Dokumen tersebut membahas konsep-konsep penting hubungan etnik seperti ras, rasisme, etnik, dan hubungan ras/etnik. Juga dibahas konsep-konsep dasar seperti budaya, masyarakat, masyarakat majmuk, prasangka, dan diskriminasi yang relevan dalam memahami hubungan antar kelompok etnik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas konsep-konsep sosiologi yang penting dalam memahami hubungan etnik di Malaysia seperti masyarakat, kebudayaan, dan stratifikasi sosial.
2) Masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang hidup bersama, saling berhubungan, dan membangun kebudayaan bersama.
3) Kebudayaan merupakan hasil ciptaan manusia yang dipelaj
Etnik merujuk kepada kelompok manusia yang berkongsi budaya serupa. Etnisiti ialah perasaan kekitaan sesuatu etnik manakala etnosentrisme ialah rasa bangga terhadap etnik sendiri. Ras pula berdasarkan ciri fizikal seperti warna kulit. Rasisme ialah pandangan negatif terhadap etnik lain. Prejudis, stereotaip dan diskriminasi ialah unsur-unsur yang boleh menyebabkan ketegangan antara etnik. Segreg
Dokumen ini membahas konsep-konsep asas hubungan etnik, termasuk definisi masyarakat majmuk, etnik, ras, prejudis, stereotaip, rasisme, etnosentrisme, dan diskriminasi. Ia juga menjelaskan konsep budaya dan unsur-unsurnya, serta konsep perpaduan dan integrasi etnik yang meliputi proses-proses seperti asimilasi, amalgamasi, pluralisme, akulturasi, akomodasi, dan segregasi.
Dokumen ini membincangkan stereotaip etnik dan hubungannya dengan hubungan antara etnik di Malaysia. Ia menjelaskan konsep seperti etnisiti dan etnosentrisme serta bagaimana stereotaip negatif mengenai etnik lain boleh mempengaruhi interaksi sosial dan ekonomi. Dokumen ini menekankan pentingnya memahami dan menghargai kepelbagaian budaya untuk membina masyarakat majmuk yang harmoni di Malaysia.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar hubungan etnik, termasuk definisi etnik dan ras, etnisiti, etnosentrisme dan rasisme, serta prejudis, stereotip dan diskriminasi. Dokumen tersebut juga membahas konsep masyarakat dan bangsa, ciri-ciri budaya dan masyarakat, serta tahap-tahap hubungan etnik seperti segregasi, akomodasi, akulturasi, asimilasi dan amalgamasi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas konsep-konsep sosiologi yang penting dalam memahami hubungan etnik di Malaysia seperti masyarakat, kebudayaan, dan stratifikasi sosial.
2) Masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang hidup bersama, saling berhubungan, dan membangun kebudayaan bersama.
3) Kebudayaan merupakan hasil ciptaan manusia yang dipelaj
Etnik merujuk kepada kelompok manusia yang berkongsi budaya serupa. Etnisiti ialah perasaan kekitaan sesuatu etnik manakala etnosentrisme ialah rasa bangga terhadap etnik sendiri. Ras pula berdasarkan ciri fizikal seperti warna kulit. Rasisme ialah pandangan negatif terhadap etnik lain. Prejudis, stereotaip dan diskriminasi ialah unsur-unsur yang boleh menyebabkan ketegangan antara etnik. Segreg
Dokumen ini membahas konsep-konsep asas hubungan etnik, termasuk definisi masyarakat majmuk, etnik, ras, prejudis, stereotaip, rasisme, etnosentrisme, dan diskriminasi. Ia juga menjelaskan konsep budaya dan unsur-unsurnya, serta konsep perpaduan dan integrasi etnik yang meliputi proses-proses seperti asimilasi, amalgamasi, pluralisme, akulturasi, akomodasi, dan segregasi.
Dokumen ini membincangkan stereotaip etnik dan hubungannya dengan hubungan antara etnik di Malaysia. Ia menjelaskan konsep seperti etnisiti dan etnosentrisme serta bagaimana stereotaip negatif mengenai etnik lain boleh mempengaruhi interaksi sosial dan ekonomi. Dokumen ini menekankan pentingnya memahami dan menghargai kepelbagaian budaya untuk membina masyarakat majmuk yang harmoni di Malaysia.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar hubungan etnik, termasuk definisi etnik dan ras, etnisiti, etnosentrisme dan rasisme, serta prejudis, stereotip dan diskriminasi. Dokumen tersebut juga membahas konsep masyarakat dan bangsa, ciri-ciri budaya dan masyarakat, serta tahap-tahap hubungan etnik seperti segregasi, akomodasi, akulturasi, asimilasi dan amalgamasi."
Dokumen tersebut membahas konsep asas hubungan etnik, termasuk definisi etnik, ras, masyarakat, budaya, integrasi dan hubungan etnik, komposisi etnik di Malaysia, serta peran Islam dalam mempromosikan keragaman etnik.
Dokumen tersebut membandingkan konsep rasisme dan etnosentrisme, segregasi dan integrasi masyarakat, akomodasi dan akulturasi. Ia juga membincangkan beberapa teori hubungan ras seperti teori ekologi, Freudian, pasaran buruh, pilihan rasional dan sistem ekologikal Brofenbrenner. Dokumen ini memberikan gambaran mengenai konsep dan teori asas berkaitan hubungan antara etnik dan ras.
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan etnik dan konflik etnik. Ia menjelaskan konsep ras dan etnik, penyebab rasisme dan etnosentrisme seperti persaingan untuk sumber daya terbatas, serta bagaimana prasangka dan diskriminasi dapat memperburuk hubungan antara kelompok etnik. Dokumen tersebut juga membahas berbagai pola hubungan etnik seperti asimilasi, pluralisme, dan perlindungan hak-hak minoritas.
Bab 2 membahas konsep-konsep dasar seperti masyarakat, budaya, etnisitas, diskriminasi, dan integrasi. Masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang hidup bersama dengan aturan tertentu dan membagi budaya. Budaya merujuk pada cara hidup kelompok dan mencakup sistem sosial, ekonomi, agama, dan nilai. Integrasi dan perpaduan diperlukan untuk menyatukan kelompok yang berbeda budaya di dalam negara.
Dokumen tersebut membahasakan konsep asas hubungan etnik dan masyarakat. Ia menjelaskan definisi manusia, etnik, masyarakat dan kebudayaan dari perspektif bahasa Melayu, Arab dan Inggeris. Dokumen ini juga menyentuh proses perkembangan masyarakat manusia serta faktor yang mempengaruhi kebudayaan.
Teori hubungan etnik Robert Park menjelaskan proses interaksi antara kelompok etnik melalui empat tahap: segregasi, akomodasi, akulturasi, dan asimilasi. Teori ini juga menyentuh faktor-faktor yang mempengaruhi proses tersebut seperti persaingan sumber, prejudis, dan perbezaan status sosial.
Dokumen tersebut membahas konsep integrasi etnik dan nasional di Malaysia, termasuk proses perpaduan dan integrasi kaum, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti budaya, bahasa, dan agama."
BAB 2 membahaskan konsep-konsep asas hubungan etnik seperti masyarakat, etnik, budaya, dan proses-proses perpaduan seperti integrasi, akulturasi, asimilasi dan pluraliti. Ia juga menjelaskan istilah-istilah seperti etnisiti, etnosentrisme, ras, rasisme, prejudis dan stereotaip.
Buku teks ini membincangkan sejarah pembentukan masyarakat majmuk di Malaysia sejak zaman Kesultanan Melaka hingga zaman penjajahan British. Ia juga menjelaskan beberapa teori hubungan etnik seperti teori kelas, teori masyarakat majmuk, dan teori pilihan rasional. Selain itu, konsep-konsep penting seperti etnisiti, rasisme, prejudis dan diskriminasi dibincangkan untuk memahami kerumitan hubungan antara et
Masyarakat Indonesia bersifat heterogen secara vertikal maupun horizontal akibat pluralitas yang tinggi antara suku, agama, bahasa dan budaya. Hal ini menyebabkan masyarakat Indonesia dikategorikan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri atas berbagai unsur yang hidup berdampingan tanpa saling mempengaruhi. Pluralitas ini menimbulkan konflik namun juga konsensus sebagai gejala yang selalu ada dalam masyarakat majemuk Indonesia.
Tahap pemahaman dan penerimaan masyarakat Cina dan India di Serdang terhadap pantang larang kaum Melayu masih berada pada tahap sederhana. Mereka dapat menerima kebanyakan pantang larang yang diamalkan oleh masyarakat Melayu walaupun tahap kerelevannya pada zaman moden kurang jelas. Penghayatan mesej moral di sebalik pantang larang perlu diberi penekanan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
BAB 2 membahas teori dan konsep dasar hubungan antaretnik, meliputi teori ekologi, Freudian, struktur fungsionalisme, kelas, masyarakat majmuk, pasaran buruh terpisah, dan pilihan rasional. Juga dibahas konsep masyarakat, kebudayaan, ras, etnik, dan integrasi.
Dokumen tersebut membahas konsep asas hubungan etnik, termasuk definisi etnik, ras, masyarakat, budaya, integrasi dan hubungan etnik, komposisi etnik di Malaysia, serta peran Islam dalam mempromosikan keragaman etnik.
Dokumen tersebut membandingkan konsep rasisme dan etnosentrisme, segregasi dan integrasi masyarakat, akomodasi dan akulturasi. Ia juga membincangkan beberapa teori hubungan ras seperti teori ekologi, Freudian, pasaran buruh, pilihan rasional dan sistem ekologikal Brofenbrenner. Dokumen ini memberikan gambaran mengenai konsep dan teori asas berkaitan hubungan antara etnik dan ras.
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan etnik dan konflik etnik. Ia menjelaskan konsep ras dan etnik, penyebab rasisme dan etnosentrisme seperti persaingan untuk sumber daya terbatas, serta bagaimana prasangka dan diskriminasi dapat memperburuk hubungan antara kelompok etnik. Dokumen tersebut juga membahas berbagai pola hubungan etnik seperti asimilasi, pluralisme, dan perlindungan hak-hak minoritas.
Bab 2 membahas konsep-konsep dasar seperti masyarakat, budaya, etnisitas, diskriminasi, dan integrasi. Masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang hidup bersama dengan aturan tertentu dan membagi budaya. Budaya merujuk pada cara hidup kelompok dan mencakup sistem sosial, ekonomi, agama, dan nilai. Integrasi dan perpaduan diperlukan untuk menyatukan kelompok yang berbeda budaya di dalam negara.
Dokumen tersebut membahasakan konsep asas hubungan etnik dan masyarakat. Ia menjelaskan definisi manusia, etnik, masyarakat dan kebudayaan dari perspektif bahasa Melayu, Arab dan Inggeris. Dokumen ini juga menyentuh proses perkembangan masyarakat manusia serta faktor yang mempengaruhi kebudayaan.
Teori hubungan etnik Robert Park menjelaskan proses interaksi antara kelompok etnik melalui empat tahap: segregasi, akomodasi, akulturasi, dan asimilasi. Teori ini juga menyentuh faktor-faktor yang mempengaruhi proses tersebut seperti persaingan sumber, prejudis, dan perbezaan status sosial.
Dokumen tersebut membahas konsep integrasi etnik dan nasional di Malaysia, termasuk proses perpaduan dan integrasi kaum, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti budaya, bahasa, dan agama."
BAB 2 membahaskan konsep-konsep asas hubungan etnik seperti masyarakat, etnik, budaya, dan proses-proses perpaduan seperti integrasi, akulturasi, asimilasi dan pluraliti. Ia juga menjelaskan istilah-istilah seperti etnisiti, etnosentrisme, ras, rasisme, prejudis dan stereotaip.
Buku teks ini membincangkan sejarah pembentukan masyarakat majmuk di Malaysia sejak zaman Kesultanan Melaka hingga zaman penjajahan British. Ia juga menjelaskan beberapa teori hubungan etnik seperti teori kelas, teori masyarakat majmuk, dan teori pilihan rasional. Selain itu, konsep-konsep penting seperti etnisiti, rasisme, prejudis dan diskriminasi dibincangkan untuk memahami kerumitan hubungan antara et
Masyarakat Indonesia bersifat heterogen secara vertikal maupun horizontal akibat pluralitas yang tinggi antara suku, agama, bahasa dan budaya. Hal ini menyebabkan masyarakat Indonesia dikategorikan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri atas berbagai unsur yang hidup berdampingan tanpa saling mempengaruhi. Pluralitas ini menimbulkan konflik namun juga konsensus sebagai gejala yang selalu ada dalam masyarakat majemuk Indonesia.
Tahap pemahaman dan penerimaan masyarakat Cina dan India di Serdang terhadap pantang larang kaum Melayu masih berada pada tahap sederhana. Mereka dapat menerima kebanyakan pantang larang yang diamalkan oleh masyarakat Melayu walaupun tahap kerelevannya pada zaman moden kurang jelas. Penghayatan mesej moral di sebalik pantang larang perlu diberi penekanan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
BAB 2 membahas teori dan konsep dasar hubungan antaretnik, meliputi teori ekologi, Freudian, struktur fungsionalisme, kelas, masyarakat majmuk, pasaran buruh terpisah, dan pilihan rasional. Juga dibahas konsep masyarakat, kebudayaan, ras, etnik, dan integrasi.
The document discusses the Punan people, one of the earliest speaking tribes to settle in Sarawak in the 19th century. They were originally under the rule of the Sultan of Brunei and lived as marine farmers and manufacturers of sago.
Konsep Asas Etnik, Budaya, Masyarakat, Perpaduankhatijah1889
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar hubungan etnik seperti masyarakat, budaya, integrasi nasional, etnik di Malaysia, dan pluralisme dalam perspektif Islam. Ia menjelaskan ciri-ciri masyarakat dan budaya serta komposisi etnik utama di Malaysia beserta agama dan budaya masing-masing. Dokumen ini juga membincangkan tahapan hubungan etnik dan pendekatan ke arah integrasi nasional yang harmonis.
Ada beberapa peringkat dalam perkawinan kaum Iban, termasuk merisik, meminang, bertunang, majlis perkawinan, dan selepas majlis. Prosesnya melibatkan pertukaran hadiah, upacara adat, dan jamuan. Perkawinan dirayakan di rumah pengantin perempuan dan lelaki dengan upacara tradisional seperti membelah pinang dan bersanding.
Masyarakat Iban di Sarawak memiliki adat istiadat yang khas. Mereka tinggal di rumah panjang di bawah pimpinan tuai rumah, bermata pencaharian seperti bercucuk tanam dan berburu, dan merayakan hari raya seperti Gawai Dayak. Pakaian tradisional mereka memiliki hiasan yang indah, dan upacara seperti perkahwinan dan kematian diiringi berbagai ritual penting.
Bab 2 membahas konsep-konsep dasar seperti masyarakat, budaya, etnisitas, ras, diskriminasi, dan integrasi. Masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang hidup bersama dengan aturan tertentu dan membagi budaya mereka. Budaya merujuk pada cara hidup kelompok dan mencakup sistem sosial, ekonomi, agama, dan nilai. Integrasi dan perpaduan merupakan proses menyatukan seluruh masyarakat untuk membentuk ident
Bab 3 perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial std fixRezaWahyuni5
BAB 3 membahas tentang perbedaan sosial di masyarakat, kesetaraan untuk mencapai kepentingan umum, dan relasi antarkelompok yang menciptakan harmoni sosial. Topik utama mencakup partikularisme kelompok, kesetaraan di mata hukum, serta solidaritas antarmasyarakat seperti gotong royong.
Dokumen tersebut membahasikan konsep budaya dan kelompok dalam konteks pendidikan. Ia menjelaskan definisi budaya menurut beberapa ahli, unsur-unsur penting budaya, fungsi budaya, dan hubungan antara kelompok dengan budaya. Dokumen ini juga membincangkan implikasi kepelbagaian sosiobudaya ke atas peranan guru."
Dokumen tersebut membahasikan konsep budaya dan kelompok dalam konteks pendidikan. Ia menjelaskan definisi budaya menurut beberapa ahli, unsur-unsur penting budaya, fungsi budaya, dan hubungan antara kelompok dengan budaya. Dokumen ini juga membincangkan implikasi kepelbagaian sosiobudaya ke atas peranan guru."
Dokumen tersebut membahas tentang keragaman dan kesetaraan dalam masyarakat Indonesia. Terdapat beberapa unsur keragaman yang dijelaskan yaitu suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi dan politik, tatakrama, serta kesenjangan ekonomi dan sosial. Keragaman merupakan keniscayaan dalam masyarakat dan penting untuk dihargai guna mencapai kesetaraan dan menghindari diskriminasi.
Dokumen tersebut membahas tentang keragaman manusia dan pentingnya kesetaraan dalam keragaman. Keragaman dapat menjadi modal untuk membangun masyarakat multikultural namun juga berpotensi menimbulkan konflik. Upaya yang dapat dilakukan antara lain menghapus diskriminasi, menerapkan hukum secara adil, dan membangun komunikasi antar kelompok untuk menghargai keragaman.
CTU555 Sejarah Malaysia - Kesepaduan dalam Kepelbagaian di MalaysiaMahyuddin Khalid
Dokumen tersebut membahas konsep hubungan etnik di Malaysia, termasuk definisi ras, etnik, budaya, integrasi, dan perpaduan serta bagaimana Islam mendukung keragaman etnik."
Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)eka septarianda
Dokumen tersebut membahas tentang konsep etnik dan ras. Istilah etnik mengacu pada kelompok sosial berdasarkan adat istiadat dan budaya, sedangkan ras lebih ke arah variasi biologis penduduk. Dokumen juga membedakan antara etnosentrisme, etnografi, etnologi, dan etnometodologi sebagai konsep terkait etnik.
Dokumen tersebut membahas tentang hakikat keragaman dan kesetaraan manusia. Keragaman manusia dimaknai sebagai perbedaan yang ada pada setiap individu, sedangkan kesetaraan manusia berarti bahwa semua manusia memiliki kedudukan yang sama sebagai makhluk Tuhan. Dokumen juga membahas problematika dan solusi atas keragaman dan kesetaraan dalam kehidupan bermasyarakat.
1. HUBUNGAN ETNIK
Oleh:
Mohd. Syariefudin b Abdullah
Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan
Universiti Pendidikan Sultan Idris
Bilik: 4B-20, Malim Sarjana
Tel: 05-4505098
Emel: syarief75@upsi.edu.my
Enter
2. • Konsep-konsep Penting Hubungan Etnik.
• Konsep-konsep Asas Dalam Hubungan Etnik.
• Teori-teori Hubungan Etnik.
• Pluraliti Masyarakat Alam Melayu Dalam Sejarah.
• Kesan Pengaruh Luar Ke Atas Penduduk Tempatan.
• Soalan-Soalan Pengukuhan.
Back
4. KONSEP RAS
Istilah ras
membezakan satu
penduduk manusia
(atau bukan-manusia)
dengan yang lain.
Kategori yang lazim
digunakan bagi
membezakan
penduduk manusia
adalah sifat visible
(terutamanya warna
kulit dan bentuk
muka), baka, dan
pengenalan diri Back Next Menu
The term race distinguishes
one population of humans
(or non-humans) from
another. The most widely
used human racial
categories are based on
visible traits (especially skin
color and facial features),
genes, and self-identification.
(http://education.yahoo.com/reference/dicti
onary/entry/race)
6. RASISME
Rasisme merujuk kepada
pelbagai sistem
kepercayaan yang
mengatakan manusia boleh
dibahagikan kepada
kelompok-kelompok
tertentu atas dasar sifat
fizilal, dan pembahagian ini
menentukan atau
mempengaruhi pencapaian
budaya individu tersebut
atau menentukan nilai
utama manusia
“Racism refers to various
belief systems maintaining
that humans can be
separated into various
groups based on physical
attributes and that these
groupings determine or
influence cultural or
individual achievement or the
essential value of human
beings.”
(http://en.wikipedia.org/wiki/Racism)
Back Next Menu
7. RASISME
Perkataan ‘rasisme’ wujud dalam bahasa Inggeris dan
Perancis pada tahun 1930an. Ini membawa kepada
wujudnya pertelingkahan antara individu atas dasar
tanggapan ‘ras’. Rasisme lazimnya termasuk
kepercayaan bahawa manusia dari kelompok ras yang
berbeza juga mempunyai kebolehan semula jadi
seperti darjah intelek,kepakaran fizikal, atau akhlak
yang berbeza. Kebanyakan daripada mereka yang
menggunakan konsep kategori ras percaya bahawa
kelompok ras boleh dibuat ranking dan diletakkan
secara hiraki pada kedudukan yang berbeza antara
satu sama lain.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Racism)
Back Next Menu
8. RASISME
• The word "racism" itself appeared in the 1930s, both
in the English language and in French. This can lead
to hostility against individuals based on a perceived
or ascribed "race". Racism often includes the belief
that people of different races differ in aptitudes and
abilities, such as intelligence, physical prowess, or
virtue. Most individuals who use the concept of racial
categories believe that different races can be placed
on a ranked, hierarchical scale.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Racism)
Back Menu
9. KONSEP ETNIK
Istilah etnik bermaksud satu kelompok manusia yang
mempunyai ciri-ciri distingtif tertentu misalnya
agama, bahasa, keturunan, budaya atau asal usul
kebangsaan
“The term ethnic means of or pertaining to a group of
people recognized as a class on the basis of certain
distinctive characteristics such as religion, language,
ancestry, culture or national origin.”
(http://coe.sdsu.edu/people/jmora/CulturalValues/tsld016.htm)
Back Menu
10. HUBUNGAN RAS/ ETNIK
• Hubungan yang wujud antara manusia
yang berbeza dari segi ras dan
keturunan. Hubungan ini penting
apabila mereka yang berhubungan itu
sedar tentang perbezaan tersebut,
dengan demikian menentukan konsep
tentang diri mereka dan juga kedudukan
masing-masing dalam masyarakat.
Back Next Menu
11. HUBUNGAN RAS/ ETNIK
• the relations existing between peoples
distinguished by marks of racial
descent, particularly when these racial
differences enter into the
consciousness of the individuals and
groups so distinguished, and by so
doing determine in each case the
individual's conception of himself as
well as his status in the community”
(Robert Park, 1950: 81).
Back Next Menu
12. HUBUNGAN RAS/ ETNIK
• Firman Allah yang bermaksud:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu daripada seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenali……….” (Surah al-
Hujurat, ayat 13)
Back Menu
13. KONSEP-KONSEP ASAS
• Budaya (Culture)
• Masyarakat (Society)
• Masyarakat Majmuk (Plural Society)
• Prasangka (Prejudice)
• Diskriminasi (Discrimination)
• Stereotype
• Etnosentrisme (Ethnocentrism)
• Jarak Sosial (Social Distance)
• Akomodasi (Accommodation)
• Akulturasi (Acculturation)
• Asimilasi (Assimilation)
Back Menu
14. KONSEP BUDAYA
Keseluruhan yang kompleks yang terkandung di
dalamnya pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
undang-undang, akhlak, adat resam, dan lain-lain
keupayaan serta kebiasaan yang diperolehi oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
“that complex whole which includes knowledge,
belief, art, law, morals, custom and any other
capabilities and habits acquired by humans as
members of society (Edward Tylor,1871)
Back Next Menu
15. KONSEP BUDAYA
Sistem kepercayaan, nilai, adat resam, tingkahlaku,
dan artifak yang dikongsi bersama oleh anggota
masyarakat, dan digunakan untuk urusan sesama
mereka dan juga untuk menghadapi hidup di dunia.
Perkara-perkara diperturunkan dari satu generasi
kepada generasi yang lain melalui pembelajaran
“The system of shared beliefs, values, customs,
behaviors, and artifacts that the members of society
use to cope with their world and with one another,
and that are transmitted from generation to
generation through learning.”
(http://www.umanitoba.ca/faculties/arts/anthropology/courses/122/module1/cultur
e.html)
Back Next Menu
16. CIRI-CIRI UTAMA BUDAYA
• Diperturunkan dari generasi ke generasi
• Dikongsi bersama (shared)
• Dipelajari (learned)
• Menggambarkan nilai dan identiti
kelompok
• Menyediakan kerangka rujukan bagi
satu-satu masyarakat
• Bersifat dinamis serta kreatif
Back Menu
17. KONSEP MASYARAKAT
Satu kelompok manusia yang berbeza dari
kelompok lain dari segi kepentingan bersama,
penyertaan dalam perhubungan yang
mempunyai ciri khusus, penyertaan dalam
dalam institusi yang dikongsi bersama, dan
mengamalkan budaya yang sama.
“A group of humans broadly distinguished
from other groups by mutual interests,
participation in characteristic relationships,
shared institutions, and a common culture”
(http://education.yahoo.com/reference/dictionary/entry/society)
Back Next Menu
18. KONSEP MASYARAKAT
Satu komuniti tertentu yang tinggal di sebuah
negari atau wilayah, dan mempunyai adat
resam, undang-undang, serta organisasi yang
dikongsi bersama.
“a particular community of people living in a
country or region, and having shared
customs, laws, and organizations”
(http://www.askoxford.com/concise_oed/society)
Back Next Menu
19. CIRI-CIRI UTAMA MASYARAKAT
• Tinggal di negeri/wilayah tertentu
• Berkongsi Budaya
• Berhubungan dan berkerjasama antara
satu sama lain
• Menganggotai institusi dan organisasi
bersama
• Mendokong undang-undang bersama
Back Menu
20. MASYARAKAT MAJMUK
Masyarakat majmuk ialah masyarakat yang
terdiri daripada pelbagai kelompok ras atau etnik
yang berlainan daripada di bawah satu sistem
pemerintahan.
Ciri-ciri utama dalam masyarakat ini ialah konflik,
pencanggahan dan paksaan.
Menurut Furnivall, masyarakat majmuk terdiri
daripada pelbagai kaum yang mempunyai
kebudayaan, agama, bahasa dan adat resam
yang tersendiri.
Back Next Menu
21. Ciri-Ciri Masyarakat Majmuk
(Van Den Berghe)
Ketiadaan konsensus nilai.
Kepelbagaian Kebudayaan.
Wujudnya konflik di antara kelompok yang berlainan.
Wujudnya autonomi atau kebebasan di antara bahagian dalam
sistem sosial.
Peri mustahaknya paksaan dan saling bergantungan dari segi
ekonomi sebagai dasar integrasi.
Dominasi politik oleh satu golongan tertentu.
Hubungan di antara kelompok lebih bercorak secondary, segmental,
utilitarian, manakala hubungan dalam kelompok lebih berbentuk
primary.
Back Menu
22. KONSEP PRASANGKA
Prasangka – satu sikap permusuhan yang
tidak rasional ditunjukkan terhadap
seseorang individu, terhadap satu-satu
kumpulan, terhadap satu-satu bangsa, atau
terhadap sifat-sifat yang berhubungan dengan
individu, kumpulan dan bangsa tersebut.
“Prejudice - an irrational attitude of hostility
directed against an individual, a group, a race,
or their supposed characteristics.”
(http://www.m-w.com/cgi-bin/dictionary?book=Dictionary&va=prejudice)
Back Menu
23. KONSEP DISKRIMINASI
Tindakan membeza-beza anggota masyarakat atas
dasar kelas atau kategori tanpa mengambil kira faktor
kebolehan atau merit seseorang. Contoh termasuk
diskriminasi ras, diskriminasi agama, diskriminasi
jantina, diskriminasi atas dasar ketidakupayaan,
diskriminasi etnik, diskriminasi berhubung dengan
faktor ketinggian, dan diskriminasi berhubung
dengan faktor umur
“To make a distinction between people on the basis
of class or category without regard to individual
merit. Examples include racial, religious, sexual,
disability, ethnic, height-related, and age-related
discrimination”
(http://en.wikipedia.org/wiki/Discrimination#Racial_discrimination)
Back Menu
24. KONSEP STEREOTYPE
Stereotype adalah konsep yang didokong oleh satu-satu
kelompok sosial terhadap kelompok sosial yang
lain. Konsep ini lazimnya digunakan secara negatif
dan bersifat prasangka bagi membuat justifikasi
tentang tingkahlaku diskriminasi yang diambil.
Secara lembut, konsep ini menggambarkan
kebijaksanaan manusia menyatakan secara tepat
tentang satu-satu realiti sosial
“Stereotypes are considered to be a group concept,
held by one social group about another. They are
often used in a negative or prejudicial sense and are
frequently used to justify certain discriminatory
behaviors. More benignly, they may express
sometimes-accurate folk wisdom about social reality”
(http://en.wikipedia.org/wiki/Stereotype)
Back Menu
25. KONSEP ETHNOSENTRISME
• Percaya bahawa sifat dalaman satu-satu kelompok
etnik atau budaya seseorang itu adalah superior dari
kelompok atau budaya orang lain (the belief in the
inherent superiority of one's own ethnic group or
culture)
• Kecenderungan melihat kelompok atau budaya asing
dari kacamata budaya sendiri
(a tendency to view alien groups or cultures from the
perspective of one's own)
(http://www.infoplease.com/dictionary/ethnocentrism)
Back Menu
26. JARAK SOSIAL
Jarak sosial adalah jarak antara kelompok yang
berbeza dalam masyarakat, dan ia tidak sama dengan
jarak tempat. Jarak sosial termasuk semua perbezaan
seperti perbezaan kelas sosial, perbezaan ras/etnik,
dan perbezaan jantina, lebih daripada itu kelompok
yang berbeza tersebut tidak bercampur antara satu
sama lain
“Social distance describes the distance between
different groups of society and is opposed to
locational distance. The notion includes all
differences such as social class, race/ethnicity or
sexuality, but also the fact that the different groups
do not mix”
(http://en.wikipedia.org/wiki/Social%5Fdistance)
Back Menu
27. KONSEP AKOMODASI
Proses di mana kelompok-kelompok etnik sedar
tentang norma dan nilai masing-masing tetapi terus
menjaga budaya mereka sendiri … mereka sering
mengakomodasikan satu sama lain dan hidup
bersama dengan aman.
“Process where ethnic groups are aware of each
other’s norms and values but they continue to
safeguard their own living culture. …they
accommodate one another and live in peaceful co-existence”
(Nasarudin Jali et al, 2006)
Back Menu
28. KONSEP AKULTERASI
Modifikasi terhadap budaya satu-satu
kelompok atau individu akibat kontak
dengan budaya lain (The modification of
the culture of a group or individual as a
result of contact with a different culture)
(http://education.yahoo.com/reference/dictionary/entry/acculturation)
Back Next Menu
29. KONSEP AKULTERASI
• Proses meminjam atau menerima unsur
budaya dari kelompok majoriti tanpa
[atau budaya dominan] tanpa mengubah
unsur budaya asal tersebut (Process of
borrowing or accepting cultural
elements of the majority group [of
dominant culture] without changing the
original cultural elements)
(Nasarudin Jali et al, 2006)
Back Next Menu
30. KONSEP AKULTERASI
Apabila tret budaya asing diterapkan ke dalam
masyarakat secara besar-besaran, maka akulterasi
berlaku. Budaya masyarakat penerima tidak banyak
berubah. Akulterasi tidak semestinya menyebabkan
tret budaya asing itu mengganti tret budaya tempatan
atau budaya pribumi seluruhnya.
“When alien culture traits diffuse into a society on a
massive scale, acculturation frequently is the result.
The culture of the receiving society is significantly
changed. However, acculturation does not
necessarily result in new, alien culture traits
completely replacing old indigenous ones.”
(http://anthro.palomar.edu/change/change_3.htm)
Back Menu
31. KONSEP ASIMILASI
Proses di mana kelompok minoriti menerima
serta mengamalkan adat resam dan sikap
budaya majoriti secara beransur-ansur (The
process whereby a minority group gradually
adopts the customs and attitudes of the
prevailing culture)
(http://education.yahoo.com/reference/dictionary/entry/assimilation)
Back Next Menu
32. KONSEP ASIMILASI
Proses mentakrif dan menyerap di mana individu atau kelompok
menerima ingatan, sentimen, dan sikap individu atau kelompok
lain, dan dengan berkongsi pengalaman dan sejarah,
menyatukan semuanya dalam kehidupan budaya yang dikongsi
bersama.
“a process of interpretation and fusion in which persons and
groups acquire the memories, sentiments, and attitudes of
others persons or groups, and, by sharing their experience and
history, are incorporated with them in a common cultural life”
(Park and Burgess,1969)
Back Menu
33. TEORI
HUBUNGAN ETNIK
• Perbezaan etnik di Malaysia dikelas
berdasarkan faktor sosio-budaya.
• Pemisahan etnik
– Zaman Inggeris
– Zaman Pendudukan Jepun
• Hubungan etnik di Semenanjung VS
Borneo
Back Next Menu
34. TEORI MENGENAI
TAHAP HUBUNGAN
Berdasarkan sarjana seperti Banton,
Berelson, Simmel & Van de Berghe :
– Kontak peripheral / pinggiran
– Penginstitusian Kontak & Akulturasi
– Dominasi
– Paternalisme
– Integrasi
– Pluralisme
– Rangkaian Hubungan Etnik
Back Menu
35. KONTAK PERIPHERAL
A B
Penginstitution kontak (institutionalizad contact) adalah kontek
yang wujud dan lebih bermakna di antara sebiangan kecil ahli
dua kelompok. Para ahli dua masyarakat (A&B) dikuasai
segelintir individu yang mempunyai kuasa dan monopoli
perhubungan ini (diwakili oleh putaran kecil yang merentasi dua
putaran besar).
Back Menu
36. PENGINSTITUSIAN KONTAK
B B1
A A1
Penginstitution kontak (institutionalizad
contact) adalah kontek yang wujud dan
lebih bermakna di antara sebilangan keci
ahli dua kelompok. Para ahli dua
masyarakat (A&B) dikuasai segelintir
individu yang mempunyai kuasa dan
monopoli perhubungan ini (diwakili oleh
putaran kecil yang merentasi dua putaran
besar).
Back Menu
37. AKULTURASI
A B
Seterusnya, penginstitusian kontak boleh membawa kepada
berlakunya proses alkultarasi.
Back Menu
38. A
B
DOMINASI
Teori dominasi
merujuk
kepada suatu
kelompok
menguasai
kelompok lain.
Kebiasaanya,
kelompok
besar
menguasai
satu atau lebih
kelompok di
sesebuah
negara.
Back Menu
39. PATERNALISME
Masyarakat
Metropolitan
Masyarakat
Kolonial
Masyarakat
Tempatan
Masyarakat paternalisme wujud apabila masyarakat
dikuasai oleh kuasa asing khasnya kuasa penjajah.
Back Menu
40. Integrasi
A
B
C
INTEGRASI
Integrasi
merujuk
kepada
proses
penyatuan. Ia
boleh
merujuk
kepada
penyatuan
dari segi
biologi atau
sosial.
Back Menu
41. PLURASLISME
A
B
C
D
Pluralisme
merujuk kepada
suatu bentuk
integrasi yang
sering dirujuk
sebagai proses
“perpaduan
dalam
kepelbagaian”
dimana
kepelbagaian
dilihat sebagai
suatu kekuatan
bagi sesebuah
negara yang
memilikinya.
Back Menu
42. RANGKAIAN HUBUNGAN ETNIK
A B
A
B B
B
A
A A1
B1
KONTAK
PATERNIALISME
DOMINASI
PLURALISME INTEGRASI
AKULTURASI
Back Menu
43. PLURALITI
MASYARAKAT ALAM MELAYU
DALAM SEJARAH
Konsep Plural & Pluraliti
• Plural – lebih daripada satu
• Pluraliti – Keadaan lebih daripada satu;
terdiri daripada dua atau lebih perkara
dari jenis yang sama.
(http://onlinedictionary.datasegment.com/word/plurality)
Back Next Menu
44. PLURALITI DI ALAM MELAYU
(Zaman Pra-Penjajahan)
• Pada zaman pra-penjajahan, masyarakat di Alam
Melayu terdiri daripada beberapa suku kaum
berbangsa Melayu berkulit sawa matang
(termasuk Melayu, Jawa, Bugis, Minang, Batak,
Dayak (Iban), Dusun, Kelabit, Melanau, Bidayuh,
Kadazan, dll).
• Semuanya suku kaum Melayu ini tergolong ke
dalam sub-kategori ras Mongolion
(“.. the Malay race of a "brown color, from a clear
magohany to the darkest clove or chestnut
brown" is considered to be a subcategory of the
Mongolian race (Blumenbach,1795)
(http://en.wikipedia.org/wiki/Malay_people)
Back Next Menu
45. PLURALITI DI ALAM MELAYU
(Zaman Pra-Penjajahan)
• Disebabkan suku kaum ini masing-masing
mempunyai ciri sub-budaya yang agak
distingtif, maka secara umumnya kita boleh
katakan masyarakat di Alam Melayu pada
zaman pra-penjajahan menampakkan ciri
pluraliti (iaitu lebih daripada satu jenis dari
rumpun yang sama)
• Namun demikian, semua suku kaum ini hanya
berkongsi wilayah (iaitu wilayah dunia Melayu)
tetapi tidak bernaung di bawah satu unit politik
yang sama.
Back Next Menu
48. PLURALITI DI ALAM MELAYU
(Zaman Pra-Penjajahan)
• Kedatangan pengaruh agama dari luar
(Hindu-Buddha,Islam dan kemudiannya
Kristian) mencorakkan perubahan budaya
dan sekaligus memberi takrifan baru
terhadap identiti suku kaum di Alam Melayu
serta meningkatkan pluraliti budaya di
kalangan mereka.
• Contohnya, agama Islam menjadi pentakrif
utama konsep Melayu dan juga menjadi teras
budaya Melayu. Begitu juga agama Hindu
menjadi pentakrif dan teras masyarakat dan
budaya Bali.
Back Next Menu
49. ZAMAN HINDU/BUDDHA
• Pengaruh Hindu/Buddha dapat
dikesan sejak awal masehi
(kurun 2-3)
• Munculnya kerajaan Funan,
Angkor, Champa, Langkasuka,
Sri Vijaya,, Majapahit, dll.
• Pembentukan empayar
berdasarkan sistem feudal
(kerajaan), dengan Raja berada
di kemuncak piramid kuasa.
• Raja lazimnya berketurunan
campuran India-penduduk
tempatan (Melayu, Jawa, dll)
Raja
Pembesar
Rakyat dan Hamba
Back Next Menu
50. Kerajaan Hindu/Buddha di Alam Melayu
1. Funan (2nd - 7thC)
2. Champa, ( 2nd - 15th C)
3. Langkasuka (2nd C)
4. Angkor (12th C)
5. Sri Vijaya (7th -15th C), and
6. Majapahit (15th C).
Back Next Menu
52. ZAMAN PENGARUH ISLAM
• Kedatangan Islam ke Alam Melayu dapat
dikesan sejak abad ketujuh masehi.
• Kerajaan Melayu-Islam di Alam Melayu
termasuk Aceh, Siak, Melaka, dan Brunei.
• Pentadbiran berlandaskan sistem feudal
dengan Sultan berada di kemuncak piramid
kuasa.
• Sultan berketurunan India-penduduk
tempatan (yang telah memeluk Islam) atau
berketurunan Arab-penduduk tempatan
Back Next Menu
53. KERAJAAN MELAYU- ISLAM DI ALAM MELAYU
• Perlak (Sumatera)- Abad 9 Masehi
• Pasai (Sumatera) – Abad 11-14 Masehi
• Sulu- Abad 13 Masehi
• Melaka - Abad 15-16 Masehi
• Brunei (Borneo) – Abad 16 Masehi
• Acheh (Sumatera) - Abad 17 Masehi
Back Next Menu
54. PENGARUH CHINA
• Hubungan perdagangan
antara China dan Alam
Melayu berlaku sejak
abad kesembilan
masehi.
• Alam Melayu menjadi
tempat pertemuan
pedagang dari Timur
(China) dan Barat (India,
Timur Tengah dan
Eropah)
“Chinese junks first started visiting
the Malay world around the 9th
century. As early as the 10th
century, Chinese refugees from
Guangdong and Fujian settled in
Java. There had been small
numbers of Chinese present in
Malaysia and Indonesia prior to the
15th century, but large scale
immigrations took place after the
reopening of trade routes between
China and the Malay world
following the visits of the Chinese
envoy Zheng He”
(http://www.colorq.org/MeltingPot/A
sia/MalayChinese.htm)
Back Next Menu
56. The Malacca sultanate
thrived as an entrepot and became the
most important port in Southeast Asia during the 15th
and the early 16th century. Furthermore Malacca was a
major player in spice trade as a gateway between the
Spice Islands and high-paying Eurasian markets. The
Portuguese writer Duart Barbarosa once wrote
" He who is lord of Malacca has his hand on the
throat of Venice ".
(http://www.freeglossary.com/Sultanate_of_Malacca)
Back Menu
57. KESAN PENGARUH LUAR
KE ATAS STRUKTUR PENDUDUK
Walaupun kedatangan orang asing pada
zaman pra-penjajahan adalah secara sukarela
untuk tujuan perdagangan, penyebaran
agama dan hubungan politik, kesannya ialah
kemunculan kepelbagaian penduduk
khususnya orang India, Arab, dan Cina yang
berbeza dari segi ras, adat resam, bahasa,
dan lain-lain dengan penduduk tempatan.
Back Next Menu
58. PLURALITI DI ALAM MELAYU
(Zaman Pra-Penjajahan)
• Terdapat kelompok dari keturunan Cina, dan
India yang berasimilasi dengan budaya
tempatan seperti kelompok Baba-Nyonya
(berketurunan Cina) dan kelompok Chitty
(berketurunan India).
• Kelompok yang berasimilasi dengan budaya
tempatan (seperti Baba dan Nyonya) serta
mereka yang berdarah campuran ini ramai
terdapat di kota-kota kosmopolitan ketika itu,
contohnya Melaka, Pulau Pinang dan
Singapura.
Back Next Menu
59. PLURALITI DI ALAM MELAYU
(Zaman Pra-Penjajahan)
• Kota-kota perdagangan seperti Melaka ini
menjadi tempat pertembungan budaya,
pinjam meminjam tret budaya, proses difusi,
akuturasi, asimilasi dan amalgamasi
(terutamanya melalui perkahwinan campuran)
Back Next Menu
61. PLURALITI DI ALAM MELAYU
(Zaman Pra-Penjajahan)
• Apabila berlaku perkahwinan antara orang
asing dengan penduduk tempatan, maka
wujud beberapa sub-kategori penduduk
berdarah campuran seperti kelompok
Peranakan (DKK & DKC), kelompok Syed, dll.
• Kini, tidak kurang penduduk Malaysia
mempunyai darah kacukan (Melayu-Arab,
Melayu-India, Melayu-Cina dll)
Back Next Menu
62. PERDANA MENTERI MALAYSIA
(keturunan darah-campuran)
PM Pertama
(Melayu-Thai)
PM Ketiga
(Melayu-Turki)
PM Keempat
(Melayu-India)
PM Kelima
(Melayu-China)
Back Next Menu
63. Wajah-wajah tokoh dan seleberiti Malaysia berketurunan darah campuran
Back Next Menu
65. KEDATANGAN EROPAH
• Hampir semua negeri di Alam Melayu menerima
pengaruh Barat sejak awal abad 16 Masehi.
• Pada tahun 1511, orang Portugis telah menakluki
Melaka dan berkuasa di situ sehingga Melaka jatuh
ke tangan Belanda pada tahun 1641.
• Sepanyol menduduki Filipina pada tiga dekad
terakhir Abad ke-16 sehingga kalah kepada Amerika
dalam peperangan Spanish-American War pada
tahun 1898.
• Kerajaan Belanda menguasai Indonesia dari tahun
1605 hingga tahun 1945.
• Inggeris menguasai Malaysia dari tahun 1786 hingga
1957 tahun 1963 bagi negeri Sabah dan Sarawak.
Back Next Menu
66. FORMOSA
(MELAKA)
STADHUYS (MELAKA)
STATUE RAFFLES
(SINGAPURA)
STATUE LIGHT (P. PINANG)
Back Next Menu
68. MASYARAKAT PLURAL
• Konsep masyarakat plural ini dikemukakan
oleh J.S Furnivall kira-kira 60 tahun yang lalu.
• Mengikut beliau masyarakat majmuk wujud
apabila, ‘two or more elements or social
orders which live side by side, yet without
mingling, in one political unit – dua atau lebih
unsur atau peraturan sosial wujud berinringan
tapi tanpa bercampur dalam satu unit politik”
(Furnival, 1939)
Back Next Menu
69. MASYARAKAT PLURAL
• A plural society is one whose population is
divided into two or more sub-populations,
whose members deploy, in each case,
distinctive sets of values and assumptions to
order their domestic and personal lives
(Masyarakat plural adalah masyarakat yang
penduduknya terdiri daripada dua atau lebih
sub-penduduk (kelompok), di mana anggota
dalam setiap sub-kelompok tersebut
mempunyai rangkap nilai dan juga tanggapan
yang distingtif bagi mengatur kehidupan
domestik dan peribadi mereka).
(Roger Ballard: www.casas.org.uk)
Back Slide 68Next Menu
70. Masyarakat Malaysia terdiri
daripada penduduk dari
berbilang kaum yang
mengekal serta mengamalkan
budaya masing-masing
MASYARAKAT PLURAL
DI MALAYSIA
Back Next Menu
71. CIRI-CIRI MASYARAKAT PLURAL
• Ethnisiti dan perbezaan etnik merupakan ciri
utama masyarakat majmuk.
• Setiap kelompok etnik mengamalkan budaya
masing-masing (termasuk agama, bahasa,
adat resam dll)
• Secara teorinya tret budaya satu-satu
kelompok etnik itu tidak bercampur aduk
dengan tret budaya kelompok etnik lain
walaupun sedikit sebanyak berlaku pinjam
meminjam budaya (cultural borrowing).
Back Next Menu
72. CIRI-CIRI MASYARAKAT PLURAL
• Semua kelompok etnik yang berbeza itu
berhubungan dan berkerjasama antara satu
sama lain dalam bidang ekonomi, politik,
sosial, dll, dengan masing-masing
mempunyai serta menjaga kepentingan
tersendiri.
• Semua kelompok etnik menjadi warganegara
serta mendokong undang-undang negara
yang sama.
Back Next Menu
73. KESIMPULAN
Penjelmaan rupa masyarakat di Malaysia telah
mengalami proses pembentukkan yang panjang dan
mencabar. Proses –proses ini perlu difahami dan
ditelusuri untuk mengenak identiti etnik masing-masing
dan etnik dari kaum-kaum lain. Kefahaman etnik dari
kaum lain membolehkan kita memahami etnik dari kaum
lain dengan lebih mesra. Selain itu, konsep asas dan
teori-teori berkaitan dengan hubungan etnik perlu
difahami dalam usaha mewujudkan sebuah masyarakat
majmuk yang harmoni di Malaysia.
Back Menu