Dokumen tersebut membahas gangguan psikologis yang dapat terjadi pada masa kehamilan seperti kemandulan, kehamilan palsu, kehamilan di luar nikah, kehamilan tidak diinginkan, keguguran, kehamilan dengan janin mati, dan kehamilan dengan ketergantungan obat. Dokumen tersebut menjelaskan pendefinisian, gejala, dan penanganan setiap gangguan psikologis tersebut.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Artis peran Oki Setiana Dewi (27) kembali menjalani operasi caesar untuk melahirkan anak keduanya, Khadeejah Faatimah Abdullah. Pasalnya, jarak antara putri pertamanya, Maryam Nusaibah Abdullah dengan Khadeejah hanya satu tahun.
"Karena Oki waktu hamil pertama mengalami tulang diatas kemaluan yang bergeser. Jadi harus pakai kursi roda waktu melahirkan Maryam. Nah karena Maryam dan yang sekarang, Khadeejah jaraknya cuma setahun, jadi terpaksa harus caesar lagi," ujar Oki saat ditemui di Eka Hospital, BSD, Tangerang Selatan, Senin (17/1/2016).
"Jadi maryam waktu masih berusia empat bulan, Oki sudah hamil lagi. Dengan jarak begitu dekat, yang enggak memungkinkan untuk lahiran normal," imbuh dia.
Kondisi pemain Ketika Cinta Bertasbih ini juga diketahui jauh lebih lemas ketimbang proses kelahiran putri pertamanya.
"Pas Maryam, pakai kursi roda, tapi operasinya lancar. Bahkan bisa selfie di ruang operasi. Kalau yang ini satu hari sebelum operasi, saya masih shooting, kerjakan tesis. Kelihatannya sehat. Tapi pas masuk ruang operasi, Oki waktu mulai disuntik, itu hemoglobin rendah, dan lemas banget, kondisi Oki drop," ujarnya.
Kondisi Oki yang lemas sempat membuat sang suami Ory Vitrio Abdullah khawatir.
"Operasi yang kedua itu di dalam ada tujuh lapisan, ditarik juga karena agak keras. Dia bilang, 'Saya pusing bang'. Lihat Oki lemas, jadi antara senang dan kawatir juga sama kondisi Oki," ujar Ory.
Diberitakan sebelumnya, Oki melahirkan bayi perempuan pada Jumat (15/1/2016) lalu. Khadeejah lahir dengan berat 3 kilogram dan panjang 50 centimeter.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Artis peran Oki Setiana Dewi (27) kembali menjalani operasi caesar untuk melahirkan anak keduanya, Khadeejah Faatimah Abdullah. Pasalnya, jarak antara putri pertamanya, Maryam Nusaibah Abdullah dengan Khadeejah hanya satu tahun.
"Karena Oki waktu hamil pertama mengalami tulang diatas kemaluan yang bergeser. Jadi harus pakai kursi roda waktu melahirkan Maryam. Nah karena Maryam dan yang sekarang, Khadeejah jaraknya cuma setahun, jadi terpaksa harus caesar lagi," ujar Oki saat ditemui di Eka Hospital, BSD, Tangerang Selatan, Senin (17/1/2016).
"Jadi maryam waktu masih berusia empat bulan, Oki sudah hamil lagi. Dengan jarak begitu dekat, yang enggak memungkinkan untuk lahiran normal," imbuh dia.
Kondisi pemain Ketika Cinta Bertasbih ini juga diketahui jauh lebih lemas ketimbang proses kelahiran putri pertamanya.
"Pas Maryam, pakai kursi roda, tapi operasinya lancar. Bahkan bisa selfie di ruang operasi. Kalau yang ini satu hari sebelum operasi, saya masih shooting, kerjakan tesis. Kelihatannya sehat. Tapi pas masuk ruang operasi, Oki waktu mulai disuntik, itu hemoglobin rendah, dan lemas banget, kondisi Oki drop," ujarnya.
Kondisi Oki yang lemas sempat membuat sang suami Ory Vitrio Abdullah khawatir.
"Operasi yang kedua itu di dalam ada tujuh lapisan, ditarik juga karena agak keras. Dia bilang, 'Saya pusing bang'. Lihat Oki lemas, jadi antara senang dan kawatir juga sama kondisi Oki," ujar Ory.
Diberitakan sebelumnya, Oki melahirkan bayi perempuan pada Jumat (15/1/2016) lalu. Khadeejah lahir dengan berat 3 kilogram dan panjang 50 centimeter.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Artis peran Oki Setiana Dewi (27) kembali menjalani operasi caesar untuk melahirkan anak keduanya, Khadeejah Faatimah Abdullah. Pasalnya, jarak antara putri pertamanya, Maryam Nusaibah Abdullah dengan Khadeejah hanya satu tahun.
"Karena Oki waktu hamil pertama mengalami tulang diatas kemaluan yang bergeser. Jadi harus pakai kursi roda waktu melahirkan Maryam. Nah karena Maryam dan yang sekarang, Khadeejah jaraknya cuma setahun, jadi terpaksa harus caesar lagi," ujar Oki saat ditemui di Eka Hospital, BSD, Tangerang Selatan, Senin (17/1/2016).
"Jadi maryam waktu masih berusia empat bulan, Oki sudah hamil lagi. Dengan jarak begitu dekat, yang enggak memungkinkan untuk lahiran normal," imbuh dia.
Kondisi pemain Ketika Cinta Bertasbih ini juga diketahui jauh lebih lemas ketimbang proses kelahiran putri pertamanya.
"Pas Maryam, pakai kursi roda, tapi operasinya lancar. Bahkan bisa selfie di ruang operasi. Kalau yang ini satu hari sebelum operasi, saya masih shooting, kerjakan tesis. Kelihatannya sehat. Tapi pas masuk ruang operasi, Oki waktu mulai disuntik, itu hemoglobin rendah, dan lemas banget, kondisi Oki drop," ujarnya.
Kondisi Oki yang lemas sempat membuat sang suami Ory Vitrio Abdullah khawatir.
"Operasi yang kedua itu di dalam ada tujuh lapisan, ditarik juga karena agak keras. Dia bilang, 'Saya pusing bang'. Lihat Oki lemas, jadi antara senang dan kawatir juga sama kondisi Oki," ujar Ory.
Diberitakan sebelumnya, Oki melahirkan bayi perempuan pada Jumat (15/1/2016) lalu. Khadeejah lahir dengan berat 3 kilogram dan panjang 50 centimeter.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Artis peran Oki Setiana Dewi (27) kembali menjalani operasi caesar untuk melahirkan anak keduanya, Khadeejah Faatimah Abdullah. Pasalnya, jarak antara putri pertamanya, Maryam Nusaibah Abdullah dengan Khadeejah hanya satu tahun.
"Karena Oki waktu hamil pertama mengalami tulang diatas kemaluan yang bergeser. Jadi harus pakai kursi roda waktu melahirkan Maryam. Nah karena Maryam dan yang sekarang, Khadeejah jaraknya cuma setahun, jadi terpaksa harus caesar lagi," ujar Oki saat ditemui di Eka Hospital, BSD, Tangerang Selatan, Senin (17/1/2016).
"Jadi maryam waktu masih berusia empat bulan, Oki sudah hamil lagi. Dengan jarak begitu dekat, yang enggak memungkinkan untuk lahiran normal," imbuh dia.
Kondisi pemain Ketika Cinta Bertasbih ini juga diketahui jauh lebih lemas ketimbang proses kelahiran putri pertamanya.
"Pas Maryam, pakai kursi roda, tapi operasinya lancar. Bahkan bisa selfie di ruang operasi. Kalau yang ini satu hari sebelum operasi, saya masih shooting, kerjakan tesis. Kelihatannya sehat. Tapi pas masuk ruang operasi, Oki waktu mulai disuntik, itu hemoglobin rendah, dan lemas banget, kondisi Oki drop," ujarnya.
Kondisi Oki yang lemas sempat membuat sang suami Ory Vitrio Abdullah khawatir.
"Operasi yang kedua itu di dalam ada tujuh lapisan, ditarik juga karena agak keras. Dia bilang, 'Saya pusing bang'. Lihat Oki lemas, jadi antara senang dan kawatir juga sama kondisi Oki," ujar Ory.
Diberitakan sebelumnya, Oki melahirkan bayi perempuan pada Jumat (15/1/2016) lalu. Khadeejah lahir dengan berat 3 kilogram dan panjang 50 centimeter.
2. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini, Mahasiswa
mampu menjelaskan perubahan Psikologis :
1. pada kemandulan
2. Kehamilan palsu (Pseudocyesis)
3. kehamilan di luar nikah
4. kehamilan yang tidak dikehendaki
5. Kehamilan dengan keguguran
6. Kehamilan dengan janin mati
7. Kehamilan dengan ketergantungan obat.
4. Faktor Fisik
•Fungsi Ginekologi
Faktor Psikis
• Takut Hamil, ketakutan yang berhubungan
dengan organ reproduksi wanita , ketakutan
pembedahan, ketakutan kehilangan
keharmonisan pada hubungan suami istri
Faktor Penyebab Kemandulan
5. Tipe wanita yang berkaitan pada
kemandulan
Tipe Unmarried
Tipe Unmarried
Tipe Wanita
Karier
Tipe Agresif
Maskulin
Tipe Steril
Akibat gangguan
Emosional
6. Gangguan Psikologis pada Kehamilan
Palsu (Pseudocyesis)
Suatu Keadaan dimana seorang wanita berada
dalam kondisi yang menunjukkan berbagai tanda
dan gejala kehamilan tetapi sesungguhnya tidak
benar-benar hamil
7. Tanda gejala gangguan Psikologis :
a. Adanya sikap Ambivalen terhadap
kehamilannya
b. Keinginan untuk menjadi hamil tidak dari
dorongan keinginannya sendiri.
c. Muncul kesediaan untuk menyadari dan
tidak menyadari kehamilannya adalah
ilustrasi belaka
d. Muncul fantasi-fantasi kebohongan untuk
menginkari hal-hal yang tidak
menyenangkan
9. Gangguan psikologis pada kehamilan
di luar nikah
Hamil diluar
ikatan
pernikahan
1.Kekurangan
kasih sayang
keluarga.
2.Keluarga
yang terlalu
disiplin
Akibat
10. Tanda gejala gangguan psikologis
Timbulnya perasaan takut
dan bingung
Rasa ketakutan jika
kekasihnya tidak mau
bertanggung jawab
Timbul keinginan
untuk mengakhiri
kehamilannya
Timbul rasa takut
karenat tidak Siap
menjadi Ibu
Cemas
11. Pengelolaan Gangguan Psikologi
Empati
• Merasakan bersama dengan klien
Positif Regard
• Menghargai Klien
Congruence
• Kondisi transparan dalam
hubungan terapeutik
12. Gangguan Psikologis pada kehamilan
yang tidak dikehendaki (KTD)
Remaja Wanita Dewasa
Pergaulan Bebas Kegagalan
Kontrasepsi
13. Dua hal yang dapat dilakukan pada KTD
Mempertahankan kehamilan
dibebani perasaan tidak nyaman, rasa
malu, rendah diri, berdosa, depresi dan
pesimis
Mengakhiri kehamilan (aborsi)
perasaan takut, kesakitan, stress, trauma
dan rasa berdosa .
15. Gangguan Psikologis pada Keguguran
Definisi
suatu keadaan terputusnya
suatu kehamilan dimana
fetus belum sanggup hidup
sendiri di luar uterus (berat
400-1.000 gram atau usia
kehamilan kurang dari 28
minggu)
Faktor Penyebab
Ketakutan terhadap Orang
tua
Pihak pria yang tidak
bertanggung jawab
Kehamilan yang tidak
diinginkan
Rasa malu dan aib
16. Tanda dan gejala gangguan psikologis
pada abortus
Menimbulkan sindrom pasca-abortus :
Menangis terus-menurus
Depresi berkepanjangan
Kesedihan mendalam
Dorongan untuk bunuh diri
17. Pengelolaan Pasca abortus
Sindrom pasca-abortus ditangani dengan
konseling kejiwaan dan psikologis, namun
demikian penyembuhan secara rohani juga
diperlukan
18. Gangguan Psikologis pada Kehamilan
dengan janin mati
adalah kematian janin dalam kandungan yang
disebabkan oleh beberapa hal yaitu Kurang
gizi, stress yang berkepanjangan dan infeksi
yang tidak terdiagnosa sebelumnya
19. Tanda dan gejala
Merasakan kehilangan, tahapan reaksi reaksi
emosional yaitu :
Menolak
marah
Tawar-
manawar
depresi
Menerima
20. Gangguan Psikologis pada Kehamilan
dengan ketergantungan Obat
kondisi suatu kehamilan, dimana terdapat
pola penggunaan zat psikoaktif dan zat lain
yang memiliki implikasi berbahaya bagi wanita
dan janinnya atau bbl
21. Tanda dan gejala
• Angka depresi, kepanikan dan fobia yang lebih
tinggi
• Merasa tidak hamil
• Tidak ingin melakukan perawatan prenatal
karena ketakutan terhadap hukum
• Perasaan berdosa