SlideShare a Scribd company logo
FILSAFAT, ILMU DAN AGAMA
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah
Filsafat Ilmu Semester 5
Program Studi Pendidikan Matematika 2015
Dosen Pembimbing :
Dr.Somakim
Oleh :
Kelompok 7
1. Novi Suryani (06081281520063)
2. Shely Maulinda (06081381520027)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG
2017
Filsafat, Ilmu dan Agama 2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Sholawat
teriring salam semoga selalu tercurah kepada suri tauladan kita Rasulullah SAW , beserta
keluarga , sahabat dan pengikutnya yang tetap istiqomah hingga akhir zaman.
Dalam makalah ini penulis mengambil judul “Ilmu dan Agama” yang berisi materi
tentang pemahaman ilmu dan agama sebagai saran belajar agar mahasiswa lebih aktif dan
kreatif. Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan baik berupa
tenaga dan ide dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tak langsung. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih dengan tulus kepada:
1. Bapak Dr.Somakim selaku dosen pembimbing
2. Orang tua , serta teman-teman kelas Pendidikan Matematika 2015
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak sekali
kekurangan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk menambah ilmu pengetahuan bagi semua pihak yang membacanya di masa
yang akan datang.
Akhirnya atas segala bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Ridho-Nya kepada kita
semua. Dan akhir kata penulis berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
bersama.
Palembang ,15 Oktober 2017
Penulis
Filsafat, Ilmu dan Agama 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
Bab I PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................................4
Bab II PEMBAHASAN.........................................................................................................5
A. Filsafat.................................................................................................................................5
B. Ilmu .....................................................................................................................................7
C. Agama .................................................................................................................................8
D. Persamaan Filsafat, Ilmu dan Agama ...............................................................................10
E. Perbedaan Filsafat, Ilmu dan Agama.................................................................................11
F. Hubungan antara Filsafat, Ilmu dan Agama......................................................................12
Bab III PENUTUP...............................................................................................................18
A. Kesimpulan .......................................................................................................................18
B. Saran..................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19
Filsafat, Ilmu dan Agama 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ada yang mengatakan bahwa antara filsafat, ilmu dan agama memiliki
hubungan. Baik filsafat, ilmu dan agama mempunyai tujuan yang sama yaitu
memperoleh kebenaran. Manusia selalu mencari sebab-sebab dari setiap kejadian yang
disaksikannya. Dia tidak pernah menganggap bahwa sesuatu mungkin terwujud dengan
sendirinya secara kebetulan saja, tanpa sebab.
Hasrat ingin tahu dan ketertarikan yang bersifat instinktif terhadap sebab-sebab
ini memaksa kita menyelidiki bagaimana benda-benda di alam ini muncul, dan
menyelidiki ketertibannya yang mengagumkan. Kita dipaksa untuk bertanya “ Apakah
alam semesta ini, dengan seluruh bagiannya yang saling berkaitan yang benar-benar
membentuk satu kesatuan sistem yang besar itu, terwujud dengan sendirinya, ataukah ia
memperoleh wujudnya dari sesuatu yang lain?”
Dalam makalah ini penulis berusaha mencoba menjelaskan secara sederhana
mengenai filsafat, ilmu dan agama. Dimana dalam makalah ini penulis berusaha
memecahkan masalah tentang kedudukan filsafat, ilmu dan agama serta bagaimana
hunungan antara filsafat, ilmu dan agama.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Kedudukan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama ?
2. Bagaimana Hubungan antara Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Kedudukan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama
2. Untuk mengetahui Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama
Filsafat, Ilmu dan Agama 5
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia adalah makhluk pencari kebenaran. Ada tiga jalan untuk mencari,
menghampiri dan menemukan kebenaran, yaitu : ilmu, filsafat dan agama. Ketiga cara ini
mempunyai cara-cara tersendiri dalam mencari, menghampiri dan menemukan kebenaran.
Ketiga institute termaksud itu mempunyai titik persamaan, titik perbedaan dan titk singgung
yang satu terhadap yang lainnya.
A. FILSAFAT
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi
segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang
atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-
citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa
dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas
dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Pengertian filsafat menurut para tokoh :
īƒ˜ Pengertian filsafat menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata
tertib (logika) dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan
sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan
īƒ˜ Menurut Plato ( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang
ada
īƒ˜ Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat
menyelidiki sebab dan asas segala benda.
īƒ˜ Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah
pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya.
īƒ˜ Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina menyatakan
filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan
menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.
Filsafat, Ilmu dan Agama 6
Ciri-ciri berfikir filosfi :
īƒ˜ Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.
īƒ˜ Berfikir secara sistematis.
īƒ˜ Menyusun suatu skema konsepsi, dan
īƒ˜ Menyeluruh.
Tiga persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :
īƒ˜ Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika
īƒ˜ Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi.
īƒ˜ Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.
Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu
adalah:
īƒ˜ Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam
semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran
materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme
humanistis.
īƒ˜ Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang
sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan
idealisme objektif.
īƒ˜ Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi
murupakan hakitat yang asli dan abadi.
īƒ˜ Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak
(absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.
Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :
īƒ˜ Sebagai dasar dalam bertindak.
īƒ˜ Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
īƒ˜ Untuk mengurangi salah paham dan konflik.
īƒ˜ Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah
Filsafat, Ilmu dan Agama 7
B. ILMU
Ilmu berasal dari bahasa Arab: ’Alima-ya’lamu-ilman dengan wazan fa’ila-
yaf’ulu, yang berarti : mengerti, memahami benar-benar. Dalam bahasa inggris
disebut science; dari bahasa latin scientia (pengetahuan) scire (mengetahui). Sedangkan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang
yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Kemudian Anshari (1981: 47-49) telah menghimpun beberapa pengertian ilmu
menurut beberapa ahli sebagai berikut:
1. Mohammad Hatta mendifinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun
menurut kdudukannya tampak dari luar, maupun menurut hubungannya dari dalam.
2. Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional,
umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
3. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif
dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah sederhana.
4. Ashely Montagu, Guru Besar Antropolo di Rutgers University menyimpulkan bahwa
ilmu adalah pengetahuan yang disususn dalam satu sistem yang berasal dari
pengamatan, studi dan percobaan untuk menetukan hakikat prinsip tentang hal yang
sedang dikaji.
Harsojo, Guru Besar antropolog di Universitas Pajajaran, menerangkan bahwa ilmu:
1. Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan.
2. Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia
yang terikat oleh factor ruang dan waktu yang pada prinsipnya dapat diamati panca
indera manusia.
3. Suatu cara menganalisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan
suatu proposisi dalam bentuk: “jika,â€Ļ.makaâ€Ļ”.
4. Afanasyef, seorang pemikir Marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu adalah
pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan alam
Filsafat, Ilmu dan Agama 8
dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang ketetapnnya dan kebenarannya
diuji dengan pengalaman praktis.
Dari keterangan para ahli tentang ilmu di atas, dapat menyimpulkan bahwa ilmu adalah
sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik,
rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur, terbuka, dan kumulatif (bersusun
timbun).
C. AGAMA
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama berarti ajaran, sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
Albert Einsten (1879-1955) seorang ahli pikir bangsa Yahudi
berkewarganegaraan Amerika Serikat, teoritikus terbesar dalam bidang ilmu alam,
pemenang hadiah nobel tahun 1921 untuk sumbangan pada bidang fisika teori, tentang
agama dan ilmu beliau berkata : “Ilmu tanpa agama adalah buta, sedangkan agama tanpa
ilmu adalah lumpuh”.
Istilah agama memiliki pengertian yang sama dengan istilah religion dalam
bahasa Inggris. Bozman (Anshari, 1979) mengemukakan bahwa agama dalam arti luas
merupakan suatu penerimaan terhadap aturan-aturan dari suatu kekuatan yang lebih
tinggi, dengan jalan melakukan hubungan yang harmonis dengan realitas yang lebih
agung dari dirinya sendiri, yang memerintahkan untuk mengadakan kebaktian,
pengabdian, dan pelayanan yang setia. Pernyataan Einsten ini ada benarnya juga, betapa
pemikiran tradisional dari kelompok rohaniawan dan ulama’ ortodoks yang kaku,
menjadikan mereka tidak berkembang seperti orang lumpuh. Sedangkan sebaliknya
kaum intelektual sekuler yang sombong, menganggap agama hanya kendala karena
hanya merupakan sekedar pengaturan moral agar manusia senantiasa tertib, menjadikan
mereka sesat ibaratkan orang buta.Jadi agama itu mutlak wajib ada.
Agama memang tidak mudah diberi definisi, karena agama mengambil berbagai
bentuk sesuai dengan pengalaman pribadi masing-masing. Meskipun tidak terdapat
Filsafat, Ilmu dan Agama 9
definisi yang universal, namun dapat disimpulkan bahwa sepanjang sejarah manusia
telah menunjukkan rasa "suci", dan agama termasuk dalam kategori "hal yang suci".
Kemajuan spiritual manusia dapat diukur dengan tingginya nilai yang tidak terbatas yang
diberikan kepada obyek yang disembah. Hubungan manusia dengan "yang suci"
menimbulkan kewajiban, baik untuk melaksanakan maupun meninggalkan
sesuatu. Tidak mudah bagi kita untuk menentukan pengertian agama, karena sikap
terhadap agama bersifat batiniah, subjektif, dan individualistis, walaupun nilai-nilai yang
dimiliki oleh agama bersifat universal. Kalau kita membicarakan agama, maka kita akan
dipengaruhi oleh pandangan agama yang kita anut sendiri.
Di dalam setiap agama, paling tidak ditemukan empat ciri khas. Pertama, aspek
kredial, yaitu ajaran tentang doktrin-doktrin ketuhanan yang harus diyakini. Kedua,
aspek ritual, yaitu ajaran tentang tata-cara berhubungan dengan Tuhan, untuk meminta
perlindungan dan pertolongan-Nya atau untuk menunjukkan kesetiaan dan
penghambaan. Ketiga, aspek moral, yaitu ajaran tentang aturan berperilaku dan bertindak
yang benar dan baik bagi inidividu dalam kehidupan. Keempat, aspek sosial, yaitu ajaran
tentang aturan hidup bermasyarakat.
Pembagian Agama menurut ahmad Abdullah al-masdoosi dapat dikelompokkan menjadi
Empat:
1. Revealed and non-Revealed Religions. Revealed Religion (Agama wahyu) adalah
agama yang menghendaki iman kepada Tuhan, kepada para rasul-Nya, dan kepada
Kitab-kitab-Nya serta pesannya untuk disebarkan kepada segenap ummat manusia.
Sedangkan non-revealed religion adalah agama yang tidak memandang esensial
penyerahan manusia kepada kepada tata aturan ilahi. Menurut al-masdoosi, yang
termasuk revealed religion adalah Yudaisme, Kristen, dan Islam.
2. Agama Missionary dan Agama non-missionary, Sir TW. Arnold memasukkan
budhisme, Kristen, dan Islam pada golongan agama missionary, sedangkan
Yudaisme, Brahmanisme, dan Zoroasterianissme dimasukkan pada golongan non-
missionary. Adapun menurut al-masdoosi, baik agama Nasrani maupun Budhisme,
ditinjau dari segi ajarannya yang asli, bukanlah tergolong agama missionary,
sebagaimana juga agama lainnya (selain Islam). Menurutnya hanya Islam-lah ajaran
yang asli merupakan agama missionary. Namun dalam perkembanganya ternyata
bahwa baik agama Nasrani maupun Budhisme menjadai agama missionary.
Filsafat, Ilmu dan Agama 10
3. Geoghraphical-racial and universal, Ditinjau dari segi rasial dan geografikal,
agama-agama di dunia dapat dikelompokkan menjadi tiga: (1). Semitik; ialah agama
Yahudi, agama Nasrani dan agama Islam; (2). Arya; ialah Hinduisme, Jainisme,
Sikhisme, dan Zoroasterianisme; (3). Non semitik Monggolian; ialah
Confusianisme, Taoisme, dan Sinthoisme.
4. Agama Samawi dan Agama Non-Samawi, Agama merupakan satu sistem credo
(tata keimanan) dan sistem ritus (tata peribadatan), juga suatu sistem norma (tata
kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan
manusia dengan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata
peribatan.
Ditinjau dari segi sumbernya, maka agama dapat dibedakan menjadi dua:
1. Agama samawi, seperti agama langit, agama wahyu, agama profetis, revealed
religion, Di>n al-Samawy
2. Agama Budaya; adalah agama bumi, agama filsafat, agama ra’yu, non-revealed
religion, natural religion, Di>n al-T}abi’i>, Di>n al-Ard}.
3. Menyangkut konsep kebenaran, ada dua hal yang tidak bisa dipisahkan, yaitu:
sumber otoritas atau justifikasi dan metode untuk memperolehnya. Kebenaran
agama sumber otoritasanya adalah wahyu dari Tuhan. Oleh karenanya, konsep
kebenaran dalam pemahaman agama selalu dirujukan kepada apa yang dikatakan
wahyu. Adapun justifikasi sebuah kebenaran ilmiah terletak pada prosedur dan hasil
pengujian, bukan pada keyakinan metafisis seperti kebenaran wahyu. Sejalan dengan
pendapat ini, Muhammad al-Husaini ismail mengatakan, bahwa Permasalahan-
permasalahan yang menyangkut agama telah menjadi “permasalahan muthlak”,
bukan “permasalahan relatif”.
D. PERSAMAAN FILSAFAT,ILMU DAN AGAMA
Agama ,filsafat dan ilmu sebenarnya memiliki kesamaan, yaitu bahwa keduanya
mengejar suatu hal yang dalam bahasa Inggris disebut Ultimater yaitu hal-hal yang
sangat penting mengenai masalah kehidupan, dan bukan suatu hal yang remeh. Orang
yang memegang filsafat dan agama tentunya sama-sama menjunjung tinggi apa yang
dianggapnya penting dalam kehidupan.
Filsafat, Ilmu dan Agama 11
Persamaan :
1. Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek selengkap-
lengkapnya sampai ke-akar-akarnya.
2. Ketiganya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara
kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-akibatnya.
3. Ketiganya hendak memberikan sistesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan.
4. Ketiganya mempunyai metode dan sistem.Ketiganya hendak memberikan penjelasan
tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia (obyektivitas), akan
pengetahuan yang lebih mendasar.
E. PERBEDAAN FILSAFAT,ILMU DAN AGAMA
1. Obyek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu
yang ada (realita). Sedangkan obyek material ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat
khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing
secra kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam
disiplin tertentu.
2. Obyek formal (sudut pandangan) filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari
pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar.
Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek
formal itu bersifat teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan
penyatuan diri dengan realita.
3. Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi,
kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial
and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan
kegunaan filsafat timbul dari nilainnya.
4. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada
pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan
secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
5. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhar, yang mutlak, dan mendalam sampai
mendasar (primary cause) sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak
begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder (secondary cause).
Filsafat, Ilmu dan Agama 12
6. Filsafat dan ilmu bersumber pada kekuatan akal, sedangkan agama bersumber pada
wahyu.
7. Filsafat didahului oleh keraguan, ilmu didahului oleh keingintahuan, sedangkan
agama diawali oleh keyakinan.
F. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, ILMU DAN AGAMA
Sudah diuraikan di atas bahwa yang dicari oleh filsafat adalah kebenaran.
Demikian pula ilmu. Agama juga mengajarkan kebenaran. Kebenaran dalam filsafat dan
ilmu adalah "kebenaran akal", sedangkan kebenaran menurut agama adalah "kebenaran
wahyu". Kita tidak akan berusaha mencari mana yang benar atau lebih benar di antara
ketiganya, akan tetapi kita akan melihat apakah ketiganya dapat hidup berdampingan
secara damai. Meskipun filsafat dan ilmu mencari kebenaran dengan akal, hasil yang
diperoleh baik oleh filsafat maupun ilmu juga bermacam-macam. Hal ini dapat dilihat
pada aliran yang berbeda-beda, baik di dalam filsafat maupun di dalam ilmu. Demikian
pula terdapat bermacam-macam agama yang masing-masing mengajarkan kebenaran.
Bagaimana mencari hubungan antara ilmu, filsafat dan agama akan diperlihatkan sebagai
berikut:
Perhatikan ilustrasi ini. Jika seseorang melihat sesuatu kemudian
mengatakan tentang sesuatu tersebut, dikatakan ia telah mempunyai
pengetahuan mengenai sesuatu. Pengetahuan adalah sesuatu yang
tergambar di dalam pikiran kita. Misalnya, ia melihat manusia, kemudian
mengatakan itu adalah manusia. Ini berarti ia telah mempunyai
pengetahuan tentang manusia. Jika ia meneruskan bertanya lebih lanjut
mengenai pengetahuan tentang manusia, misalnya: dari mana asalnya,
bagaimana susunannya, ke mana tujuannya, dan sebagainya, akan
diperoleh jawaban yang lebih terperinci mengenai manusia tersebut. Jika
titik beratnya ditekankan kepada susunan tubuh manusia, jawabannya akan
berupa ilmu tentang manusia dilihat dari susunan tubuhnya atau
antropologi fisik. Jika ditekankan pada hasil karya manusia atau
kebudayaannnya, jawabannya akan berupa ilmu manusia dilihat dari
kebudayaannya atau antropologi budaya. Jika ditekankan pada hubungan
antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, jawabannya akan
Filsafat, Ilmu dan Agama 13
berupa ilmu manusia dilihat dari hubungan sosialnya atau antropologi
sosial.
Dari contoh di atas nampak bahwa pengetahuan yang telah disusun atau
disistematisasi lebih lanjut dan telah dibuktikan serta diakui kebenarannya adalah ilmu.
Dalam hal di atas, ilmu tentang manusia. Selanjutnya, jika seseorang masih bertanya
terus mengenai apa manusia itu atau apa hakikat manusia itu, maka jawabannya akan
berupa suatu "filsafat". Dalam hal ini yang dikemukakan bukan lagi susunan tubuhnya,
kebudayaannya dan hubungannya dengan sesama manusia, akan tetapi hakikat manusia
yang ada di balik tubuh, kebudayaan dan hubungan tadi. Alm. Anton Bakker, dosen
Fakultas Filsafat Universitas Gajah Mada menggunakan istilah "antropologi metafisik"
untuk memberi nama kepada macam filsafat ini. Jawaban yang dikemukan bermacam-
macam antara lain:
īƒ˜ Monisme, yang berpendapat manusia terdiri dari satu asas. Jenis asas ini juga
bermacam-macam, misalnya jiwa, materi, atom, dan sebagainya. Hal ini
menimbulkan aliran spiritualisme, materialisme, atomisme.
īƒ˜ Dualisme, yang mengajarkan bahwa manusia terdiri atas dua asas yang masing-
masing tidak berhubungan satu sama lain, misalnya jiwa-raga. Antara jiwa dan
raga tidak terdapat hubungan.
īƒ˜ Triadisme, yang mengajarkan bahwa manusia terdiri atas tiga asas, misalnya
badan, jiwa dan roh.
īƒ˜ Pluralisme, yang mengajarkan bahwa manusia terdiri dari banyak asas, misalnya
api, udara, air dan tanah.
Demikianlah disebutkan beberapa contoh mengenai bentuk jawaban yang berupa
filsafat. Dari contoh tersebut, filsafat adalah pendalaman lebih lanjut dari ilmu (Hasil
pengkajian filsafat selanjutnya menjadi dasar bagi eksistensi ilmu). Di sinilah batas
kemampuan akal manusia. Dengan akalnya ia tidak akan dapat menjawab pertanyaan
yang lebih dalam lagi mengenai manusia. Dengan akalnya, manusia hanya mampu
memberi jawaban dalam batas-batas tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Immanuel
Kant dalam Kritiknya terhadap rasio yang murni, yaitu manusia hanya dapat mengenal
fenomena belaka, sedang bagaimana nomena-nya ia tidak tahu. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka yang dapat menjawab pertanyaan lebih lanjut mengenai manusia adalah
agama; misalnya, tentang pengalaman apa yang akan dijalani setelah seseorang
Filsafat, Ilmu dan Agama 14
meninggal dunia. Jadi, sesungguhnya filsafat tidak hendak menyaingi agama. Filsafat
tidak hendak menambahkan suatu kepercayaan baru.
Selanjutnya, filsafat dan ilmu juga dapat mempunyai hubungan yang baik dengan
agama. Filsafat dan ilmu dapat membantu menyampaikan lebih lanjut ajaran agama
kepada manusia. Filsafat membantu agama dalam mengartikan (menginterpretasikan)
teks-teks sucinya. Filsafat membantu dalam memastikan arti objektif tulisan wahyu.
Filsafat menyediakan metode-metode pemikiran untuk teologi. Filsafat membantu agama
dalam menghadapi masalah-masalah baru. Misalnya, mengusahakan mendapat anak
dengan in vitro fertilization ("bayi tabung") dapat dibenarkan bagi orang Kristen atau
tidak? Padahal Kitab Suci diam seribu bahasa tentang bayi tabung. Filsafatlah, dalam hal
ini etika, yang dapat merumuskan permasalahan etis sedemikian rupa sehingga agama
dapat menjawabnya berdasarkan prinsip-prinsip moralitasnya sendiri. Sebaliknya, agama
dapat membantu memberi jawaban terhadap problem yang tidak dapat dijangkau dan
dijawab oleh ilmu dan filsafat. Meskipun demikian, tidak juga berarti bahwa agama
adalah di luar rasio, agama adalah tidak rasional. Agama bahkan mendorong agar
manusia memiliki sikap hidup yang rasional: bagaimana manusia menjadi manusia yang
dinamis, yang senantiasa bergerak, yang tak cepat puas dengan perolehan yang sudah ada
di tangannya, untuk lebih mengerti kebenaran, untuk lebih mencintai kebaikan, dan lebih
berusaha agar cinta Allah kepadanya dapat menjadi dasar cintanya kepada sesama
sehingga bersama-sama manusia yang lain mampu membangun dunia ini.
Selanjutnya filsafat memiliki peran dalam agama.
Pertama. Salah satu masalah yang dihadapi oleh setiap agama wahyu adalah
masalah interpretasi. Maksudnya, teks wahyu yang merupakan Sabda Allah selalu dan
dengan sendirinya terumus dalam bahasa dari dunia. Akan tetapi segenap makna dan arti
bahasa manusia tidak pernah seratus persen pasti. Itulah sebabnya kita begitu sering
mengalami apa yang disebut salah paham. Hal itu juga berlaku bagi bahasa wahana
wahyu. Hampir pada setiap kalimat ada kemungkinan salah tafsir. Oleh karena itu para
penganut agama yang sama pun sering masih cukup berbeda dalam pahamnya tentang isi
dan arti wahyu. Dengan kata lain, kita tidak pernah seratus persen merasa pasti bahwa
pengertian kita tentang maksud Allah yang terungkap dalam teks wahyu memang tepat,
memang itulah maksud Allah. Oleh sebab itu, setiap agama wahyu mempunyai cara
untuk menangani masalah itu. Agama Islam, misalnya, mengenai ijma' dan qias. Nah,
Filsafat, Ilmu dan Agama 15
dalam usaha manusia seperti itu, untuk memahami wahyu Allah secara tepat, untuk
mencapai kata sepakat tentang arti salah satu bagian wahyu, filsafat dapat saja
membantu. Karena jelas bahwa jawaban atas pertanyaan itu harus diberikan dengan
memakai nalar (pertanyaan tentang arti wahyu tidak dapat dipecahkan dengan mencari
jawabannya dalam wahyu saja, karena dengan demikian pertanyaan yang sama akan
muncul kembali, dan seterusnya). Karena filsafat adalah seni pemakaian nalar secara
tepat dan bertanggungjawab, filsafat dapat membantu agama dalam memastikan arti
wahyunya.
Kedua, secara spesifik, filsafat selalu dan sudah memberikan pelayanan itu
kepada ilmu yang mencoba mensistematisasikan, membetulkan dan memastikan ajaran
agama yang berdasarkan wahyu, yaitu ilmu teologi. Maka secara tradisional-dengan
sangat tidak disenangi oleh para filosof-filsafat disebut ancilla theologiae (abdi teologi).
Teologi dengan sendirinya memerlukan paham-paham dan metode-metode tertentu, dan
paham-paham serta metode-metode itu dengan sendirinya diambil dari filsafat.
Misalnya, masalah penentuan Allah dan kebebasan manusia (masalah kehendak bebas)
hanya dapat dibahas dengan memakai cara berpikir filsafat. Hal yang sama juga berlaku
dalam masalah "theodicea", pertanyaan tentang bagaimana Allah yang sekaligus
Mahabaik dan Mahakuasa, dapat membiarkan penderitaan dan dosa berlangsung
(padahal ia tentu dapat mencegahnya). Begitu pula Christologi (teologi kristiani tentang
Yesus Kristus) mempergunakan paham-paham filsafat Yunani dalam usahanya
mempersatukan kepercayaan pada hakekat nahi Yesus Kristus dengan kepercayaan
bahwa Allah hanyalah satu.
Ketiga, filsafat dapat membantu agama dalam menghadapi masalah-masalah
baru, artinya masalah-masalah yang pada waktu wahyu diturunkan belum ada dan tidak
dibicarakan secara langsung dalam wahyu. Itu terutama relevan dalam bidang moralitas.
Misalnya masalah bayi tabung atau pencangkokan ginjal. Bagaimana orang mengambil
sikap terhadap dua kemungkinan itu : Boleh atau tidak? Bagaimana dalam hal ini ia
mendasarkan diri pada agamanya, padahal dalam Kitab Suci agamanya, dua masalah itu
tak pernah dibahas? Jawabannya hanya dapat ditemukan dengan cara menerapkan
prinsip-prinsip etika yang termuat dalam konteks lain dalam Kitab Suci pada masalah
baru itu. Nah, dalam proses itu diperlukan pertimbangan filsafat moral. Filsafat juga
dapat membantu merumuskan pertanyaan-pertanyaan kritis yang menggugah agama,
Filsafat, Ilmu dan Agama 16
dengan mengacu pada hasil ilmu pengetahuan dan ideologi-ideologi masa kita, misalnya
pada ajaran evolusi atau pada feminisme.
Keempat, yang dapat diberikan oleh filsafat kepada agama diberikan melalui
fungsi kritisnya. Salah satu tugas filsafat adalah kritik ideologi. Maksudnya adalah
sebagai berikut. Masyarakat terutama masyarakat pasca tradisional, berada di bawah
semburan segala macam pandangan, kepercayaan, agama, aliran, ideologi, dan
keyakinan. Semua pandangan itu memiliki satu kesamaan: Mereka mengatakan kepada
masyarakat bagaimana ia harus hidup, bersikap dan bertindak. Filsafat menganalisa
claim-claim ideologi itu secara kritis, mempertanyakan dasarnya, memperlihatkan
implikasinya, membuka kedok kepentingan yang barangkali ada di belakangnya.
Kritik ideologi itu dibutuhkan agama dalam dua arah. Pertama terhadap
pandangan-pandangan saingan, terutama pandangan-pandangan yang mau merusak sikap
jujur, takwa dan bertanggungjawab. Fisafat tidak sekedar mengutuk apa yang tidak
sesuai dengan pandangan kita sendiri, melainkan mempergunakan argumentasi rasional.
Agama sebaiknya menghadapi ideologi-ideologi saingan tidak secara dogmatis belaka,
jadi hanya karena berpendapat lain, melainkan berdasarkan argumentasi yang obyektif
dan juga dapat dimengerti orang luar. Arah kedua menyangkut agamanya sendiri.
Filsafat dapat mempertanyakan, apakah sesuatu yang oleh penganut agama dikatakan
sebagai termuat dalam wahyu Allah, memang termasuk wahyu itu. Jadi, filsafat dapat
menjadi alat untuk membebaskan ajaran agama dari unsur-unsur ideologis yang
menuntut sesuatu yang sebenarnya tidak termuat dalam wahyu, melainkan hanya
berdasarkan sebuah interpretasi subyektif. Maka filsafat membantu pembaharuan agama.
Berhadapan dengan tantangan-tantangan zaman, agama tidak sekedar menyesuaikan
dirinya, melainkan menggali jawabannya dengan berpaling kembali kepada apa yang
sebenarnya diwahyukan oleh Allah. Dengan cara menyadari keadaan serta kedudukan
masing-masing, maka antara ilmu dan filsafat serta agama dapat terjalin hubungan yang
harmonis dan saling mendukung. Karena, semakin jelas pula bahwa seringkali
pertanyaan, fakta atau realita yang dihadapi seseorang adalah hal yang sama, namun
dapat dijawab secara berbeda sesuai dengan proporsi yang dimiliki masing-masing
bidang kajian, baik itu ilmu, filsafat maupun agama. Ketiganya dapat saling menunjang
dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam kehidupan.
Filsafat, Ilmu dan Agama 17
Sesungguhnya kaum Ionian telah membuat pemisahan antara filsafat dan
ilmu. Namun dalam kenyataannya, sekarang filsafat memiliki arti yang sangat terbatas.
Hal ini terjadi karena filsafat telah menjadi korban kesuksesannya sendiri. Bermula dari
penyelidikan tentang cara kerja alam semesta, cabang penyelidikan tersebut segera
memberikan hasil yang positif, tetapi kemudian bidang tersebut dialihkan dari filsafat
lalu dinamakan sebagai ilmu. Dengan demikian ilmu merupakan anak dari filsafat.
Begitu pula agama, mutlak harus ada dan diseimbangkan dengan ilmu. Karena di dalam
kemajuan ilmu, seseorang berkiblat kepada moral, dan moral yang di tata secara hakiki
adalah agama.
Filsafat, Ilmu dan Agama 18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun antara filsafat, ilmu,
dan agama memiliki perbedaan, tetapi ada titik persamaanya yaitu ketiganya mencari
sebuah kebenaran dan memberikan sebuah jawaban bagi permasalahan-permasalahan
kehidupan. Sehingga antara filsafat, ilmu dan agama memiliki relevansi sebagai berikut:
1. Filsafat, ilmu, dan agama sama-sama mencari kebenaran. Sebagai contoh pengetahuan
tentang manusia.
2. Filsafat dan ilmu dapat membantu menyampaikan lebih lanjut ajaran agama kepada
manusia. Filsafat membantu agama dalam mengartikan (menginterpretasikan) teks-
teks sucinya. Contoh tentang bayi tabung.
3. Sebaliknya, agama dapat membantu memberi jawaban terhadap problem yang tidak
dapat dijangkau dan dijawab oleh ilmu dan filsafat.
Dengan demikian antara filsafat, ilmu dan agama tidak ada pertentangan jika
didudukkan dalam proporsi dan bidangnya masing-masing.
B. SARAN
Berdasarkan hal di atas penulis mengajak pembaca untuk bisa lebih mendalami
lagi ketiga bidang kajian ini, filsafat, ilmu, dan agama. Sehingga, mampu menjawab
setiap permasalahan dengan bijak dan benar.
Filsafat, Ilmu dan Agama 19
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Endang Saifuddin, Ilmu, Filsafat dan Agama,.Surabaya: Bina Imu, Cet.7, 1987.
Bakhtiar, Amsal, Filsasat Ilmu,. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.
Gie, The Liang, Pengantar Filsafat Ilmu,. Yogyakarta: Liberty, 2004.
Isma’il, Muhammad al-Husain, Kebenaran Mutlak,. Jakarta: SAHARA, 2006
Qadir, Ilmu Pengetahuan dan Metodenya,. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1938.
Soedewo, Ilmu pengetahuan dan Agama,. Jakarta: Darul Kutubil Islamiyah, 2007.
Suriasumantri, Jujun S, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer ,.Jakarta:PustakaSinar
Harapan, 2003.

More Related Content

What's hot

problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiproblematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
Ltfltf
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
M fazrul
 
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatHubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatSusi Yanti
 
Makalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
Arvina Frida Karela
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Dedy Wiranto
 
Komponen-komponen Logika
Komponen-komponen LogikaKomponen-komponen Logika
Komponen-komponen Logika
Siti Hardiyanti
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
PutriAgilya
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatRika Mouri
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
Hamida ID
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Mujid Rical
 
Materi kuliah pai
Materi kuliah paiMateri kuliah pai
Materi kuliah paidwiayusavitri
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuLakidende University
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of life
Ridwan Hidayat
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Wulandari Rima Kumari
 
Ppt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasilaPpt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasila
Sherly Anggraini
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisikaErna Mariana
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Susanti Susanti
 

What's hot (20)

problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiproblematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
 
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatHubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
 
Makalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
 
Metode studi islam
Metode studi islamMetode studi islam
Metode studi islam
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
 
Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islamSistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam
 
Komponen-komponen Logika
Komponen-komponen LogikaKomponen-komponen Logika
Komponen-komponen Logika
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
 
Materi kuliah pai
Materi kuliah paiMateri kuliah pai
Materi kuliah pai
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of life
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Ppt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasilaPpt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasila
 
Definisi Filsafat Ilmu
Definisi Filsafat IlmuDefinisi Filsafat Ilmu
Definisi Filsafat Ilmu
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisika
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 

Similar to Filsafat, Ilmu dan Agama

Filsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docxFilsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docx
ZukÊt Printing
 
Makalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatMakalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafat
Dea_tita
 
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docx
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docxAhmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docx
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docx
ramadhanirymune
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
LisdaPuspaawaliaj1
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
esterlitaayuningtyas
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Septian Muna Barakati
 
Tugas makalah (1)
Tugas makalah (1)Tugas makalah (1)
Tugas makalah (1)
DellaMeidinaFortuna
 
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.EcKUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
AyuRia4
 
Filsafat Pancasila.pdf
Filsafat Pancasila.pdfFilsafat Pancasila.pdf
Filsafat Pancasila.pdf
ZukÊt Printing
 
Filsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docxFilsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docx
ZukÊt Printing
 
Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
elia_deardy
 
Kelompok filsafat
Kelompok filsafatKelompok filsafat
Kelompok filsafat
farik aziz
 
Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2
Septian Muna Barakati
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
dinyrusdiananda
 
Makalah filsafat hasbi
Makalah filsafat hasbiMakalah filsafat hasbi
Makalah filsafat hasbi
Hasbi Asshiddiqi
 
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmuKumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Egar Mei
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
Warnet Raha
 

Similar to Filsafat, Ilmu dan Agama (20)

Filsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docxFilsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docx
 
Makalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatMakalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafat
 
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docx
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docxAhmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docx
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docx
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
 
Tugas makalah (1)
Tugas makalah (1)Tugas makalah (1)
Tugas makalah (1)
 
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.EcKUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
 
Filsafat Pancasila.pdf
Filsafat Pancasila.pdfFilsafat Pancasila.pdf
Filsafat Pancasila.pdf
 
Filsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docxFilsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docx
 
Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
 
Kelompok filsafat
Kelompok filsafatKelompok filsafat
Kelompok filsafat
 
Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat hasbi
Makalah filsafat hasbiMakalah filsafat hasbi
Makalah filsafat hasbi
 
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmuKumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 

More from Novi Suryani

Cyber Crime di Indonesia
Cyber Crime di IndonesiaCyber Crime di Indonesia
Cyber Crime di Indonesia
Novi Suryani
 
SYSTEMATIC LISTING AND COUNTING IN GRADE 9-12
SYSTEMATIC LISTING AND COUNTING IN GRADE 9-12SYSTEMATIC LISTING AND COUNTING IN GRADE 9-12
SYSTEMATIC LISTING AND COUNTING IN GRADE 9-12
Novi Suryani
 
Pengelolaan Biaya Pendidikan
Pengelolaan Biaya PendidikanPengelolaan Biaya Pendidikan
Pengelolaan Biaya Pendidikan
Novi Suryani
 
Pengenalan Statistika
Pengenalan StatistikaPengenalan Statistika
Pengenalan Statistika
Novi Suryani
 
Kumpulan Soal Trigonometri dan Pembahasannya
Kumpulan Soal Trigonometri dan PembahasannyaKumpulan Soal Trigonometri dan Pembahasannya
Kumpulan Soal Trigonometri dan Pembahasannya
Novi Suryani
 
Teori van hielle
Teori van hielleTeori van hielle
Teori van hielle
Novi Suryani
 
Distribusi Binomial, Poisson, dan Normal
Distribusi Binomial, Poisson, dan NormalDistribusi Binomial, Poisson, dan Normal
Distribusi Binomial, Poisson, dan Normal
Novi Suryani
 
Peluang, Permutasi, Kombinasi
Peluang, Permutasi, KombinasiPeluang, Permutasi, Kombinasi
Peluang, Permutasi, Kombinasi
Novi Suryani
 
Ukuran Keruncingan Data
Ukuran Keruncingan DataUkuran Keruncingan Data
Ukuran Keruncingan Data
Novi Suryani
 
Ukuran letak data
Ukuran letak dataUkuran letak data
Ukuran letak data
Novi Suryani
 
Ukuran Penyebaran Data
Ukuran Penyebaran DataUkuran Penyebaran Data
Ukuran Penyebaran Data
Novi Suryani
 
Ukuran Pemusatan Data
Ukuran Pemusatan DataUkuran Pemusatan Data
Ukuran Pemusatan Data
Novi Suryani
 
Daftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi FrekuensiDaftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi Frekuensi
Novi Suryani
 
Penyajian Data dan Aplikasinya pada penelitian
Penyajian Data dan Aplikasinya pada penelitianPenyajian Data dan Aplikasinya pada penelitian
Penyajian Data dan Aplikasinya pada penelitian
Novi Suryani
 
Cara membuat Modul Elektronik menggunakan Aplikasi Exelearning
Cara membuat Modul Elektronik menggunakan Aplikasi ExelearningCara membuat Modul Elektronik menggunakan Aplikasi Exelearning
Cara membuat Modul Elektronik menggunakan Aplikasi Exelearning
Novi Suryani
 
Soal Tes Potensi Akademik (TPA)
Soal Tes Potensi Akademik (TPA) Soal Tes Potensi Akademik (TPA)
Soal Tes Potensi Akademik (TPA)
Novi Suryani
 
Alat Peraga Matematika "Math Domino"
Alat Peraga Matematika "Math Domino"Alat Peraga Matematika "Math Domino"
Alat Peraga Matematika "Math Domino"
Novi Suryani
 
Power Point Analisis Materi Matematika Menemukan Konsep SPLDV Berdasarkan Teo...
Power Point Analisis Materi Matematika Menemukan Konsep SPLDV Berdasarkan Teo...Power Point Analisis Materi Matematika Menemukan Konsep SPLDV Berdasarkan Teo...
Power Point Analisis Materi Matematika Menemukan Konsep SPLDV Berdasarkan Teo...
Novi Suryani
 
Power Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Power Point Pancasila sebagai Sistem EtikaPower Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Power Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Novi Suryani
 
Aritmatika sosial
Aritmatika sosialAritmatika sosial
Aritmatika sosial
Novi Suryani
 

More from Novi Suryani (20)

Cyber Crime di Indonesia
Cyber Crime di IndonesiaCyber Crime di Indonesia
Cyber Crime di Indonesia
 
SYSTEMATIC LISTING AND COUNTING IN GRADE 9-12
SYSTEMATIC LISTING AND COUNTING IN GRADE 9-12SYSTEMATIC LISTING AND COUNTING IN GRADE 9-12
SYSTEMATIC LISTING AND COUNTING IN GRADE 9-12
 
Pengelolaan Biaya Pendidikan
Pengelolaan Biaya PendidikanPengelolaan Biaya Pendidikan
Pengelolaan Biaya Pendidikan
 
Pengenalan Statistika
Pengenalan StatistikaPengenalan Statistika
Pengenalan Statistika
 
Kumpulan Soal Trigonometri dan Pembahasannya
Kumpulan Soal Trigonometri dan PembahasannyaKumpulan Soal Trigonometri dan Pembahasannya
Kumpulan Soal Trigonometri dan Pembahasannya
 
Teori van hielle
Teori van hielleTeori van hielle
Teori van hielle
 
Distribusi Binomial, Poisson, dan Normal
Distribusi Binomial, Poisson, dan NormalDistribusi Binomial, Poisson, dan Normal
Distribusi Binomial, Poisson, dan Normal
 
Peluang, Permutasi, Kombinasi
Peluang, Permutasi, KombinasiPeluang, Permutasi, Kombinasi
Peluang, Permutasi, Kombinasi
 
Ukuran Keruncingan Data
Ukuran Keruncingan DataUkuran Keruncingan Data
Ukuran Keruncingan Data
 
Ukuran letak data
Ukuran letak dataUkuran letak data
Ukuran letak data
 
Ukuran Penyebaran Data
Ukuran Penyebaran DataUkuran Penyebaran Data
Ukuran Penyebaran Data
 
Ukuran Pemusatan Data
Ukuran Pemusatan DataUkuran Pemusatan Data
Ukuran Pemusatan Data
 
Daftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi FrekuensiDaftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi Frekuensi
 
Penyajian Data dan Aplikasinya pada penelitian
Penyajian Data dan Aplikasinya pada penelitianPenyajian Data dan Aplikasinya pada penelitian
Penyajian Data dan Aplikasinya pada penelitian
 
Cara membuat Modul Elektronik menggunakan Aplikasi Exelearning
Cara membuat Modul Elektronik menggunakan Aplikasi ExelearningCara membuat Modul Elektronik menggunakan Aplikasi Exelearning
Cara membuat Modul Elektronik menggunakan Aplikasi Exelearning
 
Soal Tes Potensi Akademik (TPA)
Soal Tes Potensi Akademik (TPA) Soal Tes Potensi Akademik (TPA)
Soal Tes Potensi Akademik (TPA)
 
Alat Peraga Matematika "Math Domino"
Alat Peraga Matematika "Math Domino"Alat Peraga Matematika "Math Domino"
Alat Peraga Matematika "Math Domino"
 
Power Point Analisis Materi Matematika Menemukan Konsep SPLDV Berdasarkan Teo...
Power Point Analisis Materi Matematika Menemukan Konsep SPLDV Berdasarkan Teo...Power Point Analisis Materi Matematika Menemukan Konsep SPLDV Berdasarkan Teo...
Power Point Analisis Materi Matematika Menemukan Konsep SPLDV Berdasarkan Teo...
 
Power Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Power Point Pancasila sebagai Sistem EtikaPower Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Power Point Pancasila sebagai Sistem Etika
 
Aritmatika sosial
Aritmatika sosialAritmatika sosial
Aritmatika sosial
 

Recently uploaded

tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 

Recently uploaded (20)

tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 

Filsafat, Ilmu dan Agama

  • 1. FILSAFAT, ILMU DAN AGAMA Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Filsafat Ilmu Semester 5 Program Studi Pendidikan Matematika 2015 Dosen Pembimbing : Dr.Somakim Oleh : Kelompok 7 1. Novi Suryani (06081281520063) 2. Shely Maulinda (06081381520027) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG 2017
  • 2. Filsafat, Ilmu dan Agama 2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Sholawat teriring salam semoga selalu tercurah kepada suri tauladan kita Rasulullah SAW , beserta keluarga , sahabat dan pengikutnya yang tetap istiqomah hingga akhir zaman. Dalam makalah ini penulis mengambil judul “Ilmu dan Agama” yang berisi materi tentang pemahaman ilmu dan agama sebagai saran belajar agar mahasiswa lebih aktif dan kreatif. Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan baik berupa tenaga dan ide dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dengan tulus kepada: 1. Bapak Dr.Somakim selaku dosen pembimbing 2. Orang tua , serta teman-teman kelas Pendidikan Matematika 2015 Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak sekali kekurangan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk menambah ilmu pengetahuan bagi semua pihak yang membacanya di masa yang akan datang. Akhirnya atas segala bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Ridho-Nya kepada kita semua. Dan akhir kata penulis berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita bersama. Palembang ,15 Oktober 2017 Penulis
  • 3. Filsafat, Ilmu dan Agama 3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..............................................................................................................1 KATA PENGANTAR............................................................................................................2 DAFTAR ISI...........................................................................................................................3 Bab I PENDAHULUAN........................................................................................................4 A. Latar Belakang....................................................................................................................4 B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................4 C. Tujuan..................................................................................................................................4 Bab II PEMBAHASAN.........................................................................................................5 A. Filsafat.................................................................................................................................5 B. Ilmu .....................................................................................................................................7 C. Agama .................................................................................................................................8 D. Persamaan Filsafat, Ilmu dan Agama ...............................................................................10 E. Perbedaan Filsafat, Ilmu dan Agama.................................................................................11 F. Hubungan antara Filsafat, Ilmu dan Agama......................................................................12 Bab III PENUTUP...............................................................................................................18 A. Kesimpulan .......................................................................................................................18 B. Saran..................................................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19
  • 4. Filsafat, Ilmu dan Agama 4 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ada yang mengatakan bahwa antara filsafat, ilmu dan agama memiliki hubungan. Baik filsafat, ilmu dan agama mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh kebenaran. Manusia selalu mencari sebab-sebab dari setiap kejadian yang disaksikannya. Dia tidak pernah menganggap bahwa sesuatu mungkin terwujud dengan sendirinya secara kebetulan saja, tanpa sebab. Hasrat ingin tahu dan ketertarikan yang bersifat instinktif terhadap sebab-sebab ini memaksa kita menyelidiki bagaimana benda-benda di alam ini muncul, dan menyelidiki ketertibannya yang mengagumkan. Kita dipaksa untuk bertanya “ Apakah alam semesta ini, dengan seluruh bagiannya yang saling berkaitan yang benar-benar membentuk satu kesatuan sistem yang besar itu, terwujud dengan sendirinya, ataukah ia memperoleh wujudnya dari sesuatu yang lain?” Dalam makalah ini penulis berusaha mencoba menjelaskan secara sederhana mengenai filsafat, ilmu dan agama. Dimana dalam makalah ini penulis berusaha memecahkan masalah tentang kedudukan filsafat, ilmu dan agama serta bagaimana hunungan antara filsafat, ilmu dan agama. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana Kedudukan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama ? 2. Bagaimana Hubungan antara Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama ? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui Kedudukan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama 2. Untuk mengetahui Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama
  • 5. Filsafat, Ilmu dan Agama 5 BAB II PEMBAHASAN Manusia adalah makhluk pencari kebenaran. Ada tiga jalan untuk mencari, menghampiri dan menemukan kebenaran, yaitu : ilmu, filsafat dan agama. Ketiga cara ini mempunyai cara-cara tersendiri dalam mencari, menghampiri dan menemukan kebenaran. Ketiga institute termaksud itu mempunyai titik persamaan, titik perbedaan dan titk singgung yang satu terhadap yang lainnya. A. FILSAFAT Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita- citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Pengertian filsafat menurut para tokoh : īƒ˜ Pengertian filsafat menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan īƒ˜ Menurut Plato ( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada īƒ˜ Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda. īƒ˜ Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya. īƒ˜ Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina menyatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.
  • 6. Filsafat, Ilmu dan Agama 6 Ciri-ciri berfikir filosfi : īƒ˜ Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi. īƒ˜ Berfikir secara sistematis. īƒ˜ Menyusun suatu skema konsepsi, dan īƒ˜ Menyeluruh. Tiga persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah : īƒ˜ Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika īƒ˜ Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi. īƒ˜ Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat. Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah: īƒ˜ Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis. īƒ˜ Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif. īƒ˜ Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi. īƒ˜ Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia. Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah : īƒ˜ Sebagai dasar dalam bertindak. īƒ˜ Sebagai dasar dalam mengambil keputusan. īƒ˜ Untuk mengurangi salah paham dan konflik. īƒ˜ Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah
  • 7. Filsafat, Ilmu dan Agama 7 B. ILMU Ilmu berasal dari bahasa Arab: ’Alima-ya’lamu-ilman dengan wazan fa’ila- yaf’ulu, yang berarti : mengerti, memahami benar-benar. Dalam bahasa inggris disebut science; dari bahasa latin scientia (pengetahuan) scire (mengetahui). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Kemudian Anshari (1981: 47-49) telah menghimpun beberapa pengertian ilmu menurut beberapa ahli sebagai berikut: 1. Mohammad Hatta mendifinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kdudukannya tampak dari luar, maupun menurut hubungannya dari dalam. 2. Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak. 3. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah sederhana. 4. Ashely Montagu, Guru Besar Antropolo di Rutgers University menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disususn dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menetukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji. Harsojo, Guru Besar antropolog di Universitas Pajajaran, menerangkan bahwa ilmu: 1. Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan. 2. Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh factor ruang dan waktu yang pada prinsipnya dapat diamati panca indera manusia. 3. Suatu cara menganalisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: “jika,â€Ļ.makaâ€Ļ”. 4. Afanasyef, seorang pemikir Marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan alam
  • 8. Filsafat, Ilmu dan Agama 8 dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang ketetapnnya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis. Dari keterangan para ahli tentang ilmu di atas, dapat menyimpulkan bahwa ilmu adalah sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur, terbuka, dan kumulatif (bersusun timbun). C. AGAMA Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama berarti ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Albert Einsten (1879-1955) seorang ahli pikir bangsa Yahudi berkewarganegaraan Amerika Serikat, teoritikus terbesar dalam bidang ilmu alam, pemenang hadiah nobel tahun 1921 untuk sumbangan pada bidang fisika teori, tentang agama dan ilmu beliau berkata : “Ilmu tanpa agama adalah buta, sedangkan agama tanpa ilmu adalah lumpuh”. Istilah agama memiliki pengertian yang sama dengan istilah religion dalam bahasa Inggris. Bozman (Anshari, 1979) mengemukakan bahwa agama dalam arti luas merupakan suatu penerimaan terhadap aturan-aturan dari suatu kekuatan yang lebih tinggi, dengan jalan melakukan hubungan yang harmonis dengan realitas yang lebih agung dari dirinya sendiri, yang memerintahkan untuk mengadakan kebaktian, pengabdian, dan pelayanan yang setia. Pernyataan Einsten ini ada benarnya juga, betapa pemikiran tradisional dari kelompok rohaniawan dan ulama’ ortodoks yang kaku, menjadikan mereka tidak berkembang seperti orang lumpuh. Sedangkan sebaliknya kaum intelektual sekuler yang sombong, menganggap agama hanya kendala karena hanya merupakan sekedar pengaturan moral agar manusia senantiasa tertib, menjadikan mereka sesat ibaratkan orang buta.Jadi agama itu mutlak wajib ada. Agama memang tidak mudah diberi definisi, karena agama mengambil berbagai bentuk sesuai dengan pengalaman pribadi masing-masing. Meskipun tidak terdapat
  • 9. Filsafat, Ilmu dan Agama 9 definisi yang universal, namun dapat disimpulkan bahwa sepanjang sejarah manusia telah menunjukkan rasa "suci", dan agama termasuk dalam kategori "hal yang suci". Kemajuan spiritual manusia dapat diukur dengan tingginya nilai yang tidak terbatas yang diberikan kepada obyek yang disembah. Hubungan manusia dengan "yang suci" menimbulkan kewajiban, baik untuk melaksanakan maupun meninggalkan sesuatu. Tidak mudah bagi kita untuk menentukan pengertian agama, karena sikap terhadap agama bersifat batiniah, subjektif, dan individualistis, walaupun nilai-nilai yang dimiliki oleh agama bersifat universal. Kalau kita membicarakan agama, maka kita akan dipengaruhi oleh pandangan agama yang kita anut sendiri. Di dalam setiap agama, paling tidak ditemukan empat ciri khas. Pertama, aspek kredial, yaitu ajaran tentang doktrin-doktrin ketuhanan yang harus diyakini. Kedua, aspek ritual, yaitu ajaran tentang tata-cara berhubungan dengan Tuhan, untuk meminta perlindungan dan pertolongan-Nya atau untuk menunjukkan kesetiaan dan penghambaan. Ketiga, aspek moral, yaitu ajaran tentang aturan berperilaku dan bertindak yang benar dan baik bagi inidividu dalam kehidupan. Keempat, aspek sosial, yaitu ajaran tentang aturan hidup bermasyarakat. Pembagian Agama menurut ahmad Abdullah al-masdoosi dapat dikelompokkan menjadi Empat: 1. Revealed and non-Revealed Religions. Revealed Religion (Agama wahyu) adalah agama yang menghendaki iman kepada Tuhan, kepada para rasul-Nya, dan kepada Kitab-kitab-Nya serta pesannya untuk disebarkan kepada segenap ummat manusia. Sedangkan non-revealed religion adalah agama yang tidak memandang esensial penyerahan manusia kepada kepada tata aturan ilahi. Menurut al-masdoosi, yang termasuk revealed religion adalah Yudaisme, Kristen, dan Islam. 2. Agama Missionary dan Agama non-missionary, Sir TW. Arnold memasukkan budhisme, Kristen, dan Islam pada golongan agama missionary, sedangkan Yudaisme, Brahmanisme, dan Zoroasterianissme dimasukkan pada golongan non- missionary. Adapun menurut al-masdoosi, baik agama Nasrani maupun Budhisme, ditinjau dari segi ajarannya yang asli, bukanlah tergolong agama missionary, sebagaimana juga agama lainnya (selain Islam). Menurutnya hanya Islam-lah ajaran yang asli merupakan agama missionary. Namun dalam perkembanganya ternyata bahwa baik agama Nasrani maupun Budhisme menjadai agama missionary.
  • 10. Filsafat, Ilmu dan Agama 10 3. Geoghraphical-racial and universal, Ditinjau dari segi rasial dan geografikal, agama-agama di dunia dapat dikelompokkan menjadi tiga: (1). Semitik; ialah agama Yahudi, agama Nasrani dan agama Islam; (2). Arya; ialah Hinduisme, Jainisme, Sikhisme, dan Zoroasterianisme; (3). Non semitik Monggolian; ialah Confusianisme, Taoisme, dan Sinthoisme. 4. Agama Samawi dan Agama Non-Samawi, Agama merupakan satu sistem credo (tata keimanan) dan sistem ritus (tata peribadatan), juga suatu sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribatan. Ditinjau dari segi sumbernya, maka agama dapat dibedakan menjadi dua: 1. Agama samawi, seperti agama langit, agama wahyu, agama profetis, revealed religion, Di>n al-Samawy 2. Agama Budaya; adalah agama bumi, agama filsafat, agama ra’yu, non-revealed religion, natural religion, Di>n al-T}abi’i>, Di>n al-Ard}. 3. Menyangkut konsep kebenaran, ada dua hal yang tidak bisa dipisahkan, yaitu: sumber otoritas atau justifikasi dan metode untuk memperolehnya. Kebenaran agama sumber otoritasanya adalah wahyu dari Tuhan. Oleh karenanya, konsep kebenaran dalam pemahaman agama selalu dirujukan kepada apa yang dikatakan wahyu. Adapun justifikasi sebuah kebenaran ilmiah terletak pada prosedur dan hasil pengujian, bukan pada keyakinan metafisis seperti kebenaran wahyu. Sejalan dengan pendapat ini, Muhammad al-Husaini ismail mengatakan, bahwa Permasalahan- permasalahan yang menyangkut agama telah menjadi “permasalahan muthlak”, bukan “permasalahan relatif”. D. PERSAMAAN FILSAFAT,ILMU DAN AGAMA Agama ,filsafat dan ilmu sebenarnya memiliki kesamaan, yaitu bahwa keduanya mengejar suatu hal yang dalam bahasa Inggris disebut Ultimater yaitu hal-hal yang sangat penting mengenai masalah kehidupan, dan bukan suatu hal yang remeh. Orang yang memegang filsafat dan agama tentunya sama-sama menjunjung tinggi apa yang dianggapnya penting dalam kehidupan.
  • 11. Filsafat, Ilmu dan Agama 11 Persamaan : 1. Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek selengkap- lengkapnya sampai ke-akar-akarnya. 2. Ketiganya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-akibatnya. 3. Ketiganya hendak memberikan sistesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan. 4. Ketiganya mempunyai metode dan sistem.Ketiganya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia (obyektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar. E. PERBEDAAN FILSAFAT,ILMU DAN AGAMA 1. Obyek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita). Sedangkan obyek material ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu. 2. Obyek formal (sudut pandangan) filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifat teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita. 3. Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainnya. 4. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu. 5. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhar, yang mutlak, dan mendalam sampai mendasar (primary cause) sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder (secondary cause).
  • 12. Filsafat, Ilmu dan Agama 12 6. Filsafat dan ilmu bersumber pada kekuatan akal, sedangkan agama bersumber pada wahyu. 7. Filsafat didahului oleh keraguan, ilmu didahului oleh keingintahuan, sedangkan agama diawali oleh keyakinan. F. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, ILMU DAN AGAMA Sudah diuraikan di atas bahwa yang dicari oleh filsafat adalah kebenaran. Demikian pula ilmu. Agama juga mengajarkan kebenaran. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu adalah "kebenaran akal", sedangkan kebenaran menurut agama adalah "kebenaran wahyu". Kita tidak akan berusaha mencari mana yang benar atau lebih benar di antara ketiganya, akan tetapi kita akan melihat apakah ketiganya dapat hidup berdampingan secara damai. Meskipun filsafat dan ilmu mencari kebenaran dengan akal, hasil yang diperoleh baik oleh filsafat maupun ilmu juga bermacam-macam. Hal ini dapat dilihat pada aliran yang berbeda-beda, baik di dalam filsafat maupun di dalam ilmu. Demikian pula terdapat bermacam-macam agama yang masing-masing mengajarkan kebenaran. Bagaimana mencari hubungan antara ilmu, filsafat dan agama akan diperlihatkan sebagai berikut: Perhatikan ilustrasi ini. Jika seseorang melihat sesuatu kemudian mengatakan tentang sesuatu tersebut, dikatakan ia telah mempunyai pengetahuan mengenai sesuatu. Pengetahuan adalah sesuatu yang tergambar di dalam pikiran kita. Misalnya, ia melihat manusia, kemudian mengatakan itu adalah manusia. Ini berarti ia telah mempunyai pengetahuan tentang manusia. Jika ia meneruskan bertanya lebih lanjut mengenai pengetahuan tentang manusia, misalnya: dari mana asalnya, bagaimana susunannya, ke mana tujuannya, dan sebagainya, akan diperoleh jawaban yang lebih terperinci mengenai manusia tersebut. Jika titik beratnya ditekankan kepada susunan tubuh manusia, jawabannya akan berupa ilmu tentang manusia dilihat dari susunan tubuhnya atau antropologi fisik. Jika ditekankan pada hasil karya manusia atau kebudayaannnya, jawabannya akan berupa ilmu manusia dilihat dari kebudayaannya atau antropologi budaya. Jika ditekankan pada hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, jawabannya akan
  • 13. Filsafat, Ilmu dan Agama 13 berupa ilmu manusia dilihat dari hubungan sosialnya atau antropologi sosial. Dari contoh di atas nampak bahwa pengetahuan yang telah disusun atau disistematisasi lebih lanjut dan telah dibuktikan serta diakui kebenarannya adalah ilmu. Dalam hal di atas, ilmu tentang manusia. Selanjutnya, jika seseorang masih bertanya terus mengenai apa manusia itu atau apa hakikat manusia itu, maka jawabannya akan berupa suatu "filsafat". Dalam hal ini yang dikemukakan bukan lagi susunan tubuhnya, kebudayaannya dan hubungannya dengan sesama manusia, akan tetapi hakikat manusia yang ada di balik tubuh, kebudayaan dan hubungan tadi. Alm. Anton Bakker, dosen Fakultas Filsafat Universitas Gajah Mada menggunakan istilah "antropologi metafisik" untuk memberi nama kepada macam filsafat ini. Jawaban yang dikemukan bermacam- macam antara lain: īƒ˜ Monisme, yang berpendapat manusia terdiri dari satu asas. Jenis asas ini juga bermacam-macam, misalnya jiwa, materi, atom, dan sebagainya. Hal ini menimbulkan aliran spiritualisme, materialisme, atomisme. īƒ˜ Dualisme, yang mengajarkan bahwa manusia terdiri atas dua asas yang masing- masing tidak berhubungan satu sama lain, misalnya jiwa-raga. Antara jiwa dan raga tidak terdapat hubungan. īƒ˜ Triadisme, yang mengajarkan bahwa manusia terdiri atas tiga asas, misalnya badan, jiwa dan roh. īƒ˜ Pluralisme, yang mengajarkan bahwa manusia terdiri dari banyak asas, misalnya api, udara, air dan tanah. Demikianlah disebutkan beberapa contoh mengenai bentuk jawaban yang berupa filsafat. Dari contoh tersebut, filsafat adalah pendalaman lebih lanjut dari ilmu (Hasil pengkajian filsafat selanjutnya menjadi dasar bagi eksistensi ilmu). Di sinilah batas kemampuan akal manusia. Dengan akalnya ia tidak akan dapat menjawab pertanyaan yang lebih dalam lagi mengenai manusia. Dengan akalnya, manusia hanya mampu memberi jawaban dalam batas-batas tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Immanuel Kant dalam Kritiknya terhadap rasio yang murni, yaitu manusia hanya dapat mengenal fenomena belaka, sedang bagaimana nomena-nya ia tidak tahu. Sehubungan dengan hal tersebut, maka yang dapat menjawab pertanyaan lebih lanjut mengenai manusia adalah agama; misalnya, tentang pengalaman apa yang akan dijalani setelah seseorang
  • 14. Filsafat, Ilmu dan Agama 14 meninggal dunia. Jadi, sesungguhnya filsafat tidak hendak menyaingi agama. Filsafat tidak hendak menambahkan suatu kepercayaan baru. Selanjutnya, filsafat dan ilmu juga dapat mempunyai hubungan yang baik dengan agama. Filsafat dan ilmu dapat membantu menyampaikan lebih lanjut ajaran agama kepada manusia. Filsafat membantu agama dalam mengartikan (menginterpretasikan) teks-teks sucinya. Filsafat membantu dalam memastikan arti objektif tulisan wahyu. Filsafat menyediakan metode-metode pemikiran untuk teologi. Filsafat membantu agama dalam menghadapi masalah-masalah baru. Misalnya, mengusahakan mendapat anak dengan in vitro fertilization ("bayi tabung") dapat dibenarkan bagi orang Kristen atau tidak? Padahal Kitab Suci diam seribu bahasa tentang bayi tabung. Filsafatlah, dalam hal ini etika, yang dapat merumuskan permasalahan etis sedemikian rupa sehingga agama dapat menjawabnya berdasarkan prinsip-prinsip moralitasnya sendiri. Sebaliknya, agama dapat membantu memberi jawaban terhadap problem yang tidak dapat dijangkau dan dijawab oleh ilmu dan filsafat. Meskipun demikian, tidak juga berarti bahwa agama adalah di luar rasio, agama adalah tidak rasional. Agama bahkan mendorong agar manusia memiliki sikap hidup yang rasional: bagaimana manusia menjadi manusia yang dinamis, yang senantiasa bergerak, yang tak cepat puas dengan perolehan yang sudah ada di tangannya, untuk lebih mengerti kebenaran, untuk lebih mencintai kebaikan, dan lebih berusaha agar cinta Allah kepadanya dapat menjadi dasar cintanya kepada sesama sehingga bersama-sama manusia yang lain mampu membangun dunia ini. Selanjutnya filsafat memiliki peran dalam agama. Pertama. Salah satu masalah yang dihadapi oleh setiap agama wahyu adalah masalah interpretasi. Maksudnya, teks wahyu yang merupakan Sabda Allah selalu dan dengan sendirinya terumus dalam bahasa dari dunia. Akan tetapi segenap makna dan arti bahasa manusia tidak pernah seratus persen pasti. Itulah sebabnya kita begitu sering mengalami apa yang disebut salah paham. Hal itu juga berlaku bagi bahasa wahana wahyu. Hampir pada setiap kalimat ada kemungkinan salah tafsir. Oleh karena itu para penganut agama yang sama pun sering masih cukup berbeda dalam pahamnya tentang isi dan arti wahyu. Dengan kata lain, kita tidak pernah seratus persen merasa pasti bahwa pengertian kita tentang maksud Allah yang terungkap dalam teks wahyu memang tepat, memang itulah maksud Allah. Oleh sebab itu, setiap agama wahyu mempunyai cara untuk menangani masalah itu. Agama Islam, misalnya, mengenai ijma' dan qias. Nah,
  • 15. Filsafat, Ilmu dan Agama 15 dalam usaha manusia seperti itu, untuk memahami wahyu Allah secara tepat, untuk mencapai kata sepakat tentang arti salah satu bagian wahyu, filsafat dapat saja membantu. Karena jelas bahwa jawaban atas pertanyaan itu harus diberikan dengan memakai nalar (pertanyaan tentang arti wahyu tidak dapat dipecahkan dengan mencari jawabannya dalam wahyu saja, karena dengan demikian pertanyaan yang sama akan muncul kembali, dan seterusnya). Karena filsafat adalah seni pemakaian nalar secara tepat dan bertanggungjawab, filsafat dapat membantu agama dalam memastikan arti wahyunya. Kedua, secara spesifik, filsafat selalu dan sudah memberikan pelayanan itu kepada ilmu yang mencoba mensistematisasikan, membetulkan dan memastikan ajaran agama yang berdasarkan wahyu, yaitu ilmu teologi. Maka secara tradisional-dengan sangat tidak disenangi oleh para filosof-filsafat disebut ancilla theologiae (abdi teologi). Teologi dengan sendirinya memerlukan paham-paham dan metode-metode tertentu, dan paham-paham serta metode-metode itu dengan sendirinya diambil dari filsafat. Misalnya, masalah penentuan Allah dan kebebasan manusia (masalah kehendak bebas) hanya dapat dibahas dengan memakai cara berpikir filsafat. Hal yang sama juga berlaku dalam masalah "theodicea", pertanyaan tentang bagaimana Allah yang sekaligus Mahabaik dan Mahakuasa, dapat membiarkan penderitaan dan dosa berlangsung (padahal ia tentu dapat mencegahnya). Begitu pula Christologi (teologi kristiani tentang Yesus Kristus) mempergunakan paham-paham filsafat Yunani dalam usahanya mempersatukan kepercayaan pada hakekat nahi Yesus Kristus dengan kepercayaan bahwa Allah hanyalah satu. Ketiga, filsafat dapat membantu agama dalam menghadapi masalah-masalah baru, artinya masalah-masalah yang pada waktu wahyu diturunkan belum ada dan tidak dibicarakan secara langsung dalam wahyu. Itu terutama relevan dalam bidang moralitas. Misalnya masalah bayi tabung atau pencangkokan ginjal. Bagaimana orang mengambil sikap terhadap dua kemungkinan itu : Boleh atau tidak? Bagaimana dalam hal ini ia mendasarkan diri pada agamanya, padahal dalam Kitab Suci agamanya, dua masalah itu tak pernah dibahas? Jawabannya hanya dapat ditemukan dengan cara menerapkan prinsip-prinsip etika yang termuat dalam konteks lain dalam Kitab Suci pada masalah baru itu. Nah, dalam proses itu diperlukan pertimbangan filsafat moral. Filsafat juga dapat membantu merumuskan pertanyaan-pertanyaan kritis yang menggugah agama,
  • 16. Filsafat, Ilmu dan Agama 16 dengan mengacu pada hasil ilmu pengetahuan dan ideologi-ideologi masa kita, misalnya pada ajaran evolusi atau pada feminisme. Keempat, yang dapat diberikan oleh filsafat kepada agama diberikan melalui fungsi kritisnya. Salah satu tugas filsafat adalah kritik ideologi. Maksudnya adalah sebagai berikut. Masyarakat terutama masyarakat pasca tradisional, berada di bawah semburan segala macam pandangan, kepercayaan, agama, aliran, ideologi, dan keyakinan. Semua pandangan itu memiliki satu kesamaan: Mereka mengatakan kepada masyarakat bagaimana ia harus hidup, bersikap dan bertindak. Filsafat menganalisa claim-claim ideologi itu secara kritis, mempertanyakan dasarnya, memperlihatkan implikasinya, membuka kedok kepentingan yang barangkali ada di belakangnya. Kritik ideologi itu dibutuhkan agama dalam dua arah. Pertama terhadap pandangan-pandangan saingan, terutama pandangan-pandangan yang mau merusak sikap jujur, takwa dan bertanggungjawab. Fisafat tidak sekedar mengutuk apa yang tidak sesuai dengan pandangan kita sendiri, melainkan mempergunakan argumentasi rasional. Agama sebaiknya menghadapi ideologi-ideologi saingan tidak secara dogmatis belaka, jadi hanya karena berpendapat lain, melainkan berdasarkan argumentasi yang obyektif dan juga dapat dimengerti orang luar. Arah kedua menyangkut agamanya sendiri. Filsafat dapat mempertanyakan, apakah sesuatu yang oleh penganut agama dikatakan sebagai termuat dalam wahyu Allah, memang termasuk wahyu itu. Jadi, filsafat dapat menjadi alat untuk membebaskan ajaran agama dari unsur-unsur ideologis yang menuntut sesuatu yang sebenarnya tidak termuat dalam wahyu, melainkan hanya berdasarkan sebuah interpretasi subyektif. Maka filsafat membantu pembaharuan agama. Berhadapan dengan tantangan-tantangan zaman, agama tidak sekedar menyesuaikan dirinya, melainkan menggali jawabannya dengan berpaling kembali kepada apa yang sebenarnya diwahyukan oleh Allah. Dengan cara menyadari keadaan serta kedudukan masing-masing, maka antara ilmu dan filsafat serta agama dapat terjalin hubungan yang harmonis dan saling mendukung. Karena, semakin jelas pula bahwa seringkali pertanyaan, fakta atau realita yang dihadapi seseorang adalah hal yang sama, namun dapat dijawab secara berbeda sesuai dengan proporsi yang dimiliki masing-masing bidang kajian, baik itu ilmu, filsafat maupun agama. Ketiganya dapat saling menunjang dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam kehidupan.
  • 17. Filsafat, Ilmu dan Agama 17 Sesungguhnya kaum Ionian telah membuat pemisahan antara filsafat dan ilmu. Namun dalam kenyataannya, sekarang filsafat memiliki arti yang sangat terbatas. Hal ini terjadi karena filsafat telah menjadi korban kesuksesannya sendiri. Bermula dari penyelidikan tentang cara kerja alam semesta, cabang penyelidikan tersebut segera memberikan hasil yang positif, tetapi kemudian bidang tersebut dialihkan dari filsafat lalu dinamakan sebagai ilmu. Dengan demikian ilmu merupakan anak dari filsafat. Begitu pula agama, mutlak harus ada dan diseimbangkan dengan ilmu. Karena di dalam kemajuan ilmu, seseorang berkiblat kepada moral, dan moral yang di tata secara hakiki adalah agama.
  • 18. Filsafat, Ilmu dan Agama 18 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun antara filsafat, ilmu, dan agama memiliki perbedaan, tetapi ada titik persamaanya yaitu ketiganya mencari sebuah kebenaran dan memberikan sebuah jawaban bagi permasalahan-permasalahan kehidupan. Sehingga antara filsafat, ilmu dan agama memiliki relevansi sebagai berikut: 1. Filsafat, ilmu, dan agama sama-sama mencari kebenaran. Sebagai contoh pengetahuan tentang manusia. 2. Filsafat dan ilmu dapat membantu menyampaikan lebih lanjut ajaran agama kepada manusia. Filsafat membantu agama dalam mengartikan (menginterpretasikan) teks- teks sucinya. Contoh tentang bayi tabung. 3. Sebaliknya, agama dapat membantu memberi jawaban terhadap problem yang tidak dapat dijangkau dan dijawab oleh ilmu dan filsafat. Dengan demikian antara filsafat, ilmu dan agama tidak ada pertentangan jika didudukkan dalam proporsi dan bidangnya masing-masing. B. SARAN Berdasarkan hal di atas penulis mengajak pembaca untuk bisa lebih mendalami lagi ketiga bidang kajian ini, filsafat, ilmu, dan agama. Sehingga, mampu menjawab setiap permasalahan dengan bijak dan benar.
  • 19. Filsafat, Ilmu dan Agama 19 DAFTAR PUSTAKA Anshari, Endang Saifuddin, Ilmu, Filsafat dan Agama,.Surabaya: Bina Imu, Cet.7, 1987. Bakhtiar, Amsal, Filsasat Ilmu,. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004. Gie, The Liang, Pengantar Filsafat Ilmu,. Yogyakarta: Liberty, 2004. Isma’il, Muhammad al-Husain, Kebenaran Mutlak,. Jakarta: SAHARA, 2006 Qadir, Ilmu Pengetahuan dan Metodenya,. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1938. Soedewo, Ilmu pengetahuan dan Agama,. Jakarta: Darul Kutubil Islamiyah, 2007. Suriasumantri, Jujun S, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer ,.Jakarta:PustakaSinar Harapan, 2003.