Dokumen tersebut membahas etika penelitian yang meliputi sikap ilmiah peneliti, prinsip-prinsip etika penelitian seperti menghormati subjek penelitian dan keadilan, serta kode etik penelitian seperti jujur dan bertanggung jawab.
Penelitian pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk memprediksi, menemu- kan, atau memverifikasi kebenaran. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui pendekatan yang tepat, karena pendekatan yang diguna- kan dalam sebuah penelitian sangat menentu- kan keseluruhan langkah penelitian tersebut. Sejak awal, pendekatan dalam setiap pene- litian sudah harus ditentukan dengan jelas. Penentuan pendekatan yang akan digunakan sangat tergantung pada paradigma yang dianut peneliti.
Pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus; di mana asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang,
kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif
yang berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik.
Penelitian pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk memprediksi, menemu- kan, atau memverifikasi kebenaran. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui pendekatan yang tepat, karena pendekatan yang diguna- kan dalam sebuah penelitian sangat menentu- kan keseluruhan langkah penelitian tersebut. Sejak awal, pendekatan dalam setiap pene- litian sudah harus ditentukan dengan jelas. Penentuan pendekatan yang akan digunakan sangat tergantung pada paradigma yang dianut peneliti.
Pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus; di mana asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang,
kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif
yang berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik.
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Huda Sukaraja sebagai institusi pendidikan dasar
dituntut menyelenggarakan pendidikan profesional untuk menghasilkan lulusan yang
mempunyai kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Matakuliah Pengantar Pendidikan mengkaji tentang konsep dasar pendidikan, manusia dan pendidikan, hakikat pendidikan, unsur pendidikan, aliran pendidikan, landasan pendidikan, pemikiran tokoh pendidikan, lingkungan pendidikan, penyelenggaraan pendidikan, peran pendidikan dalam pembangunan, masalah aktual pendidikan, dan perkiraan masyarakat masa depan. Mata kuliah ini menggunakan pendekatan student center learning, yang mengedepankan kemandirian mahasiswa untuk mencari dan menemukan pengetahuan serta membangun kompetensi yang diharapkan. Bedah kepustakaan melalui pendekatan project-based learning secara multiliterasi menjadi kegiatan utama dalam mata kuliah ini.
Mata kuliah Statistik berisi tentang kegunaan statisti dalam penelitian, cara melakukan kajian kajian terhadap berbagai macam data statistik untuk menarik kesimpulan, cara melakukan analisis berbagai macam data untuk kepentingan penelitian maupun dalam penulisan skripsi. Mata kuliah ini menggunakan pendekatan student center learning, yang mengedepankan kemandirian mahasiswa untuk mencari dan menemukan pengetahuan serta membangun kompetensi yang diharapkan. Bedah kepustakaan melalui pendekatan project-based learning secara multiliterasi menjadi kegiatan utama dalam mata kuliah ini.
Dalam dunia pendidikan, analisis data merupakan langkah - langkah pengolahan data menjadi informasi yang berguna untuk memecahkan masalah pendidikan tertentu. Di bidang lain, prosesnya kurang lebih sama tetapi berbeda pada topik permasalahan yang diangkat menyangkut kebutuhan institusinya.
Semakin tinggi pendidikan seseorang seharusnya seharusnya semakin berkurang prasangkanya terhadap orang lain, semakin toleran terhadap golongan minoritas.
Semakin tinggi pendidikan seseorang seharusnya seharusnya semakin berkurang prasangkanya terhadap orang lain, semakin toleran terhadap golongan minoritas.
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
Etika Penelitian.pdf
1. 1
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
ETIKA PENELITIAN (RESEARCH ETHICS)
A. Sikap Ilmiah dalam Penelitian
Sikap ilmiah adalah suatu sikap mampu menerima pendapat orang lain dengan baik
dan benar, bertindak dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui
langkah-langkah ilmiah yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan dan
keterbukaan. Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang peneliti
atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah harus
dibiasakan yang dimulai dari pembelajaran ketika di dalam kelas sampai pada berbagai
forum ilmiah, seperti seminar, diskusi, lokakarya, sarasehan, dan penulisan karya ilmiah.
Sikap ilmiah dalam penelitian menurut Carin (1997) meliputi rasa ingin tahu,
mengutamakan bukti, menjadi skeptis, mau menerima perbedaan, menghormati
pandangan yang berbeda, bekerja sama, dan bersikap positif terhadap kegagalan.
Sikap ilmiah merupakan karakter yang harus dimiliki oleh seorang peneliti dalam
melakukan sebuah penelitian. Sikap ilmiah merupakan suatu sikap atau perasaan rasional
yang muncul pada diri seseorang yang dapat berubah-ubah sesuai dengan pengalaman,
wawasan, dan fenomena baru. Pardede T dalam Hendracipta (2016), menyebutkan ciri-
ciri sikap ilmiah, yaitu:
1. Obyektif/jujur,
2. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan
3. Terbuka
4. Tidak mencampurkan fakta dengan pendapat
5. Bersikap hati-hati
6. Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan tinggi
Herlen dalam Anwar (2009) mengelompokkan indikator sikap ilmiah sebagai
berikut:
Tabel 4.1. Dimensi dan indikator sikap ilmiah
Dimensi Indikator
Sikap ingin tahu 1. Antusias mencari jawaban
2. Perhatian pada obyek yang diamati
3. Antusias pada proses sains
4. Menanyakan setiap langkah kegiatan
Sikap respek terhadap data
dan fakta
1. Obyektif/jujur
2. Tidak memanipulasi data
3. Tidak purbasangka
4. Mengambil keputusan sesuai fakta
5. Tidak mencampur fakta dengan pendapat
2. 2
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Dimensi Indikator
Sikap berpikir kritis 1. Meragukan temuan orang lain
2. Menanyakan setiap perubahan/hal baru
3. Mengulangi kegiatan yang dilakukan
4. Tidak mengabadikan data meskipun kecil
Sikap penemuan dan
kreativitas
1. Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi
2. Menunjukkan laporan berbeda dengan orang lain
3. Merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta
4. Menggunakan alat-akat tidak seperti biasanya
5. Menyarankan percobaan-percobaan baru
6. Menguraikan konklusi baru hasil penelitian
Sikap berpikiran terbuka dan
kerja sama
1. Menghargai pendapat/temuan orang lain
2. Mau merubah pendapat jika data kurang
3. Menerima saran dari orang lain
4. Tidak merasa selalu benar
5. Menganggap setiap kesimpulan adalah tentatif
6. Berpartisipasi aktif dalam kelompok
Sikap ketekunan 1. Melanjutkan meneliti sesudah kebaruannya hilang
2. Mengulang percoban meskipun gagal
3. Melengkapi satu kegiatan orang lain selesai lebih
awal
Sikap peka terhadap
lingkungan sekitar
1. Perhatian terhadap peristiwa sekitar
2. Partisipai pada kegiatan sosial
3. Menjaga kebersihan lingkunan
Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang peneliti meliputi mampu
membedakan antara opini dan fakta, memiliki rasa ingin tahu, peduli terhadap
lingkungan, jujur terhadap fakta, terbuka dan fleksibel, berani mencoba, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, bekerja sama, ulet dan gigih, dan bertanggung jawab.
1. Mampu membedakan antara opini dan fakta
Seorang peneliti harus mampu membedakan antara opini dan fakta.
Kemampun ini harus dimiliki peneliti agar penelitian yang dihasilkannya tepat dan
akurat serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Opini sangat berbeda
dengan fakta. Keterangan yang belum pasti kebenarannya dikenal dengan istilah
opini, sedangkan fakta merupakan hasil penelitian yang sudah dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Peneliti harus jeli dalam memilah informasi
yang akan digunakan dalam penelitian.
2. Memiliki rasa ingin tahu
Penelitian bermula dari munculnya rasa ingin tahu pada diri seorang peneliti,
sehingga peneliti yang baik harus terus berupaya untuk memperluas pandangan dan
cakrawala berpikirnya. Dari rasa ingin tahu dengan didukung keluasan berpikir akan
sangat bermanfaat dalam proses penemuan teori, konsep, maupun hasil penelitian.
3. 3
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
3. Peduli terhadap lingkungan
Kepedulian dan kecintaan terhadap pelestarian lingkungan harus dimiliki oleh
seorang peneliti. Penelitian yang dilakukan diharapkan akan dapat berkontribusi
dalam melestarikan dan menyelamatkan makhluk hidup di bumi.
4. Jujur terhadap fakta
Kesimpulan akhir dari penelitian diharapkan dapat memberikan solusi
terhadap suatu masalah, sehingga data yang diambil sangat penting artinya. Oleh
karena itu dalam pengumpulan data tidak boleh memanipulasi data, manipulasi data
dapat memunculkan kesimpulan dan rekomendasi yang tidak terkait dengan
permasalah yang akan dicarikan solusinya. Penelitian yang dilakukan dengan
memanipulasi data dapat merugikan banyak pihak, bahkan dapat menyebabkan
korban jiwa jika penelitiannya terkait dengan makanan dan kesehatan. Agar hasil
penelitian akurat, syarat utama yang dipenuhi adalah kejujuran terhadap fakta.
5. Terbuka dan fleksibel
Sikap terbuka seorang peneliti harus ditunjukkan dengan sikap mau menerima
kritik dan saran orang lain. Seorang peneliti juga harus terbuka dalam menyampaikan
hasil penelitian, sehingga kelemahan dan kekurangan hasil penelitian dapat diketahui.
Kelemahan dan kekurangan yang ditemukan dapat diperbaiki, sedangan kelebihan
yang ada dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat.
6. Berani mencoba
Sikap berani mencoba merupakan wujud dari rasa ingin tahu yang muncul
pada diri seorang peneliti. Rasa ingin tahu yang tidak diiringi dengan keberanian
untuk mencoba sangatlah tidak bermanfaat atau sis-sia. Hasil penelitian tidak
selamanya baik, terkadang juga buruk. Oleh karena itu, sikap pantang menyerah dan
berani mencoba harus ditanamkan dalam diri peneliti. Dalam penelitian, kegagalan
merupakan hal yang wajar dan bahkan sering terjadi, sehingga peneliti harus berani
mencoba dan tidak boleh takut gagal.
7. Berpendapat secara ilmiah dan kritis
Penelitian yang dilakukan berdasarkan fakta yang telah teruji kebenarannya
akan sangat mendukung peneliti untuk berpendapat, karena fakta dalam penelitiannya
bukan bukti dibuat-buat tanpa bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan
penelitian yang demikian, maka pendapat akan hasil penelitian memiliki dasar pijakan
yang kuat dan akurat serta tidak terbantahkan.
4. 4
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
8. Bekerja sama
Terkadang dalam melakukan penelitian, seorang peneliti tidak bisa sendiri,
peneliti sering membutuhkan bantuan orang atau peneliti lain. Di sinilah letak
pentingnya kemampun untuk bekerja sama dengan orang lain dalam penelitian.
Dengan bantuan orang lain, pekerjaan penelitian akan lebih rapi sehinga menunjang
keberhasilan dan ketepatan hasil penelitian.
9. Ulet dan gigih
Ketika seorang peneliti menemui kegagalan dalam sebuah penelitian, maka
pantang baginya untuk berputus asa. Jika gagal, maka harus terus dilakukan analisis
tentang penyebab kegagalan sebuah proyek penelitian. Hasil analisis kegagalan dapat
menjadi acuan untuk perbaikan bagi penelitian selanjutnya.
10. Bertanggung jawab
Setiap penelitian yang dilakukan harus dapat dipertanggungjawabkan baik
proses maupun hasilnya. Peneliti juga harus memperhatikan keselamatan dari tim dan
lingkungan yang merupakan bagian dari tanggung jawab peneliti.
Bersikap ilmiah dalam penelitian ditandai oleh beberapa ciri, di antaranya:
1. Sikap positif, yaitu sikap untuk tetap berkontribusi walaupun kecil dalam situasi
apapun.
2. Sikap bertanya, yaitu sikap untuk mengetahui sesuatu sehingga hasilnya dapat
dimanfaatkan baik pada saat itu atau pada saat mendatang.
3. Sikap sangsi, yaitu sikap yang tidak langsung menerima atas hal-hal yang dirasakan
masih ragu, sehingga perlu melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada
pembuktian (Umar dalam Abdullah, 2015).
B. Prinsip Etika Penelitian
Etika penelitian menurut Notoatmodjo (2012) merupakan suatu pedoman etika
yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti,
pihak yang diteliti (subyek penelitian), dan masyarakat (memperoleh dampak langsung
dan tidak langsung).
Etika penelitian merupakan aturan yang dipegang oleh peneliti dalam melakukan
penelitian, oleh karenanya peneliti harus mengetahui dan memahami etika penelitian
sebelum melakukan penelitian.
Kode etik peneliti adalah acuan moral bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemanusiaan. Ini menjadi
5. 5
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
bentuk pengabdian dan tanggung jawab sosial dan ketakwaan kepada Allah Yang Maha
Esa.
Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan santun yang
memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum
mengenai pengenaan sanksi jika terjadi pelanggaran, dan norma moral yang meliputi
itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian. Walapun internvensi yang
dilakukan dalam penelitian tidak memiliki resiko yang dapat merugikan atau
membahayakan responden, tetapi peneliti tetap harus mempertimbankan aspek sosietika
dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
Prinsip dasar etika penelitian menurut Sujatno (2008) adalah menghormati orang
lain (respect for person), manfaat (beneficence), tidak membahayakan subjek penelitian
(non maleficence), dan keadilan (justice).
Prinsip etika penelitian meliputi menghormati harkat dan martabat manusia (respect
for human dignity), menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for
privacy dan confientiality), keadilan (justice), memperhitungkan manfaat (beneficence),
dan memperhitungkan dampak yang ditimbulkan.
Untuk menunjang etika penelitian, National Academy of Science USA (1995) telah
menerbitkan panduan sebagai pegangan dalam melaksanakan tugas dan tangung jawab
sebagai peneliti atau saintis. Rumusan panduan tersebut sebagai berikut:
1. Penelitian harus mempunyai landasan sosial.
2. Saintis atau peneliti harus bertanggung jawab dan memahami nilai-nilai dalam sains
(kejujuran dan obyektivitas).
3. Menghindari diri dalam kegiatan yang mempunyai conflict of interest atau bias
kepentingan.
4. Mendorong pulikasi dan keterbukaan.
5. Menjaga pemberian kredit yang adil dan seimbang.
6. Menjunjung tinggi praktik kepengarangan.
7. Menjaga teknik percobaan dan perlakuan terhadap data.
8. Menghindari sikap tercela dalam sains.
9. Harus bereaksi terhadap pelanggaran etika.
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus menjunjung tinggi aturan yang telah
ditetapkan sebagai acuan moral dalam penelitian atau disebut kode etik penelitian. Kode
etik penelitian antara lain:
1. Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah.
6. 6
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
2. Penelitia melakukan kegiatan dalam cakupan dan batasan yang diperkenankan oleh
hukum yang berlaku.
3. Peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh rasa tanggung jawab.
4. Peneliti mengelola penelitiannya secara jujur dan adil terhadap lingkungan
penelitiannya.
5. Peneliti menghormati segala bentuk obyek dalam penelitian baik hayati maupun non
hayati.
6. Peneliti membuka diri terhadap tanggapan, kritik, dan saran baik dari peneliti lain
maupun dari pihak luar.
7. Peneliti mengelola, menjalankan, dan melaporkan hasil secara bertanggung jawab,
cermat, dan seksama.
8. Peneliti dilarang melakukan duplikasi atau plagiat.
9. Peneliti memberikan pengakuan berupa kutipan dalam penelitiannya (Himpenindo,
2018)
Termasuk dalam etika penelitian adalah meminta persetujuan dari subyek penelitian
yang diwujudkan dalam bentuk form persetujuan (form consent). Peneliti harus
memberikan penjelasan dalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami tentang
penelitian yang akan dilakukan kepada subyek penelitian. Dalam melakukan penelitian,
maka subyek penelitian harus dalam kondisi sadar dan tidak dalam kondisi tertekan,
subyek penelitian dengan sukarela terlibat dalam proses penelitian.
C. Research Misconduct
Research atau Scientific Misconduct merupakan suatu pelanggaran kode etik
standar ilmiah dan perilaku etis dalam penelitian. Research atau Scientific Misconduct
dialkukan dalam pengajuan proposal, melaksanakan penelitian, mereview penelitian
ataupun melaporkan hasil-hasil penelitian. Jenis dari Research atau Scientific Misconduct
meliputi fabrication (fabrikasi), falsification (pemalsuan), research fraud, dan
plagiarism (plagiat). Bentuk-bentuk research miscondudt ini merupakan bentuk
pelanggaran serius dalam dunia akademik, ini menjagi tanggung jawab utama seorang
peneliti.
1. Fabrication (fabrikasi)
Fabrikasi melibatkn pembuatan atau pengadaan yang sebernarnya tidak ada.
Fabrikasi merupakan konstruksi dan/atau penambahan data, pengamatan, atau
penokohan yang tidak pernah terjadi dalam pengumpulan dan/atau menjalankan
eksperimen.
7. 7
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
2. Falsification (pemalsuan)
Falsifikasi merupakan modifikasi (penambahan, pengurangan, atau perubahan)
pada sesuatu yang suda ada demik keuntungan atau mencapai tujuan penelitian.
Manipulasi dilakukan terhadap bahan penelitian, peralatan, atau proses, atas
mengubah atau menghilangkan data atau hasil sehingga tidak mewakili secara akurat
dalam catatan penelitian. Manipulasi gambar atau representasi dengan cara yang
mendistorsi data atau terlalu banyak membaca yang tersirat juga dianggap pemalsuan.
3. Plagiarism (plagiat)
Plagiarisme merupakan bentuk kesalahan penelitian yang paling umum, yaitu
menggunakan ide, pendapat, dan hasil penelitian orang lain dengan mengakui sebagai
karya sendiri. Peneliti harus dengan jujur menuliskan kutipan semua sumber dan
mencatat dengan cermat semua karya orang lain dalam karya tulisnya. Menggunakan
atau mewakili karya orang lain sebagai karya sendiri merupakan plagiarisme, bahkan
walaupun dilakukan secara tidak sengaja. Plagiarisme merupakan pencurian
intelektual, terjadi ketika seseorang menggunakan karya orang lain sebagai miliknya.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indoneisa Nomor 17 Tahun 2020
disebutkan bahwa plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh angka kredit atau nilai untuk suatu karya
ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya ilmiah pihak lain yang diakui
sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) disebutkan bahwa plagiat adalah pengambilan
karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah
karangan (pendapat) sendiri.
4. Research fraud
Researth fraud adalah perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan dengan
sengaja untuk tujuan tertentu serta memanipulasi atau memberikan laporan yang
keliru terhadap pihak lain, dilakukan oleh orang-orang dari dalam atau luar organisasi
untuk memperoleh keuntungan pribadi ataupun kelompok yang secara langsung
maupun tidak langsung dapat merugikan pihak lain.
8. 8
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ma’ruf. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Aswaja, Yogyakarta.
Anwar. 2009. Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pelangi Ilmu, Vol.2,
No.5
Carin, A, & Sund B. 1997. Teaching Science Through Discovery. Merill Publishing Co,
Columbus, Ohio.
Hendracipta, N. 2016. Menumbuhkan Sikap Ilmiah Siswa Sekolah Dasar melalui
Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri. JPSD Vol. 2 No 1, Maret 2016. ISSN 2301-671 X.
http:/jurnal.ac.id/index.php/jpsd/view/672/527
Himpenindo. 2018. Kode Etik&Kode Perilaku Peneliti. LIPI, Jakarga.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Notoatmodjo. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020.
Sujatno, Muchtan. 2008. Metodologi Penelitian Biomedis. Danamartha Sejahtera Utama
(DSU), Bandung.