2. HAK-HAK ASASI MANUSIA DALAM
KEPEMIMPINAN
Setiap masalah hak asasi manusia timbul,
selalu terlihat hubungannya dengan
pemerintah/penguasa di negara masingmasing. Kondisi itu meng isyaratkan bahwa
masalah hak asasi manusia berhubungan erat
dengan kepemimpinan yang juga merupakan
aktivitas manusia.
3. Sehubungan dengan itu masalah pokoknya selalu
berkisar pada dimensi sebagai berikut:
1. Dimensi pertama berkenaan dengan
kemampuan para pemimpin menghormati hak
asasi orang-orang yang dipimpinnya, baik
dalam perlakuan formal maupun informal.
2. Dimensi kedua berkenaan dengan
kematangan dan kemampuan orang-orang
yang dipimpindalam mempergunakan hak
asasinya sebagai manusia bertanggung jawab.
4. Dari kedua dimensi itu masalah yang sering
timbul adalah ketidak mampuan para
pemimpin melindungi hak asasi orang-orang
yang dipimpinnya, baik sebagi individu
maupun berupa suatu kelompok.
5. • Hak-hak asasi pada dasarnya berarti kebebasan
individu dalam mengaktualisasi diri sebagai
manusia.
• Dengan kata lain hak-hak asasi adalah kehendak
untuk dilindungi dan diperlakukan sesuai dengan
harkat manusia, baikberdasarkan norma-norma
yang dibuat oleh manusia maupun sesuai dengan
norma-norma dari Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkanagama yang dipeluk masinag-masing
individu.
6. Harkat manusia menyangkut tiga
aspek yaitu:
1. Harkat individu sebagai suatu pribadi
2. Harkat sebagai makhlok sosial untuk hidup dalam
kebersamaan secara manusiawi
3. Harkat sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
Secara formal pada tahun1949 PBB telah
merumuskan pengakuan dan perlindungan hak-hak
asasi manusia. Rumusan itu disebut Piagam
Deglaration of Human Right.
7. A. Harkat individu sebagi pribadi
Manusia sebagai kesatuan tubuh dan jiwa merupakan
suatu kebulatan yang di sebut individu. Setiap individu
berbeda dengan individu yang lain, karena masingmasing memiliki jati diri (identitas) yang tidak sama.
Sehubungan dengan itu terlihat bahwa hak asasi
manusia yang utama adalah hak hidup dan keselamatan
diri. Untuk itu setiap manusia mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan diri secara jasmaniah (fisik),
dari ancaman dan perilaku manusia lain yang akan
mengakhiri kehidupannya.
8. Kehidupan merupakn milik manusia yang
paling berharga. Kehidupan dimaksud adalah
kehidupan yang bersifat manusiawi, bebas dari
ancaman bahaya kelaparan, bencana alam, dan
terutama sekali bebas dari ketakutan karena
ancaman manusia lain yang dapat menindas
dari segi fisik dan psikis.
9. B. Harkat manusia sebagi makhluk
sosial
Kehidupan dalam bentuk kebersamaan merupakan kodrat
manusiawi, dalam arti manusia memang diciptakan
sebagai makhluk yang saling membutuhkan, dan
harus/perlu saling tolong-menolong dalam memenuhi
kebutuhan dan menyelesaikan masalah kehidupan masingmasing.
Dengan demikian berarti hak asasi sebagai makhlukn
sosial pada dasarnya bersumber dari hak asasi
individu/pribadi, namun sangat besar pengaruhnya bagi
perwujudan hidup bersama yang harmoni.
10. Hak-hak asasi manusia sebagai makhluk
sosial:
• Hak asasi kebebasan beragama
• Hak asasi kebebasan berfikir dan
mengeluarkan pendapat
• Hak asasi untuk bekerja dan memperoleh hasil
dari pekerjaannya
• Hak asasi berupa perlindungan hak milik
• Hak asasi memperoleh pekerjaan yang baik
• Hak asasi memperoleh pendidikan
11. • Hak asasi kebebasan beragama
Bersifat prinsipil dan berupa kemerdekaan
seseorang atau sekelompok orang untuk memeluk
dan menjalankan syariat agamanya, secara
perseorangan atau bersama-sama.
Dalam kepemimpinan berarti seorang pemimpin
dalam urusan keagamaan, tidakboleh berlaku
tidak adilataumemihak untuk kepentingan suatu
agama, dengan merugikan agama lain di
lingkungan para anggotanya.
12. • Hak asasi kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat
Bersumber dari perbedaan faham (isme) yang dianut oleh
seseorang atau sekelompok orang didalam suatu masyarakat,
termasuk juga didalamnya yang berdasarkan agama.
Dalam mempergunakan kebebasan berpikir dan menyatakan
pendapat, selalu dituntut kemampuan bertanggung jawab,baik
pada diri sendiri, masyarakat dan negara,terutama pada Tuhan
Yang Maha Esa.
Kebebasan berpikir dan berpendapat bertijuan untuk mencegah
keresahan,pertentangan dan perpecahan, baik di lingkungan
suatu organisasi, masyarakat maupun dalam hidup berbangsa
dan bernegara.
13. • Hak asasi untuk bekerja dan memperoleh hasil dari
pekerjaannya
Hak asasi untuk bekerja sebagai usaha sendiri pada
dasarnya tidak boleh dibatasi atau dilarang sepanjang
jenis dan sifatnya menurut hukum merupakan
pekerjaan yang tidak dilarang dilingkungan suatu
negara.
hak asasi ini berarti setiap orang memiliki hak asasi
kebebasan dalam memilih pekerjaan dan memperoleh
hasil yang sebesar-besarnya dari usaha/pekerjaannya
itu.
14. • Hak asasi berupa perlindungan hak milik
Memiliki fungsi sosial yang artinya hak milik
tersebut digunakan untuk kemanfaatan hidup
bersama, baik di lingkungan tempat tinggal
individu tersebut, maupun lingkungan yang
lebih luas, sampai pada kemanfaatannya untuk
kehidupan berbangsa dan bernegara.
15. • Hak asasi memperoleh pekerjaan yang
baik
Bertujuan memperoleh penghasilan yang
akan memberikan kesejahteraan dan
sangat penting dalam kehidupan
masyarakat maju dan modern.
16. • Hak asasi memperoleh pendidikan
Dalam kehidupan masyarakat modern hak asasi memperoleh pendidikan
menyentuh dua aspek/prinsip pokok, yaitu:
a. prinsip (asas) kesamaan
prinsip ini menekankan bahwa setiap individu mempunyai hak yang sama
dalam memasuki suatu lembaga formal, sepanjang memenuhi persyaratan
yang ditetapkan untuk keperluan tersebut.
b. Prinsip kemerdekaan atau kebebasan
prinsip ini menekankan bahwa setiap individu bebas memilih lembaga
pendidikan formal yang sesuai dengan minat, bakat,dan
kemampuannya,sepanjang memenuhi persayaratan yang diperlukan untuk
itu.
Dari segi kepemimpinan, hak asasi memperoleh pendidikan sangatlah
penting dikarenakan semakin tinggi pendidikan anggota organisasi, maka
semakin besar peluang untuk mengikutsertakannya dalam memajukan dan
mengembangkan organisasi.
17. C. Harkat sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa
Manusia patut untuk menyadai segala sesuatu yang melekat
pada dirinya dan semua kondisi di luar dirinya, adalah milik
tuhan yang maha esa yang dipinjamkan sementara pada
manusia.
Pinjaman yang sangat berharga dari tuhan yang maha esa
adalah harkat sebagai makhluknya, yang berbeda dari
makhluk-makhluk lain yang juga diciptakannya sebagai
penghuni bumi yang sama.
Harkat tersebut dinamakan harkat kemanusiaan yang
menetapkan manusia sebagai makhluk yang mulia,
dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya.
18. Untuk mempertahankan,memelihara dan meningkatkan
harkat yang mulia itu, manusia disamping dibekali
akal,perasaan,dan nafsu di dalam roh (psikis)yang hanya
berfungsi dalam kesatuannya dengan jasmani (tubuh) juga
dibekali-Nya dengan tuntunan hidup yang disebut agama.
Manusia memiliki hak asasi untuk hidup dengan harkat
yang mulia, secara material dan spiritual, baik selama
kehidupannya di dunia, maupun dalam mempersiapkan
kehidupannya di alam akhirat yang kekaldan abadi.
Faktor yang paling menentukan kemulian manusia adalah
akhlak masing-masing, dengan sepenuhnya mengikuti dan
berpedoman pada tuntunan Tuhan Yang Maha Esa menurut
agama yang dipeluk.
19. Dari segi kepemimpinan, yang penting diwujudkan
adalah usaha menciptakan dan membina kerja
sama,agar setiap anggota organisasi terpenuhi hak
asasinya sebagai manusia yang memiliki harkat mulia.
Dengan kata lain kepemimpinan yang efektif
diwujudkan dengan selalu mangajak dan mendorong
anggota organisasi secara sendiri-sendiri atau bersamasama dalam berbuat kebaikan, sesuai dengan normanorma sosial yang berlaku dan sesuai pula dengan
norma-norma agama dari tuhan yang maha esa.