SlideShare a Scribd company logo
Jakarta, 16 Desember 2021
STRATEGI PEMERINTAH UNTUK MEWUJUDKAN
TARGET MITIGASI FOLU 2030 DAN KOMITMEN
PASCA COP26
Dr. Nur Hygiawati Rahayu, ST, MSc
Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air, Kementerian PPN/Bappenas
Disampaikan pada Science and Policy Dialogue Online Workshop “From COP26 to G20”
VISI INDONESIA 2045
Penurunan Emisi GRK
menjadi salah satu Kerangka Ekonomi Makro dalam RPJMN 2020-2024
Sasaran Pembangunan 2020-2024 – Pembangunan Berkualitas: Meningkatnya kesejahteraan rakyat dan
kualitas manusia, menurunnya tingkat kemiskinan dan pengangguran, berkurangnya kesenjangan pendapatan
dan wilayah, serta terjaganya keberlanjutan lingkungan dan stabilitas ekonomi.
Gini Rasio
(indeks)
Pertumbuhan Ekonomi
(persen)
Tingkat Kemiskinan
(persen)
Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) (persen)
Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) (nilai)
Penurunan Emisi Gas
Rumah Kaca (GRK) menuju
target 29% di 2030
(Paris Agreement)
5,7 - 6,0 0,360 - 0,374
6,0 - 7,0
3,6 - 4,3 75,54 27,3%
2015-2018: 5,0
Mar 2019: 9,41 Mar 2019: 0,382
Agt 2019: 5,28 2018: 71,39 2018: 22,5%
SASARAN MAKRO RPJMN 2020-2024
STRUKTUR ARAH KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 6:
MEMBANGUN LINGKUNGAN HIDUP, MENINGKATKAN KETAHANAN BENCANA, DAN
PERUBAHAN IKLIM
PN6
MEMBANGUN LINGKUNGAN HIDUP,
MENINGKATKAN KETAHANAN
BENCANA, DAN PERUBAHAN IKLIM
PP1
PP3 PP2
Peningkatan Kualitas
Lingkungan Hidup
Peningkatan
Ketahanan Bencana
dan Iklim
Pembangunan
Rendah Karbon
Program Prioritas (PP)
Kegiatan Prioritas (KP)
Proyek Prioritas
Nasional (Pro-PN)
3
11
39
Major Project (MP)
▪ Pembangunan Fasilitas
Pengolahan Limbah B3.
▪ Penguatan Sistem
Peringatan Dini Bencana.
2
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
6
Polusiudara
Penyusutankawasan
hutan
Urbanisasiyangtidak
teratur
Berkurangnyasumber
dayaalam
Perubahaniklimdan
dampakturunannya
Indonesia juga menjadi salah satu negara
penghasil GRK terbesar
Sumber: World DevelopmentIndicator
TANTANGAN INDONESIA PADA SEKTOR LINGKUNGAN
5,82
4,64
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060
Gt
CO
2
e
Baseline (tanpa mempertimbangkan carrying capacity)
Baseline (dengan mempertimbangkan carrying capacity)
Rata-rata tingkat pertumbuhan PDB 5,3% pada
2021–2050 dan
3,6% 2050–2060
Rata-rata tingkat pertumbuhan PDB 5,0%
pada 2021–2050 dan
2,4% pada 2050–2060
-6,0
-4,0
-2,0
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060
%
per
tahun
Baseline (tanpa mempertimbangkan carrying capacity)
Baseline (dengan mempertimbangkan carrying capacity)
Proyeksi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi (PDB)
Pertumbuhan ekonomi yang terus menurun
mengakibatkan Indonesia akan sulit mencapai
Visi 2045 dan keluar dari Middle Income Trap
Aktivitas pembangunan yang tinggi emisi
akan mengakibatkan berbagai masalah
sosial dan kesehatan
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan pada 31 Juli 2021 Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan pada 31 Juli 2021
Pembangunan “business as usual” mengakibatkan penurunan
tingkat pertumbuhan PDB dan peningkatan emisi di masa
mendatang
LAJU DEFORESTASI HUTAN INDONESIA
Sumber: Statistik KLHK, 2018
PROYEKSI DEFORESTASI HINGGA 2045 (1)
9
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
2000
2003
2006
2009
2012
2015
2018
2021
2024
2027
2030
2033
2036
2039
2042
2045
Hutan Pertanian
Lainnya Permukiman
: Potensi deforestasi terbesar hingga tahun 2045 datang dari
pertambahan lahan pertanian non-sawah
*) Sumber analisis: Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMN 2020 – 2024 dengan metode System Dynamics dan Spatial Dynamics
TRANSISI TUTUPAN LAHAN NASIONAL
Legend
Klmantan_2000.img
Value
1 Hutan Primer
2 Hutan Sekunder
3 Hutan Tanaman
4 Semak Belukar
5 Pertanian Non Sawah
6 Pertanian Sawah
7 Permukiman
8 Lahan Kosong
9 Badan Air
10 Pertambangan
11 Bandara Pelabuhan
12 Lainnya
Legend
Klmantan_2000.img
Value
1 Hutan Primer
2 Hutan Sekunder
3 Hutan Tanaman
4 Semak Belukar
5 Pertanian Non Sawah
6 Pertanian Sawah
7 Permukiman
Legend
Klmantan_2000.img
Value
1 Hutan Primer
2 Hutan Sekunder
3 Hutan Tanaman
4 Semak Belukar
5 Pertanian Non Sawah
6 Pertanian Sawah
7 Permukiman
8 Lahan Kosong
9 Badan Air
10 Pertambangan
Legend
Klmantan_2000.img
Value
1 Hutan Primer
2 Hutan Sekunder
3 Hutan Tanaman
4 Semak Belukar
5 Pertanian Non Sawah
6 Pertanian Sawah
7 Permukiman
8 Lahan Kosong
9 Badan Air
10 Pertambangan
11 Bandara Pelabuhan
12 Lainnya
PROYEKSI DEFORESTASI HINGGA 2045 (2)
10
*) Sumber analisis: Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMN 2020 – 2024 dengan metode System Dynamics dan Spatial Dynamics
Kontribusi ekonomi tidak sejalan dengan
share pemanfaatan lahan
• Pertanian dengan share lahan 50% hanya
berkontribusi sekitar 11% terhadap ekonomi
nasional
• Sektor jasa dan lainnya berkontribusi sebesar
57% dengan share lahan hanya 2%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
Berbasis
Pertanian
Industri Energi Transportasi Jasa dan
Lainnya
Share Ekonomi dan Pemanfaatan Sumber Daya 2045
Share Ekonomi
Share Lahan
36%
Tutupan Hutan
50%
Lahan Pertanian
≈
2045
50%
36%
12%
2% Land Use Share Baseline
Agriculture Land
Forest Land
Other Land
Urban and Industrial Land
TREN TUTUPAN HUTAN HUTAN 7 REGION INDONESIA
1990 1996 2000 2003 2006 2009 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sumatera 21.475.53 20.415.36 16.801.09 16.601.54 15.904.59 14.632.31 14.501.89 14.215.62 14.024.53 13.797.42 13.263.47 13.164.88 13.016.96
Jawa 3.433.862 3.433.647 3.460.914 3.447.356 3.322.649 3.273.075 3.271.395 3.269.251 3.264.930 3.272.705 3.251.775 3.251.830 3.257.326
Kalimantan 35.611.44 33.204.08 31.150.48 30.619.09 29.815.31 28.796.95 28.369.40 28.060.06 27.617.49 27.483.27 27.105.51 26.742.28 26.511.65
Nusa 3.034.107 3.032.554 2.810.122 2.802.111 2.763.269 2.758.814 2.756.255 2.937.259 2.934.724 2.934.486 2.909.577 2.881.525 2.896.019
Maluku 5.583.892 5.583.892 5.218.937 5.192.905 5.164.969 5.140.868 5.119.411 5.121.531 5.114.708 5.112.340 5.095.460 5.062.831 5.041.866
Sulawesi 11.217.98 11.191.55 10.165.55 9.959.057 9.683.131 9.547.587 9.471.814 9.456.040 9.411.269 9.393.415 9.336.059 9.250.735 9.177.189
Papua 35.847.71 35.847.23 34.630.97 34.562.05 34.300.06 34.185.56 34.153.74 34.125.13 34.101.26 34.078.94 33.997.56 33.981.41 33.932.59
-
5.000.000
10.000.000
15.000.000
20.000.000
25.000.000
30.000.000
35.000.000
40.000.000
HEKTAR
Papua
Kalimantan
Sumatera
Sulawesi
Maluku
Jawa
Nusa
*) Sumber : Analisis Kajian Background Study RPJMN 2020 – 2024 Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Bappenas
12
12
• Secara nasional Indonesia sedang mengalami early-transition, namun forest transition yang terjadi di setiap region berbeda-beda.
• Sebagian Papua dan kepulauan sekitarnya masih mengalami pre-transition.
• Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, sebagian besar Papua, dan Nusa Tenggara Timur mengalami early-transition dan region lainnya telah mulai
memasuki late-transition dan post-transition.
• Selain region Jawa dan Bali, region-region lainnya sedang dan akan mengalami desakan permintaan lahan yang tinggi yang berpotensi
mengurangi tutupan lahan/hutan.
FOREST TRANSITION
*) Sumber : Analisis Kajian Background Study RPJMN 2020 – 2024 Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Bappenas
13
STRATEGI PEMBANGUNAN RENDAH KARBON INDONESIA
%
Karbon
%
TransisikeEnergi
Terbarukandan
EfisiensiEnergi
Perlindungan Hutan,
Moratorium Gambut,
dan Peningkatan
Reboisasi
PenangananLimbah
dan Manajemen
Industri
Meningkatkan
produktivitas lahan
pertanian
Institutional
Improvement
MITIGASI ADAPTASI
Ketahanan Pangan Ketahanan Energi Ketahanan Air
FAKTOR PENENTU KUALITAS KEBIJAKAN
Identifikasi Permasalahan:
Kemampuan mengidentifikasi masalah
sangat vital, sehingga peran data
informasi dan pengetahuan sangat
penting
Implementasi Kebijakan:
Seperti apa kebijakan dapat
diimplementasikan di lapangan
Perumusan Kebijakan:
Menyangkut strategi pelaksanaan dan
integrasinya di dalam perencanaan
dan penganggaran
KONTRIBUSI RISET PADA KEBIJAKAN
Kompleksitas
permasalahan
pengelolaan
lingkungan dan
ekosistem
Natural Science
Biologi, kimia, fisika, geologi,
geografi, matematika
terapan, ………….
Interdicipline Science
Dynamic modelling,
manajemen, ………….
Socio-economical Science
antropologi, ekonomi, sosial,
budaya, ………….
Informasi saintifik
SEKTOR K/L :
• Bappenas
• Kemenko Marves
• KLHK
• Kemen PUPR
• Kemendagri
• Kemen ATR/BPN
• Pemda
• Universitas
• Lembaga Riset lain
• LSM
• dsb.
Kebijakan
Nasional/
daerah
transdisiplin
• Riset sebagai dasar informasi pengambilan keputusan
• Perlunya penyusunan perencanaan berbasis bukti sebagai dasar kebijakan (evidence-based policy)
• Kerja sama multipihak dan koordinasi lintas sektor yang lebih solid untuk menghilangkan silo dan ego sektoral
Energi Industri
Pertanian Kehutanan
Permukiman Perikanan
dll
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
Aktivitas manusia
Daya dukung dan daya
tampung
Air
Emisi
Tutupan
Lahan
I
K
L
H
Kelautan
Kehati
Aktivitas Manusia
Daya Dukung dan Daya
Tampung
Target
Sektoral
Ekonomi
Indikator
Makro
Lain
Intensitas
Emisi
Emisi
GRK
Riset dan Kebijakan: Pendekatan Dinamika Sistem (System Dynamics) sebagai
Kerangka Penyusunan Kebijakan Pembangunan Rendah Karbon
Pandemi
COVID-19
Krisis
Kondisi pandemi di Indonesia menjadi
input (pertimbangan) dalam pemodelan,
penentuan target dan perumusan
kebijakan
Krisis ekonomi dan sosial yang terjadi
sebagai dampak dari pandemi COVID-
19
Guncangan
Trade off
Trade off
Daya tampung
Daya dukung
Analisis dampak kebijakan
terhadap aktivitas sektoral dan
kapasitas lingkungan
Analisis dampak digunakan
sebagai umpan balik
(feedback) dalam
penyempurnaan kebijakan.
Pendekatan sistem memungkinkan
dihasilkannya kebijakan yang
komprehensif dan non-silo.
Pendekatan sistem telah digunakan
dalam penyusunan RPJMN 2020-
2024 dan akan berkontribusi penting
dalam penyusunan RPJPN 2025-
2045 yang akan datang.
MENUJU EKONOMI HIJAU: EXERCISE SKENARIO NET ZERO
EMISSIONS MELALUI PEMBANGUNAN RENDAH KARBON
Skenario Net Zero Emission
2045 2050 2060
Skenario dihasilkan melalui proses
ilmiah secara holistik dengan
mempertimbangkan kendala politis,
teknis dan kelembagaan
Skenario meliputi aksi
pembangunan rendah karbon yang
sama, dengan tingkat kecepatan
pencapaian target yang berbeda
Skenario disesuaikan dan sejalan
dengan upaya yang dilakukan
Kementerian/Lembaga untuk
menurunkan emisi GRK
3,39
3,76
4,64
-1,00
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
2000
2005
2010
2015
2020
2025
2030
2035
2040
2045
2050
2055
2060
Gt
CO
2
e
Reference Case NZ2045 NZ2050 NZ2060
Emisi GRK Tahunan
Melalui penerapan kebijakan Net Zero Emissions, puncak emisi
GRK akan terjadi pada tahun 2024 (1,8Gt CO2e), namun kemudian
akan mengalami penurunan. Selama periode 2021–2060, scenario
NZE akan menurunkan emisi sebesar 87-98 Gt CO2e.
INTERVENSI & KEBIJAKAN UTAMAUNTUK MENCAPAI
NET ZERO EMISSIONS MELALUI PEMBANGUNAN RENDAH KARBON
Skenario untuk menuju Net Zero Emissions mencakup berbagai program pembangunan rendah karbon dalam RPJMN 2020–2024,
serta sejumlah intervensi baru dengan target yang lebih besar
Kebijakan LCDI untuk mendukung NZE
Energi
• Penurunan intensitas energi (Efisiensi Energi) secara
bertahap dari 1% hingga 6% per tahun
• EBT hingga mendekati 100% di 2060
• Transisi ke kendaraan listrik, hingga 95% dari total
kendaraan
Lahan
• Reforestasi hutan hingga 250 ribu hektar per tahun
• Restorasi gambut
• Rehabilitasi mangrove
• Pencegahan deforestasi dari hutan ke lahan pertanian
• Meningkatkan potensi penyerapan karbon di lahan
perkotaan
Limbah
• Efisiensi sumber daya alam untuk produksi dan
pengelolaan limbah melalui ekonomi sirkular
• Penurunan produksi limbah cair hingga nol pada tahun
2060
Fiskal
• Penghapusan subsidi energi hingga sepenuhnya di
tahun 2030
• Implementasi kebijakan pajak karbon
2/3 dari upaya
penurunan emisi
dilakukan pada
sektor energi
Sektor AFOLU
berkontribusi
sebesar
24,9%
Sektor limbah serta
proses industri dan
penggunaan produk
berkontribusi 8%
dan 2%
Kontribusi Penurunan Emisi Sektoral
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
4,5
5,0
2020
2025
2030
2035
2040
2045
2050
2055
2060
Gt
CO
2
e
Energi Pemanfaatan lahan (AFOLU) Limbah Industri (IPPU)
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan pada 31 Juli 2021
SKENARIO NET ZERO EMISSION DI SEKTOR LAHAN MAMPU MENINGKATKAN
TUTUPAN HUTAN SEKUNDER DAN MELINDUNGI HUTAN PRIMER
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060
jutaan
ton
karbon
(Mt
C)
hutan primer hutan sekunder hutan tanaman
mangrove lahan pertanian lahan bera
permukiman
Cadangan Karbon Berdasarkan Sumbernya Kebutuhan Lahan untuk Tanaman Bioenergi
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060
juta
ha
Kasus Acuan NZ2045 NZ2050 NZ2060
Pada tahun 2060, upaya restorasi lahan yang
dilakukan dapat meningkatkan tutupan hutan
sekunder seluas 4,1 juta ha dan melindungi 3,2 juta
ha hutan primer.
Kebutuhan konversi lahan untuk bioenergi dapat
ditekan seiring kebijakan di sektor energi
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan pada 31 Juli 2021
PENUTUP
• Diproyeksikan bahwa sektor FoLU akan berkontribusi hampir
60% dari total target penurunan emisi gas rumah kaca yang ingin
diraih oleh Indonesia.
• Terdapat kebutuhan akan pertimbangan ilmiah dalam proses
pembuatan kebijakan. Oleh karena itu riset berperan penting
dalam memperkuat kebijakan untuk mitigasi FOLU 2030 dan
komitmen perubahan iklim pasca COP26 untuk dapat
menghasilkan kebijakan yang akurat dan sesuai kebutuhan
dalam rangka mengurangi risiko bencana dan perubahan iklim.
• Dalam rangka mewujudkan target mitigasi FOLU 2030 dan
komitmen pasca COP26 diperlukan kerja sama multipihak dan
koordinasi lintas sektor. Akademisi, lembaga riset, LSM,
masyarakat maupun media diharapkan berperan saling
berkolaborasi dan bersinergi dalam penyusunan rekomendasi
kebijakan.
20
21
TERIMA KASIH
Saran dan pertanyaan dapat disampaikan
melalui email: kehutanan@bappenas.go.id
DIREKTORAT KEHUTANAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
Gedung Bappenas TS 2A Lantai 4
Jl Taman Suropati No. 2 Jakarta Pusat
kehutanan@bappenas.go.id
(021) 3926254
STRATEGI PENGURANGAN DEFORESTASI DAN
DEGRADASI HUTAN DI DALAM RPJMN 2020-2024
❑ Luas hutan dan lahan yang terehabilitasi secara nasional seluas 2,1 juta ha
❑ Pengurangan laju deforestasi menjadi seluas 310 ha/tahun
❑ Penanaman dan pengkayaan di hutan produksi seluas 1,97 juta ha
❑ Luas ekosistem gambut yang terkordinasi dan difasilitasi restorasi gambut pada 7 provinsi rawan kebakaran hutan dengan
target 300.000 ha per tahun
❑ Luas kawasan hidrologi gambut terdegradasi yang dipulihkan di lahan masyarakat dengan target 35.000 ha di tahun 2024
❑ Penguatan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) sebanyak 110 KPH
❑ Luas kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat dalam skema HD, HKm, HTR, IPHPS, dan kemitraan kehutanan seluas
4 juta ha
❑ Perencanaan rehabilitasi hutan dan lahan dalam 5 tahun ke depan, menerapkan pengelolaan lanskap berkelanjutan
berbasis DAS (lokasi telah ditetapkan secara spasial)
❑ Pelaksanaan menggunakan metode yang efisien dalam aspek kelembagaan (pengelolaan/pemeliharaan) dan
memanfaatkan berbagai sumber pendanaan (pihak swasta, masyarakat)
❑ Terintegrasi dengan kegiatan prioritas nasional lainnya (KPH, Perhutanan Sosial, dan lainnya)
❑ Arahan Presiden terkait penyederhanaan regulasi dan penyederhanaan birokrasi
22
23
ANALISIS ENVIRONMENT KUZNET CURVE (EKC)
DEFORESTASI DENGAN PDRB: NASIONAL
-400.000
-200.000
0
200.000
400.000
600.000
800.000
β_1 β_2 β_3
Selisih
kehilangan
tutupan
pohon
dibandingkan
dengan
kelompok
ekonomi
dasar/base
(hektar
)
Kelompok ekonomi
Total Primer Sekunder
Kelompok ekonomi
rendah
Kelompok ekonomi
sedang
Kelompok ekonomi
tinggi
Hutan Primer Hutan Sekunder
Hutan Primer & Sekunder
Analisis cross-section dengan kelompok ekonomi kab/kota berdasarkan PDRB (2016)
“Dari grafik di atas dapat diindikasikan bahwa beberapa daerah dengan ekonomi rendah masih
membutuhkan lahan atau konversi hutan. Beberapa daerah dengan ekonomi sedang atau tinggi
cenderung tidak melakukan konversi hutan.”
*) Sumber : Analisis Kajian Background Study RPJMN 2020 – 2024 Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Bappenas
24
Now
Optimasi
Kawasan Hutan
Forestry 4.0
2045
Sumber Daya
Hutan Untuk
Kedaulatan
Pangan
Energi dan
Air
Goal
2040
Menguasai
Pangsa Pasar
Bioprospeksi
Dunia
Bioprospeksi
2035
Menguasai
Pangsa Pasar 3
Dunia Produk
Hasil Hutan
Precondition
2030
Pengembangan
Bioekonomi
Berbasis Hutan
Bioekonomi
2025
Kemantapan
Penataan dan
Penggunaan
Kawasan Hutan
Pasar Dunia
ROADMAP PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA 2045

More Related Content

Similar to Government strategies to achieve the 2030 FOLU mitigation target and post-COP26 commitment. How can research better contribute to policy?

Evaluasi capian SDGS Pilar Sosial Tahun 2023
Evaluasi capian SDGS Pilar Sosial Tahun 2023Evaluasi capian SDGS Pilar Sosial Tahun 2023
Evaluasi capian SDGS Pilar Sosial Tahun 2023
HeriNugroho18
 
Paradigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanParadigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaan
Sugeng Budiharsono
 
Draft Bahan Paparan Rektor UGK ttg Ranwal RKPD GKidul 2024.pdf
Draft Bahan Paparan Rektor UGK ttg Ranwal RKPD GKidul 2024.pdfDraft Bahan Paparan Rektor UGK ttg Ranwal RKPD GKidul 2024.pdf
Draft Bahan Paparan Rektor UGK ttg Ranwal RKPD GKidul 2024.pdf
ProdiAPUGK
 
Penanganan kemiskinan Ekstrem di Palembang
Penanganan kemiskinan Ekstrem di PalembangPenanganan kemiskinan Ekstrem di Palembang
Penanganan kemiskinan Ekstrem di Palembang
afaturooo
 
Kedaulatan pangan
Kedaulatan panganKedaulatan pangan
Kedaulatan pangan
Anjal Pratama
 
2_Outlook perekonomian Riau 2023.pptx
2_Outlook perekonomian Riau 2023.pptx2_Outlook perekonomian Riau 2023.pptx
2_Outlook perekonomian Riau 2023.pptx
CeiSlamet
 
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdfBahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
WEST NUSA TENGGARA
 
67.pdf
67.pdf67.pdf
PERKEBUNAN COKELAT INDONESIA.pdf
PERKEBUNAN COKELAT INDONESIA.pdfPERKEBUNAN COKELAT INDONESIA.pdf
PERKEBUNAN COKELAT INDONESIA.pdf
koperasimusibanyuasi
 
21 final rancangan akhir rpjmd kota cilegon_tahun_2021-2026 a3
21 final rancangan akhir rpjmd kota cilegon_tahun_2021-2026 a321 final rancangan akhir rpjmd kota cilegon_tahun_2021-2026 a3
21 final rancangan akhir rpjmd kota cilegon_tahun_2021-2026 a3
RidwanS8
 
Edit PPT.pptx
Edit PPT.pptxEdit PPT.pptx
Edit PPT.pptx
zukorai
 
Outlook energi nasional 2014
Outlook energi nasional 2014 Outlook energi nasional 2014
Outlook energi nasional 2014
University of Trisakti, Jakarta-Indonesia
 
Groedu outlook perekonomian indonesia 2019
Groedu   outlook perekonomian indonesia 2019Groedu   outlook perekonomian indonesia 2019
Groedu outlook perekonomian indonesia 2019
Frans Royan
 
Indonesia Economic Outlook - July 2019
Indonesia Economic Outlook - July 2019Indonesia Economic Outlook - July 2019
Indonesia Economic Outlook - July 2019
AIS Ahmad Iman Sudrajat
 
transformasistrukturalperekonomianindonesia-230901183319-2fc269ae(1).pptx
transformasistrukturalperekonomianindonesia-230901183319-2fc269ae(1).pptxtransformasistrukturalperekonomianindonesia-230901183319-2fc269ae(1).pptx
transformasistrukturalperekonomianindonesia-230901183319-2fc269ae(1).pptx
jhosiyosi2
 
Kapusrenaker2019.pptx
Kapusrenaker2019.pptxKapusrenaker2019.pptx
Kapusrenaker2019.pptx
RamTzy
 
4.-Bappenas-_-Range-Final-KNAM-23.34_220329_Paparan-Kunci-MPPN-Musrenbang-Pro...
4.-Bappenas-_-Range-Final-KNAM-23.34_220329_Paparan-Kunci-MPPN-Musrenbang-Pro...4.-Bappenas-_-Range-Final-KNAM-23.34_220329_Paparan-Kunci-MPPN-Musrenbang-Pro...
4.-Bappenas-_-Range-Final-KNAM-23.34_220329_Paparan-Kunci-MPPN-Musrenbang-Pro...
MuhammadAkielElhanie
 
Analisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang 3.0.docx
Analisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang 3.0.docxAnalisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang 3.0.docx
Analisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang 3.0.docx
SalsabilaZahra20
 
Analisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang 3.0.docx
Analisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang 3.0.docxAnalisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang 3.0.docx
Analisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang 3.0.docx
SalsabilaZahra20
 
PPT BUSTANUL ARIFIN KNEKS-Urgensi RUU Ekonomi Syariah.pptx
PPT BUSTANUL ARIFIN KNEKS-Urgensi RUU Ekonomi Syariah.pptxPPT BUSTANUL ARIFIN KNEKS-Urgensi RUU Ekonomi Syariah.pptx
PPT BUSTANUL ARIFIN KNEKS-Urgensi RUU Ekonomi Syariah.pptx
aslamhanif1
 

Similar to Government strategies to achieve the 2030 FOLU mitigation target and post-COP26 commitment. How can research better contribute to policy? (20)

Evaluasi capian SDGS Pilar Sosial Tahun 2023
Evaluasi capian SDGS Pilar Sosial Tahun 2023Evaluasi capian SDGS Pilar Sosial Tahun 2023
Evaluasi capian SDGS Pilar Sosial Tahun 2023
 
Paradigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanParadigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaan
 
Draft Bahan Paparan Rektor UGK ttg Ranwal RKPD GKidul 2024.pdf
Draft Bahan Paparan Rektor UGK ttg Ranwal RKPD GKidul 2024.pdfDraft Bahan Paparan Rektor UGK ttg Ranwal RKPD GKidul 2024.pdf
Draft Bahan Paparan Rektor UGK ttg Ranwal RKPD GKidul 2024.pdf
 
Penanganan kemiskinan Ekstrem di Palembang
Penanganan kemiskinan Ekstrem di PalembangPenanganan kemiskinan Ekstrem di Palembang
Penanganan kemiskinan Ekstrem di Palembang
 
Kedaulatan pangan
Kedaulatan panganKedaulatan pangan
Kedaulatan pangan
 
2_Outlook perekonomian Riau 2023.pptx
2_Outlook perekonomian Riau 2023.pptx2_Outlook perekonomian Riau 2023.pptx
2_Outlook perekonomian Riau 2023.pptx
 
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdfBahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
 
67.pdf
67.pdf67.pdf
67.pdf
 
PERKEBUNAN COKELAT INDONESIA.pdf
PERKEBUNAN COKELAT INDONESIA.pdfPERKEBUNAN COKELAT INDONESIA.pdf
PERKEBUNAN COKELAT INDONESIA.pdf
 
21 final rancangan akhir rpjmd kota cilegon_tahun_2021-2026 a3
21 final rancangan akhir rpjmd kota cilegon_tahun_2021-2026 a321 final rancangan akhir rpjmd kota cilegon_tahun_2021-2026 a3
21 final rancangan akhir rpjmd kota cilegon_tahun_2021-2026 a3
 
Edit PPT.pptx
Edit PPT.pptxEdit PPT.pptx
Edit PPT.pptx
 
Outlook energi nasional 2014
Outlook energi nasional 2014 Outlook energi nasional 2014
Outlook energi nasional 2014
 
Groedu outlook perekonomian indonesia 2019
Groedu   outlook perekonomian indonesia 2019Groedu   outlook perekonomian indonesia 2019
Groedu outlook perekonomian indonesia 2019
 
Indonesia Economic Outlook - July 2019
Indonesia Economic Outlook - July 2019Indonesia Economic Outlook - July 2019
Indonesia Economic Outlook - July 2019
 
transformasistrukturalperekonomianindonesia-230901183319-2fc269ae(1).pptx
transformasistrukturalperekonomianindonesia-230901183319-2fc269ae(1).pptxtransformasistrukturalperekonomianindonesia-230901183319-2fc269ae(1).pptx
transformasistrukturalperekonomianindonesia-230901183319-2fc269ae(1).pptx
 
Kapusrenaker2019.pptx
Kapusrenaker2019.pptxKapusrenaker2019.pptx
Kapusrenaker2019.pptx
 
4.-Bappenas-_-Range-Final-KNAM-23.34_220329_Paparan-Kunci-MPPN-Musrenbang-Pro...
4.-Bappenas-_-Range-Final-KNAM-23.34_220329_Paparan-Kunci-MPPN-Musrenbang-Pro...4.-Bappenas-_-Range-Final-KNAM-23.34_220329_Paparan-Kunci-MPPN-Musrenbang-Pro...
4.-Bappenas-_-Range-Final-KNAM-23.34_220329_Paparan-Kunci-MPPN-Musrenbang-Pro...
 
Analisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang 3.0.docx
Analisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang 3.0.docxAnalisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang 3.0.docx
Analisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang 3.0.docx
 
Analisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang 3.0.docx
Analisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang 3.0.docxAnalisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang 3.0.docx
Analisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang 3.0.docx
 
PPT BUSTANUL ARIFIN KNEKS-Urgensi RUU Ekonomi Syariah.pptx
PPT BUSTANUL ARIFIN KNEKS-Urgensi RUU Ekonomi Syariah.pptxPPT BUSTANUL ARIFIN KNEKS-Urgensi RUU Ekonomi Syariah.pptx
PPT BUSTANUL ARIFIN KNEKS-Urgensi RUU Ekonomi Syariah.pptx
 

More from CIFOR-ICRAF

Lessons from operationalizing integrated landscape approaches
Lessons from operationalizing integrated landscape approachesLessons from operationalizing integrated landscape approaches
Lessons from operationalizing integrated landscape approaches
CIFOR-ICRAF
 
Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...
Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...
Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...
CIFOR-ICRAF
 
Lecciones para el monitoreo transparente Experiencias de la Amazonía peruana
Lecciones para el monitoreo transparente Experiencias de la Amazonía peruanaLecciones para el monitoreo transparente Experiencias de la Amazonía peruana
Lecciones para el monitoreo transparente Experiencias de la Amazonía peruana
CIFOR-ICRAF
 
Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...
Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...
Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...
CIFOR-ICRAF
 
Contexto de TransMoni
Contexto de TransMoniContexto de TransMoni
Contexto de TransMoni
CIFOR-ICRAF
 
Avances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de París
Avances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de ParísAvances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de París
Avances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de París
CIFOR-ICRAF
 
Alert-driven Community-based Forest monitoring: A case of the Peruvian Amazon
Alert-driven Community-based Forest monitoring: A case of the Peruvian AmazonAlert-driven Community-based Forest monitoring: A case of the Peruvian Amazon
Alert-driven Community-based Forest monitoring: A case of the Peruvian Amazon
CIFOR-ICRAF
 
Land tenure and forest landscape restoration in Cameroon and Madagascar
Land tenure and forest landscape  restoration in Cameroon and  MadagascarLand tenure and forest landscape  restoration in Cameroon and  Madagascar
Land tenure and forest landscape restoration in Cameroon and Madagascar
CIFOR-ICRAF
 
ReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdf
ReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdfReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdf
ReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdf
CIFOR-ICRAF
 
ReSI-NoC: Introduction au contexte du projet
ReSI-NoC: Introduction au contexte du projetReSI-NoC: Introduction au contexte du projet
ReSI-NoC: Introduction au contexte du projet
CIFOR-ICRAF
 
Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...
Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...
Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...
CIFOR-ICRAF
 
Introductions aux termes clés du projet ReSi-NoC - Approche Innovations
Introductions aux termes clés du projet ReSi-NoC - Approche InnovationsIntroductions aux termes clés du projet ReSi-NoC - Approche Innovations
Introductions aux termes clés du projet ReSi-NoC - Approche Innovations
CIFOR-ICRAF
 
Introducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnerships
Introducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnershipsIntroducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnerships
Introducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnerships
CIFOR-ICRAF
 
A Wide Range of Eco System Services with Mangroves
A Wide Range of Eco System Services with MangrovesA Wide Range of Eco System Services with Mangroves
A Wide Range of Eco System Services with Mangroves
CIFOR-ICRAF
 
Data analysis and findings
Data analysis and findingsData analysis and findings
Data analysis and findings
CIFOR-ICRAF
 
Peat land Restoration Project in HLG Londerang
Peat land Restoration Project in HLG LonderangPeat land Restoration Project in HLG Londerang
Peat land Restoration Project in HLG Londerang
CIFOR-ICRAF
 
Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...
Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...
Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...
CIFOR-ICRAF
 
Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...
Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...
Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...
CIFOR-ICRAF
 
Carbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, Indonesia
Carbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, IndonesiaCarbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, Indonesia
Carbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, Indonesia
CIFOR-ICRAF
 
Cooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and Perspectives
Cooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and PerspectivesCooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and Perspectives
Cooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and Perspectives
CIFOR-ICRAF
 

More from CIFOR-ICRAF (20)

Lessons from operationalizing integrated landscape approaches
Lessons from operationalizing integrated landscape approachesLessons from operationalizing integrated landscape approaches
Lessons from operationalizing integrated landscape approaches
 
Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...
Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...
Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...
 
Lecciones para el monitoreo transparente Experiencias de la Amazonía peruana
Lecciones para el monitoreo transparente Experiencias de la Amazonía peruanaLecciones para el monitoreo transparente Experiencias de la Amazonía peruana
Lecciones para el monitoreo transparente Experiencias de la Amazonía peruana
 
Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...
Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...
Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...
 
Contexto de TransMoni
Contexto de TransMoniContexto de TransMoni
Contexto de TransMoni
 
Avances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de París
Avances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de ParísAvances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de París
Avances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de París
 
Alert-driven Community-based Forest monitoring: A case of the Peruvian Amazon
Alert-driven Community-based Forest monitoring: A case of the Peruvian AmazonAlert-driven Community-based Forest monitoring: A case of the Peruvian Amazon
Alert-driven Community-based Forest monitoring: A case of the Peruvian Amazon
 
Land tenure and forest landscape restoration in Cameroon and Madagascar
Land tenure and forest landscape  restoration in Cameroon and  MadagascarLand tenure and forest landscape  restoration in Cameroon and  Madagascar
Land tenure and forest landscape restoration in Cameroon and Madagascar
 
ReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdf
ReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdfReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdf
ReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdf
 
ReSI-NoC: Introduction au contexte du projet
ReSI-NoC: Introduction au contexte du projetReSI-NoC: Introduction au contexte du projet
ReSI-NoC: Introduction au contexte du projet
 
Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...
Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...
Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...
 
Introductions aux termes clés du projet ReSi-NoC - Approche Innovations
Introductions aux termes clés du projet ReSi-NoC - Approche InnovationsIntroductions aux termes clés du projet ReSi-NoC - Approche Innovations
Introductions aux termes clés du projet ReSi-NoC - Approche Innovations
 
Introducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnerships
Introducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnershipsIntroducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnerships
Introducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnerships
 
A Wide Range of Eco System Services with Mangroves
A Wide Range of Eco System Services with MangrovesA Wide Range of Eco System Services with Mangroves
A Wide Range of Eco System Services with Mangroves
 
Data analysis and findings
Data analysis and findingsData analysis and findings
Data analysis and findings
 
Peat land Restoration Project in HLG Londerang
Peat land Restoration Project in HLG LonderangPeat land Restoration Project in HLG Londerang
Peat land Restoration Project in HLG Londerang
 
Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...
Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...
Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...
 
Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...
Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...
Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...
 
Carbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, Indonesia
Carbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, IndonesiaCarbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, Indonesia
Carbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, Indonesia
 
Cooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and Perspectives
Cooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and PerspectivesCooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and Perspectives
Cooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and Perspectives
 

Government strategies to achieve the 2030 FOLU mitigation target and post-COP26 commitment. How can research better contribute to policy?

  • 1. Jakarta, 16 Desember 2021 STRATEGI PEMERINTAH UNTUK MEWUJUDKAN TARGET MITIGASI FOLU 2030 DAN KOMITMEN PASCA COP26 Dr. Nur Hygiawati Rahayu, ST, MSc Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air, Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan pada Science and Policy Dialogue Online Workshop “From COP26 to G20”
  • 3. Penurunan Emisi GRK menjadi salah satu Kerangka Ekonomi Makro dalam RPJMN 2020-2024 Sasaran Pembangunan 2020-2024 – Pembangunan Berkualitas: Meningkatnya kesejahteraan rakyat dan kualitas manusia, menurunnya tingkat kemiskinan dan pengangguran, berkurangnya kesenjangan pendapatan dan wilayah, serta terjaganya keberlanjutan lingkungan dan stabilitas ekonomi. Gini Rasio (indeks) Pertumbuhan Ekonomi (persen) Tingkat Kemiskinan (persen) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (persen) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (nilai) Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menuju target 29% di 2030 (Paris Agreement) 5,7 - 6,0 0,360 - 0,374 6,0 - 7,0 3,6 - 4,3 75,54 27,3% 2015-2018: 5,0 Mar 2019: 9,41 Mar 2019: 0,382 Agt 2019: 5,28 2018: 71,39 2018: 22,5% SASARAN MAKRO RPJMN 2020-2024
  • 4. STRUKTUR ARAH KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 6: MEMBANGUN LINGKUNGAN HIDUP, MENINGKATKAN KETAHANAN BENCANA, DAN PERUBAHAN IKLIM PN6 MEMBANGUN LINGKUNGAN HIDUP, MENINGKATKAN KETAHANAN BENCANA, DAN PERUBAHAN IKLIM PP1 PP3 PP2 Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Peningkatan Ketahanan Bencana dan Iklim Pembangunan Rendah Karbon Program Prioritas (PP) Kegiatan Prioritas (KP) Proyek Prioritas Nasional (Pro-PN) 3 11 39 Major Project (MP) ▪ Pembangunan Fasilitas Pengolahan Limbah B3. ▪ Penguatan Sistem Peringatan Dini Bencana. 2
  • 5. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • 6. 6 Polusiudara Penyusutankawasan hutan Urbanisasiyangtidak teratur Berkurangnyasumber dayaalam Perubahaniklimdan dampakturunannya Indonesia juga menjadi salah satu negara penghasil GRK terbesar Sumber: World DevelopmentIndicator TANTANGAN INDONESIA PADA SEKTOR LINGKUNGAN
  • 7. 5,82 4,64 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 Gt CO 2 e Baseline (tanpa mempertimbangkan carrying capacity) Baseline (dengan mempertimbangkan carrying capacity) Rata-rata tingkat pertumbuhan PDB 5,3% pada 2021–2050 dan 3,6% 2050–2060 Rata-rata tingkat pertumbuhan PDB 5,0% pada 2021–2050 dan 2,4% pada 2050–2060 -6,0 -4,0 -2,0 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 % per tahun Baseline (tanpa mempertimbangkan carrying capacity) Baseline (dengan mempertimbangkan carrying capacity) Proyeksi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi (PDB) Pertumbuhan ekonomi yang terus menurun mengakibatkan Indonesia akan sulit mencapai Visi 2045 dan keluar dari Middle Income Trap Aktivitas pembangunan yang tinggi emisi akan mengakibatkan berbagai masalah sosial dan kesehatan Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan pada 31 Juli 2021 Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan pada 31 Juli 2021 Pembangunan “business as usual” mengakibatkan penurunan tingkat pertumbuhan PDB dan peningkatan emisi di masa mendatang
  • 8. LAJU DEFORESTASI HUTAN INDONESIA Sumber: Statistik KLHK, 2018
  • 9. PROYEKSI DEFORESTASI HINGGA 2045 (1) 9 0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 2000 2003 2006 2009 2012 2015 2018 2021 2024 2027 2030 2033 2036 2039 2042 2045 Hutan Pertanian Lainnya Permukiman : Potensi deforestasi terbesar hingga tahun 2045 datang dari pertambahan lahan pertanian non-sawah *) Sumber analisis: Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMN 2020 – 2024 dengan metode System Dynamics dan Spatial Dynamics TRANSISI TUTUPAN LAHAN NASIONAL Legend Klmantan_2000.img Value 1 Hutan Primer 2 Hutan Sekunder 3 Hutan Tanaman 4 Semak Belukar 5 Pertanian Non Sawah 6 Pertanian Sawah 7 Permukiman 8 Lahan Kosong 9 Badan Air 10 Pertambangan 11 Bandara Pelabuhan 12 Lainnya Legend Klmantan_2000.img Value 1 Hutan Primer 2 Hutan Sekunder 3 Hutan Tanaman 4 Semak Belukar 5 Pertanian Non Sawah 6 Pertanian Sawah 7 Permukiman Legend Klmantan_2000.img Value 1 Hutan Primer 2 Hutan Sekunder 3 Hutan Tanaman 4 Semak Belukar 5 Pertanian Non Sawah 6 Pertanian Sawah 7 Permukiman 8 Lahan Kosong 9 Badan Air 10 Pertambangan Legend Klmantan_2000.img Value 1 Hutan Primer 2 Hutan Sekunder 3 Hutan Tanaman 4 Semak Belukar 5 Pertanian Non Sawah 6 Pertanian Sawah 7 Permukiman 8 Lahan Kosong 9 Badan Air 10 Pertambangan 11 Bandara Pelabuhan 12 Lainnya
  • 10. PROYEKSI DEFORESTASI HINGGA 2045 (2) 10 *) Sumber analisis: Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMN 2020 – 2024 dengan metode System Dynamics dan Spatial Dynamics Kontribusi ekonomi tidak sejalan dengan share pemanfaatan lahan • Pertanian dengan share lahan 50% hanya berkontribusi sekitar 11% terhadap ekonomi nasional • Sektor jasa dan lainnya berkontribusi sebesar 57% dengan share lahan hanya 2% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% Berbasis Pertanian Industri Energi Transportasi Jasa dan Lainnya Share Ekonomi dan Pemanfaatan Sumber Daya 2045 Share Ekonomi Share Lahan 36% Tutupan Hutan 50% Lahan Pertanian ≈ 2045 50% 36% 12% 2% Land Use Share Baseline Agriculture Land Forest Land Other Land Urban and Industrial Land
  • 11. TREN TUTUPAN HUTAN HUTAN 7 REGION INDONESIA 1990 1996 2000 2003 2006 2009 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Sumatera 21.475.53 20.415.36 16.801.09 16.601.54 15.904.59 14.632.31 14.501.89 14.215.62 14.024.53 13.797.42 13.263.47 13.164.88 13.016.96 Jawa 3.433.862 3.433.647 3.460.914 3.447.356 3.322.649 3.273.075 3.271.395 3.269.251 3.264.930 3.272.705 3.251.775 3.251.830 3.257.326 Kalimantan 35.611.44 33.204.08 31.150.48 30.619.09 29.815.31 28.796.95 28.369.40 28.060.06 27.617.49 27.483.27 27.105.51 26.742.28 26.511.65 Nusa 3.034.107 3.032.554 2.810.122 2.802.111 2.763.269 2.758.814 2.756.255 2.937.259 2.934.724 2.934.486 2.909.577 2.881.525 2.896.019 Maluku 5.583.892 5.583.892 5.218.937 5.192.905 5.164.969 5.140.868 5.119.411 5.121.531 5.114.708 5.112.340 5.095.460 5.062.831 5.041.866 Sulawesi 11.217.98 11.191.55 10.165.55 9.959.057 9.683.131 9.547.587 9.471.814 9.456.040 9.411.269 9.393.415 9.336.059 9.250.735 9.177.189 Papua 35.847.71 35.847.23 34.630.97 34.562.05 34.300.06 34.185.56 34.153.74 34.125.13 34.101.26 34.078.94 33.997.56 33.981.41 33.932.59 - 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000 35.000.000 40.000.000 HEKTAR Papua Kalimantan Sumatera Sulawesi Maluku Jawa Nusa *) Sumber : Analisis Kajian Background Study RPJMN 2020 – 2024 Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Bappenas
  • 12. 12 12 • Secara nasional Indonesia sedang mengalami early-transition, namun forest transition yang terjadi di setiap region berbeda-beda. • Sebagian Papua dan kepulauan sekitarnya masih mengalami pre-transition. • Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, sebagian besar Papua, dan Nusa Tenggara Timur mengalami early-transition dan region lainnya telah mulai memasuki late-transition dan post-transition. • Selain region Jawa dan Bali, region-region lainnya sedang dan akan mengalami desakan permintaan lahan yang tinggi yang berpotensi mengurangi tutupan lahan/hutan. FOREST TRANSITION *) Sumber : Analisis Kajian Background Study RPJMN 2020 – 2024 Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Bappenas
  • 13. 13 STRATEGI PEMBANGUNAN RENDAH KARBON INDONESIA % Karbon % TransisikeEnergi Terbarukandan EfisiensiEnergi Perlindungan Hutan, Moratorium Gambut, dan Peningkatan Reboisasi PenangananLimbah dan Manajemen Industri Meningkatkan produktivitas lahan pertanian Institutional Improvement MITIGASI ADAPTASI Ketahanan Pangan Ketahanan Energi Ketahanan Air
  • 14. FAKTOR PENENTU KUALITAS KEBIJAKAN Identifikasi Permasalahan: Kemampuan mengidentifikasi masalah sangat vital, sehingga peran data informasi dan pengetahuan sangat penting Implementasi Kebijakan: Seperti apa kebijakan dapat diimplementasikan di lapangan Perumusan Kebijakan: Menyangkut strategi pelaksanaan dan integrasinya di dalam perencanaan dan penganggaran
  • 15. KONTRIBUSI RISET PADA KEBIJAKAN Kompleksitas permasalahan pengelolaan lingkungan dan ekosistem Natural Science Biologi, kimia, fisika, geologi, geografi, matematika terapan, …………. Interdicipline Science Dynamic modelling, manajemen, …………. Socio-economical Science antropologi, ekonomi, sosial, budaya, …………. Informasi saintifik SEKTOR K/L : • Bappenas • Kemenko Marves • KLHK • Kemen PUPR • Kemendagri • Kemen ATR/BPN • Pemda • Universitas • Lembaga Riset lain • LSM • dsb. Kebijakan Nasional/ daerah transdisiplin • Riset sebagai dasar informasi pengambilan keputusan • Perlunya penyusunan perencanaan berbasis bukti sebagai dasar kebijakan (evidence-based policy) • Kerja sama multipihak dan koordinasi lintas sektor yang lebih solid untuk menghilangkan silo dan ego sektoral
  • 16. Energi Industri Pertanian Kehutanan Permukiman Perikanan dll KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Aktivitas manusia Daya dukung dan daya tampung Air Emisi Tutupan Lahan I K L H Kelautan Kehati Aktivitas Manusia Daya Dukung dan Daya Tampung Target Sektoral Ekonomi Indikator Makro Lain Intensitas Emisi Emisi GRK Riset dan Kebijakan: Pendekatan Dinamika Sistem (System Dynamics) sebagai Kerangka Penyusunan Kebijakan Pembangunan Rendah Karbon Pandemi COVID-19 Krisis Kondisi pandemi di Indonesia menjadi input (pertimbangan) dalam pemodelan, penentuan target dan perumusan kebijakan Krisis ekonomi dan sosial yang terjadi sebagai dampak dari pandemi COVID- 19 Guncangan Trade off Trade off Daya tampung Daya dukung Analisis dampak kebijakan terhadap aktivitas sektoral dan kapasitas lingkungan Analisis dampak digunakan sebagai umpan balik (feedback) dalam penyempurnaan kebijakan. Pendekatan sistem memungkinkan dihasilkannya kebijakan yang komprehensif dan non-silo. Pendekatan sistem telah digunakan dalam penyusunan RPJMN 2020- 2024 dan akan berkontribusi penting dalam penyusunan RPJPN 2025- 2045 yang akan datang.
  • 17. MENUJU EKONOMI HIJAU: EXERCISE SKENARIO NET ZERO EMISSIONS MELALUI PEMBANGUNAN RENDAH KARBON Skenario Net Zero Emission 2045 2050 2060 Skenario dihasilkan melalui proses ilmiah secara holistik dengan mempertimbangkan kendala politis, teknis dan kelembagaan Skenario meliputi aksi pembangunan rendah karbon yang sama, dengan tingkat kecepatan pencapaian target yang berbeda Skenario disesuaikan dan sejalan dengan upaya yang dilakukan Kementerian/Lembaga untuk menurunkan emisi GRK 3,39 3,76 4,64 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 Gt CO 2 e Reference Case NZ2045 NZ2050 NZ2060 Emisi GRK Tahunan Melalui penerapan kebijakan Net Zero Emissions, puncak emisi GRK akan terjadi pada tahun 2024 (1,8Gt CO2e), namun kemudian akan mengalami penurunan. Selama periode 2021–2060, scenario NZE akan menurunkan emisi sebesar 87-98 Gt CO2e.
  • 18. INTERVENSI & KEBIJAKAN UTAMAUNTUK MENCAPAI NET ZERO EMISSIONS MELALUI PEMBANGUNAN RENDAH KARBON Skenario untuk menuju Net Zero Emissions mencakup berbagai program pembangunan rendah karbon dalam RPJMN 2020–2024, serta sejumlah intervensi baru dengan target yang lebih besar Kebijakan LCDI untuk mendukung NZE Energi • Penurunan intensitas energi (Efisiensi Energi) secara bertahap dari 1% hingga 6% per tahun • EBT hingga mendekati 100% di 2060 • Transisi ke kendaraan listrik, hingga 95% dari total kendaraan Lahan • Reforestasi hutan hingga 250 ribu hektar per tahun • Restorasi gambut • Rehabilitasi mangrove • Pencegahan deforestasi dari hutan ke lahan pertanian • Meningkatkan potensi penyerapan karbon di lahan perkotaan Limbah • Efisiensi sumber daya alam untuk produksi dan pengelolaan limbah melalui ekonomi sirkular • Penurunan produksi limbah cair hingga nol pada tahun 2060 Fiskal • Penghapusan subsidi energi hingga sepenuhnya di tahun 2030 • Implementasi kebijakan pajak karbon 2/3 dari upaya penurunan emisi dilakukan pada sektor energi Sektor AFOLU berkontribusi sebesar 24,9% Sektor limbah serta proses industri dan penggunaan produk berkontribusi 8% dan 2% Kontribusi Penurunan Emisi Sektoral 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 Gt CO 2 e Energi Pemanfaatan lahan (AFOLU) Limbah Industri (IPPU) Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan pada 31 Juli 2021
  • 19. SKENARIO NET ZERO EMISSION DI SEKTOR LAHAN MAMPU MENINGKATKAN TUTUPAN HUTAN SEKUNDER DAN MELINDUNGI HUTAN PRIMER 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 jutaan ton karbon (Mt C) hutan primer hutan sekunder hutan tanaman mangrove lahan pertanian lahan bera permukiman Cadangan Karbon Berdasarkan Sumbernya Kebutuhan Lahan untuk Tanaman Bioenergi 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 juta ha Kasus Acuan NZ2045 NZ2050 NZ2060 Pada tahun 2060, upaya restorasi lahan yang dilakukan dapat meningkatkan tutupan hutan sekunder seluas 4,1 juta ha dan melindungi 3,2 juta ha hutan primer. Kebutuhan konversi lahan untuk bioenergi dapat ditekan seiring kebijakan di sektor energi Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan pada 31 Juli 2021
  • 20. PENUTUP • Diproyeksikan bahwa sektor FoLU akan berkontribusi hampir 60% dari total target penurunan emisi gas rumah kaca yang ingin diraih oleh Indonesia. • Terdapat kebutuhan akan pertimbangan ilmiah dalam proses pembuatan kebijakan. Oleh karena itu riset berperan penting dalam memperkuat kebijakan untuk mitigasi FOLU 2030 dan komitmen perubahan iklim pasca COP26 untuk dapat menghasilkan kebijakan yang akurat dan sesuai kebutuhan dalam rangka mengurangi risiko bencana dan perubahan iklim. • Dalam rangka mewujudkan target mitigasi FOLU 2030 dan komitmen pasca COP26 diperlukan kerja sama multipihak dan koordinasi lintas sektor. Akademisi, lembaga riset, LSM, masyarakat maupun media diharapkan berperan saling berkolaborasi dan bersinergi dalam penyusunan rekomendasi kebijakan. 20
  • 21. 21 TERIMA KASIH Saran dan pertanyaan dapat disampaikan melalui email: kehutanan@bappenas.go.id DIREKTORAT KEHUTANAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR Gedung Bappenas TS 2A Lantai 4 Jl Taman Suropati No. 2 Jakarta Pusat kehutanan@bappenas.go.id (021) 3926254
  • 22. STRATEGI PENGURANGAN DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN DI DALAM RPJMN 2020-2024 ❑ Luas hutan dan lahan yang terehabilitasi secara nasional seluas 2,1 juta ha ❑ Pengurangan laju deforestasi menjadi seluas 310 ha/tahun ❑ Penanaman dan pengkayaan di hutan produksi seluas 1,97 juta ha ❑ Luas ekosistem gambut yang terkordinasi dan difasilitasi restorasi gambut pada 7 provinsi rawan kebakaran hutan dengan target 300.000 ha per tahun ❑ Luas kawasan hidrologi gambut terdegradasi yang dipulihkan di lahan masyarakat dengan target 35.000 ha di tahun 2024 ❑ Penguatan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) sebanyak 110 KPH ❑ Luas kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat dalam skema HD, HKm, HTR, IPHPS, dan kemitraan kehutanan seluas 4 juta ha ❑ Perencanaan rehabilitasi hutan dan lahan dalam 5 tahun ke depan, menerapkan pengelolaan lanskap berkelanjutan berbasis DAS (lokasi telah ditetapkan secara spasial) ❑ Pelaksanaan menggunakan metode yang efisien dalam aspek kelembagaan (pengelolaan/pemeliharaan) dan memanfaatkan berbagai sumber pendanaan (pihak swasta, masyarakat) ❑ Terintegrasi dengan kegiatan prioritas nasional lainnya (KPH, Perhutanan Sosial, dan lainnya) ❑ Arahan Presiden terkait penyederhanaan regulasi dan penyederhanaan birokrasi 22
  • 23. 23 ANALISIS ENVIRONMENT KUZNET CURVE (EKC) DEFORESTASI DENGAN PDRB: NASIONAL -400.000 -200.000 0 200.000 400.000 600.000 800.000 β_1 β_2 β_3 Selisih kehilangan tutupan pohon dibandingkan dengan kelompok ekonomi dasar/base (hektar ) Kelompok ekonomi Total Primer Sekunder Kelompok ekonomi rendah Kelompok ekonomi sedang Kelompok ekonomi tinggi Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Primer & Sekunder Analisis cross-section dengan kelompok ekonomi kab/kota berdasarkan PDRB (2016) “Dari grafik di atas dapat diindikasikan bahwa beberapa daerah dengan ekonomi rendah masih membutuhkan lahan atau konversi hutan. Beberapa daerah dengan ekonomi sedang atau tinggi cenderung tidak melakukan konversi hutan.” *) Sumber : Analisis Kajian Background Study RPJMN 2020 – 2024 Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Bappenas
  • 24. 24 Now Optimasi Kawasan Hutan Forestry 4.0 2045 Sumber Daya Hutan Untuk Kedaulatan Pangan Energi dan Air Goal 2040 Menguasai Pangsa Pasar Bioprospeksi Dunia Bioprospeksi 2035 Menguasai Pangsa Pasar 3 Dunia Produk Hasil Hutan Precondition 2030 Pengembangan Bioekonomi Berbasis Hutan Bioekonomi 2025 Kemantapan Penataan dan Penggunaan Kawasan Hutan Pasar Dunia ROADMAP PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA 2045