SlideShare a Scribd company logo
Gangguan Pada Mata
dan
Asuhan Keperawatannya
Kelompok 7 dan 8
A. Gangguan Kelopak Mata
 Kelopak mata sangat rentang terkena infeksi karena selalu terpapar pada
benda – benda asing di lingkungan, termasuk tangan manusia. Meraka juaga
mengalami kelembaban dari pembentukan air mata dan drainase normal.
Hangat , kelembaban, dan organism oportunistik menjadikan lingkungan yang
kondusif untuk terjadinya infeksi. Hygiene mata dan kelopak mata umum
yang baik biasanya dapat mencegah infeksi.
Macam-macam Gangguan Kelopak
Mata
1. Blefaritis
Blefaritis adalah inflamasi kronik batas kelopak mata. Dapat di sebabkan
oleh seborea ( non ulseratif) atau infeksi stafilokokus ( ulsesratif) atau
keduanya.
Manisfetasi klinis : adanya tanda-tanda iritasi pada umumnya, terdapat
krusta.
Penatalaksanaan : pembersihan secara cermat setiap hari dengan shampoo
non iritasi seperti shampoo bayi, air dan gosokan lembut, Mengunakan
teknik aspetik pasien atau perawat dapat mengangkat krusta dengan
waslap dan memberikan antibiotika.
2. Bintitan
Bintitan adalah infeksi superficial sekitar kelopak mata, Zeis atau mol.
Infeksi ini biasanya diebabkan oleh stapilokokus aureus.
Manifestasi klinis : nyeri akut, kemerahan, dan pembengkakan daerah
terlokalisasi kelopak mata.
penatalaksanaan : kompres air hangat, bila tidak berubah selama >48 jam
dilakukan insisi atau drainase.
Cont..
3. Kalazion
Kalazion adalah inflamasi granlomatus kronik kelenjar meibom ditandai dengan
pembengkakan tak nyeri terlokalisasi yang terbentuk dalam beberapa minggu.
penatalaksanaan : kompres hangat memijat dan mengeluarkan seksresi cairan
atau terapi tetes mata atau injeksi antibiotika
4. Tumor kelopak mata
Tumor kelopak mata serupa dengan tumor lain dikulit bias benigna atau
maligna.
5. Karsinoma sel basal
Karsinoma sel basal merupakan neoplasma yang sering dijumpai pada kelopak
mata.
Manifestasiklinis: tumor ini cenderung terlokalisasi ditepi kelopak mata, dekat
kartus medialis. Tampak sebagai ulkus dengan aspek central yang tegas dan
tepinya seperti mutiara.
Pentalaksanaan: terapi karsinoma sel basal meliputi ekssi superficial
kalazion
Karsinoma sel basal
Tumor kelopak mata
Cont>>>
6. Karsinoma sel skuamosa
Karsinoma sel skuamosa memiliki insidensi sepersepuluh dibandingkan karsinoma
sel basal.
 Mainfestasi klinis : karsinoma sel skuamosa nodule dan meninggi mempunyai
permukaan ireguler dengan tepi seperti mutiara. Bagian tengahnya cenderung
mengalami ulserasi dan tampak lebih mirip mutiara daripada karsinoma sel basal.
Cenderung berkembang kesekitar tepi kelopak.
7. Klesantelasma
Klesantelasma adalah timbunan material lemak pada kelopak mata. Lesinya berwarna
kekuningan dan sedikit terangkat.
8. Abnormalitas posisi kelopak mata
Penutupan kelopak mata yang tidak epektif dapat mengakibatkan mata bagian
eksternal terpapar kekeringan dan infasi mikroorganisme. Dibagi menjadi 3 macam
yaitu :
 Bleparospotik (ptosis)
 Eksoptalmus (proptosis)
 Enturopion dan ektropian
Klesantelasma
B. Gangguan System Lakrilmal
 Masalah utama yang berhubunagn denagn penyakit system lakrimal adalah
berhubungan dengan produksi air mata dan implamasi system drainase
lakrimal. Kelebihan produksi air mata dapat di sebabkan oleh reflek stimulasi
kelenjar lakrimal atau akibat sumbatan pada setiap bagian system drainase
lakrimal sebagai akibat edema trauma, cairan infeksius atau inflamasi.
 Masalah ini dapat di tangani denag mengoreksi abnormalitas yang
mendasarinya. Meskipun membuat tidak nyaman, kelebihan air mata sendiri
tidak akan mengakibatkan kehilangan penglihatan.
 Dakriosistitis
 Dakrio sistitis akut adalah gangguan pada kantung lakrimal sekunder akibat
obstruksi duktus naso lakrimalis.
 Manifestasi klinis. Gejalanya meliputi nyeri pada aliran lakrimal dan
pembengkakan berat pada hidung bagian atas.
 Penatalaksanaan. Kondisi ini biasanya berespon baik terhadap terapi
antibiotika dan kompres hangat. Namun pada keadaan yangkronik,
memerlukan robbing system lakrimal atau dakriosistorinostomi (prosedur
pembedahan yang membuat saluran kerongga hidung) untuk menghilangkan
penyumbatan.
C. Gangguan Konjungtiva
 4 Macam Gangguan konjungtiva
1) Konjungtivitis
Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva yang ditandai dengan
pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis mata Nampak merah,
sehingga sering disebut mata merah.
2) Trakoma
Trakoma, suatu konjungtivitis klamidia adalah penyakit infeksius
merupakan penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah
manifestasi klinik. Gejala utama adalah iritasi dan gatal ringan. Setelah
proses inflamasi akut, akan muncul folikel pada konjungtiva. Pandangan
menjadi kabur dan timbul rasa tidak nyaman. Gangguan ini mengenai
konjungtiva palfebra bagian atas.
penatalaksanaan : Mengisolasi penderita yang diketahui dan pemberiana
antibiotika awal dapat mengontrol penyakit ini. Terapi medis meliputi
pemberian 3-4 minggu tetrasiklin atau sulfonamide.
Cont>>>
3. Pterigium
Pterigium nadalah pertumbuhan berlebih jaringan ikat fibrivaskuler segitiga
pada konjungtiva bulbar intrapalpebra dengan ekstensi ke kornea.
4. Perdarahan konjungtiva
Injeksi konjungtiva merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan
pelebaran prmbuluh darah superficial difornik yang menipis kearah limbus
korneoskleral.
D. Gangguan kornea
 Kornea berperan sangat vital pada ketajaman penglihatan. Kelainan kornea
dapat berpengaruh besar bahkan mengancam penglihatan.
 Karena banyak terdapat serebut saraf tanpa myelin pada kornea, maka
kebanyakan lesi kornea menyebabkan nyeri, potofobia, dan pengeluaran air
mata. Nyeri bisa sangat hebat, tanpak tidak sebanding dengan besarnya
kerusakan.
Abrasi kornea
Cont>>>
 Macam-macam Gangguan Kornea
a. Abrasi Kornea
Abrasi kornea adalah defek pada lpisan epitel. dapat disebabkan oleh trauma,
benda asing, lens kontak yang dipakai dalam jangka waktu lama, defek lapisan air
mata, kesulitan menutup kelopak mata, atau malposisi kelopak mata atau bulu
mata.
b. Keratitis Mikrobial
disbabkan berbagai organism bakteri, virus, jamur atau parasit.
Manifestasi klinis. Inlamasi bola mata, terasa ada benda asing di mata, cairan
mukopurulen dngan kelopak mata saling melekat saat bangun, ulserasi epitel, dan
hipopion (terkumpulnya nanah dalam kornea anterior)
penatalaksanaan : pemberian tetes antimikroba secara berkala, peran perawat
menjaga kebersihan mata dan kompres dingin
Cont..
c. Keratitis pemajan
Keratitis pemajan dapat terjadi bila kornea tidak dilembabkan secara
memadai dan dilindungi oleh kelopak mata.
d. Distrofi kornea
Ditrofi kornea adalah kelainan bilateral, diturunkan dengan deposisi
bahan abnormal.
e. Kertokonus
Keratokonus adalah penipisan progresif kornea, noninflamasi, sehingga
bentuk korna menjadi kerucut.
 Penatalksanaan :
 Transplatansi kornea
 Donor mata
Cont>>>
 Penatalaksanaan
Tidak ada terapi obat untuk katarak, dan tidak dapat diambil dengan
pembedahan laser, namun masih terus dilakukan penelitian mengenai
kemajuan prosedur laser baru yang dapat digunakan untuk mencairkan
lensa sebelum dilakukan pengisapan keluar melalui kanula (pokalo, 1992).
Cont>>>
 Ada 2 macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan katarak:
a) Ekstrasi Katarak Intrakapsuler
Ekstrasi Katarak Intrakapsuler (ICCE, intrakapsular cataract exstraction) adalah
pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan.
b) Ekstrasi Katarak Ekstrakapsuler
Ekstrasi Katarak Ekstrakapsuler (ECCE, ekstrakapsular cataract
exstraction) merupakan teknik yang lebih disukai sekarang ini dan
mencapai sampai 98% pembedahan katarak. Yaitu dengan cara
insisi lensa dengan ukuran yg lebih kecil
F. Gangguan Traktus Uvea
 Traktus uvea, yang terdiri dari iris, badan siliaris, dan khoroid, bisa menderita karena
penyakit sistemik maupun infeksi. Diabetes menyebabkan neovaskularisasi pada iris,
yang akan tanpa sebagai pembuluh darah yang berkelok-kelok (rubeosis irides).
a) UVEITIS
Uveitis adalah iflamasi salah satu struktur traktus uvea. Karena uvea mengandung banyak
pembuluh darah yang memberi nutrisi mata dank arena membatasi bagian mata yang lain,
maka inlamasi lapisan ini dapat mengamcam penglihatan.
b) Oftalmia Simpatis
Penyebabnya tidak diketahui, tapi mungkin berhubungan dengan hipersensitivitas
terhadap pigmen uvea. Pada mulanya mata yang cedera mengalami inflamasi
diikuti inflamasi mata yang tidak cedera (simpatis). Bila tidak diterapi, penyakit
ini bias berkembang menjadi kebutaan bilateral.
G. Gangguan Sirkulasi Humor
 Aqueus: Glaukoma
Glaukoma adalah sejumlah kelainan mata yang mempunyai peningkatan
tekanan intra okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan pengaunggan atau
pencekungan papil syaraf optik, penyempitan lapang pandang dan penurunan
tajam penglihatan. (Martinelli, 1991)
Di klasifikasikan menjadi 3:
Glaukoma primer
Glaukoma Sekunder
Glaukoma kongenital
Penatalaksanaan:
Pemberian obat-obatan penghambat aquor humor
H. Gangguan Retina
1) Amblasio retina
Amblasio retina terjadi bila ada pemisahan retina neurosensori dari lapisan
epitel berpigmen dengan retina dibawahnya.
2) Retinopati Hiertensif
Terjadinya suatu retinopati hipertensif itu biasanya keadaan dimana
vaskularnya sudah mengalami diskompensasi.
3) Degenerasi Makula Karena Usia
Degenerasi makula terkait usia merupakan kondisi generatif pada makula
atau pusat retina. Terdapat 2 macam degenarasi makula yaitu tipe kering
(atrofik) dan tipe basah (eksudatif).
Cont>>>
4) Retinitis Pigmentosa
Retinitis Pigmentosa adalah suatu kemunduran yang progresif
pada retina yang mempengaruhi penglihatan pada malam hari dan
penglihatan tepi dan pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.
Cont>>>
 Defek penglihatan warna
Defek penglihatan warna atau yang lebih dikenal dengan buta warna
adalah gangguan penglihatan warna, ketidakmampuan untuk membedakan
warna yang orang normal mampu untuk membedakannya.
 Defek Warna yang didapat
Defek warna yang didapat lebih sering dari varian biru-hijau, dan mengenai pria
dan wanita sama seringnya, defek ini mengenai salah satu mata lebih dari yang lain
biasanya bervariasi tipe dan keparahannya, yang bergantung dari letak dan sumber
patologi ocular melalui oftalmoskopis
 Defek Warna yang diturunkan
Defek warna kongenital herediter hampir selalu merah-hijau (red-green
deficiency), defek ini mengenai 2 mata dengan tingkat keparahan yang sama.
Asuhan keperawatan
 Kasus:
 Tuan BM usia 45 tahun dengan diagnosa menderita Basalioma Luka pada kulit
kelopak mata kanan. Pada awalnya adalah sebuah tahi lalat yang tumbuh 11
tahun yang lalu. Dan 5 tahun terakhir menjalar menutupi mata sebelah kanan
dan membuat mata kanannya hilang. Karena kurangnya edukasi kesehatan
akhirnya Tuan BM mengambil tahi lalat yang tumbuh menjadi besar tanpa
bantuan tim medik. Akhirnya Tuan BM dibawa ke RS karena mata kanannya
tidak bisa melihat pada tanggal 7 september 2010 dan melaksanakan operasi
pembedahan tanggal 15 september 2010
 Pengkajian
 Identitas pasien:
 nama pasien : Tuan BM
 umur : 45 tahun
 tanggal masuk Rs : 7 September 2010
 diagnosa medis : OD suspek Basalioma
 agama : islam
 alamat : Nanggungan, Baron, Nganjuk
 tgl pengkajian : 14 Oktober 2010
 Keluhan utama : Mata kanan tidak bisa melihat dan merasa malu.
 Riwayat penyakit sekarang :
 Luka pada kulit kelopak mata kanan pada awalnya adalah sebuah tahi lalat yang
tumbuh 11 tahun yang lalu. Dan 5 tahun terakhir menjalar menutupi mata sebelah
kanan dan membuat mata kanannya hilang. Karena kurangnya edukasi kesehatan
akhirnya Tuan B mengambil tahi lalat yang tumbuh menjadi besar itu sendiri. Lalu
tumor tersebut menjalar ke mata dan merusak integritas kulit serta merusak
nervus optikus.
 Riwayat kesehatan masa lalu : tidak pernah mengalami gangguan pada mata
sebelumnya.
 Riwayat tumor pada keluarga : -
 Riwayat pengobatan : -
 Riwayat pembedahan :
 Tuan Budi berusaha melakukan pembedahan sendiri dengan menggunakan silet
tanpa bantuan dari tim medik.
 Riwayat alergi : -
 Pemeriksaan Fisik
 Tanda-tanda vital,meliputi :
 Tekanan Darah : 160/120 mmHg
 Denyut nadi : 108 x / menit
 Suhu tubuh : 37 C
 RR : 24 x / menit
 Sistem Persyarafan :
 VOD : -
 VOS : 2/6
 Sistem Perkemihan : normal.
 Sistem Pencernaan : normal.
 Sistem Integumen dan Muskuloskeletal : normal.
 Data penunjang
 CT scan kepala : massa solid di cavum orbita kanan dengan diameter 6,2 x 3,79 x 4,9 cm
melekat pada bulbus okuli kanan dan mendesak ke laterosuperior melekat pada mm. Rektus
okuli kanan mendekstruksi dinding superior sinus maksilaris kanan dan meluas ke dalamnya.
Serta encase pada nervus optikus. Tidak tampak perluasan ke intrakranial.
 Analisis Data
 Diagnosa Keperawatan
 Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori dari
organ penerima.
 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan kepala leher, efek samping
penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan penampilan.
 Intervensi
Matur nuwun..
Monggo di sekeca aken..

More Related Content

What's hot

2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
fikri asyura
 
Laporan kasus pterigium
Laporan kasus pterigium Laporan kasus pterigium
Laporan kasus pterigium
Tracey Rompas
 
Ilmu ajar penyakit mata
Ilmu ajar penyakit mataIlmu ajar penyakit mata
Ilmu ajar penyakit mata
Pitria Septiani Gusti Ayu
 
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT UVEITIS MATA
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT UVEITIS MATAASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT UVEITIS MATA
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT UVEITIS MATA
HEALCORP
 
Referat Endophtalmitis
Referat EndophtalmitisReferat Endophtalmitis
Referat Endophtalmitis
Aris Rahmanda
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
Fransiska Oktafiani
 
Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
Kadek Lovina
 
Dry Eye Syndrome
Dry Eye SyndromeDry Eye Syndrome
Dry Eye Syndrome
Tania Maulani
 
Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA
Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA
Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
OFTALMOLOGI
OFTALMOLOGIOFTALMOLOGI
OFTALMOLOGI
Muhammad Nasrullah
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
pjj_kemenkes
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
Fransiska Oktafiani
 
Askep gangguan sistem pengelihatan glaukoma
Askep gangguan sistem pengelihatan glaukomaAskep gangguan sistem pengelihatan glaukoma
Askep gangguan sistem pengelihatan glaukoma
Diah Gembul
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
pjj_kemenkes
 
Mau diprin anja
Mau diprin anjaMau diprin anja

What's hot (19)

Blefaritis AKPER PEMKAB MUNA
Blefaritis AKPER PEMKAB MUNA Blefaritis AKPER PEMKAB MUNA
Blefaritis AKPER PEMKAB MUNA
 
Blefaritis
BlefaritisBlefaritis
Blefaritis
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
Laporan kasus pterigium
Laporan kasus pterigium Laporan kasus pterigium
Laporan kasus pterigium
 
Ilmu ajar penyakit mata
Ilmu ajar penyakit mataIlmu ajar penyakit mata
Ilmu ajar penyakit mata
 
Danu
DanuDanu
Danu
 
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT UVEITIS MATA
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT UVEITIS MATAASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT UVEITIS MATA
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT UVEITIS MATA
 
Referat Endophtalmitis
Referat EndophtalmitisReferat Endophtalmitis
Referat Endophtalmitis
 
Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
 
Dry Eye Syndrome
Dry Eye SyndromeDry Eye Syndrome
Dry Eye Syndrome
 
Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA
Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA
Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA
 
OFTALMOLOGI
OFTALMOLOGIOFTALMOLOGI
OFTALMOLOGI
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
Askep gangguan sistem pengelihatan glaukoma
Askep gangguan sistem pengelihatan glaukomaAskep gangguan sistem pengelihatan glaukoma
Askep gangguan sistem pengelihatan glaukoma
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
 
Mau diprin anja
Mau diprin anjaMau diprin anja
Mau diprin anja
 

Similar to G3 mata

Tugas jurnal-kesimpulan Hordeolum kel 3.docx
Tugas jurnal-kesimpulan Hordeolum kel 3.docxTugas jurnal-kesimpulan Hordeolum kel 3.docx
Tugas jurnal-kesimpulan Hordeolum kel 3.docx
SebastianNusantara
 
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran  sindrom steven johnsonSatuan pembelajaran  sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
Operator Warnet Vast Raha
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
pjj_kemenkes
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
pjj_kemenkes
 
Askep konjungvitis kel 1
Askep konjungvitis kel 1Askep konjungvitis kel 1
Askep konjungvitis kel 1
DianaTinoring
 
Mata merah konjuktivitis
Mata merah  konjuktivitisMata merah  konjuktivitis
Mata merah konjuktivitis
faizalairul
 
Matamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitisMatamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitis
Rizal_mz
 
Makalah infeksi mata
Makalah infeksi mataMakalah infeksi mata
Makalah infeksi mata
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah infeksi mata
Makalah infeksi mataMakalah infeksi mata
Makalah infeksi mata
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah infeksi mata
Makalah infeksi mataMakalah infeksi mata
Makalah infeksi mata
Operator Warnet Vast Raha
 
ablasio retina
ablasio retinaablasio retina
ablasio retina
Riedha Poenya
 
JR Mata Kelompok B_Uveitis Kronik Pada Kusta.pptx
JR Mata Kelompok B_Uveitis Kronik Pada Kusta.pptxJR Mata Kelompok B_Uveitis Kronik Pada Kusta.pptx
JR Mata Kelompok B_Uveitis Kronik Pada Kusta.pptx
DionPHutasoit
 
Makalah infeksi mata
Makalah infeksi mataMakalah infeksi mata
Makalah infeksi mata
Septian Muna Barakati
 
Ppt glaukoma
Ppt glaukomaPpt glaukoma
Ppt glaukoma
Viktor Iwan
 
Bab i
Bab iBab i
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptxLaporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
AlfinKamal
 
Ulkus Kornea.pptx
Ulkus Kornea.pptxUlkus Kornea.pptx
Ulkus Kornea.pptx
eyeeasy
 

Similar to G3 mata (20)

Tugas jurnal-kesimpulan Hordeolum kel 3.docx
Tugas jurnal-kesimpulan Hordeolum kel 3.docxTugas jurnal-kesimpulan Hordeolum kel 3.docx
Tugas jurnal-kesimpulan Hordeolum kel 3.docx
 
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran  sindrom steven johnsonSatuan pembelajaran  sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
Askep konjungvitis kel 1
Askep konjungvitis kel 1Askep konjungvitis kel 1
Askep konjungvitis kel 1
 
Mata merah konjuktivitis
Mata merah  konjuktivitisMata merah  konjuktivitis
Mata merah konjuktivitis
 
Matamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitisMatamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitis
 
Makalah infeksi mata
Makalah infeksi mataMakalah infeksi mata
Makalah infeksi mata
 
Makalah infeksi mata
Makalah infeksi mataMakalah infeksi mata
Makalah infeksi mata
 
Makalah infeksi mata
Makalah infeksi mataMakalah infeksi mata
Makalah infeksi mata
 
Makalah infeksi mata
Makalah infeksi mataMakalah infeksi mata
Makalah infeksi mata
 
Makalah infeksi mata
Makalah infeksi mataMakalah infeksi mata
Makalah infeksi mata
 
ablasio retina
ablasio retinaablasio retina
ablasio retina
 
JR Mata Kelompok B_Uveitis Kronik Pada Kusta.pptx
JR Mata Kelompok B_Uveitis Kronik Pada Kusta.pptxJR Mata Kelompok B_Uveitis Kronik Pada Kusta.pptx
JR Mata Kelompok B_Uveitis Kronik Pada Kusta.pptx
 
Makalah infeksi mata
Makalah infeksi mataMakalah infeksi mata
Makalah infeksi mata
 
Ppt glaukoma
Ppt glaukomaPpt glaukoma
Ppt glaukoma
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptxLaporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Ulkus Kornea.pptx
Ulkus Kornea.pptxUlkus Kornea.pptx
Ulkus Kornea.pptx
 

Recently uploaded

Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinyaSariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
nursarinindya
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptxMateri 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
puskesmasmaskendaga
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 

Recently uploaded (12)

Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinyaSariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptxMateri 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 

G3 mata

  • 1. Gangguan Pada Mata dan Asuhan Keperawatannya Kelompok 7 dan 8
  • 2. A. Gangguan Kelopak Mata  Kelopak mata sangat rentang terkena infeksi karena selalu terpapar pada benda – benda asing di lingkungan, termasuk tangan manusia. Meraka juaga mengalami kelembaban dari pembentukan air mata dan drainase normal. Hangat , kelembaban, dan organism oportunistik menjadikan lingkungan yang kondusif untuk terjadinya infeksi. Hygiene mata dan kelopak mata umum yang baik biasanya dapat mencegah infeksi.
  • 3. Macam-macam Gangguan Kelopak Mata 1. Blefaritis Blefaritis adalah inflamasi kronik batas kelopak mata. Dapat di sebabkan oleh seborea ( non ulseratif) atau infeksi stafilokokus ( ulsesratif) atau keduanya. Manisfetasi klinis : adanya tanda-tanda iritasi pada umumnya, terdapat krusta. Penatalaksanaan : pembersihan secara cermat setiap hari dengan shampoo non iritasi seperti shampoo bayi, air dan gosokan lembut, Mengunakan teknik aspetik pasien atau perawat dapat mengangkat krusta dengan waslap dan memberikan antibiotika. 2. Bintitan Bintitan adalah infeksi superficial sekitar kelopak mata, Zeis atau mol. Infeksi ini biasanya diebabkan oleh stapilokokus aureus. Manifestasi klinis : nyeri akut, kemerahan, dan pembengkakan daerah terlokalisasi kelopak mata. penatalaksanaan : kompres air hangat, bila tidak berubah selama >48 jam dilakukan insisi atau drainase.
  • 4. Cont.. 3. Kalazion Kalazion adalah inflamasi granlomatus kronik kelenjar meibom ditandai dengan pembengkakan tak nyeri terlokalisasi yang terbentuk dalam beberapa minggu. penatalaksanaan : kompres hangat memijat dan mengeluarkan seksresi cairan atau terapi tetes mata atau injeksi antibiotika 4. Tumor kelopak mata Tumor kelopak mata serupa dengan tumor lain dikulit bias benigna atau maligna. 5. Karsinoma sel basal Karsinoma sel basal merupakan neoplasma yang sering dijumpai pada kelopak mata. Manifestasiklinis: tumor ini cenderung terlokalisasi ditepi kelopak mata, dekat kartus medialis. Tampak sebagai ulkus dengan aspek central yang tegas dan tepinya seperti mutiara. Pentalaksanaan: terapi karsinoma sel basal meliputi ekssi superficial
  • 6. Cont>>> 6. Karsinoma sel skuamosa Karsinoma sel skuamosa memiliki insidensi sepersepuluh dibandingkan karsinoma sel basal.  Mainfestasi klinis : karsinoma sel skuamosa nodule dan meninggi mempunyai permukaan ireguler dengan tepi seperti mutiara. Bagian tengahnya cenderung mengalami ulserasi dan tampak lebih mirip mutiara daripada karsinoma sel basal. Cenderung berkembang kesekitar tepi kelopak. 7. Klesantelasma Klesantelasma adalah timbunan material lemak pada kelopak mata. Lesinya berwarna kekuningan dan sedikit terangkat. 8. Abnormalitas posisi kelopak mata Penutupan kelopak mata yang tidak epektif dapat mengakibatkan mata bagian eksternal terpapar kekeringan dan infasi mikroorganisme. Dibagi menjadi 3 macam yaitu :  Bleparospotik (ptosis)  Eksoptalmus (proptosis)  Enturopion dan ektropian Klesantelasma
  • 7. B. Gangguan System Lakrilmal  Masalah utama yang berhubunagn denagn penyakit system lakrimal adalah berhubungan dengan produksi air mata dan implamasi system drainase lakrimal. Kelebihan produksi air mata dapat di sebabkan oleh reflek stimulasi kelenjar lakrimal atau akibat sumbatan pada setiap bagian system drainase lakrimal sebagai akibat edema trauma, cairan infeksius atau inflamasi.  Masalah ini dapat di tangani denag mengoreksi abnormalitas yang mendasarinya. Meskipun membuat tidak nyaman, kelebihan air mata sendiri tidak akan mengakibatkan kehilangan penglihatan.  Dakriosistitis  Dakrio sistitis akut adalah gangguan pada kantung lakrimal sekunder akibat obstruksi duktus naso lakrimalis.  Manifestasi klinis. Gejalanya meliputi nyeri pada aliran lakrimal dan pembengkakan berat pada hidung bagian atas.  Penatalaksanaan. Kondisi ini biasanya berespon baik terhadap terapi antibiotika dan kompres hangat. Namun pada keadaan yangkronik, memerlukan robbing system lakrimal atau dakriosistorinostomi (prosedur pembedahan yang membuat saluran kerongga hidung) untuk menghilangkan penyumbatan.
  • 8. C. Gangguan Konjungtiva  4 Macam Gangguan konjungtiva 1) Konjungtivitis Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva yang ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis mata Nampak merah, sehingga sering disebut mata merah. 2) Trakoma Trakoma, suatu konjungtivitis klamidia adalah penyakit infeksius merupakan penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah manifestasi klinik. Gejala utama adalah iritasi dan gatal ringan. Setelah proses inflamasi akut, akan muncul folikel pada konjungtiva. Pandangan menjadi kabur dan timbul rasa tidak nyaman. Gangguan ini mengenai konjungtiva palfebra bagian atas. penatalaksanaan : Mengisolasi penderita yang diketahui dan pemberiana antibiotika awal dapat mengontrol penyakit ini. Terapi medis meliputi pemberian 3-4 minggu tetrasiklin atau sulfonamide.
  • 9. Cont>>> 3. Pterigium Pterigium nadalah pertumbuhan berlebih jaringan ikat fibrivaskuler segitiga pada konjungtiva bulbar intrapalpebra dengan ekstensi ke kornea. 4. Perdarahan konjungtiva Injeksi konjungtiva merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan pelebaran prmbuluh darah superficial difornik yang menipis kearah limbus korneoskleral.
  • 10. D. Gangguan kornea  Kornea berperan sangat vital pada ketajaman penglihatan. Kelainan kornea dapat berpengaruh besar bahkan mengancam penglihatan.  Karena banyak terdapat serebut saraf tanpa myelin pada kornea, maka kebanyakan lesi kornea menyebabkan nyeri, potofobia, dan pengeluaran air mata. Nyeri bisa sangat hebat, tanpak tidak sebanding dengan besarnya kerusakan. Abrasi kornea
  • 11. Cont>>>  Macam-macam Gangguan Kornea a. Abrasi Kornea Abrasi kornea adalah defek pada lpisan epitel. dapat disebabkan oleh trauma, benda asing, lens kontak yang dipakai dalam jangka waktu lama, defek lapisan air mata, kesulitan menutup kelopak mata, atau malposisi kelopak mata atau bulu mata. b. Keratitis Mikrobial disbabkan berbagai organism bakteri, virus, jamur atau parasit. Manifestasi klinis. Inlamasi bola mata, terasa ada benda asing di mata, cairan mukopurulen dngan kelopak mata saling melekat saat bangun, ulserasi epitel, dan hipopion (terkumpulnya nanah dalam kornea anterior) penatalaksanaan : pemberian tetes antimikroba secara berkala, peran perawat menjaga kebersihan mata dan kompres dingin
  • 12. Cont.. c. Keratitis pemajan Keratitis pemajan dapat terjadi bila kornea tidak dilembabkan secara memadai dan dilindungi oleh kelopak mata. d. Distrofi kornea Ditrofi kornea adalah kelainan bilateral, diturunkan dengan deposisi bahan abnormal. e. Kertokonus Keratokonus adalah penipisan progresif kornea, noninflamasi, sehingga bentuk korna menjadi kerucut.  Penatalksanaan :  Transplatansi kornea  Donor mata
  • 13.
  • 14. Cont>>>  Penatalaksanaan Tidak ada terapi obat untuk katarak, dan tidak dapat diambil dengan pembedahan laser, namun masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser baru yang dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengisapan keluar melalui kanula (pokalo, 1992).
  • 15. Cont>>>  Ada 2 macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan katarak: a) Ekstrasi Katarak Intrakapsuler Ekstrasi Katarak Intrakapsuler (ICCE, intrakapsular cataract exstraction) adalah pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan. b) Ekstrasi Katarak Ekstrakapsuler Ekstrasi Katarak Ekstrakapsuler (ECCE, ekstrakapsular cataract exstraction) merupakan teknik yang lebih disukai sekarang ini dan mencapai sampai 98% pembedahan katarak. Yaitu dengan cara insisi lensa dengan ukuran yg lebih kecil
  • 16. F. Gangguan Traktus Uvea  Traktus uvea, yang terdiri dari iris, badan siliaris, dan khoroid, bisa menderita karena penyakit sistemik maupun infeksi. Diabetes menyebabkan neovaskularisasi pada iris, yang akan tanpa sebagai pembuluh darah yang berkelok-kelok (rubeosis irides). a) UVEITIS Uveitis adalah iflamasi salah satu struktur traktus uvea. Karena uvea mengandung banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi mata dank arena membatasi bagian mata yang lain, maka inlamasi lapisan ini dapat mengamcam penglihatan. b) Oftalmia Simpatis Penyebabnya tidak diketahui, tapi mungkin berhubungan dengan hipersensitivitas terhadap pigmen uvea. Pada mulanya mata yang cedera mengalami inflamasi diikuti inflamasi mata yang tidak cedera (simpatis). Bila tidak diterapi, penyakit ini bias berkembang menjadi kebutaan bilateral.
  • 17. G. Gangguan Sirkulasi Humor  Aqueus: Glaukoma Glaukoma adalah sejumlah kelainan mata yang mempunyai peningkatan tekanan intra okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan pengaunggan atau pencekungan papil syaraf optik, penyempitan lapang pandang dan penurunan tajam penglihatan. (Martinelli, 1991) Di klasifikasikan menjadi 3: Glaukoma primer Glaukoma Sekunder Glaukoma kongenital Penatalaksanaan: Pemberian obat-obatan penghambat aquor humor
  • 18. H. Gangguan Retina 1) Amblasio retina Amblasio retina terjadi bila ada pemisahan retina neurosensori dari lapisan epitel berpigmen dengan retina dibawahnya. 2) Retinopati Hiertensif Terjadinya suatu retinopati hipertensif itu biasanya keadaan dimana vaskularnya sudah mengalami diskompensasi. 3) Degenerasi Makula Karena Usia Degenerasi makula terkait usia merupakan kondisi generatif pada makula atau pusat retina. Terdapat 2 macam degenarasi makula yaitu tipe kering (atrofik) dan tipe basah (eksudatif).
  • 19. Cont>>> 4) Retinitis Pigmentosa Retinitis Pigmentosa adalah suatu kemunduran yang progresif pada retina yang mempengaruhi penglihatan pada malam hari dan penglihatan tepi dan pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.
  • 20. Cont>>>  Defek penglihatan warna Defek penglihatan warna atau yang lebih dikenal dengan buta warna adalah gangguan penglihatan warna, ketidakmampuan untuk membedakan warna yang orang normal mampu untuk membedakannya.  Defek Warna yang didapat Defek warna yang didapat lebih sering dari varian biru-hijau, dan mengenai pria dan wanita sama seringnya, defek ini mengenai salah satu mata lebih dari yang lain biasanya bervariasi tipe dan keparahannya, yang bergantung dari letak dan sumber patologi ocular melalui oftalmoskopis  Defek Warna yang diturunkan Defek warna kongenital herediter hampir selalu merah-hijau (red-green deficiency), defek ini mengenai 2 mata dengan tingkat keparahan yang sama.
  • 21. Asuhan keperawatan  Kasus:  Tuan BM usia 45 tahun dengan diagnosa menderita Basalioma Luka pada kulit kelopak mata kanan. Pada awalnya adalah sebuah tahi lalat yang tumbuh 11 tahun yang lalu. Dan 5 tahun terakhir menjalar menutupi mata sebelah kanan dan membuat mata kanannya hilang. Karena kurangnya edukasi kesehatan akhirnya Tuan BM mengambil tahi lalat yang tumbuh menjadi besar tanpa bantuan tim medik. Akhirnya Tuan BM dibawa ke RS karena mata kanannya tidak bisa melihat pada tanggal 7 september 2010 dan melaksanakan operasi pembedahan tanggal 15 september 2010  Pengkajian  Identitas pasien:  nama pasien : Tuan BM  umur : 45 tahun  tanggal masuk Rs : 7 September 2010  diagnosa medis : OD suspek Basalioma  agama : islam  alamat : Nanggungan, Baron, Nganjuk  tgl pengkajian : 14 Oktober 2010  Keluhan utama : Mata kanan tidak bisa melihat dan merasa malu.
  • 22.  Riwayat penyakit sekarang :  Luka pada kulit kelopak mata kanan pada awalnya adalah sebuah tahi lalat yang tumbuh 11 tahun yang lalu. Dan 5 tahun terakhir menjalar menutupi mata sebelah kanan dan membuat mata kanannya hilang. Karena kurangnya edukasi kesehatan akhirnya Tuan B mengambil tahi lalat yang tumbuh menjadi besar itu sendiri. Lalu tumor tersebut menjalar ke mata dan merusak integritas kulit serta merusak nervus optikus.  Riwayat kesehatan masa lalu : tidak pernah mengalami gangguan pada mata sebelumnya.  Riwayat tumor pada keluarga : -  Riwayat pengobatan : -  Riwayat pembedahan :  Tuan Budi berusaha melakukan pembedahan sendiri dengan menggunakan silet tanpa bantuan dari tim medik.  Riwayat alergi : -  Pemeriksaan Fisik  Tanda-tanda vital,meliputi :  Tekanan Darah : 160/120 mmHg  Denyut nadi : 108 x / menit  Suhu tubuh : 37 C  RR : 24 x / menit
  • 23.  Sistem Persyarafan :  VOD : -  VOS : 2/6  Sistem Perkemihan : normal.  Sistem Pencernaan : normal.  Sistem Integumen dan Muskuloskeletal : normal.  Data penunjang  CT scan kepala : massa solid di cavum orbita kanan dengan diameter 6,2 x 3,79 x 4,9 cm melekat pada bulbus okuli kanan dan mendesak ke laterosuperior melekat pada mm. Rektus okuli kanan mendekstruksi dinding superior sinus maksilaris kanan dan meluas ke dalamnya. Serta encase pada nervus optikus. Tidak tampak perluasan ke intrakranial.  Analisis Data  Diagnosa Keperawatan  Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori dari organ penerima.  Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan kepala leher, efek samping penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan penampilan.
  • 25. Matur nuwun.. Monggo di sekeca aken..