Dokumen tersebut membahas tentang hoaks dan SARA. Hoaks didefinisikan sebagai berita palsu yang disebarkan untuk menyesatkan orang dengan agenda tertentu. Jenis konten hoaks meliputi agama, politik, etnis, kesehatan, dan lain-lain. Hoaks disebarkan menggunakan narasi, gambar, video, meme, dan media massa. Faktor penyebab berkembangnya hoaks antara lain jurnalisme lemah, ekonomi, internet, media abal-
1. LAWAN HOAKS dan
TOLAK POLITISASI
SARA
OLEH
RAHMAT EFENDI SIREGAR
KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
KABUPATEN PADANG LAWAS
2. Pengertian HOAX
Menurut KBBI, Hoaks mengandung makna berita bohong,
berita tidak bersumber. Menurut Silverman (2015), hoaks
merupakan sebagai rangkaian informasi yang memang
sengaja disesatkan, namun “dijual” sebagai
kebenaran. Menurut Werme (2016), mendefiniskan Fake
news sebagai berita palsu yang mengandung informasi
yang sengaja menyesatkan orang dan memiliki agenda
politik tertentu. Hoaks bukan sekedar misleading alias
menyesatkan, informasi dalam fake news juga tidak
memiliki landasan faktual, namun disajikan seolah-olah
sebagai serangkaian fakta
3. Jenis Konten Hoaks
Agama, konten yang memuat segala hal yang berkaitan dengan ajaran, sistem yang mengatur tata
keimanan dan peribadatan kepada Tuhan yang maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Politik, konten yang memuat segala hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan negara,
pembagian kekuasaan, berupa kebijakan atau cara-cara mempertahankan kekuasaan.
Etnis, konten yang berkaitan dengan segala hal mengenai kelompok sosial dalam sistem sosial atau
kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, suku,
bahasa, budaya dan sebagainya.
Kesehatan, konten yang memuat segala hal yang berkaitan dengan keadaan sehat jasmani maupun
rohani.
Bisnis, konten yang memuat tentang segala usaha komersial.
Penipuan, konten yang memuat segala hal yang berkaitan dengan upaya mengecoh yang
mengakibatkan kerugian di pihak yang dikecoh baik berupa uang atau data pribadi.
Bencana Alam, konten yang memuat hal-hal yang terkiat kejadian alam yang memakan korban
Kriminalitas, konten yang memuat hal-hal yang berkaitan dengan tindak kejahatan
Lalu Lintas, konten yang memuat hal-hal yang berkaitan dengan lalu lintas, baik itu berupa
kebijakan atau insiden.
Peristiwa Ajaib, konten yang memuat kejadian yang tidak lazim dan mustahil.
Lain-lain, konten lain yang tidak termasuk dalam kesepuluh kategori tersebut.
4. Alat untuk Menyebarkan Hoaks
Narasi, biasanya digunakan untuk menggambarkan runtutan peristiwa
seperti seolah-olah benar adanya. Narasi yang dibangun lebih kepada
hal-hal yang bersifat membesar-besaran,membanding-bandingkan,
melebih-lebihkan hingga memprovokasi.
Gambar atau Foto, biasanya digunakan untuk menambah keyakinan pada
pembaca akan berita bohong yang dibuat. Biasanya gambar atau foto
yang digunakan tidak ada keterkaitan dengan peristiwa yang terjadi atau
telah di edit sedemikian rupa.
Video, biasanya digunakan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi
secara lebih nyata. Biasanya video yang digunakan tidak ada keterkaitan
dengan peristiwa yang terjadi hingga telah di edit sedemikian rupa.
Meme, biasanya digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak
sesuai dengan kenyataannya, tetapi bersifat humor, lucu.
Media Massa, biasanya digunakan sebagai alat atau sarana untuk
menyebarkan hoaks kepada khalayak secara serantak
5. Mengapa Hoaks Tetap Ada?
Jurnalisme yang lemah, jurnalisme yang lemah membuat konten hoaks terus berkembang
karena tidak terbiasa dengan proses verifikasi, chek dan recheck. Peran media profesional
yang seharusnya membawa kecerahan dalam sebuah persoalan yang simpang siur di
masyarakat semakin lama semakin tergerus.
Ekonomi, Faktor ekonomi yang lemah membuat peredaran hoak terus ada. Bagaimana
tidak, dengan memproduksi hoaks atau mengarang berita seseorang bisa mendapatkan
penghasilan yang dapat mendokrak ekonominya.
Internet, kemunculan internet semakin memperparah sirkulasi hoaks di dunia. Sama
seperti meme, keberadaannya sangat mudah menyebar lewat media-media sosial. Apalagi
biasanya konten hoaks memiliki isu yang tengah ramai di masyarakat dan menghebohkan,
yang membuatnya sangat mudah memancing orang membagikannya.
Munculnya media abal-abal, kemunculan media abal-abal sama sekali tak menerapkan
standar jurnalisme. Keadaan ini tentu semakin memperburuk kualitas informasi yang
tersebar di masyarakat.
Pendidikan, rendahnya kualitas pendidikan membuat seseorang tidak bisa menyaring
informasi yang diterimanya apalagi mencoba untuk bertindak kritis dengan
membandingkan setiap informasi yang diterimannya dengan informasi yang ada di
berbagai media mainstream.
Literasi media yang rendah, rendahnya literasi media membuat seseorang cenderung
mempercayai sebuah informasi yang diterima, didapatkannya tanpa melakukan verifikasi.
Rendahnya literasi media membuat seseorang cenderung untuk membagikan
setiap informasi yang dapatkannya kepada orang lain tanpa mengetahui kebenaran dari
sebuah informasi tersebut
6. Pengertian SARA
SARA adalah berbagai pandangan
dan tindakan yang didasarkan
pada sentimen identitas yang
menyangkut keturunan, agama,
kebangsaan atau kesukuan dan
golongan
7. Kategori SARA
Individual : merupakan tindakan Sara yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok. Termasuk di dalam katagori ini
adalah tindakan maupun pernyataan yang bersifat menyerang,
mengintimidasi, melecehkan dan menghina identitas diri
maupun golongan.
Institusional : merupakan tindakan Sara yang dilakukan oleh
suatu institusi, termasuk negara, baik secara langsung maupun
tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja telah membuat
peraturan diskriminatif dalam struktur organisasi maupun
kebijakannya.
Kultural : merupakan penyebaran mitos, tradisi dan ide-ide
diskriminatif melalui struktur budaya masyarakat.