Pengambilan batu kali secara besar-besaran di Sungai Serayu telah menyebabkan kerusakan ekosistem sungai dan lingkungan sekitarnya. Aktivitas penambangan telah mengurangi jumlah ikan dan memengaruhi keseimbangan ekosistem sungai karena merusak habitat alami ikan. Selain itu, penambangan juga berdampak pada meningkatnya risiko banjir dan longsor yang merugikan masyarakat.
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Sutrisna Sandi
presentasi ini berisi sebagian informasi mengenai lingkungan khususnya di kepulauan indonesia. terdapat banyak sekali potensi yang dapat di hasilkan oleh kaum pribumi untuk keberlangsungan kehidupan dalam hal perekonomian warga sekitar, sekaligus membiasakan hidup dengan menghormati alam sekitar supaya tidak tercemar dan tetap terjaga.
Apabila dalam presentasi ini terdapat kekeliruan atau kesalahan informasi silahkan di koreksi dan mohon untuk di lengkapi.
Thanks,
mengetahui apa saja fenomena yang tengah dan sudah terjadi di Parangtritis. Laporan Perjalanan KKL 1 fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada tahun 2016
Berikut itu adalah hasil lapangan saya terhadap fenomena kerusakan lingkungan, salah satunya ialah pengerukan bukit yang terjadi di Peukan Bada, Aceh Besar.
Tugas ini guna memenuhi mata kuliah Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
Sebenarnya kerusakan lingkungan yang terjadi itu semua diakibatkan oleh ulah tangan manusia sendiri yang tidak bertanggung jawab sebagai khalifah di bumi. Pengerukan bukit bisa menyebabkan ekosistem di pegunungan rusak, mengganggu aktivitas dan mengancam keselamatan jiwa manusia.
Oleh karena itu Pemerintah memegang peranan penting dalam mencegah dan memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi.
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Sutrisna Sandi
presentasi ini berisi sebagian informasi mengenai lingkungan khususnya di kepulauan indonesia. terdapat banyak sekali potensi yang dapat di hasilkan oleh kaum pribumi untuk keberlangsungan kehidupan dalam hal perekonomian warga sekitar, sekaligus membiasakan hidup dengan menghormati alam sekitar supaya tidak tercemar dan tetap terjaga.
Apabila dalam presentasi ini terdapat kekeliruan atau kesalahan informasi silahkan di koreksi dan mohon untuk di lengkapi.
Thanks,
mengetahui apa saja fenomena yang tengah dan sudah terjadi di Parangtritis. Laporan Perjalanan KKL 1 fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada tahun 2016
Berikut itu adalah hasil lapangan saya terhadap fenomena kerusakan lingkungan, salah satunya ialah pengerukan bukit yang terjadi di Peukan Bada, Aceh Besar.
Tugas ini guna memenuhi mata kuliah Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
Sebenarnya kerusakan lingkungan yang terjadi itu semua diakibatkan oleh ulah tangan manusia sendiri yang tidak bertanggung jawab sebagai khalifah di bumi. Pengerukan bukit bisa menyebabkan ekosistem di pegunungan rusak, mengganggu aktivitas dan mengancam keselamatan jiwa manusia.
Oleh karena itu Pemerintah memegang peranan penting dalam mencegah dan memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. TUGAS B. INDONESIA
PENGARUH PENAMBANGAN BATU
KALI DI SUNGAI SERAYU
TERHADAP KESEIMBANGAN
EKOSISTEM SUNGAI
GURU PENDAMPING : Pak Catur Andianto, SPd
2. TIM PENYUSUN
NAMA ANGGOTA :
1. AJI TRIONO ( X MIIA 7/03)
2. ANWAR HASAN MUJADDID ( X MIIA 7/09)
3. FADHLURAHMAN APTA W.N ( X MIIA 7/11)
4. HANIF AULIAN FIERY ( X MIIA 7/14)
5. IQBAL ANDHIKA KURNIAWAN( X MIIA 7/16)
SMA N 1 PURBALINGGA
3. HASIL OBSERVASI
PEMAPARAN DATA
Setiap harinya ada sekitar 15 truk yang
mengangkut pasir dari Desa Karangcengis yang
setiap truk membawa 1 ton lebih batu dan pasir dari
Sungai Serayu.
Menurut pengakuan Pak Gunadi (pemilik proyek
pengambilan batu kali ini)
Ada peningkatan tajam dalam pendapatannya.
Sebelum ada proyek ini, pendapatan Bapak Gunadi
berkisar 2 juta per bulan. Namun, sekarang
pendapatannya dalam sehari saja bisa mencapai 5
juta.
4. Namun, tidak semua orang menyukai proyek ini.
Beberapa orang merasa dirugikan. Salah satunya
adalah Bapak Sarmin yang merupakan seorang
pemancing yang sering mencari ikan di sungai Serayu.
Menurut Pak Sarmin, dahulu ikan di Sungai Serayu
masih cukup banyak dan untuk mendapatkannya pun
sangat mudah. Sekarang karena adanya proyek
tersebut sangat sulit untuk mendapatkan ikan.
Menurutnya, ikan -ikan di sungai takut untuk keluar
karena suara berisik yang ditimbulkan dari mesin yang
digunakan untuk mengambil batu di sungai. Selain itu,
ikan-ikan tersebut juga tidak dapat bertelur karena
stress.
5. Kedalaman Sungai Serayu sekarang mencapai 3
meter, padahal dahulu hanya 0,5-1 meter. Di Sungai
Serayu tidak hanya batu yang diambil namun juga
pasir sungai. Para penambang mengambil batu
menggunakan bego. Untuk mengmabil batu
berukuran besar, mereka menggunakan pelampung
berjaring.
Caranya mengambilnya yaitu ada seorang
penambang berenang dengan membawa
pelampung berukuran besar yang di tengahnya
berupa jaring. Setelah samapi ke tengah sungai,
penambang tersebut menyelam dan mengambil
batu lalu meletakannya di jaring. Setelah terkumpul
cukup banyak, penambang tersebut kembali ke tepi.
6. Hampir setiap hari terjadi banjir di Sunagi Serayu. Hal ini
terjadi karena Waduk Mrican di Banjarnegara yang
berada lebih atas dari Sungai Serayu airnya sudah
melebihi kapasitas. Untuk membendungnya maka setiap
hari batu-batu yang berukuran besar dari Sungai Serayu
ditumpuk di tepi sungai. Pada siang hari banjir terjadi
sekitar pukul 1 siang, sedangkan pada malam hari
sekitar pukul 9 sampai 10 malam. Banjir yang terjadi
pada malam hari lebih tinggi, bisa hampir mencapai
sawah warga di sekitar Sungai Serayu.
Setelah terjadi banjir, keesokan harinya batu tersebut
diangkut, lalu diangkut truk ke berbagai daerah,
diantaranya Cilacap dan Purwokerto. Batu-batu tersebut
diolah menjadi batu ceplik. Batu-batu yang berukuran
kecil juga turut serta diangkut dan digunakan untuk
menutupi jalan yang belum selesai.
7. ANALISIS DATA
Keseimbangan ekosistem adalah suatu keadaan
dimana semua komponen di dalamnya dapat
berinteraksi secara harmonis dan seimbang yang
berarti bahwa setiap komponen biotik dan abiotik
serta lingkungannya tetap melakukakan interaksi
mereka secara baik baik itu predasi, kompetisi,
simbiosis, dan lainnya tanpa menimbulkan
kepunahan atau pengurangan yang berlebihan
terhadap suatu populasi makhluk hidup.
8. Dalam kasus pengambilan batu kali ini, bisa dikatakan
bahwa ekosistem Sungai Serayu tidak lagi seimbang.
Karena dapat kita lihat bahwa selain komponen
biotiknya yaitu ikan dan hewan lainnya sudah kian
sedikit (tidak lagi berkembang biak) juga lingkungan
atau habitat dari ikan tersebut juga telah rusak.
Batu-batu yang ditambang memepunyai banyak fungsi.
Batu-batu merupakan tempat perlindungan ikan untuk
berkembang biak. Jika batu-batu ini tidak ada maka
ikan-ikan khas sungai ini akan berkurang. Hal ini bisa
menyebabkan kepunahan. Kalaupun ada ikan tersebut
akan mudah terseret saat banjir datang karena tidak ada
batu pelindung. Selain itu, batu-batu tersebut juga
memiliki banyak fungsi lain yaitu untuk menahan aliran
sungai agar tidak erosi saat banjir datang.
9. Sungai Serayu sekarang memiliki kadalaman 3 meter,
selain itu, air sunagi pun sangat keruh. Air ynag keruh
menyebabkan tumbuhan air tidak dapat hidup di
dalamnya karena cahaya matahari yang mereka
butuhkan untuk berfotosintesis tidak bisa mencapai
dara sungai tempat tumbuh-tumbuhan air hidup.
Dengan adanya pengambilan batu kali ini tidak hanya
ekosistem Sungai Serayu dan lingkungan sekitar yang
rusak, namun juga merugikan warga masyarakat di
sekitar Sungai Serayu karena menumbulkan bencana.
Misalnya yang terdapat di Desa Tambaknegara,
Banyumas di desa ini terjadi longsor karena adanya
pengambilan batu kali secara liar di daerah aliran
Sungai Serayu. Longsor tidak hanya bisa memakan
korban jiwa, namun juga bisa menyebabkan kerugian
ekologi bagi masyarakat.
11. Adanya penambangan batu ini juga menyebabkan
banjir. Jika sedang tinggi, banjir ini bisa
menggenani sawah milik warga di sekitar sungai.
Tentu hal ini juga merusak ekosistem sawah. Padi-
padi, belalang dan hewan lainnya bisa terseret
arus. Banjir ini juga bisa mengakibatkan gagal
panen bagi para petani
Kesimpulannya bahwa penambangan batu di Desa
Karangcengis menimbulkan kerusakan di sekitar
hulu sungai,air sungai menjadi keruh,dan jalanan di
sekitar sungai berdebu jika tanah kering.