SlideShare a Scribd company logo
DAFTAR ISI

Ekspedisi Citarum Wanadri 2009........................2
Muara Gembong, Bekasi......................................4
Sekilas Potret Masyarakat Muara..........................9
Pencemaran Air: Berkah atau Bencana?............18


Fotografi: Veronica Wijaya, Candra Samekto, Diella Dachlan
Editor: Candra Samekto. Teks & Layout: Diella Dachlan
                                   xx
Ekspedisi Citarum Wanadri 2009
Penyusuran sungai Citarum dari hulu hingga hilir menjadi salah satu
kegiatan ekspedisi Wanadri pada tahun 2009 ini. Wanadri merupakan
perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung, yang didirikan
pada tahun 1964 berlokasi di Bandung.

Dalam kegiatan ekspedisi ini, Wanadri melakukan pendataan dan
pendokumentasian di sepanjang sungai Citarum. Selain mengamati
kondisi sungai berikut permasalahannya, ekspedisi ini juga akan merekam
sisi sosial masyarakat yang hidup di sepanjang aliran sungai Citarum
melalui kegiatan wawancara dan diskusi.

Persiapan kegiatan dilakukan sejak pertengahan tahun 2009 dengan
dukungan dari berbagai pihak, termasuk kontribusi para anggota senior
Wanadri dan sumber pendanaan lainnya. Rencananya, ekspedisi ini
akan dilaksanakan dalam kurun waktu sekitar enam hingga sembilan
bulan, yang juga akan diikuti oleh para anggota Wanadri dari berbagai
angkatan. Kegiatan ekspedisi kali ini dikhususkan untuk merekam
kawasan muara Citarum di daerah Bekasi.

Selain mendapatkan data dan dokumentasi yang merekam kondisi fisik
dan sosial kehidupan di sungai Citarum, diharapkan pula agar kegiatan
ini dapat menjadi bagian dari kampanye kepedulian isu-isu dan
permasalahan Citarum kepada masyarakat luas.
             2
3
Muara Gembong, Bekasi
               Daerah muara Sungai Citarum yang berada
               di Kabupaten Bekasi yaitu Muara Gembong,
               terletak sekitar 64 kilometer dari pusat Kota
               Bekasi. Secara administratif, kecamatan ini
               berada di antara Jakarta Utara dan Kabupaten
               Kerawang.

               Usaha perikanan banyak ditemui di daerah
               ini, misalnya tambak ikan bandeng, keramba
               ikan di sungai dan laut yang dikelola
               kelompok-kelompok individu, penangkapan
               ikan laut, kepiting dan udang oleh nelayan.




         4
Menurut penduduk setempat, sampai menjelang akhir tahun 80-an, kawasan ini dulunya memiliki kawasan hutan
bakau yang luas. Monyet banyak ditemui disini, demikian juga satwa lain seperti burung dan ular.




                                                    5
Kini kondisinya jauh berbeda. Dengan semakin pesatnya
perkembangan penduduk di daerah ini, beralihnya fungsi
lahan hutan bakau menjadi lahan usaha dan permukiman,
maka keberadaan satwa tersebut semakin tersingkir dan
jarang terlihat.

Dari segi lingkungan, kondisi sungai pun mengalami
penurunan dan mulai menghadapi berbagai masalah.
Salah satu masalah yang paling sering dikeluhkan oleh
penduduk sekitar adalah pembuangan limbah industri
yang diduga berasal dari Kerawang dan Bekasi.

Limbah ini bukan hanya membuat air sungai menjadi
berbau, tetapi juga mengakibatkan ikan mati, sehingga
merugikan usaha perikanan.




6
Masalah banjir yang datang setiap tahun antara bulan
    Desember dan Februari pun menyebabkan kerugian
    bagi penduduk setempat, seperti usaha tambak ikan
    merugi, gagal panen, dan penyakit.

    Di pertemuan antara sungai dan laut lepas, juga terjadi
    pendangkalan akibat endapan lumpur yang semakin
    lama semakin tebal. Di lokasi ini ketinggian air di beberapa
    tempat hanya mencapai setengah meter. Sehingga hal
    ini menyulitkan bagi perahu nelayan yang seringkali
    kandas.

    Menurut laporan media, sekitar sebelas hilir sungai di
    pantai utara Kabupaten Bekasi ini mengalami
    pendangkalan sepanjang 2 kilometer ke arah laut. Sebelas
    hilir itu di antaranya Muara Bendera (Citarum), Muara
    Mati, Muara Besar, Muara Kuntul, Muara Jaya, Muara
    Gobah, Muara Blacan, Sungai Labuh, Cikarang Bekasi
    Laut, Muara Bungin, dan Muara Beting. (Koran Tempo,
    15 Juli 2008)




7
Bencana akibat daya rusak air sepertinya tidak berhenti sampai di sini. Bahaya Abrasi masih terus mengancam
hingga saat ini. Pada beberapa puluh tahun yang lalu bibir pantai masih sekitar 200 hingga 300 meter dari bibir
pantai yang terlihat saat ini (Republika, 16 Juni 2007). Dalam dua tahun terakhir ini abrasi yang terjadi nampak
semakin parah. Penggerusan pantai ini dikatakan telah menghilangkan sekitar seribu hektar lahan tambak petani.
Penduduk sekitar menengarai bahwa pencurian pasir laut dan kerusakan hutan mangrove sebagai penyebab
percepatan terjadinya abrasi (Koran Tempo, 19 Agustus 2004).




                                                       8
Sekilas Potret
Masyarakat Muara


       xx
Sekilas Potret
     Masyarakat Muara

     Sebagian penduduk yang ditemui di dekat perbatasan
     antara sungai dan laut lepas adalah nelayan perantau
     dari daerah utara Pulau Jawa seperti Cirebon.
     Rata-rata mereka bekerja untuk pengusaha
     penangkapan ikan. Selain ikan, ada pula udang dan
     kepiting.

     Awalnya, dari pembangunan satu dua rumah semi
     permanen (terbuat dari bambu, papan atau tripleks),
     dengan berjalannya waktu maka terbentuklah
     perkampungan nelayan seperti sekarang ini. Satu
     rumah bisa ditempati oleh lebih dari dua keluarga.
     Seringkali ditambah dengan para nelayan perantau
     yang singgah untuk bekerja dan menetap sementara.

     Kaum perempuan di kawasan ini biasanya bekerja
     membantu usaha suaminya dan mengurus keluarga,
     namun banyak juga yang merantau dan bekerja
     sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negara
     tetangga seperti Malaysia atau ke Timur Tengah.

10
Ada juga masyarakat di tepi sungai yang mencari
     nafkah dengan melayani penyeberangan sungai
     menggunakan perahu kayu. Transportasi air ini
     menjadi pilihan masyarakat sekitar untuk bepergian
     karena lebih murah dan relatif lebih cepat untuk
     mencapai pusat perdagangan seperti daerah
     Marunda/Cilincing. Sesekali terlihat kapal yang
     menjual barang kelontong.

     Untuk berbelanja dan berdagang, masyarakat lebih
     memilih menuju ke arah Cilincing atau Marunda
     (Jakarta Utara) dibandingkan ke kota Bekasi, yang
     harus ditempuh dengan waktu sekitar dua hingga
     tiga jam melalui perahu dan jalan darat.

     Kondisi prasarana di perkampungan nelayan ini
     masih sangat minim. Jalan di perkampungan masih
     berupa tanah yang berubah menjadi lumpur jika
     hujan atau air pasang. Sudah terdapat sarana seperti
     puskesmas dan sekolah, meski fasilitasnya masih
     terbatas.




11
Rumah-rumah di perkampungan ini sebagian besar terbuat dari bahan gedhek (anyaman dinding bambu), tripleks dan
kayu. Jika musim angin, banyak rumah yang dinding dan atapnya terbawa angin. Jika hujan, kebocoran di dalam
sebagian besar rumah adalah hal yang biasa.

Sebagian besar masyarakat di perkampungan ini melakukan kegiatan mandi, cuci dan kakus (MCK) langsung di sungai.
Belum terlihat fasilitas pengelolaan sampah, sehingga sampah menumpuk, baik di kampung maupun aliran sungai.




                                                             Ketersediaan air bersih masih menjadi masalah yang
                                                             belum terselesaikan. Masyarakat sepanjang sungai dan
                                                             sekitar muara diharuskan membeli air bersih dalam
                                                             jerigen dikarenakan tidak mempunyai alternatif lain
                                                             untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Suplai air
                                                             bersih ini tersedia dari dari penjual air yang
                                                             menggunakan kapal.

                                                             Harga air di wilayah Muara Gembong berkisar antara
                                                             Rp. 7.000,- hingga Rp. 10.000,- per jerigen isi 20 liter.
                                                             Masyarakat menggunakan air ini hanya untuk memasak
                                                             dan minum, sedangkan untuk mandi dan mencuci
                                                             makanan mereka memilih menggunakan air sungai
                                                             yang tersedia secara gratis di belakang rumah.




                                                        12
13
14
15
Potret Sekilas Masyarakat Muara
Ibu Wani
Ibu Wani (55 tahun), sehari-harinya berjualan
gorengan. Dalam sehari keuntungan yang diperoleh
sekitar Rp 15.000-20.000. Ibu Wani memiliki 5
orang anak, dengan yang paling bungsu berumur 11
tahun dan masih duduk di bangku SD.

Suaminya yang sudah tua dan sakit-sakitan tidak lagi
bisa membantu mencari nafkah. Untuk itu, ibu
Wani menambah penghasilannya dengan mencari
kayu bakar atau mengumpulkan daun yang nama
setempatnya disebut daun “api-api” yang dapat
digunakan untuk atap, atau juga bekerja di tambak
ikan milik tetangganya.

“Hasilnya tidak tentu, berkisar antara Rp 5.000 hingga
Rp 15.000. Untuk makan kadang tidak cukup, tapi
syukurlah anak saya tetap bisa sekolah” kata ibu
Wani menjelaskan.


                                                         16
Kampungnya baru dilanda angin kencang. Rumah anak
sulungnya terangkat terbawa angin hampir seluruh bagian
dinding dan atapnya, sehingga tidak lagi dapat ditempati.

“Belum ada modal untuk membangun kembali rumah itu,
sementara ini mereka tinggal dengan saya” tutur Ibu Wani
tanpa menunjukkan keputusasaan.




                                                       17
Pencemaran Air
Berkah atau Bencana?
Perilaku masyarakat umum dan perindustrian yang
memperlakukan Citarum sebagai tempat sampah
dan lokasi pembuangan limbah memang sangat
memprihatinkan.

Sore di hari penyusuran sungai, terlihat orang-orang
berkumpul di tepi sungai untuk mengumpulkan
udang, kepiting, dan berbagai jenis ikan yang terapung.
Ternyata keadaan yang secara rutin terjadi ini
disebabkan oleh adanya buangan limbah yang oleh
masyarakat sekitar diklaim sebagai hasil tindakan
industri tekstil besar yang tidak bertanggungjawab.

Di satu sisi pencemaran ini sangat merugikan
lingkungan dan berbagai kehidupan ekologi yang
ada di dalam sungai. Namun di sisi lain masyarakat
mendapatkan berkah dengan adanya ikan-ikan yang
terapung dan mudah diambil untuk dijual atau
memenuhi kebutuhan lauk tanpa
mempertimbangkan bahaya keracunan atau dampak
jangka panjang yang bisa ditimbulkannya.                  18
19
www.citarum.org
Penyusuran Muara Sungai Citarum. Ekspedisi Citarum Wanadri 2009

More Related Content

What's hot

Enewsletter Jejaring AMPL September 2018
Enewsletter Jejaring AMPL September 2018Enewsletter Jejaring AMPL September 2018
Enewsletter Jejaring AMPL September 2018
Indriany ,
 
Faktor penyebab defisit air bersih
Faktor penyebab defisit air bersih Faktor penyebab defisit air bersih
Faktor penyebab defisit air bersih
qistyafifah
 
Pbl 1 kekurangan air bersih dari hg 5
Pbl 1 kekurangan air bersih dari hg 5Pbl 1 kekurangan air bersih dari hg 5
Pbl 1 kekurangan air bersih dari hg 5
Syamsu Rijal Efendi
 
krisis air bersih di kota besar di indonesia
krisis air bersih di kota besar di indonesiakrisis air bersih di kota besar di indonesia
krisis air bersih di kota besar di indonesiaDhytha Asyidiq
 
Bencana Banjir
Bencana BanjirBencana Banjir
Bencana Banjir
AfifahZahrunnisa
 
Kajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutan
Kajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutanKajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutan
Kajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutan
Fitri Indra Wardhono
 
MPKT B - Krisis Sumber Air Bersih
MPKT B - Krisis Sumber Air BersihMPKT B - Krisis Sumber Air Bersih
MPKT B - Krisis Sumber Air Bersih
Farah Salsabila
 
Banjir
BanjirBanjir
Laporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
Laporan Karya Ilmiah : Banjir JakartaLaporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
Laporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
Taofik Dinata
 
Krisis Air Bersih
Krisis Air BersihKrisis Air Bersih
Krisis Air Bersih
Puspa Pratiwi
 
Perencanaan infrastruktur air bersih pariwisata
Perencanaan infrastruktur air bersih pariwisata Perencanaan infrastruktur air bersih pariwisata
Perencanaan infrastruktur air bersih pariwisata
Tri Hidayat
 
Tps50 tgs2-leonardo-waduk
Tps50 tgs2-leonardo-wadukTps50 tgs2-leonardo-waduk
Tps50 tgs2-leonardo-waduk
Wiina Parmana
 
Krisis air bersih di indonesia
Krisis air bersih di indonesiaKrisis air bersih di indonesia
Krisis air bersih di indonesia
Heru Prasetya
 
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...
Andrew Hidayat
 
Water sensitive campus - sekolah sungai
Water sensitive campus - sekolah sungaiWater sensitive campus - sekolah sungai
Water sensitive campus - sekolah sungai
Kreasi Sungai Putat (KSP)
 

What's hot (20)

Defisit Air Bersih
Defisit Air BersihDefisit Air Bersih
Defisit Air Bersih
 
Enewsletter Jejaring AMPL September 2018
Enewsletter Jejaring AMPL September 2018Enewsletter Jejaring AMPL September 2018
Enewsletter Jejaring AMPL September 2018
 
Faktor penyebab defisit air bersih
Faktor penyebab defisit air bersih Faktor penyebab defisit air bersih
Faktor penyebab defisit air bersih
 
Pbl 1 kekurangan air bersih dari hg 5
Pbl 1 kekurangan air bersih dari hg 5Pbl 1 kekurangan air bersih dari hg 5
Pbl 1 kekurangan air bersih dari hg 5
 
146841032 proposal-bak-air-bersih
146841032 proposal-bak-air-bersih146841032 proposal-bak-air-bersih
146841032 proposal-bak-air-bersih
 
176451111 proposal-bak-air-bersih
176451111 proposal-bak-air-bersih176451111 proposal-bak-air-bersih
176451111 proposal-bak-air-bersih
 
krisis air bersih di kota besar di indonesia
krisis air bersih di kota besar di indonesiakrisis air bersih di kota besar di indonesia
krisis air bersih di kota besar di indonesia
 
Bencana Banjir
Bencana BanjirBencana Banjir
Bencana Banjir
 
Kajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutan
Kajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutanKajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutan
Kajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutan
 
MPKT B - Krisis Sumber Air Bersih
MPKT B - Krisis Sumber Air BersihMPKT B - Krisis Sumber Air Bersih
MPKT B - Krisis Sumber Air Bersih
 
Banjir
BanjirBanjir
Banjir
 
Laporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
Laporan Karya Ilmiah : Banjir JakartaLaporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
Laporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
 
Krisis Air Bersih
Krisis Air BersihKrisis Air Bersih
Krisis Air Bersih
 
mangrove
mangrovemangrove
mangrove
 
Perencanaan infrastruktur air bersih pariwisata
Perencanaan infrastruktur air bersih pariwisata Perencanaan infrastruktur air bersih pariwisata
Perencanaan infrastruktur air bersih pariwisata
 
Tps50 tgs2-leonardo-waduk
Tps50 tgs2-leonardo-wadukTps50 tgs2-leonardo-waduk
Tps50 tgs2-leonardo-waduk
 
MAKALAH WADUK BENANGA
MAKALAH WADUK BENANGAMAKALAH WADUK BENANGA
MAKALAH WADUK BENANGA
 
Krisis air bersih di indonesia
Krisis air bersih di indonesiaKrisis air bersih di indonesia
Krisis air bersih di indonesia
 
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...
 
Water sensitive campus - sekolah sungai
Water sensitive campus - sekolah sungaiWater sensitive campus - sekolah sungai
Water sensitive campus - sekolah sungai
 

Similar to Penyusuran Muara Sungai Citarum. Ekspedisi Citarum Wanadri 2009

Plh 10 analisis sungai ciliwung
Plh 10   analisis sungai ciliwungPlh 10   analisis sungai ciliwung
Plh 10 analisis sungai ciliwung
Nisa 'Icha' El
 
Perkembangan kegiatan budidaya ikan 2
Perkembangan kegiatan budidaya ikan 2Perkembangan kegiatan budidaya ikan 2
Perkembangan kegiatan budidaya ikan 2whiedhie
 
Perkembangan kegiatan budidaya ikan 2
Perkembangan kegiatan budidaya ikan 2Perkembangan kegiatan budidaya ikan 2
Perkembangan kegiatan budidaya ikan 2
whiedhie
 
Power Point Waduk
Power Point WadukPower Point Waduk
Power Point Waduk
rantikaput
 
DANAU DAN WADUK
DANAU DAN WADUKDANAU DAN WADUK
DANAU DAN WADUKfiatunnisa
 
Kondisi Desa Cikahuripan
Kondisi Desa CikahuripanKondisi Desa Cikahuripan
Kondisi Desa Cikahuripan
Hardi yuan
 
Tugas Observasi B Indonesia
Tugas Observasi B IndonesiaTugas Observasi B Indonesia
Tugas Observasi B Indonesia
Aji Triono
 
Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkunganKerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan
Queena N.A.S
 
Bencana banjir
Bencana banjirBencana banjir
Bencana banjir
Sidraa Adion
 
Bencana banjir bandung selatan
Bencana banjir bandung selatanBencana banjir bandung selatan
Bencana banjir bandung selatan
123nurul9
 
Pengelolaan pesisir dan laut dengan kearifan lokal di kabupaten muna
Pengelolaan pesisir dan laut dengan kearifan lokal di kabupaten munaPengelolaan pesisir dan laut dengan kearifan lokal di kabupaten muna
Pengelolaan pesisir dan laut dengan kearifan lokal di kabupaten munaOperator Warnet Vast Raha
 
pergaulan bebas
pergaulan bebaspergaulan bebas
pergaulan bebas
martunis Joki
 
Presentasi enceng gondok_wakil_bupati_kerinci
Presentasi enceng gondok_wakil_bupati_kerinciPresentasi enceng gondok_wakil_bupati_kerinci
Presentasi enceng gondok_wakil_bupati_kerinci
Gigih Prayoga
 
Hidrologi Presentasi
Hidrologi PresentasiHidrologi Presentasi
Hidrologi Presentasi
Qunk
 
Ips kelas tinggi (PGSD)
Ips kelas tinggi (PGSD)Ips kelas tinggi (PGSD)
Ips kelas tinggi (PGSD)
Rosintan Banjarnahor
 
Hp3 vs nelayan tradisional
Hp3 vs nelayan tradisionalHp3 vs nelayan tradisional
Hp3 vs nelayan tradisional
SatuDunia Foundation
 
Analisis dan strategi pemecahan masalah di sulsel dan jateng
Analisis dan strategi pemecahan masalah di sulsel dan jatengAnalisis dan strategi pemecahan masalah di sulsel dan jateng
Analisis dan strategi pemecahan masalah di sulsel dan jateng
Warda Anwar
 

Similar to Penyusuran Muara Sungai Citarum. Ekspedisi Citarum Wanadri 2009 (20)

Plh 10 analisis sungai ciliwung
Plh 10   analisis sungai ciliwungPlh 10   analisis sungai ciliwung
Plh 10 analisis sungai ciliwung
 
Perkembangan kegiatan budidaya ikan 2
Perkembangan kegiatan budidaya ikan 2Perkembangan kegiatan budidaya ikan 2
Perkembangan kegiatan budidaya ikan 2
 
Perkembangan kegiatan budidaya ikan 2
Perkembangan kegiatan budidaya ikan 2Perkembangan kegiatan budidaya ikan 2
Perkembangan kegiatan budidaya ikan 2
 
Power Point Waduk
Power Point WadukPower Point Waduk
Power Point Waduk
 
Pesan dari cowongan
Pesan dari cowonganPesan dari cowongan
Pesan dari cowongan
 
DANAU DAN WADUK
DANAU DAN WADUKDANAU DAN WADUK
DANAU DAN WADUK
 
Kondisi Desa Cikahuripan
Kondisi Desa CikahuripanKondisi Desa Cikahuripan
Kondisi Desa Cikahuripan
 
Tugas Observasi B Indonesia
Tugas Observasi B IndonesiaTugas Observasi B Indonesia
Tugas Observasi B Indonesia
 
Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkunganKerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan
 
Bencana banjir
Bencana banjirBencana banjir
Bencana banjir
 
Bencana banjir bandung selatan
Bencana banjir bandung selatanBencana banjir bandung selatan
Bencana banjir bandung selatan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Proposal ikan kerapu
Proposal ikan kerapuProposal ikan kerapu
Proposal ikan kerapu
 
Pengelolaan pesisir dan laut dengan kearifan lokal di kabupaten muna
Pengelolaan pesisir dan laut dengan kearifan lokal di kabupaten munaPengelolaan pesisir dan laut dengan kearifan lokal di kabupaten muna
Pengelolaan pesisir dan laut dengan kearifan lokal di kabupaten muna
 
pergaulan bebas
pergaulan bebaspergaulan bebas
pergaulan bebas
 
Presentasi enceng gondok_wakil_bupati_kerinci
Presentasi enceng gondok_wakil_bupati_kerinciPresentasi enceng gondok_wakil_bupati_kerinci
Presentasi enceng gondok_wakil_bupati_kerinci
 
Hidrologi Presentasi
Hidrologi PresentasiHidrologi Presentasi
Hidrologi Presentasi
 
Ips kelas tinggi (PGSD)
Ips kelas tinggi (PGSD)Ips kelas tinggi (PGSD)
Ips kelas tinggi (PGSD)
 
Hp3 vs nelayan tradisional
Hp3 vs nelayan tradisionalHp3 vs nelayan tradisional
Hp3 vs nelayan tradisional
 
Analisis dan strategi pemecahan masalah di sulsel dan jateng
Analisis dan strategi pemecahan masalah di sulsel dan jatengAnalisis dan strategi pemecahan masalah di sulsel dan jateng
Analisis dan strategi pemecahan masalah di sulsel dan jateng
 

More from Oswar Mungkasa

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Oswar Mungkasa
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Oswar Mungkasa
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Oswar Mungkasa
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Oswar Mungkasa
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Oswar Mungkasa
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Oswar Mungkasa
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
Oswar Mungkasa
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Oswar Mungkasa
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Oswar Mungkasa
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Oswar Mungkasa
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Oswar Mungkasa
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Oswar Mungkasa
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Oswar Mungkasa
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Oswar Mungkasa
 

More from Oswar Mungkasa (20)

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
 

Penyusuran Muara Sungai Citarum. Ekspedisi Citarum Wanadri 2009

  • 1.
  • 2. DAFTAR ISI Ekspedisi Citarum Wanadri 2009........................2 Muara Gembong, Bekasi......................................4 Sekilas Potret Masyarakat Muara..........................9 Pencemaran Air: Berkah atau Bencana?............18 Fotografi: Veronica Wijaya, Candra Samekto, Diella Dachlan Editor: Candra Samekto. Teks & Layout: Diella Dachlan xx
  • 3. Ekspedisi Citarum Wanadri 2009 Penyusuran sungai Citarum dari hulu hingga hilir menjadi salah satu kegiatan ekspedisi Wanadri pada tahun 2009 ini. Wanadri merupakan perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung, yang didirikan pada tahun 1964 berlokasi di Bandung. Dalam kegiatan ekspedisi ini, Wanadri melakukan pendataan dan pendokumentasian di sepanjang sungai Citarum. Selain mengamati kondisi sungai berikut permasalahannya, ekspedisi ini juga akan merekam sisi sosial masyarakat yang hidup di sepanjang aliran sungai Citarum melalui kegiatan wawancara dan diskusi. Persiapan kegiatan dilakukan sejak pertengahan tahun 2009 dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk kontribusi para anggota senior Wanadri dan sumber pendanaan lainnya. Rencananya, ekspedisi ini akan dilaksanakan dalam kurun waktu sekitar enam hingga sembilan bulan, yang juga akan diikuti oleh para anggota Wanadri dari berbagai angkatan. Kegiatan ekspedisi kali ini dikhususkan untuk merekam kawasan muara Citarum di daerah Bekasi. Selain mendapatkan data dan dokumentasi yang merekam kondisi fisik dan sosial kehidupan di sungai Citarum, diharapkan pula agar kegiatan ini dapat menjadi bagian dari kampanye kepedulian isu-isu dan permasalahan Citarum kepada masyarakat luas. 2
  • 4. 3
  • 5. Muara Gembong, Bekasi Daerah muara Sungai Citarum yang berada di Kabupaten Bekasi yaitu Muara Gembong, terletak sekitar 64 kilometer dari pusat Kota Bekasi. Secara administratif, kecamatan ini berada di antara Jakarta Utara dan Kabupaten Kerawang. Usaha perikanan banyak ditemui di daerah ini, misalnya tambak ikan bandeng, keramba ikan di sungai dan laut yang dikelola kelompok-kelompok individu, penangkapan ikan laut, kepiting dan udang oleh nelayan. 4
  • 6. Menurut penduduk setempat, sampai menjelang akhir tahun 80-an, kawasan ini dulunya memiliki kawasan hutan bakau yang luas. Monyet banyak ditemui disini, demikian juga satwa lain seperti burung dan ular. 5
  • 7. Kini kondisinya jauh berbeda. Dengan semakin pesatnya perkembangan penduduk di daerah ini, beralihnya fungsi lahan hutan bakau menjadi lahan usaha dan permukiman, maka keberadaan satwa tersebut semakin tersingkir dan jarang terlihat. Dari segi lingkungan, kondisi sungai pun mengalami penurunan dan mulai menghadapi berbagai masalah. Salah satu masalah yang paling sering dikeluhkan oleh penduduk sekitar adalah pembuangan limbah industri yang diduga berasal dari Kerawang dan Bekasi. Limbah ini bukan hanya membuat air sungai menjadi berbau, tetapi juga mengakibatkan ikan mati, sehingga merugikan usaha perikanan. 6
  • 8. Masalah banjir yang datang setiap tahun antara bulan Desember dan Februari pun menyebabkan kerugian bagi penduduk setempat, seperti usaha tambak ikan merugi, gagal panen, dan penyakit. Di pertemuan antara sungai dan laut lepas, juga terjadi pendangkalan akibat endapan lumpur yang semakin lama semakin tebal. Di lokasi ini ketinggian air di beberapa tempat hanya mencapai setengah meter. Sehingga hal ini menyulitkan bagi perahu nelayan yang seringkali kandas. Menurut laporan media, sekitar sebelas hilir sungai di pantai utara Kabupaten Bekasi ini mengalami pendangkalan sepanjang 2 kilometer ke arah laut. Sebelas hilir itu di antaranya Muara Bendera (Citarum), Muara Mati, Muara Besar, Muara Kuntul, Muara Jaya, Muara Gobah, Muara Blacan, Sungai Labuh, Cikarang Bekasi Laut, Muara Bungin, dan Muara Beting. (Koran Tempo, 15 Juli 2008) 7
  • 9. Bencana akibat daya rusak air sepertinya tidak berhenti sampai di sini. Bahaya Abrasi masih terus mengancam hingga saat ini. Pada beberapa puluh tahun yang lalu bibir pantai masih sekitar 200 hingga 300 meter dari bibir pantai yang terlihat saat ini (Republika, 16 Juni 2007). Dalam dua tahun terakhir ini abrasi yang terjadi nampak semakin parah. Penggerusan pantai ini dikatakan telah menghilangkan sekitar seribu hektar lahan tambak petani. Penduduk sekitar menengarai bahwa pencurian pasir laut dan kerusakan hutan mangrove sebagai penyebab percepatan terjadinya abrasi (Koran Tempo, 19 Agustus 2004). 8
  • 11. Sekilas Potret Masyarakat Muara Sebagian penduduk yang ditemui di dekat perbatasan antara sungai dan laut lepas adalah nelayan perantau dari daerah utara Pulau Jawa seperti Cirebon. Rata-rata mereka bekerja untuk pengusaha penangkapan ikan. Selain ikan, ada pula udang dan kepiting. Awalnya, dari pembangunan satu dua rumah semi permanen (terbuat dari bambu, papan atau tripleks), dengan berjalannya waktu maka terbentuklah perkampungan nelayan seperti sekarang ini. Satu rumah bisa ditempati oleh lebih dari dua keluarga. Seringkali ditambah dengan para nelayan perantau yang singgah untuk bekerja dan menetap sementara. Kaum perempuan di kawasan ini biasanya bekerja membantu usaha suaminya dan mengurus keluarga, namun banyak juga yang merantau dan bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negara tetangga seperti Malaysia atau ke Timur Tengah. 10
  • 12. Ada juga masyarakat di tepi sungai yang mencari nafkah dengan melayani penyeberangan sungai menggunakan perahu kayu. Transportasi air ini menjadi pilihan masyarakat sekitar untuk bepergian karena lebih murah dan relatif lebih cepat untuk mencapai pusat perdagangan seperti daerah Marunda/Cilincing. Sesekali terlihat kapal yang menjual barang kelontong. Untuk berbelanja dan berdagang, masyarakat lebih memilih menuju ke arah Cilincing atau Marunda (Jakarta Utara) dibandingkan ke kota Bekasi, yang harus ditempuh dengan waktu sekitar dua hingga tiga jam melalui perahu dan jalan darat. Kondisi prasarana di perkampungan nelayan ini masih sangat minim. Jalan di perkampungan masih berupa tanah yang berubah menjadi lumpur jika hujan atau air pasang. Sudah terdapat sarana seperti puskesmas dan sekolah, meski fasilitasnya masih terbatas. 11
  • 13. Rumah-rumah di perkampungan ini sebagian besar terbuat dari bahan gedhek (anyaman dinding bambu), tripleks dan kayu. Jika musim angin, banyak rumah yang dinding dan atapnya terbawa angin. Jika hujan, kebocoran di dalam sebagian besar rumah adalah hal yang biasa. Sebagian besar masyarakat di perkampungan ini melakukan kegiatan mandi, cuci dan kakus (MCK) langsung di sungai. Belum terlihat fasilitas pengelolaan sampah, sehingga sampah menumpuk, baik di kampung maupun aliran sungai. Ketersediaan air bersih masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Masyarakat sepanjang sungai dan sekitar muara diharuskan membeli air bersih dalam jerigen dikarenakan tidak mempunyai alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Suplai air bersih ini tersedia dari dari penjual air yang menggunakan kapal. Harga air di wilayah Muara Gembong berkisar antara Rp. 7.000,- hingga Rp. 10.000,- per jerigen isi 20 liter. Masyarakat menggunakan air ini hanya untuk memasak dan minum, sedangkan untuk mandi dan mencuci makanan mereka memilih menggunakan air sungai yang tersedia secara gratis di belakang rumah. 12
  • 14. 13
  • 15. 14
  • 16. 15
  • 17. Potret Sekilas Masyarakat Muara Ibu Wani Ibu Wani (55 tahun), sehari-harinya berjualan gorengan. Dalam sehari keuntungan yang diperoleh sekitar Rp 15.000-20.000. Ibu Wani memiliki 5 orang anak, dengan yang paling bungsu berumur 11 tahun dan masih duduk di bangku SD. Suaminya yang sudah tua dan sakit-sakitan tidak lagi bisa membantu mencari nafkah. Untuk itu, ibu Wani menambah penghasilannya dengan mencari kayu bakar atau mengumpulkan daun yang nama setempatnya disebut daun “api-api” yang dapat digunakan untuk atap, atau juga bekerja di tambak ikan milik tetangganya. “Hasilnya tidak tentu, berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 15.000. Untuk makan kadang tidak cukup, tapi syukurlah anak saya tetap bisa sekolah” kata ibu Wani menjelaskan. 16
  • 18. Kampungnya baru dilanda angin kencang. Rumah anak sulungnya terangkat terbawa angin hampir seluruh bagian dinding dan atapnya, sehingga tidak lagi dapat ditempati. “Belum ada modal untuk membangun kembali rumah itu, sementara ini mereka tinggal dengan saya” tutur Ibu Wani tanpa menunjukkan keputusasaan. 17
  • 19. Pencemaran Air Berkah atau Bencana? Perilaku masyarakat umum dan perindustrian yang memperlakukan Citarum sebagai tempat sampah dan lokasi pembuangan limbah memang sangat memprihatinkan. Sore di hari penyusuran sungai, terlihat orang-orang berkumpul di tepi sungai untuk mengumpulkan udang, kepiting, dan berbagai jenis ikan yang terapung. Ternyata keadaan yang secara rutin terjadi ini disebabkan oleh adanya buangan limbah yang oleh masyarakat sekitar diklaim sebagai hasil tindakan industri tekstil besar yang tidak bertanggungjawab. Di satu sisi pencemaran ini sangat merugikan lingkungan dan berbagai kehidupan ekologi yang ada di dalam sungai. Namun di sisi lain masyarakat mendapatkan berkah dengan adanya ikan-ikan yang terapung dan mudah diambil untuk dijual atau memenuhi kebutuhan lauk tanpa mempertimbangkan bahaya keracunan atau dampak jangka panjang yang bisa ditimbulkannya. 18
  • 20. 19