An Introduction To LTE memberikan penjelasan singkat tentang arsitektur jaringan LTE, protokol radio interface, modulasi dan multiplexing yang digunakan, serta perencanaan link budget untuk menentukan cakupan sel. Dokumen ini membahas konsep dasar teknologi LTE mulai dari evolusi, tujuan, komponen jaringan hingga teknik-teknik pendukungnya.
Dasar Telekomunikasi - Slide week 10 - pensinyalanBeny Nugraha
1. Pensinyalan adalah proses pertukaran sinyal antar komponen jaringan telekomunikasi untuk membentuk, memelihara, dan memutuskan koneksi. 2. Ada dua jenis pensinyalan utama yaitu pensinyalan pelanggan-sentral dan pensinyalan antarsentral. 3. Pensinyalan diklasifikasikan berdasarkan fungsinya menjadi pensinyalan pengawasan, pendaftaran, dan audibel-visual.
Laporan praktikum ini membahas konfigurasi TCP/IP pada dua komputer yang dihubungkan melalui kabel cross. Langkah-langkahnya meliputi pengaturan alamat IP yang berbeda pada masing-masing komputer, serta pengujian konektivitas menggunakan perintah ping yang menunjukkan kedua komputer dapat terhubung.
Desain FTTH menjelaskan konsep dasar jaringan FTTH mulai dari feeder network, distribution network, hingga drop cable network. Dokumen ini juga menjelaskan komponen-komponen penting dalam desain FTTH seperti ODF, ODC, ODP, serta standar-standar yang digunakan."
Makalah ini membahas tentang sistem komunikasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK). QPSK adalah salah satu jenis modulasi digital Phase Shift Keying yang memiliki empat fase yang berbeda untuk mewakili dua bit input. Makalah ini menjelaskan proses modulasi, demodulasi, dan komponen-komponen pada modulator dan demodulator QPSK."
Dasar Telekomunikasi - Slide week 10 - pensinyalanBeny Nugraha
1. Pensinyalan adalah proses pertukaran sinyal antar komponen jaringan telekomunikasi untuk membentuk, memelihara, dan memutuskan koneksi. 2. Ada dua jenis pensinyalan utama yaitu pensinyalan pelanggan-sentral dan pensinyalan antarsentral. 3. Pensinyalan diklasifikasikan berdasarkan fungsinya menjadi pensinyalan pengawasan, pendaftaran, dan audibel-visual.
Laporan praktikum ini membahas konfigurasi TCP/IP pada dua komputer yang dihubungkan melalui kabel cross. Langkah-langkahnya meliputi pengaturan alamat IP yang berbeda pada masing-masing komputer, serta pengujian konektivitas menggunakan perintah ping yang menunjukkan kedua komputer dapat terhubung.
Desain FTTH menjelaskan konsep dasar jaringan FTTH mulai dari feeder network, distribution network, hingga drop cable network. Dokumen ini juga menjelaskan komponen-komponen penting dalam desain FTTH seperti ODF, ODC, ODP, serta standar-standar yang digunakan."
Makalah ini membahas tentang sistem komunikasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK). QPSK adalah salah satu jenis modulasi digital Phase Shift Keying yang memiliki empat fase yang berbeda untuk mewakili dua bit input. Makalah ini menjelaskan proses modulasi, demodulasi, dan komponen-komponen pada modulator dan demodulator QPSK."
1. Gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 1 mm hingga 1 m dan frekuensi antara 300 MHz hingga 300 GHz.
2. Gelombang mikro banyak dimanfaatkan untuk telekomunikasi, pemanasan, radar, dan navigasi karena mampu mentransmisikan sinyal dalam jarak jauh dengan bandwidth tinggi.
3. Terdapat dua jenis gelombang mikro, yaitu terrestial microwave yang menggunakan parabola dan
Balun (Perekayasaan Instalasi Sistem Antena Penerima)Lazimatul A
Dokumen ini membahas tentang balun, yaitu alat yang digunakan untuk menyesuaikan impedansi antara antena dan kabel koaksial. Balun terdiri dari gulungan kawat di atas inti ferit atau udara, dan digunakan untuk menghubungkan antena yang seimbang dengan kabel koaksial yang tidak seimbang. Balun memiliki beberapa kelebihan seperti meningkatkan kinerja antena, mengurangi gangguan televisi dan radiasi tidak diinginkan. Ada
Menjelaskan tentang apa itu modulasi dan jenis-jenis modulasi.
Disini hanya berisi mengenai Ampitude Modulation(AM) saja, tidak ada Frequency Modulation (FM), Phase Modulation (PM), dan lain sebagainya.
Amplitude Modulation (AM) merupakan teknik modulasi gelombang pertama yang masih digunakan hingga saat ini.
Dokumen tersebut membahas tiga faktor penting dalam penyaluran listrik yaitu kualitas, ekonomis, dan keandalan. Dokumen juga menjelaskan sistem SCADA yang digunakan untuk pengawasan dan pengendalian peralatan listrik dari jarak jauh dengan tingkat keandalan dan kualitas yang tinggi serta tetap menjaga faktor ekonomis. Sistem SCADA terdiri dari Master Station, Remote Terminal Unit, dan saluran komunikasi untuk menghubungkan keduanya.
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasiBeny Nugraha
Modul ini membahas tentang definisi informasi dan cara mengukurnya berdasarkan teori informasi Claude Shannon. Informasi didefinisikan sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya. Nilai informasi diukur dalam bit yang bergantung pada kemungkinan terjadinya suatu simbol. Kapasitas saluran ditentukan oleh bandwidth dan rasio signal terhadap noise, sesuai rumus C = B log2(1+S/N).
SS7 merupakan standar pensinyalan jaringan PSTN yang direkomendasikan ITU untuk pensinyalan antar sentral secara digital, menggunakan kanal tersendiri untuk signaling dan memungkinkan transmisi digital.
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerakampas03
Dokumen tersebut membahas arsitektur sistem komunikasi bergerak khususnya sistem GSM yang terdiri dari tiga subsistem yaitu radio subsystem, jaringan dan switching subsystem, serta operation subsystem. Radio subsystem meliputi elemen-elemen seperti BTS, BSC, MS. Sedangkan jaringan dan switching subsystem meliputi MSC, HLR, VLR yang berperan dalam penyambungan serta pengelolaan lokasi pelanggan.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar protokol TCP/IP yang merupakan kumpulan protokol standar untuk berkomunikasi antar komputer di internet. TCP/IP memungkinkan berbagai jenis komputer dan sistem operasi untuk saling terhubung. Dokumen ini juga menjelaskan sejarah, arsitektur, protokol-protokol pokok, dan cara kerja TCP/IP."
Dokumen tersebut membahas tentang propagasi gelombang radio, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti cuaca dan fenomena luar angkasa. Ada empat jenis propagasi yaitu ruang bebas, antar dua titik di bumi, ionosfer, dan troposfer. Propagasi dipengaruhi oleh frekuensi gelombang dan memiliki pengaruh terhadap kualitas sinyal yang diterima.
Long Term Evolution (LTE) is the next generation of mobile broadband technology that provides higher data rates and network throughput compared to 3G. LTE networks use OFDM and SC-FDMA for downlink and uplink, respectively, along with MIMO and an all-IP architecture to improve performance. The network elements include eNBs, SGWs, PDN GWs and MMEs. For operators, LTE provides an opportunity to increase ARPU through new applications and services while decreasing CCPU through an all-IP infrastructure. Mass deployment of LTE is expected to begin around 2012, with LTE Advanced enabling data rates up to 1 Gbps.
1. Gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 1 mm hingga 1 m dan frekuensi antara 300 MHz hingga 300 GHz.
2. Gelombang mikro banyak dimanfaatkan untuk telekomunikasi, pemanasan, radar, dan navigasi karena mampu mentransmisikan sinyal dalam jarak jauh dengan bandwidth tinggi.
3. Terdapat dua jenis gelombang mikro, yaitu terrestial microwave yang menggunakan parabola dan
Balun (Perekayasaan Instalasi Sistem Antena Penerima)Lazimatul A
Dokumen ini membahas tentang balun, yaitu alat yang digunakan untuk menyesuaikan impedansi antara antena dan kabel koaksial. Balun terdiri dari gulungan kawat di atas inti ferit atau udara, dan digunakan untuk menghubungkan antena yang seimbang dengan kabel koaksial yang tidak seimbang. Balun memiliki beberapa kelebihan seperti meningkatkan kinerja antena, mengurangi gangguan televisi dan radiasi tidak diinginkan. Ada
Menjelaskan tentang apa itu modulasi dan jenis-jenis modulasi.
Disini hanya berisi mengenai Ampitude Modulation(AM) saja, tidak ada Frequency Modulation (FM), Phase Modulation (PM), dan lain sebagainya.
Amplitude Modulation (AM) merupakan teknik modulasi gelombang pertama yang masih digunakan hingga saat ini.
Dokumen tersebut membahas tiga faktor penting dalam penyaluran listrik yaitu kualitas, ekonomis, dan keandalan. Dokumen juga menjelaskan sistem SCADA yang digunakan untuk pengawasan dan pengendalian peralatan listrik dari jarak jauh dengan tingkat keandalan dan kualitas yang tinggi serta tetap menjaga faktor ekonomis. Sistem SCADA terdiri dari Master Station, Remote Terminal Unit, dan saluran komunikasi untuk menghubungkan keduanya.
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasiBeny Nugraha
Modul ini membahas tentang definisi informasi dan cara mengukurnya berdasarkan teori informasi Claude Shannon. Informasi didefinisikan sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya. Nilai informasi diukur dalam bit yang bergantung pada kemungkinan terjadinya suatu simbol. Kapasitas saluran ditentukan oleh bandwidth dan rasio signal terhadap noise, sesuai rumus C = B log2(1+S/N).
SS7 merupakan standar pensinyalan jaringan PSTN yang direkomendasikan ITU untuk pensinyalan antar sentral secara digital, menggunakan kanal tersendiri untuk signaling dan memungkinkan transmisi digital.
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerakampas03
Dokumen tersebut membahas arsitektur sistem komunikasi bergerak khususnya sistem GSM yang terdiri dari tiga subsistem yaitu radio subsystem, jaringan dan switching subsystem, serta operation subsystem. Radio subsystem meliputi elemen-elemen seperti BTS, BSC, MS. Sedangkan jaringan dan switching subsystem meliputi MSC, HLR, VLR yang berperan dalam penyambungan serta pengelolaan lokasi pelanggan.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar protokol TCP/IP yang merupakan kumpulan protokol standar untuk berkomunikasi antar komputer di internet. TCP/IP memungkinkan berbagai jenis komputer dan sistem operasi untuk saling terhubung. Dokumen ini juga menjelaskan sejarah, arsitektur, protokol-protokol pokok, dan cara kerja TCP/IP."
Dokumen tersebut membahas tentang propagasi gelombang radio, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti cuaca dan fenomena luar angkasa. Ada empat jenis propagasi yaitu ruang bebas, antar dua titik di bumi, ionosfer, dan troposfer. Propagasi dipengaruhi oleh frekuensi gelombang dan memiliki pengaruh terhadap kualitas sinyal yang diterima.
Long Term Evolution (LTE) is the next generation of mobile broadband technology that provides higher data rates and network throughput compared to 3G. LTE networks use OFDM and SC-FDMA for downlink and uplink, respectively, along with MIMO and an all-IP architecture to improve performance. The network elements include eNBs, SGWs, PDN GWs and MMEs. For operators, LTE provides an opportunity to increase ARPU through new applications and services while decreasing CCPU through an all-IP infrastructure. Mass deployment of LTE is expected to begin around 2012, with LTE Advanced enabling data rates up to 1 Gbps.
The document provides an overview of LTE (Long Term Evolution) network architecture and transmission schemes. It describes the simplified LTE network elements including eNB, MME, S-GW and P-GW. It explains the downlink transmission scheme using OFDMA and reference signal structure. It also covers uplink transmission using SC-FDMA, control and data channels as well as frame structure in both FDD and TDD modes.
Describes key network elements and interfaces of LTE architecture. The steps of LTE/EPC Attach procedure are also illustrated.
Video at: https://www.youtube.com/playlist?list=PLgQvzsPaZX_bimBc5Wu4m6-cVD4bZDav9
This document provides an overview of 4G LTE technology. It discusses key LTE concepts such as OFDM and MIMO used in the downlink and uplink, as well as requirements for IMT-Advanced systems. It describes the 3GPP releases that specified LTE and LTE-Advanced standards and components of the LTE network architecture including the E-UTRAN, EPC, and interfaces between nodes. The document also provides explanations of OFDM, MIMO, SC-FDMA, and the LTE physical layer frame structure and resource grid. Special features introduced in LTE-Advanced like carrier aggregation and relaying are also summarized.
The document discusses 4G LTE drive testing. It describes the necessary equipment for drive testing including a notebook, GPS, and LTE dongle. It outlines key LTE radio parameters that are measured like PCI, RSRP, SINR, and MIMO. It also discusses measuring UE state information, throughput, and LTE access procedures including attach requests, random access failures, and E-RAB failures. Finally, it compares the impact of ANR capabilities versus UE capabilities on measuring neighboring cells within and between eNodeBs.
LTE was developed to meet increasing demands for mobile data traffic by improving key metrics like latency, throughput, capacity and coverage compared to HSPA. It features flexible bandwidths up to 20MHz, simplified network architecture, advanced antenna techniques and OFDMA/SC-FDMA based access for downlink and uplink respectively. LTE supports peak rates of 300Mbps downlink and 75Mbps uplink depending on UE category and bandwidth. It adopts an all-IP flat architecture with simplified all-packet based transmission procedures.
This document provides an overview of LTE architecture and interfaces. It begins with a brief history of 3GPP and IEEE standards evolutions leading to LTE. It then discusses the key capabilities and performance targets of LTE such as higher data rates, lower latency, and improved spectrum efficiency. The document outlines the LTE system architecture including the Evolved UTRAN and Evolved Packet Core. It describes the network interfaces between these components and other 3GPP networks for interworking and roaming. In summary, the document covers the evolution and standardization history driving LTE, its important technical capabilities, and high-level network architecture.
This document provides guidelines for LTE radio frequency (RF) network optimization. It describes the network optimization process including single site verification and RF optimization. Key aspects of RF optimization covered include preparing for optimization by collecting data, analyzing problems related to coverage, signal quality and handover success rate, and adjusting parameters like transmit power, antenna tilts and neighboring cell configurations. Common issues addressed are weak coverage, coverage holes, lack of a dominant cell, and cross coverage between cells. Optimization methods and specific cases are presented to resolve different problems.
This document outlines an agenda for a presentation on LTE basics and advanced topics. The presentation will cover LTE fundamentals including frame structures, reference signals, physical channels, signal processing architecture, and UE categories. It will then discuss advanced LTE topics such as MIMO modes, precoding techniques, CQI reporting, and LTE-Advanced developments. Diagrams and explanations are provided on key aspects of the LTE physical layer such as OFDMA transmission schemes, frame formats, reference signal patterns, and the transmitter and receiver processing chains.
The document discusses how to characterize and dimension user traffic in 4G networks. It describes how to define data traffic in terms of data speed and data tonnage. Data speed is the rate at which data is transferred, while data tonnage refers to the total amount of data exchanged. The document provides examples of data speed metrics used in 3GPP standards and outlines factors to consider when calculating expected data usage per subscriber based on typical mobile application usage patterns and available data plans. Dimensioning user traffic accurately is important for designing 4G networks to meet capacity demands.
Review journal CA pRNG with global loop non-uniform rule controldaraaulia Feryando
CA(Cellular Automaton) adalah pemodelan sistem secara otomatis. Penggunaan CA yang dikombinasi dengan pRNG mampu menghasilkan keacakan yang baik untuk diterapkan pada sebuah prosesor. Pada review jurnal ini, CA pRNG diterapkan pada hardware atau tepatnya pada FPGA.
The document discusses link budgets used for dimensioning and planning radio networks. It provides examples of uplink link budgets for different data rates (500 kbps, 1 Mbps, 2 Mbps). Key elements of the uplink link budgets include transmit power, bandwidth, noise floor, SINR requirements, and maximum allowed path loss. Building penetration loss and other factors are accounted for to determine coverage requirements for indoor users. The maximum allowed path loss results can indicate whether the network will be uplink or downlink limited.
The document discusses adaptive technology such as the VisionKey System, which allows individuals with physical disabilities to control a computer using eye movements. It is intended for patients with conditions like traumatic brain injury, ALS, cerebral palsy, or quadriplegia. The VisionKey System tracks a user's eye gaze to select items onscreen. It has benefits like portability, compatibility with Mac and PC, and flexibility of use in different positions. Features include a wheelchair mount, compatibility with most software, and a built-in battery charger. The basic system costs around $6,300 and includes various accessories. Adaptive technologies provide new modes of learning for people who otherwise may not have access.
This document proposes Michael Ding's vision for the PDCP program for 2014-2015. The proposal outlines a mission of developing professional and leadership skills through real-life consulting experiences. It identifies key aspects of excellence, teamwork, vision, respectful communication. Potential client partners are identified, including Voices.com, Sun Life Financial, Shopify, and Rtraction. A timeline is proposed with the first semester focusing on Sun Life Financial and the second semester having more comprehensive experiences potentially with Voices.com or Rtraction. A standard consultant schedule is outlined along with potential risks and mitigation strategies like assigning executive directors early and workshops. The proposal emphasizes excellence through intention, effort and execution.
The document discusses how to integrate femtocell access point (FAP) functionality into other consumer premises equipment through an integrated device approach. It outlines five key steps: 1) determining which devices to integrate FAP functionality into, 2) maximizing the benefits of integration, 3) identifying the radio access network technology, 4) integrating new software elements, and 5) choosing the right hardware platform and partner. Integrating FAP functionality can reduce costs, improve services, and help operators provide a "quad play" bundle of fixed and mobile voice, broadband internet, and IPTV.
Teknologi UMTS merupakan evolusi generasi ketiga jaringan seluler yang menggunakan teknik akses CDMA dan standar WCDMA. UMTS memungkinkan layanan multimedia berkecepatan tinggi seperti video call, video streaming, dan akses internet cepat melalui jaringan inti, UTRAN, dan perangkat pengguna.
Tiga kalimat:
Dokumen membahas revolusi komunikasi komputer pada 1980-an yang menghilangkan perbedaan antara komputer dan komunikasi data, serta penyatuan sumber informasi global melalui sistem publik tunggal. Dokumen juga membahas model-model arsitektur jaringan komputer seperti model tiga lapis dan model OSI tujuh lapis beserta protokol dan jenis jaringannya.
Dokumen tersebut membahas tentang Wide Area Network (WAN) yang mencakup kapasitas, jenis, topologi, tantangan, komponen dasar, protokol seperti point-to-point links, circuit switching, message switching, packet switching, jaringan X.25, dan protokol High Level Data Link Control (HDLC).
1. Menguraikan pengertian physical layer dan data link layer sebagai dua lapisan terendah dalam model OSI.
2. Mengulas fungsi dan protokol pada masing-masing lapisan seperti frame, error detection, dan flow control.
3. Menjelaskan beberapa topik terkait seperti ISDN, radio selular, satelit komunikasi, dan contoh protokol data link.
1. Dokumen tersebut membahas tentang physical layer dan data link layer pada model OSI.
2. Physical layer berfungsi untuk menentukan karakteristik kabel yang digunakan untuk menghubungkan komputer dalam jaringan.
3. Data link layer bertugas mentransfer data antar node jaringan dan mendeteksi serta memperbaiki kesalahan pada lapisan fisik.
Teknologi komunikasi memungkinkan pengolahan dan pengiriman data antar tempat dengan alasan efisiensi, pembagian tugas, dan transaksi jarak jauh. Media transmisi data meliputi kabel dan gelombang elektromagnetik, sementara unsur-unsur komunikasi mencakup sumber, media, dan penerima data.
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan area luas (WAN) dan protokol-protokol yang digunakannya seperti PPP, X.25, Frame Relay, dan ATM. WAN memungkinkan transmisi data jarak jauh secara geografis antar negara atau benua menggunakan teknologi seperti komunikasi publik, leased, atau pribadi. Protokol-protokol tersebut mendefinisikan format frame dan lapisan jaringan untuk mentransfer data melalui WAN.
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan area luas (WAN) dan protokol-protokol yang digunakan untuk mengatur penggunaannya. WAN mencakup area yang luas secara geografis dan sering menggunakan fasilitas transmisi umum. Protokol yang digunakan di antaranya PPP, HDLC, Frame Relay, dan ATM. Ada tiga kategori koneksi WAN yaitu dedicated point-to-point, circuit-switched, dan packet-switched.
Makalah ini membahas tentang beberapa teknologi komunikasi data, yaitu Asynchronous Transfer Mode (ATM), Virtual Private Network (VPN), sirkuit switching, packet switching, Frequency Division Multiplexing (FDM), dan Time Division Multiplexing (TDM). ATM merupakan teknologi switching berbasis sel yang memungkinkan transfer data dengan ukuran tetap. VPN menyediakan jaringan virtual privat melalui internet publik. Sirkuit switching menggunakan jalur tetap sedangkan packet switching memecah data menjadi paket. FDM dan
7. Architecture
eNB merupakan BS (Base Station) pada LTE yang mengatur UE pada satu
atau banyak cell.
UE merupakan perangkat atau terminal pelanggan yang berupa headset untuk
mengirim atau menerima informasi
E-NodeB
9. Architecture
• Mengatur jalan dan meneruskan data yang berupa packet dari setiap user
• Sebagai Penghubung antara UE dengan eNodeB pada waktu terjadi inter-
handover.
• Sebagai penghubung antara teknologi LTE dengan teknologi 3GPP lain (2G dan
3G)
S-GW
11. Architecture
• HSS merupakan tempat penyimpanan data pelanggan untuk semua data permanen user.
• Sebagai server database yang dipelihara secara terpusat pada premises home operator
• Melokukan koneksi dengan setiap MME pada semua jaringan
HSS
12. LTE Layers
Berdasarkan fungsinya layer pada LTE terbagi menjadi 3 macam yaitu :
Layer 3 : Radio Resource Control (RRC)
Layer 2 : Radio Link Control (RLC), Medium Access Control (MAC)
Layer 1 : Physical Layer.
13. LTE Layers
Layer 3 : Radio Resource Control (RRC)
Fungsi utama RRC adalah pembentukan, pemeliharaan dan pelepasan koneksi RRC
antara UE dan E-UTRAN, managemen QoS, moilitas fungsi pendirian, konfigurasi,
pemeliharaan dan pelepasan point to point radio bearer.
Layer 2 : Radio Link Control (RLC), Medium Access Control (MAC)
Fungsi utama RLC adalah koreksi kesalahan melalui ARQ, retransmisi, pembentukan
kembali RLC, deteksi dan pemulihan kesalahan protocol, mengirim PDU ke layer
atasnya,
Layer 1 : Physical Layer.
Fungsi Physical Layer adalah ddeteksi kesalahn pasa saluran transportasi dan indikasi ke
layer yang lebih tinggi, modulasi dan demodulasi, sinkronisasi waktu dan frekuensi,
pengolahan rasio frekuensi, MIMO processing.
15. Logic Channels
Kanal logic adalahkanal yang
berfungsi menghubungkan layer
MAC dengan layer RLC. Kanal logic
terbagi 3 fungsi utama yaitu :
- Common Control Channel (CCCH)
Digunakan untuk informasi random access,
missal aksi – aksi yang terikat dengan
pembuatan koneksi.
- Dedicated Control Channel (DCCH)
Digunakan untuk membawa informasi control
spesifik dari user, misalnya dipergunakan
untuk proses handover.
- Dedicated Traffic Channel (DTCH)
Digunakan untuk transmisi data user.
Kanal logic terdiri dari : Kanal Kontrol
dan Kanal Traffic.
Kanal Kontrol, terdiri dari :
- Paging Control Channel (PCCH)
PCCH adalah kanal yang berfungsi mentransfer
informasi paging dan pemberitahuan perubahan
system informasi dan digunakan untuk peging
ketika jaringan tidak tahu lokasi sel UE.
- Broadcast Control Channel (BCCH)
BCCH adalah kanal yang berfungsi
menyediakan informasi system untuk semua
terminal mobile terhubung ke eNodeB tersebut
dan sebuah kanal downlink untuk broadcast
informasi system pengendalian.
- Common Control Channel (CCCH)
CCCH adalah kanal yang digunakan untuk
mengirim informasi control antara UE dan
jaringan pada saat UE tidak mempunyai koneksi
RRC
16. Logic Channels (2)
- Multicast Control Channel (MCCH)
MCCH adalah kanal yang digunakan untuk
mengirim informasi control dari jaringan ke UE,
untuk salah satu atau beberapa MTCHs dan kanal
ini hanya digunakan oleh UE yang menerima
MBM3
- Dedicated Control Channel (DCCH)
DCCH adalah kanal yang mentransmisikan
informasi control antara UE dan jaringan pada saat
UE mempunyai koneksi RRC (dedicated) dan
membawa informasi control yang spesifik, misalnya
informasi mengenai power control, handover dll.
Sedangkan Kanal Trafik terdiri dari:
- Multicast Traffic Channel (MTCH)
Merupakan kanal point to multipoint yang
digunakan untuk mengirim trafik data dari jaringan
ke UE saat UE menerima MBMS
- Dedicated Traffic Channel (DTCH)
Merupakan kanal point to point yang digunakan
untuk mengirim trafik data dari jaringan ke UE dan
sebaliknya
17. Transport Channels
- Paging channel (PCH)
PCH adalah kanla yang di broadcast ke
seluruh area sel dan mendukung UE
discontinuous reception (DRx) guna
penghematan daya pada UE.
- Broadcast Channel (BCH)
BCH adalah kanal yang dipetakan ke BCCH
dan di-broadcast ke seluruh area sel
- Muticast Channel (MCH)
MCH adalah kanal broadcast yang
mendukung MBSFN
- Downlink Shared Channel (DL-SCH)
DL-SCH adalah kanal yang digunakan untuk
transfer data, mendukung dinamis dan semi
statis alokasi radio resource, mendukung
AMC, HRQ dan discontinuous reception
(DRx)
- Uplink Shared Channel (UL-SCH)
Kanal utama untuk transfer data uplink dan
digunakan oleh banyak kanal logic.
- Random Access Channel (RACH)
Digunakan untuk kebutuhan random access.
2. Kanal transport :
Kanal transport adalah kanal yang berfungsi menghungkan layer MAC dengan layer fisik.
Kanal transport arah downlink terdiri dari : Kanal Transport untuk arah uplink terdiri dari
:
18. Physical Channels
- Physical Downlink Shared Channel
(PDSCH)
Digunakan untuk transfer data secara unicast
dan mendukung AMC (QPSK, 16 QAM dan 64
QAM)
- Physical Downlink Control Channel
(PDSCH)
Berfungsi untuk menginformasikan alokasi
resource (PCH dan DL-SCH) dan HARQ yang
berhubungan dengan DL-SCH, mendukung
modulasi QPSK
- Downlink Shared Channel (DL-SCH)
Digunakan untuk transfer data, mendukung
dinamis dan semi statis alokasi radio resource,
mendukung AMC, HRQ dan discontinuous
reception (DRx)
-Physical HARQ Indicator Channel (PHICH)
Digunakan melaporkan HARQ status, membawa
HARQ ACK / NACK, mendukung modulasi
QPSK.
- Physical Broadcast Channel (PBCH)
Digunakan untuk membawa informasi UE yang
meminta akses jaringan dan mendukung
modulasi QPSK.
sel dan mendukung UE discontinuous reception
(DRx) guna penghematan daya pada UE.
- Broadcast Channel (BCH)
BCH adalah kanal yang dipetakan ke BCCH dan
di-broadcast ke seluruh area sel
- Muticast Channel (MCH)
MCH adalah kanal broadcast yang mendukung
MBSFN
3. Kanal Fisik
Berfungsi menghubungkan layer physic dengan transceiver. Kanal fisik arah downlink
terdiri dari :
19. Physical Channels
Kanal Fisik arah uplink terdiri dari :
- Physical Radio Access Channel (PRACH)
Adalah kanal yang digunakan sebagai fungsi akses random
- Physical Uplink Control Channel (PUCCH)
Adalah kanal yang berfungsi mengirim ARQ acknowledgement, laporan CQI, permintaan
scheduling mendukung untuk implementasi modulasi BPSK dan QPSK
- Physical Uplink Shared Channel (PUSCH)
Adalah kanal yang berfungsi untuk transfer data arah uplink.
21. • LTE Air Interface dikenal sebagai E-UTRA (Evolved-Universal Terresterial
Radio Access)
• U : User to Network
u : berarti Universal.
Uu Interfaces
22. Radio Interfaces Protocol
• E-UTRA menghubungkan User
Equipment (UE) dengan eNB.
• Control plane oleh RRC (Radio Resource
Control) -> membawa signalling antara
UE dengan eNB.
• Control plane oleh NAS (Non Access
Stratum) yang membawa signalling
dari UE ke MME (Mobility Management
Entity).
• User Plane -> mengirimkan packet data
dari UE ke S-GW (Serving
Gateway) dan PDN-G (Packet Data
Network Gateway).
23. Radio Interfaces Protocol
• S1-MME : Membawa trafik control plane antara EUTRAN dan MME
• S1-U : Membawa trafik bearer plane/user plane antara eNodeB dan SGW
• S11 : Membawa trafik control antara MME dan SGW untuk fungsi session
management
• S5 : Membawa trafik control dan bearer/user antara SGW dan PGW dalam
jaringan yang sama
• S8 : Membawa trafik control dan bearer/user antara SGW dan PGW pada
jaringan yang berbeda
24. Non Access Stratum
• NAS signalling meggunakan service
dari RRC yang kemudian
dimapping ke dalam PDCP. Begitu
juga untuk packet data pada User
Plane, dimapping juga kedalam
PDCP.
25. Radio Resource Control (RRC)
• Radio Resource Control (RRC)
message dikirim antara UE dan eNB
menggunakan service dari PDCP,
RLC, MAC, dan PHY.
• RRC menangani semua signalling
antara UE dan
E-UTRAN, dengan
signalling antara UE dan Core
Network
26. Packet Data Convergence Protocol (PDCP)
LTE mengimplementasikan PDCP
pada User Plane dan Control Plane.
Tidak seperti pada UMTS, dimana
PDCP hanya ada pada User Plane.
Alasan utama PDCP tetap ada
pada LTE adalah karena security
dan integrity.
Pada Control Plane, PDCP
menfasilitasi encrypsy dan integrity
checking pada signalling message
RRC dan NAS.
27. Radio Link Control (RLC)
• RLC protocol ada pada UE dan eNB.
Sesuai dengan namanya, menunjukan
RLC menyediakan "Radio Link" Control.
RLC . Pada dasarnya RLC mendukung
tiga delivery service ke layer yang lebih
tinggi, yaitu:
• TM (Transparent Mode)-Ini memanfaatkan
beberapa interface channel, seperti
broadcast dan paging. Kemudian
menyediakan juga connectionless services
untuk signalling
• UM (Unknowledge Mode)-Ini seperti TM
menyediakan connectionless service,
namun memiliki tambahan fitur
sequencing, segmentation, dan
concatenation.
• AM (Acknowledge Mode)-Ini
menawarkan sebuah layanan ARQ
(Automatic Repeat Request), seperti
retransmission.
28. Medium Access Control (MAC)
• MAC menyediakan interface antara EUTRA protocol dan EUTRA Physical layer.
Berikut detailnya:
• Mapping-MAC memaping informasi yang diterima pada LTE Logical Channel ke
dalam LTE Transport Channel.
29. Medium Access Control (MAC)
• MAC layer dapat melakukan multiplex bearer yang berbeda kedalam
Transport Block (TB) yang sama.
• HARQ (Hybrid Automatic Repeat Request) - MAC memanfaatkan HARQ
untuk menyediakan error correction service.
• Radio Resource Allocation - QOS (Quality of Service) berdasarkan
penjadwalan traffic dan signalling pada pengguna disediakan oleh MAC.
30. Physic
• PHY pada LTE menyediakan channel baru ataupun flexible
channel. Berikut ilustrasi dari fungsi dari Physical Layer
32. LTE Modulation Techniques
• Modulasi merupakan sebuah teknik menumpangkan sinyal
informasi ke sinyal carrier.
• Modulasi yang digunakan pada LTE:
33. LTE Demodulation Techniques
• Sinyal yang teredam dapat
diukur dengan:
• Adanya redaman Sinyal
yang diterima tidak akurat
Menggunakan teknik
symbol estimation:
1. Soft decision
2. Hard decision
𝑃𝐿 =
𝑃𝑅
𝑃 𝑇
34. AMC : Teknologi Pendukung LTE
• AMC atau Adaptive Modulation Coding merupakan teknik modulasi dan
pengkodean sebagai suatu bentuk adaptasi link dengan memanfaatkan CQI
(Channel Quality Indicator):
CQI bagus modulasi berorde & coding rate tinggi
CQI buruk modulasi berorde & coding rate rendah
• Code rate : besar kecilnya bit redundant pada bit informasi. Code rate yang
paling besar bernilai 1 (tidak ada bit redundant)
• Contoh : QPSK ½ setiap 1 bit memiliki 1 bit redundant
• Kelebihan penggunaan AMC:
a. Menyeimbangkan kebutuhan BW
b. Menyeimbangkan kualitas sambungan diukur dari SINR
36. LTE Multiplexing Techniques
• Multiplexing merupakan teknik menggabungkan beberapa sinyal
informasi sebelum dikirimkan
• Teknik multiplexing 4G Orthogonal Frequency Division
Multiplexing (OFDM)
• OFDM dikembangkan dari FDM (teknik multiplexing pada 1G)
• FDM vs OFDM:
Efisiensi spektrum
44. Downlink Data Transmission & Reception
Step 1: Base station mengirim scheduling command dituliskan dalam Downlink
Control Information (DCI) dikirim melalui PDCCH
Step 2: BS mentransmisikan data melalui DL-SCH & PDSCH
Step 3: UE mengirim hybrid ARQ acknowledgement kepada BS sebagai tanda data yang
dikirimkan sudah benar atau belum melalui
45. Uplink Data Transmission & Reception
Step 1: Base station mengirim scheduling command melalui PDCCH
Step 2: UE merespon BS dengan mengirim data informasi yang dibutuhkan melalui UL-
SCH dan PUSCH
Step 3: Jika data yang diterima BS benar, BS mengirim ACK melalui PHICH atau NACK
jika sebaliknya.
57. Link Budget
Alur perencanaan jaringan seluler LTE
Pendimensian
jaringan
Perancanaan
kapasitas dan
cakupan
Pengoptimalan
jaringan
Radio Link
Budget
Penentuan
cakupan
Perkiraan
kapasitas
58. Link Budget
Perencanaan jaringan seluler LTE
Capacity planning Coverage planning
Planning result
analysis
Estimasi jumlah
pelangaan, trafik
pelangaan dan
kapasitas sel.
analisis link
budget dan
model
propagasi.
coverage dan
capacity yang
bisa mencakup
dan melayani
daerah
perencanaan.
a. Perencanaan sel
59. Link Budget
Perencanaan jaringan seluler LTE
b. Perencanaan jaringan LTE
Mulai
Perhitungan jumlah pelanggan
Perhitungan OBQ
Perhitungan kapasitas sel
Perhitungan luas cakupan sel
Perhitungan jari-jari sel
Perhitungan jumlah sel
Perhitungan MAPL
Perhitungan pathloss
Perhitungan daya terima
selesai
c . Perencanaan Transmission Network
d . Perencanaan Core Network
Capacity planning
Estimasi jumlah
pelangaan, trafik
pelangaan dan
kapasitas sel.
60. Link Budget
Planning Coverage
Radio Link Budget
- MAPL (Maximum Allowable path loss)
PL = PT + GT + GR - LS - PR
- lsdk
Coverage planning
analisis link
budget dan model
propagasi.
69. [1] Christopher Cox, An introduction to LTE : LTE, LTE-
advanced, SAE and 4G mobile communications, John Wiley
& Sons, United Kingdom, 2012.
[2] Usman, Uke K., et al, 2011, Fundamental Teknologi Seluler
LTE, Rekayasa Sains: Bandung.
[3] http://teknologi-4g-lte.blogspot.co.id/2015/05/arsitektur-
lte.html
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Data informasi yang dikirim UE ke BS: ukuran transport block, resource block allocation dan modulation scheme.
In one technique, the base station can trigger a non adaptive re-transmissionby sending the mobile a negative acknowledgement on the PHICH. The mobile then re-transmits the data with the same parameters that it used first time around. Alternatively, the base station can trigger an adaptive re-transmissionby
explicitly sending the mobile another scheduling grant. It can do this to change the param-eters that the mobile uses for the re-transmission, such as the resource block allocation or the uplink modulation scheme. If the mobile receives a PHICH acknowledgement and a PDCCH scheduling grant in the same subframe, then the scheduling grant takes priority.
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK
Modulasi khusus yang digunakan pada saat BS mengirimkan sebuah Physical Hybrid ARQ Indicator Channel (PHICH) ke UE BPSK