SlideShare a Scribd company logo
HUBUNGAN ATAU INTERAKSI DAN ETIKA
PROFESI TERHADAP INDUSTRI TEKNIK KIMIA
(Makalah Etika Profesi)
Disusun
Devi Permata Sari (1415041012)
Dimas Setiawan (1415041015)
Fransisca Rica Sidauruk (1415041018)
Grisda Ledivia Lay (1415041022)
M. Wafi Eriza (1415041028)
Naftalia Ariska Br. Bangun (1415041039)
Okta Fiyana (1415041045)
Ratna Puspita Sari (1415041050)
Siska Oktorina Simbolon (1415041057)
Talita Freya Lidian (1415041060)
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2. Tujuan............................................................................................................. 3
1.3. Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
1.4. Manfaat........................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Etika............................................................................................. 5
2.2. Pengertian Etika Profesi................................................................................ 5
2.3. Pengertian Professionalisme dan Professional............................................ 6
2.4. Etika Profesi Seorang Insinyur..................................................................... 6
BAB III ISI
3.1. Permasalahan Etika Profesi......................................................................... 10
3.2. Alasan Perlunya Etika Profesi Dalam Bidang Keteknikan...................... 11
3.3. Apa Yang Akan Terjadi Bilamana Ilmu Keteknikan Tanpa Etika........ 12
3.4. Kasus- Kasus Pelanggaran Etika Yang Pernah Terjadi Di Industri
Keteknikan.................................................................................................... 12
3.5. Permasalahan Tanggung Jawab Moral Dan Sosial Profesi Insinyur..... 14
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 20
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan tinggi sains-teknologi yang berkualitas global tidak lagi bisa
diselenggarakan dengan kurikulum ataupun metoda pengajaran yang
“konvensional”, dan untuk itu harus dilakukan perubahan dan perbaikan untuk
memenuhi standard lulusan yang memiliki kompetensi/kualifikasi minimum yang
dipersyaratkan oleh ABET 2000. Kemampuan dasar yang menjadi acuan standard
untuk menentukan kompetensi/kualifikasi lulusan (insinyur) menurut ABET-
Engineering Criteria 2000 seperti tersebut diatas saat ini sudah disosialisasikan,
diterapkan dan dikembangkan di Amerika Serikat dan ada kecenderungan untuk
selanjutnya akan ditetapkan sebagai acuan internasional. Dari semua yang telah
diformulasikan dapat ditarik kesimpulan bahwasannya lulusan (alumnus)
pendidikan tinggi sains-teknologi diharapkan nantinya tidak saja memiliki
kemampuan akademis dan profesi keteknikan (insinyur) yang baik, tetapi juga
memiliki wawasan dan kepekaan terhadap masalah-masalah social
kemasyarakatan. Begitu juga seorang lulusan pendidikan tinggi sains-teknologi
diharapkan kelak akan mampu bersikap dan bertindak selaku seorang profesional
(kelompok sosial yang memiliki keahlian/kepakaran khusus) yang dituntut untuk
bertanggungjawab dan selalu terikat dengan kode etik profesinya.
Sebagai seorang profesional, maka insinyur harus mampu mempertahankan
idealisme yang menyatakan bahwa keahlian profesi yang dikuasainya bukanlah
sebuah komoditas yang hendak diperjualbelikan sekedar untuk memperoleh
nafkah ataupun keuntungan, melainkan sebuah kebajikan yang hendak diabadikan
demi dan semata untuk kesejahteraan umat manusia. Seorang insinyur harus
memahami benar makna profesionalisme kalau ingin dikatakan sebagai seorang
profesional. Dalam hal ini, profesionalisme didefinisikan sebagai suatu paham
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 2
yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam
masyarakat, berbekalkan keahlian tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan
serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat
pengabdian dan selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah
dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).
Hal ini perlu ditekankan benar untuk membedakannya dengan kerja biasa
(occupation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah dan/atau kekayaan
materiil yang sifatnya duniawi. Kalau toh didalam “pengamalan” profesi yang
dilakukan ternyata diperoleh semacam imbalan maupun penghargaan berupa
“honorarium”, maka hal itu haruslah dipandang sebagai sekedar bentuk tanda
kehormatan (honour) demi tegaknya kehormatan profesi yang dimilikinya. Tanda
kehormatan berupa honorarium ini jelas akan berbeda nilainya dengan upah atau
gaji yang hanya pantas diterimakan bagi seorang pekerja upahan biasa. Sebagai
anggota kelompok sosial berkeahlian, seorang insinyur harus memiliki
kebanggaan profesi dan berkewajiban untuk menerapkan kode etik profesi untuk
menjaga martabat, kehormatan, dan/atau itikad-itikad etis pada saat mengamalkan
keahlian serta kepakaran profesinya demi dan semata untuk “the benefit of
mankind”.
Siapakah atau kelompok sosial berkeahlian yang manakah yang bisa
diklasifikasikan sebagai kaum profesional yang seharusnya memiliki kesadaran
akan nilai-nilai (kehormatan) profesi dan statusnya yang begitu elitis itu? Apakah
dalam hal ini profesi keinsinyuran bisa juga diklasifikasikan sebagai bagian dari
kelompok sosial ini? Kedua pertanyaan ini tidaklah begitu mudah untuk dicarikan
jawabannya. Terlebih lagi bila dikaitkan dengan berbagai macam persoalan,
praktek nyata maupun penyimpangan yang banyak kita jumpai didalam aplikasi
pengamalan profesi (insinyur) dilapangan yang jauh dari idealisme pengabdian
maupun tegaknya nilai kehormatan diri (profesi).
Teknologi ataupun ilmu keteknikan (engineering) secara umum dapat
dipahami sebagai ilmu terapan (applied science) atau penerapan dari prinsip-
prinsip keilmuan dasar (mathematical and natural sciences) melalui penggunaan
model dan teknologi (hardware maupun software) untuk berbagai macam
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 3
kebutuhan yang bermanfaat bagi manusia. Kajian terhadap apa-apa yang
dihasilkan oleh kepakaran “tukang” insinyur ini haruslah mampu memberikan
jawaban dan rekomendasi terhadap dua pertanyaan yang menyangkut :
1. Apakah proses penemuan dan pengembangan karya keinsinyuran tersebut
sudah mengindahkan nilai – nilai (moral dan norma) kemanusiaan ataukah
justru mengabaikannya.
2. Penerapan hasil karya keinsinyuran tersebut sebenarnya untuk apa, untuk
siapa, dan bagaimana cara pengoperasian dan penanggulangan terhadap
kemungkinan terjadinya dampak (negatif) yang ditimbulkannya ?
Banyak hal-hal yang akan memicu kontroversi pada saat sebuah karya
keinsinyuran sedang dicoba maupun pada saat ingin diaplikasikan. Sebagai
contoh, apakah dapat dibenarkan untuk mengadakan percobaan baik yang bersifat
“trial & error” maupun “scientific method” dengan menugaskan manusia untuk
menguji berbagai akibat dari perubahan rancangan sistem kerja ataupun
pengoperasian sebuah alat ? Bilamana manusia itu sendiri bersedia untuk jadi
“kelinci percobaan”, apakah permasalahan yang kemudian muncul tidak akan
tidak akan menjadi persoalan pelanggaran etika yang kemudian menjadi bahan
perdebatan yang berlarut-larut
1.2. Tujuan
Sesuai dengan kenyataan yang melatarbelakangi, resume ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui permasalahan dalam etika profesi
2. Untuk mengetahui alasan perlunya etika profesi dalam bidang keteknikan
khusususnya industri teknik kimia
3. Untuk mengetahui dampak yang akan terjadi bilamana ilmu keteknikan
(keinsinyuran) tanpa etika
4. Untuk mengetahui kasus-kasus pelanggaran etika yang pernah terjadi di
industri keteknikan
5. Untuk mengetahui permasalahan tanggung jawab moral dan sosial profesi
insinyur
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 4
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan tujuan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana bentuk permasalahan dalam etika profesi?
2. Mengapa diperlukan etika profesi dalam bidang keteknikan khusususnya
industri teknik kimia?
3. Apakah dampak yang ditimbulkan bilamana ilmu keteknikan (keinsinyuran)
tanpa etika?
4. Adakah kasus-kasus pelanggaran etika yang pernah terjadi di industri
keteknikan?
5. Bagaimana bentuk permasalahan tanggung jawab moral dan sosial profesi
keteknikan?
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil berdasarkan rumusan masalah diatas, yaitu:
1. Dapat mengetahui permasalahan dalam etika profesi
2. Dapat mengetahui alasan perlunya etika profesi dalam bidang keteknikan
khusususnya industri teknik kimia
3. Dapat mengetahui dampak yang akan terjadi bilamana ilmu keteknikan
(keinsinyuran) tanpa etika
4. Dapat mengetahui kasus-kasus pelanggaran etika yang pernah terjadi di
industri keteknikan
5. Dapat mengetahui permasalahan tanggung jawab moral dan sosial profesi
insinyur
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Etika
Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk
manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Pengertian Etika
(Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam
bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari
hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya,
tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas
untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk
pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
2.2. Pengertian Etika Profesi
Etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan
pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban
terhadap masyarakat.
Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar
dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar
atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan
yang tidak professional.
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 6
2.3. Pengertian Professionalisme dan Professional
Profesionalisme didefinisikan sebagai suatu paham yang mencitakan
dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan
keahlian tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar (fateri/profiteri)
untuk menerima panggilan tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu
siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan
ditengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).
Ciri-ciri profesionalisme yaitu :
1. Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam
menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
yang bersangkutan dengan bidang
2. Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu
masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat
dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan
3. Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan
mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya
4. Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta
terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat
dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya
Sedangkan Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau
pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu
keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup
dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu
kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal
yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu
luang.
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 7
2.4. Etika Profesi Seorang Insinyur
Sebagai insinyur untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang
professional dibidang keteknikan supaya tidak dapat merusak etika profesi
diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang professional
dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi
dari kode etik profesi tersebut, yaitu :
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia
lakukan dan yang tidak boleh dilakukan
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat
memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat
memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan
pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja (kalanggan social).
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan
yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau
perusahaan.
Tanggung jawab profesi yang lebih spesifik seorang professional diantaranya:
1. Mencapai kualitas yang tinggi dan efektifitas baik dalam proses maupun
produk hasil kerja profesional.
2. Menjaga kompetensi sebagai profesional.
3. Mengetahui dan menghormati adanya hukum yang berhubungan dengan
kerja yang profesional.
4. Menghormati perjanjian, persetujuan, dan menunjukkan tanggung jawab.
Di Indonesia dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode etik sebagai
seorang insinyur yang disebut kode etik insinyur Indonesia dalam “catur karsa
sapta dharma insinyur Indonesia. Dalam kode etik insinyur terdapat prinsip-
prinsip dasar yaitu:
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 8
1. Mengutamakan keluhuran budi.
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia.
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya.
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional
keinsinyuran
Tuntutan sikap yang harus dijalankan oleh seorang insinyur yang menjunjung
tinggi kode etik seorang insinyur yang professional yaitu :
1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan Masyarakat.
2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kempetensinya.
3. Insinyur Indinesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung
jawabkan.
4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan
kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya.
5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan
kemampuan masing-masing Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh
kehormatan, integritas dan martabat profesi.
6. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya
Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) sendiri secara
spesifik memberikan persyaratan akreditasi yang menyatakan bahwa setiap
mahasiswa teknik (engineering) harus mengerti betul karakteristik etika profesi
keinsinyuran dan penerapannya. Dengan persyaratan ini, ABET menghendaki
setiap mahasiswa teknik harus betul-betul memahami etika profesi, kode etik
profesi dan permasalahan yang timbul diseputar profesi yang akan mereka tekuni
nantinya; sebelum mereka nantinya terlanjur melakukan kesalahan ataupun
melanggar etika profesi-nya. Langkah ini akan menempatkan etika profesi sebagai
“preventive ethics” yang akan menghindarkan segala macam tindakan yang
memiliki resiko dan konsekuensi yang serius dari penerapan keahlian profesional.
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 9
Insinyur adalah sebuah profesi yang penting didalam pelaksanaan
pembangunan industri nasional, karena banyak berhubungan dengan aktivitas
perancangan maupun perekayasaan yang ditujukan semata dan demi kemanfaatan
bagi manusia. Dengan mengacu pada pengertian dan pemahaman mengenai
profesi, (sikap) professional dan (paham) profesionalisme; maka nampak jelas
kalau ruang lingkup keinsinyuran per definisi bisa disejajarkan dengan profesi-
profesi yang lain seperti dokter, pengacara, psikolog, aristek dan sebagainya.
Acapkali pula dijumpai didalam proses penerapan kepakaran dan keahliannya,
seorang insinyur (tanpa terkecuali insinyur teknik industri) akan terlibat dalam
berbagai aktivitas bisnis yang harus dilaksanakan dengan prinsip-prinsip
komersial dan mengarah untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya.
Namun demikian, sebagai sebuah profesi yang memiliki idealisme dan tanggung
jawab besar bagi kemaslahatan manusia; maka didalam penerapan kepakaran dan
keahlian insinyur tersebut haruslah tetap mengindahkan norma, budaya, adat,
moral dan etika yang berlaku.
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 10
BAB III
ISI
3.1. Permasalahan Dalam Etika Profesi
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos yang berarti karakter, watak,
kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep
yang dimiliki individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan
yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut para ahli
etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan
antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani yaitu
ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran
bagi tingkah laku manusia yang baik.
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan
kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang
berkaitan dengan bidang tertentu atau jenis pekerjaan (occupation) yang sangat
dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja
tetapi belum tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai. Tetapi dengan keahlian
saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup untuk
menyatakan suatu pekerjaan dapat disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori
sistematis yang mendasari praktek pelaksaan, dan penguasaan teknik intelektual
yang merupakan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Adapun hal
yang perlu diperhatikan oleh para pelaksana profesi.
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 11
Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang
sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap
konsumen (klien atau objek). Dengan kata lain orientasi utama profesi adalah
untuk kepentingan masyarakat dengan menggunakan keahlian yang dimiliki.
Akan tetapi tanpa disertai suatu kesadaran diri yang tinggi, profesi dapat dengan
mudahnya disalahgunakan oleh seseorang seperti pada penyalahgunaan profesi
seseorang dibidang komputer misalnya pada kasus kejahatan komputer yang
berhasil mengcopy program komersial untuk diperjualbelikan lagi tanpa ijin dari
hak pencipta atas program yang dikomesikan itu. Sehingga perlu pemahaman atas
etika profesi dengan memahami kode etik profesi. Contoh penyalahgunaan profesi
dalam bidang computer contohnya penjahat berdasi yaitu orang-orang yang
menyalahgunakan profesinya dengan cara penipuan kartu kredit, cek, kejahatan
dalam bidang komputer lainnya yang biasa disebut Cracker dan bukan Hacker,
sebab Hacker adalah Membangun sedangkan Cracker Merusak. Hal ini terbukti
bahwa Indonesia merupakan kejahatan komputer di dunia diurutan 2 setelah
Ukraine. Maka dari itu banyak orang yang mempunyai profesi tetapi tidak tahu
ataupun tidak sadar bahwa ada kode Etik tertentu dalam profesi yang mereka
miliki, dan mereka tidak lagi bertujuan untuk menolong kepentingan masyarakat,
tapi sebaliknya masyarakat merasa dirugikan oleh orang yang menyalahgunakan
profesi.
Kesadaran itu penting dan lebih penting lagi kesadaran itu timbul dari Diri
kita masing - masing yang sebentar lagi akan menjadi pelaksana profesi di bidang
komputer disetiap tempat kita bekerja, dan selalu memahami dengan baik atas
Etika Profesi yang membangun dan bukan untuk merugikan orang lain.
3.2. Alasan Perlunya Etika Profesi Dalam Bidang Keteknikan
Dengan adanya etika profesi seorang teknik akan memiliki batasan dalam
bertindak sehingga akan lebih memprtimbangkan segala tindakannnya dalam
rangka kesejahteraan dan ketentraman hidup orang banyak.
Seorang teknik yang mempunyai etika profesi yang baik tentunya akan
bertanggung jawab atas tindakan yang ia lakukan. Selain itu, dapat menjaga
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 12
kelakukan dan kejujuran atas apa yang dilakukannya. Sehingga apa yang
dilakukannya semata-mata dilakukan bukan hanya untuk mendapat kan
keuntungan tapu juga untuk mendapatkan kesejahteraan dan kemakmuran hajat
hidup oarang banyak.
3.3. Apa Yang Akan Terjadi Bilamana Profesi Keteknikan Tanpa Etika?
Yang terjadi adalah banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh
seorang teknik, dan hal itu akan banyak merugikan kehidupan orang banyak.
Misalnya saja, bencana alam. Hal-hal lain yang terjadi misalnya:
a. Penurunan tingak kepercayaan masyarakat kepada seorang teknik tersebut.
b. Pemboikotan produk hasil ciptaan seorang teknik tersebut.
c. Pencabutan kode etik profesinya.
d. Penundaan proyek karena merugikan masyarakat.
3.4. Kasus-Kasus Pelanggaran Etika Yang Pernah Terjadi Di Industri
Keteknikan
Kasus kebocoran Pengeboran Lapindo Brantas di Dusun Balongnongo Desa
Renokenongo, Sidoarjo, Jawa Timur
Dampak: Tergenangnya kawasan pemukiman, pertanian, dan perindustrian
di tiga kecamatan yang berpengaruh pada aktivitas perekonomian
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 13
Kasus tragedi Minamata, di Minamata provinsi Kumamoto dan Kagoshima.
Dampak: Pencemaran lingkungan daerah tersebut dengan zat kimia Methyl
Mercury, Pencemaran penyakit oleh zat kimia tersebut pada tubuh enduduk
dan bahkan menyebabkan kematian. Kasus ini juga terjadi di Teluk Buyat.
Kasus tumpahan Minyak PLTGU Buleleng yang mencemari Pantai Levina.
Dampak: Pencemaran di Pantai Levina, kematian ikan, merusak terumbu
karang.
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 14
Kasus Penambangan Batu Bara di Banjarmasin
Dampak: Akibat penambangannya terlihat lubang-lubang besar yang
menyerupai danau namun tidak dapat dijadikan tempat hidup oleh ikan
karena kandunga asamnya yang sangat tinggi.
3.5. Permasalahan Tanggung Jawab Moral Dan Sosial Profesi Insinyur
Besarnya keinginan untuk memecahkan persoalan-persoalan kehidupan
manusia di era global dan kebutuhan akan penemuan-penemuan yang mampu
memberikan manfaat untuk mencari solusi persoalan tersebut, merupakan
kekuatan pendorong menuju ke pengembangan teknologi modern. Hanya saja satu
hal yang patut untuk disadari bahwasanya sebuah temuan teknologi acapkali
justru tidak hanya memberikan solusi positif terhadap persoalan yang dihadapi,
melainkan juga akan memberikan permasalahan baru bagi keseimbangan alam
dan kehidupan manusia. Karena banyak berkaitan dengan kehidupan manusia
itulah, maka teknologi seringkali dipertimbangkan sebagai faktor penentu yang
juga dominan didalam proses perubahan sosial. Teknologi tidak hanya memiliki
sifat “akumulatif”, tetapi seringkali pula bersifat “multiplikatif” khususnya terkait
dengan penemuan-penemuan teknologi baru yang lain. Adakalanya dampak yang
ditimbulkan oleh sebuah temuan teknologi seringkali memerlukan “obat penawar”
berupa penemuan-penemuan teknologi selanjutnya.
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 15
Revolusi industri yang berlangsung lebih dari dua abad yang lalu banyak
membawa perubahan-perubahan didalam banyak hal. Awal perubahan yang
paling menyolok adalah dalam hal diketemukannya rancang bangun
(rekayasa/engineering) mesin uap sebagai sumber energi untuk berproduksi,
sehingga manusia tidak lagi tergantung pada energi ototi ataupun energi alam; dan
yang lebih penting lagi manusia bisa menggunakan sumber energi tersebut
dimanapun lokasi kegiatan produksi akan diselenggarakan. Hal lain yang patut
dicatat adalah diterapkannya rekayasa tentang tata cara kerja (methods
engineering) untuk meningkatkan produktivitas kerja yang lebih efektif-efisien
dengan menganalisa kerja sistem manusia-mesin sebagai sebuah sistem produksi
yang terintegrasi. Apa-apa yang telah dikerjakan oleh Taylor, Gilbreth, Fayol,
Gantt, Shewart, dan sebagainya telah menghasilkan paradigma paradigma baru
yang beranjak dari struktur ekonomi agraris bergerak menuju ke struktur ekonomi
produksi (industri). Demikian pula langkah-langkah yang telah dilakukan oleh
Taylor dan para pionir keilmuan teknik dan manajemen industri lainnya itu
(kebanyakan dari mereka justru berlatar - belakang insinyur) telah membuka
cakrawala baru dalam pengembangan dan penerapan sains-teknologi demi
kemaslahatan manusia.
Dalam hal ini penerapan sains, teknologi serta ilmu-ilmu keteknikan
(engineering) tidak harus selalu terlibat dalam masalah-masalah yang terkait
dengan perancangan perangkat keras (hardware) berupa teknologi produk maupun
teknologi proses; akan tetapi juga ikut bertanggung-jawab dalam persoalan-
persoalan yang berkembang dalam perancangan perangkat teknologi lainnya
(software, organoware dan brainware), maupun bertanggung-jawab terhadap
segala macam dampak (lingkungan, sosial, dll) yang ditimbulkan sebagai akibat
pengembangan teknologi yang tidak hanya memberikan manfaat positif,
melainkan juga memberikan berbagai macam resiko negatif yang merusak
lingkungan.
Untuk mengantisipasi problematik industri yang semakin luas dan kompleks
tersebut, maka didalam penyusunan kurikulum pendidikan tinggi sains-teknologi
(tidak peduli program studi ilmu keteknikan macam apa yang ingin ditawarkan)
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 16
seharusnya tidak lagi semata hanya memperhatikan arah perkembangan ilmu dan
keahlian teknis (engineering); melainkan juga harus dilengkapi dan diserasikan
dengan ilmu-ilmu lain yang memberikan wawasan maupun keterampilan (skill)
yang berhubungan dengan persoalan manusia, organisasi & manajemen industri,
lingkungan serta persoalan-persoalan praktis yang dihadapi oleh industri dalam
aktivitas rutin-nya sehari-hari. Arah perkembangan dan kemajuan di bidang sains-
teknologi memang perlu untuk senantiasa diikuti, akan tetapi yang juga tidak
kalah pentingnya adalah bagaimana persoalan-persoalan industri seperti
peningkatan daya saing, perselisihan perburuhan, pencemaran lingkungan,
rendahnya kualitas sumber daya manusia, kelangkaan energi, restrukturisasi
organisasi, analisa finansial, dan sebagainya ikut dipikirkan serta dicarikan solusi
pemecahannya.
Persoalan-persoalan semacam ini jelas harus bisa dijawab oleh manajemen
dan pengambil keputusan di lingkungan industri (yang banyak diantara mereka
memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknologi dan engineering). Untuk
menghadapi persoalan-persoalan yang kebanyakan lebih bersifat kualitatif dan
non-eksak semacam begini, jelas kurikulum pendidikan tinggi sains-teknologi
akan memerlukan “supplemen” berupa materi-materi yang berasal dari luar
kepakaran ilmu keteknikan (engineering) seperti hal-nya organisasi/manajemen
(industri), ekonomi (makro-mikro), bisnis, analisa finansial, psikologi industri,
ergonomi, kepemimpinan (leadership), etika (bisnis & profesi) dan wawasan
sosial-ekonomi lainnya.
Pendidikan tinggi sains-teknologi tidak hanya diharapkan mampu
menghasilkan lulusan dalam jumlah yang dibutuhkan, akan tetapi juga harus
mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas global, profesional dan memenuhi
syarat-syarat kompetensi bekerja yang dituntut oleh pasar tenaga kerja. Tantangan
global menghadapkan dunia pendidikan tinggi sains-teknologi agar mampu
mengikuti dan menangkap arah perkembangan sains-teknologi yang melaju begitu
cepat, dan disisi lain harus pula menghasilkan lulusan yang berdaya-saing tinggi
dan memenuhi tuntutan persyaratan maupun standard kompetensi kerja
internasional. Langkah evaluasi diri (melalui SWOT analysis), pemetaan posisi
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 17
maupun “benchmarking” harus dan penting untuk senantiasa dilakukan. Untuk
langkah ini, maka dengan mengacu pada “ABET-Engineering Criteria 2000”
nampak bahwa lulusan perguruan tinggi sains-teknologi (engineering) tidak saja
harus menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian dan kepakaran di bidang
keteknikan saja; tetapi juga harus memiliki 11 (sebelas) kriteria profil mutu yang
dipergunakan untuk mengukur kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh para
lulusan Perguruan Tinggi Teknik berupa wawasan, pemahaman serta kemampuan
baik yang berkaitan dengan dasar-dasar ilmu keteknikan/engineering seperti
matematika, fisika maupun basic engineering sciences dan juga yang berdimensi
diluar lingkup bidang ilmu keteknikan yang berbasis pada attitude dan perilaku
intelektual. Salah satunya menyebutkan bahwa lulusan (alumni) haruslah memiliki
pemahaman terhadap tanggung jawab dan etika profesional.
Permasalahan menjadi menarik pada saat Persatuan Insinyur Indonesia
[2000] melakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran
mengenai tingkat kesenjangan mutu dan relevansi Sarjana Teknik (termasuk juga
dalam hal ini Sarjana Pertanian) di Industri, dimana diperoleh hasil yang
menunjukkan adanya 6 (enam) kesenjangan yang cukup signifikan antara harapan
serta persepsi masyarakat industri dan bisnis dengan kompetensi lulusan
Perguruan Tinggi Teknik yang memerlukan prioritas untuk diperhatikan dan
dicarikan solusi konkritnya, yaitu :
1. Kemampuan untuk berperan/berfungsi dalam tim kerja multi disiplin.
2. Kemampuan mengidentifikasikan, memformulasikan, dan memecah-kan
masalah-masalah engineering.
3. Kesadaran akan kebutuhan untuk memenuhinya dalam proses belajar
sepanjang hayat.
4. Kemampuan berkomunikasi dengan efektif.
5. Pemahaman terhadap tanggung jawab dan etika profesional.
6. Pemampuan merancang suatu sistem, komponen, proses dan metode untuk
memenuhi kebutuhan yang diinginkan.
Mencermati hasil temuan tersebut, maka keseluruhan kesenjangan yang
terjadi lebih berbasis pada lemahnya attitude dan perilaku intelektual daripada
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 18
kemampuan teknis/enjinering. Kesimpulan yang bisa ditarik dari hasil studi
adalah diperlukannya pembenahan konsep, kurikulum serta strategi proses
pembelajaran untuk membentuk attitude berpikir dan perilaku intelektual sedini
mungkin.
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 19
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Insinyur adalah sebuah profesi yang penting didalam pelaksanaan
pembangunan industri nasional, karena banyak berhubungan dengan aktivitas
perancangan maupun perekayasaan yang ditujukan semata dan demi kemanfaatan
bagi manusia. Dengan mengacu pada pengertian dan pemahaman mengenai
profesi, (sikap) professional dan (paham) profesionalisme; maka nampak jelas
kalau ruang lingkup keinsinyuran perdefinisi bisa disejajarkan dengan profesi-
profesi yang lain seperti dokter, pengacara, psikolog, aristek dan sebagainya.
Acapkali pula dijumpai didalam proses penerapan kepakaran dan keahliannya,
seorang insinyur (tanpa terkecuali insinyur teknik kimia) akan terlibat dalam
berbagai aktivitas bisnis yang harus dilaksanakan dengan prinsip-prinsip
komersial dan mengarah untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya.
Namun demikian, sebagai sebuah profesi yang memiliki idealisme dan tanggung
jawab besar bagi kemaslahatan manusia; maka didalam penerapan kepakaran dan
keahlian insinyur tersebut haruslah tetap mengindahkan norma, budaya, adat,
moral dan etika yang berlaku.
Seperti halnya dengan profesi-profesi lainnya (yang terlebih dahulu sudah
menerapkan norma-norma keprofesiannya); sudah saatnya profesi insinyur
menata-dirinya dalam sebuah wadah profesi, bisa bersifat umum ataupun spesifik
(spesialistik) tergantung pada kompetensi dasarnya dan sekaligus menerapkan
norma-norma etika profesi seperti yang tertuang dalam kode etik profesi untuk
menjaga martabat, kehormatan, dan/atau itikad-itikad etis yang harus ditaati oleh
mereka yang akan menerapkan keahlian dan kepakarannya.
Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 20
DAFTAR PUSTAKA
Bennett, F. Lawrence. The Management of Engineering: Human, Quality,
Organizational, Legal, and Ethical Aspects of Professional Practice. New
York: John Wiley & Sons, Inc., 1996.
Fleddermann, Charles B. Engineering Ethics. Upper Saddle River, NJ. : Prentice
Hall – Engineering Source, 1999.
Whitbeck, Caroline. Ethics in Engineering Practice and Research. Cambridge :
Cambridge University Press, 1998.
Wignjosoebroto, Soetandyo. Profesi, Profesionalisme dan Etika Profesi. Makalah
disajikan dalam diskusi tentang profesionalisme hukum (notariat) di
Fakultas Hukum Universitas Airlangga – Surabaya, 1999.
Wignjosoebroto, Sritomo. Etika Profesional: Pengamalan dan Permasalahan.
Makalah disampaikan dalam acara diskusi “Perspektif Pembangunan Daya
saing Global Tenaga Kerja Profesional”, Badan Kejuruan Mesin –
Persatuan Insinyur Indonesia, tanggal 1 Desember 1999 di Jakarta.
Wignjosoebroto, Sritomo. Manusia, Sains-Teknologi dan Etika Profesi. Makalah
disampaikan dalam acara Semiloka Nasional „Peningkatan Peran Studi
Sosial dan Humaniora di Perguruan Tinggi Teknologi”, Jurusan MKU-
MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember pada tanggal 6 Nopember
2000 di Kampus ITS-Surabaya.
Wignjosoebroto, Sritomo. Business & Professional Ethics. Modul Pelatihan
Program Profesi Insinyur, Persatuan Insinyur Indonesia (PII), 2000.

More Related Content

What's hot

Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Joy Irman
 
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Ali Hasimi Pane
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Limbah cair
Limbah cairLimbah cair
Limbah cair
Okta Rostalia
 
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-pptwahyuddin S.T
 
Azas teknik k imia
Azas teknik k imiaAzas teknik k imia
Azas teknik k imia
Mesut Ozil
 
Kebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuKebutuhan air baku
Kebutuhan air baku
udhiye
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Joy Irman
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairIffa M.Nisa
 
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDALPerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
Wahyu Yuns
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Joy Irman
 
Belajar kontrol
Belajar kontrolBelajar kontrol
Belajar kontrol
ketutjuan
 
Contoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianContoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianZakiyul Mu'min
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahRizki Widiantoro
 
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Winda Sari
 
Pelatihan dasar microsoft visio
Pelatihan dasar microsoft visioPelatihan dasar microsoft visio
Pelatihan dasar microsoft visio
123hap
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaKhoridatun Nafisah
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1wahyuddin S.T
 

What's hot (20)

Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
 
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Limbah cair
Limbah cairLimbah cair
Limbah cair
 
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
 
Azas teknik k imia
Azas teknik k imiaAzas teknik k imia
Azas teknik k imia
 
Lumpur aktif
Lumpur aktifLumpur aktif
Lumpur aktif
 
Kebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuKebutuhan air baku
Kebutuhan air baku
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDALPerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Belajar kontrol
Belajar kontrolBelajar kontrol
Belajar kontrol
 
Contoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianContoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitian
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
 
Pelatihan dasar microsoft visio
Pelatihan dasar microsoft visioPelatihan dasar microsoft visio
Pelatihan dasar microsoft visio
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 

Viewers also liked

etika profesional
etika profesionaletika profesional
etika profesional
TEKNIK KIMIA
 
Makul Etika Profesi Kelompok 3 ETIK,ETIKA,NORMA DAN MORAL
Makul Etika Profesi Kelompok 3 ETIK,ETIKA,NORMA DAN MORALMakul Etika Profesi Kelompok 3 ETIK,ETIKA,NORMA DAN MORAL
Makul Etika Profesi Kelompok 3 ETIK,ETIKA,NORMA DAN MORAL
Pet-pet
 
Makalah starbuck
Makalah starbuck Makalah starbuck
Makalah starbuck
aliyudhi_h
 
Powerpoint Multimedia Interaktif Sel
Powerpoint Multimedia Interaktif SelPowerpoint Multimedia Interaktif Sel
Powerpoint Multimedia Interaktif Sel
Dian Rahmawati
 
POWER POINT ETIKA PROFESI
POWER POINT ETIKA PROFESIPOWER POINT ETIKA PROFESI
POWER POINT ETIKA PROFESItavianikmldw
 
Buku Tentang Sel - Dian Rahmawati 1113016100044
Buku Tentang Sel - Dian Rahmawati 1113016100044Buku Tentang Sel - Dian Rahmawati 1113016100044
Buku Tentang Sel - Dian Rahmawati 1113016100044
Dian Rahmawati
 

Viewers also liked (7)

Etika profes1
Etika profes1Etika profes1
Etika profes1
 
etika profesional
etika profesionaletika profesional
etika profesional
 
Makul Etika Profesi Kelompok 3 ETIK,ETIKA,NORMA DAN MORAL
Makul Etika Profesi Kelompok 3 ETIK,ETIKA,NORMA DAN MORALMakul Etika Profesi Kelompok 3 ETIK,ETIKA,NORMA DAN MORAL
Makul Etika Profesi Kelompok 3 ETIK,ETIKA,NORMA DAN MORAL
 
Makalah starbuck
Makalah starbuck Makalah starbuck
Makalah starbuck
 
Powerpoint Multimedia Interaktif Sel
Powerpoint Multimedia Interaktif SelPowerpoint Multimedia Interaktif Sel
Powerpoint Multimedia Interaktif Sel
 
POWER POINT ETIKA PROFESI
POWER POINT ETIKA PROFESIPOWER POINT ETIKA PROFESI
POWER POINT ETIKA PROFESI
 
Buku Tentang Sel - Dian Rahmawati 1113016100044
Buku Tentang Sel - Dian Rahmawati 1113016100044Buku Tentang Sel - Dian Rahmawati 1113016100044
Buku Tentang Sel - Dian Rahmawati 1113016100044
 

Similar to Etika profesi kelompok 1

Makalah etika rekayasa
Makalah etika rekayasaMakalah etika rekayasa
Makalah etika rekayasa
monicajatu
 
Etika profesi
Etika profesiEtika profesi
Etika profesi
harisonmtd
 
01 Peng Teknik Kimia1-1.ppt
01 Peng Teknik Kimia1-1.ppt01 Peng Teknik Kimia1-1.ppt
01 Peng Teknik Kimia1-1.ppt
AriFernandoPanjaitan
 
RPS-Etika Profesi
RPS-Etika ProfesiRPS-Etika Profesi
RPS-Etika Profesi
AdeDwiPutraPutra
 
RPS-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja.pdf
RPS-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja.pdfRPS-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja.pdf
RPS-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja.pdf
JearJietNeveralones
 
Proposal Seminar & Workshop Apoteker
Proposal Seminar & Workshop ApotekerProposal Seminar & Workshop Apoteker
Proposal Seminar & Workshop Apoteker
Zulpakor Oktoba Tarmidzi
 
13 ki-kd-teknologi-dasar-otomotif
13 ki-kd-teknologi-dasar-otomotif13 ki-kd-teknologi-dasar-otomotif
13 ki-kd-teknologi-dasar-otomotif
Enddy El Aris
 
0 ki & kd otomotif klas x september 2013
0 ki & kd otomotif klas x  september 20130 ki & kd otomotif klas x  september 2013
0 ki & kd otomotif klas x september 2013Max Rottie
 
Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Bb & gg, ade, hapzi ali, etika bisnsi studi kasus pt. lion air, mercu bua...
Bb & gg, ade, hapzi ali, etika bisnsi studi kasus pt. lion air, mercu bua...Bb & gg, ade, hapzi ali, etika bisnsi studi kasus pt. lion air, mercu bua...
Bb & gg, ade, hapzi ali, etika bisnsi studi kasus pt. lion air, mercu bua...
Ade Caswito
 
Etika profesi
Etika profesiEtika profesi
Etika profesi
Nurcahyani Dewi
 
PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI pertemuan1.pptx
PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI pertemuan1.pptxPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI pertemuan1.pptx
PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI pertemuan1.pptx
kimiguruyu
 
Pendahuluan sp36
Pendahuluan sp36Pendahuluan sp36
Pendahuluan sp36karinaayin
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Ethics and Conflic...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Ethics and Conflic...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Ethics and Conflic...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Ethics and Conflic...
Rachmad Hidayat
 
Pembahasan Etika dan Kode Etik
Pembahasan Etika dan Kode EtikPembahasan Etika dan Kode Etik
Pembahasan Etika dan Kode Etik
zahroannisa4
 
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx
SyedMuhammadZulfikar
 
107_QC_FINAL_ATP_Endang Ernawati_SMKN4 Madiun.pdf
107_QC_FINAL_ATP_Endang Ernawati_SMKN4 Madiun.pdf107_QC_FINAL_ATP_Endang Ernawati_SMKN4 Madiun.pdf
107_QC_FINAL_ATP_Endang Ernawati_SMKN4 Madiun.pdf
RaraStianingUtami
 
5. Silabus Sem 1.pdf
5. Silabus Sem 1.pdf5. Silabus Sem 1.pdf
5. Silabus Sem 1.pdf
Hadi Nursyam
 

Similar to Etika profesi kelompok 1 (20)

Makalah etika rekayasa
Makalah etika rekayasaMakalah etika rekayasa
Makalah etika rekayasa
 
Etika profesi
Etika profesiEtika profesi
Etika profesi
 
01 Peng Teknik Kimia1-1.ppt
01 Peng Teknik Kimia1-1.ppt01 Peng Teknik Kimia1-1.ppt
01 Peng Teknik Kimia1-1.ppt
 
Etika profesi
Etika profesiEtika profesi
Etika profesi
 
RPS-Etika Profesi
RPS-Etika ProfesiRPS-Etika Profesi
RPS-Etika Profesi
 
RPS-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja.pdf
RPS-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja.pdfRPS-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja.pdf
RPS-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja.pdf
 
Proposal Seminar & Workshop Apoteker
Proposal Seminar & Workshop ApotekerProposal Seminar & Workshop Apoteker
Proposal Seminar & Workshop Apoteker
 
13 ki-kd-teknologi-dasar-otomotif
13 ki-kd-teknologi-dasar-otomotif13 ki-kd-teknologi-dasar-otomotif
13 ki-kd-teknologi-dasar-otomotif
 
0 ki & kd otomotif klas x september 2013
0 ki & kd otomotif klas x  september 20130 ki & kd otomotif klas x  september 2013
0 ki & kd otomotif klas x september 2013
 
Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3
 
Bb & gg, ade, hapzi ali, etika bisnsi studi kasus pt. lion air, mercu bua...
Bb & gg, ade, hapzi ali, etika bisnsi studi kasus pt. lion air, mercu bua...Bb & gg, ade, hapzi ali, etika bisnsi studi kasus pt. lion air, mercu bua...
Bb & gg, ade, hapzi ali, etika bisnsi studi kasus pt. lion air, mercu bua...
 
Etika profesi
Etika profesiEtika profesi
Etika profesi
 
PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI pertemuan1.pptx
PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI pertemuan1.pptxPENGANTAR TEKNIK INDUSTRI pertemuan1.pptx
PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI pertemuan1.pptx
 
Pendahuluan sp36
Pendahuluan sp36Pendahuluan sp36
Pendahuluan sp36
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Ethics and Conflic...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Ethics and Conflic...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Ethics and Conflic...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Ethics and Conflic...
 
Pembahasan Etika dan Kode Etik
Pembahasan Etika dan Kode EtikPembahasan Etika dan Kode Etik
Pembahasan Etika dan Kode Etik
 
29_FINAL_ATP_
29_FINAL_ATP_29_FINAL_ATP_
29_FINAL_ATP_
 
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx
 
107_QC_FINAL_ATP_Endang Ernawati_SMKN4 Madiun.pdf
107_QC_FINAL_ATP_Endang Ernawati_SMKN4 Madiun.pdf107_QC_FINAL_ATP_Endang Ernawati_SMKN4 Madiun.pdf
107_QC_FINAL_ATP_Endang Ernawati_SMKN4 Madiun.pdf
 
5. Silabus Sem 1.pdf
5. Silabus Sem 1.pdf5. Silabus Sem 1.pdf
5. Silabus Sem 1.pdf
 

Etika profesi kelompok 1

  • 1. HUBUNGAN ATAU INTERAKSI DAN ETIKA PROFESI TERHADAP INDUSTRI TEKNIK KIMIA (Makalah Etika Profesi) Disusun Devi Permata Sari (1415041012) Dimas Setiawan (1415041015) Fransisca Rica Sidauruk (1415041018) Grisda Ledivia Lay (1415041022) M. Wafi Eriza (1415041028) Naftalia Ariska Br. Bangun (1415041039) Okta Fiyana (1415041045) Ratna Puspita Sari (1415041050) Siska Oktorina Simbolon (1415041057) Talita Freya Lidian (1415041060) JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015
  • 2. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung ii DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang............................................................................................... 1 1.2. Tujuan............................................................................................................. 3 1.3. Rumusan Masalah.......................................................................................... 4 1.4. Manfaat........................................................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Etika............................................................................................. 5 2.2. Pengertian Etika Profesi................................................................................ 5 2.3. Pengertian Professionalisme dan Professional............................................ 6 2.4. Etika Profesi Seorang Insinyur..................................................................... 6 BAB III ISI 3.1. Permasalahan Etika Profesi......................................................................... 10 3.2. Alasan Perlunya Etika Profesi Dalam Bidang Keteknikan...................... 11 3.3. Apa Yang Akan Terjadi Bilamana Ilmu Keteknikan Tanpa Etika........ 12 3.4. Kasus- Kasus Pelanggaran Etika Yang Pernah Terjadi Di Industri Keteknikan.................................................................................................... 12 3.5. Permasalahan Tanggung Jawab Moral Dan Sosial Profesi Insinyur..... 14 BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan................................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 20
  • 3. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan tinggi sains-teknologi yang berkualitas global tidak lagi bisa diselenggarakan dengan kurikulum ataupun metoda pengajaran yang “konvensional”, dan untuk itu harus dilakukan perubahan dan perbaikan untuk memenuhi standard lulusan yang memiliki kompetensi/kualifikasi minimum yang dipersyaratkan oleh ABET 2000. Kemampuan dasar yang menjadi acuan standard untuk menentukan kompetensi/kualifikasi lulusan (insinyur) menurut ABET- Engineering Criteria 2000 seperti tersebut diatas saat ini sudah disosialisasikan, diterapkan dan dikembangkan di Amerika Serikat dan ada kecenderungan untuk selanjutnya akan ditetapkan sebagai acuan internasional. Dari semua yang telah diformulasikan dapat ditarik kesimpulan bahwasannya lulusan (alumnus) pendidikan tinggi sains-teknologi diharapkan nantinya tidak saja memiliki kemampuan akademis dan profesi keteknikan (insinyur) yang baik, tetapi juga memiliki wawasan dan kepekaan terhadap masalah-masalah social kemasyarakatan. Begitu juga seorang lulusan pendidikan tinggi sains-teknologi diharapkan kelak akan mampu bersikap dan bertindak selaku seorang profesional (kelompok sosial yang memiliki keahlian/kepakaran khusus) yang dituntut untuk bertanggungjawab dan selalu terikat dengan kode etik profesinya. Sebagai seorang profesional, maka insinyur harus mampu mempertahankan idealisme yang menyatakan bahwa keahlian profesi yang dikuasainya bukanlah sebuah komoditas yang hendak diperjualbelikan sekedar untuk memperoleh nafkah ataupun keuntungan, melainkan sebuah kebajikan yang hendak diabadikan demi dan semata untuk kesejahteraan umat manusia. Seorang insinyur harus memahami benar makna profesionalisme kalau ingin dikatakan sebagai seorang profesional. Dalam hal ini, profesionalisme didefinisikan sebagai suatu paham
  • 4. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 2 yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat pengabdian dan selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999). Hal ini perlu ditekankan benar untuk membedakannya dengan kerja biasa (occupation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah dan/atau kekayaan materiil yang sifatnya duniawi. Kalau toh didalam “pengamalan” profesi yang dilakukan ternyata diperoleh semacam imbalan maupun penghargaan berupa “honorarium”, maka hal itu haruslah dipandang sebagai sekedar bentuk tanda kehormatan (honour) demi tegaknya kehormatan profesi yang dimilikinya. Tanda kehormatan berupa honorarium ini jelas akan berbeda nilainya dengan upah atau gaji yang hanya pantas diterimakan bagi seorang pekerja upahan biasa. Sebagai anggota kelompok sosial berkeahlian, seorang insinyur harus memiliki kebanggaan profesi dan berkewajiban untuk menerapkan kode etik profesi untuk menjaga martabat, kehormatan, dan/atau itikad-itikad etis pada saat mengamalkan keahlian serta kepakaran profesinya demi dan semata untuk “the benefit of mankind”. Siapakah atau kelompok sosial berkeahlian yang manakah yang bisa diklasifikasikan sebagai kaum profesional yang seharusnya memiliki kesadaran akan nilai-nilai (kehormatan) profesi dan statusnya yang begitu elitis itu? Apakah dalam hal ini profesi keinsinyuran bisa juga diklasifikasikan sebagai bagian dari kelompok sosial ini? Kedua pertanyaan ini tidaklah begitu mudah untuk dicarikan jawabannya. Terlebih lagi bila dikaitkan dengan berbagai macam persoalan, praktek nyata maupun penyimpangan yang banyak kita jumpai didalam aplikasi pengamalan profesi (insinyur) dilapangan yang jauh dari idealisme pengabdian maupun tegaknya nilai kehormatan diri (profesi). Teknologi ataupun ilmu keteknikan (engineering) secara umum dapat dipahami sebagai ilmu terapan (applied science) atau penerapan dari prinsip- prinsip keilmuan dasar (mathematical and natural sciences) melalui penggunaan model dan teknologi (hardware maupun software) untuk berbagai macam
  • 5. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 3 kebutuhan yang bermanfaat bagi manusia. Kajian terhadap apa-apa yang dihasilkan oleh kepakaran “tukang” insinyur ini haruslah mampu memberikan jawaban dan rekomendasi terhadap dua pertanyaan yang menyangkut : 1. Apakah proses penemuan dan pengembangan karya keinsinyuran tersebut sudah mengindahkan nilai – nilai (moral dan norma) kemanusiaan ataukah justru mengabaikannya. 2. Penerapan hasil karya keinsinyuran tersebut sebenarnya untuk apa, untuk siapa, dan bagaimana cara pengoperasian dan penanggulangan terhadap kemungkinan terjadinya dampak (negatif) yang ditimbulkannya ? Banyak hal-hal yang akan memicu kontroversi pada saat sebuah karya keinsinyuran sedang dicoba maupun pada saat ingin diaplikasikan. Sebagai contoh, apakah dapat dibenarkan untuk mengadakan percobaan baik yang bersifat “trial & error” maupun “scientific method” dengan menugaskan manusia untuk menguji berbagai akibat dari perubahan rancangan sistem kerja ataupun pengoperasian sebuah alat ? Bilamana manusia itu sendiri bersedia untuk jadi “kelinci percobaan”, apakah permasalahan yang kemudian muncul tidak akan tidak akan menjadi persoalan pelanggaran etika yang kemudian menjadi bahan perdebatan yang berlarut-larut 1.2. Tujuan Sesuai dengan kenyataan yang melatarbelakangi, resume ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui permasalahan dalam etika profesi 2. Untuk mengetahui alasan perlunya etika profesi dalam bidang keteknikan khusususnya industri teknik kimia 3. Untuk mengetahui dampak yang akan terjadi bilamana ilmu keteknikan (keinsinyuran) tanpa etika 4. Untuk mengetahui kasus-kasus pelanggaran etika yang pernah terjadi di industri keteknikan 5. Untuk mengetahui permasalahan tanggung jawab moral dan sosial profesi insinyur
  • 6. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 4 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan tujuan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk permasalahan dalam etika profesi? 2. Mengapa diperlukan etika profesi dalam bidang keteknikan khusususnya industri teknik kimia? 3. Apakah dampak yang ditimbulkan bilamana ilmu keteknikan (keinsinyuran) tanpa etika? 4. Adakah kasus-kasus pelanggaran etika yang pernah terjadi di industri keteknikan? 5. Bagaimana bentuk permasalahan tanggung jawab moral dan sosial profesi keteknikan? 1.4. Manfaat Adapun manfaat yang dapat diambil berdasarkan rumusan masalah diatas, yaitu: 1. Dapat mengetahui permasalahan dalam etika profesi 2. Dapat mengetahui alasan perlunya etika profesi dalam bidang keteknikan khusususnya industri teknik kimia 3. Dapat mengetahui dampak yang akan terjadi bilamana ilmu keteknikan (keinsinyuran) tanpa etika 4. Dapat mengetahui kasus-kasus pelanggaran etika yang pernah terjadi di industri keteknikan 5. Dapat mengetahui permasalahan tanggung jawab moral dan sosial profesi insinyur
  • 7. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Etika Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. 2.2. Pengertian Etika Profesi Etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.
  • 8. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 6 2.3. Pengertian Professionalisme dan Professional Profesionalisme didefinisikan sebagai suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999). Ciri-ciri profesionalisme yaitu : 1. Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang 2. Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan 3. Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya 4. Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya Sedangkan Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.
  • 9. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 7 2.4. Etika Profesi Seorang Insinyur Sebagai insinyur untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang professional dibidang keteknikan supaya tidak dapat merusak etika profesi diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang professional dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut, yaitu : 1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan 2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja (kalanggan social). 3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan. Tanggung jawab profesi yang lebih spesifik seorang professional diantaranya: 1. Mencapai kualitas yang tinggi dan efektifitas baik dalam proses maupun produk hasil kerja profesional. 2. Menjaga kompetensi sebagai profesional. 3. Mengetahui dan menghormati adanya hukum yang berhubungan dengan kerja yang profesional. 4. Menghormati perjanjian, persetujuan, dan menunjukkan tanggung jawab. Di Indonesia dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode etik sebagai seorang insinyur yang disebut kode etik insinyur Indonesia dalam “catur karsa sapta dharma insinyur Indonesia. Dalam kode etik insinyur terdapat prinsip- prinsip dasar yaitu:
  • 10. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 8 1. Mengutamakan keluhuran budi. 2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia. 3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. 4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran Tuntutan sikap yang harus dijalankan oleh seorang insinyur yang menjunjung tinggi kode etik seorang insinyur yang professional yaitu : 1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan Masyarakat. 2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kempetensinya. 3. Insinyur Indinesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung jawabkan. 4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya. 5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi. 6. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) sendiri secara spesifik memberikan persyaratan akreditasi yang menyatakan bahwa setiap mahasiswa teknik (engineering) harus mengerti betul karakteristik etika profesi keinsinyuran dan penerapannya. Dengan persyaratan ini, ABET menghendaki setiap mahasiswa teknik harus betul-betul memahami etika profesi, kode etik profesi dan permasalahan yang timbul diseputar profesi yang akan mereka tekuni nantinya; sebelum mereka nantinya terlanjur melakukan kesalahan ataupun melanggar etika profesi-nya. Langkah ini akan menempatkan etika profesi sebagai “preventive ethics” yang akan menghindarkan segala macam tindakan yang memiliki resiko dan konsekuensi yang serius dari penerapan keahlian profesional.
  • 11. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 9 Insinyur adalah sebuah profesi yang penting didalam pelaksanaan pembangunan industri nasional, karena banyak berhubungan dengan aktivitas perancangan maupun perekayasaan yang ditujukan semata dan demi kemanfaatan bagi manusia. Dengan mengacu pada pengertian dan pemahaman mengenai profesi, (sikap) professional dan (paham) profesionalisme; maka nampak jelas kalau ruang lingkup keinsinyuran per definisi bisa disejajarkan dengan profesi- profesi yang lain seperti dokter, pengacara, psikolog, aristek dan sebagainya. Acapkali pula dijumpai didalam proses penerapan kepakaran dan keahliannya, seorang insinyur (tanpa terkecuali insinyur teknik industri) akan terlibat dalam berbagai aktivitas bisnis yang harus dilaksanakan dengan prinsip-prinsip komersial dan mengarah untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Namun demikian, sebagai sebuah profesi yang memiliki idealisme dan tanggung jawab besar bagi kemaslahatan manusia; maka didalam penerapan kepakaran dan keahlian insinyur tersebut haruslah tetap mengindahkan norma, budaya, adat, moral dan etika yang berlaku.
  • 12. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 10 BAB III ISI 3.1. Permasalahan Dalam Etika Profesi Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos yang berarti karakter, watak, kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut para ahli etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani yaitu ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik. Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan bidang tertentu atau jenis pekerjaan (occupation) yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetapi belum tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup untuk menyatakan suatu pekerjaan dapat disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksaan, dan penguasaan teknik intelektual yang merupakan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh para pelaksana profesi.
  • 13. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 11 Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek). Dengan kata lain orientasi utama profesi adalah untuk kepentingan masyarakat dengan menggunakan keahlian yang dimiliki. Akan tetapi tanpa disertai suatu kesadaran diri yang tinggi, profesi dapat dengan mudahnya disalahgunakan oleh seseorang seperti pada penyalahgunaan profesi seseorang dibidang komputer misalnya pada kasus kejahatan komputer yang berhasil mengcopy program komersial untuk diperjualbelikan lagi tanpa ijin dari hak pencipta atas program yang dikomesikan itu. Sehingga perlu pemahaman atas etika profesi dengan memahami kode etik profesi. Contoh penyalahgunaan profesi dalam bidang computer contohnya penjahat berdasi yaitu orang-orang yang menyalahgunakan profesinya dengan cara penipuan kartu kredit, cek, kejahatan dalam bidang komputer lainnya yang biasa disebut Cracker dan bukan Hacker, sebab Hacker adalah Membangun sedangkan Cracker Merusak. Hal ini terbukti bahwa Indonesia merupakan kejahatan komputer di dunia diurutan 2 setelah Ukraine. Maka dari itu banyak orang yang mempunyai profesi tetapi tidak tahu ataupun tidak sadar bahwa ada kode Etik tertentu dalam profesi yang mereka miliki, dan mereka tidak lagi bertujuan untuk menolong kepentingan masyarakat, tapi sebaliknya masyarakat merasa dirugikan oleh orang yang menyalahgunakan profesi. Kesadaran itu penting dan lebih penting lagi kesadaran itu timbul dari Diri kita masing - masing yang sebentar lagi akan menjadi pelaksana profesi di bidang komputer disetiap tempat kita bekerja, dan selalu memahami dengan baik atas Etika Profesi yang membangun dan bukan untuk merugikan orang lain. 3.2. Alasan Perlunya Etika Profesi Dalam Bidang Keteknikan Dengan adanya etika profesi seorang teknik akan memiliki batasan dalam bertindak sehingga akan lebih memprtimbangkan segala tindakannnya dalam rangka kesejahteraan dan ketentraman hidup orang banyak. Seorang teknik yang mempunyai etika profesi yang baik tentunya akan bertanggung jawab atas tindakan yang ia lakukan. Selain itu, dapat menjaga
  • 14. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 12 kelakukan dan kejujuran atas apa yang dilakukannya. Sehingga apa yang dilakukannya semata-mata dilakukan bukan hanya untuk mendapat kan keuntungan tapu juga untuk mendapatkan kesejahteraan dan kemakmuran hajat hidup oarang banyak. 3.3. Apa Yang Akan Terjadi Bilamana Profesi Keteknikan Tanpa Etika? Yang terjadi adalah banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh seorang teknik, dan hal itu akan banyak merugikan kehidupan orang banyak. Misalnya saja, bencana alam. Hal-hal lain yang terjadi misalnya: a. Penurunan tingak kepercayaan masyarakat kepada seorang teknik tersebut. b. Pemboikotan produk hasil ciptaan seorang teknik tersebut. c. Pencabutan kode etik profesinya. d. Penundaan proyek karena merugikan masyarakat. 3.4. Kasus-Kasus Pelanggaran Etika Yang Pernah Terjadi Di Industri Keteknikan Kasus kebocoran Pengeboran Lapindo Brantas di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Sidoarjo, Jawa Timur Dampak: Tergenangnya kawasan pemukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan yang berpengaruh pada aktivitas perekonomian
  • 15. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 13 Kasus tragedi Minamata, di Minamata provinsi Kumamoto dan Kagoshima. Dampak: Pencemaran lingkungan daerah tersebut dengan zat kimia Methyl Mercury, Pencemaran penyakit oleh zat kimia tersebut pada tubuh enduduk dan bahkan menyebabkan kematian. Kasus ini juga terjadi di Teluk Buyat. Kasus tumpahan Minyak PLTGU Buleleng yang mencemari Pantai Levina. Dampak: Pencemaran di Pantai Levina, kematian ikan, merusak terumbu karang.
  • 16. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 14 Kasus Penambangan Batu Bara di Banjarmasin Dampak: Akibat penambangannya terlihat lubang-lubang besar yang menyerupai danau namun tidak dapat dijadikan tempat hidup oleh ikan karena kandunga asamnya yang sangat tinggi. 3.5. Permasalahan Tanggung Jawab Moral Dan Sosial Profesi Insinyur Besarnya keinginan untuk memecahkan persoalan-persoalan kehidupan manusia di era global dan kebutuhan akan penemuan-penemuan yang mampu memberikan manfaat untuk mencari solusi persoalan tersebut, merupakan kekuatan pendorong menuju ke pengembangan teknologi modern. Hanya saja satu hal yang patut untuk disadari bahwasanya sebuah temuan teknologi acapkali justru tidak hanya memberikan solusi positif terhadap persoalan yang dihadapi, melainkan juga akan memberikan permasalahan baru bagi keseimbangan alam dan kehidupan manusia. Karena banyak berkaitan dengan kehidupan manusia itulah, maka teknologi seringkali dipertimbangkan sebagai faktor penentu yang juga dominan didalam proses perubahan sosial. Teknologi tidak hanya memiliki sifat “akumulatif”, tetapi seringkali pula bersifat “multiplikatif” khususnya terkait dengan penemuan-penemuan teknologi baru yang lain. Adakalanya dampak yang ditimbulkan oleh sebuah temuan teknologi seringkali memerlukan “obat penawar” berupa penemuan-penemuan teknologi selanjutnya.
  • 17. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 15 Revolusi industri yang berlangsung lebih dari dua abad yang lalu banyak membawa perubahan-perubahan didalam banyak hal. Awal perubahan yang paling menyolok adalah dalam hal diketemukannya rancang bangun (rekayasa/engineering) mesin uap sebagai sumber energi untuk berproduksi, sehingga manusia tidak lagi tergantung pada energi ototi ataupun energi alam; dan yang lebih penting lagi manusia bisa menggunakan sumber energi tersebut dimanapun lokasi kegiatan produksi akan diselenggarakan. Hal lain yang patut dicatat adalah diterapkannya rekayasa tentang tata cara kerja (methods engineering) untuk meningkatkan produktivitas kerja yang lebih efektif-efisien dengan menganalisa kerja sistem manusia-mesin sebagai sebuah sistem produksi yang terintegrasi. Apa-apa yang telah dikerjakan oleh Taylor, Gilbreth, Fayol, Gantt, Shewart, dan sebagainya telah menghasilkan paradigma paradigma baru yang beranjak dari struktur ekonomi agraris bergerak menuju ke struktur ekonomi produksi (industri). Demikian pula langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Taylor dan para pionir keilmuan teknik dan manajemen industri lainnya itu (kebanyakan dari mereka justru berlatar - belakang insinyur) telah membuka cakrawala baru dalam pengembangan dan penerapan sains-teknologi demi kemaslahatan manusia. Dalam hal ini penerapan sains, teknologi serta ilmu-ilmu keteknikan (engineering) tidak harus selalu terlibat dalam masalah-masalah yang terkait dengan perancangan perangkat keras (hardware) berupa teknologi produk maupun teknologi proses; akan tetapi juga ikut bertanggung-jawab dalam persoalan- persoalan yang berkembang dalam perancangan perangkat teknologi lainnya (software, organoware dan brainware), maupun bertanggung-jawab terhadap segala macam dampak (lingkungan, sosial, dll) yang ditimbulkan sebagai akibat pengembangan teknologi yang tidak hanya memberikan manfaat positif, melainkan juga memberikan berbagai macam resiko negatif yang merusak lingkungan. Untuk mengantisipasi problematik industri yang semakin luas dan kompleks tersebut, maka didalam penyusunan kurikulum pendidikan tinggi sains-teknologi (tidak peduli program studi ilmu keteknikan macam apa yang ingin ditawarkan)
  • 18. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 16 seharusnya tidak lagi semata hanya memperhatikan arah perkembangan ilmu dan keahlian teknis (engineering); melainkan juga harus dilengkapi dan diserasikan dengan ilmu-ilmu lain yang memberikan wawasan maupun keterampilan (skill) yang berhubungan dengan persoalan manusia, organisasi & manajemen industri, lingkungan serta persoalan-persoalan praktis yang dihadapi oleh industri dalam aktivitas rutin-nya sehari-hari. Arah perkembangan dan kemajuan di bidang sains- teknologi memang perlu untuk senantiasa diikuti, akan tetapi yang juga tidak kalah pentingnya adalah bagaimana persoalan-persoalan industri seperti peningkatan daya saing, perselisihan perburuhan, pencemaran lingkungan, rendahnya kualitas sumber daya manusia, kelangkaan energi, restrukturisasi organisasi, analisa finansial, dan sebagainya ikut dipikirkan serta dicarikan solusi pemecahannya. Persoalan-persoalan semacam ini jelas harus bisa dijawab oleh manajemen dan pengambil keputusan di lingkungan industri (yang banyak diantara mereka memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknologi dan engineering). Untuk menghadapi persoalan-persoalan yang kebanyakan lebih bersifat kualitatif dan non-eksak semacam begini, jelas kurikulum pendidikan tinggi sains-teknologi akan memerlukan “supplemen” berupa materi-materi yang berasal dari luar kepakaran ilmu keteknikan (engineering) seperti hal-nya organisasi/manajemen (industri), ekonomi (makro-mikro), bisnis, analisa finansial, psikologi industri, ergonomi, kepemimpinan (leadership), etika (bisnis & profesi) dan wawasan sosial-ekonomi lainnya. Pendidikan tinggi sains-teknologi tidak hanya diharapkan mampu menghasilkan lulusan dalam jumlah yang dibutuhkan, akan tetapi juga harus mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas global, profesional dan memenuhi syarat-syarat kompetensi bekerja yang dituntut oleh pasar tenaga kerja. Tantangan global menghadapkan dunia pendidikan tinggi sains-teknologi agar mampu mengikuti dan menangkap arah perkembangan sains-teknologi yang melaju begitu cepat, dan disisi lain harus pula menghasilkan lulusan yang berdaya-saing tinggi dan memenuhi tuntutan persyaratan maupun standard kompetensi kerja internasional. Langkah evaluasi diri (melalui SWOT analysis), pemetaan posisi
  • 19. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 17 maupun “benchmarking” harus dan penting untuk senantiasa dilakukan. Untuk langkah ini, maka dengan mengacu pada “ABET-Engineering Criteria 2000” nampak bahwa lulusan perguruan tinggi sains-teknologi (engineering) tidak saja harus menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian dan kepakaran di bidang keteknikan saja; tetapi juga harus memiliki 11 (sebelas) kriteria profil mutu yang dipergunakan untuk mengukur kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh para lulusan Perguruan Tinggi Teknik berupa wawasan, pemahaman serta kemampuan baik yang berkaitan dengan dasar-dasar ilmu keteknikan/engineering seperti matematika, fisika maupun basic engineering sciences dan juga yang berdimensi diluar lingkup bidang ilmu keteknikan yang berbasis pada attitude dan perilaku intelektual. Salah satunya menyebutkan bahwa lulusan (alumni) haruslah memiliki pemahaman terhadap tanggung jawab dan etika profesional. Permasalahan menjadi menarik pada saat Persatuan Insinyur Indonesia [2000] melakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat kesenjangan mutu dan relevansi Sarjana Teknik (termasuk juga dalam hal ini Sarjana Pertanian) di Industri, dimana diperoleh hasil yang menunjukkan adanya 6 (enam) kesenjangan yang cukup signifikan antara harapan serta persepsi masyarakat industri dan bisnis dengan kompetensi lulusan Perguruan Tinggi Teknik yang memerlukan prioritas untuk diperhatikan dan dicarikan solusi konkritnya, yaitu : 1. Kemampuan untuk berperan/berfungsi dalam tim kerja multi disiplin. 2. Kemampuan mengidentifikasikan, memformulasikan, dan memecah-kan masalah-masalah engineering. 3. Kesadaran akan kebutuhan untuk memenuhinya dalam proses belajar sepanjang hayat. 4. Kemampuan berkomunikasi dengan efektif. 5. Pemahaman terhadap tanggung jawab dan etika profesional. 6. Pemampuan merancang suatu sistem, komponen, proses dan metode untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Mencermati hasil temuan tersebut, maka keseluruhan kesenjangan yang terjadi lebih berbasis pada lemahnya attitude dan perilaku intelektual daripada
  • 20. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 18 kemampuan teknis/enjinering. Kesimpulan yang bisa ditarik dari hasil studi adalah diperlukannya pembenahan konsep, kurikulum serta strategi proses pembelajaran untuk membentuk attitude berpikir dan perilaku intelektual sedini mungkin.
  • 21. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 19 BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Insinyur adalah sebuah profesi yang penting didalam pelaksanaan pembangunan industri nasional, karena banyak berhubungan dengan aktivitas perancangan maupun perekayasaan yang ditujukan semata dan demi kemanfaatan bagi manusia. Dengan mengacu pada pengertian dan pemahaman mengenai profesi, (sikap) professional dan (paham) profesionalisme; maka nampak jelas kalau ruang lingkup keinsinyuran perdefinisi bisa disejajarkan dengan profesi- profesi yang lain seperti dokter, pengacara, psikolog, aristek dan sebagainya. Acapkali pula dijumpai didalam proses penerapan kepakaran dan keahliannya, seorang insinyur (tanpa terkecuali insinyur teknik kimia) akan terlibat dalam berbagai aktivitas bisnis yang harus dilaksanakan dengan prinsip-prinsip komersial dan mengarah untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Namun demikian, sebagai sebuah profesi yang memiliki idealisme dan tanggung jawab besar bagi kemaslahatan manusia; maka didalam penerapan kepakaran dan keahlian insinyur tersebut haruslah tetap mengindahkan norma, budaya, adat, moral dan etika yang berlaku. Seperti halnya dengan profesi-profesi lainnya (yang terlebih dahulu sudah menerapkan norma-norma keprofesiannya); sudah saatnya profesi insinyur menata-dirinya dalam sebuah wadah profesi, bisa bersifat umum ataupun spesifik (spesialistik) tergantung pada kompetensi dasarnya dan sekaligus menerapkan norma-norma etika profesi seperti yang tertuang dalam kode etik profesi untuk menjaga martabat, kehormatan, dan/atau itikad-itikad etis yang harus ditaati oleh mereka yang akan menerapkan keahlian dan kepakarannya.
  • 22. Etika Profesi, Teknik Kimia Universitas Lampung 20 DAFTAR PUSTAKA Bennett, F. Lawrence. The Management of Engineering: Human, Quality, Organizational, Legal, and Ethical Aspects of Professional Practice. New York: John Wiley & Sons, Inc., 1996. Fleddermann, Charles B. Engineering Ethics. Upper Saddle River, NJ. : Prentice Hall – Engineering Source, 1999. Whitbeck, Caroline. Ethics in Engineering Practice and Research. Cambridge : Cambridge University Press, 1998. Wignjosoebroto, Soetandyo. Profesi, Profesionalisme dan Etika Profesi. Makalah disajikan dalam diskusi tentang profesionalisme hukum (notariat) di Fakultas Hukum Universitas Airlangga – Surabaya, 1999. Wignjosoebroto, Sritomo. Etika Profesional: Pengamalan dan Permasalahan. Makalah disampaikan dalam acara diskusi “Perspektif Pembangunan Daya saing Global Tenaga Kerja Profesional”, Badan Kejuruan Mesin – Persatuan Insinyur Indonesia, tanggal 1 Desember 1999 di Jakarta. Wignjosoebroto, Sritomo. Manusia, Sains-Teknologi dan Etika Profesi. Makalah disampaikan dalam acara Semiloka Nasional „Peningkatan Peran Studi Sosial dan Humaniora di Perguruan Tinggi Teknologi”, Jurusan MKU- MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember pada tanggal 6 Nopember 2000 di Kampus ITS-Surabaya. Wignjosoebroto, Sritomo. Business & Professional Ethics. Modul Pelatihan Program Profesi Insinyur, Persatuan Insinyur Indonesia (PII), 2000.