SlideShare a Scribd company logo
INTRODUCTION




JARINGAN
SYARAF TIRUAN




Arafat, M.Kom
1.1. Jaringan Saraf Biologi
Otak manusia tersusun atas sel-sel saraf atau neuron-neuron yang membentuk jaringan.
Sekumpulan neuron (saraf) yang saling terhubung ini berfungsi untuk memberikan sebuah
tanggapan atas sebuah rangsangan yang mengenainya. Setiap rangsangan memiliki tanggapan-
tanggapan tersendiri dari sebuah neuron tersebut terhadap jenis rangsangan yang
mengenainya.

Sebuah neuron memiliki 3 tipe komponen yaitu dendrit (bagian yang menerima rangsang dari
axon), soma (badan sel saraf) dan axon (bagian sel yang berhubungan dengan dendrit sel saraf
lain dan membentuk simpul yang disebut sinapsis). Dendrit dapat menerima banyak sinyal dari
neuron lain. Sinyal adalah impuls listrik yang dipancarkan menyebrangi celah sinapsis yang
disebabkan proses kimia. Tindakan dari pancaran proses kimia mengubah sinyal yang datang
(secara khas, dengan penskalaan frekuensi sinyal yang diterima). Proses tersebut sama dengan
sifat bobot dalam jaringan saraf tiruan .

Soma, atau badan sel menjumlahkan sinyal yang datang. Ketika masukan cukup diterima, sel
menjadi aktif, saat itulah sel mengirimkan sinyal melaui axonnya ke sel lain. Kejadian ini
menimbulkananggapan bahwa setiap sel saraf berada dalam keadaan aktif atau tidak aktif,
pada setiap satuan waktu. Sehingga pengiriman sinyal dikenali sebagai kode biner.
Kenyataannya, frekuensi dari keadaan aktif bervariasi, sesuai dengan kekuatan sinyal yakni kuat
atau lemah magnitudenya. Pencocokan dengan kode biner ini dilakukan untuk menentukan
tahap-tahap dalam tiap waktu diskrit dan menjumlahkan semua aktivitas (sinyal diterima atau
dikirim) pada tahap tertentu berdasarkan satuan waktu.

Transmisi sinyal dari neuron tertentu disempurnakan dengan hasil kerja energi potensial neuron
yang disebabkan perbedaan konsentrasi ion-ion dari setiap sisi sarung pelindung axon neuron
(sumsum otak manusia). Ion-ion kebanyakan secara langsung melibatkan zat-zat potassium,
sodium dan klorida.

Beberapa fitur penting proses elemen dari jaringan saraf tiruan yang berasal dari cara kerja
jaringan saraf biologi :
a. Elemen pemroses menerima beberapa sinyal.
 b. Sinyal memungkinkan dimodifikasi oleh bobot pada sinapsis penerima.
 c. Elemen pemroses menjumlahkan bobot input.
 d. Dalam lingkungan yang sesuai (jumlah input yang sesuai), neuron mengirimkan output
     tunggal.
 e. Output dari neuron khusus memungkinkan dipindahkan ke beberapa neuron lain (melalui
     cabang axon).

Beberapa fitur jaringan saraf tiruan yang dipelajari dari neuron biologi :

   a. Pemrosesan informasi bersifat lokal (meskipun cara berbeda dalam proses transmisi,
     seperti aksi beberapa hormon, memungkinkan penganjuran cara control proses yang
     bersifat keseluruhan).
   b. Memori terdistribusi :Kekuatan
     1. Memori yang berjangka panjang berada dalam sinapsis neuron atau bobot.
     2. Memori jangka pendek merespon sinyal kiriman oleh neuron.
  c. sinapsis dapat dimodifikasi oleh pengalaman.
  d. Neuron pengirim untuk sinapsis mungkin bersifat pengeksitasi atau penghambat.

Karakteristik penting lain jaringan saraf tiruan yang merupakan bagian dari sistem saraf biologi
adalah toleransi kesalahan/kekurangan data. Sistem saraf biologi memiliki toleransi kesalahan
dalam 2 aspek :

     a. Dapat mengenali banyak input sinyal yang beberapa diantaranya berbeda dengan yang
        pernah dikenali sebelumnya. Sebagai contoh kemampuan manusia untuk mengenali
        seseorang dari suatu gambaran atau mengenali seseorang setelah periode yang lama.
     b. Dapat menerima kerusakan ke dalam sistem saraf itu sendiri.
Manusia memiliki lebih dari 100 trilyun neuron. Kebanyakan diantaranya berada di otak. Jika
terjadi kerusakan pada salah satu bagian, maka akan memungkinkan bagian lain akan
menjalankan fungsi dari neuron yang rusak . Adapun perbandingan kedua jaringan tersebut
dapat dilihat pada gambar 1.1 dan gambar 1.2.
Gambar 1.1 Neuron Biologis




                                Gambar1.2. Neuron Buatan

1.2. DEFINISI JARINGAN SARAF TIRUAN
Jaringan saraf merupakan representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba
mensimulasikan proses pemebelajaran otak manusia tersebut. Istilah buatan digunakan karena
jaringan saraf di implementasikan dengan menggunakan program komputer yang mampu
menyelesaikan sejumlah proses perhitungan selama proses pembelajaran.
Jaringan Saraf Tiruan merupakan sistem pemrosesan informasi yang memiliki karakteristik
kemampuan yang secara umum mirip dengan jaringan saraf biologi. Jaringan saraf tiruan telah
dikembangkan sebagai turunan model matematika dari kesadaran manusia atau saraf biologis,
karena berdasar pada asumsi bahwa:

       a. Pemrosesan informasi terjadi pada beberapa elemen sederhana yang disebut
          neuron.
       b. Sinyal lewat diantara neuron menciptakan jaringan koneksi.
c. Setiap koneksi penghubung memiliki bobot yang terhubung, yang dalam jaringan
             saraf tertentu mengalikan sinyal yang ditransmisikan.
           d. Setiap neuron mempunyai fungsi aktrivasi (biasanya non linier) pada jaringan
             inputnya (jumlah dari bobot sinyal input) untuk menentukan sinyal outputnya.
Karakteristik dari jaringan saraf tiruan adalah :
        a. Pola hubungan antar neuron ( yang menjadi arsitekturnya).
           b. Metode penentuan bobot dalam koneksi (disebut sebagai proses latihan,
             pembelajaran, atau Algoritma ).
           c. Fungsi aktivasi


Jaringan saraf biologis terdiri atas selā€“sel yang disebut neuron. Pada jaringan saraf tiruan, juga
terdapat istilah neuron atau sering disebut unit, sel, node. Setiap neuron terhubung dengan
neuronā€“neuron yang lain melalui layer dengan bobot tertentu. Bobot disini melambangkan
informasi yang digunakan oleh jaringan untuk menyelesaikan persoalan. Pada jaringan saraf
biologis, bobot tersebut dapat dianalogikan dengan aksi pada proses kimia yang terjadi pada
synaptic gap. Sedangkan neuron mempunyai internal state yang disebut aktivasi. Aktivasi
merupakan fungsi dari input yang diterima. Suatu neuron akan mengirimkan sinyal ke neuronā€“
neuron yang lain, tetapi pada suatu saat hanya ada satu sinyal yang dikeluarkan walaupun
sinyal tersebut ditransmisikan ke beberapa neuron yang lain. Sistem jaringan saraf banyak
digunakan dalam berbagai bidang antara lain kedokteran, bisnis, keuangan, maupun
elektronika termasuk pemrosesan sinyal dan sistem kontrol.
Definisi
     Suatu jaringan saraf tiruan memproses sejumlah besar informasi secara paralel dan
terdistribusi, hal ini terinspirasi oleh model kerja otak biologis. Beberapa definisi tentang
jaringan saraf tiruan adalah sebagai berikut di bawah ini.
Hecht-Nielsend (1988) mendefinisikan sistem saraf buatan sebagai berikut:
     "Suatu neural network (NN), adalah suatu struktur pemroses informasi yang terdistribusi
dan bekerja secara paralel, yang terdiri atas elemen pemroses (yang memiliki memori lokal dan
beroperasi dengan informasi lokal) yang diinterkoneksi bersama dengan alur sinyal searah yang
disebut koneksi. Setiap elemen pemroses memiliki koneksi keluaran tunggal yang bercabang
(fan out) ke sejumlah koneksi kolateral yang diinginkan (setiap koneksi membawa sinyal yang
  sama dari keluaran elemen pemroses tersebut). Keluaran dari elemen pemroses tersebut dapat
  merupakan sebarang jenis persamaan matematis yang diinginkan. Seluruh proses yang
  berlangsung pada setiap elemen pemroses harus benar-benar dilakukan secara lokal, yaitu
  keluaran hanya bergantung pada nilai masukan pada saat itu yang diperoleh melalui koneksi
  dan nilai yang tersimpan dalam memori lokal".
  Menurut Haykin, S. (1994), Neural Networks: A Comprehensive Foundation, NY, Macmillan,
  mendefinisikan jaringan saraf sebagai berikut:
       ā€œSebuah jaringan saraf adalah sebuah prosesor yang terdistribusi paralel dan mempuyai
  kecenderungan untuk menyimpan pengetahuan yang didapatkannya dari pengalaman dan
  membuatnya tetap tersedia untuk digunakan. Hal ini menyerupai kerja otak dalam dua hal
  yaitu: 1. Pengetahuan diperoleh oleh jaringan melalui suatu proses belajar. 2. Kekuatan
  hubungan antar sel saraf yang dikenal dengan bobot sinapsis digunakan untuk menyimpan
  pengetahuan.
  Dan menurut Zurada, J.M. (1992), Introduction To Artificial Neural Systems, Boston: PWS
  Publishing Company, mendefinisikan sebagai berikut:ā€œSistem saraf tiruan atau jaringan saraf
  tiruan adalah sistem selular fisik yang dapat memperoleh, menyimpan dan menggunakan
  pengetahuan yang didapatkan dari pengalamanā€.
  DARPA Neural Network Study (1988, AFCEA International Press, p. 60) mendefinisikan jaringan
  saraf buatan sebagai berikut :
       Sebuah jaringan saraf adalah sebuah sistem yang dibentuk dari sejumlah elemen
  pemroses sederhana yang bekerja secara paralel dimana fungsinya ditentukan oleh stuktur
  jaringan, kekuatan hubungan, dan pegolahan dilakukan pada komputasi elemen atau nodes
1.3. KOMPONEN JARINGAN SARAF
  Ada beberapa tipe jaringan saraf, tetapi hampir semuanya memiliki komponenā€“komponen yang
  sama. Seperti halnya otak manusia, jaringan saraf juga terdiri dari beberapa neuron, dan ada
  hubungan antara neuronā€“neuron tersebut. Neuronā€“neuron tersebut akan mentransformasikan
  informasi yang diterima melalui sambungan keluarnya menuju ke neuronā€“neuron yang lain.
  Pada jaringan saraf, hubungan ini dikenal dengan nama bobot. Informasi tersebut disimpan
pada nilai tertentu pada bobot tersebut. Pada gambar 1.3 menunjukkan struktur neuron pada
jaringan saraf.

                  bobot                                        bobot
      Input                         Fungsi aktivasi
      dari
      neuron ā€“
      neuron
                           Ī£                          Output
                                                                       Output ke
                                                                       neuron ā€“
                                                                       neuron
                                                                       yang lain

                  Gambar 1.3 Struktur neuron jaringan saraf
Jika kita lihat, neuron buatan ini sebenarnya mirip dengan sel neuron biologis. Neuron-neuron
buatan tersebut mempunyai cara kerja yang sama pula dengan neuron - neuron biologis.
Informasi (disebut: input) akan dikirim neuron dengan bobot kedatangan tertentu. Input ini
akan diproses suatu fungsi perambatan yang akan menjumlahkan nilaiā€“nilai semua bobot yang
datang. Hasil penjumlahan ini kemudian akan dibandingkan dengan suatu nilai ambang
(threshold) tertentu melalui fungsi aktivasi setiap neuron. Apabila input tersebut melewati
suatu nilai ambang tertentu, maka neuron tersebut akan diaktifkan, tetapi kalau tidak, neuron
tersebut tidak akan diaktifkan. Apabila neuron tersebut diaktifkan, maka neuron tersebut akan
mengirimkan output melalui bobotā€“bobot outputnya ke semua neuron yang berhubungan
dengannya.
       Pada jaringan saraf, neuronā€“neuron akan dikumpulkan dalam lapisanā€“lapisan (layer)
yang disebut dengan lapisan neuron (neuron layers). Biasanya neuronā€“neuron pada satu lapisan
akan dihubungkan dengan lapisanā€“lapisan sebelum dan sesudahnya (kecuali lapisan input dan
lapisan output). Informasi yang diberikan pada jaringan saraf akan dirambatkan dari lapisan ke
lapisan, mulai dari lapisan input sampai ke lapisan output melalui lapisan yang lainnya, yang
sering dikenal dengan nama lapisan tersembunyi (hidden layer). Tergantung pada algoritma
pembelajarannya, bisa jadi informasi tersebut akan dirambatkan secara mundur pada jaringan.
Beberapa jaringan saraf ada juga yang tidak memiliki lapisan tersembunyi, dan ada juga
jaringan saraf dimana neuronā€“neuronnya disusun dalam bentuk matriks.
1.4. BENTUK DAN ARSITEKTUR JARINGAN SARAF TIRUAN
Pada umumnya neuron yang terletak pada lapisan yang sama akan memiliki keadaan sama.
Faktor terpenting dalam menentukan kelakuan suatu neuron adalah fungsi aktivasi dan pola
bobotnya. Pada setiap lapisan yang sama, neuronā€“neuron akan memiliki fungsi aktivasi yang
sama. Apabila neuronā€“neuron dalam suatu lapisan (misalkan lapisan tersembunyi) akan
dihubungkan dengan neuronā€“neuron pada lapisan yang lain (misalkan lapisan output), maka
setiap neuron pada lapisan tersebut (misalkan lapisan tersembunyi) juga harus dihubungkan
dengan lapisan lainnya (misalkan lapisan output). Ada beberapa bentuk arsitektur jaringan saraf
, antara lain:
 1. Jaringan dengan lapisan tunggal (single layer net)
      Jaringan ini hanya memiliki satu lapisan dengan bobotā€“bobot terhubung. Jaringan ini
      menerima input yang kemudian secara langsung akan mengolahnya menjadi output tanpa
      harus melalui lapisan tersembunyi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4:
      Sebuah neuron berinput tunggal diperlihatkan pada gambar 4. Input skalar p dikalikan
      dengan skalar weight w untuk kodisi (bentuk) wp, salah bentuk ini yang dikirim ke dalam
      penjumlah. Input yang lain, 1, adalah dikalikan dengan bias b dan dilewatkan ke dalam
      penjumlah. Output dari penjumlah n sering kali digunakan sebagai input net, yang
      berjalan ke dalam fungsi transfer f , yang menghasilkan output neuron skalar a. (ā€œfungsi
      aktivasiā€ disebut juga       fungsi transfer dan ā€œoffsetā€ disebut juga bias).Bobot w
      berhubungan dengan sebuah kekuatan gabungan dari sel badan yang direpresentasikan
      dengan penjumlahandan fungsi transfer, dan output neuron a mengambarkan signal
      dalam axon

                 inputs   Multiple ā€“input neuron


                                                   ab




                               Gambar 1.4 Neuron berinput tunggal
Output neuron dihitung sebagai berikut

   a ļ€½ f ļ€Øwp ļ€« bļ€©

   Jika untuk sesaat, w ļ€½ 3, p ļ€½ 2   dan    b ļ€½ ļ€­1.5, kemudian

   a ļ€½ f ļ€Ø3ļ€Ø2ļ€© ļ€­ 1.5ļ€© ļ€½ f ļ€Ø4.5ļ€©

   Output nyata bergantung pada fakta-fakta fungsi transfer yang dipilih. Kita akan
   mendiskusikan transfer fungsi dalam bagian berikutnya.

        Bias lebih mirip dengan bobot, kecuali jika mempunyai input konstan 1. Akan tetapi,
   jika kita tidak menginginkan bias di dalam sebuah bagian neuron, bias ini bisa diabaikan.
   Penting untuk w dan b diatur keduanya dalam bentuk neuron berparameter skalar.
   Biasanya fungsi transfer dipilih oleh desainer dan kemudian parameter w dan b akan
   diatur oleh beberapa peraturan pelatihan jadi neuron input atau output yang saling
   berhubunngan ditetapkan terlebih dahulu dengan spesifik tujuan (goal).

2. Jaringan dengan banyak lapisan (multilayer)
        Jaringan ini memiliki satu atau lebih lapisan yang terletak diantara lapisan input dan
   lapisan outputnya (memiliki satu atau lebih lapisan tersembunyi). Jaringan dengan banyak
   lapisan ini dapat menyelesaikan permasalahan yang lebih sulit dari pada jaringan dengan
   lapisan tunggal, tetapi pembelajarannya lebih rumit. Jaringan ini pada banyak kasus lebih
   sukses dalam menyelesaikan masalah. Pada gambar 1.5 menunjukkan jaringan saraf
   multilayer.
Gambar. 1.5 Jaringan saraf multilayer.

                                                                                 NILAI INPUT




                        X                         X                 X
                                                                                    LAPISAN INPUT
                        1                         2                 3
                            V12           V21                 V31
                  V11                                               V32         MATRIX BOBOT KE
                                                 V22

                                                                                1
                                            Z                   Z                   HIDDEN LAYER
                                            1                   2

                                            W1                W2               MATRIX BOBOT

                                                      Y                        KE-2
                                                                                 LAP. OUTPUT




                                                                                    NILAI OUTPUT

1.5 FUNGSI AKTIVASI
           Ada beberapa fungsi aktivasi yang sering digunakan dalam jaringan saraf tiruan [4], antara
   lain:
       1. Fungsi Undak Biner (Hard Limit)
              Fungsi Undak Biner merupakan jaringan lapisan tunggal yang menggunakan fungsi
       undak (step function) untuk mengkonversikan input dari suatu variabel yang bernilai
       kontinyu ke suatu output biner (0 atau 1).



                              0, jika x ā‰¤ 0

                  y=

                              y
                                  1




                                      0                   x
2. Fungsi Undak Biner (Threshold)
    Fungsi undak biner dengan menggunakan nilai ambang sering juga disebut dengan nama
   fungsi nilai ambang (thresholed) atau fungsi Heaviside. Fungsi undak biner (dengan nilai
   ambang Īø) dirumuskan sebagai berikut dan gambarnya dapat dilihat pada gambar 5:



                         0, jika x < Īø

              y=
                     y
                      1



                     0               x
3. Fungsi Bipolar (Symetric Hard Limit)
       Fungsi bipolar dengan Symetric hard limit sebenarnya hampir sama dengan fungsi undak
       biner, hanya saja output yang dihasilkan berupa 1, 0, -1. Fungsi Symetric Hard Limit
       dirumuskan sebagai berikut dan gambarnya dapat dilihat pada gambar 6.




                y = 0, jika x <= 0          y


                y = 1, jika x = 0               1


                y = -1, jika x < 0


                                                0                x


                                                    -1
Gambar 1.6. Fungsi Aktivasi Bipolar (Symetric Hard Limit)


 4. Fungsi Bipolar (dengan threshold)
           Fungsi bipolar dengan threshold sebenarnya hampir sama dengan fungsi undak
     biner, hanya saja output yang dihasilkan berupa 1, 0 atau -1. Fungsi bipolar dengan nilai
     ambang 0 dirumuskan sebagai berikut dan gambarnya dapat dilihat pada gambar 7:hanya
     saja output yang dihasilkan berupa 1, 0, atau ā€“1. Fungsi ini dirumuskan sebagai berikut:
                  y = 0, jika x <= 0              y


                  y = 1, jika x = 0               1


                  y = -1, jika x < 0


                                                      0                   x




                                                          -1


                     Gambar 1.7. Fungsi Aktivasi Bipolar (threshold)


 5. Fungsi Linear (Identitas)
       Fungsi ini memiliki nilai output yang sama dengan nilai inputnya, dirumuskan sebagai
       berikut:
       Y=x


6. Fungsi Saturating Linear
        Fungsi ini akan bernilai 0 jika inputnya kurang dari ā€“Ā½, dan akan bernilai 1 jika
   inputnya lebih dari Ā½. Sedangkan jika nilai input terletak antara -Ā½ dan Ā½, maka outputnya
   akan bernilai sama dengan nilai inputnya ditambah Ā½. Fungsi saturating linear ini
   dirumuskan sebagai berikut:
ļƒ¬1         jika      xļ‚³0
    ļƒÆ
Y ļ€½ ļƒ­0          jika     x ļ‚£ ļ€­0.5
    ļƒÆ x ļ€« 0.5             ļ€­ 0.5 ļ‚£ x ļ‚£ 0.5
    ļƒ®            jika
7. Fungsi Symetric Saturating Linear
               Fungsi ini akan bernilai ā€“1 jika inputnya kurang dari ā€“1, dan akan bernilai 1 jika
       inputnya lebih dari 1. Sedangkan jika nilai input terletak antara -1 dan 1, maka
       outputnya a0kan bernilai sama dengan nilai inputnya. Fungsi ini dapat dirumuskan
       sebagai berikut:
8. Fungsi Sigmoid Biner
         Fungsi ini digunakan untuk jaringan saraf yang dilatih dengan menggunakan metode

                       -1       Jika x ā‰„1      Jika x ā‰¤ -1

            Y=    {    1        x
                            Jika ā€“1 ā‰¤ x ā‰¤ 1

       backpropagation, mempunyai range 0 sampai 1. Biasanya digunakan untuk jaringan
       saraf yang membutuhkan nilai output yang terletak pada interval 0 sampai dengan 1,
       juga pada jaringan saraf yang nilai outputnya 0 atau 1. Fungsi ini dirumuskan sebagai
       berikut:
                                  1
               y = f(x) =
                              1 ļ€« e ļ€­ļ³x

   dengan fā€™(x) = f(x)(1-f(x)).               ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦...*1+
9. Fungsi Sigmoid Bipolar
          Fungsi ini hampir sama dengan fungsi sigmoid biner, tetapi output fungsi ini memiliki
       range 1 sampa ā€“1. Fungsi ini dirumuskan sebagai berikut:

                       1 ļ€­ eļ€­x
          y = f(x) =                          ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦..*2+
                       1 ļ€« e ļ€­x

Tabel. 1.1. Transfer Function
    Name                                                     Symbol     Fungsi Matlab
                                    Input / Output Relasi
                                     aļ€½0 nļ€¼0
    Hard limit                                                          Hardlim
                                    a ļ€½1 n ļ‚³ 0
a ļ€½ ļ€­1 n ļ€¼ 0
Symetrical hard limit                                     Hardlim
                        a ļ€½ ļ€«1 n ļ‚³ 0



Linier                  aļ€½n                               Purelin



                        aļ€½0     nļ€¼0
Saturating linier       a ļ€½ n 0 ļ‚£ n ļ‚£1                    satlin
                        a ļ€½1    n ļ€¾1

                        a ļ€½ ļ€­1 n ļ€¼ ļ€­1
Simetris   saturating
                        a ļ€½ n ļ€­1 ļ‚£ n ļ‚£ 1                  Satlin
linier
                         a ļ€½1   n ļ€¾1




                                1
Log sigmoid             aļ€½                                Logsig
                             1 ļ€« e ļ€­n




Hyperbolic tangent           e n ļ€­ e ļ€­n
                        aļ€½                                Tansig
sigmoid                      e n ļ€« e ļ€­n




                        aļ€½0 nļ€¼0
Positive linier                                           Poslin
                        aļ€½n 0ļ‚£n


                        a ļ€½ 1 neuron with max n
Competitive                                               compet
                        aļ€½0       all other neurons   C
1.6.. Proses Pembelajaran


   Pada otak manusia, informasi yang dilewatkan dari satu neuron ke neuron yang lainnya
   berbentuk rangsangan listrik melalui dendrit. Jika rangsangan tersebut diterima oleh suatu
   neuron, maka neuron tersebut akan membangkitkan output ke semua neuron yang
   berhubungan dengannya sampai neuron tersebut sampai ke tujuannya yaitu terjadinya suatu
   reaksi. Jika rangsangan yang diterima terlalu halus, maka output yang dibangkitkan oleh neuron
   tersebut tidak akan direspon. Tentu sangatlah sulit memahami bagaimana otak manusia itu
   belajar. Selama proses pembelajaran, terjadi perubahan yang cukup berarti pada bobotā€“bobot
   yang menghubungkan antar neuron. Apabila ada rangsangan yang sama yang diterima oleh
   neuron, maka neuron akan memberikan reaksi dengan cepat. Tetapi, apabila nantinya ada
   rangsangan yang berbeda dengan apa yang diterima oleh neuron, maka neuron akan
   beradaptasi untuk memberikan reaksi yang sesuai.
          Jaringan saraf akan mencoba mensimulasikan kemampuan otak manusia untuk belajar.
   Jaringan saraf tiruan juga tersusun atas neuron dan dendrit. Tidak seperti model biologis,
   jaringan saraf memiliki struktur yang tidak dapat diubah, dibangun oleh sejumlah neuron, dan
   memiliki nilai tertentu yang menunjukkan seberapa besar koneksi antar neuron (dikenal dengan
   nama bobot). Perubahan yang terjadi selama pembelajaran adalah perubahan nilai bobot. Nilai
   bobot akan bertambah, jika informasi yang diberikan oleh neuron yang bersangkutan
   tersampaikan, sebaliknya jika tidak disampaikan oleh suatu neuron ke neuron yang lain, maka
   nilai bobot yang menghubungkan keduanya akan dikurangi. Pada saat pembelajaran dilakukan
   pada input yang berbeda, maka nilai bobot akan diubah secara dinamis hingga mencapai nilai
   yang cukup seimbang. Apabila nilai ini telah tercapai yang mengindikasikan bahwa tiapā€“tiap
   input telah berhubungan dengan output yang diharapkan. Ada beberapa metode untuk proses
   pembelajaran pada jaringan saraf tiruan ini, diantaranya [4]:
      1. Pembelajaran Terawasi (Supervised Learning)
              Metode pembelajaran jaringan saraf disebut terawasi jika output yang diharapkan
      telah diketahui sebelumnya. Pada proses pembelajaran, satu pola input akan diberikan ke
      satu neuron pada lapisan input. Pola ini akan dirambatkan disepanjang jaringan saraf hingga
      sampai ke neuron pada lapisan output. Lapisan output ini akan membangkitkan pola output
yang nantinya akan dicocokkan dengan pola output targetnya. Apabila terjadi perbedaan
antara output hasil pembelajaran dengan pola target, maka disini akan muncul error.
Apabila error ini masih cukup besar, mengindikasikan bahwa masih perlu dilakukan lebih
banyak pembelajaran lagi.
2. Pembelajaran Tak Terawasi (Unsupervised Learning)
       Pada metode pembelajaran yang tak terawasi ini, tidak memerlukan target output.
Pada metode ini, tidak dapat ditentukan hasil seperti apakah yang diharapkan selama
proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran, nilai bobot disusun dalam suatu range
tertentu tergantung pada nilai input yang diberikan. Tujuan pembelajaran ini adalah
mengelompokkan unitā€“unit yang hampir sama dalam suatu area tertentu. Pembelajaran ini
biasanya sangat cocok untuk pengelompokan (klasifikasi) pola.

More Related Content

What's hot

Penggunaan algoritma genetika kusumoputro dan irwanto
Penggunaan algoritma genetika kusumoputro dan irwantoPenggunaan algoritma genetika kusumoputro dan irwanto
Penggunaan algoritma genetika kusumoputro dan irwanto
sagitarius912
Ā 
Jaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruanJaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruan
poposayangmomo
Ā 
Pcd 013 - jaringan syaraf buatan
Pcd   013 - jaringan syaraf buatanPcd   013 - jaringan syaraf buatan
Pcd 013 - jaringan syaraf buatan
Febriyani Syafri
Ā 
56.arifa nurhudayanti.pptx
56.arifa nurhudayanti.pptx56.arifa nurhudayanti.pptx
56.arifa nurhudayanti.pptx
Arifa Nurhudayanti
Ā 
BIOLOGI - JARINGAN SARAF
BIOLOGI - JARINGAN SARAFBIOLOGI - JARINGAN SARAF
BIOLOGI - JARINGAN SARAF12aihana
Ā 
Bab 3 sistem koordinasi dan alat indra
Bab 3 sistem koordinasi dan alat indra Bab 3 sistem koordinasi dan alat indra
Bab 3 sistem koordinasi dan alat indra Nining Mtsnkra
Ā 
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
Endang Retnoningsih
Ā 
Ciptaan tuhan vs ciptaan manusia
Ciptaan tuhan vs ciptaan manusiaCiptaan tuhan vs ciptaan manusia
Ciptaan tuhan vs ciptaan manusiaNixen Enggi
Ā 
C1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafC1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem Saraf
Catatan Medis
Ā 
Jaringan saraf
Jaringan sarafJaringan saraf
Jaringan saraf
Nidya Milano
Ā 
C8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf TepiC8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
Catatan Medis
Ā 
Sistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusiaSistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusia
yustinus victor
Ā 
Jaringan saraf
Jaringan sarafJaringan saraf
Jaringan saraf
Neng Kiki Zakiyah
Ā 
Jaringan saraf
Jaringan sarafJaringan saraf
Jaringan sarafTri Andayani
Ā 
Ssp4 ba sistem saraf_ ajeng_pertm. 1&2
Ssp4 ba sistem saraf_ ajeng_pertm. 1&2Ssp4 ba sistem saraf_ ajeng_pertm. 1&2
Ssp4 ba sistem saraf_ ajeng_pertm. 1&2
Rahajeng Putri Wulansari
Ā 
SISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASISISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASI
Laurenzia Ayu Laura
Ā 
Ppt neuralnet
Ppt neuralnetPpt neuralnet
Ppt neuralnet
Xavierus Martonsson
Ā 
SISTEM SARAF
SISTEM SARAFSISTEM SARAF
SISTEM SARAF
dewisetiyana52
Ā 

What's hot (19)

Penggunaan algoritma genetika kusumoputro dan irwanto
Penggunaan algoritma genetika kusumoputro dan irwantoPenggunaan algoritma genetika kusumoputro dan irwanto
Penggunaan algoritma genetika kusumoputro dan irwanto
Ā 
Jaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruanJaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruan
Ā 
Pcd 013 - jaringan syaraf buatan
Pcd   013 - jaringan syaraf buatanPcd   013 - jaringan syaraf buatan
Pcd 013 - jaringan syaraf buatan
Ā 
56.arifa nurhudayanti.pptx
56.arifa nurhudayanti.pptx56.arifa nurhudayanti.pptx
56.arifa nurhudayanti.pptx
Ā 
BIOLOGI - JARINGAN SARAF
BIOLOGI - JARINGAN SARAFBIOLOGI - JARINGAN SARAF
BIOLOGI - JARINGAN SARAF
Ā 
Bab 3 sistem koordinasi dan alat indra
Bab 3 sistem koordinasi dan alat indra Bab 3 sistem koordinasi dan alat indra
Bab 3 sistem koordinasi dan alat indra
Ā 
Biologi bab 8
Biologi bab 8Biologi bab 8
Biologi bab 8
Ā 
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
Ā 
Ciptaan tuhan vs ciptaan manusia
Ciptaan tuhan vs ciptaan manusiaCiptaan tuhan vs ciptaan manusia
Ciptaan tuhan vs ciptaan manusia
Ā 
C1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafC1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem Saraf
Ā 
Jaringan saraf
Jaringan sarafJaringan saraf
Jaringan saraf
Ā 
C8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf TepiC8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
Ā 
Sistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusiaSistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusia
Ā 
Jaringan saraf
Jaringan sarafJaringan saraf
Jaringan saraf
Ā 
Jaringan saraf
Jaringan sarafJaringan saraf
Jaringan saraf
Ā 
Ssp4 ba sistem saraf_ ajeng_pertm. 1&2
Ssp4 ba sistem saraf_ ajeng_pertm. 1&2Ssp4 ba sistem saraf_ ajeng_pertm. 1&2
Ssp4 ba sistem saraf_ ajeng_pertm. 1&2
Ā 
SISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASISISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASI
Ā 
Ppt neuralnet
Ppt neuralnetPpt neuralnet
Ppt neuralnet
Ā 
SISTEM SARAF
SISTEM SARAFSISTEM SARAF
SISTEM SARAF
Ā 

Viewers also liked

Curriculum Balita1
Curriculum Balita1Curriculum Balita1
Curriculum Balita1gueste9ecfb
Ā 
Curriculum Kelaskecil1
Curriculum Kelaskecil1Curriculum Kelaskecil1
Curriculum Kelaskecil1gueste9ecfb
Ā 
Curriculum Kelasbesar1
Curriculum Kelasbesar1Curriculum Kelasbesar1
Curriculum Kelasbesar1gueste9ecfb
Ā 
Curriculum Bayi1
Curriculum Bayi1Curriculum Bayi1
Curriculum Bayi1gueste9ecfb
Ā 
2013.09.17: ćƒ—ćƒ¬ć‚¼ćƒ³ćƒ†ćƒ¼ć‚·ćƒ§ćƒ³č¬›åŗ§ļ¼ ę—„ęœ¬č²”å›£ę§˜
2013.09.17: ćƒ—ćƒ¬ć‚¼ćƒ³ćƒ†ćƒ¼ć‚·ćƒ§ćƒ³č¬›åŗ§ļ¼ ę—„ęœ¬č²”å›£ę§˜2013.09.17: ćƒ—ćƒ¬ć‚¼ćƒ³ćƒ†ćƒ¼ć‚·ćƒ§ćƒ³č¬›åŗ§ļ¼ ę—„ęœ¬č²”å›£ę§˜
2013.09.17: ćƒ—ćƒ¬ć‚¼ćƒ³ćƒ†ćƒ¼ć‚·ćƒ§ćƒ³č¬›åŗ§ļ¼ ę—„ęœ¬č²”å›£ę§˜
Takeshi Shiga
Ā 

Viewers also liked (19)

Creative styling for your car
Creative styling for your carCreative styling for your car
Creative styling for your car
Ā 
Curriculum Balita1
Curriculum Balita1Curriculum Balita1
Curriculum Balita1
Ā 
Design grafis
Design grafisDesign grafis
Design grafis
Ā 
Curriculum Kelaskecil1
Curriculum Kelaskecil1Curriculum Kelaskecil1
Curriculum Kelaskecil1
Ā 
Curriculum Kelasbesar1
Curriculum Kelasbesar1Curriculum Kelasbesar1
Curriculum Kelasbesar1
Ā 
Tapaleuk
TapaleukTapaleuk
Tapaleuk
Ā 
Create a loving cup 3 d ai
Create a loving cup 3 d aiCreate a loving cup 3 d ai
Create a loving cup 3 d ai
Ā 
Curriculum Bayi1
Curriculum Bayi1Curriculum Bayi1
Curriculum Bayi1
Ā 
Tapaleuk
TapaleukTapaleuk
Tapaleuk
Ā 
Jaringan komputer subneting
Jaringan komputer subnetingJaringan komputer subneting
Jaringan komputer subneting
Ā 
Jaringan komputer 1 pertemuan 2
Jaringan  komputer 1 pertemuan 2Jaringan  komputer 1 pertemuan 2
Jaringan komputer 1 pertemuan 2
Ā 
Tapaleuk
TapaleukTapaleuk
Tapaleuk
Ā 
Tapaleuk
TapaleukTapaleuk
Tapaleuk
Ā 
Design grafis adobe illustrator
Design grafis adobe illustratorDesign grafis adobe illustrator
Design grafis adobe illustrator
Ā 
2013.09.17: ćƒ—ćƒ¬ć‚¼ćƒ³ćƒ†ćƒ¼ć‚·ćƒ§ćƒ³č¬›åŗ§ļ¼ ę—„ęœ¬č²”å›£ę§˜
2013.09.17: ćƒ—ćƒ¬ć‚¼ćƒ³ćƒ†ćƒ¼ć‚·ćƒ§ćƒ³č¬›åŗ§ļ¼ ę—„ęœ¬č²”å›£ę§˜2013.09.17: ćƒ—ćƒ¬ć‚¼ćƒ³ćƒ†ćƒ¼ć‚·ćƒ§ćƒ³č¬›åŗ§ļ¼ ę—„ęœ¬č²”å›£ę§˜
2013.09.17: ćƒ—ćƒ¬ć‚¼ćƒ³ćƒ†ćƒ¼ć‚·ćƒ§ćƒ³č¬›åŗ§ļ¼ ę—„ęœ¬č²”å›£ę§˜
Ā 
Jaringan hebb
Jaringan hebbJaringan hebb
Jaringan hebb
Ā 
3 d adobe illustrator
3 d adobe illustrator3 d adobe illustrator
3 d adobe illustrator
Ā 
Vibi net sql server 2005 dan my sql
Vibi net sql server 2005 dan my sqlVibi net sql server 2005 dan my sql
Vibi net sql server 2005 dan my sql
Ā 
Fungsi grafik di matlab
Fungsi grafik di matlabFungsi grafik di matlab
Fungsi grafik di matlab
Ā 

Similar to Introduction jst

Kecerdasan Buatan Diskusi 5.docx
Kecerdasan Buatan Diskusi 5.docxKecerdasan Buatan Diskusi 5.docx
Kecerdasan Buatan Diskusi 5.docx
HendroGunawan8
Ā 
SISTEM SARAF.pptx
SISTEM SARAF.pptxSISTEM SARAF.pptx
SISTEM SARAF.pptx
DestiAyu9
Ā 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapsuher lambang
Ā 
Coordination system
Coordination systemCoordination system
Coordination systemIseu Pranyoto
Ā 
SISTEM SARAF.pdf
SISTEM SARAF.pdfSISTEM SARAF.pdf
SISTEM SARAF.pdf
NanangCahyana1
Ā 
Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
Septian Muna Barakati
Ā 
Coordination book (part 1)
Coordination book  (part 1)Coordination book  (part 1)
Coordination book (part 1)Iseu Pranyoto
Ā 
Makalah sistem persarafan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem persarafan AKPER PEMKAB MUNA Makalah sistem persarafan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem persarafan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
Ā 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasiRijalul Fikri
Ā 
Jaringan Saraf
Jaringan SarafJaringan Saraf
Jaringan Saraf
Sulistia Rini
Ā 
PPT Sistem saraf_XI2.pptx
PPT Sistem saraf_XI2.pptxPPT Sistem saraf_XI2.pptx
PPT Sistem saraf_XI2.pptx
HelmiYunita1
Ā 
PPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptx
PPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptxPPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptx
PPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptx
DellaAuliaYuniar
Ā 
Sistem saraf manusia
Sistem saraf manusiaSistem saraf manusia
Sistem saraf manusiaasrul888
Ā 
materi mg 2 - Jaringan Saraf Tiruan.pdf
materi mg 2 -  Jaringan Saraf Tiruan.pdfmateri mg 2 -  Jaringan Saraf Tiruan.pdf
materi mg 2 - Jaringan Saraf Tiruan.pdf
NariyahSilvianaErwan
Ā 
Jaringan_Saraf kelompok 4.pdf
Jaringan_Saraf kelompok 4.pdfJaringan_Saraf kelompok 4.pdf
Jaringan_Saraf kelompok 4.pdf
YusriYusri15
Ā 
Jaringan_Saraf.pptx
Jaringan_Saraf.pptxJaringan_Saraf.pptx
Jaringan_Saraf.pptx
PuteriKhairunnisaIkh
Ā 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem sarafIndah Rosa
Ā 
Coordination book
Coordination bookCoordination book
Coordination bookIseu Pranyoto
Ā 

Similar to Introduction jst (20)

Kecerdasan Buatan Diskusi 5.docx
Kecerdasan Buatan Diskusi 5.docxKecerdasan Buatan Diskusi 5.docx
Kecerdasan Buatan Diskusi 5.docx
Ā 
SISTEM SARAF.pptx
SISTEM SARAF.pptxSISTEM SARAF.pptx
SISTEM SARAF.pptx
Ā 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Ā 
Coordination system
Coordination systemCoordination system
Coordination system
Ā 
SISTEM SARAF.pdf
SISTEM SARAF.pdfSISTEM SARAF.pdf
SISTEM SARAF.pdf
Ā 
Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
Ā 
Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
Ā 
Coordination book (part 1)
Coordination book  (part 1)Coordination book  (part 1)
Coordination book (part 1)
Ā 
Makalah sistem persarafan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem persarafan AKPER PEMKAB MUNA Makalah sistem persarafan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem persarafan AKPER PEMKAB MUNA
Ā 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
Ā 
FISIOLOGI JARINGAN SARAF
FISIOLOGI JARINGAN SARAFFISIOLOGI JARINGAN SARAF
FISIOLOGI JARINGAN SARAF
Ā 
Jaringan Saraf
Jaringan SarafJaringan Saraf
Jaringan Saraf
Ā 
PPT Sistem saraf_XI2.pptx
PPT Sistem saraf_XI2.pptxPPT Sistem saraf_XI2.pptx
PPT Sistem saraf_XI2.pptx
Ā 
PPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptx
PPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptxPPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptx
PPT ANATOMI SISTEM SARAF.pptx
Ā 
Sistem saraf manusia
Sistem saraf manusiaSistem saraf manusia
Sistem saraf manusia
Ā 
materi mg 2 - Jaringan Saraf Tiruan.pdf
materi mg 2 -  Jaringan Saraf Tiruan.pdfmateri mg 2 -  Jaringan Saraf Tiruan.pdf
materi mg 2 - Jaringan Saraf Tiruan.pdf
Ā 
Jaringan_Saraf kelompok 4.pdf
Jaringan_Saraf kelompok 4.pdfJaringan_Saraf kelompok 4.pdf
Jaringan_Saraf kelompok 4.pdf
Ā 
Jaringan_Saraf.pptx
Jaringan_Saraf.pptxJaringan_Saraf.pptx
Jaringan_Saraf.pptx
Ā 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
Ā 
Coordination book
Coordination bookCoordination book
Coordination book
Ā 

More from UNISKA, SMK Telkom Banjarbaru (16)

Teknologi wi max
Teknologi wi maxTeknologi wi max
Teknologi wi max
Ā 
Jaringan perceptron & matlab
Jaringan perceptron & matlabJaringan perceptron & matlab
Jaringan perceptron & matlab
Ā 
Jaringan perceptron
Jaringan perceptronJaringan perceptron
Jaringan perceptron
Ā 
Karakteristik neural network
Karakteristik neural networkKarakteristik neural network
Karakteristik neural network
Ā 
Karakteristik neural network
Karakteristik neural networkKarakteristik neural network
Karakteristik neural network
Ā 
Create mental sphere
Create mental sphereCreate mental sphere
Create mental sphere
Ā 
Create symmetrical abstraction
Create symmetrical abstractionCreate symmetrical abstraction
Create symmetrical abstraction
Ā 
Coca cola 3 d ai
Coca cola 3 d aiCoca cola 3 d ai
Coca cola 3 d ai
Ā 
Daftar alamat domain dan hosting gratis
Daftar alamat domain dan hosting gratisDaftar alamat domain dan hosting gratis
Daftar alamat domain dan hosting gratis
Ā 
Anatomi furuf
Anatomi furufAnatomi furuf
Anatomi furuf
Ā 
Jaringan nirkabel
Jaringan nirkabelJaringan nirkabel
Jaringan nirkabel
Ā 
Jaringan nirkabel
Jaringan nirkabelJaringan nirkabel
Jaringan nirkabel
Ā 
Jaringan komputer 1
Jaringan komputer 1Jaringan komputer 1
Jaringan komputer 1
Ā 
Modul server debian 5
Modul server debian 5Modul server debian 5
Modul server debian 5
Ā 
Modul 2003 server
Modul 2003 server Modul 2003 server
Modul 2003 server
Ā 
Modul jaringan komputer
Modul jaringan komputerModul jaringan komputer
Modul jaringan komputer
Ā 

Recently uploaded

CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
VenyHandayani2
Ā 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
Ā 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
Ā 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
Ā 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
Ā 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
Ā 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
Ā 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
Ā 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
Ā 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
Ā 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
EkaPuspita67
Ā 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
ABDULRASIDSANGADJI1
Ā 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
Ā 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
Ā 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
Ā 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
Ā 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
Ā 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
rusinaharva1
Ā 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
Ā 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
Ā 

Recently uploaded (20)

CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
Ā 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
Ā 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
Ā 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
Ā 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
Ā 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Ā 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Ā 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
Ā 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
Ā 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Ā 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
Ā 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
Ā 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
Ā 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Ā 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
Ā 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Ā 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Ā 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
Ā 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Ā 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Ā 

Introduction jst

  • 2. 1.1. Jaringan Saraf Biologi Otak manusia tersusun atas sel-sel saraf atau neuron-neuron yang membentuk jaringan. Sekumpulan neuron (saraf) yang saling terhubung ini berfungsi untuk memberikan sebuah tanggapan atas sebuah rangsangan yang mengenainya. Setiap rangsangan memiliki tanggapan- tanggapan tersendiri dari sebuah neuron tersebut terhadap jenis rangsangan yang mengenainya. Sebuah neuron memiliki 3 tipe komponen yaitu dendrit (bagian yang menerima rangsang dari axon), soma (badan sel saraf) dan axon (bagian sel yang berhubungan dengan dendrit sel saraf lain dan membentuk simpul yang disebut sinapsis). Dendrit dapat menerima banyak sinyal dari neuron lain. Sinyal adalah impuls listrik yang dipancarkan menyebrangi celah sinapsis yang disebabkan proses kimia. Tindakan dari pancaran proses kimia mengubah sinyal yang datang (secara khas, dengan penskalaan frekuensi sinyal yang diterima). Proses tersebut sama dengan sifat bobot dalam jaringan saraf tiruan . Soma, atau badan sel menjumlahkan sinyal yang datang. Ketika masukan cukup diterima, sel menjadi aktif, saat itulah sel mengirimkan sinyal melaui axonnya ke sel lain. Kejadian ini menimbulkananggapan bahwa setiap sel saraf berada dalam keadaan aktif atau tidak aktif, pada setiap satuan waktu. Sehingga pengiriman sinyal dikenali sebagai kode biner. Kenyataannya, frekuensi dari keadaan aktif bervariasi, sesuai dengan kekuatan sinyal yakni kuat atau lemah magnitudenya. Pencocokan dengan kode biner ini dilakukan untuk menentukan tahap-tahap dalam tiap waktu diskrit dan menjumlahkan semua aktivitas (sinyal diterima atau dikirim) pada tahap tertentu berdasarkan satuan waktu. Transmisi sinyal dari neuron tertentu disempurnakan dengan hasil kerja energi potensial neuron yang disebabkan perbedaan konsentrasi ion-ion dari setiap sisi sarung pelindung axon neuron (sumsum otak manusia). Ion-ion kebanyakan secara langsung melibatkan zat-zat potassium, sodium dan klorida. Beberapa fitur penting proses elemen dari jaringan saraf tiruan yang berasal dari cara kerja jaringan saraf biologi :
  • 3. a. Elemen pemroses menerima beberapa sinyal. b. Sinyal memungkinkan dimodifikasi oleh bobot pada sinapsis penerima. c. Elemen pemroses menjumlahkan bobot input. d. Dalam lingkungan yang sesuai (jumlah input yang sesuai), neuron mengirimkan output tunggal. e. Output dari neuron khusus memungkinkan dipindahkan ke beberapa neuron lain (melalui cabang axon). Beberapa fitur jaringan saraf tiruan yang dipelajari dari neuron biologi : a. Pemrosesan informasi bersifat lokal (meskipun cara berbeda dalam proses transmisi, seperti aksi beberapa hormon, memungkinkan penganjuran cara control proses yang bersifat keseluruhan). b. Memori terdistribusi :Kekuatan 1. Memori yang berjangka panjang berada dalam sinapsis neuron atau bobot. 2. Memori jangka pendek merespon sinyal kiriman oleh neuron. c. sinapsis dapat dimodifikasi oleh pengalaman. d. Neuron pengirim untuk sinapsis mungkin bersifat pengeksitasi atau penghambat. Karakteristik penting lain jaringan saraf tiruan yang merupakan bagian dari sistem saraf biologi adalah toleransi kesalahan/kekurangan data. Sistem saraf biologi memiliki toleransi kesalahan dalam 2 aspek : a. Dapat mengenali banyak input sinyal yang beberapa diantaranya berbeda dengan yang pernah dikenali sebelumnya. Sebagai contoh kemampuan manusia untuk mengenali seseorang dari suatu gambaran atau mengenali seseorang setelah periode yang lama. b. Dapat menerima kerusakan ke dalam sistem saraf itu sendiri. Manusia memiliki lebih dari 100 trilyun neuron. Kebanyakan diantaranya berada di otak. Jika terjadi kerusakan pada salah satu bagian, maka akan memungkinkan bagian lain akan menjalankan fungsi dari neuron yang rusak . Adapun perbandingan kedua jaringan tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1 dan gambar 1.2.
  • 4. Gambar 1.1 Neuron Biologis Gambar1.2. Neuron Buatan 1.2. DEFINISI JARINGAN SARAF TIRUAN Jaringan saraf merupakan representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba mensimulasikan proses pemebelajaran otak manusia tersebut. Istilah buatan digunakan karena jaringan saraf di implementasikan dengan menggunakan program komputer yang mampu menyelesaikan sejumlah proses perhitungan selama proses pembelajaran. Jaringan Saraf Tiruan merupakan sistem pemrosesan informasi yang memiliki karakteristik kemampuan yang secara umum mirip dengan jaringan saraf biologi. Jaringan saraf tiruan telah dikembangkan sebagai turunan model matematika dari kesadaran manusia atau saraf biologis, karena berdasar pada asumsi bahwa: a. Pemrosesan informasi terjadi pada beberapa elemen sederhana yang disebut neuron. b. Sinyal lewat diantara neuron menciptakan jaringan koneksi.
  • 5. c. Setiap koneksi penghubung memiliki bobot yang terhubung, yang dalam jaringan saraf tertentu mengalikan sinyal yang ditransmisikan. d. Setiap neuron mempunyai fungsi aktrivasi (biasanya non linier) pada jaringan inputnya (jumlah dari bobot sinyal input) untuk menentukan sinyal outputnya. Karakteristik dari jaringan saraf tiruan adalah : a. Pola hubungan antar neuron ( yang menjadi arsitekturnya). b. Metode penentuan bobot dalam koneksi (disebut sebagai proses latihan, pembelajaran, atau Algoritma ). c. Fungsi aktivasi Jaringan saraf biologis terdiri atas selā€“sel yang disebut neuron. Pada jaringan saraf tiruan, juga terdapat istilah neuron atau sering disebut unit, sel, node. Setiap neuron terhubung dengan neuronā€“neuron yang lain melalui layer dengan bobot tertentu. Bobot disini melambangkan informasi yang digunakan oleh jaringan untuk menyelesaikan persoalan. Pada jaringan saraf biologis, bobot tersebut dapat dianalogikan dengan aksi pada proses kimia yang terjadi pada synaptic gap. Sedangkan neuron mempunyai internal state yang disebut aktivasi. Aktivasi merupakan fungsi dari input yang diterima. Suatu neuron akan mengirimkan sinyal ke neuronā€“ neuron yang lain, tetapi pada suatu saat hanya ada satu sinyal yang dikeluarkan walaupun sinyal tersebut ditransmisikan ke beberapa neuron yang lain. Sistem jaringan saraf banyak digunakan dalam berbagai bidang antara lain kedokteran, bisnis, keuangan, maupun elektronika termasuk pemrosesan sinyal dan sistem kontrol. Definisi Suatu jaringan saraf tiruan memproses sejumlah besar informasi secara paralel dan terdistribusi, hal ini terinspirasi oleh model kerja otak biologis. Beberapa definisi tentang jaringan saraf tiruan adalah sebagai berikut di bawah ini. Hecht-Nielsend (1988) mendefinisikan sistem saraf buatan sebagai berikut: "Suatu neural network (NN), adalah suatu struktur pemroses informasi yang terdistribusi dan bekerja secara paralel, yang terdiri atas elemen pemroses (yang memiliki memori lokal dan beroperasi dengan informasi lokal) yang diinterkoneksi bersama dengan alur sinyal searah yang disebut koneksi. Setiap elemen pemroses memiliki koneksi keluaran tunggal yang bercabang
  • 6. (fan out) ke sejumlah koneksi kolateral yang diinginkan (setiap koneksi membawa sinyal yang sama dari keluaran elemen pemroses tersebut). Keluaran dari elemen pemroses tersebut dapat merupakan sebarang jenis persamaan matematis yang diinginkan. Seluruh proses yang berlangsung pada setiap elemen pemroses harus benar-benar dilakukan secara lokal, yaitu keluaran hanya bergantung pada nilai masukan pada saat itu yang diperoleh melalui koneksi dan nilai yang tersimpan dalam memori lokal". Menurut Haykin, S. (1994), Neural Networks: A Comprehensive Foundation, NY, Macmillan, mendefinisikan jaringan saraf sebagai berikut: ā€œSebuah jaringan saraf adalah sebuah prosesor yang terdistribusi paralel dan mempuyai kecenderungan untuk menyimpan pengetahuan yang didapatkannya dari pengalaman dan membuatnya tetap tersedia untuk digunakan. Hal ini menyerupai kerja otak dalam dua hal yaitu: 1. Pengetahuan diperoleh oleh jaringan melalui suatu proses belajar. 2. Kekuatan hubungan antar sel saraf yang dikenal dengan bobot sinapsis digunakan untuk menyimpan pengetahuan. Dan menurut Zurada, J.M. (1992), Introduction To Artificial Neural Systems, Boston: PWS Publishing Company, mendefinisikan sebagai berikut:ā€œSistem saraf tiruan atau jaringan saraf tiruan adalah sistem selular fisik yang dapat memperoleh, menyimpan dan menggunakan pengetahuan yang didapatkan dari pengalamanā€. DARPA Neural Network Study (1988, AFCEA International Press, p. 60) mendefinisikan jaringan saraf buatan sebagai berikut : Sebuah jaringan saraf adalah sebuah sistem yang dibentuk dari sejumlah elemen pemroses sederhana yang bekerja secara paralel dimana fungsinya ditentukan oleh stuktur jaringan, kekuatan hubungan, dan pegolahan dilakukan pada komputasi elemen atau nodes 1.3. KOMPONEN JARINGAN SARAF Ada beberapa tipe jaringan saraf, tetapi hampir semuanya memiliki komponenā€“komponen yang sama. Seperti halnya otak manusia, jaringan saraf juga terdiri dari beberapa neuron, dan ada hubungan antara neuronā€“neuron tersebut. Neuronā€“neuron tersebut akan mentransformasikan informasi yang diterima melalui sambungan keluarnya menuju ke neuronā€“neuron yang lain. Pada jaringan saraf, hubungan ini dikenal dengan nama bobot. Informasi tersebut disimpan
  • 7. pada nilai tertentu pada bobot tersebut. Pada gambar 1.3 menunjukkan struktur neuron pada jaringan saraf. bobot bobot Input Fungsi aktivasi dari neuron ā€“ neuron Ī£ Output Output ke neuron ā€“ neuron yang lain Gambar 1.3 Struktur neuron jaringan saraf Jika kita lihat, neuron buatan ini sebenarnya mirip dengan sel neuron biologis. Neuron-neuron buatan tersebut mempunyai cara kerja yang sama pula dengan neuron - neuron biologis. Informasi (disebut: input) akan dikirim neuron dengan bobot kedatangan tertentu. Input ini akan diproses suatu fungsi perambatan yang akan menjumlahkan nilaiā€“nilai semua bobot yang datang. Hasil penjumlahan ini kemudian akan dibandingkan dengan suatu nilai ambang (threshold) tertentu melalui fungsi aktivasi setiap neuron. Apabila input tersebut melewati suatu nilai ambang tertentu, maka neuron tersebut akan diaktifkan, tetapi kalau tidak, neuron tersebut tidak akan diaktifkan. Apabila neuron tersebut diaktifkan, maka neuron tersebut akan mengirimkan output melalui bobotā€“bobot outputnya ke semua neuron yang berhubungan dengannya. Pada jaringan saraf, neuronā€“neuron akan dikumpulkan dalam lapisanā€“lapisan (layer) yang disebut dengan lapisan neuron (neuron layers). Biasanya neuronā€“neuron pada satu lapisan akan dihubungkan dengan lapisanā€“lapisan sebelum dan sesudahnya (kecuali lapisan input dan lapisan output). Informasi yang diberikan pada jaringan saraf akan dirambatkan dari lapisan ke lapisan, mulai dari lapisan input sampai ke lapisan output melalui lapisan yang lainnya, yang sering dikenal dengan nama lapisan tersembunyi (hidden layer). Tergantung pada algoritma pembelajarannya, bisa jadi informasi tersebut akan dirambatkan secara mundur pada jaringan. Beberapa jaringan saraf ada juga yang tidak memiliki lapisan tersembunyi, dan ada juga jaringan saraf dimana neuronā€“neuronnya disusun dalam bentuk matriks. 1.4. BENTUK DAN ARSITEKTUR JARINGAN SARAF TIRUAN Pada umumnya neuron yang terletak pada lapisan yang sama akan memiliki keadaan sama. Faktor terpenting dalam menentukan kelakuan suatu neuron adalah fungsi aktivasi dan pola
  • 8. bobotnya. Pada setiap lapisan yang sama, neuronā€“neuron akan memiliki fungsi aktivasi yang sama. Apabila neuronā€“neuron dalam suatu lapisan (misalkan lapisan tersembunyi) akan dihubungkan dengan neuronā€“neuron pada lapisan yang lain (misalkan lapisan output), maka setiap neuron pada lapisan tersebut (misalkan lapisan tersembunyi) juga harus dihubungkan dengan lapisan lainnya (misalkan lapisan output). Ada beberapa bentuk arsitektur jaringan saraf , antara lain: 1. Jaringan dengan lapisan tunggal (single layer net) Jaringan ini hanya memiliki satu lapisan dengan bobotā€“bobot terhubung. Jaringan ini menerima input yang kemudian secara langsung akan mengolahnya menjadi output tanpa harus melalui lapisan tersembunyi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4: Sebuah neuron berinput tunggal diperlihatkan pada gambar 4. Input skalar p dikalikan dengan skalar weight w untuk kodisi (bentuk) wp, salah bentuk ini yang dikirim ke dalam penjumlah. Input yang lain, 1, adalah dikalikan dengan bias b dan dilewatkan ke dalam penjumlah. Output dari penjumlah n sering kali digunakan sebagai input net, yang berjalan ke dalam fungsi transfer f , yang menghasilkan output neuron skalar a. (ā€œfungsi aktivasiā€ disebut juga fungsi transfer dan ā€œoffsetā€ disebut juga bias).Bobot w berhubungan dengan sebuah kekuatan gabungan dari sel badan yang direpresentasikan dengan penjumlahandan fungsi transfer, dan output neuron a mengambarkan signal dalam axon inputs Multiple ā€“input neuron ab Gambar 1.4 Neuron berinput tunggal
  • 9. Output neuron dihitung sebagai berikut a ļ€½ f ļ€Øwp ļ€« bļ€© Jika untuk sesaat, w ļ€½ 3, p ļ€½ 2 dan b ļ€½ ļ€­1.5, kemudian a ļ€½ f ļ€Ø3ļ€Ø2ļ€© ļ€­ 1.5ļ€© ļ€½ f ļ€Ø4.5ļ€© Output nyata bergantung pada fakta-fakta fungsi transfer yang dipilih. Kita akan mendiskusikan transfer fungsi dalam bagian berikutnya. Bias lebih mirip dengan bobot, kecuali jika mempunyai input konstan 1. Akan tetapi, jika kita tidak menginginkan bias di dalam sebuah bagian neuron, bias ini bisa diabaikan. Penting untuk w dan b diatur keduanya dalam bentuk neuron berparameter skalar. Biasanya fungsi transfer dipilih oleh desainer dan kemudian parameter w dan b akan diatur oleh beberapa peraturan pelatihan jadi neuron input atau output yang saling berhubunngan ditetapkan terlebih dahulu dengan spesifik tujuan (goal). 2. Jaringan dengan banyak lapisan (multilayer) Jaringan ini memiliki satu atau lebih lapisan yang terletak diantara lapisan input dan lapisan outputnya (memiliki satu atau lebih lapisan tersembunyi). Jaringan dengan banyak lapisan ini dapat menyelesaikan permasalahan yang lebih sulit dari pada jaringan dengan lapisan tunggal, tetapi pembelajarannya lebih rumit. Jaringan ini pada banyak kasus lebih sukses dalam menyelesaikan masalah. Pada gambar 1.5 menunjukkan jaringan saraf multilayer.
  • 10. Gambar. 1.5 Jaringan saraf multilayer. NILAI INPUT X X X LAPISAN INPUT 1 2 3 V12 V21 V31 V11 V32 MATRIX BOBOT KE V22 1 Z Z HIDDEN LAYER 1 2 W1 W2 MATRIX BOBOT Y KE-2 LAP. OUTPUT NILAI OUTPUT 1.5 FUNGSI AKTIVASI Ada beberapa fungsi aktivasi yang sering digunakan dalam jaringan saraf tiruan [4], antara lain: 1. Fungsi Undak Biner (Hard Limit) Fungsi Undak Biner merupakan jaringan lapisan tunggal yang menggunakan fungsi undak (step function) untuk mengkonversikan input dari suatu variabel yang bernilai kontinyu ke suatu output biner (0 atau 1). 0, jika x ā‰¤ 0 y= y 1 0 x
  • 11. 2. Fungsi Undak Biner (Threshold) Fungsi undak biner dengan menggunakan nilai ambang sering juga disebut dengan nama fungsi nilai ambang (thresholed) atau fungsi Heaviside. Fungsi undak biner (dengan nilai ambang Īø) dirumuskan sebagai berikut dan gambarnya dapat dilihat pada gambar 5: 0, jika x < Īø y= y 1 0 x 3. Fungsi Bipolar (Symetric Hard Limit) Fungsi bipolar dengan Symetric hard limit sebenarnya hampir sama dengan fungsi undak biner, hanya saja output yang dihasilkan berupa 1, 0, -1. Fungsi Symetric Hard Limit dirumuskan sebagai berikut dan gambarnya dapat dilihat pada gambar 6. y = 0, jika x <= 0 y y = 1, jika x = 0 1 y = -1, jika x < 0 0 x -1
  • 12. Gambar 1.6. Fungsi Aktivasi Bipolar (Symetric Hard Limit) 4. Fungsi Bipolar (dengan threshold) Fungsi bipolar dengan threshold sebenarnya hampir sama dengan fungsi undak biner, hanya saja output yang dihasilkan berupa 1, 0 atau -1. Fungsi bipolar dengan nilai ambang 0 dirumuskan sebagai berikut dan gambarnya dapat dilihat pada gambar 7:hanya saja output yang dihasilkan berupa 1, 0, atau ā€“1. Fungsi ini dirumuskan sebagai berikut: y = 0, jika x <= 0 y y = 1, jika x = 0 1 y = -1, jika x < 0 0 x -1 Gambar 1.7. Fungsi Aktivasi Bipolar (threshold) 5. Fungsi Linear (Identitas) Fungsi ini memiliki nilai output yang sama dengan nilai inputnya, dirumuskan sebagai berikut: Y=x 6. Fungsi Saturating Linear Fungsi ini akan bernilai 0 jika inputnya kurang dari ā€“Ā½, dan akan bernilai 1 jika inputnya lebih dari Ā½. Sedangkan jika nilai input terletak antara -Ā½ dan Ā½, maka outputnya akan bernilai sama dengan nilai inputnya ditambah Ā½. Fungsi saturating linear ini dirumuskan sebagai berikut:
  • 13. ļƒ¬1 jika xļ‚³0 ļƒÆ Y ļ€½ ļƒ­0 jika x ļ‚£ ļ€­0.5 ļƒÆ x ļ€« 0.5 ļ€­ 0.5 ļ‚£ x ļ‚£ 0.5 ļƒ® jika 7. Fungsi Symetric Saturating Linear Fungsi ini akan bernilai ā€“1 jika inputnya kurang dari ā€“1, dan akan bernilai 1 jika inputnya lebih dari 1. Sedangkan jika nilai input terletak antara -1 dan 1, maka outputnya a0kan bernilai sama dengan nilai inputnya. Fungsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 8. Fungsi Sigmoid Biner Fungsi ini digunakan untuk jaringan saraf yang dilatih dengan menggunakan metode -1 Jika x ā‰„1 Jika x ā‰¤ -1 Y= { 1 x Jika ā€“1 ā‰¤ x ā‰¤ 1 backpropagation, mempunyai range 0 sampai 1. Biasanya digunakan untuk jaringan saraf yang membutuhkan nilai output yang terletak pada interval 0 sampai dengan 1, juga pada jaringan saraf yang nilai outputnya 0 atau 1. Fungsi ini dirumuskan sebagai berikut: 1 y = f(x) = 1 ļ€« e ļ€­ļ³x dengan fā€™(x) = f(x)(1-f(x)). ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦...*1+ 9. Fungsi Sigmoid Bipolar Fungsi ini hampir sama dengan fungsi sigmoid biner, tetapi output fungsi ini memiliki range 1 sampa ā€“1. Fungsi ini dirumuskan sebagai berikut: 1 ļ€­ eļ€­x y = f(x) = ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦..*2+ 1 ļ€« e ļ€­x Tabel. 1.1. Transfer Function Name Symbol Fungsi Matlab Input / Output Relasi aļ€½0 nļ€¼0 Hard limit Hardlim a ļ€½1 n ļ‚³ 0
  • 14. a ļ€½ ļ€­1 n ļ€¼ 0 Symetrical hard limit Hardlim a ļ€½ ļ€«1 n ļ‚³ 0 Linier aļ€½n Purelin aļ€½0 nļ€¼0 Saturating linier a ļ€½ n 0 ļ‚£ n ļ‚£1 satlin a ļ€½1 n ļ€¾1 a ļ€½ ļ€­1 n ļ€¼ ļ€­1 Simetris saturating a ļ€½ n ļ€­1 ļ‚£ n ļ‚£ 1 Satlin linier a ļ€½1 n ļ€¾1 1 Log sigmoid aļ€½ Logsig 1 ļ€« e ļ€­n Hyperbolic tangent e n ļ€­ e ļ€­n aļ€½ Tansig sigmoid e n ļ€« e ļ€­n aļ€½0 nļ€¼0 Positive linier Poslin aļ€½n 0ļ‚£n a ļ€½ 1 neuron with max n Competitive compet aļ€½0 all other neurons C
  • 15. 1.6.. Proses Pembelajaran Pada otak manusia, informasi yang dilewatkan dari satu neuron ke neuron yang lainnya berbentuk rangsangan listrik melalui dendrit. Jika rangsangan tersebut diterima oleh suatu neuron, maka neuron tersebut akan membangkitkan output ke semua neuron yang berhubungan dengannya sampai neuron tersebut sampai ke tujuannya yaitu terjadinya suatu reaksi. Jika rangsangan yang diterima terlalu halus, maka output yang dibangkitkan oleh neuron tersebut tidak akan direspon. Tentu sangatlah sulit memahami bagaimana otak manusia itu belajar. Selama proses pembelajaran, terjadi perubahan yang cukup berarti pada bobotā€“bobot yang menghubungkan antar neuron. Apabila ada rangsangan yang sama yang diterima oleh neuron, maka neuron akan memberikan reaksi dengan cepat. Tetapi, apabila nantinya ada rangsangan yang berbeda dengan apa yang diterima oleh neuron, maka neuron akan beradaptasi untuk memberikan reaksi yang sesuai. Jaringan saraf akan mencoba mensimulasikan kemampuan otak manusia untuk belajar. Jaringan saraf tiruan juga tersusun atas neuron dan dendrit. Tidak seperti model biologis, jaringan saraf memiliki struktur yang tidak dapat diubah, dibangun oleh sejumlah neuron, dan memiliki nilai tertentu yang menunjukkan seberapa besar koneksi antar neuron (dikenal dengan nama bobot). Perubahan yang terjadi selama pembelajaran adalah perubahan nilai bobot. Nilai bobot akan bertambah, jika informasi yang diberikan oleh neuron yang bersangkutan tersampaikan, sebaliknya jika tidak disampaikan oleh suatu neuron ke neuron yang lain, maka nilai bobot yang menghubungkan keduanya akan dikurangi. Pada saat pembelajaran dilakukan pada input yang berbeda, maka nilai bobot akan diubah secara dinamis hingga mencapai nilai yang cukup seimbang. Apabila nilai ini telah tercapai yang mengindikasikan bahwa tiapā€“tiap input telah berhubungan dengan output yang diharapkan. Ada beberapa metode untuk proses pembelajaran pada jaringan saraf tiruan ini, diantaranya [4]: 1. Pembelajaran Terawasi (Supervised Learning) Metode pembelajaran jaringan saraf disebut terawasi jika output yang diharapkan telah diketahui sebelumnya. Pada proses pembelajaran, satu pola input akan diberikan ke satu neuron pada lapisan input. Pola ini akan dirambatkan disepanjang jaringan saraf hingga sampai ke neuron pada lapisan output. Lapisan output ini akan membangkitkan pola output
  • 16. yang nantinya akan dicocokkan dengan pola output targetnya. Apabila terjadi perbedaan antara output hasil pembelajaran dengan pola target, maka disini akan muncul error. Apabila error ini masih cukup besar, mengindikasikan bahwa masih perlu dilakukan lebih banyak pembelajaran lagi. 2. Pembelajaran Tak Terawasi (Unsupervised Learning) Pada metode pembelajaran yang tak terawasi ini, tidak memerlukan target output. Pada metode ini, tidak dapat ditentukan hasil seperti apakah yang diharapkan selama proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran, nilai bobot disusun dalam suatu range tertentu tergantung pada nilai input yang diberikan. Tujuan pembelajaran ini adalah mengelompokkan unitā€“unit yang hampir sama dalam suatu area tertentu. Pembelajaran ini biasanya sangat cocok untuk pengelompokan (klasifikasi) pola.