SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Filsafat adalah suatu aktifitas manusia dalam mempergunakan akal pikirannya sebaik
mungkin, untuk mengetahui dan menjawab secara mendalam segala persoalan. Apabila segala
persoalan tersebut diorientasikan terbatas untuk memahami bidang pendidikan, lahirlah yang
dinamakan sebagai fisafat pendidikan.
Filsafat pendidikan bukanlah filsafat umum atau filsafat murni, melainkan merupakan
filsafat khusus atau terapan. Apabila dilihat dari karakteristik objeknya, filsafat terbagi dalam
dua macam, yaitu filsafat umum atau murni, dan filsafat khusus atau terapan. Berbeda dengan
filsafat umum yang objeknya adalah kenyataan keseluruhan segala sesuatu, filsafat khusus
mempunyai objek salah satu aspek kehidupan manusia yang penting. Salah satu aspek tersebut
adalah bidang pendidikan. Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa filsafat pendidikan adalah
filsafat terapan yang menyelidiki hakikat pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar
belakang, cara dan hasilnya, serta hakihat pendidikan, yang bersangkut paut dengan analisis
kritis terhadap struktur dan kegunaannya.
Berkenaan dengan filsafat pendidikan islam, Fadhil Jamaly merumuskan pengertiannya
sebagai pandangan mendasar tentang pendidikan yang bersumber ajaran Islam yang berorientasi
pengembangannya didasarkan pada ajaran tersebut. Batasan ini menjelaskan bahwa seluruh
kajian tentang pendidikan dalam filsafat pendidikan islam, harus senantiasa bersumber dari
ajaran islam, sedangkan orientasi pemikiran dan pengembangannya juga diarahkan untuk tidak
menyimpang dari ajaran islam.
Definisi diatas menerangkan bahwa filsafat pendidikan agama islam, selain dipandang
sebagai studi filosofis dari sistem dan aliran filsafat islam, juga berusaha mengetahui sampai
sejauh mana pengaruh keberadaan pendidikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan umat
Islam karena bagaimanapun formulasi pendidikan islam, pada akhirnya diharapkan dapat
memberikan implikasi positif terhadap pemecahan problematika umat islam.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dalam makalah ini pemakalah akan berusaha menguraikan dan
menjelaskan tentang :
a) Apa saja metode yang dapat digunakan dalam filsafat pendidikan Islam ?
b) Bagaimana pemikiran para tokoh mengenai konsep dan metode pengajaran dalam
pendidikan Islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode dalam filsafat pendidikan islam
Keberhasilan filsafat dalam menyelesaikan berbagai problematika yang dihadapinya,
tentunya tidak terlepas dari metode yang digunakannya. Metode, secara harfiah berasal dari
bahasa Yunani, yaitu kata depan meta dan kata benda hodos. Kata meta berarti menuju, melalui,
mengikuti, sedangka kata hodos berarti cara, jalan dan arah.
Menurut istilah, metode adalah cara berpikir menurut system tertentu. Runesa
menjelaskan, metode adalah prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dari dua
pendapat diatas, disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan
dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang optimal.
Metode senantiasa inhern dengan ilmu pengetahuan, karena metode berfungsi sebagai
cara yang dipakai untuk menelaah dan memecahkan persoalan dalam ilmu pengetahuan tersebut.
Secara operasional, metode yang dapat dipergunakan dalam filsafat pendidikan Islam
diantaranya adalahsebagai berikut :
1) Metode spekulatif dan kontemplatif, yang merupakan metode dalam setiap cabang
filsafat. Sering disebut dengan metode tafakur, yang berarti berpikir secara mendalam
untuk mendapatkan kebenaran hakiki dari objek yang sedang dipikirkan.
2) Metode normatif, yaitu metode yang dipakai untuk mencari dan menetapkan aturan
dalam kehidupan yang nyata. Dalam filsafat Islam sering disebut dengan istilah
pendekatan syari’ah, yaitu mencari ketentuan dan menetapkan ketentuan tentang apa
yang boleh dan tidak boleh menurut syari’at islam.
3) Analisi konsep, yaitu disebut juga analisis bahasa, yaitu menganalisis kata yang
dianggap kunci pokok, dan mewakili gagasan atau konsep, untuk mengetahui arti yang
sesungguhnya dari kata tersebut.
4) Pendekatan sejarah, yaitu mengambil pelajaran dari peristiwa dan kejadian masa lalu
karena peristiwa tersebut berguna memberikan petunjuk dalam membina masa depan.
Dalam filsafat islam, penggunaan sunnah dan siroh nabi sebagai sumber, pada
hakikatnya merupakan contoh factual penggunaan analisis sejarah ini.
5) Pendekatan komprehensif atau terpadu antara sumber naqli, aqli dan ima, sebagaimana
yang dikembangkan oleh Al-Ghozali untuk mencapai kebenaran yang sungguh-
sungguh. Pendekatan ini selain mempergunakan pola verpikir empiris, juga
menggunakan pendekatan intuitif.
6) Metode analisis sintetis, yaitu suatu metode yang didasarkan pada pendekatan rasional
dan logis terhadap sasaran pemikiran, baik secara induktif maupun deduktif.
Metode-metode di atas merupakan metode yang telah lama dipergunakan dalam khazanah
filsafat pendidikan islam., tetapi tidak menutup kemungkinan munculnya metode yang lain dan
baru, yang lebih spesifik dan akurat dalam memecahkan persoalan yang dihadapi oleh
pendidikan islam.
Filsafat pendidikan Islam yang secara structural merupakan bagian dari filsafat islam, dan
secara fungsional tidak terlepas dari pendidikan islam, mempunyai peran dan tujuan tertentu
yang terkait dengan Islam sebagai system agama yang universal. Secara tegas dikatakan bahwa
manusia dituntut untuk selalu beribadah kepada Allah SWT. Dalam arti yang seluas-luasnya
maka filsafat pendidikan islam, filsafat islam, dan pendidikan islam, pada dasarnya diarahkan
pada pencapaian semua itu.
2.2 Pemikiran Para Tokoh Mengenai Konsep Pendidikan Islam
1. Konsep Pendidikan Al-Ghozali
Untuk mengetahui konsep pendidikan Al-Ghozali ini dapat diketahui antara lain dengan
cara mengetahui dan memahami pemikirannya yang berkenaan dengan berbagai aspek yang
berkaitan dengan pendidikan, yaitu tujuan pendidikan, kurikulum, metode, etika guru dan etika
murid.
Rumusan tujuan pendidikan pada hakikatnya merupakan rumusan filsafat atau
pemikiran yang mendalam tentang pendidikan. Seseorang baru dapat merumuskan suatu tujuan
kegiatan, jika ia memahami secara benar filsafat yag mendasarinya. Rumusan tujuan ini
selanjutnya akan menentukan aspek kurikulum, metode, guru dan lainnya yang berkaitan dengan
pendidikan.
Dari hasil studi terhadap pemikiran Al-Ghozali dapat diketahui dengan jelas, bahwa
tujuan akhir yang ingin dicapai melalui kegiatan pendidikan ada dua. Pertama, tercapainya
kesempurnaan insane yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah. Kedua, kesempurnaan
insane yang bermuara pada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Selain membahas tentang tujuan, Al-Ghozali juga mengemukakan tentang konsep
kurikulum yang terkait erat dengan konsepnya mengenai ilmu pengetahuan, dalam pandangan
Al-Ghozali ilmu pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi tiga rumpun yakni :
1) Ilmu pengetahuan yang tercela secara mutlak
2) Ilmu pengetahuan yag terpuji, baik sedikit maupun banyak, tapi kalau banyak aka
lebih baik
3) Ilmu pengetahuan yang dalam kadar tertentu terpuji, tetapi jika mendalaminya tercela
Dalam menyusun kurikulum pelajaran, Al-Ghozali memberi perhatian khusus pada ilmu-
ilmu agama dan etika sebagaimana dilakukannya terhadap ilmu-ilmu yang sangat menentukan
bagi kehidupan masyarakat. Dengan kata lain, ia mementingkan sisi yang factual dalam
kehidupan, yaitu sisi yang tidak harus tetap ada. Selain itu Al-Ghozali juga menekankan sisi
budaya. Ia jelaskan kenikmatan ilmu dan kelezatannya. Menurutnya ilmu itu wajib dituntut
bukan karena keuntungan di luar hakikatnya, tapi karena hakikatnya sendiri. Sebaliknya, Al-
Ghozali tidak mementingkan ilmu-ilmu yang berbau seni atau keindahan, sesuai dengan sifat
kepribadiannya yang dikuasai yaitu tasawuf dan zuhud.
Kurikulum yang diajukan Al-Ghozali ini mendorong kita untuk mengaitkan pada kurikulum
yang disusun oleh Herbert Spencer, seorang filosuf berkebangsaan inggris yang muncul pada
penghujung abad ke XIX. Dalam sejarah pemikiran tercatat, bahwa spencer termasuk filosuf dan
pendidik awal yang berpikir langsung untuk menyusun kurikulumpelajaran yang berdasarkan
pada prinsip-prinsip tertentuserta sejalan dengan tujuan pendidikan yang telah digariskannya
yang sejalan dengan fisafatnya.
Perhatian Al-Ghozali juga tertuju pada metode pengajaran yang lebih ditujukan pada
pengajaran agama untuk anak-anak. Adapun dalam hal yang berkaitan dengan metode mengajar
secara umum hanya dikemukakan prinsip-prinsip tertentu dalam langkah-langkah khusus yang
seyogianya diikuti oleh seorang guru dalam menunaikan tugas mengajar.
Pada dasarnya, Al-Ghozali yang hidup pada masa Sembilan abad yang lalu, banyak
menemukan dasar-dasar pemikiran tentang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataannya
berikut :
“Seorang guru yang diberi tugas mengajar suatu ilmu tertentu hendaknya memberika
kelonggaran seluas-luasnya kepada murid untuk mempelajari pelajaran yang lain. Jika diberi
tugas mengajar beberapa ilmu (mata pelajaran), hendaklah memelihara kemajuan murid dari satu
tingkat ke tingkat yang lainnya.”
Dengan demikian, metode mengajar Al-Ghozali tidak mengikuti aliran tertentu, tetapi berupa
satu model yang diperoleh dari hasil pemikiran berdasarkan ajaran islam.
2. Konsep Pendidikan Ibnu Sina
Pemikiran Ibnu Sina dalam pendidikan antara lain berkenaan dengan tujuan pendidikan,
kurikulum, metode pengajaran, guru dan pelaksanaan hukuman dalam pendidikan.
· Tujuan Pendidikan
Menurut Ibnu Sina, bahwa tujuan pendidikan harus diarahkan pada pengembangan
seluruh potensi yang dimiliki seseorang ke arah perkembangannya yang sempurna, yaitu
perkembangan fisik, intelektual dan budi pekerti. Selain itu tujuan pendidikan menurut Ibnu Sina
harus diarahkan pada upaya mempersiapkan seseorang agar dapat hidup di masyarakat secara
bersama-sama dengan melakukan pekerjaan atau keahluian yang dipilihnya sesuai dengan bakat,
kesiapan dan kecenderungan dan potensi yang dimilikinya. Selain itu Ibnu Sina juga
mengemukakan tujuan pendidikan yang bersifat keterampilan yang ditujukan pada pendidikan
bidang perkayuan, penyablonan dan sebagainya, sehingga akan muncul tenaga-tenaga yang
professional yag mampu mengerjakan secara professional.
Selain itu tujuan pendidikan yang dikemukakan Ibnu Sina tersebut tampak didasarkan
pada pandangannya tentang Insan Kamil (Manusia Yang Sempurna), yaitu manusia yang terbina
seluruh potensi dirinya secara seimbang dan menyeluruh, sebagaimana dikemukakan pada bagia
diatas. Ibnu Sina juga ingin agar tujuan pendidikan universal itu diarahkan kepada terbentuknya
manusia yang sempurna itu.
Rumusan tujuan pendidikan yang dikemukakan Ibnu Sina tampak mencerminkan
sikapnya yang selain sebagai seorang pemikir, juga sebagai pekerja dan praktisi, dan hal itu
memang terdapat dalam dirinya sebagaimana dikemukakan diatas. Melalui tujuan pendidikan
yang dirumuskannya, ia tampak menghendaki agar orang lain meniru dirinya.
· Kurikulum
Konsep Ibnu Sina tentang kurikulum didasarkan pada tingkat perkembangan usia anak
didik. Untuk anak usia 3 sampai 5 tahun misalnya, menurut Ibnu Sina perlu diberikan mata
pelajaran olahraga, budi pekerti, kebersihan, seni suara dan kesenian.
Selanjutnya kurikulum untuk anak usia 6 sampai 14 tahun menurut Ibnu Sina adalah
mencakup pelajarn membaca dan menghafal Al-Qur’an, pelajaran agama, pelajaran sya’ir, dan
pelajaran olahraga.
Sedangkan kurikulum untuk anak usia 14 tahun keatas. Pandangan Ibnu Sina terhadap
mata pelajaran yang harus diberikan kepada anak usia 14 tahun keatas berbeda dengan mata
pelajaran yag harus diberikan kepada anak usia sebelum 14 tahun sebagaimana telah disebutkan
diatas. Mata pelajaran yang dapat diberikan kepada anak usia 14 tahun keatas, amat banyak
jumlahnya, namun pelajaran tersebut perlu dipilih sesuai dengan bakat dan minat si anak. Ini
menunjukkan perlu adanya pertimbangan denga kesiapan anak didik. Dengan cara demikian, si
anak akan memiliki kesiapan untuk menerima pelajaran tersebut dengan baik. Ibnu Sina
menganjurkan kepada para pendidik agar memilihkan jenis pelajaran yang berkaitan denga
keahlian tertentu yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh anak didiknya.
· Metode Pengajaran
Konsep metode pengajaran yang ditawarkan Ibnu Sina antara lain terlihat pada setiap
materi pelajaran. Dalam setiap pembahasan materi pelajaran, Ibnu Sina selalu membicarakan
tentang cara mengajarkan anak didik. Berdasarkan pertimbangan psikologisnya, Ibnu Sina
berpendapat bahwa suatu materi pelajaran tertentu tidak akan dapat dijelaskan kepada
bermacam-macam anak didik dengan salah satu cara saja, melainkan harus dicapai dengan
berbagai cara sesuai dengan perkembangan psikologisnya.
Penyampaian materi pelajaran pada anak menurutnya harus disesuaikan dengan sifat dari
materi pelajaran tersebut, sehingga antara metode dengan materi yang diajarkan tidak ak
kehilangan daya relevansinya. Metode pengajaran yang ditawarkan Ibnu Sina antara lain metode
talqin, demonstrasi, pembiasaan dan teladan, diskusi, magang dan penugasan.
Dari beberapa metode diatas, hingga sekarang masih banyak digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa pemikiran Ibnu Sina dalam bidang metode
pengajaran masih relevan denga tuntutan zaman, bahkan melampauinya.
· Konsep Guru
Konsep guru yang ditawarkan Ibnu Sina antara lain berkisar tentang guru yang baik.
Dalam hubungan ini Ibnu Sina mengatakan bahwa guru yang baik adalah guru yang berakal
cerdas, beragama, mengetahui cara mendidik akhak, cakap dalam mendidik anak, berpenampilan
tenang, jauh dari berolok-olok dan main-main dihadapan muridnya, tidak bermuka masam, sopan
santun, bersih dan suci murni.
Jika diamati secara seksama, tampak bahwa potret guru yang dikehendaki Ibnu Sina
adalah guru yang lebih lengkap dari potret guru yang dikemukakan para ahli sebelumnya. Dalam
pendapatnya itu, Ibnu Sina selain menekankan unsur kompetensi atau kecakapan dalam
mengajar, juga berkepribadian yang baik. Dengan kompetensi itu, seorang guru akan dapat
mencerdaskan anak didiknya dengan berbagai pengetahuan yang diajarkannya, dan dengan aklak
ia akan dapat membina mental dan akhlak anak.
Guru seperti itu, tampaknya diangkat dari sifat dan kepribadian yang terdapat pada diri
Ibnu Sina sendiri, yang selain memiliki kompetensi akhlak yag baik, juga memiliki kecerdasan
dan keluasan ilmu.
· Konsep Hukuman dalam Pelaksanaanya
Ibnu Sina pada dasarnya tidak berkenan menggunakan hukuman dalam kegiatan
pengajaran. Hal ini didasarkan pada sikapnya yang sangat menghargai martabat manusia. Namun
dalam keadaan terpaksa hukuman dapat dilakukan dengan cara yang amat hati-hati. Ibnu Sina
menyadari sepenuhnya, bahwa manusia memiliki naluri yang selalu ingin disayang, tidak suka
diperlakukan kasar dan lebih suka diperlakukan halus. Atas dasar pandangan kemanusiaan inilah
maka Ibnu Sina sangat mebatasi pelaksanaan hukuman.
Ibnu Sina membolehkan pelaksanaan hukuman dengan cara yang ekstra hati-hati, dan hal
itu hanya boleh dilakukan dalam keadaan terpaksa atau tidak normal. Sedangkan dalam keadaan
normal, hukuman tidak boleh dilakukan. Sikap humanistic ini amat sejalan dengan alam
demokrasi yang amat menuntut keadilan, kemanusiaan, kesederajatan dan sebagainya.
3. Konsep Pendidikan Ibnu Taimiyah
Pemikiran Ibnu Taimiyah dalam bidang pendidikan dapat dibagi ke dalam pemikirannya
dalam bidang konsep belajar, metodologi pendidikan, hubungan antara manusia dan pendidikan.
Seluruh pemikirannya dalam bidang bidang pendidikan itu ia bangun berdasarkan keterangan
yang jelas sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah melalui pemahaman yang
mendalam, jernih dan energik. Pemikirannya dalam bidang pendidikan itu merupakan respon
terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat Islam pada saat itu yang menuntut
pemecahan yang secara strategis melalui jalur pendidikan. Semuanya itu secara singkat dapat
dikemukakan sebagai berikut :
· Konsep Belajar
Konsep belajar terbagi dalam dua teori, yaitu teori malakah dan teori tadarruj.[1]Konsep
belajar menurut teori malakah adalah upaya untuk memperoleh malakah itu sendiri, yakni
penyerapan yang betul-betul mengakar dalam jiwa. Malakah dimiliki oleh orang-orang yang
sungguh-sungguh mendalami suatu ilmu atau keterampilan tertentu.
[1]Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011, hlm. 296
Malakh dibedakan dengan pemahaman (al-fahm) dan hafalan ( al-muhafah). Pemahaman
dan hafalan adalah suatu hal yang mungkin sama baiknya dengan orang awam dan para pelajar
yang sungguh-sungguh mendalami satu waktu. Akan tetapi, malakah adalah ekslusif bagi orang
yang mendalami secara sungguh-sungguh saja dan cenderung bersifat kognitif. Adapun teori
tadarruj menyatakan bahwa belajar yang efektif adalah belajar yang sesuai dengan kebertahapan
dengan kerja akal, yakni bertahap, sedikit demi sedikit dan berkesinambungan.
· Metodologi Pendidikan
Sesuai dengan teori belajar malakah dan tadarruj, Ibnu Taimiyyah menampilkan metode
belajar melalui tiga langkah, yaitu pendahuluan, pengembangan dan penuntasan.ia
menambahkan bahwa pandangan tentang metode belajar didasarkan pada asumsi kesanggupan
manusia dalam memahami dan menguasai sesuatu hanyalah dengan berjalan sedikit demi sedikit.
Ini didasarka pada prinsip Al-Qur’an dalam surat Al-Baqaroh ayat 286 yang menyatakan, “Allah
tidak membebani seseorang, sesuai dengan kesanggupannya.” Oleh karena itu, ia menganjurkan
para pendidik untuk mengembangkan lebih jauh sesuai dengan bahan dan kesanggupan jiwa
subjek atau anak didik, dan metode ini juga harus disempurnakan atau dilengkapi dengan
memberi contoh-contoh konkret dan alat peraga. Sementara itu, evaluasi dalam teori belajar
mengajar, hanya menunjukka penilaian sejauh mana setiap proses belajar telah mencapai
malakah. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang malakah yang dicapai subjek
didik,evaluasi dilakukan pada setiap tahap belajar.
Beberapa prinsip metodologis yang dapat dirangkum melalui pandangan Ibnu Taimiyyah adalah
sebagai berikut :
a. Hendaknya tidak menyajikan pelajaran yang sulit kepada anak didik yang baru
belajar. Anak didik harus diberi persiapan secara bertahap menuju kesempurnaan.
b. Agar anak didik diajarkan masalah-masalah yang sederhana, yang dapat ditangkap
oleh akal pikirannya, baru kemudian secara bertahap dibawa ke hal-hal yang lebih
sukar dengan mempergunakan contoh-contoh yang baik, alat peraga atau alat
tertentu.
c. Jangan memberikan ilmu yang melebihi akal pikiran anak didik karena hal itu dapat
menyebabkan anak didik menjauhi ilmu dan membuatnya malas mempelajarinya.
Penjabaran ilmu ke dalam kurikulum harus mengacu pada wawasan teosentrik, ilmu-ilmu tidak
bebas nilai, kesatuan iman, ilmu dan amal, dengam mempertimbangkan prinsip-prinsip
integritas, interval, orientasi pada tujuan, kontinuitas, sinkronisasi, relevansi, dan efektivitas.
· Hubungan Manusia dan Pendidikan
Pendidikan sebagai suatu yang alami bagi manusia dan Al-Qur’an sebagai dasar rujukan
serta kajian dalam pendidikan dan pengajaran. Keduanya merupakan fondasi bagi semua
keahlian yang diperoleh kemudian. Aspek-aspek pendidikan menurut Ibnu Taimiyyah adalah :
Pertama, dilihat dari ruang lingkup belajar tujuan pendidikan yang harus dirumuskan dalam tiga
matra capaian, yaitu kognitif (penguasaan ilmu), afektif (penguasaan sikap-sikap tertentu), matra
psikomotorik (penguasaan aspek-aspek tertentu). Kedua,dilihat dari segi pola mengajar. Tiga
tahap atau matra tujuan itu harus dirmuskan untuk setiap tahap yang berlangsung, dan masing-
masing tahap diharapkan mencapai sasaran tertentu. Pendidik sering disebut juga dengan
pengajar atau guru. Di dalam bahasan ini, istilah yang aka digunakan adalah pendidik.
pendidikan dalam konsep Ibnu Taimiyyah adalah sebagai sinaah, yang bertolak dari gejala
pendorong manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan (skill), yakni pikiran
yang sangat berhasrat untuk memperoleh ilmu dan skill itu.
Pendidikan, menurut Ibnu Taimiyyah adalah mata pencaharian atau industry untuk
memperoleh penghidupan. Dilihat dari ruang lingkup belajar, pendidikan bertujuan dalam hal
penguasaan ilmu,internalisasi sikap-sikap yang baik, dan penguasaan skill tertentu yang
kesemuanya bermuara pada realitas manusia sebagai kholifah di bumi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dijabarkan berbagai macam metode pengajaran, yang meliputi metode
spekulatif dan kontemplatif, metode normative, metode analisis konsep, metode pendekatan
sejarah, metode komprehensif, metode analisis sintetis. Selain itu, dijelaskan berbagai ragam
pemikiran para tokoh mengenai konsep pendidikan Islam yang meliputi tujuan pendidikan,
kurikulum, konsep belajar, konsep guru dan konsep hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: CV.Pustaka Setia, 2011,
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2000,
Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005,
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000,
Sudarsono, Fisafat Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007,
Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011,
http:// Pemikiran Filsafat Islam.com

More Related Content

What's hot

PPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIK
PPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIKPPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIK
PPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIK
Norma Eka Apriliana
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaNur Arifaizal Basri
 
Model Interaksi Sosial
Model Interaksi SosialModel Interaksi Sosial
Model Interaksi SosialSiti Nurjanah
 
desain instruksional
desain instruksionaldesain instruksional
desain instruksional
zulfawardi S.Pd.I., MA
 
power point diagnosa prognosa dalam BK
power point diagnosa prognosa dalam BKpower point diagnosa prognosa dalam BK
power point diagnosa prognosa dalam BK
khomisah
 
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIKTEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIKRanny Rolinda R
 
KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELINGKEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING
Ana Onana
 
SILABUS SKI 7 MTS
SILABUS SKI 7 MTSSILABUS SKI 7 MTS
SILABUS SKI 7 MTS
riyatno abdillah
 
Metode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranMetode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaran
rina afriani
 
teori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asingteori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asingOktari Aneliya
 
Teori belajar bruner
Teori belajar brunerTeori belajar bruner
Teori belajar bruner
Sri Sukmawati
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
Ade Ria Erianti
 
Pemanfaatan youtube sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan youtube sebagai media pembelajaranPemanfaatan youtube sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan youtube sebagai media pembelajaranPartha Putra
 
Persepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialPersepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialkkepyy
 
Landasan Teknologi Pendidikan - Kawasan Pengembangan
Landasan Teknologi Pendidikan - Kawasan PengembanganLandasan Teknologi Pendidikan - Kawasan Pengembangan
Landasan Teknologi Pendidikan - Kawasan Pengembangan
Amalia Puspha Rini
 
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...-Nining Syafitri
 
Ppt evaluasi-kurikulum-kel.-1
Ppt evaluasi-kurikulum-kel.-1Ppt evaluasi-kurikulum-kel.-1
Ppt evaluasi-kurikulum-kel.-1
arlanridfan farid
 
Pragmatik&pembelajaran bahasa
Pragmatik&pembelajaran bahasaPragmatik&pembelajaran bahasa
Pragmatik&pembelajaran bahasaKen Arok
 

What's hot (20)

PPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIK
PPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIKPPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIK
PPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIK
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
 
Model Interaksi Sosial
Model Interaksi SosialModel Interaksi Sosial
Model Interaksi Sosial
 
desain instruksional
desain instruksionaldesain instruksional
desain instruksional
 
power point diagnosa prognosa dalam BK
power point diagnosa prognosa dalam BKpower point diagnosa prognosa dalam BK
power point diagnosa prognosa dalam BK
 
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIKTEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
 
KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELINGKEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING
 
SILABUS SKI 7 MTS
SILABUS SKI 7 MTSSILABUS SKI 7 MTS
SILABUS SKI 7 MTS
 
Metode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranMetode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaran
 
teori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asingteori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asing
 
Teori belajar bruner
Teori belajar brunerTeori belajar bruner
Teori belajar bruner
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
 
Pemanfaatan youtube sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan youtube sebagai media pembelajaranPemanfaatan youtube sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan youtube sebagai media pembelajaran
 
Linguistik
LinguistikLinguistik
Linguistik
 
Teori belajar b.f skinner
Teori belajar b.f skinnerTeori belajar b.f skinner
Teori belajar b.f skinner
 
Persepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialPersepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosial
 
Landasan Teknologi Pendidikan - Kawasan Pengembangan
Landasan Teknologi Pendidikan - Kawasan PengembanganLandasan Teknologi Pendidikan - Kawasan Pengembangan
Landasan Teknologi Pendidikan - Kawasan Pengembangan
 
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
 
Ppt evaluasi-kurikulum-kel.-1
Ppt evaluasi-kurikulum-kel.-1Ppt evaluasi-kurikulum-kel.-1
Ppt evaluasi-kurikulum-kel.-1
 
Pragmatik&pembelajaran bahasa
Pragmatik&pembelajaran bahasaPragmatik&pembelajaran bahasa
Pragmatik&pembelajaran bahasa
 

Similar to Filosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh dini

Resume pengertian filsafat pendidikan.docx
Resume pengertian filsafat pendidikan.docxResume pengertian filsafat pendidikan.docx
Resume pengertian filsafat pendidikan.docx
nazliyahfitri
 
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup filsafat pendidikan Islam
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup  filsafat pendidikan Islam Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup  filsafat pendidikan Islam
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup filsafat pendidikan Islam
Ikram ishadila (202127050)
 
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docx
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docxpaper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docx
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docx
ALABDALI2
 
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.pdf
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.pdfpaper mk filsafat pendidikan kelompok 1.pdf
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.pdf
irnayunita2
 
RESUME MATERI I.docx
RESUME MATERI I.docxRESUME MATERI I.docx
RESUME MATERI I.docx
IrdayantiIrda
 
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAMFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Nurul Safiqa
 
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docx
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docxFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docx
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docx
AnnisaFajri3
 
1. Filsafat pendidikan.doc
1. Filsafat pendidikan.doc1. Filsafat pendidikan.doc
1. Filsafat pendidikan.doc
Riska Affriany
 
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Ndya2
 
resume filsafat kelompok 1.docx
resume filsafat kelompok 1.docxresume filsafat kelompok 1.docx
resume filsafat kelompok 1.docx
NurAkmal50
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
Warnet Raha
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
Warnet Raha
 
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.pptx
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.pptxFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.pptx
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.pptx
DKRUmbulsari
 
resume kepompok 1.pdf
resume kepompok 1.pdfresume kepompok 1.pdf
resume kepompok 1.pdf
Muksal Mina
 

Similar to Filosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh dini (20)

Resume pengertian filsafat pendidikan.docx
Resume pengertian filsafat pendidikan.docxResume pengertian filsafat pendidikan.docx
Resume pengertian filsafat pendidikan.docx
 
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup filsafat pendidikan Islam
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup  filsafat pendidikan Islam Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup  filsafat pendidikan Islam
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup filsafat pendidikan Islam
 
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docx
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docxpaper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docx
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docx
 
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.pdf
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.pdfpaper mk filsafat pendidikan kelompok 1.pdf
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.pdf
 
RESUME MATERI I.docx
RESUME MATERI I.docxRESUME MATERI I.docx
RESUME MATERI I.docx
 
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAMFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
 
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docx
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docxFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docx
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docx
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
1. Filsafat pendidikan.doc
1. Filsafat pendidikan.doc1. Filsafat pendidikan.doc
1. Filsafat pendidikan.doc
 
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
 
resume filsafat kelompok 1.docx
resume filsafat kelompok 1.docxresume filsafat kelompok 1.docx
resume filsafat kelompok 1.docx
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat 2 (2)
Makalah filsafat 2 (2)Makalah filsafat 2 (2)
Makalah filsafat 2 (2)
 
Kata pengantardd
Kata pengantarddKata pengantardd
Kata pengantardd
 
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.pptx
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.pptxFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.pptx
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.pptx
 
resume kepompok 1.pdf
resume kepompok 1.pdfresume kepompok 1.pdf
resume kepompok 1.pdf
 

More from Andi Uli

Ahlak tasawuf
Ahlak tasawufAhlak tasawuf
Ahlak tasawuf
Andi Uli
 
Sejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamSejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islam
Andi Uli
 
Produk kosmetik nabati dan hewani 2
Produk kosmetik nabati dan hewani 2Produk kosmetik nabati dan hewani 2
Produk kosmetik nabati dan hewani 2
Andi Uli
 
Makalah surat menyurat
Makalah surat menyuratMakalah surat menyurat
Makalah surat menyurat
Andi Uli
 
Makalah proklamasi
Makalah proklamasiMakalah proklamasi
Makalah proklamasi
Andi Uli
 
Makalah pbb
Makalah pbbMakalah pbb
Makalah pbb
Andi Uli
 
Makalah kerajaan kota kapur dam tulang bawang
Makalah kerajaan kota kapur dam tulang bawangMakalah kerajaan kota kapur dam tulang bawang
Makalah kerajaan kota kapur dam tulang bawang
Andi Uli
 
Gejala perasaan
Gejala perasaanGejala perasaan
Gejala perasaan
Andi Uli
 
Karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi 3
Karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi 3Karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi 3
Karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi 3
Andi Uli
 
Kliping sarpras
Kliping sarprasKliping sarpras
Kliping sarpras
Andi Uli
 
Kliping gejala sosial
Kliping gejala sosialKliping gejala sosial
Kliping gejala sosial
Andi Uli
 
Historis filsafat
Historis filsafatHistoris filsafat
Historis filsafat
Andi Uli
 
Hasil kebudayaan masyarakat indonesia pada masa praaksara smp 1
Hasil kebudayaan masyarakat indonesia pada masa praaksara smp 1Hasil kebudayaan masyarakat indonesia pada masa praaksara smp 1
Hasil kebudayaan masyarakat indonesia pada masa praaksara smp 1
Andi Uli
 
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paudHakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
Andi Uli
 
Busana muslim muslimah
Busana muslim muslimahBusana muslim muslimah
Busana muslim muslimah
Andi Uli
 
Pemeliharaan dan perawatan barang kantor
Pemeliharaan dan perawatan barang kantorPemeliharaan dan perawatan barang kantor
Pemeliharaan dan perawatan barang kantor
Andi Uli
 
Naskah cerpen
Naskah cerpenNaskah cerpen
Naskah cerpen
Andi Uli
 
Makalah peristiwa penting proklamasi
Makalah  peristiwa penting proklamasiMakalah  peristiwa penting proklamasi
Makalah peristiwa penting proklamasi
Andi Uli
 
Geografi ( sumber daya alam peternakan )
Geografi ( sumber daya alam peternakan )Geografi ( sumber daya alam peternakan )
Geografi ( sumber daya alam peternakan )
Andi Uli
 
Gejala perasaan
Gejala perasaanGejala perasaan
Gejala perasaan
Andi Uli
 

More from Andi Uli (20)

Ahlak tasawuf
Ahlak tasawufAhlak tasawuf
Ahlak tasawuf
 
Sejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamSejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islam
 
Produk kosmetik nabati dan hewani 2
Produk kosmetik nabati dan hewani 2Produk kosmetik nabati dan hewani 2
Produk kosmetik nabati dan hewani 2
 
Makalah surat menyurat
Makalah surat menyuratMakalah surat menyurat
Makalah surat menyurat
 
Makalah proklamasi
Makalah proklamasiMakalah proklamasi
Makalah proklamasi
 
Makalah pbb
Makalah pbbMakalah pbb
Makalah pbb
 
Makalah kerajaan kota kapur dam tulang bawang
Makalah kerajaan kota kapur dam tulang bawangMakalah kerajaan kota kapur dam tulang bawang
Makalah kerajaan kota kapur dam tulang bawang
 
Gejala perasaan
Gejala perasaanGejala perasaan
Gejala perasaan
 
Karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi 3
Karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi 3Karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi 3
Karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi 3
 
Kliping sarpras
Kliping sarprasKliping sarpras
Kliping sarpras
 
Kliping gejala sosial
Kliping gejala sosialKliping gejala sosial
Kliping gejala sosial
 
Historis filsafat
Historis filsafatHistoris filsafat
Historis filsafat
 
Hasil kebudayaan masyarakat indonesia pada masa praaksara smp 1
Hasil kebudayaan masyarakat indonesia pada masa praaksara smp 1Hasil kebudayaan masyarakat indonesia pada masa praaksara smp 1
Hasil kebudayaan masyarakat indonesia pada masa praaksara smp 1
 
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paudHakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
 
Busana muslim muslimah
Busana muslim muslimahBusana muslim muslimah
Busana muslim muslimah
 
Pemeliharaan dan perawatan barang kantor
Pemeliharaan dan perawatan barang kantorPemeliharaan dan perawatan barang kantor
Pemeliharaan dan perawatan barang kantor
 
Naskah cerpen
Naskah cerpenNaskah cerpen
Naskah cerpen
 
Makalah peristiwa penting proklamasi
Makalah  peristiwa penting proklamasiMakalah  peristiwa penting proklamasi
Makalah peristiwa penting proklamasi
 
Geografi ( sumber daya alam peternakan )
Geografi ( sumber daya alam peternakan )Geografi ( sumber daya alam peternakan )
Geografi ( sumber daya alam peternakan )
 
Gejala perasaan
Gejala perasaanGejala perasaan
Gejala perasaan
 

Recently uploaded

Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 

Recently uploaded (20)

Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 

Filosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh dini

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Filsafat adalah suatu aktifitas manusia dalam mempergunakan akal pikirannya sebaik mungkin, untuk mengetahui dan menjawab secara mendalam segala persoalan. Apabila segala persoalan tersebut diorientasikan terbatas untuk memahami bidang pendidikan, lahirlah yang dinamakan sebagai fisafat pendidikan. Filsafat pendidikan bukanlah filsafat umum atau filsafat murni, melainkan merupakan filsafat khusus atau terapan. Apabila dilihat dari karakteristik objeknya, filsafat terbagi dalam dua macam, yaitu filsafat umum atau murni, dan filsafat khusus atau terapan. Berbeda dengan filsafat umum yang objeknya adalah kenyataan keseluruhan segala sesuatu, filsafat khusus mempunyai objek salah satu aspek kehidupan manusia yang penting. Salah satu aspek tersebut adalah bidang pendidikan. Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa filsafat pendidikan adalah filsafat terapan yang menyelidiki hakikat pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya, serta hakihat pendidikan, yang bersangkut paut dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaannya. Berkenaan dengan filsafat pendidikan islam, Fadhil Jamaly merumuskan pengertiannya sebagai pandangan mendasar tentang pendidikan yang bersumber ajaran Islam yang berorientasi pengembangannya didasarkan pada ajaran tersebut. Batasan ini menjelaskan bahwa seluruh kajian tentang pendidikan dalam filsafat pendidikan islam, harus senantiasa bersumber dari ajaran islam, sedangkan orientasi pemikiran dan pengembangannya juga diarahkan untuk tidak menyimpang dari ajaran islam. Definisi diatas menerangkan bahwa filsafat pendidikan agama islam, selain dipandang sebagai studi filosofis dari sistem dan aliran filsafat islam, juga berusaha mengetahui sampai sejauh mana pengaruh keberadaan pendidikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan umat Islam karena bagaimanapun formulasi pendidikan islam, pada akhirnya diharapkan dapat memberikan implikasi positif terhadap pemecahan problematika umat islam.
  • 2. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka dalam makalah ini pemakalah akan berusaha menguraikan dan menjelaskan tentang : a) Apa saja metode yang dapat digunakan dalam filsafat pendidikan Islam ? b) Bagaimana pemikiran para tokoh mengenai konsep dan metode pengajaran dalam pendidikan Islam ?
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Metode dalam filsafat pendidikan islam Keberhasilan filsafat dalam menyelesaikan berbagai problematika yang dihadapinya, tentunya tidak terlepas dari metode yang digunakannya. Metode, secara harfiah berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata depan meta dan kata benda hodos. Kata meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sedangka kata hodos berarti cara, jalan dan arah. Menurut istilah, metode adalah cara berpikir menurut system tertentu. Runesa menjelaskan, metode adalah prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dari dua pendapat diatas, disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang optimal. Metode senantiasa inhern dengan ilmu pengetahuan, karena metode berfungsi sebagai cara yang dipakai untuk menelaah dan memecahkan persoalan dalam ilmu pengetahuan tersebut. Secara operasional, metode yang dapat dipergunakan dalam filsafat pendidikan Islam diantaranya adalahsebagai berikut : 1) Metode spekulatif dan kontemplatif, yang merupakan metode dalam setiap cabang filsafat. Sering disebut dengan metode tafakur, yang berarti berpikir secara mendalam untuk mendapatkan kebenaran hakiki dari objek yang sedang dipikirkan. 2) Metode normatif, yaitu metode yang dipakai untuk mencari dan menetapkan aturan dalam kehidupan yang nyata. Dalam filsafat Islam sering disebut dengan istilah pendekatan syari’ah, yaitu mencari ketentuan dan menetapkan ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh menurut syari’at islam. 3) Analisi konsep, yaitu disebut juga analisis bahasa, yaitu menganalisis kata yang dianggap kunci pokok, dan mewakili gagasan atau konsep, untuk mengetahui arti yang sesungguhnya dari kata tersebut. 4) Pendekatan sejarah, yaitu mengambil pelajaran dari peristiwa dan kejadian masa lalu karena peristiwa tersebut berguna memberikan petunjuk dalam membina masa depan.
  • 4. Dalam filsafat islam, penggunaan sunnah dan siroh nabi sebagai sumber, pada hakikatnya merupakan contoh factual penggunaan analisis sejarah ini. 5) Pendekatan komprehensif atau terpadu antara sumber naqli, aqli dan ima, sebagaimana yang dikembangkan oleh Al-Ghozali untuk mencapai kebenaran yang sungguh- sungguh. Pendekatan ini selain mempergunakan pola verpikir empiris, juga menggunakan pendekatan intuitif. 6) Metode analisis sintetis, yaitu suatu metode yang didasarkan pada pendekatan rasional dan logis terhadap sasaran pemikiran, baik secara induktif maupun deduktif. Metode-metode di atas merupakan metode yang telah lama dipergunakan dalam khazanah filsafat pendidikan islam., tetapi tidak menutup kemungkinan munculnya metode yang lain dan baru, yang lebih spesifik dan akurat dalam memecahkan persoalan yang dihadapi oleh pendidikan islam. Filsafat pendidikan Islam yang secara structural merupakan bagian dari filsafat islam, dan secara fungsional tidak terlepas dari pendidikan islam, mempunyai peran dan tujuan tertentu yang terkait dengan Islam sebagai system agama yang universal. Secara tegas dikatakan bahwa manusia dituntut untuk selalu beribadah kepada Allah SWT. Dalam arti yang seluas-luasnya maka filsafat pendidikan islam, filsafat islam, dan pendidikan islam, pada dasarnya diarahkan pada pencapaian semua itu. 2.2 Pemikiran Para Tokoh Mengenai Konsep Pendidikan Islam 1. Konsep Pendidikan Al-Ghozali Untuk mengetahui konsep pendidikan Al-Ghozali ini dapat diketahui antara lain dengan cara mengetahui dan memahami pemikirannya yang berkenaan dengan berbagai aspek yang berkaitan dengan pendidikan, yaitu tujuan pendidikan, kurikulum, metode, etika guru dan etika murid. Rumusan tujuan pendidikan pada hakikatnya merupakan rumusan filsafat atau pemikiran yang mendalam tentang pendidikan. Seseorang baru dapat merumuskan suatu tujuan kegiatan, jika ia memahami secara benar filsafat yag mendasarinya. Rumusan tujuan ini
  • 5. selanjutnya akan menentukan aspek kurikulum, metode, guru dan lainnya yang berkaitan dengan pendidikan. Dari hasil studi terhadap pemikiran Al-Ghozali dapat diketahui dengan jelas, bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai melalui kegiatan pendidikan ada dua. Pertama, tercapainya kesempurnaan insane yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah. Kedua, kesempurnaan insane yang bermuara pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Selain membahas tentang tujuan, Al-Ghozali juga mengemukakan tentang konsep kurikulum yang terkait erat dengan konsepnya mengenai ilmu pengetahuan, dalam pandangan Al-Ghozali ilmu pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi tiga rumpun yakni : 1) Ilmu pengetahuan yang tercela secara mutlak 2) Ilmu pengetahuan yag terpuji, baik sedikit maupun banyak, tapi kalau banyak aka lebih baik 3) Ilmu pengetahuan yang dalam kadar tertentu terpuji, tetapi jika mendalaminya tercela Dalam menyusun kurikulum pelajaran, Al-Ghozali memberi perhatian khusus pada ilmu- ilmu agama dan etika sebagaimana dilakukannya terhadap ilmu-ilmu yang sangat menentukan bagi kehidupan masyarakat. Dengan kata lain, ia mementingkan sisi yang factual dalam kehidupan, yaitu sisi yang tidak harus tetap ada. Selain itu Al-Ghozali juga menekankan sisi budaya. Ia jelaskan kenikmatan ilmu dan kelezatannya. Menurutnya ilmu itu wajib dituntut bukan karena keuntungan di luar hakikatnya, tapi karena hakikatnya sendiri. Sebaliknya, Al- Ghozali tidak mementingkan ilmu-ilmu yang berbau seni atau keindahan, sesuai dengan sifat kepribadiannya yang dikuasai yaitu tasawuf dan zuhud. Kurikulum yang diajukan Al-Ghozali ini mendorong kita untuk mengaitkan pada kurikulum yang disusun oleh Herbert Spencer, seorang filosuf berkebangsaan inggris yang muncul pada penghujung abad ke XIX. Dalam sejarah pemikiran tercatat, bahwa spencer termasuk filosuf dan pendidik awal yang berpikir langsung untuk menyusun kurikulumpelajaran yang berdasarkan pada prinsip-prinsip tertentuserta sejalan dengan tujuan pendidikan yang telah digariskannya yang sejalan dengan fisafatnya.
  • 6. Perhatian Al-Ghozali juga tertuju pada metode pengajaran yang lebih ditujukan pada pengajaran agama untuk anak-anak. Adapun dalam hal yang berkaitan dengan metode mengajar secara umum hanya dikemukakan prinsip-prinsip tertentu dalam langkah-langkah khusus yang seyogianya diikuti oleh seorang guru dalam menunaikan tugas mengajar. Pada dasarnya, Al-Ghozali yang hidup pada masa Sembilan abad yang lalu, banyak menemukan dasar-dasar pemikiran tentang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataannya berikut : “Seorang guru yang diberi tugas mengajar suatu ilmu tertentu hendaknya memberika kelonggaran seluas-luasnya kepada murid untuk mempelajari pelajaran yang lain. Jika diberi tugas mengajar beberapa ilmu (mata pelajaran), hendaklah memelihara kemajuan murid dari satu tingkat ke tingkat yang lainnya.” Dengan demikian, metode mengajar Al-Ghozali tidak mengikuti aliran tertentu, tetapi berupa satu model yang diperoleh dari hasil pemikiran berdasarkan ajaran islam. 2. Konsep Pendidikan Ibnu Sina Pemikiran Ibnu Sina dalam pendidikan antara lain berkenaan dengan tujuan pendidikan, kurikulum, metode pengajaran, guru dan pelaksanaan hukuman dalam pendidikan. · Tujuan Pendidikan Menurut Ibnu Sina, bahwa tujuan pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seseorang ke arah perkembangannya yang sempurna, yaitu perkembangan fisik, intelektual dan budi pekerti. Selain itu tujuan pendidikan menurut Ibnu Sina harus diarahkan pada upaya mempersiapkan seseorang agar dapat hidup di masyarakat secara bersama-sama dengan melakukan pekerjaan atau keahluian yang dipilihnya sesuai dengan bakat, kesiapan dan kecenderungan dan potensi yang dimilikinya. Selain itu Ibnu Sina juga mengemukakan tujuan pendidikan yang bersifat keterampilan yang ditujukan pada pendidikan bidang perkayuan, penyablonan dan sebagainya, sehingga akan muncul tenaga-tenaga yang professional yag mampu mengerjakan secara professional.
  • 7. Selain itu tujuan pendidikan yang dikemukakan Ibnu Sina tersebut tampak didasarkan pada pandangannya tentang Insan Kamil (Manusia Yang Sempurna), yaitu manusia yang terbina seluruh potensi dirinya secara seimbang dan menyeluruh, sebagaimana dikemukakan pada bagia diatas. Ibnu Sina juga ingin agar tujuan pendidikan universal itu diarahkan kepada terbentuknya manusia yang sempurna itu. Rumusan tujuan pendidikan yang dikemukakan Ibnu Sina tampak mencerminkan sikapnya yang selain sebagai seorang pemikir, juga sebagai pekerja dan praktisi, dan hal itu memang terdapat dalam dirinya sebagaimana dikemukakan diatas. Melalui tujuan pendidikan yang dirumuskannya, ia tampak menghendaki agar orang lain meniru dirinya. · Kurikulum Konsep Ibnu Sina tentang kurikulum didasarkan pada tingkat perkembangan usia anak didik. Untuk anak usia 3 sampai 5 tahun misalnya, menurut Ibnu Sina perlu diberikan mata pelajaran olahraga, budi pekerti, kebersihan, seni suara dan kesenian. Selanjutnya kurikulum untuk anak usia 6 sampai 14 tahun menurut Ibnu Sina adalah mencakup pelajarn membaca dan menghafal Al-Qur’an, pelajaran agama, pelajaran sya’ir, dan pelajaran olahraga. Sedangkan kurikulum untuk anak usia 14 tahun keatas. Pandangan Ibnu Sina terhadap mata pelajaran yang harus diberikan kepada anak usia 14 tahun keatas berbeda dengan mata pelajaran yag harus diberikan kepada anak usia sebelum 14 tahun sebagaimana telah disebutkan diatas. Mata pelajaran yang dapat diberikan kepada anak usia 14 tahun keatas, amat banyak jumlahnya, namun pelajaran tersebut perlu dipilih sesuai dengan bakat dan minat si anak. Ini menunjukkan perlu adanya pertimbangan denga kesiapan anak didik. Dengan cara demikian, si anak akan memiliki kesiapan untuk menerima pelajaran tersebut dengan baik. Ibnu Sina menganjurkan kepada para pendidik agar memilihkan jenis pelajaran yang berkaitan denga keahlian tertentu yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh anak didiknya. · Metode Pengajaran Konsep metode pengajaran yang ditawarkan Ibnu Sina antara lain terlihat pada setiap materi pelajaran. Dalam setiap pembahasan materi pelajaran, Ibnu Sina selalu membicarakan
  • 8. tentang cara mengajarkan anak didik. Berdasarkan pertimbangan psikologisnya, Ibnu Sina berpendapat bahwa suatu materi pelajaran tertentu tidak akan dapat dijelaskan kepada bermacam-macam anak didik dengan salah satu cara saja, melainkan harus dicapai dengan berbagai cara sesuai dengan perkembangan psikologisnya. Penyampaian materi pelajaran pada anak menurutnya harus disesuaikan dengan sifat dari materi pelajaran tersebut, sehingga antara metode dengan materi yang diajarkan tidak ak kehilangan daya relevansinya. Metode pengajaran yang ditawarkan Ibnu Sina antara lain metode talqin, demonstrasi, pembiasaan dan teladan, diskusi, magang dan penugasan. Dari beberapa metode diatas, hingga sekarang masih banyak digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa pemikiran Ibnu Sina dalam bidang metode pengajaran masih relevan denga tuntutan zaman, bahkan melampauinya. · Konsep Guru Konsep guru yang ditawarkan Ibnu Sina antara lain berkisar tentang guru yang baik. Dalam hubungan ini Ibnu Sina mengatakan bahwa guru yang baik adalah guru yang berakal cerdas, beragama, mengetahui cara mendidik akhak, cakap dalam mendidik anak, berpenampilan tenang, jauh dari berolok-olok dan main-main dihadapan muridnya, tidak bermuka masam, sopan santun, bersih dan suci murni. Jika diamati secara seksama, tampak bahwa potret guru yang dikehendaki Ibnu Sina adalah guru yang lebih lengkap dari potret guru yang dikemukakan para ahli sebelumnya. Dalam pendapatnya itu, Ibnu Sina selain menekankan unsur kompetensi atau kecakapan dalam mengajar, juga berkepribadian yang baik. Dengan kompetensi itu, seorang guru akan dapat mencerdaskan anak didiknya dengan berbagai pengetahuan yang diajarkannya, dan dengan aklak ia akan dapat membina mental dan akhlak anak. Guru seperti itu, tampaknya diangkat dari sifat dan kepribadian yang terdapat pada diri Ibnu Sina sendiri, yang selain memiliki kompetensi akhlak yag baik, juga memiliki kecerdasan dan keluasan ilmu.
  • 9. · Konsep Hukuman dalam Pelaksanaanya Ibnu Sina pada dasarnya tidak berkenan menggunakan hukuman dalam kegiatan pengajaran. Hal ini didasarkan pada sikapnya yang sangat menghargai martabat manusia. Namun dalam keadaan terpaksa hukuman dapat dilakukan dengan cara yang amat hati-hati. Ibnu Sina menyadari sepenuhnya, bahwa manusia memiliki naluri yang selalu ingin disayang, tidak suka diperlakukan kasar dan lebih suka diperlakukan halus. Atas dasar pandangan kemanusiaan inilah maka Ibnu Sina sangat mebatasi pelaksanaan hukuman. Ibnu Sina membolehkan pelaksanaan hukuman dengan cara yang ekstra hati-hati, dan hal itu hanya boleh dilakukan dalam keadaan terpaksa atau tidak normal. Sedangkan dalam keadaan normal, hukuman tidak boleh dilakukan. Sikap humanistic ini amat sejalan dengan alam demokrasi yang amat menuntut keadilan, kemanusiaan, kesederajatan dan sebagainya. 3. Konsep Pendidikan Ibnu Taimiyah Pemikiran Ibnu Taimiyah dalam bidang pendidikan dapat dibagi ke dalam pemikirannya dalam bidang konsep belajar, metodologi pendidikan, hubungan antara manusia dan pendidikan. Seluruh pemikirannya dalam bidang bidang pendidikan itu ia bangun berdasarkan keterangan yang jelas sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah melalui pemahaman yang mendalam, jernih dan energik. Pemikirannya dalam bidang pendidikan itu merupakan respon terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat Islam pada saat itu yang menuntut pemecahan yang secara strategis melalui jalur pendidikan. Semuanya itu secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut : · Konsep Belajar Konsep belajar terbagi dalam dua teori, yaitu teori malakah dan teori tadarruj.[1]Konsep belajar menurut teori malakah adalah upaya untuk memperoleh malakah itu sendiri, yakni penyerapan yang betul-betul mengakar dalam jiwa. Malakah dimiliki oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami suatu ilmu atau keterampilan tertentu. [1]Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011, hlm. 296
  • 10. Malakh dibedakan dengan pemahaman (al-fahm) dan hafalan ( al-muhafah). Pemahaman dan hafalan adalah suatu hal yang mungkin sama baiknya dengan orang awam dan para pelajar yang sungguh-sungguh mendalami satu waktu. Akan tetapi, malakah adalah ekslusif bagi orang yang mendalami secara sungguh-sungguh saja dan cenderung bersifat kognitif. Adapun teori tadarruj menyatakan bahwa belajar yang efektif adalah belajar yang sesuai dengan kebertahapan dengan kerja akal, yakni bertahap, sedikit demi sedikit dan berkesinambungan. · Metodologi Pendidikan Sesuai dengan teori belajar malakah dan tadarruj, Ibnu Taimiyyah menampilkan metode belajar melalui tiga langkah, yaitu pendahuluan, pengembangan dan penuntasan.ia menambahkan bahwa pandangan tentang metode belajar didasarkan pada asumsi kesanggupan manusia dalam memahami dan menguasai sesuatu hanyalah dengan berjalan sedikit demi sedikit. Ini didasarka pada prinsip Al-Qur’an dalam surat Al-Baqaroh ayat 286 yang menyatakan, “Allah tidak membebani seseorang, sesuai dengan kesanggupannya.” Oleh karena itu, ia menganjurkan para pendidik untuk mengembangkan lebih jauh sesuai dengan bahan dan kesanggupan jiwa subjek atau anak didik, dan metode ini juga harus disempurnakan atau dilengkapi dengan memberi contoh-contoh konkret dan alat peraga. Sementara itu, evaluasi dalam teori belajar mengajar, hanya menunjukka penilaian sejauh mana setiap proses belajar telah mencapai malakah. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang malakah yang dicapai subjek didik,evaluasi dilakukan pada setiap tahap belajar. Beberapa prinsip metodologis yang dapat dirangkum melalui pandangan Ibnu Taimiyyah adalah sebagai berikut : a. Hendaknya tidak menyajikan pelajaran yang sulit kepada anak didik yang baru belajar. Anak didik harus diberi persiapan secara bertahap menuju kesempurnaan. b. Agar anak didik diajarkan masalah-masalah yang sederhana, yang dapat ditangkap oleh akal pikirannya, baru kemudian secara bertahap dibawa ke hal-hal yang lebih sukar dengan mempergunakan contoh-contoh yang baik, alat peraga atau alat tertentu. c. Jangan memberikan ilmu yang melebihi akal pikiran anak didik karena hal itu dapat menyebabkan anak didik menjauhi ilmu dan membuatnya malas mempelajarinya.
  • 11. Penjabaran ilmu ke dalam kurikulum harus mengacu pada wawasan teosentrik, ilmu-ilmu tidak bebas nilai, kesatuan iman, ilmu dan amal, dengam mempertimbangkan prinsip-prinsip integritas, interval, orientasi pada tujuan, kontinuitas, sinkronisasi, relevansi, dan efektivitas. · Hubungan Manusia dan Pendidikan Pendidikan sebagai suatu yang alami bagi manusia dan Al-Qur’an sebagai dasar rujukan serta kajian dalam pendidikan dan pengajaran. Keduanya merupakan fondasi bagi semua keahlian yang diperoleh kemudian. Aspek-aspek pendidikan menurut Ibnu Taimiyyah adalah : Pertama, dilihat dari ruang lingkup belajar tujuan pendidikan yang harus dirumuskan dalam tiga matra capaian, yaitu kognitif (penguasaan ilmu), afektif (penguasaan sikap-sikap tertentu), matra psikomotorik (penguasaan aspek-aspek tertentu). Kedua,dilihat dari segi pola mengajar. Tiga tahap atau matra tujuan itu harus dirmuskan untuk setiap tahap yang berlangsung, dan masing- masing tahap diharapkan mencapai sasaran tertentu. Pendidik sering disebut juga dengan pengajar atau guru. Di dalam bahasan ini, istilah yang aka digunakan adalah pendidik. pendidikan dalam konsep Ibnu Taimiyyah adalah sebagai sinaah, yang bertolak dari gejala pendorong manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan (skill), yakni pikiran yang sangat berhasrat untuk memperoleh ilmu dan skill itu. Pendidikan, menurut Ibnu Taimiyyah adalah mata pencaharian atau industry untuk memperoleh penghidupan. Dilihat dari ruang lingkup belajar, pendidikan bertujuan dalam hal penguasaan ilmu,internalisasi sikap-sikap yang baik, dan penguasaan skill tertentu yang kesemuanya bermuara pada realitas manusia sebagai kholifah di bumi.
  • 12. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari uraian di atas dijabarkan berbagai macam metode pengajaran, yang meliputi metode spekulatif dan kontemplatif, metode normative, metode analisis konsep, metode pendekatan sejarah, metode komprehensif, metode analisis sintetis. Selain itu, dijelaskan berbagai ragam pemikiran para tokoh mengenai konsep pendidikan Islam yang meliputi tujuan pendidikan, kurikulum, konsep belajar, konsep guru dan konsep hukum.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: CV.Pustaka Setia, 2011, Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000, Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005, Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000, Sudarsono, Fisafat Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007, Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011, http:// Pemikiran Filsafat Islam.com