SlideShare a Scribd company logo
PRAKTIKUM BIOKIMIA DARAH DAN
PEMERIKSAAN KANDUNGAN SENYAWA
DALAM DARAH
Oleh:
Ismaya Aria Sari (J2A017011)
Nabela Intania Sekarini (J2A017014)
Vina Widya Putri (J2A017017)
Melinda Savira Ayudyawati (J2A017022)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2017
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi
sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh,
pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan
tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah.
Cairan ini berwarna merah yang terdapat di dalam pembuluh darah. Warna
merah tersebut tidak selalu tetap, tetapi berubah–ubah karena pengaruh zat
kandungannya, terutama kadar oksigen dan CO2. bila kadar oksigen tinggi maka
warna darah menjadi merah muda, tetapi bila kadar CO2-nya tinggi maka warnanya
menjadi merah tua.
Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah)
dan 45% sel–sel darah (darah padat). Volume darah pada manusia atau hewan level
tinggi (mamalia) adalah 8% berat badannya. Darah pada tubuh manusia sekitar
sepertigabelas beratnya atau sekitar 4 atau 5 liter pada orang dewasa.
Darah merupakan cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi
sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang
kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan
kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Fungsi Darah
Darah merupakan jaringan penyokong istimewa yang mempunyai banyak
fungsi, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat pengangkut, yaitu mengangkut:
a. Zat–zat makanan dari sel–sel jonjot usus ke seluruh jaringan tubuh.
b. Oksigen dari alat pernapasan ke seluruh jaringan tubuh yang
membutuhkan oksigen, tugas ini dilaksanakan oleh hemoglobin.
2
c. Karbon dioksida (CO2) dari seluruh jaringan tubuh ke alat
pernapasan,yakni paru–paru.
d. Zat–zat metabolisme dari seluruh jaringan tubuh ke alat–alat eksresi.
e. Hormon dari kelenjar buntu atau endokrin ke bagian tubuh tertentu.
f. Air untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
2. Sebagai benteng pertahanan tubuh dari infeksi berbagai kuman penyakit.
Fungsi ini dilaksanakan oleh zat antibodi, sel–sel darah putih dan sel–sel
darah pembeku.
3. Menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan
alat–alat tubuh yang aktif ke alat–alat tubuh yang tidak aktif.
4. Mengatur keseimbangan asam dan basa untuk menghindari kerusakan
jaringan tubuh.
Susunan Darah
Darah manusia terdiri dari dua komponen utama, yaitu sel–sel darah dan
plasma darah atau cairan darah. Tiap–tiap komponen darah terdiri atas berbagai
komponen, yaitu:
1. Sel–sel darah
Sel–sel darah merupakan bagian terbesar dari darah, yaitu sekitar 40% –
50%. Sisanya adalah plasma darah. Sel–sel darah terdiri atas tiga macam,
yaitu sel darah merah atau eritrosit, sel darah putih atau leukosit, dan sel–
sel darah pembeku atau trombosit. Contoh gambar sel–sel darah dalam
3
keadaan normal hasil scanning electron microscope (SEM) dapat dilihat
pada gambar berikut
Gambar sel–sel darah dalam keadaan normal hasil scanning electron
microscope (SEM) (a), (b), dan (c) sel darah merah, sel darah putih termasuk
limposit, monosit, neutropil, dan trombosit.
Untuk memahami perbandingan komponen darah, perhatikan gambar berikut.
a) Sel darah merah (eritrosit)
Sel darah merah merupakan bagian utama dari darah. Bentuknya bikonkaf,
tidak berinti, tidak dapat bergerak bebas dan tidak dapat menembus dinding
kapiler. Setiap 1 mm3 darah pria mengandung 5 juta sel darah merah,
sedangkan setiap 1 mm3 darah wanita mengandung 4 juta sel darah merah.
4
Warna sel darah merah sebenarnya kekuning–kuningan. Warna ini
disebabkan oleh adanya pigmen darah yang disebut hemoglobin (Hb).
Hemoglobin adalah protein rangkap yang terdiri dari hemin dan globin.
Hemin adalah senyawa asam amino yang mengandung zat besi (Fe).
Senyawa inilah yang menyebabkan warna darah menjadi merah. Oleh sebab
itu, bila dalam darah kekurangan eritrosit, hemoglobin, maupun zat besi
akan mengakibatkan warna tubuh kita menjadi pucat. Keadaan ini disebut
kekurangan darah atau anemia. Jika seseorang menderita anemia maka
pengangkutan oksigen oleh darah akan mengalami gangguan. Darah yang
kurang mengandung oksigen akan berwarna kebiru-biruan, disebut sianosis.
Sianosis ini misalnya terjadi pada orang yang tercekik dan batuk terus–
menerus sehingga bibirnya menjadi kebiruan.
Hemoglobin mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut.
 Mengangkut oksigen Hb yang mengikat oksigen
(HbO2/oksihemoglobin). Hb mempunyai daya ikat yang tinggi
terhadap oksigen.
 Mengangkut karbon dioksida (CO2).
 Menjaga keseimbangan asam dan basa. Hb2 dan HbO2 adalah
senyawa yang mudah mengikat alkali. Jika kadar senyawa asam
dalam darah meningkat maka hemoglobin dan oksihemoglobin akan
melepaskan alkalinya. Dengan demikian, senyawa asam tadi akan
dinetralkan.
Anemia juga terjadi karena kekurangan sel–sel darah merah. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh karena kekurangan gizi, infeksi suatu kuman
penyakit, ataupun kecelakaan yang mengeluarkan banyak darah. Pada
embrio dan bayi, eritrosit dibentuk oleh hati dan limpa. Setelah masa bayi,
eritrosit dibentuk di dalam sumsum merah tulang. Di dalam hati dan limpa
embrio atau bayi dan di dalam sumsum merah tulang terdapat banyak sel–
sel pembentuk sel–sel darah merah, disebut eritroblast.
5
Di dalam tubuh kita, eritrosit mampu bertahan hidup hingga umur 115 hari.
Jika eritrosit telah tua akan dirombak oleh sel–sel hati. Hemoglobin akan
diubah menjadi zat warna empedu atau bilirubin.
b) Sel darah putih (leukosit)
Berbeda dengan sel darah merah, sel darah putih mempunyai bentuk yang
amat bervariasi. Selnya mempunyai nukleus (inti sel), dapat bergerak bebas
secara ameboid serta dapat menembus dinding kapiler, disebut diapedesis.
Setiap 1 mm3 darah mengandung 6000 – 9000 sel darah putih. Jika
jumlahnya kurang dari 6000/mm3 disebut leukopenia. Tetapi bila jumlahnya
lebih dari 9000/mm3 disebut leukositosis. Jika dalam darah jumlah
leukositosis menjadi amat besar, misalnya 200.000/mm3 darah maka disebut
leukemia atau kanker darah.
Leukositas dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
 leukositas fisiologis, bila naiknya jumlah leukosit disebabkan
kegiatan jasmani terlalu berlabihan, karena nyeri yang disebabkan
tekanan jiwa,
 leukositas patologis, jika naiknya jumlah leukosit disebabkan
terjadinya infeksi.
Leukosit mempunyai fungsi utama untuk melawan kuman yang masuk ke
dalam tubuh yaitu dengan cara memakannya, yang disebut fagositosis.
Leukosit dibentuk di dalam jaringan retikuloendotelium dari sumsum merah
tulang.
Macam–macam Leukosit, dibedakan menjadi dua kelompok yaitu,
granulosit bila plasmanya bergranuler dan agranulosit bila plasmanya tidak
bergranuler. Leukosit granulosit dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yakni:
 Netrofil, sel ini bersifat fagosit, plasmanya bersifat netral, granula
merah kebiruan. Bentuk intinya bermacam–macam.
 Basofil, plasmanya bersifat basa, berbintik–bintik kebiruan, dan
bersifat fagosit.
6
 Eosinofil, bersifat fagosit, plasmanya bersifat asam, berbintik–bintik
kemerahan yang jumlahnya akan meningkat bila terjadi infeksi.
Leukosit agranulosit dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
 Monosit, selnya berinti satu besar, berbentuk bulat panjang, bisa
bergerak cepat, dan bersifat fagosit.
 Limposit, berinti satu dan selnya tidak dapat bergerak bebas.
Ukurannya ada yang sebesar eritrosit. Sel ini berperan besar dalam
pembentukan zat kebal atau antibodi.
c) Keping darah (trombosit)
Trombosit tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit.
Bentuknya tidak teratur dan bila tersentuh benda yang permukaanya kasar
mudah pecah. Tiap 1 mm3 darah mengandung 200.000 – 300.000 trombosit.
Sel ini dibentuk di dalam megakariosit sumsum merah tulang. Trombosit
berperan besar dalam proses pembekuan darah.
2. Plasma darah
Plasma darah terdiri atas air yang didalamnya terlarut berbagai macam zat,
baik zat organik maupun zat anorganik, zat yang berguna maupun zat–zat
sisa yang tidak berguna, sehingga jumlahnya lebih kurang 7 – 10%.
Zat yang terlarut di dalam plasma darah dapat dikelompokkan menjadi
beberapa macam, yaitu sebagai berikut:
a) Zat makanan dan mineral, seperti glukosa, asam amino, asam lemak,
kolesterol, serta garam–garam mineral.
b) Zat–zat yang diproduksi sel, seperti enzim, hormon, dan antibodi.
c) Protein darah yang tersusun atas beberapa asam amino:
 Albumin, yang sangat penting untuk menjaga tekanan osmotik
darah,
 Fibrinogen, sangat penting untuk proses pembekuan darah,
 Globulin, untuk membentuk gemaglobulin yaitu komponen zat
kebal yang amat penting.
7
 Zat–zat sisa metabolisme, seperti urea, asam urat, dan zat–zat sisa
lainnya.
 Gas–gas pernapasan yang larut dalam plasma seperti O2, CO2, dan
N2.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh ion Ca2+ terhadap koagulasi darah,
2. Untuk mengetahui globulin dalam serum darah dan karakteristiknya,
3. Untuk mengetahui adanya albumin dalam serum darah dan
karakteristiknya,
4. Untuk mengetahui adanya senyawa senyawa bukan protein dalam darah,
dan mengetahui adanya pigmen darah.
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui kandungan albumin yang terkandung dalam sampel
darah,
2. Dapat mengetahui senyawa bukan protein yang terdapat dalam sampel
darah,
3. Dapat mengetahui adanya glukosa dalam pigmen darah.
8
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Darah mempunyaii PH basa lemah yaitu sekitar 7,36 dalam tubuh, Dalam
tubuh darah berfungsi sebagai alat transpor zat-zat terutama oksigen, mengatur
reaksi- reaksi kimia dalam tubuh, pengatur panas dan perlindungan terhadap
infeksiDarah tersusun dari sel-sel darah dan plasma darah. Sel-sel darah terdiri dari
sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), keping darah (trombosit) (tim
dosen; 2010).
Golongan darah adalah cara khusus mengetahui darah dari suatu individu
karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein dari permukaan membran
sel darah merah. Dua jenis penggolongan sel darah merah yang paling penting
adalah penggabungan ABO dan rhesus. Didunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46
jenis antigen, selain antigen ABO dan rhesus, hanya saja jarang dijumpai. Transfer
darah dari golongan yang tidak kompatible dapat menyebabkan reaksi tranfusi
imunologi yang berakibat anemia homolisis, gagal ginjal, syol dan kematian
(Anonim; 2010).
Beberapa fungsi darah dalam tubuh:
1. Pernapasan: transpor oksigen dari paru-paru kejaringan –jaringan
karbondioksida dari jaringan keparu-paru.
2. Gizi: tranpor zat-zat yang diadsorpsi melalui dinding usus.
3. Ekskresi: tranpor sisa-sisa metabolisme keginjal, paru-paru, kulit dan usus
untuk dabuang.
4. Mengatur suhu tubuh dengan meratakan panas badan
5. Menggatur keseimbangan asam basa dalam tubuh
6. Tranpor hormon dan metabolit
Bobot jenis darah berfariasai antara 1,024- 1,028. Viskositas darah kira- kira
4y5 kali viskositas air (Menurut Poedjiadi; 2009; 211).
9
Begitu banyak darah yang mengalir melalui kapiler sehingga secar
kumulatifaf cairan yang hilang bisa mencapai sekitar 4,1 perhari. Terdapat juga
beberapa kebocoran protein darah meskipun dinding kapiler tidak bbegitu
permiabel terhadap molekul besar ini. Cairan dan protein yang hilang akan kembali
kedarah melalui sistem limfatik atau sisitem getah bening. Cairan ini masuk
kedalam sistem dengan cara berdifusi kedalam kapiler limfa kecil yang terjalin
diantara kapiler-kapiler sistem kardiovaskuler. Sepanjang pembuluh limfa terdapat
organ yang disebut nodus limfa atau nodus getah bening yang menyaring limfa
(Campbell; 2002; 53).
Homoglobing mengandung dua rantai α dan dua rantai β serta empat gugus
heme yang masing-masing berikatan dengan rantai polipeptida. Masing-masing
gugus heme dapat mengikat satu molekul oksigen secara terbalik. Karena sejumlah
besar hemoglabin yang terdapat dalam sel darah merah 100 ml darah merah
mamalia. Jika doksigen penuh dapat membawa 21 gas oksigen. Jumlah oksigen
yang terikat oleh homoglabin tergantung pada empat faktor:
1. Tekanan parsial oksigen
2. Kosentrasi 2,3-difosfogliserat
3. Derajat Keasaman (PH)
4. Kosentrasi karbondioksida
Pengikatan oksigen juga reversibel oleh hemoglabin disertai oleh
pembebasan proton. Reaksinya:
HHb + O2 HbO2 + H+
Dengan demikian peningkatan PH akan mengeser kesetimbangan kekanan dan
menyebabkan homoglobin mengikat O2 lebih banyak (Lehninyjer; 1982; 53).
Plasma darah mengandung sekitar 90% air . Diantara berbagai jenis zat yang
terlarut dalam air terdapat garam-garam anorganik. Yang kadang – kadang disubut
elektrolit darah dan terdapat dalam plasma darah bentuk ion terlarut. Kosentrasi
gabungan ion-ion ini penting dalam pemeliharaan keseimbangan osmatik’
Beberapa ion tersebut membantu dalam menyangga PH darah. Beberap ion juga
memiliki PH 7,4 pada manusia. Kemampuan otak dan saraf untuk berfungsi secara
10
normal juga bergantu pada kosentrasi ion- ion kunci dalam cairan interstisial
(Campbell; 2002; 53).
Darah juga mengangkut karbondioksida yang terbentuk sebagai hasil ahir
oksidasi bahan bakar dari jaringan keparu- paru selanjutnyankarbondioksida dalam
paru- paru dibebaskan dalm bentuk hembusan udara. Darah yang meninggalkan
jantung yang karbindioksida setara dengan sekitar 60 ml gas CO2per 100 ml darah,
sedangkan darah dalam arteri yang meninggalkan paru- paru hanya sekitar 50 ml
CO2 per 100 ml (Lehninyjer; 1982; 34).
2.2 Alat dan Bahan
A. Alat
- Tabung reaksi
- Rak Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Corong
- Gelas Beker
- Kertas saring
- Penjepit tabung reaksi
- Spirtus dan Kaki tiga atau Kompor Portable kecil
- Korentang
- Spektofotometer
- Kuvet
B. Bahan
- Darah Oksalat
- Darah Fibrin
- Kalsium Klorida (CaCl2)
- Serum
- Amonium Sulfat ((NH4)2SO4) padat
- Akuades
- Asam Asetat (CH3COOH)
11
- Natrium Karbonat (Na2CO3) padat
- Asam Nitrat (HNO3)
- Perak Nitrat (AgNO3)
- Amonium Molybdate (NH4)
- Asam Oksalat (H2C2O4)
- Gliserol
- Tembaga(II) Sulfat (CuSO4)
- Blangko
- SP+
- SP-
- Luff Schoor
- Kalium Iodida (KI)
- 2NSO4
- Amilum
- Natrium Tiosulfat (Na2S2O3)
- Baku
- Sampel
2.3 Langkah Kerja
 UJI BIOKOMIA DARAH
1. Uji Kalsium (Ca2+)
a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan.
b. Siapkan darah oksalat, darah fibrin, dan dua tabung reaksi serta pipet tetes.
Kemudian tabung reaksi pertama dimasukkan 2 tetes darah oksalat dan
tabung reaksi yang kedua dimasukkan 2 tetes darah fibrin dengan
menggunakan pipet tetes.
c. Siapkan stopwatch dan teteskan CaCl2 5% sebanyak 1 tetes ke dalam
masing-masing tabung reaksi sambil menghitung waktu
penggumpalannya menggunakan stopwatch.
d. Kemudian goyangkan tabung reaksi tersebut dan diamkan hingga
terbentuk gumpalan. Catat waktu saat terbentuk gumpalan.
12
2. Uji Pengendapan Globulin
a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan.
b. Siapkan serum dan pipet tetes. Ambil serum sebanyak 10 tetes dengan
menggunakan pipet tetes kedalam tabung reaksi yang sudah disiapkan.
c. Tambahkan Amonium Sulfat (NH4)2SO4 padat secukupnya. Kemudian
goyangkan tabung reaksi tersebut hingga terbentuk endapan.
d. Siapkan kertas saring, corong dan tabung reaksi untuk menyaring endapan
tersebut.
e. Setelah disaring akan didapatkan 2 zat, yaitu endapan pada kertas saring
dan filtrat (yang dapat melewati kertas saring)
f. Filtrat diberi akuades dan digoyangkan hingga larut. Setelah larut, filtrat
diberi akuades lagi hingga terbentuk endapan. Endapan tersebut disebut
globulin.
3. Uji Pengendapan Albumin
a. Hasil endapan pada uji pengendapan globulin tadi diberi amonium sulfat
secukupnya hingga terbentuk suatu endapan yang disebut albumin.
b. Siapkan kertas saring, corong, dan tabung reaksi untuk menyaring endapan
tersebut.
c. Setelah disaring akan didapatkan 2 zat yaitu endapan pada kertas saring
tersebut dan filtrat (yang dapat melewati kertas saring).
d. Filtrat diberi akuades hingga larut.
4. Uji Pengendapan Protein
a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan.
b. Siapkan serum dan pipet tetes, kemudian masukkan serum sebanyak 10 tetes
menggunakan pipet tetes ke dalam tabung reaksi. Setelah itu, tambahkan 20
tetes akuades kedalam tabung reaksi tersebut dengan menggunakan pipet
tetes.
c. Panaskan tabung reaksi tersebut didalam gelas beker berisi air mendidih
hingga larutan didalam didalam tabung reaksi tersebut mendidih.
13
d. Tambahkan asam asetat secukupnya hingga terbentuk gumpalan berwarna
putih. Setelah itu, keluarkan tabung reaksi dari dalam gelas beker berisi
air mendidih tadi.
e. Siapkan kertas saring, corong, dan tabung reaksi untuk menyaring gumpalan
tersebut.
f. Setelah disaring akan didapatkan 2 zat yaitu endapan dari gumpalan tadi
pada kertas saring dan filtrat (yang dapat melewati kertas saring).
g. Filtrat diberi 3 tetes PR hingga berubah menjadi warna kuning
h. Kemudian tambahkan Na2Co3 secukupnya hingga berubah menjadi warna
ungu yang menunjukk an pH sebesar 5,4.
i. Siapkan kertas saring, corong, dan tabung reaksi untuk menyaring larutan
tersebut.
j. Setelah itu akan didapatkan filtrat.
k. Kemudian siapkan 4 tabung reaksi yang masing-masingnya akan diisi 3
tetes filtrat hasil penyaringan tadi untuk digunakan sebagai bahan percobaan
selanjutnya.
5. Uji Klorin (Cl-)
a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan.
b. Filtrat hasil Uji Pengendapan Protein tadi dimasukkan ke dalam tabung
reaksi sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet tetes.
c. Filtrat tersebut kemudian diberi Asam Nitrat (HNO3) 10% sebanyak 3 tetes
dengan menggunakan pipet tetes.
d. Kemudian akan terbentuk endapan berwarna putih.
6. Uji Ortofosfat (PO4
3-)
a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan.
b. Filtrat hasil Uji Pengendapan Protein tadi dimasukkan ke dalam tabung
reaksi sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet tetes.
c. Filtrat tersebut kemudian diberi Asam Nitrat (HNO3) 10% sebanyak 3 tetes
dengan menggunakan pipet tetes.
14
d. Kemudian filtrat tersebut dipanaskan didalam gelas beker yang berisi air
mendidih sambil diberi cairan NH4 (Molybdate).
e. Setelah itu, akan terbentuk endapan berwarna kuning.
7. Uji Kalsium (Ca2+)
a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan.
b. Filtrat hasil Uji Pengendapan Protein tadi dimasukkan ke dalam tabung
reaksi sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet tetes.
c. Filtrat tersebut kemudian diberi asam oksalat (H2C2O4) hingga berubah
menjadi keruh.
8. Uji Glukosa
a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan.
b. Filtrat hasil Uji Pengendapan Protein tadi dimasukkan ke dalam tabung
reaksi sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet tetes.
c. Filtrat tersebut diberi 3 tetes Gliserol, 2 tetes CuSO4, dan Natrium Karbonat
(Na2CO3) padat.
d. Kemudian dipanaskan dalam gelas beker yang berisi air mendidih selama 1
menit hingga warnanya berubah menjadi biru.
e. Kemudian dipanaskan lagi hingga warnanya berubah menjadi hijau (yang
menandakan tidak ada glukosa) atau merah (yang menandakan adanya
glukosa).
 UJI SENYAWA DALAM DARAH
1. Pemeriksaan Kandungan Glukosa dalam Darah
a. Siapkan alat dan bahan berupa 3 buah tabung yang mana masing-masing
tabung di isi blanko (10 tetes) , SP+ (10 tetes) , SP- (10 tetes) kemudian
ditambahkan luff schoor sebanyak 20 tetes pertabung menggunakan
pipet.
b. Lalu direbus selama 10 menit menggunakan kompor portable kecil
setelah itu diangkat menggunakan corentang dan letakan ke 3 tabung
tersebut ke dalam rak.
15
c. Tabung yang berisi blanko di tambahkan cairan KI sebanyak(10 tetes)
+ cairan 2NSO₄ sebanyak (10 tetes) + cairan amilum (10 tetes) + cairan
Na₂S₂0₃ secukupnya sampai cairan di dalam tabung berwarna putih
susu tanpa di kocok/digoyangkan -> (20 tetes).
d. Tabung yang berisi SP- ditambahkan KI sebanyak (10 tetes) + cairan
2NSO₄ sebanyak (10 tetes) + cairan amilum (10 tetes) + cairan Na₂S₂0₃
secukupnya dengan dikocok/digoyangkan pelan-pelan hingga yang
semula berwarna coklat lalu berubah menjadi warna biru dan hasil akhir
berwarna putih keruh -> (15 tetes).
1. Pemeriksaan Kandungan Kolesterol Dalam Darah
a. Siapkan alat dan bahan yang meliputi 3 buah tabung reaksi
berukuran kecil .
b. Kemudian isikan masing-masing tabung dengan 4ml larutan blanko,
4ml larutan sample, 4ml larutan baku.
c. Lalu ketiga tabung tadi dipanaskan selama 10 menit dan diangkat
serta didinginkan.
d. Siapkan alat spektofotometer lalu tekan tombol ON dan cari panjang
gelombang yang sesuai dengan menekan tombol ‘nm’.
e. Dilanjut menekan tombol A/T/C hingga muncul I.
f. Setelah itu tekan tombol O ABS / 100 % T hingga muncul setting
blank.
g. Masukkan cuvet berisi blanko.
h. Setelah itu tekan kembali tombol O ABS / 100 % T hingga muncul
setting blank.
i. Kemudian masukkan cuvet yang berisi blanko, seri, sampel.
2.4 Hasil dan Pembahasan
 UJI BIOKIMIA DARAH
1. Uji Kalsium (Ca2+)
Tujuan dari Uji Kalsium adalah untuk mengetahui pengaruh ion Ca2+
terhadap koagulasi darah.
16
 Reaksi tabung pertama
Darah Oksalat + 1 tetes CaCl 5%, pada 6 menit 28 detik tidak terjadi
koagulasi, hanya terjadi perubahan warna menjadi warna kuning
muda.
 Reaksi tabung kedua
Darah Fibrin + 1 tetes Cacl 5%, pada 6 menit 28 detik tidak terjadi
koagulasi, hanya terjadi perubahan warna menjadi warna orange.
2. Uji Pengendapan Globulin
Pada percobaan kali ini dihasilkan warna larutan kuning keruh dan terdapat
sedikit endapan yang melayang. Larutan menjadi berwarna kuning dan
mengendap akibat penambahan amonium sulfat. Penambahan (NH4)2SO4
(amonium sulfat) padat ini bertujuan untuk mengikat air pada protein karena
garam bersifat hidroskopis. Amonium sulfat jenuh yang ditambahkan
dengan serum menyebabkan larutan campuran tersebut tidak jenuh lagi
melainkan menjadi setengah jenuh. Globulin dapat diendapkan pada larutan
setengah jenuh maka terbentuk endapan globulin. Menurut Sloane (2004),
larutan globulin dapat diendapkan oleh penambahan garam amonium sulfat
hingga setengah jenuh. Pada percobaan ini, protein albumin tidak ikut
mengendap karena protein albumin mengendap pada larutan yang bersifat
jenuh sehingga filtrat yang disaring endapannya masih mengandung protein
albumin dan dapat digunakan pada percobaan pengendapan albumin.
Endapan globulin yang telah disaring tadi ditambahkan aquades maka
endapan protein globulin tersebut tidak larut (ditandai dengan larutan masih
keruh) karena protein globulin sedikit atau tidak larut dalam air sehingga
dalam larutan tersebut masih mengandung protein globulin.
3. Uji Pengendapan Albumin
Pada percobaan ini, filtrat yang digunakan adalah filtrat dari percobaan
globulin. Filtrat tersebut ditambahkan dengan (NH4)2SO4 padat berlebih
sehingga terdapat sedikit endapan yang melayang. Penambahan (NH4)2SO4
(amonium sulfat) padat yang berlebih ini bertujuan untuk mengikat air pada
17
protein karena garam bersifat hidroskopis sehingga protein albumin tersebut
dapat mengendap karena protein albumin dapat mengendap pada amonium
sulfat jenuh. Menurut Sloane (2004), albumin adalah protein yang dapat
larut serta dapat terkoagulasi oleh panas dan dapat diendapkan dengan
penambahan amonium sulfat hingga jenuh. Endapan tersebut disaring dan
ditambahkan aquades lalu digojok tetapi dalam larutan tersebut masih
terdapat sedikit endapan yang berwarna merah yang bukan merupakan
endapan dari protein albumin. Endapan dari protein albumin sendiri sudah
ikut larut dalam air (ditandai dengan larutan berwarna bening) karena
protein albumin dapat larut dalam air.
4. Uji Pengendapan Protein
Percobaan ini bertujuan untuk menghilangkan protein dalam darah karena
protein dalam darah merupakan protein terkonjugasi. Sampel darah
dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan aquades kemudian
dididihkan, hal ini menyebabkan fungsi dari protein tersebut hilang karena
ikatan hidrogen dalam protein tersebut lepas. Larutan tersebut ditambahkan
setetes demi setetes asam asetat, hingga terdapat gumpalan berwarna putih.
Gumpalan disaring. Filtratnya diberi 3 tetes PR sehingga berubah menjadi
warna kuning, lalu diberi Natrium Karbonat Na2CO3 padat hingga berubah
menjadi warna ungu, yang menandakan pH 5,4, penambahan zat ini
mengakibatkan penambahan H+ sehingga antara muatan positif (+) dan
negatif (-) pada protein tidak seimbang sehingga terjadi perubahan struktur
yang menyebabkan terjadinya endapan protein. Filtrat dididihkan dan
kemudian disaring, filtrat yang dihasilkan digunakan untuk percobaan
selanjutnya. Meurut Bastiansya (2008), konformasi molekul protein dapat
berubah karena pengaruh suhu, pH atau karena terjadinya suatu reaksi
dengan senyawa lain atau ion-ion logam dan peristiwa ini sering disebut
deproteinasi.
5. Uji Klorida (Cl-)
18
Pada percobaan klorida warna larutan berubah dari putih bening menjadi
putih keruh dan terdapat endapan putih disebabkan oleh HNO3 yang
ditambahklan mengikat Cl yang terdapat pada serum darah dan bentuk
endapan yang berwarna putih. Endapan dari reaksi tersebut adalah endapan
HCl (berwarna putih).
Plasma darah tersusun atas salah satunya adalah elektrolit. Klorida
merupakan elektrolit bermuatan negatif, banyak terdapat pada cairan
ekstraseluler (diluar sel), berperan penting dalam keseimbangan cairan
tubuh, keseimbangan asam-basa dalamtubuh. Klorida di angkut di dalam
darah dan limfe akibat kerja jantung dan otot rangka (Gandasoebrata, 2007).
6. Uji Ortofosfat (PO4
3-)
Percobaan uji fosfat kali ini bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa
fosfat dalam darah. Filtrat diberi 3 tetes HNO3 pekat kemudian dipanaskan
sambil ditambahkan beberapa tetes amonium molibdat. Kemudian akan
terbentuk endapan warna kuning. Adanya endapan warna kuning ini
menunjukkan bahwa dalam filtrat tersebut terdapat senyawa fosfat dan
19
endapan tersebut merupakan endapan amonium fosfomolibdat. Reaksi yang
terjadi pada uji kali ini adalah :
Filtrat + HNO3 dan ammonium molibdat → Endapan amonium
fosfomolibdat (warna kuning)
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari
berat badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai
garam kalsium fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang
dan gigi yang tidak dapat larut. Hidroksipatit memberi kekuatan dan
kekakuan pada tulang. Fosfor di dalam tulang berada dalam perbandingan
1:2 dengan kalsium. Fosfor selebihnya terdapat di dalam semua sel tubuh,
separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan ekstraseluler (Muchtadi,
2008).
7. Uji Kalsium (Ca2+)
Pada percobaan kali ini setelah filtrat ditambahkan beberapa tetes larutan
asam oksalat, filtrat tersebut berubah menjadi keruh. Perubahan menjadi
keruh ini menunjukkan bahwa dalam larutan tersebut terdapat endapan.
Menurut Bastiansyah (2008), sedikit banyaknya kalsium dalam darah dapat
dilihat dari tingkat kekeruhan larutan setelah ditetesi kalium oksalat.
Tingkat kekeruhan tinggi maka menunjukkan kalsium dalam darah banyak,
demikian juga sebaliknya. Endapan yang terbentuk tersebut merupakan
endapan kalsium oksalat yang merupakan hasil reaksi dari kalium oksalat
dengan kalsium yang terdapat dalam darah. Menurut Mustafa et al. (2011),
kondisi kadar kalsium darah yang optimum akan menunjang deposisi
kalsium ke dalam tulang, sebaliknya, turunnya kadar ion kalsium plasma di
bawah batas normal akan memacu kelenjar paratiroid untuk meningkatkan
sekresi hormon paratiroid. Hormon paratiroid memulihkan konsentrasi
kalsium cairan ekstrasel menjadi normal dengan bekerja langsung pada
tulang dan ginjal, dan bekerja tidak langsung pada mukosa usus melalui
perangsangan sistem kalsitriol.
20
8. Uji Glukosa
Pada percobaan ini, setelah filtrat ditambahkan 3 tetes gliserol, Na2CO3
padat, 2 tetes CuSO4 serta dipanaskan, maka larutan akan berubah menjadi
warna merah (yang menandakan adanya glukosa dalam filtrat) atau hijau
(yang menandakan tidak adanya glukosa dalam filtrat).
Penambahan larutan CuSO4 yang nantinya akan direduksi oleh gluksa
menjadi Cu2O yang berwarna merah bata. Fungsi dari penambahan gliserol
selain sebagai pemecah lemak juga untuk menaikkan titik didih karena
gliserol merupakan senyawa non polar sehingga memiliki titik didih tinggi.
Larutan tersebut dididihkan selama beberapa menit hingga warna dari
larutan tersebut berubah menjadi kecoklatan dan ada endapan putih di dasar.
Hal ini membuktikan bahwa dalam filtrat tersebut mengandung glukosa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan glukosa darah adalah
kandungan serat dalam makanan, proses pencernaan, cara pemasakannya,
ada atau tidaknya zat anti terhadap penyerapan makanan sebagai zat anti
nutrien, perbedaan interprandial, waktu makan dengan lambat atau cepat,
21
pengaruhnya intoleransi glukosa dan pekat tidaknya makanan (Witasari et
al., 2009).
 UJI SENYAWA DALAM DARAH
1. Pemeriksaan Kandungan Glukosa dalam Darah
Dari hasil yang di peroleh dari uji Glukosa dalam darah dapat di simpulkan
menggunakan:
RUMUS PERHITUNGAN GLUKOSA DARAH:
15 Hs darah + 20 Hs luff schoor
Blanko
= (vb- b sp) x 0,1/0,1
= ( (2O Hs)/(20 Hs) - 15/20 )
= ( 1-0,75)
= 0,25
1 ml Na₂SO 0,1 N = 2,4 mg glukosa
Hasil 0,25 = 2,4/4
22
= 0,6 mg glukosa
100/0,25 x 0,6 = 240 mg/100 ml darah sewaktu
Tujuan percobaan ini untuk mengetahui kadar gluksa dalam darah.Setelah
di masukkan blanko,SP-,SP+,kemudain dipanaskan dan dicampur dengan
aquades dll,menghasilkan glukosa sebanyak 240 mg/ 100 ml darah
sewaktu.Faktor-faktor yang mempengaruhi glukosa dalam darah adalah
kandungan serat dalam makanan, proses pencernaan,cara pemasakannya
atau ada tidaknya zat inti atau nutrisi dalam makanan (Witasari et al.2009).
2. Pemeriksaan Kandungan Kolesterol dalam Darah
RUMUS PERHITUNGAN KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH
Kadar Kolesterol = (ABS-SP)/(ABS Baku) x C Baku
= 0,080/0,069 x 250 mg/100 ml
= 289,86 mg/100 ml darah
Tujuan percobaa ini untuk mengetahui kadar kolesterol dalam
darah.Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol (bahasa
Inggris: waxy steroid) yang ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan
dalam plasma darah. Merupakan sejenis lipid yang merupakan molekul
lemak atau yang menyerupainya. Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang
disebut steroid. Steroids ialah lipid yang memiliki struktur kimia
khusus.Pada percoban diatas diambil blanko ,sampel, dan seri.Dan
dihasilkan adanya kolesterol sebanyak 289,86 mg/100 ml darah.
23
BAB 3
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan kami menari kesimpulan seperti
berikut:
1. Dalam proses pembekuan darah mebutuhkan fibrin dan Ca2+
2. Dalam plasma darah terdapat protein (albumin dan globulin),
karbohidrat (glukosa), dan elektrolit ( Ca ,K ,Cl dan P)
3. Hemoglobin dalam eritrosit dapat bersifat seperti enzim ketika di
beri reagen tertentu
24
DAFTAR PUSTAKA
a. Sobah. 21 Januari 2015.
http://nurussobah.web.ugm.ac.id/2015/01/21/laporan-praktikum-biokimia-
dasar-acara-darah/
b. Munawaroh, Siti. 2009. Pengaruh Ekstrak Kelopak Rosela (Hibiscus
sabdariffa) Terhadap Peningkatan Jumlah Eritrosit Dan Kadar Hemoglobin
(Hb) Dalam Darah Tikus Putih (Rattus nurvegicus) Anemia. Fakultas Sains
dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim. Malang.
c. Sirajuddin, S. 2012. Penuntun Praktikum Biokimia. Universitas Hasanuddin
Press. Makassar.
d. Hamid, Abdul, 2001. “Biokimia Metabolisme Biomolekul”. Penerbit
Alfabeta: Jakarta.
e. Koolman Jan dan Klaus, 2001. “Atlas Berwarna dan Teks Biokimia”.
Penerbit EGC: Jakarta.
25
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini dibuat sebagai hasil praktikum dengan judul PRAKTIKUM
BIOKIMIA DARAH DAN PEMERIKSAAN KANDUNGAN SENYAWA
DALAM DARAH yang telah dilaksanakan pada:
Hari : Jum’at
Tanggal : 29 Desember 2017
Waktu : 09.00 – 12.00 WIB
Tempat : Lab Biokimia NRC Universitas Muhammadiyah Semarang
Semarang, 9 Januari 2018
PEMBIMBING
Praktikan
Maya
(J2A017011)
Praktikan
Nabela
(J2A017014)
Praktikan
Vina
(J2A017017)
Praktikan
Melinda
(J2A017022)

More Related Content

What's hot

1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
Sofyan Dwi Nugroho
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
Astri Maulida
 
Bioenergitika
BioenergitikaBioenergitika
BioenergitikaAinur
 
Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak
pure chems
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Pujiati Puu
 
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin bAnnisa Nurul Chaerani
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
Tidar University
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Ria Rohmawati
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
dewisetiyana52
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Rukmana Suharta
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Sel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotikSel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotik
riacantik96
 
Mekanisme Transport Na dan K
Mekanisme  Transport Na dan KMekanisme  Transport Na dan K
Mekanisme Transport Na dan K
awarisusanti
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Ernalia Rosita
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 

What's hot (20)

1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Bioenergitika
BioenergitikaBioenergitika
Bioenergitika
 
Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
 
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Uji molisch
Uji molischUji molisch
Uji molisch
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Sel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotikSel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotik
 
Mekanisme Transport Na dan K
Mekanisme  Transport Na dan KMekanisme  Transport Na dan K
Mekanisme Transport Na dan K
 
Asam nukleat
Asam nukleatAsam nukleat
Asam nukleat
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 

Similar to Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah

Darah
Darah Darah
Makalah sel-darah-merah
Makalah sel-darah-merahMakalah sel-darah-merah
Makalah sel-darah-merah
Anto Freistyawan
 
Materi Darah.pptx
Materi Darah.pptxMateri Darah.pptx
Materi Darah.pptx
rosa yani
 
Materi Darah.pptx
Materi Darah.pptxMateri Darah.pptx
Materi Darah.pptx
rosa yani
 
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-ifahruludin
 
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-ifahruludin
 
Makalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulinMakalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulin
Septian Muna Barakati
 
Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"
Syifa Sahaliya
 
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transportDarah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transportsjktsialang
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Warnet Raha
 
Biokimia Darah
Biokimia DarahBiokimia Darah
Biokimia Darah
PT Witchy Shop
 
ANFIS HEMATOLOGI.ppt
ANFIS HEMATOLOGI.pptANFIS HEMATOLOGI.ppt
ANFIS HEMATOLOGI.ppt
KaryoIIKNU
 
Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22
Septian Muna Barakati
 
Karsinah BAB II (1).docx
Karsinah BAB II (1).docxKarsinah BAB II (1).docx
Karsinah BAB II (1).docx
SaniaJunianti
 
Darah 1234230402603985-1
Darah 1234230402603985-1Darah 1234230402603985-1
Darah 1234230402603985-1oshinizumi
 
Makalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darahMakalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darahSherly ShEra
 
73967010 makalah-darah
73967010 makalah-darah73967010 makalah-darah
73967010 makalah-darahDha Sugaluh
 
DARAH.ppt
DARAH.pptDARAH.ppt
DARAH.ppt
JufrikaGusni
 
DARAH.ppt
DARAH.pptDARAH.ppt
DARAH.ppt
JufrikaGusni
 

Similar to Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah (20)

Darah
Darah Darah
Darah
 
Pengertian darah dan AKBID PARAMATA RAHA
Pengertian darah dan AKBID PARAMATA RAHA Pengertian darah dan AKBID PARAMATA RAHA
Pengertian darah dan AKBID PARAMATA RAHA
 
Makalah sel-darah-merah
Makalah sel-darah-merahMakalah sel-darah-merah
Makalah sel-darah-merah
 
Materi Darah.pptx
Materi Darah.pptxMateri Darah.pptx
Materi Darah.pptx
 
Materi Darah.pptx
Materi Darah.pptxMateri Darah.pptx
Materi Darah.pptx
 
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
 
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
 
Makalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulinMakalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulin
 
Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"
 
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transportDarah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
 
Biokimia Darah
Biokimia DarahBiokimia Darah
Biokimia Darah
 
ANFIS HEMATOLOGI.ppt
ANFIS HEMATOLOGI.pptANFIS HEMATOLOGI.ppt
ANFIS HEMATOLOGI.ppt
 
Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22
 
Karsinah BAB II (1).docx
Karsinah BAB II (1).docxKarsinah BAB II (1).docx
Karsinah BAB II (1).docx
 
Darah 1234230402603985-1
Darah 1234230402603985-1Darah 1234230402603985-1
Darah 1234230402603985-1
 
Makalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darahMakalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darah
 
73967010 makalah-darah
73967010 makalah-darah73967010 makalah-darah
73967010 makalah-darah
 
DARAH.ppt
DARAH.pptDARAH.ppt
DARAH.ppt
 
DARAH.ppt
DARAH.pptDARAH.ppt
DARAH.ppt
 

More from Vina Widya Putri

Infeksi Odontogenik
Infeksi OdontogenikInfeksi Odontogenik
Infeksi Odontogenik
Vina Widya Putri
 
Lesi Pigmentasi
Lesi PigmentasiLesi Pigmentasi
Lesi Pigmentasi
Vina Widya Putri
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Vina Widya Putri
 
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa RekurenReccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
Vina Widya Putri
 
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
Vina Widya Putri
 
Lesi Rongga Mulut Akibat Virus
Lesi Rongga Mulut Akibat VirusLesi Rongga Mulut Akibat Virus
Lesi Rongga Mulut Akibat Virus
Vina Widya Putri
 
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Vina Widya Putri
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Vina Widya Putri
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Vina Widya Putri
 
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & ErosiLaporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Vina Widya Putri
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Vina Widya Putri
 
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Vina Widya Putri
 
Tutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteTutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & Crossbite
Vina Widya Putri
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Vina Widya Putri
 
Tutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakTutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management Anak
Vina Widya Putri
 
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAKLaporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Vina Widya Putri
 
Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Vina Widya Putri
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Vina Widya Putri
 
Premolar kedua rahang atas
Premolar kedua rahang atasPremolar kedua rahang atas
Premolar kedua rahang atas
Vina Widya Putri
 
Premolar pertama rahang atas
Premolar pertama rahang atasPremolar pertama rahang atas
Premolar pertama rahang atas
Vina Widya Putri
 

More from Vina Widya Putri (20)

Infeksi Odontogenik
Infeksi OdontogenikInfeksi Odontogenik
Infeksi Odontogenik
 
Lesi Pigmentasi
Lesi PigmentasiLesi Pigmentasi
Lesi Pigmentasi
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
 
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa RekurenReccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
 
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
 
Lesi Rongga Mulut Akibat Virus
Lesi Rongga Mulut Akibat VirusLesi Rongga Mulut Akibat Virus
Lesi Rongga Mulut Akibat Virus
 
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
 
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & ErosiLaporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
 
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
 
Tutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteTutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & Crossbite
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
 
Tutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakTutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management Anak
 
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAKLaporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
 
Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
 
Premolar kedua rahang atas
Premolar kedua rahang atasPremolar kedua rahang atas
Premolar kedua rahang atas
 
Premolar pertama rahang atas
Premolar pertama rahang atasPremolar pertama rahang atas
Premolar pertama rahang atas
 

Recently uploaded

80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 

Recently uploaded (20)

80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 

Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah

  • 1. PRAKTIKUM BIOKIMIA DARAH DAN PEMERIKSAAN KANDUNGAN SENYAWA DALAM DARAH Oleh: Ismaya Aria Sari (J2A017011) Nabela Intania Sekarini (J2A017014) Vina Widya Putri (J2A017017) Melinda Savira Ayudyawati (J2A017022) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2017
  • 2. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah. Cairan ini berwarna merah yang terdapat di dalam pembuluh darah. Warna merah tersebut tidak selalu tetap, tetapi berubah–ubah karena pengaruh zat kandungannya, terutama kadar oksigen dan CO2. bila kadar oksigen tinggi maka warna darah menjadi merah muda, tetapi bila kadar CO2-nya tinggi maka warnanya menjadi merah tua. Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel–sel darah (darah padat). Volume darah pada manusia atau hewan level tinggi (mamalia) adalah 8% berat badannya. Darah pada tubuh manusia sekitar sepertigabelas beratnya atau sekitar 4 atau 5 liter pada orang dewasa. Darah merupakan cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Fungsi Darah Darah merupakan jaringan penyokong istimewa yang mempunyai banyak fungsi, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Sebagai alat pengangkut, yaitu mengangkut: a. Zat–zat makanan dari sel–sel jonjot usus ke seluruh jaringan tubuh. b. Oksigen dari alat pernapasan ke seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan oksigen, tugas ini dilaksanakan oleh hemoglobin.
  • 3. 2 c. Karbon dioksida (CO2) dari seluruh jaringan tubuh ke alat pernapasan,yakni paru–paru. d. Zat–zat metabolisme dari seluruh jaringan tubuh ke alat–alat eksresi. e. Hormon dari kelenjar buntu atau endokrin ke bagian tubuh tertentu. f. Air untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. 2. Sebagai benteng pertahanan tubuh dari infeksi berbagai kuman penyakit. Fungsi ini dilaksanakan oleh zat antibodi, sel–sel darah putih dan sel–sel darah pembeku. 3. Menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan alat–alat tubuh yang aktif ke alat–alat tubuh yang tidak aktif. 4. Mengatur keseimbangan asam dan basa untuk menghindari kerusakan jaringan tubuh. Susunan Darah Darah manusia terdiri dari dua komponen utama, yaitu sel–sel darah dan plasma darah atau cairan darah. Tiap–tiap komponen darah terdiri atas berbagai komponen, yaitu: 1. Sel–sel darah Sel–sel darah merupakan bagian terbesar dari darah, yaitu sekitar 40% – 50%. Sisanya adalah plasma darah. Sel–sel darah terdiri atas tiga macam, yaitu sel darah merah atau eritrosit, sel darah putih atau leukosit, dan sel– sel darah pembeku atau trombosit. Contoh gambar sel–sel darah dalam
  • 4. 3 keadaan normal hasil scanning electron microscope (SEM) dapat dilihat pada gambar berikut Gambar sel–sel darah dalam keadaan normal hasil scanning electron microscope (SEM) (a), (b), dan (c) sel darah merah, sel darah putih termasuk limposit, monosit, neutropil, dan trombosit. Untuk memahami perbandingan komponen darah, perhatikan gambar berikut. a) Sel darah merah (eritrosit) Sel darah merah merupakan bagian utama dari darah. Bentuknya bikonkaf, tidak berinti, tidak dapat bergerak bebas dan tidak dapat menembus dinding kapiler. Setiap 1 mm3 darah pria mengandung 5 juta sel darah merah, sedangkan setiap 1 mm3 darah wanita mengandung 4 juta sel darah merah.
  • 5. 4 Warna sel darah merah sebenarnya kekuning–kuningan. Warna ini disebabkan oleh adanya pigmen darah yang disebut hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah protein rangkap yang terdiri dari hemin dan globin. Hemin adalah senyawa asam amino yang mengandung zat besi (Fe). Senyawa inilah yang menyebabkan warna darah menjadi merah. Oleh sebab itu, bila dalam darah kekurangan eritrosit, hemoglobin, maupun zat besi akan mengakibatkan warna tubuh kita menjadi pucat. Keadaan ini disebut kekurangan darah atau anemia. Jika seseorang menderita anemia maka pengangkutan oksigen oleh darah akan mengalami gangguan. Darah yang kurang mengandung oksigen akan berwarna kebiru-biruan, disebut sianosis. Sianosis ini misalnya terjadi pada orang yang tercekik dan batuk terus– menerus sehingga bibirnya menjadi kebiruan. Hemoglobin mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut.  Mengangkut oksigen Hb yang mengikat oksigen (HbO2/oksihemoglobin). Hb mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap oksigen.  Mengangkut karbon dioksida (CO2).  Menjaga keseimbangan asam dan basa. Hb2 dan HbO2 adalah senyawa yang mudah mengikat alkali. Jika kadar senyawa asam dalam darah meningkat maka hemoglobin dan oksihemoglobin akan melepaskan alkalinya. Dengan demikian, senyawa asam tadi akan dinetralkan. Anemia juga terjadi karena kekurangan sel–sel darah merah. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena kekurangan gizi, infeksi suatu kuman penyakit, ataupun kecelakaan yang mengeluarkan banyak darah. Pada embrio dan bayi, eritrosit dibentuk oleh hati dan limpa. Setelah masa bayi, eritrosit dibentuk di dalam sumsum merah tulang. Di dalam hati dan limpa embrio atau bayi dan di dalam sumsum merah tulang terdapat banyak sel– sel pembentuk sel–sel darah merah, disebut eritroblast.
  • 6. 5 Di dalam tubuh kita, eritrosit mampu bertahan hidup hingga umur 115 hari. Jika eritrosit telah tua akan dirombak oleh sel–sel hati. Hemoglobin akan diubah menjadi zat warna empedu atau bilirubin. b) Sel darah putih (leukosit) Berbeda dengan sel darah merah, sel darah putih mempunyai bentuk yang amat bervariasi. Selnya mempunyai nukleus (inti sel), dapat bergerak bebas secara ameboid serta dapat menembus dinding kapiler, disebut diapedesis. Setiap 1 mm3 darah mengandung 6000 – 9000 sel darah putih. Jika jumlahnya kurang dari 6000/mm3 disebut leukopenia. Tetapi bila jumlahnya lebih dari 9000/mm3 disebut leukositosis. Jika dalam darah jumlah leukositosis menjadi amat besar, misalnya 200.000/mm3 darah maka disebut leukemia atau kanker darah. Leukositas dapat dibedakan menjadi dua, yakni:  leukositas fisiologis, bila naiknya jumlah leukosit disebabkan kegiatan jasmani terlalu berlabihan, karena nyeri yang disebabkan tekanan jiwa,  leukositas patologis, jika naiknya jumlah leukosit disebabkan terjadinya infeksi. Leukosit mempunyai fungsi utama untuk melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh yaitu dengan cara memakannya, yang disebut fagositosis. Leukosit dibentuk di dalam jaringan retikuloendotelium dari sumsum merah tulang. Macam–macam Leukosit, dibedakan menjadi dua kelompok yaitu, granulosit bila plasmanya bergranuler dan agranulosit bila plasmanya tidak bergranuler. Leukosit granulosit dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:  Netrofil, sel ini bersifat fagosit, plasmanya bersifat netral, granula merah kebiruan. Bentuk intinya bermacam–macam.  Basofil, plasmanya bersifat basa, berbintik–bintik kebiruan, dan bersifat fagosit.
  • 7. 6  Eosinofil, bersifat fagosit, plasmanya bersifat asam, berbintik–bintik kemerahan yang jumlahnya akan meningkat bila terjadi infeksi. Leukosit agranulosit dapat dibedakan menjadi dua, yakni:  Monosit, selnya berinti satu besar, berbentuk bulat panjang, bisa bergerak cepat, dan bersifat fagosit.  Limposit, berinti satu dan selnya tidak dapat bergerak bebas. Ukurannya ada yang sebesar eritrosit. Sel ini berperan besar dalam pembentukan zat kebal atau antibodi. c) Keping darah (trombosit) Trombosit tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit. Bentuknya tidak teratur dan bila tersentuh benda yang permukaanya kasar mudah pecah. Tiap 1 mm3 darah mengandung 200.000 – 300.000 trombosit. Sel ini dibentuk di dalam megakariosit sumsum merah tulang. Trombosit berperan besar dalam proses pembekuan darah. 2. Plasma darah Plasma darah terdiri atas air yang didalamnya terlarut berbagai macam zat, baik zat organik maupun zat anorganik, zat yang berguna maupun zat–zat sisa yang tidak berguna, sehingga jumlahnya lebih kurang 7 – 10%. Zat yang terlarut di dalam plasma darah dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut: a) Zat makanan dan mineral, seperti glukosa, asam amino, asam lemak, kolesterol, serta garam–garam mineral. b) Zat–zat yang diproduksi sel, seperti enzim, hormon, dan antibodi. c) Protein darah yang tersusun atas beberapa asam amino:  Albumin, yang sangat penting untuk menjaga tekanan osmotik darah,  Fibrinogen, sangat penting untuk proses pembekuan darah,  Globulin, untuk membentuk gemaglobulin yaitu komponen zat kebal yang amat penting.
  • 8. 7  Zat–zat sisa metabolisme, seperti urea, asam urat, dan zat–zat sisa lainnya.  Gas–gas pernapasan yang larut dalam plasma seperti O2, CO2, dan N2. 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh ion Ca2+ terhadap koagulasi darah, 2. Untuk mengetahui globulin dalam serum darah dan karakteristiknya, 3. Untuk mengetahui adanya albumin dalam serum darah dan karakteristiknya, 4. Untuk mengetahui adanya senyawa senyawa bukan protein dalam darah, dan mengetahui adanya pigmen darah. 1.3 Manfaat 1. Dapat mengetahui kandungan albumin yang terkandung dalam sampel darah, 2. Dapat mengetahui senyawa bukan protein yang terdapat dalam sampel darah, 3. Dapat mengetahui adanya glukosa dalam pigmen darah.
  • 9. 8 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Tinjauan Pustaka Darah mempunyaii PH basa lemah yaitu sekitar 7,36 dalam tubuh, Dalam tubuh darah berfungsi sebagai alat transpor zat-zat terutama oksigen, mengatur reaksi- reaksi kimia dalam tubuh, pengatur panas dan perlindungan terhadap infeksiDarah tersusun dari sel-sel darah dan plasma darah. Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), keping darah (trombosit) (tim dosen; 2010). Golongan darah adalah cara khusus mengetahui darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein dari permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan sel darah merah yang paling penting adalah penggabungan ABO dan rhesus. Didunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen, selain antigen ABO dan rhesus, hanya saja jarang dijumpai. Transfer darah dari golongan yang tidak kompatible dapat menyebabkan reaksi tranfusi imunologi yang berakibat anemia homolisis, gagal ginjal, syol dan kematian (Anonim; 2010). Beberapa fungsi darah dalam tubuh: 1. Pernapasan: transpor oksigen dari paru-paru kejaringan –jaringan karbondioksida dari jaringan keparu-paru. 2. Gizi: tranpor zat-zat yang diadsorpsi melalui dinding usus. 3. Ekskresi: tranpor sisa-sisa metabolisme keginjal, paru-paru, kulit dan usus untuk dabuang. 4. Mengatur suhu tubuh dengan meratakan panas badan 5. Menggatur keseimbangan asam basa dalam tubuh 6. Tranpor hormon dan metabolit Bobot jenis darah berfariasai antara 1,024- 1,028. Viskositas darah kira- kira 4y5 kali viskositas air (Menurut Poedjiadi; 2009; 211).
  • 10. 9 Begitu banyak darah yang mengalir melalui kapiler sehingga secar kumulatifaf cairan yang hilang bisa mencapai sekitar 4,1 perhari. Terdapat juga beberapa kebocoran protein darah meskipun dinding kapiler tidak bbegitu permiabel terhadap molekul besar ini. Cairan dan protein yang hilang akan kembali kedarah melalui sistem limfatik atau sisitem getah bening. Cairan ini masuk kedalam sistem dengan cara berdifusi kedalam kapiler limfa kecil yang terjalin diantara kapiler-kapiler sistem kardiovaskuler. Sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut nodus limfa atau nodus getah bening yang menyaring limfa (Campbell; 2002; 53). Homoglobing mengandung dua rantai α dan dua rantai β serta empat gugus heme yang masing-masing berikatan dengan rantai polipeptida. Masing-masing gugus heme dapat mengikat satu molekul oksigen secara terbalik. Karena sejumlah besar hemoglabin yang terdapat dalam sel darah merah 100 ml darah merah mamalia. Jika doksigen penuh dapat membawa 21 gas oksigen. Jumlah oksigen yang terikat oleh homoglabin tergantung pada empat faktor: 1. Tekanan parsial oksigen 2. Kosentrasi 2,3-difosfogliserat 3. Derajat Keasaman (PH) 4. Kosentrasi karbondioksida Pengikatan oksigen juga reversibel oleh hemoglabin disertai oleh pembebasan proton. Reaksinya: HHb + O2 HbO2 + H+ Dengan demikian peningkatan PH akan mengeser kesetimbangan kekanan dan menyebabkan homoglobin mengikat O2 lebih banyak (Lehninyjer; 1982; 53). Plasma darah mengandung sekitar 90% air . Diantara berbagai jenis zat yang terlarut dalam air terdapat garam-garam anorganik. Yang kadang – kadang disubut elektrolit darah dan terdapat dalam plasma darah bentuk ion terlarut. Kosentrasi gabungan ion-ion ini penting dalam pemeliharaan keseimbangan osmatik’ Beberapa ion tersebut membantu dalam menyangga PH darah. Beberap ion juga memiliki PH 7,4 pada manusia. Kemampuan otak dan saraf untuk berfungsi secara
  • 11. 10 normal juga bergantu pada kosentrasi ion- ion kunci dalam cairan interstisial (Campbell; 2002; 53). Darah juga mengangkut karbondioksida yang terbentuk sebagai hasil ahir oksidasi bahan bakar dari jaringan keparu- paru selanjutnyankarbondioksida dalam paru- paru dibebaskan dalm bentuk hembusan udara. Darah yang meninggalkan jantung yang karbindioksida setara dengan sekitar 60 ml gas CO2per 100 ml darah, sedangkan darah dalam arteri yang meninggalkan paru- paru hanya sekitar 50 ml CO2 per 100 ml (Lehninyjer; 1982; 34). 2.2 Alat dan Bahan A. Alat - Tabung reaksi - Rak Tabung reaksi - Pipet tetes - Corong - Gelas Beker - Kertas saring - Penjepit tabung reaksi - Spirtus dan Kaki tiga atau Kompor Portable kecil - Korentang - Spektofotometer - Kuvet B. Bahan - Darah Oksalat - Darah Fibrin - Kalsium Klorida (CaCl2) - Serum - Amonium Sulfat ((NH4)2SO4) padat - Akuades - Asam Asetat (CH3COOH)
  • 12. 11 - Natrium Karbonat (Na2CO3) padat - Asam Nitrat (HNO3) - Perak Nitrat (AgNO3) - Amonium Molybdate (NH4) - Asam Oksalat (H2C2O4) - Gliserol - Tembaga(II) Sulfat (CuSO4) - Blangko - SP+ - SP- - Luff Schoor - Kalium Iodida (KI) - 2NSO4 - Amilum - Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) - Baku - Sampel 2.3 Langkah Kerja  UJI BIOKOMIA DARAH 1. Uji Kalsium (Ca2+) a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan. b. Siapkan darah oksalat, darah fibrin, dan dua tabung reaksi serta pipet tetes. Kemudian tabung reaksi pertama dimasukkan 2 tetes darah oksalat dan tabung reaksi yang kedua dimasukkan 2 tetes darah fibrin dengan menggunakan pipet tetes. c. Siapkan stopwatch dan teteskan CaCl2 5% sebanyak 1 tetes ke dalam masing-masing tabung reaksi sambil menghitung waktu penggumpalannya menggunakan stopwatch. d. Kemudian goyangkan tabung reaksi tersebut dan diamkan hingga terbentuk gumpalan. Catat waktu saat terbentuk gumpalan.
  • 13. 12 2. Uji Pengendapan Globulin a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan. b. Siapkan serum dan pipet tetes. Ambil serum sebanyak 10 tetes dengan menggunakan pipet tetes kedalam tabung reaksi yang sudah disiapkan. c. Tambahkan Amonium Sulfat (NH4)2SO4 padat secukupnya. Kemudian goyangkan tabung reaksi tersebut hingga terbentuk endapan. d. Siapkan kertas saring, corong dan tabung reaksi untuk menyaring endapan tersebut. e. Setelah disaring akan didapatkan 2 zat, yaitu endapan pada kertas saring dan filtrat (yang dapat melewati kertas saring) f. Filtrat diberi akuades dan digoyangkan hingga larut. Setelah larut, filtrat diberi akuades lagi hingga terbentuk endapan. Endapan tersebut disebut globulin. 3. Uji Pengendapan Albumin a. Hasil endapan pada uji pengendapan globulin tadi diberi amonium sulfat secukupnya hingga terbentuk suatu endapan yang disebut albumin. b. Siapkan kertas saring, corong, dan tabung reaksi untuk menyaring endapan tersebut. c. Setelah disaring akan didapatkan 2 zat yaitu endapan pada kertas saring tersebut dan filtrat (yang dapat melewati kertas saring). d. Filtrat diberi akuades hingga larut. 4. Uji Pengendapan Protein a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan. b. Siapkan serum dan pipet tetes, kemudian masukkan serum sebanyak 10 tetes menggunakan pipet tetes ke dalam tabung reaksi. Setelah itu, tambahkan 20 tetes akuades kedalam tabung reaksi tersebut dengan menggunakan pipet tetes. c. Panaskan tabung reaksi tersebut didalam gelas beker berisi air mendidih hingga larutan didalam didalam tabung reaksi tersebut mendidih.
  • 14. 13 d. Tambahkan asam asetat secukupnya hingga terbentuk gumpalan berwarna putih. Setelah itu, keluarkan tabung reaksi dari dalam gelas beker berisi air mendidih tadi. e. Siapkan kertas saring, corong, dan tabung reaksi untuk menyaring gumpalan tersebut. f. Setelah disaring akan didapatkan 2 zat yaitu endapan dari gumpalan tadi pada kertas saring dan filtrat (yang dapat melewati kertas saring). g. Filtrat diberi 3 tetes PR hingga berubah menjadi warna kuning h. Kemudian tambahkan Na2Co3 secukupnya hingga berubah menjadi warna ungu yang menunjukk an pH sebesar 5,4. i. Siapkan kertas saring, corong, dan tabung reaksi untuk menyaring larutan tersebut. j. Setelah itu akan didapatkan filtrat. k. Kemudian siapkan 4 tabung reaksi yang masing-masingnya akan diisi 3 tetes filtrat hasil penyaringan tadi untuk digunakan sebagai bahan percobaan selanjutnya. 5. Uji Klorin (Cl-) a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan. b. Filtrat hasil Uji Pengendapan Protein tadi dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet tetes. c. Filtrat tersebut kemudian diberi Asam Nitrat (HNO3) 10% sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet tetes. d. Kemudian akan terbentuk endapan berwarna putih. 6. Uji Ortofosfat (PO4 3-) a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan. b. Filtrat hasil Uji Pengendapan Protein tadi dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet tetes. c. Filtrat tersebut kemudian diberi Asam Nitrat (HNO3) 10% sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet tetes.
  • 15. 14 d. Kemudian filtrat tersebut dipanaskan didalam gelas beker yang berisi air mendidih sambil diberi cairan NH4 (Molybdate). e. Setelah itu, akan terbentuk endapan berwarna kuning. 7. Uji Kalsium (Ca2+) a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan. b. Filtrat hasil Uji Pengendapan Protein tadi dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet tetes. c. Filtrat tersebut kemudian diberi asam oksalat (H2C2O4) hingga berubah menjadi keruh. 8. Uji Glukosa a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan. b. Filtrat hasil Uji Pengendapan Protein tadi dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet tetes. c. Filtrat tersebut diberi 3 tetes Gliserol, 2 tetes CuSO4, dan Natrium Karbonat (Na2CO3) padat. d. Kemudian dipanaskan dalam gelas beker yang berisi air mendidih selama 1 menit hingga warnanya berubah menjadi biru. e. Kemudian dipanaskan lagi hingga warnanya berubah menjadi hijau (yang menandakan tidak ada glukosa) atau merah (yang menandakan adanya glukosa).  UJI SENYAWA DALAM DARAH 1. Pemeriksaan Kandungan Glukosa dalam Darah a. Siapkan alat dan bahan berupa 3 buah tabung yang mana masing-masing tabung di isi blanko (10 tetes) , SP+ (10 tetes) , SP- (10 tetes) kemudian ditambahkan luff schoor sebanyak 20 tetes pertabung menggunakan pipet. b. Lalu direbus selama 10 menit menggunakan kompor portable kecil setelah itu diangkat menggunakan corentang dan letakan ke 3 tabung tersebut ke dalam rak.
  • 16. 15 c. Tabung yang berisi blanko di tambahkan cairan KI sebanyak(10 tetes) + cairan 2NSO₄ sebanyak (10 tetes) + cairan amilum (10 tetes) + cairan Na₂S₂0₃ secukupnya sampai cairan di dalam tabung berwarna putih susu tanpa di kocok/digoyangkan -> (20 tetes). d. Tabung yang berisi SP- ditambahkan KI sebanyak (10 tetes) + cairan 2NSO₄ sebanyak (10 tetes) + cairan amilum (10 tetes) + cairan Na₂S₂0₃ secukupnya dengan dikocok/digoyangkan pelan-pelan hingga yang semula berwarna coklat lalu berubah menjadi warna biru dan hasil akhir berwarna putih keruh -> (15 tetes). 1. Pemeriksaan Kandungan Kolesterol Dalam Darah a. Siapkan alat dan bahan yang meliputi 3 buah tabung reaksi berukuran kecil . b. Kemudian isikan masing-masing tabung dengan 4ml larutan blanko, 4ml larutan sample, 4ml larutan baku. c. Lalu ketiga tabung tadi dipanaskan selama 10 menit dan diangkat serta didinginkan. d. Siapkan alat spektofotometer lalu tekan tombol ON dan cari panjang gelombang yang sesuai dengan menekan tombol ‘nm’. e. Dilanjut menekan tombol A/T/C hingga muncul I. f. Setelah itu tekan tombol O ABS / 100 % T hingga muncul setting blank. g. Masukkan cuvet berisi blanko. h. Setelah itu tekan kembali tombol O ABS / 100 % T hingga muncul setting blank. i. Kemudian masukkan cuvet yang berisi blanko, seri, sampel. 2.4 Hasil dan Pembahasan  UJI BIOKIMIA DARAH 1. Uji Kalsium (Ca2+) Tujuan dari Uji Kalsium adalah untuk mengetahui pengaruh ion Ca2+ terhadap koagulasi darah.
  • 17. 16  Reaksi tabung pertama Darah Oksalat + 1 tetes CaCl 5%, pada 6 menit 28 detik tidak terjadi koagulasi, hanya terjadi perubahan warna menjadi warna kuning muda.  Reaksi tabung kedua Darah Fibrin + 1 tetes Cacl 5%, pada 6 menit 28 detik tidak terjadi koagulasi, hanya terjadi perubahan warna menjadi warna orange. 2. Uji Pengendapan Globulin Pada percobaan kali ini dihasilkan warna larutan kuning keruh dan terdapat sedikit endapan yang melayang. Larutan menjadi berwarna kuning dan mengendap akibat penambahan amonium sulfat. Penambahan (NH4)2SO4 (amonium sulfat) padat ini bertujuan untuk mengikat air pada protein karena garam bersifat hidroskopis. Amonium sulfat jenuh yang ditambahkan dengan serum menyebabkan larutan campuran tersebut tidak jenuh lagi melainkan menjadi setengah jenuh. Globulin dapat diendapkan pada larutan setengah jenuh maka terbentuk endapan globulin. Menurut Sloane (2004), larutan globulin dapat diendapkan oleh penambahan garam amonium sulfat hingga setengah jenuh. Pada percobaan ini, protein albumin tidak ikut mengendap karena protein albumin mengendap pada larutan yang bersifat jenuh sehingga filtrat yang disaring endapannya masih mengandung protein albumin dan dapat digunakan pada percobaan pengendapan albumin. Endapan globulin yang telah disaring tadi ditambahkan aquades maka endapan protein globulin tersebut tidak larut (ditandai dengan larutan masih keruh) karena protein globulin sedikit atau tidak larut dalam air sehingga dalam larutan tersebut masih mengandung protein globulin. 3. Uji Pengendapan Albumin Pada percobaan ini, filtrat yang digunakan adalah filtrat dari percobaan globulin. Filtrat tersebut ditambahkan dengan (NH4)2SO4 padat berlebih sehingga terdapat sedikit endapan yang melayang. Penambahan (NH4)2SO4 (amonium sulfat) padat yang berlebih ini bertujuan untuk mengikat air pada
  • 18. 17 protein karena garam bersifat hidroskopis sehingga protein albumin tersebut dapat mengendap karena protein albumin dapat mengendap pada amonium sulfat jenuh. Menurut Sloane (2004), albumin adalah protein yang dapat larut serta dapat terkoagulasi oleh panas dan dapat diendapkan dengan penambahan amonium sulfat hingga jenuh. Endapan tersebut disaring dan ditambahkan aquades lalu digojok tetapi dalam larutan tersebut masih terdapat sedikit endapan yang berwarna merah yang bukan merupakan endapan dari protein albumin. Endapan dari protein albumin sendiri sudah ikut larut dalam air (ditandai dengan larutan berwarna bening) karena protein albumin dapat larut dalam air. 4. Uji Pengendapan Protein Percobaan ini bertujuan untuk menghilangkan protein dalam darah karena protein dalam darah merupakan protein terkonjugasi. Sampel darah dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan aquades kemudian dididihkan, hal ini menyebabkan fungsi dari protein tersebut hilang karena ikatan hidrogen dalam protein tersebut lepas. Larutan tersebut ditambahkan setetes demi setetes asam asetat, hingga terdapat gumpalan berwarna putih. Gumpalan disaring. Filtratnya diberi 3 tetes PR sehingga berubah menjadi warna kuning, lalu diberi Natrium Karbonat Na2CO3 padat hingga berubah menjadi warna ungu, yang menandakan pH 5,4, penambahan zat ini mengakibatkan penambahan H+ sehingga antara muatan positif (+) dan negatif (-) pada protein tidak seimbang sehingga terjadi perubahan struktur yang menyebabkan terjadinya endapan protein. Filtrat dididihkan dan kemudian disaring, filtrat yang dihasilkan digunakan untuk percobaan selanjutnya. Meurut Bastiansya (2008), konformasi molekul protein dapat berubah karena pengaruh suhu, pH atau karena terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain atau ion-ion logam dan peristiwa ini sering disebut deproteinasi. 5. Uji Klorida (Cl-)
  • 19. 18 Pada percobaan klorida warna larutan berubah dari putih bening menjadi putih keruh dan terdapat endapan putih disebabkan oleh HNO3 yang ditambahklan mengikat Cl yang terdapat pada serum darah dan bentuk endapan yang berwarna putih. Endapan dari reaksi tersebut adalah endapan HCl (berwarna putih). Plasma darah tersusun atas salah satunya adalah elektrolit. Klorida merupakan elektrolit bermuatan negatif, banyak terdapat pada cairan ekstraseluler (diluar sel), berperan penting dalam keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan asam-basa dalamtubuh. Klorida di angkut di dalam darah dan limfe akibat kerja jantung dan otot rangka (Gandasoebrata, 2007). 6. Uji Ortofosfat (PO4 3-) Percobaan uji fosfat kali ini bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa fosfat dalam darah. Filtrat diberi 3 tetes HNO3 pekat kemudian dipanaskan sambil ditambahkan beberapa tetes amonium molibdat. Kemudian akan terbentuk endapan warna kuning. Adanya endapan warna kuning ini menunjukkan bahwa dalam filtrat tersebut terdapat senyawa fosfat dan
  • 20. 19 endapan tersebut merupakan endapan amonium fosfomolibdat. Reaksi yang terjadi pada uji kali ini adalah : Filtrat + HNO3 dan ammonium molibdat → Endapan amonium fosfomolibdat (warna kuning) Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi yang tidak dapat larut. Hidroksipatit memberi kekuatan dan kekakuan pada tulang. Fosfor di dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium. Fosfor selebihnya terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan ekstraseluler (Muchtadi, 2008). 7. Uji Kalsium (Ca2+) Pada percobaan kali ini setelah filtrat ditambahkan beberapa tetes larutan asam oksalat, filtrat tersebut berubah menjadi keruh. Perubahan menjadi keruh ini menunjukkan bahwa dalam larutan tersebut terdapat endapan. Menurut Bastiansyah (2008), sedikit banyaknya kalsium dalam darah dapat dilihat dari tingkat kekeruhan larutan setelah ditetesi kalium oksalat. Tingkat kekeruhan tinggi maka menunjukkan kalsium dalam darah banyak, demikian juga sebaliknya. Endapan yang terbentuk tersebut merupakan endapan kalsium oksalat yang merupakan hasil reaksi dari kalium oksalat dengan kalsium yang terdapat dalam darah. Menurut Mustafa et al. (2011), kondisi kadar kalsium darah yang optimum akan menunjang deposisi kalsium ke dalam tulang, sebaliknya, turunnya kadar ion kalsium plasma di bawah batas normal akan memacu kelenjar paratiroid untuk meningkatkan sekresi hormon paratiroid. Hormon paratiroid memulihkan konsentrasi kalsium cairan ekstrasel menjadi normal dengan bekerja langsung pada tulang dan ginjal, dan bekerja tidak langsung pada mukosa usus melalui perangsangan sistem kalsitriol.
  • 21. 20 8. Uji Glukosa Pada percobaan ini, setelah filtrat ditambahkan 3 tetes gliserol, Na2CO3 padat, 2 tetes CuSO4 serta dipanaskan, maka larutan akan berubah menjadi warna merah (yang menandakan adanya glukosa dalam filtrat) atau hijau (yang menandakan tidak adanya glukosa dalam filtrat). Penambahan larutan CuSO4 yang nantinya akan direduksi oleh gluksa menjadi Cu2O yang berwarna merah bata. Fungsi dari penambahan gliserol selain sebagai pemecah lemak juga untuk menaikkan titik didih karena gliserol merupakan senyawa non polar sehingga memiliki titik didih tinggi. Larutan tersebut dididihkan selama beberapa menit hingga warna dari larutan tersebut berubah menjadi kecoklatan dan ada endapan putih di dasar. Hal ini membuktikan bahwa dalam filtrat tersebut mengandung glukosa. Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan glukosa darah adalah kandungan serat dalam makanan, proses pencernaan, cara pemasakannya, ada atau tidaknya zat anti terhadap penyerapan makanan sebagai zat anti nutrien, perbedaan interprandial, waktu makan dengan lambat atau cepat,
  • 22. 21 pengaruhnya intoleransi glukosa dan pekat tidaknya makanan (Witasari et al., 2009).  UJI SENYAWA DALAM DARAH 1. Pemeriksaan Kandungan Glukosa dalam Darah Dari hasil yang di peroleh dari uji Glukosa dalam darah dapat di simpulkan menggunakan: RUMUS PERHITUNGAN GLUKOSA DARAH: 15 Hs darah + 20 Hs luff schoor Blanko = (vb- b sp) x 0,1/0,1 = ( (2O Hs)/(20 Hs) - 15/20 ) = ( 1-0,75) = 0,25 1 ml Na₂SO 0,1 N = 2,4 mg glukosa Hasil 0,25 = 2,4/4
  • 23. 22 = 0,6 mg glukosa 100/0,25 x 0,6 = 240 mg/100 ml darah sewaktu Tujuan percobaan ini untuk mengetahui kadar gluksa dalam darah.Setelah di masukkan blanko,SP-,SP+,kemudain dipanaskan dan dicampur dengan aquades dll,menghasilkan glukosa sebanyak 240 mg/ 100 ml darah sewaktu.Faktor-faktor yang mempengaruhi glukosa dalam darah adalah kandungan serat dalam makanan, proses pencernaan,cara pemasakannya atau ada tidaknya zat inti atau nutrisi dalam makanan (Witasari et al.2009). 2. Pemeriksaan Kandungan Kolesterol dalam Darah RUMUS PERHITUNGAN KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH Kadar Kolesterol = (ABS-SP)/(ABS Baku) x C Baku = 0,080/0,069 x 250 mg/100 ml = 289,86 mg/100 ml darah Tujuan percobaa ini untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah.Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol (bahasa Inggris: waxy steroid) yang ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah. Merupakan sejenis lipid yang merupakan molekul lemak atau yang menyerupainya. Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang disebut steroid. Steroids ialah lipid yang memiliki struktur kimia khusus.Pada percoban diatas diambil blanko ,sampel, dan seri.Dan dihasilkan adanya kolesterol sebanyak 289,86 mg/100 ml darah.
  • 24. 23 BAB 3 PENUTUP 8.1 Kesimpulan Dari hasil praktikum yang dilakukan kami menari kesimpulan seperti berikut: 1. Dalam proses pembekuan darah mebutuhkan fibrin dan Ca2+ 2. Dalam plasma darah terdapat protein (albumin dan globulin), karbohidrat (glukosa), dan elektrolit ( Ca ,K ,Cl dan P) 3. Hemoglobin dalam eritrosit dapat bersifat seperti enzim ketika di beri reagen tertentu
  • 25. 24 DAFTAR PUSTAKA a. Sobah. 21 Januari 2015. http://nurussobah.web.ugm.ac.id/2015/01/21/laporan-praktikum-biokimia- dasar-acara-darah/ b. Munawaroh, Siti. 2009. Pengaruh Ekstrak Kelopak Rosela (Hibiscus sabdariffa) Terhadap Peningkatan Jumlah Eritrosit Dan Kadar Hemoglobin (Hb) Dalam Darah Tikus Putih (Rattus nurvegicus) Anemia. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim. Malang. c. Sirajuddin, S. 2012. Penuntun Praktikum Biokimia. Universitas Hasanuddin Press. Makassar. d. Hamid, Abdul, 2001. “Biokimia Metabolisme Biomolekul”. Penerbit Alfabeta: Jakarta. e. Koolman Jan dan Klaus, 2001. “Atlas Berwarna dan Teks Biokimia”. Penerbit EGC: Jakarta.
  • 26. 25 LEMBAR PENGESAHAN Laporan ini dibuat sebagai hasil praktikum dengan judul PRAKTIKUM BIOKIMIA DARAH DAN PEMERIKSAAN KANDUNGAN SENYAWA DALAM DARAH yang telah dilaksanakan pada: Hari : Jum’at Tanggal : 29 Desember 2017 Waktu : 09.00 – 12.00 WIB Tempat : Lab Biokimia NRC Universitas Muhammadiyah Semarang Semarang, 9 Januari 2018 PEMBIMBING Praktikan Maya (J2A017011) Praktikan Nabela (J2A017014) Praktikan Vina (J2A017017) Praktikan Melinda (J2A017022)