Dokumen tersebut membahas tentang komponen darah manusia dan sistem golongan darah. Komponen darah terdiri dari bagian padat berupa sel darah dan bagian cair berupa plasma darah. Sistem golongan darah AB0 ditentukan oleh kehadiran antigen A, antigen B, atau keduanya pada sel darah, serta kehadiran antibodi terkait (anti-A dan anti-B) dalam plasma. Hubungan antara golongan darah donor dan penerima menentukan kecocokan transfusi
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Uraian Materi
Pernahkan Anda mengalami
luka di bagian tubuh Anda? Tentu Anda
menemukan sejumlah darah yang ke-luar.
Nah sekarang, cobalah Anda isi
jawaban sesuai yang Anda ketahui
pada kotak pertanyaan berikut ini!
Komponen darah manusia terdiri-dari
1. Bagian padat...............................
2. Bagian Cair...................................
Bagus! Anda telah menjawab
pertanyaan di atas. Untuk mengetahui
jawaban Anda benar atau salah, ikuti-lah
uraian materi berikut ini!
Darah merupakan jaringan ikat
bebas berupa cairan dalam tubuh.
Pada orang dewasa, darah dibentuk di
sum-sum tulang yang terdapat pada
tulang pipih. Pada janin dibentuk di
hati dan limfe. Jaringan hematopoitik
mengandung stem sel.
Proses pembentukan sel darah
disebut hematopoiesis. Proses ini ber-langsung
seumur hidup, dimulai dari
proliferasi sel induk hemopoisis (stem
cell) untuk menghasilkan anak-anak
sel, dilanjutkan dengan berdiferensiasi
untuk memperoleh sel-sel prekusor,
dan terakhir maturasi.
1. Karakteristik darah
Volume darah setiap orang ber-beda,
tergantung pada ukuran tubuh.
Volume ini berkisar antara 4 sampai
6 liter atau pada perempuan sekitar
4-4,5 liter dan pria 4,5-5 liter bila me-miliki
berat badan 70 kg. Dari total vol-ume
darah, 38%-48% merupakan sel
darah (bagian padat), sehingga sisanya
(52% - 62%) merupakan plasma darah
(bagian cair).
Darah berwarna merah. Darah
yang berasal dari arteri berwarna mer-ah
terang karena banyak mengandung
oksigen, tetapi bila berwarna merah
kegelapan berarti darah berasal dari
vena karena mengandung banyak kar-bondioksida.
Kisaran pH darah yang normal
adalah 7,35 – 7,45. Darah vena memi-liki
pH lebih rendah dari pada arteri.
Hal ini berhubungan dengan kandun-gan
karbondioksida pada darah vena.
Viskositas darah merupakan ketebalan
atau resistensi terhadap alirannya. Da-
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 2
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
rah tiga sampai lima kali lebih tebal dari
pada air. Viskositas meningkat dengan
adanya sel darah dan protein plasma,
serta viskositas ini berkontribusi terha-dap
tekanan darah.
Komponen darah terdiri-dari sel darah
dan plasma darah.
a. Komponen sel darah (bagian pa-dat)
adalah (1) sel darah merah
(eritrosit); (2) sel darah putih (leu-kosit)
terdiri-dari neutrophil, lim-fosit,
eosinophil, monosit, granu-losit;
dan (3) trombosit.
b. Komponen plasma darah (bagian
cair): air 91,5%, protein 7% (fibrin-ogen
7%, globulin 38%, albumin
55%), dan komponen lain seban-yak
1,5% terdiri-dari elektrolit, nu-trient,
hormone, vitamin.
Komponen Darah Orang Dewasa
Komponen
Darah
Laki-laki Perempuan
Volume
darah relative
dalam liter
0,041 x BB
(kg) + 1,53
0,047 x BB
(kg) + 0,86
Hematokrit
(volume sel
darah / vol-ume
darah)
0,40 – 0,54 0,37 – 0,47
Eritrosit
(1012/L da-rah
= 106/μL
darah)
4,6 – 5,9 4,2 – 5,4
Hemoglobin
(g/L darah) 140 - 180 120 - 160
Trombosit
/ platelet
(109/L darah
= 103/μL
darah)
170 - 360 180 – 400
Leukosit
(109/L darah
= 103/μL
darah)
3 – 11 (64% granulosit, 31%
limfosit, 6% monosit)
Plasma
protein (g/L
darah)
66 – 85 (termasuk 55 – 64%
albumin)
(Sumber: Despopoulos, 2003; 88)
2. Fungsi darah
Fungsi sel darah adalah (1) men-gangkut
oksigen, mengatur regulasi
pH darah, mengangkut hasil metabo-lisme
tubuh (eritrosit); (2) mengatur
pertahanan tubuh terhadap infeksi
(leukosit); (3) membantu dalam pros-es
pembekuan darah (trombosit); (4)
mengangkut nutrisi, hormon (transmisi
sinyal), mengatur keseimbangan asam-basa,
cairan dan elektrolit, suhu tubuh,
mengangkut bahan bahan sisa metab-olisme,
obat-obatan dan bahan kimia
asing ke hati untuk diurai dan dibawa
ke ginjal untuk dibuang sebagai urine
(plasma darah).
3. Metabolisme sel darah
Metabolisme sel darah merah
Umur sel darah merah normal adalah
120 hari, hal ini berarti bahwa setiap
hari terjadi penggantian kurang dari 1%
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 3
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
populasi sel darah merah (200 miliar sel
atau 2 juta per detik). Sel darah merah
baru yang terdapat di dalam sirkulasi
adalah retikulosit dengan siri-ciri: masih
mengandung ribosom dan elemen re-ticulum
endoplasma. Sel darah merah
terdiri-dari 60% air, 28% hemoglobin;
7% lemak; sisa: karbohidrat, elektrolit,
metabolit.
Ringkasan metabolisme sel darah me-rah
sebagai berikut.
• Sel darah merah sangat bergan-tung
pada glukosa sebagai sum-ber
energinya, membrannya men-gandung
pengangkut glukosa
berafinitas tinggi.
• Tidak terjadi pembentukan ATP
melalui fosforilasi oksidatif ka-rena
tidak memiliki mitokondria.
Produksi ATP melalui glikolisis an-aerob.
• Pembentukan 2,3 bifosfogliserat
oleh reaksi-reaksi yang berkaitan
erat dengan kemampuan Hb
mengangkut oksigen.
• Besi pada Hb harus dipertahan-kan
dalam keadaan fero. Besi feri
direduksi menjadi fero oleh kerja
sistem methemoglobin reduktase
dependen NADH yang melibat-kan
sitokrom b5 reduktase.
• Sintesis tidak terjadi di sel da-rah
merah, tetapi beberapa lipid
seperti kolesterol di dalam mem-brane
sel darah merah dapat ber-tukar
dengan lipid plasma yang
sepadan.
• Sel darah merah mengandung
enzim metabolisme nukleotida,
seperti adenosine deaminase, pi-rimidin
nukleotidase, dan adenilil
kinase. Defisiensi enszim ini ber-peran
dalam kasus anemia hem-olitik.
• Jika sel darah merah mencapai
akhir hidupnya, globin akan diurai
menjadi asam – asam amino dan
besi dibebaskan dari heme untuk
digunakan kembali oleh tubuh.
Komponen tetrapirol heme akan
diubah menjadi bilirubin, teru-tama
dieksresikan ke usus besar
melalui empedu.
Sintesis hemoglobin
Hemoglobin disusun oleh heme
yang terbentuk dari Fe dan protopor-phyrin
(dalam mitokondria) dan globin
yang terbentuk dari rantai asam amino
(dalam ribosom). Biosintesis hemo-globin
meliputi sintesis heme dan sin-tesis
porfirin. Porfirin berfungsi sebagai
pengangkut O2, electron. Katabolisme
hemoglobin menghasilkan bilirubin.
Afinitas relative berbagai hemo-globin
untuk oksigen menyebabkan
Hb mengalami saturasi oksigen seban-yak
50%. Pada oksigenasi hemoglobin,
besi, histidin F8, dan residu-residu
terkait bergerak ke arah cincin heme.
Perubahan konformasi yang menyer-tai
oksigenasi antara lain putusnya ika-tan
garam dan melonggarnya struktur
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 4
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
kuartener yang mempermudah pengi-katan
O2 tambahan. Hemoglobin juga
berfungsi mengangkut CO2 dan proton
dari jaringan paru.
Metabolisme sel darah putih
Pembentukan sel darah putih
(leukosit) diatur oleh factor pertum-buhan
lain, seperti granulocyte-mac-rophage
colony stimulating factor. Leu-kosit
akan menjadi aktif bila terpajan
bakteri dan rangsangan lain, terutama
neutrophil. Neutrofil adalah sel fagosi-tik
motil yang sangat berperan (kunci)
dalam peradangan akut.
Jika bakteri memasuki jaringan,
timbul sejumlah respon peradangan
akut yang meliputi; (1) peningkatan
permeabilitas vaskuler sehingga terjadi
edema jaringan; (2) masuknya neutrofil
aktif ke jaringan; (3) aktivasi trombosit;
dan (4) pemulihan spontan (resolusi)
jika mikroorganisme penyebab dapat
diatasi.
Neutrofil secara aktif melakukan
metabolisme. Ciri biokimia neutrophil
adalah adanya glikolisis aerob aktif,
jalur pentose fosfat yang aktif, fosfo-rilasi
oksidatif yang cukup aktif (dera-jat
sedang), kaya akan lisosom dan en-zim-
enzim pengurainya, mengandung
enzim unik seperti mieloperoksidase
dan NADPH-oksidase, mengandung
integrin CD 11 / CD 18 di membran
plasmanya.
4. Sistem golongan darah
Golongan darah menurut sys-tem
ABO ditemukan oleh K.Landsteiner
tahun 1900 dan 1901. Antigen atau ag-glutinogen
yang dibawa oleh eritrosit
orang tertentu dapat mengadakan
reaksi dengan zat anti atau antibodi
atau agglutinin yang dibawa oleh se-rum
darah. Dikenal dua macam antigen
yaitu antigen-A dan antigen-B, sedan-gkan
zat antinya dibedakan atas anti-
A dan anti-B. Ada orang yang memiliki
antigen-A, antigen-B, atau keduanya,
dan ada pula yang tidak memiliki anti-gen-
A maupun antigen-B. Antigen be-rada
pada eritrosit, akan tetapi zat anti
ada dalam plasma darah.
Orang yang memiliki golongan
darah O, tidak memiliki antigen-A mau-pun
antigen-B, tetapi memiliki anti-A
dan anti-B dalam plasma darahnya.
Orang yang memiliki golongan darah
A memiliki antigen-A dan zat anti-B.
Orang dengan golongan darah B me-miliki
antigen-B dan zat anti-A. Orang
yang memiliki golongan darah AB han-ya
memiliki antigen-A dan antigen-B,
sedangkan zat antinya tidak dimiliki.
Gen I adalah suatu molekul pro-tein
(Isoagglutinin) yang terdapat pada
permukaan sel darah merah. Gen I
memiliki tiga alel, yaitu I, IA, IB. Alel “i”
resesif terhadap IA dan IB. Alel IA dan
IB merupakan kodominan, sehingga IA
tidak dominan terhadap IB, demikian
juga sebaliknya.
Orang yang memiliki alel IAmam-pu
membentuk antigen A, sedangkan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 5
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
yang memiliki alel IB mampu memben-tuk
antigen B. Orang yang memiliki alel
i tidak mampu membentuk antigen A
maupun B. Interaksi antara alel-alel IA,
IB, dan i menyebabkan terjadinya em-pat
fenotif (golongan darah) yaitu O, A,
B, dan AB.
Orang yang memiliki golon-gan
darah O memiliki alel I dan gen-otif
ii. Orang dengan golongan darah
A mempunyai alel IA dan genotif IA IA
dan IAi. Orang yang memiliki golongan
darah B, mempunyai alel IB dan genotif
IBIB atau IBi. Orang dengan golongan
darah AB memiliki alel IA dan IB, sedan-gkan
genotifnya IAIB.
Hubungan Pendonor Darah dengan
Penerima Transfusi (Recipien)
Donor Resipien
Gol.
Darah
Anti-gen
Gol. O
Anti A
& B
Gol. A
Anti B
Gol. B
Anti A
Gol.
AB
tiada
zat
anti
O - tiada
anti-gen
tiada
anti-gen
tiada
anti-gen
tiada
zat
anti
A A Anti-gen
A
+ Anti
A
Anti-gen
A
+ Anti
B
Anti-gen
A
+ Anti
A
tiada
zat
anti
B B Anti-gen
B
+ Anti
B
Anti-gen
B
+ Anti
B
Anti-gen
B
+ Anti
tiada
zat
anti
AB AB Anti-gen
A + B
&
Anti A
+ B
Anti-gen
A + B
&
Anti B
Anti-gen
A + B
&
Anti A
tiada
zat
anti
Keterangan:
: tidak terjadi gumpalan
: terjadi gumpalan
(Sumber: Suryo, 2001).
Penerina donor darah (resipien)
yang memiliki golongan darah O hanya
bisa menerima dari pendonor dengan
golongan darah O. Resipien dengan
golongan darah A hanya bisa meneri-ma
donor dari golongan darah O dan
A. Resipien dengan golongan darah B
hanya bisa menerima donor dari golon-gan
darah B dan O, sedangkan resipien
dengan golongan darah AB bisa men-erima
donor dari golongan darah O, A,
B, AB.
Golongan Darah Menurut Sisten Rh.
K. Landsteiner dan Wiener dalam tahun
1940, menemukan factor rhesus (Rh).
Orang/manusia dibedakan atas dua
kelompok, yaitu:
a. Rhesus positif (Rh +) yaitu orang
yang memiliki antigen-Rh di
dalam eritrositnya dan memi-liki
genotif RR atau Rr. Jika dites
dengan anti Rh, maka eritrositnya
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 6
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
menggumpal.
b. Rhesus negative (Rh -) yaitu orang
yang tidak memiliki antigen Rh di
dalam eritrositnya dan memiliki
genotif rr. Jika di tes dengan anti
Rh, eritrositnya tidak menggump-al.
Jumlah Rh positif lebih banyak
dari pada Rh negative. Sebagian besar
orang-orang memiliki Rh positif.
Dalam serum dan plasma darah
manusia biasanya tidak terdapat zat
anti-Rh. Pembentukan zat anti-Rh dis-ebabkan
oleh:
a. Transfusi darah.
Bila seorang Rh negative meneri-ma
transfusi darah (resipiens) dari
orang yang memiliki Rh positif,
maka tubuh orang yang meneri-ma
transfuse tersebut akan mem-bentuk
zat anti Rh pada serumn-ya.
Semakin sering orang tersebut
menerima transfusi darah dari Rh
positif semakin banyak zat anti Rh
yang dibentuk, sehingga orang
dengan Rh negatif sebaiknya me-nerima
transfusi darah dari orang
dengan Rh negatif.
b. Kehamilan.
Pembentukan zat anti terjadi sete-lah
perempuan tersebut hamil.
Seorang ibu hamil dengan Rh
negative mengandung janin yang
memiliki Rh positif, maka tubuh
ibu akan membentuk zat anti Rh.
Bila saat hamil kedua ibu tersebut
kembali mengandung janin den-gan
Rh positif, maka tubuh ibu
semakin banyak membentuk zat
anti Rh yang mengakibatkan da-rah
pada janin menjadi rusak. Hal
ini mengakibatkan meningkatnya
pembentukan eritoblast menjadi
menumpuk.
5. Kelainan / penyakit yang
berkaitan dengan darah
Penyakit / kelainan yang
berkaitan dengan metabolisme darah
yang banyak terjadi adalah anemia, ic-terus
neonatorum. Ada beberapa jenis
anemia, seperti anemia defisiensi besi
karena kekurangan asupan Fe, asam
folat, atau pengeluarannya yang ber-lebihan
pada kasus perdarahan. Ane-mia
hemolitik lebih banyak terjadi pada
anak karena kekurangan enzim glu-kosa-
6-fosfat dehydrogenase. Ikterus
neonatus merupakan kondisi bayi yang
ditandai dengan warna kulit kuning ka-rena
peningkatan kadar bilirubin darah.
6. Pemeriksaan hemoglobin
menggunakan haemometer
Sahli
Pemeriksaan Hb dengan me-tode
sederhana ini memerlukan darah
perifer yang dapat diambil pada jari
tangan pasien. Berikut ini diuraikan job
sheet dan standar prosedur operasion-al
pemeriksaan Hb.
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 7
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Job Sheet
• Mata Kuliah : Biologi dasar dan
Biologi Perkembangan
• Kode Mata Kuliah : Bd. 201
• Beban Stud i: 4 SKS (T : 2, P : 2)
• Pokok Bahasan : Pemeriksaan
laboratorium sederhana
• Sub Pokok Bahasan : Pemeriksaan
hemoglobin
• Semester: 1 (satu)
• Waktu: 60 Menit
• Dosen ;
• Referens : Pusdiknakes, 2003 Asu-han
I Antenatal
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti perkuliahan :
1. Mahasiswa dapat menyiapkan
alat untuk pemeriksaan hemo-globin
dengan benar.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan
pemeriksaan hemoglobin sesuai
dengan job sheet dengan benar.
Dasar Teori
Hemoglobin adalah komponen
sel darah merah yang disusun oleh
heme dan globin. Hemoglobin diubah
menjadi asam hematin setelah direaksi
dengan asam klorida 0,1 N. Perubahan
warna yang terjadi, dibandingkan den-gan
standar warna yang ada pada Sahli.
Petunjuk bagi Mahasiswa
1. Baca dan pelajari lembar kerja
2. Siapkan alat – alat yang di butuh-kan
dan sususnan secara ergono-mis
3. Ikuti petunjuk yang ada pada job
sheet.
Keselamatan kerja
1. Perhatikan teknik pencegahan in-feksi
2. Bertindak hati – hati pada saat
melakukan tindakan
3. Pusatkan perhatian pada peker-jaan
serta keselamatan
Bahan Kerja
1. Reagen: HCl 0,1 N
2. Aquadest
3. Larutan klorin 0,5%
Peralatan Kerja
1. Haemometer Sahli satu set, ter-diri-
dari; tabung reaksi, pipet
pengisap darah, pipa pengaduk,
standar Sahli, sikat pembersih.
2. pipet hisap
3. kapas alkohol
4. tissue
5. Bengkok 1 buah
Alat perlindungan diri
1. Masker
2. Celemek
3. Topi
4. Sarung tangan
Prosedur Kerja
No Langkah Kerja Gambar
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 8
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1 Menjelas-kan
prosedur
pemeriksaan
yang akan di-lakukan
kepada
pasien dilan-jutkan
melaku-kan
informed
consent
Key point :
pastikan Anda
melakukan
dengan sopan,
menjaga privacy
pasien
2 Menyiapkan alat
dan bahan
Key point :
laksanakan
persiapan secara
maksimal.
3 Mencuci tangan
Key point : cusi
tangan di air
yang mengalir.
4 Menggunakan
alat perlindun-gan
diri
Key point :
pakailah APD se-lengkap
mungkin
5 Memasuk-kan
HCl 0,1 N
sebanyak 5 tetes
(sampai angka 2)
ke dalam tabung
reaksi
Key point : pas-tikan
tidak ada
HCl yang mene-pel
pada dinding
tabung dan tidak
ada gelembung
6 Menusuk jari
pasien yang
sebelumnya su-dah
didesinfeksi
menggunakan
blood lanset
Key point : usap
darah pertama
yang keluar
7 Mengisap darah
menggunakan
pipet sebanyak
20 cmm (sampai
angka 20)
Key point :
pastikan tidak
ada gelembung
udara di pipet
selama memas-ukkan
darah.
Jangan gunakan
mulut untuk
mengisapnya
8 Memindahkan
darah dari pipet
ke tabung reaksi
dengan memir-ingkan
tabung
45o.
Usap darah di
luar pipit sebe-lum
dimasukkan
ke tabung
Key point : tuang
isi pipet perlahan
tepat pada HCl.
Pastikan tidak
ada darah yang
menempel di
tabung.
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 9
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9 Mengaduk
dengan perlahan
sampai menjadi
larutan homo-gen,
tunggu 3-5
menit
Key point:
pastikan sampai
terbentuk larutan
coklat kehitaman
10 Mencampur
asam hema-tin
dengan
aquadest sedikit
demi sedikit
Key point : aduk
larutan setiap
kali mengisi dan
selalu band-ingkan
dengan
warna pada
standar
11 Membaca hasil
di tempat yang
terang dan tegak
lurus terhadap
mata
Key point :
pastikan warna
larutan sama
dengan warna
pada standar
sebelum dibaca
12 Membereskan
alat dan me-lepaskan
sarung
tangan
Key point:
pastikan alat
terendam dalam
larutan klorin
0,5%
13 Mencuci tangan
Key point: pasti-kan
melakukan
tujuh gerakan
cuci tangan.
14 Mencatat hasil
pemeriksaan
Key point:
pastikan hasil
pemeriksaan
ditulis dengan
benar dan leng-kap.
Standar prosedur operasional
pemeriksaan Hemoglobin
Pengertian Hemoglobin adalah kom-ponen
sel darah merah
yang disusun oleh heme
dan globin. Hemoglobin
diubah menjadi asam
hematin setelah direaksi
dengan asam klorida 0,1 N.
Perubahan warna yang ter-jadi,
dibandingkan dengan
standar warna yang ada
pada Sahli.
Batas kadar Hb normal
• Kehamilan trimester I
dan III : 11 g%
• Kehamilan trimester
II : 10,5 g%
Indikasi Deteksi dini anemia pada
kehamilan
Petugas 1. Mahasiswa
2. Bidan
Tujuan untuk mengetahui
kadar hemoglobin
dengan metode Sahli.
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 10
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Persiapan
Bahan
Reagen: HCl 0,1 N
Aquadest,
larutan klorin 0,5%
Persiapan Alat 1. Haemometer Sahli satu
set, terdiri-dari; tabung
reaksi, pipet pengisap
darah, pipa pengaduk,
standar Sahli, sikat
pembersih.
2. pipet hisap
3. kapas alkohol
4. tissue
5. 5. Bengkok 1 buah
Persiapan
Pemeriksa
1. Masker
2. Celemek
3. Topi
4. Sarung tangan
Persiapan
Lingkungan
Menjaga privacy klien.
Prosedur Kerja 1. Jelaskan prosedur
pemeriksaan yang
akan dilakukan kepada
pasien.
2. Membuat persetujuan
medic (informed con-sent)
3. Mencuci tangan.
4. Memakai sarung tan-gan
5. Memasukan HCl 0,1 N
ke dalam tabung reaksi
sebanyak 5 tetes atau
sampai angka 2
6. Menusuk jari tengah
pasien yang sebelumn-ya
telah didesinfeksi
dengan kapas alcohol
menggunakan blood
lanset
7. Mengisap darah meng-gunakan
pipa peng-hisap
sebanyak 20 cmm
(sampai angka 20).
8. Memindahkan darah
dari pipet ke tabung
reaksi dengan memir-ingkan
tabung 45o.
Usap darah di luar pipit
sebelum dimasukkan ke
tabung.
9. Mengaduk dengan
perlahan sampai men-jadi
larutan homogen,
tunggu 3-5 menit
10. Mencampur asam he-matin
dengan aquadest
sedikit demi sedikit
sambil membandingkan
dengan warna standar
sampai warnanya sama.
11. Membaca hasil di tem-pat
yang terang dan
tegak lurus terhadap
mata
12. Membereskan alat dan
merendamnya dalam
larutan klorin 0,5%.
13. Membuka sarung
tangan.
14. Mencuci tangan.
15. Mencatat hasil.
Evaluasi Sikap 1. Sabar
2. Teliti
3. Sopan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 11