2. Homo Floresiensis ditemukan
peneliti dari Pusat Arkeologi
Nasional yang dipimpin oleh R.P.
Soedjono dan peneliti Australia
Mike Morwood di Flores. Dalam
penelitian yang dilakukan pada
tahun 2003 berhasil menemukan
fosil kerangka manusia kecil jenis
hobit yang diperkirakan berusia
18.000 tahun. Fosil ini ditemukan di
Liang Bua, sebuah gua kapur yang
ada di Ruteng, Manggarai, Flores,
Nusa Tenggara Timur.
3. Fosil manusia purba yang ditemukan
berjenis kelamin wanita dengan
ukuran yang jauh lebih kecil daripada
manusia normal. Selain fosil manusia,
juga ditemukan fosil tikus seukuran
kucing, gajah kerdil yang dinamakan
stegodon, fosil komodo dan peralatan
dari batu yang digunakan Homo
Erectus, namun berukuran jauh lebih
kecil. Selanjutnya, temuan ini
kemudian dinamakan Homo
Floresiensis atau manusia purba dari
Flores.
Fosil Homo Floresiensis
4. Ciri – Ciri Homo Floresiensis
• Tinggi badan 100 cm dengan berat badan 30 kg
• Sudah berjalan tegak
• Tidak memiliki dagu
• Diperkirakan hidup sekira 18.000 tahun yang lalu
di Kepulauan Flores
5. Penyebutan Homo Floresiensis sebagai manusia baru menuai
kontroversi. Menurut Sydney Morning Herald yang terbit 19
November 2009, menurut para ahli, hobit yang ditemukan
merupakan spesies yang belum diketahui. Adapun menurut
Jacob, seorang ahli paleoanthropology dari Universitas
Gadjah Mada, Homo Floresiensis bukan spesies baru,
melainkan nenek moyang orang – orang katai Flores yang
menderita microchepalia (bertengkorak kecil dan berotak
kecil). Penyakit tersebut hingga kini masih dapat ditemukan
pada penduduk di sekitar Gua Liang Bua.
Alasan Mengapa Perkembangan
Tubuh Homo Floresiensis
terhambat?