Dokumen ini membahas tentang indikasi geografis yang mengatur tentang tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang. Indikasi geografis dapat melindungi barang hasil pertanian, olahan, dan kerajinan tangan yang memiliki karakteristik khas dari suatu daerah. Perlindungan indikasi geografis didasarkan pada undang-undang dan peraturan pemerintah, serta dapat diajukan oleh lembaga atau kelompok masyarakat di da
2. Pengertian IG
• Indikasi geografis adalah suatu tanda
yang menunjukkan daerah asal suatu
barang, yang karena faktor lingkungan
geografis termasuk faktor alam, faktor
manusia, atau kombinasi dari kedua
faktor tersebut, memberikan ciri dan
kualitas tertentu pada barang yang
dihasilkan.
3. Pengertian IA
• Indikasi asal adalah suatu tanda yang
memenuhi ketentuan tanda indikasi
geografis yang tidak didaftarkan atau
semata-mata menunjukan asal suatu
barang atau jasa.
4. Dasar Hukum
• Pasal 56 Undang-Undang No. 15
Tahun 2001 Tentang Merek
• Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun
2007 Tentang Indikasi-geografis
5. Pihak yang dapat mengajukan
permohonan pendaftaran
indikasi geografis
1. Lembaga yang mewakili masyarakat di daerah yang
memproduksi barang yang bersangkutan:
• Pihak yang mengusahakan barang yang merupakan
hasil alam/kekayaan alam
• Produsen barang hasil pertanian
• Pembuatan barang-barang kerajinan tangan/hasil
industri
• Perdagangan yang menjual barang tersebut
2. Lembaga yang diberi wewenang untuk itu
3. Kelompok konsumen barang tersebut
6. Ruang Lingkup:
• Tanda merupakan nama tempat atau daerah maupun
tanda tertentu lainnya yang menunjukkan asal
tempat dihasilkannya barang yang dilindungi oleh
Indikasi-geografis. Yang dimaksud dengan “tanda
tertentu lainnya” adalah tanda yang berupa kata,
gambar, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut.
Contoh: Kata “Minang” mengindikasikan daerah
Sumatera Barat; Gambar rumah adat Toraja,
mengindikasikan daerah Toraja di Sulawesi Selatan.
• Barang yaitu dapat berupa hasil pertanian, produk
olahan, hasil kerajinan
• Indikasi-geografis terdaftar tidak dapat berubah
menjadi milik umum
7. Indikasi-geografis tidak dapat didaftar
apabila tanda yang dimohonkan
pendaftarannya:
• Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,
moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban umum;
• Menyesatkan atau memperdaya masyarakat mengenai:
ciri, sifat, kualitas, asal sumber, proses pembuatan
barang, dan/atau kegunaannya;
• Merupakan nama geografis setempat yang telah
digunakan sebagai nama varietas tanaman, contoh:
Beras Cianjur;
• Telah menjadi generik. Contoh: Tahu dan Tempe
8. Jangka Waktu Perlindungan
Indikasi Geografis
• Indikasi-geografis dilindungi selama
karakteristik khas dan kualitas yang
menjadi dasar bagi diberikannya
perlindungan atas Indikasi-geografis
tersebut masih ada.
9. Contoh Indikasi Geografis yang
didaftarkan di Dirjen HKI:
• Beras Adan Krayan: diajukan oleh Asosiasi
Masyarakat Adan (2011)
• Susu Kuda Sumbawa: didaftarkan oleh Asosiasi
Pengembangan Susu Sumbawa (2011)
• Madu Sumbawa: didaftarkan oleh Jaringan Madu
Hutan Sumbawa (2011)
• Kangkung Lombok: didaftarkan oleh Asosiasi
Komoditas Kangkung Lombok (2011)
• Kopi Kintamani Bali: diajukan oleh Masyarakat
Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), (2008)