewa pembiayaan untuk lessor dan lessee.
Dokumen tersebut membahas tentang teori dan sistem perencanaan publik. Ada dua jenis rencana yaitu rencana strategis untuk mencapai tujuan organisasi dan rencana operasional sebagai rincian pelaksanaannya. Tahapan perencanaan publik terbagi atas pra-pelaksanaan dan pelaksanaan, mencakup aktivitas seperti evaluasi, perumusan indikator, partisipasi masyarakat, hingga penetapan dokumen akhir. Siklus
Makalah ini membahas sistem akuntansi untuk LSM dan siklus akuntansinya. Sistem akuntansi LSM didasarkan pada PSAK No. 45 yang mengatur pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Laporan keuangan LSM terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas yang disusun berdasarkan metode akrual.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban perusahaan yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal perusahaan. Prosedur pemeriksaan liabilitas jangka pendek meliputi verifikasi saldo utang, konfirmasi kepada kreditur, dan pemastian pencatatan sesuai standar akuntansi. Tujuannya adalah untuk memastikan semua liabilitas tercatat dengan benar.
Investasi yang dicatat menggunakan metode ekuitas harus disesuaikan dengan keuntungan, kerugian, dan dividen investee. Metode ini mengikuti perubahan ekuitas investee sehingga laba investor dipengaruhi oleh laba investee dan dividen kas yang diterima.
Dokumen menjelaskan audit siklus pendapatan perusahaan yang meliputi aktivitas penjualan kredit, tunai, retur dan penyesuaian serta sistem informasi akuntansi dan tujuan audit terkait setiap aktivitas. Dibahas pula faktor-faktor risiko, strategi audit, dan aktivitas pengendalian internal untuk mencegah salah saji dalam transaksi penjualan kredit.
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahSujatmiko Wibowo
Tiga kalimat ringkasan:
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan dan penganggaran keuangan pemerintah pusat dan daerah di Indonesia berdasarkan undang-undang dan peraturan terkait, mencakup prinsip-prinsip perencanaan dan penganggaran serta struktur anggaran pemerintah pusat dan daerah.
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iiaDr. Zar Rdj
Kepentingan, peran, tanggung jawab, dan aktivitas auditor internal dan auditor eksternal saling melengkapi dan terkadang serupa. Dalam beberapa hal, keduanya terkadang bersinggungan. Misalnya, persinggungan antara auditor internal dan auditor eksternal terjadi pada saat melakukan analisis transaksi secara efisien; saat mendapatkan pemahaman atas tata kelola organisasi, manajemen risiko, dan sistem pengendalian internal; serta saat berbagi untuk mengembangkan laporan akhir yang akurat.
Hal ini bukan merupakan hal baru, tiap peran didasarkan pada disiplin profesi dan sesuai dengan standar profesi tersebut. Dengan demikian, auditor eksternal memberikan perhatian profesional atas ketidaktelitian dan salah saji yang mempengaruhi laporan keuangan (informasi keuangan). Auditor internal memberi perhaian atas berbagai aspek tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian internal (informasi non-keuangan). Perlu diingat bahwa audit internal dan audit eksternal tidak bersaing dan tidak pula bertentangan, tapi yang satu melengkapi yang lain. Keduanya sangat penting bagi tata kelola yang baik, dan mereka harus bertemu dan bekerja sama pada beberapa hal.
Namun, ada perbedaan peran dan batasan pekerjaan yang mereka lakukan. Perbedaannya, yang dirangkum di bawah ini, seringkali kurang dikenali, dan bahkan mungkin membuat kesalahpahaman dan kebingungan bagi para pemangku kepentingan.
Laporan keuangan memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas suatu entitas. Jenis-jenis laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, dan laporan perubahan ekuitas. Analisis laporan keuangan digunakan untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan serta mengambil langkah perbaikan. Metode analisis mencakup analisis vertikal, horizontal, rasio, dan per
1. Dokumen ini membahas analisis aktivitas operasi perusahaan berdasarkan konsep laba akuntansi dan ekonomi. Pengukuran laba mencakup pendapatan, beban, dan pos-pos lain seperti luar biasa dan penghentian segmen.
2. Ada beberapa pengukuran laba seperti laba bersih, komprehensif, dan operasi untuk tujuan analisis yang berbeda. Pos-pos tidak berulang dikeluarkan untuk menghitung laba permanen.
3. Ak
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian tentang akuntansi keuangan lanjutan khususnya mengenai akuntansi konsolidasi. Soal-soal tersebut mencakup materi seperti metode akuntansi investasi, akuntansi metode ekuitas, penyusunan laporan keuangan konsolidasi, eliminasi transaksi antar perusahaan, dan pengukuran goodwill pada penggabungan usaha.
Dokumen tersebut membahas tentang standar akuntansi keuangan sektor publik di Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai dasar kebutuhan standar akuntansi publik, perumusan standar, tujuan penyusunan, dan perkembangannya di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang teori dan sistem perencanaan publik. Ada dua jenis rencana yaitu rencana strategis untuk mencapai tujuan organisasi dan rencana operasional sebagai rincian pelaksanaannya. Tahapan perencanaan publik terbagi atas pra-pelaksanaan dan pelaksanaan, mencakup aktivitas seperti evaluasi, perumusan indikator, partisipasi masyarakat, hingga penetapan dokumen akhir. Siklus
Makalah ini membahas sistem akuntansi untuk LSM dan siklus akuntansinya. Sistem akuntansi LSM didasarkan pada PSAK No. 45 yang mengatur pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Laporan keuangan LSM terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas yang disusun berdasarkan metode akrual.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban perusahaan yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal perusahaan. Prosedur pemeriksaan liabilitas jangka pendek meliputi verifikasi saldo utang, konfirmasi kepada kreditur, dan pemastian pencatatan sesuai standar akuntansi. Tujuannya adalah untuk memastikan semua liabilitas tercatat dengan benar.
Investasi yang dicatat menggunakan metode ekuitas harus disesuaikan dengan keuntungan, kerugian, dan dividen investee. Metode ini mengikuti perubahan ekuitas investee sehingga laba investor dipengaruhi oleh laba investee dan dividen kas yang diterima.
Dokumen menjelaskan audit siklus pendapatan perusahaan yang meliputi aktivitas penjualan kredit, tunai, retur dan penyesuaian serta sistem informasi akuntansi dan tujuan audit terkait setiap aktivitas. Dibahas pula faktor-faktor risiko, strategi audit, dan aktivitas pengendalian internal untuk mencegah salah saji dalam transaksi penjualan kredit.
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahSujatmiko Wibowo
Tiga kalimat ringkasan:
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan dan penganggaran keuangan pemerintah pusat dan daerah di Indonesia berdasarkan undang-undang dan peraturan terkait, mencakup prinsip-prinsip perencanaan dan penganggaran serta struktur anggaran pemerintah pusat dan daerah.
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iiaDr. Zar Rdj
Kepentingan, peran, tanggung jawab, dan aktivitas auditor internal dan auditor eksternal saling melengkapi dan terkadang serupa. Dalam beberapa hal, keduanya terkadang bersinggungan. Misalnya, persinggungan antara auditor internal dan auditor eksternal terjadi pada saat melakukan analisis transaksi secara efisien; saat mendapatkan pemahaman atas tata kelola organisasi, manajemen risiko, dan sistem pengendalian internal; serta saat berbagi untuk mengembangkan laporan akhir yang akurat.
Hal ini bukan merupakan hal baru, tiap peran didasarkan pada disiplin profesi dan sesuai dengan standar profesi tersebut. Dengan demikian, auditor eksternal memberikan perhatian profesional atas ketidaktelitian dan salah saji yang mempengaruhi laporan keuangan (informasi keuangan). Auditor internal memberi perhaian atas berbagai aspek tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian internal (informasi non-keuangan). Perlu diingat bahwa audit internal dan audit eksternal tidak bersaing dan tidak pula bertentangan, tapi yang satu melengkapi yang lain. Keduanya sangat penting bagi tata kelola yang baik, dan mereka harus bertemu dan bekerja sama pada beberapa hal.
Namun, ada perbedaan peran dan batasan pekerjaan yang mereka lakukan. Perbedaannya, yang dirangkum di bawah ini, seringkali kurang dikenali, dan bahkan mungkin membuat kesalahpahaman dan kebingungan bagi para pemangku kepentingan.
Laporan keuangan memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas suatu entitas. Jenis-jenis laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, dan laporan perubahan ekuitas. Analisis laporan keuangan digunakan untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan serta mengambil langkah perbaikan. Metode analisis mencakup analisis vertikal, horizontal, rasio, dan per
1. Dokumen ini membahas analisis aktivitas operasi perusahaan berdasarkan konsep laba akuntansi dan ekonomi. Pengukuran laba mencakup pendapatan, beban, dan pos-pos lain seperti luar biasa dan penghentian segmen.
2. Ada beberapa pengukuran laba seperti laba bersih, komprehensif, dan operasi untuk tujuan analisis yang berbeda. Pos-pos tidak berulang dikeluarkan untuk menghitung laba permanen.
3. Ak
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian tentang akuntansi keuangan lanjutan khususnya mengenai akuntansi konsolidasi. Soal-soal tersebut mencakup materi seperti metode akuntansi investasi, akuntansi metode ekuitas, penyusunan laporan keuangan konsolidasi, eliminasi transaksi antar perusahaan, dan pengukuran goodwill pada penggabungan usaha.
Dokumen tersebut membahas tentang standar akuntansi keuangan sektor publik di Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai dasar kebutuhan standar akuntansi publik, perumusan standar, tujuan penyusunan, dan perkembangannya di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang PSAK 45 mengenai pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Secara ringkas, PSAK 45 mengatur bentuk dan komponen laporan keuangan organisasi nirlaba seperti laporan posisi keuangan, aktivitas, dan arus kas untuk memberikan informasi yang relevan kepada pengguna laporan.
SAK ETAP merupakan standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik yang diringkas dari IFRS for SMEs. SAK ETAP berlaku sejak 1 Januari 2011 untuk perusahaan menengah ke bawah dan memberikan panduan penyajian laporan keuangan yang lebih sederhana.
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara InternasionalDeady Rizky Yunanto
Berikut ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas tentang penyajian laporan keuangan berbasis akrual menurut standar akuntansi internasional untuk sektor publik (IPSAS). IPSAS menetapkan komponen-komponen laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Dokumen tersebut juga membandingkan penyajian laporan keuangan menurut standar
Organisasi nirlaba memiliki karakteristik tidak bertujuan untuk mencari keuntungan dan sumber dayanya berasal dari donasi. Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba adalah memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan untuk pengambilan keputusan dan menilai kinerja organisasi. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 mengatur pelaporan keuangan organisasi nirlaba nonpemerintah.
Organisasi nirlaba adalah organisasi yang tidak mengutamakan laba dan membutuhkan sumber pendanaan dari penyumbang. PSAK 45 mengatur laporan keuangan organisasi nirlaba yang meliputi laporan posisi keuangan, aktivitas, dan arus kas. Laporan posisi keuangan memberikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan aset bersih untuk menilai kemampuan organisasi. Aset bersih dapat terikat sementara atau permanen tergantung
Dokumen tersebut membahas tentang organisasi nirlaba, termasuk definisi, perbedaan dengan organisasi laba, ciri-ciri, regulasi akuntansi dan pelaporan keuangan, serta contoh di beberapa negara. Organisasi nirlaba adalah organisasi yang tidak mengutamakan laba dan sumber dayanya berasal dari penyumbang tanpa imbalan. PSAK dan IFAC menyusun standar pelaporan keuangan untuk organisasi nirlaba.
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
1. Sosialisasi ISAK 35 –
Laporan Keuangan Entitas
Berorientasi Nonlaba –
Untuk Yayasan
EVITA PUSPITASARI SE., MSI., AK., CA
2. Data Diri
Evita Puspitasari SE., MSi., Ak., CA
Dosen FEB Unpad
Auditor Internal SPI Unpad
Komite Audit Universitas Pendidikan Indonesia
Anggota IAI
Pengurus IAI Jabar
Trainer, Konsultan, Auditor
08156072882/
evitapuspitagumilar@gmail.com/evita.Puspitasari@unpad.ac.id
5. Pendahuluan
Entitas nirlaba: entitas yang tidak berorientasi pada laba namun
tetap memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
pemanfaatan sumber daya yang dikelolanya kepada penyandang
dana dan society.
Salah satu media pertanggungjawabannya
adalah Laporan Keuangan
Sering diidentikkan dengan organisasi
pemerintah atau organisasi sektor publik.
Contoh: Rumah Sakit & Universitas
6. Pendahuluan - Lanjutan
Tujuan: Bukan
pencapaian Laba
Karakteristik Unik:
Pengguna L/K &
non-ownership
Non-ownership
no return
Self-financing
utang & kegiatan
operasional
Prioritas tujuan L/K:
accountability vs
decision usefulness
Accounting
frawework &
Standard yang
berbeda
7. Pendahuluan - Lanjutan
L/K: kinerja
keuangan &
pertanggungjawaban
pengelolaan
Aset terikat vs
terikat
Laporan aktivitas
Laporan arus kas
Standar Acuan
ENL: PSAK 45
Diganti oleh
ISAK 35
+ SAK Umum
+SAK ETAP
8. Pendahuluan - Lanjutan
ENL
Swasta
Ormas – Dana
Hibah – L/K
Tidak perlu L/K
– Kecuali Hibah
500jt & TA
bukan hibah 20
M
Tidak bayar pajak
atas surplus (Yys
Pend);
Pendapatan
bukan OP
L/K sesuai dgn
dorongan
stakeholders,
donatur
9. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba
Ruang
Lingkup
Penerapan
Definisi
Aset
Bersih
Tujuan L/K
L/K LPK
LA
LAK
10. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
– Ruang Lingkup
Karakteristik Nirlaba
Sumber daya entitas nirlaba
berasal dari para penyumbang
yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau
manfaat ekonomi yang sebanding
dengan jumlah sumber daya yang
diberikan.
Menghasilkan barang dan/atau
jasa tanpa bertujuan memupuk
laba, dan jika entitas nirlaba
menghasilkan laba tidak dibagikan
kepada para pendiri atau pemilik
entitas nirlaba.
Tidak ada kepemilikan seperti
lazimnya pada entitas bisnis,
kepemilikan dalam entitas nirlaba
tidak dapat dijual atau
mencerminkan proporsi
pembagian sumber daya saat
likuidasi atau pembubaran entitas
nirlaba
Dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah dan unit sejenis sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundangan yg berlaku
11. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba – Penerapan
Pernyataan ini
menetapkan informasi
dasar tertentu yang
disajikan dalam laporan
keuangan entitas nirlaba.
Pengaturan yang tidak diatur
dalam Pernyataan ini mengacu
pada SAK, atau SAK ETAP untuk
entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan.
12. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba – Definisi
Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh penyumbang
agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi organisasi diizinkan untuk menggunakan
sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut
Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang yang menetapkan
agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan
terpenuhinya keadaan tertentu.
Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh
penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh
penyumbang.
13. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba – Definisi
Tidak
Terikat
Dana dapat digunakan
untuk keperluan entitas
nirlaba tanpa dibatasi
oleh peraturan yang
mengikat.
Entitas lebih leluasa
untuk melakukan
pengeluaran bagi jenis
kontribusi ini.
Terikat
Sementara
Kontribusi yang masuk
dalam terikat sementara
disebabkan oleh tujuan
yang terbatas untuk
periode tertentu.
Beberapa lembaga
menggunakan batasan
waktu hingga 5 tahun
sebelum ditarik atau
dialihkan ke jenis tidak
terikat
Terikat
Permanen
Karakteristik jenis ini
mengharuskan entitas
nirlaba untuk
mengalokasikan ke jenis
aset tertentu, menjaga
secara permanen dan
membolehkan
mengambil manfaat
darinya, contohnya
adalah wakaf. Hasil dari
investasinya dapat
diklasifikasikan sebagai
tidak terikat atau terikat
sementara.
14. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba – Tujuan Laporan Keuangan
• menyediakan informasi yang relevan untuk
memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota
entitas nirlaba, kreditor, dan pihak lain yang
menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.
Tujuan
Utama
•Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisasi.
•Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat
aktiva bersih.
•Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan
hubungan antara keduanya.
•Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman
dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya.
•Usaha jasa suatu organisasi.
Informasi
yg disajikan
15. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba –Laporan Keuangan (Jenis)
Laporan
Keuangan LPK (Neraca) Akhir Periode Laporan
LA untuk periode laporan
LAK untuk periode laporan
CALK
16. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba –Laporan Posisi Keuangan
Tujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, serta aset neto dan informasi
mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
Untuk menilai kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan dan
likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal
Mmencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset
neto.encakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset
neto.
17. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
–Laporan Posisi Keuangan – Informasi Likuiditas
menyajikan aset berdasarkan
urutan likuiditas, dan liabilitas
berdasarkan tanggal jatuh
tempo;
mengelompokkan aset ke dalam
lancar dan tidak lancar, dan
liabilitas ke dalam jangka
pendek dan jangka panjang;
mengungkapkan informasi mengenai
likuiditas aset atau saat jatuh
temponya liabilitas, termasuk
pembatasan penggunaan aset, pada
catatan atas laporan keuangan.
18. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
–Laporan Posisi Keuangan – Klasifikasi Aset Neto
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah
masing-masing kelompok aset neto berdasarkan
ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang,
yaitu: terikat secara permanen, terikat secara
temporer, dan tidak terikat.
Informasi mengenai sifat dan jumlah dari
pembatasan permanen atau temporer diungkapkan
dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam
laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan
keuangan.
19. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
–Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai :
pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih,
hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain,
bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau
jasa,
Digunakan bersama dengan pengungkapan informasi laporan keuangan lainnya,
dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan lainnya:
mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,
menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa,
menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
20. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
–Laporan Aktivitas
mencakup organisasi
secara keseluruhan
dan menyajikan
perubahan jumlah
aktiva bersih selama
suatu periode
Perubahan aktiva
bersih dalam laporan
aktivitas tercermin
pada aktiva bersih
atau ekuitas dalam
laporan posisi
keuangan.
Laporan aktivitas
menyajikan jumlah
perubahan aktiva
bersih terikat
permanen, terikat
temporer, dan tidak
terikat dalam suatu
periode.
Laporan aktivitas
menyajikan jumlah
pendapatan dan
beban secara bruto,
kecuali diatur
berbeda oleh SAK
lain atau SAK ETAP.
21. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
–Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas menyajikan:
pendapatan sebagai penambah aset neto
tidak terikat
beban sebagai pengurang aset neto tidak
terikat.
Sumbangan disajikan sebagai penambah
aset neto tidak terikat, terikat permanen,
atau terikat temporer, bergantung pada ada
tidaknya pembatasan.
Sumbangan terikat yang pembatasannya
tidak berlaku lagi dalam periode yang sama,
dapat disajikan sebagai sumbangan tidak
terikat ; disajikan secara konsisten dan
diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan
dan kerugian yang diakui dari investasi dan
aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah
atau pengurang aset neto tidak terikat,
kecuali jika penggunaannya dibatasi.
22. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba – Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang
Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini:
penerimaan kas dari
penyumbang yang
penggunaannya dibatasi
untuk jangka panjang.
penerimaan kas dari sumbangan dan
penghasilan investasi yang penggunaannya
dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan
dana abadi (endowment).
Pengungkapan informasi mengenai
aktivitas investasi dan pendanaan
nonkas: sumbangan berupa
bangunan atau aktiva investasi.
bunga dan dividen yang
dibatasi penggunaannya untuk
jangka panjang.
23. PSAK 45 – Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba –Laporan Aktivitas – Pemberian Jasa
menyajikan informasi mengenai
beban menurut klasifikasi
fungsional, seperti menurut
kelompok program jasa utama dan
aktivitas pendukung.
Dianjurkan untuk
menyajikan informasi
tambahan mengenai beban
menurut sifatnya.
Program pemberian jasa merupakan
aktivitas untuk menyediakan barang
dan jasa kepada para penerima
manfaat, pelanggan, atau anggota
dalam rangka mencapai tujuan atau
misi entitas nirlaba.
Pemberian jasa tersebut
merupakan tujuan dan hasil
utama yang dilaksanakan melalui
berbagai program utama.
25. ISAK 35 – Penyajian Laporan Keuangan Entitas
Berorientasi Nonlaba – Pendahuluan
Referensi: PSAK 1
Ruang lingkup PSAK 1 secara
substansi telah mencakup
ruang lingkup penyajian LK
entitas dengan aktivitas
nonlaba
PSAK 1 tidak menyediakan
pedoman penyajian LK entitas
berorientasi non laba
PSAK 1 – menggunakan
terminologi yang cocok
bagi entitas yang
berorentasi laba.Jika
entitas dengan aktivitas
non laba menerapkan PSAK
1 maka perlu menyesuaian
deskripsi
Entitas berorientasi non laba
berbeda dalamCara
memperoleh sumber daya
tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau
manfaat ekonomik tidak
sebandingkan dengan
sumber daya yang diberikan
26. ISAK 35 – Penyajian Laporan Keuangan Entitas
Berorientasi Nonlaba – Pendahuluan
Ruang Lingkup
Berlaku untuk entitas berorientasi
nonlaba terlepas bentuk badan
hukumnya.
Juga berlaku untuk ETAP
Diterapkan khusus untuk penyajian
laporan keuangan
Permasalahan
Interpretasi ini membahas
bagaimana entitas berorientasi non
laba membuat penyesuaian:
Deskripsi yang digunakan unutk
beberapa pos dalam laporan
keuangan dan;
Deskripsi yang digunakan dalam
laporan keuangan itu sendiri
27. ISAK 35 – Penyajian Laporan Keuangan
Entitas Berorientasi Nonlaba – Interpretasi
Penyajian laporan keuangan entitas
berorientasi non laba disusun dengan
memperhatikan persyartan, struktur laporan
dan persyaratan minimal yang diatur dalam
PSAK 1. (par 09)
Entitas berorientasi non laba dapat membuat
penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk
beberapa pos dalam laporan keuangan. Misal:
pembatasan sumber daya (par 10)
Entitas berorientasi non laba dapat membuat
penyesuaian deskripsi yang digunakan atas
laporan keuangan. Misal Judul laporan
perubahan aset neto untuk mencerminkan
fungsi yang lebih sesuai dengan isi laporan
keuangan. (par 11)
Entitas berorientasi nonlaba tetap
mempertimbangkan seluruh fakta dan
keadaan dalam menyajikan laporan keuangan
termasuk catatan atas LK, sehingga tidak
mempengaruhi kualitas informasi yang
disajikan dalam LK.
28. ISAK 35 – Penyajian Laporan Keuangan Entitas
Berorientasi Nonlaba – Kesimpulan
Inkonsistensi
peraturan
PSAK 1 & 45
PSAK 1
dipahami
hanya untuk
EBL
Terminologi
PSAK 1: EBL
(EB sector
public)
EBNL bisa
menyesuaikan
deskripsi PSAK
1
EBNL vs EBL
berbeda
ISAK 35
29. ISAK 35 – Penyajian Laporan Keuangan Entitas
Berorientasi Nonlaba – Ruang Lingkup & Permasalahan
ISAK 35
Pedoman Akt
EBNL
SAK UMUM &
SAK ETAP
Tidak ada
definisi/ kriteria
EBL vs EBNL
Faktor yg
dipertimbang-
kan
SD digunakan
sebanding SD
diberikan
Menghasilkan
produk, tanpa
bertujuan laba, tidak
ada distribusi laba
Tidak ada
kepemilikian;
tidak dapat dijual,
dialihkan, ditebus
30. ISAK 35 – Penyajian Laporan Keuangan
Entitas Berorientasi Nonlaba – Interpretasi
IAS 1 par 5 mengizinkan EBNL menyesuaian deskripsi yang digunakan untuk
beberapa pos yang terdapat dalam LK dan LK sendiri. PSAK 1 tidak memberikan
penjelasan dan contoh lebih penyesuaian tersebut.
Interpretasi dilengkapi contoh ilustrasi Laporan Posisi Keuangan, Laporang
Penghasilan Komprehensif, Laporan Perubahan Aset Neto dan Laporan Arus
Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Contoh dalam interpretasi tidak ditujukan untuk mengilustrasikan seluruh
aspek dari SAK atau mencakup bentuk yang sesuai untuk EBNL. Contoh dapat
berbeda dari kondisi yang terdapat pada EBNL.
31. ISAK 35 – Penyajian Laporan Keuangan Entitas
Berorientasi Nonlaba – Contoh Ilustrasi
Laporan Posisi Keuangan
Menyajian pos penghasilan komprehensif pada bagian aset neto tanpa pembatasan
Menyajikan pos penghasilan komprehensif lain secara tersendiri
Laporan Penghasilan Komprehensif
Kolom tunggal
Menyajikan informasi sesuai dengan klasifikasi aset neto
Laporan Perubahan Aset Neto
Laporan Arus kas
Catatan atas Laporan Keuangan
32. Ilustrasi – Akuntansi untuk Yayasan
Menurut Undang-Undang (UU) No 16 tahun 2001 tentang Yayasan, yayasan
adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan,
dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.
Walaupun memiliki pembina, pengurus, dan pengawas, namun ketiganya
tidak bertindak sebagai pemilik sehingga tidak boleh ada pembagian hasil
usaha kegiatan kepada ketiga pihak tersebut.
Pengurus yayasan memiliki kewajiban untuk menyusun laporan secara tertulis
yang memuat sekurang-kurangnya laporan keadaan dan kegiatan yayasan dan
laporan keuangan.
33. Ilustrasi – Akuntansi untuk Yayasan
Yayasan yang wajib diaudit menurut UU No. 28 tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No. 16
tahun 2001 adalah yayasan yang menerima bantuan negara, luar negeri, atau pihak lain sebesar
lebih dari 500 juta atau memiliki aset di luar harta wakaf lebih dari 20 milyar.
Yayasan tersebut harus menyusun laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku dan ikhtisar laporan tersebut harus diumumkan dalam surat kabar.
Hasil audit disampaikan kepada pembina yayasan dan ditembuskan kepada menteri dan instansi
terkait.
Undang-Undang Pajak Penghasilan menempatkan yayasan sebagai salah satu bentuk badan yang
merupakan subjek pajak.
Atas surplus yayasan dikenakan pajak penghasilan.
Namun, khusus untuk yayasan pendidikan, jika hasil usaha digunakan untuk melakukan investasi,
maka surplus tersebut tidak dikenakan pajak. Untuk tujuan ini yayasan wajib menyampaikan surat
pemberitahuan pajak, walaupun dalam satu tahun pajak mungkin tidak ada pajak yang dibayarkan.
34. Ilustrasi – Akuntansi untuk Yayasan
Mengikuti ketentuan dalam PSAK 45 (sekarang ISAK 35) dalam pelaporan dan SAK ETAP atau
SAK Umum tergantung akuntabilitasnya.
Pengurus dan anggota tidak berhak atas ekuitas yayasan sehinggaa ekuitas yayasan disebut
aset bersih.
Aset bersih dikategorikan aset neto tidak terikat, terikat temporer dan tidak terikat.
Laporan keuangan: laporan aktivitas, laporan posisi keuangan (neraca), laporan perubahan
aset neto, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Jika dalam yayasan tersebut tidak ada pemisahan aset neto karena semua tidak terikat maka
dapat disajikan hanya aset neto.
Pencatatan mengikuti jenis usaha yayasan
35. Ilustrasi – Akuntansi untuk Yayasan
Referensi yang digunakan untuk menyusun pedoman kebijakan akuntansi ini didasarkan pada
referensi yang relevan, adapun referensi itu antara lain:
Standar Akuntansi Keuangan efektif per 1 Januari 2020;
Peraturan Perundang-undangan yang relevan dengan Yayasan;
Praktik akuntansi yang berlaku umum.
Laporan Keuangan
Kebijakan Akuntansi Signifikan
Kebijakan Akuntansi Akun
36. Ilustrasi – Akuntansi untuk Yayasan
Laporan Keuangan
• Laporan Posisi Keuangan;
• Laporan Aktivitas;
• Laporan Perubahan Aset Neto;
• Laporan Arus Kas;
• Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan Keuangan ISAK 35 - Ilustrasi.xlsx
37. Ilustrasi – Akuntansi untuk Yayasan
Kebijakan Akuntansi Signifikan: Referensi
PSAK No. 1 (revisi 2013): Penyajian Laporan Keuangan;
PSAK No. 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas;
PSAK No. 3 (revisi 2016): Laporan Keuangan Interim;
PSAK No. 7 (revisi 2010): Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi;
PSAK No. 8 (revisi 2010): Peristiwa setelah Periode Pelaporan;
PSAK No. 10 (revisi 2010): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing;
PSAK No. 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan;
PSAK 48 (revisi 2014): Penurunan Nilai Aset;
PSAK 57 (revisi 2014): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi;
PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar;
PSAK 73: Sewa;
ISAK No. 35: Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba.
38. Kebijakan Akuntansi Signifikan
Penyajian Laporan Keuangan
Tujuan Laporan Keuangan
Komponen Laporan Keuangan
Bahasa Laporan Keuangan
Mata Uang Pelaporan
Periode Pelaporan
Penyajian secara wajar
Kepatuhan terhadap SAK
Konsistensi Penyajian
Materialitas & Agregasi
Saling Hapus
Informasi Komparatif
Laporan Keuangan Interim
Kebijakan Akuntansi
Penggunaan Estimasi
Transaksi Pihak Berelasi
Provisi, Liabilitas Kontinjensi, & Aset Kontinjensi
Peristiwa setelah Periode Pelaporan
Depresiasi & Amortisasi
Penurunan Nilai
Pengukuran Nilai Wajar
Ilustrasi – Akuntansi untuk Yayasan