1. KELOMPOK 2
Nur Gita Jamilda
Wulan Suci Anggraeni
Zaki Maulana
Amirul Nur Maulida
Desta Radja Radhitira Irawan
Putri Andriyani
Saibil Ma’rufi
2. Fosil pertama Australopithecus Afarensis di temukan oleh D. Johanson , M.
Taeib, dan Y. Coppens pada lapisan pleistosen. Fosil tersebut ditemukan
pada tahun 1974 di Ethiopia kawasan Afrika Timur diperkirakan berusia 4
juta tahun. Ciri-ciri fisik yang ditemukan cukup lengkap terdiri atas
komponen tengkorak, rahang bawah, tulang angggota badan, tulang
belakang, tulang rusuk, tulang pingul, tinggi 105-151 cm, volume otak 380-
500 cc, dan mengonsumsi buah, kacang, biji-bijian.
Bukti-bukti yang terdapat dalam Australopithecus Afarensis adalah:
1. Memiliki ukuran kapasitas otak kecil
2. Berjalan tegak
3. Memiliki tinggi 1,1 meter
4. Memiliki bentuk rahang dan tengkorak mirip kera
5. Tulang kaki yang kuat dan lebih besar dari tulang lengan
6. Menunjukkan bahwa kaki banyak digunakan untuk berjalan tegak.
3. Australopithecus africanus ditemukan pertama kali oleh Raymond Dart di
Taung, Afrika Selatan, pada tahun 1924. Bagian tubuh Australopithecus
africanus yang ditemukan Raymond Dart, Australopithecus africanus
memiliki karakteristik sebagai berikut; dapat berdiri tegak dan berjalan
dengan dua kaki, memiliki tinggi badan sekitar 150 cm, memiliki volume
otak 450-600 cc, bertempat tinggal ditempat terbuka seperti padang
rumput, hidup sekira 3-2 juta tahun yang lalu. Bukti-bukti yang ada dalam
Australopithecus africanus di antaranya;
1. Gigi taring kecil dan tidak memiliki diastema
2. Gigi geraham depan bagian bawah mempunyai dua puncak
3. Barisan gigi rata
4. Tangan relatif panjang
5. Tulang jari-jarinya agak melengkung
6. Penyambung tulang membelit ke arah samping.
4. Fosil Ardipithecus ramidus ditemukan oleh Yohannes Haile Selassaie pada
tahun 1994 di Ethiopia kawasan Afrika bagian Timur. Dalam penelitian
lanjutan, para antropolog menemukan struktur kerangka manusia yang
cukup lengkap jika dibandingkan penemuan fosil manusia purba lainnya.
Para antropolog menemukan tengkorak, gigi tulang panggul, ttangan dan
kaki yang berjumlah 35 potongan.setelah direkonstruksi, para ahli
memperkirakan bahwa Ardipithecus ramidus memiliki berat badan sekitar 50
kg dengan tinggi badan sekira 120 cm. volume otak Ardipithecus ramidus
seukuran dengan ukuran otak simpanse dan diperkirakan hidup 4,4 juta
tahun yang lalu.
Bukti- bukti melalui analisis lengan dan jari tangan serta jari kaki, para ahli
menyimpulkan bahwa Ardipithecus ramidus pandai memanjat pohon sambil
bergerak melalui hutan. Meskipun Ardipithecus menghabiskan banyak waktu
di pohon, pinggulnya dapat menyesuaikan diri sehingga mampu berjalan
tegak di tanah. Berdasarkan analisis gigi menunjukkan bahwa Ardipithecus
makan buah- buahan, tanaman, daun, dan mamalia kecil, ardipithecus
memliki gigi seri dan taring yang lebih besar daripada kera modern.
5. Australopithecus robustus ditemukan oleh Robert Broom di Kromdraai dan
Swaktrans, Afrika Selatan pada tahun 1938. Australopithecus robustus
diperkirakan hidup 2-1 juta tahun yang lalu. Australopithecus robustus
memiliki bentuk tubuh yang lebih tinggi, berat, dan kekar. Australopithecus
robustus memiliki cirri sebagai berikut; muka lebih lebar, lebih datar, dan
lebih rendah dibandingkan Australopithecus africanus, rahang dan gigi
berukuran besar serta kuat, memiliki susunan gigi taring dan seri yang
teratur.
Bukti-bukti fosil Australopithecus robustus ditemukan banyak di afrika bagian
selatan. Menurut para ahli, Australopithecus robustus diperkirakan
merupakan tipe vegetarian yang menggantungkan makanannya pada
tumbuh-tumbuhan, dedaunan, buah-buahan, dan biji- bijian.
6. Fosil tempurung kepala Homo Rhodesiensis ditemukan pertama kali oleh Tom
Zwigglar, seorang penambang timah di gua Broken Hill, Rhodesia
(Zimbabwe) pada tahun 1921. Penemuan tersebut kemudian diteliti lebih
lanjut oleh dua arkeolog, yaitu Raymond Dart dan Robert Bloom. Berdasarkan
temuan awal, kedua arkeolog kemudian melanjutkan eskavasi di wilayah
sekitar tambang. Dalam eskavasi lanjutan, kedua arkeolog tersebut
menemukan tulang paha, rahang bawah, dan tulang kering. Kedua arkeolog
tersebut kemudian menyimpulkan bahwa Homo Rhodesiensis merupakan
nenek moyang bangsa Afrika dari ras Negroid.
Ada bukti-bukti fosil yang di temukan berupa kerangka manusia yang lebih
lengkap. Homo Rhodesiensis hidup pada 300 ribu- 125 ribu tahun lalu dan
diperkirakan memiliki karakteristik kelebihan lebih maju dibandingkan
Australopithecus africanus. Usia fosilnya lebih muda serta ditemukan pada
lapisan pleistosen atas.